Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
BAB II PROFIL KABUPATEN LEMBATA 2.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Lembata merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Halaman KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 1999. Saat ini Kabupaten Lembata terdiri dari 9 Kecamatan meliputi 144 desa dan 7 kelurahan memiliki luas wilayah 4.620,375 km2 yang terdiri dari wilayah daratan seluas 1.266,39 km2 atau 126.639 ha dan wilayah laut seluas 3.353,995 km2. Adapun Luas wilayah daratan untuk masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: Kecamatan Nubatukan 16.564 ha, Kecamatan Ile Ape 9.686 ha, Kecamatan Ile Ape Timur 3.826 ha, Kecamatan Lebatukan 24.189 ha, Kecamatan Omesuri 16.193 ha, Kecamatan Buyasuri 10.426 ha, Kecamatan Atadei 15.042 ha, Kecamatan Nagawutung 18.569 ha dan Kecamatan Wulandoni 12.144 ha. Secara astronomis Kabupaten Lembata terletak pada posisi : 8°10'12’’- 8°35’24’’ LS dan 123°12'1’’ - 123°55’48’’ BT. Secara geografis Kabupaten Lembata mempunyai batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Laut Flores
2. Sebelah Selatan : Laut Sawu
3. Sebelah Timur : Selat Merica
4. Sebelah Barat : Selat Boleng dan Selat Lamakera Adapun rincian kecamatan dan jumlah desa di Kabupaten Lembata, adalah:
1. Kecamatan Nagawutung sebanyak 18 desa
2. Kecamatan Atadei sebanyak 15 desa
3. Kecamatan Ile Ape sebanyak 17 desa
4. Kecamatan Lebatukan sebanyak 17 desa
5. Kecamatan Nubatukan sebanyak 11 desa dan 7 Kelurahan
6. Kecamatan Omesuri sebanyak 22 desa
7. Kecamatan Buyasuri sebanyak 20 desa
8. Kecamatan Wulandoni sebanyak 15 desa
9. Kecamatan Ile Ape Timur sebanyak 9 desa
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
Dari 9 Kecamatan itu kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah kecamatan Lebatukan dengan luas wilayah 241,89 km² sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Ile ape Timur dengan luas 38.26 km².
2.2. Potensi Wilayah Kabupaten/Kota
2.2.1. Pertanian
Luas lahan pertanian di Kabupaten Lembata sebesar 31.430,33 ha atau 24.82 % dari luas wilayah kabupaten Lembata. Luas lahan pertanian ini terdiri dari pertanian lahan basah (sawah irigasi maupun non irigasi) sebesar 90 ha dan pertanian lahan kering 20.290,86 ha. Dari keseluruhan luas lahan pertanian terdapat 35.14 % lahan yang sementara tidak diusahakan.
Tabel 2. 1
Luas Sawah dan Pertanian Lahan Kering Kabupaten Lembata Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2015
Luas Lahan (ha) Sementara No Kecamatan Sawah Non Sawah Irigasi Tegal/Kebun Ladang/Huma tidak
Irigasi
diusahakan- 1 Nagawutung
4 2.063 1.360 1.793
2 Wulandoni 1.352 652 3.212 - -
3 Atadei - 2.549 - 191 1.412
4 Ile Ape 1.084 - 58 194 -
- 5 Ile Ape Timur - 825 145 370
6 Lebatukan 1.120 856 352 - -
7 Nubatukan 50 2.095 - 1.312 1.731
8 Omesuri
20 20 1.884,25 1.601,61 1.838,47
9 Buyasuri - 1.027 116 143 - Lembata
70 20 13.999,25 6.291,61 11.045,47 Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
2.2.2. Perkebunan
Luas tanaman perkebunan di kabupaten Lembata tahun 2015 sebesar 15.804 ha yang meliputi 4 (empat) tanaman perkebunan yaitu kelapa, kopi, kakao dan jambu mente. Luas tanaman perkebunan terbesar pada kecamatan Lebatukan sebesar 2.592 ha atau 16.40 % dari luas tanaman perkebunan kabupaten Lembata. Sedangkan komoditi perkebunan dengan luas tanaman terbesar adalah jambu mente seluas 9.271 ha.
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
Tabel 2. 2
11.41
12.00
14.00
16.00
18.00
14.67
11.33
7.24
8.00
0.86
16.40
14.68
13.05
10.36 Lu as T aa n aman (% )
Kecamatan
Luas Tanaman Perkebunan (ha)
10.00
6.00
Luas Tanaman Perkebunan Kabupaten Lembata Dirinci Menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi Tahun 2015
6 Lebatukan 875,00 87,00 238,00 1.392,00
No Kecamatan Luas Tanaman Perkebunan (ha) Kelapa Kopi Kakao Jambu Mete
1 Nagawutung 387,00 394,00 117,00 1.420,00
2 Wulandoni 511,00 16,00 242,00 1.021,00
3 Atadei 1.056,00 24,00 75,00 649,00
4 Ile Ape 19,00 - - 1.125,00
5 Ile Ape Timur 10,00 - - 126,00
7 Nubatukan 528,00 104,00 307,00 1.381,00
4.00
8 Omesuri 757,00 32,00 64,00 1.209,00
9 Buyasuri 634,00 17,00 39,00 948,00 Lembata 4.777,00 674,00 1.082,00 9.271,00
Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
Grafik 2. 1
Persentase Luas Tanaman Perkebunan Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2015
Populasi peternakan di kabupaten Lembata terdiri dari ternak besar dan unggs. Dalam tahun 2015 populasi ternak besar (sapi, kuda, kambing, domba dan babi) sebesar 89.034 ekor jumlah ini mengalami penurunan sebesar 10.549 atau 10,59 % jika dibandingkan dengan populasi ternak pada tahun 2014 sebesar 99.583 ekor. Penurunan populasi ini terjadi pada ternak kuda, kambing dan domba. Jumlah ternak yang dipotong pada tahun 2015 sebesar 21.453 ekor
0.00
2.00
2.2.3. Peternakan
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
Tabel 2. 3
Populasi Ternak Kabupaten Lembata Dirinci Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak Tahun 2015
No Kecamatan Populasi Ternak (Ekor) Sapi Potong Kuda Kambing Domba Babi
1 Nagawutung 530 8 2.070 2 3.116
2 Wulandoni 188 1 2.975 - 1.884
6 46 2.739 - 13.141
3 Atadei
5 Ile Ape Timur 239 114 2.795 2 2.874
42
Lembata 2015 128.210 300 153.000 2.465 Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
9 Buyasuri 32.744 - - 198
8 Omesuri 24.133 - - 164
7 Nubatukan 12.053 300 153.000 920
6 Lebatukan 12.236 - - 274
24
5 Ile Ape Timur 3.460 - -
4 Ile Ape 15.937 - - 549
89
3 Atadei 9.400 - -
2 Wulandoni 11.813 - -
6 Lebatukan 874 24 1.480 - 3.217
1 Nagawutung 6.434 - - 205
Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
4 Ile Ape 1.320 213 9.804 1.432 4.222
Polpulasi Unggas di Kabupaten Lembata Dirinci Menurut Kecamatan dan Jenis Unggas Tahun 2015
Tabel 2. 4
Populasi ternak unggas di kabupaten Lembata terdiri dari ayam kampung, ayam petelur ayam pedaging dan itik manila. Potensi ternak ungags terbesar adalah ayam kampung sebesar 128.210 ekor.
Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
9 Buyasuri 123 875 8.791 - 4.072 Lembata 2015 4.467 1.385 40.646 1.449 41.087 Lembata 2014 4.361 1.705 58.067 4.538 30.912
8 Omesuri 285 88 5.301 - 2.416
7 Nubatukan 902 16 4.691 13 6.145
No Kecamatan Populasi Ternak Unggas (Ekor)
Ayam
Kampung
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
2.2.3. Perikanan
Tabel 2. 5
3 .8 3 .1
9 .6
4
8 .5
4
6 .2
1
5 .1
9
4 .3
3
3
.9
9
4
9 .8
2 .9
2
2 .7
4
2 .6 9 .8
1 .1 8 .0
4 .0 2 .0
2
1
1 .8
7 Pro d u ksi (% )
Jenis Ikan
Produksi Perikanan (%)
3
6
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Kabupaten Lembata Dirinci Menurut Kecamatan dan Subsektor Tahun 2014 dan 2015
9 Buyasuri 231 168 - - 231 168
Lembata 2.488 1.692 - - 2.488 1.692No Kecamatan Perikanan Laut Perairan Umum Jumlah 2014 2015 2014 2015 2014 2015
1 Nagawutung 434 222 - - 434 222
2 Wulandoni 581 332 - - 581 332
3 Atadei
68 75 - -
68
75
4 Ile Ape 292 203 - - 292 203
5 Ile Ape Timur 140 121 - - 140 121
6 Lebatukan 192 138 - - 192 138
7 Nubatukan 300 218 - - 300 218
8 Omesuri 250 215 - - 250 215
Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
Grafik 2. 2
Jumlah rumah tangga yang bergerak di bidang perikanan kabupaten Lembata tahun 2015 sebanyak 1.692 rumah tangga pada subsektor perikanan laut dengan produksi perikanan sebesar 5.839 ton. Jenis ikan dengan produksi terbesar adalah tuna mata besar dengan jumlah produksi 757,20 ton atau 12,97 % dari jumlah produksi perikanan secara keseluruhan.
Persentase Produksi Perikanan Tangkap Dirinci Menurut Jenis Ikan Tahun 2015
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
1
2 .9
7
1
1 .0
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
2.2.4. Pariwisata
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPMD) Kabupaten Lembata 2011- 2016 menetapkan sektor pariwisata sebagai Leading Sector Pembangunan. Dari sisi potensi wisata, Lembata memiliki banyak tempat yang menarik dan budaya yang unik yang tersebar hampir di seluruh wilayah. Budaya Penangkapan Paus secara tradisional di Lamalera, Tradisi Makan Kacang di Kampung Lama Lewohala, Desa Jontona, keindahan Pantai Bean di Desa Bean, Pantai Mingar di Desa Pasir Putih, Pesona Bukit Wolor Pas di Desa Bour merupakan beberapa gambaran kekayaan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Lembata. Di samping itu, peningggalan sejarah purbakala berupa benda-benda cagar budaya (BCB) masih banyak yang tersimpan secara baik dan terawat. Namun potensi-potensi dimaksud tidak bernilai apabila tidak dapat dikemas / dikelola secara baik menjadi obyek wisata yang menarik, bernilai jual dan layak dikunjungi.
Beberapa obyek wisata yang menjadi andalan sektor pariwisata di kabupaten Lembata: 1.
Desa nelayan Lamalera
2. Tanjung Nuhanera
3. Bukit Doa dan Bukit Cinta
4. Puncak Ile Lewotolok
5. Pantai Bean
2.2.5. Pertambangan 1. Panas Bumi
Panas Bumi di wilayah Desa Atakore dan Nubahaeraka Kecamatan Atadei. Potensi Bahan Tambang Panas Bumi sampai saat ini sedang dalam penyelidikan/ eksplorasi oleh Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Subdit Panas Bumi Bandung di mana telah dilakukan pengeboran pada lokasi Kneping Desa Nubahaeraka pada kedalaman 830 M dengan temperatur 1580 C dan pada lokasi Watuwawer desa Atakore di kedalaman 750 M dengan temperatur 1350 C. Dari kegiatan eksplorasi tersebut diperoleh potensi cadangan terduga (POSSIBLE) 30 MWe dengan temperatur maksimum di kedalaman 830 m sebesar 1500 C menunjukan adanya peningkatan temperatur sebesar 30,8 C per seratus meter kedalaman, ditunjang dengan munculnya mineral lllite dan Seolit pada inti bor interval kedalaman akhir (220,91-250,80 mKU).
Oleh karena itu, potensi Panas Bumi di kecamatan Atadei ini sangat baik untuk dikembangkan.
Halaman
Halaman KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
2. Mineral Logam
Mineral logam di Kabupaten Lembata terdapat di beberapa kecamatan yaitu : a. Emas di wilayah Kecamatan Buyasuri, Omesuri dan Lebatukan; b.
Timah Hitam di wilayah Kecamatan Buyasuri, Omesuri dan Lebatukan; c. Tembaga di wilayah Kecamatan Atadei, Omesuri dan Buyasuri; d.
Sumberdaya hipotesis sebesar 2.130.000.000,- ton biji kandungan; e. Barit di wilyah Kecamatan Buyasuri, Omesuri dan Lebatukan; f. Pasir Besi terdapat di Pantai Waiteba desa Atakore Kecamatan Atadei, Pantai Penikene kecamatan Nagawutun, Pantai Baka (Teluk Lebala) desa Leworaja, Pantai Luki Desa
Pantai Harapan Kecamatan Wulandoni.
3. Mineral Non Logam dan Batuan
Mineral non logam dan batuan yang berpotensi di Kabupaten Lembata terdapat pada beberapa kecamatan yaitu : a.
Perlit terdapat pada daerah antara Dusun Belang Desa Watukobu dengan dusun Belame Desa Ileboli; b. Toseki ada di bukit Liangbuya Hadingmanuk Desa Kalikur WL, Bukit Mudehuri Desa
Atulaleng, Bukit Wailawun Desa Benihading; c. Batu Apung (Pumice) di desa Merdeka Kecamatan Lebatukan.
2.3. Demografi dan Urbanisasi
2.3.1. Kondisi Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Lembata tahun 2015 sebanyak 132.171 jiwa atau 32.942 kepala keluarga (KK). Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Nubatukan diikuti oleh kecamatan Buyasuri sebesar 19.523 jiwa (14,77 %). Dengan luas wilayah 1.266,40 km2 sehingga kepadatan penduduk kabupaten Lembata sebesar 104,37 jiwa per km2.
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
Tabel 2. 6
0.00
6.73
34.41
11.76
14.77 Nagawutung Wulandoni Atadei
Ile Ape Ile Ape Timur Lebatukan Nubatukan
Omesuri Buyasuri
5.00
9.20
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00 Ke camat an
3.87
5.73
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Lembata Dirinci Menurut Kecamatan tahun 2015
6 Lebatukan 8.899 6,73 241,91 36,79
No Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Jiwa % km2 jiwa/km2
1 Nagawutung 9.368 7,09 185,70 50,45
2 Wulandoni 8.503 6,43 121,44 70,02
3 Atadei 7.568 5,73 150,42 50,31
4 Ile Ape 12.158 9,20 96,86 125,52
5 Ile Ape Timur 5.119 3,87 38,26 133,80
7 Nubatukan 45.485 34,41 165,64 274,60
6.43
8 Omesuri 15.548 11,76 161,91 96,03
9 Buyasuri 19.523 14,77 104,26 187,25 Lembata 132.171 100 1266,40 104,37
Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
Jika dilihat dari sebaran penduduk terlihat bahwa konsentrasi penduduk pada kecamatan- kecamatan di kawasan perkotaan Lewoleba seperti Kecamatan Nubatukan, Buyasuri dan Omesuri.
Grafik 2. 3
Persentase Sebaran Penduduk Kabupaten Lembata dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2015 Jumlah penduduk miskin kabupaten Lembata tahun 2014 sebesar 29.068 jiwa atau 22,45 % dari jumlah penduduk kabupaten Lembata. Jumlah keluarga pra sejahtera sebesar 15.938 kepala keluarga (48,38 %). Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian serius dari pemerintah untuk
7.09
Sebaran Penduduk (%)
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
9 1 - 5.156
22.45
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin23.12
24.74
25.39
26.73
29.068
31.500 30.510
30.900
29.300Persentase Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Lembata Tahun 2010-2014
Grafik 2. 4
Jumlah penduduk miskin Kabupaten Lembata tahun 2014 sebesar 29.068 jiwa atau 22.45 % dari jumlah penduduk kabupaten Lembata. Jika dilihat dari tren terlihat bahwa terjadi penurunan sebesar 0.79 % jika dibandingkan terhadap tahun 2013.
Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
9 Buyasuri 423 466 536 2 - 1.427 Lembata 15.938 11.677 4.509 815 3 32.942
8 Omesuri 1.190 963 177 94 - 2.424
7 Nubatukan 3.450 1.696
merencanakan program-program priorias dalam mengatasi jumlah keluarga pra sejahtera serta jumlah penduduk miskin.
6 Lebatukan 2.626 1.895 344 23 - 4.888
5 Ile Ape Timur 2.550 3.688 1.637 598 3 8.476
84 88 - 2.416
4 Ile Ape 1.505 739
3 Atadei 650 1.083 1.607 6 - 3.346
2 Wulandoni 2.192 203 - - - 2.395
1 Nagawutung 1.352 944 115 3 - 2.414
III+
III
I II
No Kecamatan Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera Jumlah Total
Jumlah Kepala Keluarga Kabupaten Lembata Dirinci Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga tahun 2014
Tabel 2. 7
2.3.2. Penduduk Miskin
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan.
6 Konstruksi 51,682.63 54,735.52 58,889.67 61,053.94
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 325.86 350.54 367.80 392.29
4 Pengadaan Listrik dan Gas 581.45 618.59 670.42 734.85
3 Industri Pengolahan 1,805.91 1,886.80 1,949.01 2,044.28
2 Pertambangan dan Penggalian 3,798.37 3,998.72 4,192.77 4,445.53
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 300,683.89 308,974.85 317,667.52 328,892.96
No. Lapangan Usaha Tahun 2012 2013 2014 2015
Gambaran PDRB dan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lembata Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usahan Tahun 2012-2015
Tabel 2. 9
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lembata tahun 2015 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp 1.333.081.030.000,- sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2010 PDRB kabupaten Lembata sebesar Rp. 961.104.680.000,-. Sektor yang dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lembata adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016 2.4.
Laju pertumbuhan penduduk kabupaten Lembata tahun 2015 sesuai BPS-Lembata dalam angka 2016 sebesar 2.08%. Proyeksi jumlah penduduk 5 (lima) tahun ke depan Kabupaten Lembata sebagai berikut :
9 Buyasuri 19.523 19.929 20.344 20.767 21.199 21.640 Lembata 132.171 134.920 137.726 140.591 143.516 146.501
8 Omesuri 15.548 15.871 16.202 16.539 16.883 17.234
7 Nubatukan 45.485 46.431 47.397 48.383 49.389 50.416
6 Lebatukan 8.899 9.084 9.273 9.466 9.663 9.864
5 Ile Ape Timur 5.119 5.225 5.334 5.445 5.558 5.674
4 Ile Ape 12.158 12.411 12.669 12.933 13.202 13.476
3 Atadei 7.568 7.725 7.886 8.050 8.218 8.389
2 Wulandoni 8.503 8.680 8.860 9.045 9.233 9.425
1 Nagawutung 9.368 9.563 9.762 9.965 10.172 10.384
No Kecamatan Tahun 2015 Proyeksi Penduduk 2016 2017 2018 2019 2020
Proyeksi Penduduk Kabupaten Lembata di Rinci Menurut Kecamatan Tahun 2016-2020
Tabel 2. 8
2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT No. Lapangan Usaha Tahun 2012 2013 2014 2015
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 13,082.69 13,382.70 13,650.36 14,194.91
Di Kabupaten Lembata terdapat beberapa gunung berapi yaitu yaitu ile Batutara, Ile Lewotolok , gunung Hobal dan gunung Ile werung. Selain itu ada juga gunung tidak berapi yaitu gunung ile uyaleun, ile Mingar, Labalekang, Ile lamahinga dan Ile Adowajo. Hasil penyelidikan
2. Gambaran Geohidrologi
Sebaran ketinggian wilayah Kabupaten Lembata dari permukaan laut sebagai berikut 0-50 mdpl (25,248 ha/ 19,94%),50-100 mdpl (17.664 ha/ 13,95%),100-500 mdpl (53,325 ha/ 42,04%),500-1.000 mdpl (28.833 ha/ 22,77%), serta ketinggian lebih dari 1.000 mdpl (1.659 ha/ 1,31%). Sebaran Kelas lereng wilayah Kabupaten Lembata sebagai berikut 0-2% ( 16,044 ha / 12.67%), 2-8% ( 6.883 ha / 5,44%),8-15% ( 9.310 ha / 7,35%),15-20% ( 4.690 ha / 3,70%),20-25% ( 5.201 ha / 4,11%), 25-30% ( 16.187 ha / 12.78%),30-40% ( 12.342 ha / 9.75%),dan lebih dari 40% ( 55.992 ha/ 44.21%).
Wilayah Kabupaten Lembata didominasi oleh wilayah berbukit hingga bergunung dengan topografi curam dan sangat curam (lereng lebih dari 25%) dengan sedikit dataran berupa Topografi lereng datar (0-2% dan 2-8%), lereng landai (8-15%) hanya seluas 18,01%. Ketinggian dari permukaan laut hingga 1.319 meter. Sebagian besar desa di Kabupaten Lembata merupakan desa pesisir yang jumlahnya mencapai 86 (delapan puluh enam) desa/kelurahan dan 65 (enam puluh lima) desa berada di dataran tinggi.
Sumber : Kabupaten Lembata Dalam Angka 2016
17 Jasa Lainnya 10,092.69 10,209.04 10,427.85 10,828.27 PDRB Lembata 829,785.29 870,917.17 915,275.14 961,104.68
15 Jasa Pendidikan 54,658.83 59,472.65 65,110.66 68,162.68
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil 52,718.70 55,944.58 58,889.67 63,141.71
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 230,863.33 246,208.13 260,746.85 275,879.77
13 Jasa Perusahaan 604.33 624.36 641.82 674.65
12 Real Estate 13,313.00 14,222.15 15,191.46 16,023.19
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,192.53 3,448.38 3,712.54 3,962.03
10 Informasi dan Komunikasi 66,375.66 69,659.44 74,730.28 79,297.63
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,770.70 1,936.55 2,037.44 2,185.83
8 Transportasi dan Pergudangan 24,234.73 25,244.48 27,276.91 29,190.20
2.4.2. Kondisi Lingkungan Strategis
1. Kondisi Topografi
Halaman KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
terhadap potensi geologi di wilayah Kabupaten Lembata terdapat potensi pertambangan Panas Bumi, Mineral Logam dan Mineral non Logam dan Batuan sebagai berikut: Panas Bumi Panas Bumi di wilayah Desa Atakore dan Nubahaeraka Kecamatan Atadei. Potensi Bahan Tambang Panas Bumi sampai saat ini sedang dalam penyelidikan/ eksplorasi oleh Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Subdit Panas Bumi Bandung di mana telah dilakukan pengeboran pada lokasi Kneping Desa Nubahaeraka pada kedalaman 830 M dengan temperatur 1580 C dan pada lokasi Watuwawer desa Atakore di kedalaman 750 M dengan temperatur 1350 C. Dari kegiatan eksplorasi tersebut diperoleh potensi cadangan terduga (POSSIBLE) 30 MWe dengan temperatur maksimum di kedalaman 830 m sebesar 1500 C menunjukan adanya peningkatan temperatur sebesar 30,8 C per seratus meter kedalaman, ditunjang dengan munculnya mineral lllite dan Seolit pada inti bor interval kedalaman akhir (220,91-250,80 mKU). Oleh karena itu, potensi Panas Bumi di kecamatan Atadei ini sangat baik untuk dikembangkan.
Mineral Logam Mineral logam di Kabupaten Lembata terdapat di beberapa kecamatan yaitu :
a. Emas di wilayah Kecamatan Buyasuri, Omesuri dan Lebatukan;
b. Timah Hitam di wilayah Kecamatan Buyasuri, Omesuri dan Lebatukan;
c. Tembaga di wilayah Kecamatan Atadei, Omesuri dan Buyasuri;
d. Sumberdaya hipotesis sebesar 2.130.000.000,- ton biji kandungan;
e. Barit di wilyah Kecamatan Buyasuri, Omesuri dan Lebatukan;
f. Pasir Besi terdapat di Pantai Waiteba desa Atakore Kecamatan Atadei, Pantai Penikene kecamatan Nagawutun, Pantai Baka (Teluk Lebala) desa Leworaja, Pantai Luki Desa Pantai Harapan Kecamatan Wulandoni. Mineral Non Logam dan Batuan Mineral non logam dan batuan yang berpotensi di Kabupaten Lembata terdapat pada beberapa kecamatan yaitu :
a. Perlit terdapat pada daerah antara Dusun Belang Desa Watukobu dengan dusun Belame Desa Ileboli;
b. Toseki ada di bukit Liangbuya Hadingmanuk Desa Kalikur WL, Bukit Mudehuri Desa Atulaleng, Bukit Wailawun Desa Benihading; c. Batu Apung (Pumice) di desa Merdeka Kecamatan Lebatukan.
3. Aspek Hidrologi
Halaman KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
Dilihat dari aspek hidrologi ketersediaan air baik air permukaan maupun air tanah di Kabupaten Lembata umumnya sangat terbatas akibat rendahnya curah hujan dan hari hujan yang mempengaruhi air tanah dan debit air sungai. Di wilayah Kabupaten Lembata, air permukaan sebagian besar berasal dari sungai-sungai tersebut dalam skala sedang dan kecil. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang diharapkan menampung air pada musim penghujan tidak mampu mempertahankan air karena penutup tanah (land cover) yang semakin tipis dan terbuka akibat pembukaan lahan pertanian pada daerah kemiringan oleh masyarakat yang berada didalam kawasan hutan terutama pada daerah sekitar mata air. Oleh karena itu diperlukan regulasi tentang pengamanan daerah sekitar mata air, termasuk penetapan Zona lindung yang berbasis Daaerah Aliran Sungai. Menurut data dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Benanain – Noelmina Kupang terdapat 113 Daerah Aliran Sungai yang terdapat di Kabupaten Lembata. Dari jumlah tersebut terdapat beberapa DAS yang sangat berpengaruh terhadap tata air di Kabupaten Lembata sebagai berikut : 1.
DAS Waikomo – Waipukang luas 14.884 Ha meliputi Desa Belobatang, Desa Baolangu, Desa Desa Paubokol, Desa Bakalerek, Desa Nubamado, Desa Watukobu, Desa Pada, semua Kelurahan Lewoleba, Desa Muruona, Desa Laranwutun dan Desa Kolontobo.
2. DAS Teba (Waiteba) luas 7.476 Ha meliputi Desa Tubuk Rajan, Desa Katakeja, Desa Ilekimok dan desa Banitobo.
3. DAS Maa – Waibajar – Waijarang luas 7.512 Ha meliputi Desa Liwulaga, Desa Ileboli, Desa Labalimut, Desa Bilibean, Desa Watukobu, Bour dan Desa Waijarang.
4. DAS Kima luas 6.347 Ha meliputi Desa Lewoeleng, Desa Lodoblolong, Desa Atakowa, Desa Seranggoran dan Desa Lamalela.
5. DAS Keratawuwur luaas 5.411 Ha meliputi Desa Ilekerbau, Desa Nogodoni, Desa Doripewut, Desa Nubahaeraka, Desa Lebaata, Desa Lusilame, Desa Atakera, Desa Desa Leworaja dan Desa Alapatadei.
6. DAS Kimakamak – Waibelen luas 5.256 Ha meliputi Desa Baulangu, Desa Nubaboli, Desa Merdeka, Desa Baopana, Desa Lamatuka dan Desa Watudiri.
7. DAS Mea Belalarang luas 5,060 Ha meliputi Desa Lamadale, Desa Lodoblolong, Desa Serangorang, Desa Balurebong dan Desa Nilanapo.
8. DAS Wailolong luas 4.908 Ha meliputi Desa Wailolong, Lebewala dan Dikesare.
9. DAS Atawuwur luas 3.562 Ha meliputi Desa Labalimut, Desa Atawai, Desa Penikenek dan Desa Idalolong.
10. DAS Kodohorang Teolor luas 3.113 Ha meliputi Desa Mahal 2, Desa Panama, Desa Benihading 1, Desa Benihading 2, Desa Atuwalupang, Desa Atulaleng dan Bean.
11. DAS Wutun luas 2.450 Ha meliputi Desa Puor A, Desa Puor B dan Desa Imulolong.
Halaman KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT 12. DAS Suarlaleng luas 2.298 Ha meliputi Desa Balauring, Desa Lebewala.
13. DAS Tapobaran – Nuhanera luas 1.974 Ha meliputi Desa Tapobaran dan Waienga.
14. DAS Loang – Belate luas 1.865 Ha meliputi Desa Duawutun dan Desa Wuakerong.
15. DAS Woilema,DAS Woimehe dan DAS Nepabelen luas 1,824 Ha meliputi Desa Hadakewa, Desa Lerahinga dan Desa Waienga.
16. DAS Baobolak luas 1.521 Ha meliputi Desa Baobolak dan Desa Babokerong.
17. DAS Riang luas 1.491 Ha meliputi Desa Leuburi, Desa Loyobohor, Desa Tubungwalang dan Desa Rumang.
18. DAS Tebukloyo – Lewotukan luas 1.457 Ha meliputi Desa Lamaau, Desa Aulesa dan Desa Lamatokan.
19. DAS Wutuq luas 1.256 Ha meliputi Desa Aramengi, Desa Meluwiting, Desa Walangsawa, Desa Leubatang dan Desa Wowong.
20. DAS Wolomua luas 762 Ha meliputi Desa Lamadale dan Desa Tapolangu.
DAS yang memerlukan penanganan segera adalah DAS Waikomo –Waipukang karena tingkat okupasi masyarakat sudah sangat tinggi termasuk DAS –DAS yang outletnya bermuara pada Ibu Kota Kecamatan.
4. Klimatologi
Kabupaten Lembata merupakan daerah yang beriklim Tropis, namun secara umum tergolong kering hingga sedang (tipe F) dengan memiliki 2 (dua) musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung rata-rata antara bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan bulan Nopember setiap tahunnya. Rata-rata curah hujan per tahun adalah 500 - 1200 mm. Suhu udara rata-rata 270C dengan suhu minimum mencapai 200C dan suhu maksimum mencapai 330C. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 72% sampai 84% sedangkan kecepatan angin tergolong rendah rata-rata 8,4 knot/jam.
2.4.3. Gambaran Risiko Bencana Alam
Gempa - Tsunami Menurut Peta Zona Seismik untuk Konstruksi Bangunan dari Beca Carter Holling dan Ferner
Ltd (1976), wilayah Kabupaten Lembata termasuk dalam Zona 5 (percepatan gempa antara
0,25 – 0,33 g) dan Zona 4 (percepatan gempa antara 0,20 – 0,25 g) , yaitu percepatan gempa untuk periode ulang setiap 20 tahun. Besarnya intensitas atau tingginya tingkat kerusakan akibat gempa bumi (dinyatakan dalam skala MMI = Modified Mercalli Intensity) bergantung pada beberapa faktor, antara lain jarak suatu wilayah terhadap sumber gempa bumi dan kondisi geologi setempat. Dalam Peta
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi, tempat-tempat atau daerah-daerah yang memiliki nilai intensitas atau tingkat kerusakan yang sama dihubungkan oleh suatu garis isoseismal. Berdasarkan pembagian zona tersebut, wilayah Kupang dan sekitarnya termasuk dalam zona gempa dengan intensitas V - VI skala MMI (wilayah Kupang bagian selatan) dan VI – VII skala MMI (wilayah Kupang bagian utara). Kabupaten Lembata paling tidak telah terjadi gempa sebanyak empat kali yang mengakibatkan kerusakan, yaitu pada tahun 1908, 1938, 1963 dan 1975. Gempa bumi yang terjadi Tahun 1975, pusat gempa berada di utara Kabupaten Lembata (Laut Sawu), pada kedalaman 0 – 99 km, dengan magnitud 6,1 skala Richter, telah mengakibatkan retakan tanah dan retak-retak pada bangunan. Jalur zona tumbukan lempeng Sumatra-Jawa ini menerus ke wilayah NTT. Di wilayah Timor, batas lempeng tektonik ini berubah sifatnya dari jalur zona subduksi (dimana lempeng lautan menunjam di bawah lempeng benua) menjadi zona tabrakan lempeng benua dengan benua (= "collision zone"). Di wilayah busur belakang pulau ("back-arc") di bagian ujung barat zona tabrakan lempeng ini pernah terjadi gempa tsunami pada tahun 1992, yaitu di utara Pulau Flores yang memakan korban lebih dari 2000 jiwa. Gempa tahun 1992 ini terjadi pada segmen "Sula back thrust". Di segmen megathrust di Selatan Sumba, gempa terakhir terjadi tahun 1977 (M8.0).
Dari gambaran di atas maka wilayah NTT termasuk Kabupaten Lembata pun menjadi daerah yang rawan dan rentan terkena imbas dari gelombang tsunami ketika gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik terjadi di lautan. Bahkan Menurut Kertapati (2007), pada Tahun 1953, di wilayah pantai sebelah Barat Kupang pernah terjadi tsunami, tetapi tidak diperoleh informasi yang lengkap mengenai daerah yang terlanda maupun jumlah korban akibat tsunami. Banjir Wilayah Kabupaten Lembata memiliki beberapa wilayah yang merupakan wilayah rawan banjir, yaitu di sekitar wilayah perkotaan Lewoleba. Berdasarkan frekuensi kejadiannya, banjir di daerah tersebut adalah merupakan banjir rutin, yaitu banjir yang selalu terjadi hampir setiap tahun terutama pada saat musim hujan. Karakteristik sungai-sungai tersebut antara lain gradien sungai yang kecil sehingga aliran permukaan lambat, kondisi geologi tertentu yang terkait dengan kecepatan peresapan air ke dalam tanah dari rendah hingga tinggi, adanya sedimentasi pada badan sungai sehingga days tampung sungai berkurang, serta pengaruh pasang surut air laut. Sejauh ini kejadian banjir
Halaman
KAB. LEMBATA - PROVINSI NTT
tidak menimbulkan dampak yang berarti, karena daerah sekitar muara sungai-sungai tersebut masih kurang berpenghuni.
2.4.4. Isu-Isu Strategis
Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kabupaten Lembata meliputi :
Urbanisasi penduduk Desentralisasi Pencemaran lingkungan dan perubahan iklim Strandar Pelayanan Minimal Salah satu Kota yang masuk Keterpaduan Tol Laut Capaian Akses Air Minum Layak masih rendah Capaian Akses Sanitasi Layak masih rendah Luas Kawasan Kumuh
Halaman