Melinda Rachmawati Riyanto BAB I

  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi dalam 10.000 kelahiran hidup (Manuaba, 2010, h 38). Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional (SDKI), (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Kematian Neonatal adalah kematian bayi yang lahir hidup dalam minggu pertama setelah kelahiran hidup (Manuaba, 2010, h 38). AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat (Dinkes Kab. Banyumas, 2014).

  Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di indonesia tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan AKB tercatat mencapai 19 per 1000 kelahiran hidup. (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 114.73 Per 100.000 kelahiran hidup. Target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 60 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga kabupaten Banyumas masih terdapat masalah. Melihat kondisi diatas dapat dikatakan bahwa program Kesehatan Ibu belum berjalan optimal. (Dinkes Kab. Banyumas, 2014). Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 9.04 Per 1000 KH. Target Millineium Development Goals (MDGS) tahun 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup maka AKB di Kabupaten Banyumas sudah baik (Dinkes Kab. Banyumas, 2014). Dari Data yang didapat dari Dinas Kabupaten Banyumas (Dinkes Kab. Banyumas, 2016), angka Kematian Ibu menurut Kelompok umur Kecamatan dan Puskesmas

  1 Kabupaten/kota Banyumas tahun 2016 di wilayah Kembaran yang mencakup Puskesmas Kembaran I dan II jumlah lahir hidup 629 dari total (Kabupaten/Kota) sebesar 28,136 per 1000 kelahiran. Dengan rincian jumlah kematian ibu Nifas umur 20-34 tahun 1 jiwa.

  Penyebab langsung kematian ibu terbesar adalah komplikasi obstetrik (90 %) yang dikenal dengan Trias Klasik seperti perdarahan, infeksi dan preeklamsi, atau komplikasi pada saat kehamilan, kelahiran dan selama nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu (Dinkes Kab. Banyumas, 2014). Selain itu penyebab kematian maternal secara tidak langsung yaitu 1).

  Terlalu tua pada saat melahirkan >35 tahun, 2). Terlalu muda pada saat melahairkan <20 tahun 3). Terlalu banyak anak > 4 anak, 4). Terlalu rapat jarak kelahiran/paritas < 2 tahun (Dinkes Provinsi JATENG, 2015). Kematian bayi disebabkan oleh komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus, neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR ( berat badan lahir rendah < 2500 gr), sindroma gangguan pernapasan dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada MTBS. Angka Kematian ibu nifas (AKN) disebabkan oleh Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), Infeksi nifas dan perdarahan nifas (Dinkes Kab. Banyumas, 2014).

  Dari Data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas, 2016 didapatkan cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K1) di kecamatan dan puskesmas kabupaten / kota Banyumas yang mencakup wilayah kembaran dengan wilayah kerja Puskesmas kembaran I tahun 2016 sebesar 100,6 % dan (K4) sebesar 87,9 %. Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes sebesar 96,3 %. cakupan Ibu yang mendapat Layanan Kesehatan Nifas sebesar 96,0% dan Ibu Nifas yang mendapat Vit A sebesar 96,48%. Berbagai strategi operasional program KIA telah dicanangkan di Kabupaten Banyumas, antara lain ANC terintegrasi, Optimalisasi SDM bidan, Optimalisasi buku KIA dan P4K, Optimalisasi K1, K4, P4K dengan stiker dan deteksi resiko tinggi, Peningkatan peran Bidan Koordinator, persalinan dengan 2 bidan, Pelaksanaan SOP kunjungan nifas (Dinkes Kab. Banyumas, 2014)

  Strategi program Pemerintah yang dicanangkan adalah Pembangunan berkelanjutan 2030 / Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan dalam rangka peningkatan program kesehatan SDGs adalah melanjutkan program SDGs yang belum mencapai target dalam rangka menurunan AKI, AKB dan AKN. Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS, Tuberculosis (TB), Malaria serta meningkatkan Akses Kesehatan Reproduksi (termasuk KB, ASFR).

  Hasil yang diharapkan diantaranya pada tahun 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH (Budijanto, 2015).

  Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama

  • – sama dengan kolaborasi tenaga medis lainnya untuk melayani masyarakat. Bidan berwenang dalam
memberikan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan Kesehatan reproduksi perempuan dan Kelurga Berencana (KB). (Budijanto, 2015). Peran bidan sebagai tenaga Profesional adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti baik secara mandiri atau kolaborasi (IBI, 2006, h 89 dan 118). Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada TM I, 1 kali pada TM II dan 2 kali pada TM III Kehamilan. Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Pelayanan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas (KF) minimal 3 kali. Melakukan Kunjungan Neonatal (KN) minimal 3 kali (Dinkes provinsi JATENG, 2015).

  Berdasarkan data pendahuluan yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa penyebab Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Banyumas yaitu masih tingginya ibu hamil dengan resiko tinggi (Resti) dan ibu hamil dengan komplikasi. Penulis tertarik untuk melakukan studi kasus di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran, khususnya di Desa Karang Soka dengan memberikan Asuhan Komprehensif pada Ibu hamil TM I,II,III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana (KB). Dengan melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif kepada Ny. I G P A usia 19

  1

  tahun. Dengan kehamilan pertama dan dengan usia kurang dari 20 tahun yang dikategorikan kedalam ibu hamil dengan Resiko Tinggi (Resti) Umur.

  Asuhan Komprehensif tersebut di dokumentasikan melalui Pendokumentasian Varney dan data perkembangan dengan metode

  SOAPIE.

  B. TUJUAN

  1. TUJUAN UMUM Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif dan berkelanjutan pada Kehamilan, Bersalin, Bayi baru lahir, Nifas dan Perencanaan Keluarga Berencana pada Ny. I umur 19 tahun G1P0A0 di Puskesmas I Kembaran, Desa Karang Soka, Kecamatan kembaran, Banyumas. Dengan menggunakan metode Asuhan Kebidanan pola pikir Varney dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAPIE.

  2. TUJUAN KHUSUS

  a. Penulis mampu melakukan Asuhan Kehamilan TM II & III secara komprehensif dimulai dari Pengkajian data (Subyektif dan Obyektif), menginterpretasikan data, mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera, merencanakan asuhan, pelaksanaan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan hasil asuhan dengan metode SOAPIE.

  b. Penulis mampu melakukan Asuhan Persalinan secara komprehensif dimulai dari Pengkajian data (Subyektif dan Obyektif) , menginterpretasikan data, mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera, merencanakan asuhan, pelaksanaan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan hasil asuhan dengan metode SOAPIE.

  c. Penulis mampu melakukan Asuhan Bayi Baru Lahir secara komprehensif dimulai dari Pengkajian data (Subyektif dan Obyektif) , menginterpretasikan data, mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera, merencanakan asuhan, pelaksanaan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan hasil asuhan dengan metode SOAPIE.

  d. Penulis mampu melakukan Asuhan Nifas secara komprehensif dimulai dari Pengkajian data (Subyektif dan Obyektif) , menginterpretasikan data, mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera, merencanakan asuhan, pelaksanaan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan hasil asuhan dengan metode SOAPIE.

  e. Penulis mampu melakukan Asuhan Perencanaan Keluarga Berencana secara komprehensif dimulai dari Pengkajian data (Subyektif dan Obyektif) , menginterpretasikan data, mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera, merencanakan asuhan, pelaksanaan, mengevaluasi hasil tindakan, dan mendokumentasikan hasil asuhan dengan metode SOAPIE.

  f. Penulis mampu mengevaluasi kesenjangan antara teori dengan asuhan kebidanan pada kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan keluarga berencana yang dimulai dari Pengkajian data (Subyektif dan Obyektif) , menginterpretasikan data, mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial, mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera, merencanakan asuhan, pelaksanaan, mengevaluasi hasil tindakan. C. PEMBATASAN KASUS

  1. Sasaran Sasaran dari studi kasus ini adalah pada Kehamilan trimester II, trimester

  III, ibu bersalin, bayi baru lahir, nifas dan perencanaan keluarga berencana (KB) pada Ny. I umur 19 tahun G1P0A0.

  2. Tempat Pada kasus ini pengambilan data dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas I Kembaran, desa Karang Soka dan di rumah Ny. I wilayah Kembaran, Banyumas.

  3. Waktu A. Penyusunan proposal dilaksanakan pada bulan Januari 2017.

  B. Pengambilan kasus dilakukan pada bulan Januari sampai Juni 2017.

  C. Karya Tulis ini diselesaikan pada bulan Januari sampai Agustus 2017.

  D. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis

  Illmiah ini menggunakan metode wawancara dan mengobservasi langsung dengan melakukan kunjungan rumah, dan pelayanan dengan melakukan pemeriksaan langsung terhadap klien.

  E. SISTEMATIKA PENULISAN Terkait dengan sistematika penulisan pada Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan diantaranya :

  1. Bab I : Pendahuluan Di dalam Bab I, membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, pembatasan kasus, metode pengumpulan data, sistematika penulisan.

  2. Bab II : Tinjauan Pustaka Di dalam Bab II, berisi tinjauan kepustakaan meliputi tinjauan medis yang didalamnya membahas teori tentang (Kehamilan, Persalinan, Bayi baru lahir, Nifas dan Perencanaan Keluarga Berencana), tinjauan asuhan kebidanan (Tujuh langkah Varney) dan aspek hukum.

  3. Bab III : Tinjauan Kasus Di dalam Bab III, berisi tentang asuhan kebidanan secara Komprehensif yang telah dilaksanakan dengan tujuh langkah Varney dan pendokumentasian perkembangan studi kasus dilanjutkan dengan mengguanakan metode SOAP.

  4. Bab IV : Bahasan Di dalam Bab IV ini, menjelaskan perbandingan atau kesenjangan yang signifikan antara teori / tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang penulis temukan di lahan tentang asuhan kebidanan komprehensif pada Kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan Perencanaan Keluarga Berencana.

  5. Bab V : Penutup Di dalam Bab V, berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada dasarnya kesimpulan berisi sintesa dari hasil pembahasan, yang akan tersusun jawaban dari tujuan penulisan. Saran berupa masukan untuk kemajuan dari Karya Tulis Ilmiah.