POLA ASUH ORANG TUA SINGLE PARENT DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA JETIS KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI

  

POLA ASUH ORANG TUA SINGLE PARENT

DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA JETIS KECAMATAN SELOPAMPANG KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Ema Hartanti NIM: 11113019 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

KEMENTERIAN AGAMA RI

  

Kota Salatiga

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Lingkar Selatan Km. 2 Pulutan, Sidorejo, Telp. (0298) 323706

  • – Fax. (0298) 323433 Kode Pos 50716

  

MOTTO

         

          

   

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.

  (Q.S. At-Tahrim [66]: 6)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ayahku dan ibuku tersayang, Lasmono Hartanto dan Imronah yang selalu membimbingku, nasihat, cinta, kasih sayang, dan motivasi dalam setiap roda kehidupan yang berputar. Doa tulus yang selalu dilangitkan dalam setiap helaan nafas mereka, yang menjadi untaian tangga menuju langit-Nya.

  Semoga mereka selalu dalam kasih sayang-Nya.

  2.

  „Aina Aulia Sari, adikku tercinta. Motivatorku yang selalu menjadi daya dorongku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga engkau tumbuh menjadi anak dengan pemahaman yang baik.

  3. Seseorang dalam bentangan jarak, dia yang selalu menyemangatiku untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini supaya kelak bisa melangkah pada anak tangga selanjutnya, mengahadapi tantangan baru dalam perjalanan hidup guna menggapai cita dan cinta. Semoga selalu dalam lindungan-Nya.

  4. Keluarga besarku yang sesalu mendoakan dan mendukung baik secara material maupun non material, kakek nenek dari ayah ibu yang alhamdulillah masih dikaruniai kesehatan, paman bibi beserta sepupu- sepupuku yang selalu memotivasi tiada henti hingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai. Khususnya kepada Pak Sarmin, pamanku yang banyak membantuku selama proses penelitian. Semoga mereka dalam limpahan rahmat-Nya.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

  Swt. yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pola Asuh Orang Tua Singe Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung Tahun 2017.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikut yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni dengan ajarannya agama islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang berkanan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

  2. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Hj. Siti Rukhayati, M. Ag.

  3. Bapak Prof. Dr. H. Budiharjo, M. Ag. selaku dosen pembimbing akademik 4.

  Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

  6. Warga Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung, tempat peneliti melakukan penelitian dan mengumpulkan data untuk kemudian disusun menjadi bahan tugas akhir.

  7. Sahabat dekatku, Esa Puspitasari, Fatma Riftiningsih, Annisa Septiana, Iklima Ninin Naela, dan Annilta Manzilah Adhlimah yang menjadi teman curahan hatiku ketika menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan, serta mendukungku dalam segala kondisi.

  8. Keluarga besar TPQ Nurul Huda, khususnya keluarga besar Bapak Atim Ismail dan keluarga besar

  Bapak Ahmad Sa‟bani yang telah memberiku kesempatan belajar bersama adik-adik TPQ Nurul Huda. Rekan-rekanku di rumah singgah Nurul Huda: Esa, Fatma, Nisa, Putri, Mukotimah, Mas Ade, dan warga Klaseman di lingkungan Nurul Huda yang telah banyak membantuku.

  9. Kakak-kakak yang telah memberi banyak pelajaran hidup dan arahan kepadaku selama di Salatiga: Mbak Gunarti Zulfani, Mbak Fajri, Mas Fahrodin Ilfat, Mas Khairudin Aji Laksono, dan Mas Riyadhus Solichin.

  10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 khususnya jurusan PAI yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

  11. Keluarga besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fathir Al-Rasyid IAIN Salatiga.

  

ABSTRAK

  Hartanti, Ema. 2017. Pola Asuh Orang Tua Single Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung. Skripsi. Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  

Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua, Single Parent, dan Perkembangan

Kepribadian Anak

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab seseorang menjadi orang tua single parent, pola asuh orang tua

  

single parent , dan perkembangan kepribadian anak yang diasuh oleh orang tua

single parent di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung.

  Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan bersifat deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam teknik analisis data, peneliti mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan tetangga sebagai informan untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

  Hasil penelitian faktor penyebab seseorang menjadi orang tua single parent yaitu perceraian dan kematian. Terjadinya perceraian diakibatkan oleh perselingkuhan serta kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan pada pasangan. Faktor lain seseorang menjadi single parent yaitu kematian pada pasangan karena menderita penyakit. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua

  

single parent dalam perkembangan kepribadian anak di Desa Jetis Kecamatan

  Selopampang Kabupaten Temanggung yaitu: 1) Pola asuh otoriter terjadi pada orang tua single parent dengan pola pengasuhan yang didapat oleh orang tua sebelumnya, lingkungan sosial dan fisik tempat di mana keluarga itu tinggal, tingkat pendidikan yang rendah, dan status single parent akibat perceraian dengan kasus perselingkuhan serta kekerasan yang dilakukan oleh pasangan sebelum bercerai. 2) Pola asuh permisif terjadi pada orang tua single parent dengan tingkat pendidikan yang rendah, status ekonomi, dan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. 3) Pola asuh demokratis terjadi pada orang tua single parent yang berpendidikan tinggi, ideologi yang berkembang dalam diri orang tua, orientasi religius, dan bakat serta kemampuan orang tua. Dampak dari pola asuh yang diterapkan secara berbeda pada anak, menimbulkan perilaku yang berbeda pada anak. Anak yang diasuh secara otoriter berkepribadian introvert, yaitu cenderung pemalu dan kurang percaya diri. Anak yang diasuh secara permisif berkepribadian introvert, dan melakukan segala sesuatu sesuka hatinya, serta memiliki prestasi yang rendah di sekolah. Anak yang diasuh secara demokratis berkepribadian ekstrovert, bertanggung jawab, bersikap hangat, dan lebih berprestasi.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i LEMBAR BERLOGO IAIN SALATIGA .............................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... v MOTTO .................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii ABSTRAK ............................................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah ............................................................................ 1 B. Fokus Penelitin ........................................................................................ 8 C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 9 D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 9 E. Kajian Penelitian Terdahulu .................................................................... 10 F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pola Asuh ................................................................................................ 14 1. Pengertian Pola Asuh ........................................................................ 14

  2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua ...................................................... 15 3.

  Pola Asuh Orang Tua Single Parent ................................................. 19 B. Single Parent ........................................................................................... 21 1.

  Pengertian Single Parent ................................................................... 21 2. Faktor-faktor menjadi Single Parent ................................................. 22 3. Peran Ganda Orang Tua Single Parent ............................................. 26 4. Keluarga Sebagai Pembentuk Utama Kepribadian ........................... 31 C. Perkembangan Kepribadian Anak ........................................................... 32 1.

  Pengertian Perkembangan Kepribadian ............................................ 32 2. Jenis-jenis Kepribadian ..................................................................... 35 3. Pengertian Anak ................................................................................ 36 4. Perkembangan Kepribadian Masa Anak-Anak ................................. 38

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................................. 40 B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 41 C. Sumber Data ............................................................................................ 41 D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 43 E. Analisis Data ........................................................................................... 45 F. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................... 46 G. Tahap-Tahap Penelitian........................................................................... 47 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data ........................................................................................... 48 1. Profil Desa Jetis ................................................................................. 48

  2. Profil Orang Tua Single Parent ......................................................... 53 B. Analisis Data ........................................................................................... 59 1.

  Faktor Penyebab Menjadi Single Parent ........................................... 59 a.

  Perceraian .................................................................................... 59 b.

  Kematian .................................................................................... 62 2. Pola Asuh Orang Tua Single Parent dalam Perkembangan

  Kepribadian Anak ............................................................................. 63 a.

  Otoriter ....................................................................................... 63 b.

  Permisif ...................................................................................... 68 c. Demokratis ................................................................................. 70 3. Dampak dari Pola Asuh yang Diberikan oleh Orang Tua Single

  Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak .............................. 74 a.

  Kepribadian Introvert ................................................................. 75 b.

  Kepribadian Ekstrovert .............................................................. 77

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................. 80 B. Saran ........................................................................................................ 81 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 83 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel 4. 1 Penggunaan Tanah pada Luas Wilayah Desa Jetis ................................. 48 Tabel 4. 2 Pembagian Wilayah Administratif ......................................................... 49 Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .................................... 50 Tabel 4. 4 Jumlah Sarana Pendidikan ...................................................................... 50 Tabel 4. 5 Jumlah Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan dan Tempat Ibadah .. 51 Tabel 4. 6 Sarana Kesehatan .................................................................................... 51 Tabel 4. 7 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan ................................ 51 Tabel 4. 8 Organisasi Pemuda, Olah Raga, dan Kesenian ....................................... 52 Tabel 4. 9 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan .................................................... 52 Tabel 4. 10 Lembaga Perekonomian ...................................................................... 53

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Keputusan (SK Dosen Pembimbing) Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 4 Catatan Lapangan Lampiran 5 Pedoman Observasi Lampiran 6 Pedoman Wawancara Lampiran 7 Lembar Hasil Observasi Lampiran 8 Lembar Hasil Wawancara Lampiran 9 Dokumentasi Lampiran 10 Biodata Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mengemban amanah untuk menjadi pendidik anaknya. Mendidik anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan upaya menanamkan

  nilai-nilai agama, serta pandangan hidup yang akan menghantarkan anak pada pemahaman yang baik. Pada dasarnya semua orang tua menghendaki putra-putri mereka tumbuh menjadi anak yang baik, cerdas, patuh, dan terampil. Setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik anaknya secara baik dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbakti terhadap orang tua, berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa, bangsa, negara, juga bagi agamanya. Upaya mendidik anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari serangkaian yang harus dilaksanakan oleh orang tua. Pengasuhan merupakan hal yang penting, sebab pengasuhan tidak sekedar memenuhi kebutuhan jasmani, seperti makan dan pakaian, tetapi juga harus memenuhi kebutuhan rohani anak dengan ajaran agama, serta menanamkan nilai-nilai moral dengan mengajarkan tingkah laku yang umum dan dapat diterima masyarakat.

  Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, dalam keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikuti oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainnya. Tujuan mulianya adalah melahirkan keturunan yang terdidik atas sifat-sifat terpuji, tumbuh besar atas akhlak mulia dan menjadi anggota masyarakat yang berguna, ikut andil dalam menyemarakkan segala bidang. Pendidikan terhadap anak sudah dimulai sejak anak dilahirkan. Selanjutnya atas bimbingan orang tua dan lingkungan, seseorang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlaq terpuji (Al- Khauli, 2006:5).

  Uyoh (2010:186) menyatakan, keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupannya. Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya melainkan juga mengidentifikasikan diri dengan masyarakat dan alam sekitar.

  Menjadi orang tua merupakan salah satu dari sekian banyak tugas manusia sebagai makhluk sosial. Keutuhan orang tua (ayah-ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan diri. Keluarga yang utuh memberikan peluang besar bagi anak untuk membangun kepercayaan terhadap kedua orang tuanya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketidakadaan ayah atau ibu tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis (Schultz, 2007:31).

  Berdasarkan firman Allah dalam Qur‟an Surah Al-Baqarah [2] ayat 233, Allah telah menjelaskan masing-masing tugas dari suami istri, seperti berikut:

  

          

          

    

  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesang gupannya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 233)

  Suami-istri merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, saling mendukung dan melengkapi dalam menjalankan fungsi keluarga. Dalam mencari nafkah, mengasuh dan mendidik anak suami-istri harus saling berbagi tugas. Akan tetapi bagaiman jika salah satu dari orang tua yaitu suami atau istri tidak ada. Banyak dijumpai dalam kehidupan nyata di berbagai daerah, seorang ibu atau ayah (single parent) yang membesarkan anaknya seorang diri atau anak-anak yang dibesarkan tanpa adanya seorang ayah atau ibu yang mendampingi.

  Bagaimana seorang ibu membesarkan anaknya mulai dari merawat, mendidik, sampai mencari nafkah dijalani supaya anaknya dapat tumbuh dengan baik menjadi anak yang bisa dibanggakan dan membanggakan orang tuanya. Mencari nafkah yang seharusnya dilakukan oleh ayah menjadi kewajiban ibu, karena ibu menggantikan posisi ayah menjadi kepala keluarga demi keberlangsungan hidup anak-anaknya. Bagaimana ibu single

  

parent membekali anaknya dengan bekal ilmu agama, iman dan takwa

  melalui pendidikan agama, terlebih lagi biasanya seorang anak lebih menurut pada ayah karena di dalam keluarga seorang ayah adalah orang yang paling disegani. Sebaliknya, bagaimana seorang ayah single parent yang mendidik dan mengasuh anaknya seorang diri tanpa bantuan dari istri, juga memiliki kesulitan yang seharusnya tugas seorang istri adalah mengasuh dan mendidik juga menjadi kewajiban seorang ayah. Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan yaitu seorang suami istri dengan kewajibannya masing-masing dan saling melengkapi satu sama lainnya.

  Kematian salah seorang dari kedua orang tua adalah salah satu kondisi yang sangat mungkin terjadi pada kehidupan setiap manusia. Hal tersebut merupakan penyebab seseorang terpaksa harus menjalani kehidupan sebagai

  

single parent dan masih terdapat alasan lain yaitu perbedaan pandangan, hal

  prinsip atau pengalaman buruk yang dialami selama menjalani masa berumah tangga terkadang menyebabkan seseorang memilih berpisah dari pasangannya atau dikarenakan hadirnya pihak ketiga yang memaksa perpisahan harus terjadi. Jika memang pasangan yang terpisah karena perceraian atau kematian yang memiliki anak dari perkawinan tersebut, maka mau tidak mau akan terjadi pola asuh single parent dalam kurun waktu permanen atau sementara waktu (Hude, 2001:34).

  Banyak hal yang melatarbelakangi seseorang lebih memilih menjadi orang tua tunggal atau single parent selain karena kematian. Pengalaman konflik dalam berumah tangga baik yang dialami pribadi atau melihat lingkungannya juga menjadi penyebab seseorang menjadi orang tua tunggal.

  Utami Munandar (2001:9) mengungkapkan dalam Jurnal Psikologi Indonesia yang berjudul Peran Single Parent dalam Menghadapi Kenakalan Anak, “biasanya wanita lebih mampu bertahan menjadi orang tua tunggal meskipun menurutnya adalah hal yang berat. Baik ibu atau ayah harus mampu berperan ganda sehingga ketimpangan dalam asuhan utuh diberikan kedua orang tua

  ”. Menjadi single parent dalam sebuah rumah tangga tentu tidak mudah, terlebih bagi seorang ibu yang terpaksa mengasuh anaknya hanya seorang diri karena bercerai atau suaminya meninggal dunia. Hal tersebut membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk membesarkan anak termasuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Yang lebih memberatkan diri adalah anggapan-anggapan dari lingkungan yang sering memojokkan para ibu single parent, hal tersebut bisa jadi akan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan anak. Perpecahan keluarga merupakan fenomena faktual yang menyebabkan terjadinya kesenjangan perkembangan anak karena tidak lengkapnya orang tua.

  Di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung terdapat sejumlah orang tua single parent akibat perceraian dan kematian.

  Dengan tidak adanya sosok ayah maupun ibu, perkembangan psikologi anak akan memiliki perbedaan dari perkembangan anak-anak lain dari keluarga yang normal yang masih utuh orang tuanya karena sang ibu harus memegang peranan sebagai ayah, begitu pula ayah harus memegang peranan sebagai ibu. Beberapa anak dari orang tua single parent yang berada di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung memiliki masalah dengan komunikasi dan sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya, sepulang dari sekolah anak terlihat tidak pernah bermain dengan teman sebaya ataupun berkumpul dengan anak-anak sebayanya. Anak lainnya bermasalah di sekolahnya, terbukti beberapa kali pindah dari sekolahnya. Anak tersebut juga bermasalah dengan kepribadiannya yang tertutup, pemalu dan kurang percaya diri. Beberapa masalah juga terlihat pada beberapa anak lainnya yang orang tuanya berstatus sebagai single

  

parent , karena memang pengasuhan anak yang diberikan oleh orang tua

single parent berbeda dari pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dalam

  keluarga normal.

  Pengasuhan dari orang tua single parent kepada anaknya yang memiliki perbedaan dari keluarga yang masih utuh pastinya akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak. Perkembangan kemandirian anak yang normal seharusnya sesuai dengan tugas perkembangan yang diemban oleh anak pada tiap fase perkembangannya. Dengan pola asuh yang diterapkan oleh dua orang tua yang masih lengkap terkadang anak masih memiliki masalah dengan perkembangan kepribadiannya terlebih anak yang berada dalam pola asuh keluarga dengan hanya orang tua tunggal sebagai sumber dari pola asuh mereka.

  Maka dari itu peranan orang tua sangatlah penting dalam hal ini, karena bagaimanapun juga orang tua wajib membimbing anak-anaknya dengan didikan yang benar, seperti yang terkandung dalam Al-

  Qur‟an surat Al-Anfaal [8] ayat 28:

  

        



  “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah- lah pahala yang besar.” (Q.S Al- Anfaal [8]: 28).

  Ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah memberikan cobaan atau ujian kepada hamba-Nya dengan serupa anak dan harta. Mampukah orang tua menjaga, mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik.

  Anak merupaka perhiasan dunia, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Kahfi [18] ayat 46:

  

        

     

  “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan- amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan” (Q.S. Al-Kahfi [18]: 46).

  Maksud dari ayat di atas mengingatkan kewajiban sebagai orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak dalam keadaan apapun sehingga

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis meneliti tentang bagaimana pola asuh single parent serta perkembangan kepribadian anak yang diasuh oleh orang tua tunggal yang mempunyai fungsi ganda sebagai ayah atau ibu dalam mendidik anaknya di Desa Jetis Kecamatan Seopampang Kabupaten Temanggung maka, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pola Asuh Orang Tua Single Parent dalam Perkembangan Kepribadian Anak di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa faktor penyebab seseorang menjadi orang tua single parent di Desa

  Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung? 2. Bagaimana pola asuh orang tua single parent di Desa Jetis Kecamatan

  Selopampang Kabupaten Temanggung? 3. Bagaimana perkembangan kepribadian anak yang diasuh oleh orang tua

  single parent di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten

  Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor penyebab seseorang menjadi orang tua single parent di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung.

2. Untuk mengetahui pola asuh orang tua single parent di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung.

  3. Untuk mengetahui perkembangan kepribadian anak yang diasuh oleh orang tua single parent di Desa Jetis Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Manfaat Teoretis Penelitian ini secara teoretis diharapkan memiliki kontribusi untuk meningkatkan pengawasan orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak. Memahami pentingnya pola asuh dalam mendidik anak, supaya anak tumbuh sesuai harapan, dan bermanfaat untuk dijadikan wacana bagi single parent agar tetap semangat, memotivasi, menginspirasi bagi mereka yang dirundung duka karena mau tidak mau hidup menjadi single parent.

2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini secara praktis diharapkan memiliki kagunaan bagi orang tua, untuk lebih mengetahui dan meningkatkan cara mendidik anak yang baik dan benar, serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dijadikan acuan bagi masyarakat bahwa dengan pola asuh yang baik dan benar dari orang tua, maka anak akan menjadi panutan dan mendorong terjadinya inovasi dalam masyarakat sehingga meningkatkan kualitas kepribadian anak.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

  Pembahasan mengenai permasalahan peran orang tua tunggal, termasuk didalamnya membahas mengenai pola asuh dan perkembangan kepribadiannya anak dari orang tua single parent telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Pada peneliti yang terdahulu dibahas berbagai permasalahan di beberapa daerah yang terkait dengan pola asuh orang tua

  single parent . Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang juga mengupas

  mengenai hal tersebut: 1.

  Siti Nilna Faiza, dengan judul skripsi “Pendidikan Moral Remaja dalam Keluarga Single Parent di Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2014”. Hasil penelitian menunjukkan keluarga single

  parent memberikan pendidikan moral dalam keluarganya dengan

  menggunakan metode teladan, pembiasaan diri dari pengalaman, nasihat, hiwar, dan hukuman. Faktor penghambat pendidikan moral dalam keluarga single parent karena rendahnya pendidikan agama, ekonomi, hubungan yang kurang harmonis dalam keluarga, dan kurangnya waktu. Antisipasinya melalui membatasi kebebasan terhadap anak, membiasakan anak mengaji, mengontrol perilaku anak, memilih teman pergaulan, memberi nasihat, teguran, menitipkan ke orang tua atau saudara, melibatkan anak ke dalam keluarga.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eni Lestari dengan judul “Pola

  Pembinaan Keagamaan Anak dalam Keluarga Single Parent di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga Tahun 2015” dalam temuan penelitian ini, menunjukkan bahwa (1) Pola pembinaan anak dalam keluarga single parent di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga adalah dengan menggunakan beberapa cara, yaitu cara keteladanan, cara nasihat, cara perhatian, cara pembiasaan, dan cara hukuman (2) serta faktor penghambat yang mempengaruhi pembinaan keagamaan anak dalam keluarga single parent antara lain: keterbatasan waktu, kondisi pendidikan yang beragam dari orang tua single parent, terbatasnya pendapatan dalam kehidupan sehari-hari, seringkali anak keluarga single parent kurang bersemangat dalam proses pembinaan keagamaan.

  Faktor-faktor pendukung antara lain: adanya masjid, adanya persepsi yang kuat tentang konsep doa anak shalih/shalihah bagi orang tuanya yang sudah meninggal, adanya harapan yang sangat kuat dari orang tua agar kehidupan anaknya lebih baik dari orang tuanya, dan kedekatan dengan anak (sebagai akibat dari keuarga single parent) memudahkan dalam pembinaan keagamaan. Serta solusinya antara lain, memberikan waktu ekstra kepada anak, keberagaman jenjang pendidikan orang tua

  single parent dapat dapat dimanfaatkan dengan saling tukar pikiran, mengolah faktor psikologis anak-anak single parent.

  3.

  “Pendidikan Moral Anak Dalam Keluarga Yang Bercerai Di Desa Koripan Kecamatan Susukan

  Kabupaten Semarang” oleh Mallikah Dwi Safitri, dengan kesimpulan dari penelitian ini pelaksanaan pendidikan moral pada anak dalam keluarga bercerai sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan penanaman pengetahuann agama kepada anak, penanaman bersikap sopan santun terhadap orang lain. Metode yang diterapkan menggunakan metode penanaman pendidikan moral yang fleksibel yaitu dengan interaksi langsung dan tidak langsung.

  Pendidikan dalam interaksi langsung meliputi: pendampingan saat menonton televisi, pendampingan saat anak belajar di rumah, melibatkan anak belajar mengaju dan interaksi dalambentuk teguran. Pendidikan dalam interaksi tidak langsung meliputi: pembiasaan dan keteladanan. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku orang tua dalam mendidik anak dengan memberikan kebebasan sepenuhnya pada anak.

F. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa bab untuk memberikan gambaran sebagai berikut: BAB I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan kajian penelitian terdahulu. BAB II berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian pola asuh, single parent , dan perkembangan kepribadian anak. BAB III berisi metode penelitian yang memuat pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

  BAB IV berisi paparan data dan analisis yang memuat temuan penelitian menjelaskan gambaran umum objek penelitian, profil desa yang terdiri dari: kondisi geografis, ekonomi, lingkungan sosial sekitar, dan analisis hasil penelitian.

  BAB V penutup memuat tentang: kesimpulan, kritik dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Asuh 1. Pengertian Pola Asuh Pola asuh orang tua dalam keluarga berarti kebiasaan orang tua, ayah

  dan atau ibu dalam memimpin, mengasuh dan membimbing anak dalam keluarga. Mengasuh dalam arti menjaga dengan cara merawat dan mendidiknya. Membimbing dengan cara membantu, melatih dan sebagainya. Pola asuh orang tua adalah upaya orang tua yang konsisten dan persisten dalam menjaga dan membimbing anak dari sejak dilahirkan hingga remaja. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dan dapat memberi efek negative maupun positif (Djamarah, 2014:51).

  Tarsis Tarmudji (2005:1) mengungkapkan bahwa pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan.

  Kohn menyatakan bahwa pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya (Krisnawaty, 1986:46).

  Menurut Hetherington dan Parke, pola asuh orang tua diartikan sebagai suatu interaksi antara orang tua dengan dua dimensi perilaku orang tua. Dimensi pertama adalah hubungan emosional antara orang tua dengan anak. Lingkungan pola asuh demokratis orang tua yang sehat bagi psikis individu ditentukan pula oleh faktor kasih sayang, emosional, perasaan aman, dan kehangatan yang diperoleh anak melalui pemberian perhatian, pengertian dan kasih sayang orang tuanya. Dimensi kedua adalah cara-cara orang tua mengontrol perilaku anaknya. Kontrol yang dimaksud di sini adalah disiplin. Disiplin mencakup tiga hal, yaitu peraturan, hukuman, dan hadiah. Tujuan dari disiplin adalah memberitahuakan kepaa anak mana yang baik dan mana yang buruk dan mendorongnya untuk beraku sesuai dengan standar yang ada (Ilahi, 2013:134-135).

  Pola asuh merupakan bagian dari proses pemeliharaan anak dengan menggunakan teknik dan metode yang menitikberatkan pada kasih sayang dan ketulusan cinta yang mendalam dari orang tua. Pola asuh tidak akan terlepas dari adanya sebuah keluarga.

2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

  Menurut Ilahi (2013:135) Metode asuh yang digunakan oleh orang tua kepada anak menjadi faktor utama yang menentukan potensi dan karakter seorang anak. Berkaitan dengan jenis-jenis pola asuh orang tua, Baumrid (dalam Hetherington dan Parke, 1999) mengatakan ada tiga macam pola asuh orang tua yang mencakup, pola asuh otoriter

  (authoritarian), pola asuh permisif (permissive), dan pola asuh demokratis (authoritative), yaitu: a.

  Pola asuh otoriter (authoritarian) Pola asuh otoriter mencerminkan sikap orang tua yang bertindak keras dan cenderung diskriminatif. Hal ini ditandai dengan tekanan anak untuk patuh kepada semua perintah dan keinginan orang tua, control yang sangat ketat terhadap tingkah laku anak, anak kurang endapat kepercayaan dari orang tua, anak sering dihukum, apabila anak berhasil atau berprestasi anak jarang diberi pujian dan hadiah. Pola asuh demikian, mencerminkan ketidakdewasaan orang tua dalam merawat anak, tanpa mempertimbangkan hak-hak yang melekat pada anak.

  Akibatnya, anak semakin tertekan dan tidak bisa leluasa dalam menentukan masa depannya sendiri (Ilahi, 2013:136) Baumrid (dalam Stewart, 1983) yang kemudian dikutip oleh Ilahi

  (2013:136) menjelaskan bahwa pola asuh orang tua yang otoriter ditandai bahwa hubungan orang tua dengan anak tidak hangat dan sering menghukum. Sikap dan kebijakan orang tua cenderung tidak persuasif, bahkan sering menggunakan kekuasaannya untuk menekan anak dengan cara-cara yang tidak patut. Hal ini terermin dari sikap orngtua yang tidak memberi kasih sayang dan simpatik terhadap anak.

  Pada saat bersamaan, anak dipaksa untuk selalu patuh pada nilai-nilai orang tua. Orang tua berusaha membentuk tingkah laku anak sesuai dengan tingkah laku mereka. Anak dituntut mempunyai tanggung jawab seperti orang dewasa sementara hak anak sangat dibatasi.

  b.

  Pola asuh permisif (permissive) Sikap orang tua dalam pola asuh permisif biasanya memberikan kebebasan penuh kepada anak dalam berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkannya. Akibatnya, anak tumbuh menjadi seseorang yang berperilaku agresif dan antisosial karena sejak awal ia sudah diberi kebebasan dalam melaksanakan peraturan sosial. Anak tidak diberi hukuman ketika melanggar peraturan yang telah ditetapkan orang tua.

  Sebab, orang tua dengan pola asuh permisif menganggap anak mampu berpikir sendiri dan ia sendirilah yang merasakan akibatnya. Selain itu, ketidakacuhan orang tua mengembangkan emosi yang tidak stabil pada anak. Anak akan bersifat mementingkan diri sendiri dan kurang menghargai orang lain (Ilahi, 2013:138)

  Steinberg, dkk (1992) menyatakan pola asuh permisif pada umumnya tidak ada pengawasan, bahkan cenderung membiarkan anak tanpa ada nasihat dan arahan yang bisa mengubah perilaku yang tidak baik. Orang tua dengan pola asuh ini memberikan sedikit tuntutan dan menekankan sedikit disiplin. Anak dibiarkan mengatur tingkah laku mereka sendiri dan membuat keputusan sendiri. Orang tua bersikap serba membiarkan anak tanpa mengendalikan, tidak menuntut, dan hangat. Pola asuh permisif ini lemah dalam mendisiplinkan tingkah laku anak (Ilahi, 2013:138) c.

  Pola asuh demokratis (authoritative) Pola asuh demokratis adalah jenis pola asuh yang responsif dan memberikan perhatian penuh tanpa mengekang kebebasannya. Orang tua bersikap fleksibel, responsive, dan merawat. Orang tua melakukan pengawasan dan tuntutan, tetapi juga hangat, rasional, dan mau berkomunikasi. Anak diberi kebebasan tetapi dalam aturan yang mempunyai acuan. Batasan-batasan tentang disiplin anak dijelaskan, boleh ditanyakan, dan dapat dirundingkan (Ilahi, 2013:138).

  Ilahi (2013:139) berpendapat bahwa prinsip kedisiplinan menjadi cerminan dari sikap orang tua untuk memberdayakan anak. Orang tua demokratis menjelaskan aturan dan menjelaskan mengapa mereka menuntut anak bertingkah laku tertentu. Disiplin ini disebut induction, yaitu tipe disiplin efektif dalam waktu yang lama. Pola asuh demokratis mendorong perkembangan jiwa anak, mempunyai penyesuaian sosial yang baik, kompeten, mempunyai kontrol. Menjadikan anak tidak tergantung dan tidak berperilaku kekanak-kanakan, mendorong anak untuk berprestasi, anak menjadi percaya diri, mandiri, imajinatif, mudah beradaptasi, kreatif, dan disukai banyak orang serta responsif. Orang tua dalam memberikan pujian, hukuman, dan berkomunikasi dengan anak- anak akan turut mempengaruhi terbentuknya kreativitas anak. Faktor pola asuh demokratis orang tua merupakan kekuatan yang penting dan sumber utama dalam pengembangan kemampuan kreatif anak. d.

  Pola Asuh yang Efektif Dikutip oleh Yusuf (2009: 52) mengenai pernyataan Weiten dan

  Lioyd mengemukakan lima prinsip effective parenting (pola asuh yang efektif) yaitu: Pertama, menyusun atau membuat standar (aturan perilaku) yang tinggi namun dapat dipahami. Dalam hal ini, anak diharapkan untuk berperilaku dengan cara yang tepat sesuai dengan usianya. Kedua, menaruh perhatian terhadap perilaku anak yang baik dan memberikan reward atau ganjaran. Perlakuan ini perlu dilakukan sebagai pengganti dari kebiasaan orang tua pada umumnya, yaitu bahwa mereka suka menaruh perhatian kepada anak pada saat anak berperilaku menyimpang, namun membiarkannya ketika melakukan yang baik.

  Ketiga , menjelaskan alasannya (tujuannya) ketika meminta anak untuk

  melakukan sesuatu. Keempat, mendorong anak untuk menelaah dampak perilakunya terhadap orang lain dan yang terakhir menegakkan aturan secara konsisten.

3. Pola Asuh Orang Tua Single Parent

  Perkembangan anak didalam keluarga yang mengalami perceraian, terutama bagi anak yang diasuh oleh pihak ibu. Hetherington melakukan penelitian terhadap 96 keluarga selama dua tahun lebih. Setengah jumlah ini adalah keluarga utuh, setengah lagi keluarga yang mengalami kasus perceraian. Anak-anak dari keluarga retak ini ketika terjadi kasus perceraian mereka berusia 4 tahun. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, setelah dua bulan perceraian, kedua setelah satu tahun dan ketiga setelah dua tahun. Berikut ini hasil dari penelitian yang diungkapkan oleh Hetherington yang dikutip oleh Dagun (2002:116).

  Dalam kasus perceraian, kaum ibu lebih mengalami kesulitan konkret dalam menangani anak-anak. Sementara bagi ayah, ia mengalami kesulitan dalam taraf berpikir, merenungi bagaimana menghadapi situasi dari perceraian yang terjadi. Menurut hasil penelitian Hetherington, peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidakstabilan emosi, mengalami rasa cemas, tertekan dan sering marah-marah. Dalam menghadapi kemelut ini, pihak ibulah yang paling pahit merasakannya. Mereka merasa tertekan lebih berat dan pengaruhnya lebih lama, terutama ibu yang mengasuh anak laki-laki. Malah setelah dua tahun berlalu, ibu ini masih merasa kurang mampu, cemas, masih trauma dibandingkan ibu yang mengasuh anak putri. Hetherington juga menjelaskan bahwa ibu tunggal akan menjadi lebih keras pada anak laki-laki dan akan sering membentak anak laki- lakinya dikarenakan tekanan batin yang menimpa ibu tunggal tersebut. Perlakuan ibu tersebut pada sang anak sudah pasti akan mempengaruhi pola asuh yang diberikan oleh ibu tunggal pada sang anak (Dagun, 2002:117).