FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

  Oleh :

SRI SUPARNI

  0811020021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2012

  

HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM

MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

SRI SUPARNI

0811020021

  Diperiksa dan disetujui oleh:

  Pembimbing I

  Ns.Dedy Purwito, S.Kep.M.Sc NIK. 2160153

  Pembimbing II

  Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep NIK.2160076

  HALAMAN PENGESAHAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA SRI SUPARNI 0811020021

  Telah dipertahankan didepan panitia ujian skripsi Pada hari Senin tanggal 13 Agustus 2012

SUSUNAN PANITIA UJIAN

  Ketua Sekretaris Ns. Dedy Purwito, S.Kep. M. Sc Ns. Rakhmat Susilo, S. Kep

  NIK. 2160153 NIK.2160076 Penguji I Penguji II

  Sodikin, A. Kep.,M. Kes Hj. Yulianti Suswari, S. Kp NIK.2160181 NIK. 2160286

  Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

  Universitas Muhammadiyah Purwokerto Ns. Dedy Purwito, S.Kep.,M.Sc

  NIK. 2160153

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nim : 0811020021 Program studi : Keperawatan S1 Fakultas/ Universitas : Ilmu Kesehatan / Muhammadiyah Purwokerto Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat, apabila kelak dikemudian hari terbukti ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  Purwokerto, Agustus 2012 Yang menyatakan,

  Sri Suparni NIM. 0811020021

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

  • Skripsi ini aku persembahkan untuk Ayah dan Ibuku tercinta. Terima kasih yang tiada terbatas atas cinta & kasih sayang yang telah kalian curahkan ... doa, perhatian, dukungan mental, spiritual dan material yang tiada kalian perhitungkan. Semoga Beliau selalu diberi kesehatan, keselamatan & Lindungan Allah SWT . Amin ...
  • Untuk Nenek dan Kakek tersayang .. yang selalu mendoakanku dan mendukung disetiap langkah baikku. Semoga Allah memberikan kesehatan dan keselamatan Dunia & Akhirat. Amin...
  • Adik-adikku tercinta & tersayang (Dwi dan Dhamytha) yang selalu memberikan kelancaran dalam proses penelitian. Terima kasih atas doa, motivasi dan bantuan yang telah kalian berikan. Semoga kalian menjadi anak yang sholih n sholihah, tercapai apa yang menjadi cita-cita kalian. Amien...
  • Terima kasih buat orang yang telah memberikan aku semangat lagi untuk menjalani hidup ini, yang selalu menyempatkan waktu disela kerjamu buat mendengarkan curahan hatiku, belajar, menghibur aku dikala aku sedih, memberi semangat disaat aku rapuh dan selalu memotivasi utk cepat terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah memberi apa yang terbaik buatmu ... Amin.
  • Sahabat-sahabat kost tersayang (Mba Nur, Nurul, Ani, Pipiet, Nining, Tari) dan sahabat2ku seperjuangan 2008. Terimakasih atas motivasi dan bantuan kalian. Semoga Allah selalu melindungi kalian...
  • Dan terimakasih untuk semua orang yang turut memotivasi dan mendoakanku ...

  MOTTO

  • Pada awalnya semua orang bangga dengan pilihannya,

  

tapi pada akhirnya tidak semua orang setia pada

pilihannya. Saat ia sadar bahwa yang dipilih mungkin

tidak sepenuhnya seperti yang diimpikannya karena

yang tersulit dalam hidup ini bukanlah memilih, tapi

bertahan pada pilihan. Sedikit waktu mungkin sudah

cukup untuk menentukan pilihan. Tapi untuk bertahan

pada pilihan tersebut, mungkin harus menghabiskan

sisa usia yang dimiliki. Seperti itulah satu kata yang

begitu mudah diucapkan, tapi begitu keras usaha untuk

mengamalkannya.

  • Hidup yang baik....

  

Ketika kita bisa mensyukuri apa yang kita peroleh...

Ketika kita bisa berbagi dikala kesempitan...Ketika kita

bisa tersenyum disaat cobaan datang...Ketika kita bisa

memaafkan walaupun sangat menyakitkan...Ketika

kita tetap peduli sedangkan yang lain lengah.

  • Hidup yang indah itu...

  Bukan disaat semua impian terwujud...Tapi keindahannya terletak pada ketulusan dan

kesungguhan hati dalam menjalaninya...Karena itu..

kita tidak hanya melihat akhir dari suatu impian...Tapi

renungkanlah proses pencapaian...Karena disanalah

terletak keindahan hidup.

  • Percayalah,,, jika Allah tidak pernah memberikan

  

beban di luar batas kemampuan umatNya, dan setelah

kesulitan pasti Allah akan memberikan kemudahan

  

ABSTRAK

Latar belakang :Angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia pada balita

  masih cukup tinggi terutama di Indonesia, sebagian besar penderitanya anak usia 1 – 5 tahun. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan keluarga dalam merawat balita penderita pneumonia.Pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik dari ibu diharapkan pencegahan penyakit pneumonia dapat terlaksana dengan baik.

  

Tujuan : Mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kemampuan

  keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia diPuskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara.

  

Metode penelitian :Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional .Purposive sampling teknik pengambilan sampel, sampel penelitian 67

  responden yaitu ibu yang mempunyai balita yang berumur 1 – 5 tahun yang tinggal diwilayahkerja Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara.Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan menggunakan regresi logistik berganda.

  

Hasil : Menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu ( p =

  0,031), pekerjaan ibu ( p = 0,019), penghasilan keluarga ( p = 0,027), pengetahuan ( p = 0,036), sikap ( p = 0,029), sikap dan dukungan petugas kesehatan ( p = 0,040). Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan ayah ( p = 0,825), pendidikan ayah ( p = 0,590). Pekerjaan ibu merupakan variabel yang paling dominan terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia (OR= 3,579;95%CI= 0,779- 16,445).

  

Kesimpulan :Pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan

  petugas kesehatan menunjukkan ada hubungan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I. Pekerjaan ibu merupakan faktor paling dominan terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita pneumonia di Puskesmas Banjarmangu I.

  

Kata kunci : Pengetahuan, sikap, sikap dan dukungan petugas kesehatan,

kemampuan merawat balita pneumonia.

  

ABSTRACT

Background: Number of illness and mortality because of pneumonia in children

  still high enough, especially in Indonesia. Many of sufferers are the children around 1-5 years old. One of the causes is the family ability to treat the children who got pneumonia, with knowledge, behavior and good action from mother is hoped the prevention of the pneumonia disease can be hold in a good way.

  

Objective: To know the dominant factor which influence family’s ability when

  threat the children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara.

  

Research methodology: This research uses analytic-descriptive methodology

  with cross sectional approach. Purposive sampling, the sample of this research is 67 respondents such as mother who has the children around 1-5 years old who live in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Statistic experiment which is used is Chi square and to know the dominant factor use regresi logistik

  berganda .

  

Result: Showing the significant relationship between mother’s education

  (p:0,031), mother’s job(0,019) and family income (p:0,027) knowledge (p:0,036), behavior (p:0,029). Behavior and support from medic p(0,040). From statistic result showing that there is no relationship between father’s job and father’s knowledge. Mother’s job is dominant variable to the family ability when treating children who got pneumonia.

  

Conclusion: Education, job knowledge, behavior, behavior and support from

  medic show that there is a relationship among family ability in treating children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara. Mother’s job is the dominant factor which influence with the family ability in treating children who got pneumonia in Banjarmangu health center community, Banjarnegara.

  

Keyword: Knowledge, behavior, behavior and support from medic, ability in

treating children who got pneumonia.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan HidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara”.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis masih banyak kekurangan dan kesulitan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

  1. Dr.Syamsuhadi Irsyad, SH.,MH., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah membuat keputusan dalam penulisan skripsi ini.

  2. Ns.Dedy Purwito,S.Kep.,M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah menyetujui penulisan skripsi ini, dan sekaligus selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu bimbingan, saran dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Ns. SitiNurjanah, S.Kep., M.Kep., selaku ketua Program Studi Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

  4. Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Sodikin, M.Kes,selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Hj. Yulianti Suswari, S.Kp selaku dosen penguji II yang telah memberikan

  7. Seluruh Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

  8. Seluruh staf laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan keterampilan dan kedisiplinan didalam praktek di laboratorium.

  9. Kepala Puskesmas Banjarmangu I yang sudah memberikan izin untuk penelitian di Puskesmas yang beliau pimpin.

  10. Semua staf Puskesmas Banjarmangu I yang sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini

  11. Seluruh masyarakat Kecamatan Banjarmangu yang berkenan menjadi responden dalam penelitian ini.

  12. Ayah, ibu dan Adik- adik tercinta yang selalu memberi semangat dan dukungan baik moral, material dan spiritual.

  13. Sahabat-sahabat seperjuangan 2008 (Pipiet dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu) tetap semangat dan sukses dan tetap jaga tali silaturahmi.

  14. Teman-teman angkatan 2008-2012 Fakultas Ilmu Kesehatan UMP yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu tetep semangat dan semoga sukses.

  15. Staf pengajar program Studi Ilmu Kesehatan dan Perpustakaan kampus I dan

  II yang telah menyediakan buku-buku literatur, demi kelancaran dalam pebuatan skripsi ini.

  SWT memberikan imbalan yang sesuai, Amin.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena faktor keterbatasan yang ada dalam diri penulis, oleh sebab itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat-Nya kepada mereka.

  Purwokerto, Agustus 2012 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN SAMPUL .................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... . iii SURAT PERNYATAAN .............................................................. . iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... . v MOTTO ......................................................................................... . vi ABSTRAK ..................................................................................... . vii ABSTRACT .................................................................................. .. viii KATA PENGANTAR ................................................................... . ix DAFTAR ISI .................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvii

  BAB I :PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...........................................................

  4 C. Tujuan Penelitian .............................................................

  4 D. Manfaat Penelitian .........................................................

  5 E. Penelitian Terkait ............................................................

  6 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

  A. Pneumonia ......................................................................

  19 C. Pelaksanaan Fungsi Perawatan Keluarga.........................

  30 5. Sikap dan Dukungan Petugas Kesehatan....................

  30 4. Pekerjaan .............................................................. .....

  29 3. Pendidikan ............................................................ .....

  26 2. Sikap ...................................................................... ....

  26 1. Pengetahuan .......................................................... ....

  23 D. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian....................

  23 3.Tugas Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Keluarga ....

  21 2. Fungsi Perawatan Keluarga..........................................

  21 1. Pengertian Perawatan Keluarga....................................

  18 2. Fungsi keluarga……………………………………...

  9 1. Definisi Pneumonia ....................................................

  18 1. Pengertian keluarga………………………………….

  17 B. Konsep Keluarga………………………………………..

  16 9. Perawatan Pneumonia ................................................

  16 8. Diagnosis Pneumonia............................. ....................

  15 7. Pencegahan pneumonia..............................................

  15 6. Cara Penularan........................................ ...................

  13 5. Tanda dan Gejala Pneumonia .....................................

  10 4. Klasifikasi Pneumonia................................................

  9 2. Etiologi/Faktor Penyebab ...........................................

  31

  6. Status Sosial Ekonomi............................................... .

  31 E. Teori Perilaku.................................................................

  32 F. Kerangka Teori........................................................... ....

  36 H. Hipotesis Penelitian.........................................................

  37 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ...........................................................

  38 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................

  38 C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................

  38 D. Identifikasi Variabel Penelitian...................................... .

  41 E. Definisi Operasional........................................................

  41 F. Pengumpulan Data ..........................................................

  44 G. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ..............................

  45 H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...........................

  48 I. Etika Penelitian................................................................

  51 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ...............................................................

  52 1. Analisa Univariat .......................................................

  52 2. Analisa Bivariat ..........................................................

  54 3. Analisa Multivariat ................................................... .

  58 B. Pembahasan ....................................................................

  60 C. Kelemahan Penelitian.....................................................

  72 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

  A. Kesimpulan ....................................................................

  74 B. Saran ..............................................................................

  75 DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ......................................

  42 Tabel 3.2 Sebaran kuesioner ............................................................

  45 Tabel 4.1 Karakteristik Responden ................................................

  53 Tabel 4.2 Analisa Bivariat...............................................................

  54 Tabel 4.3 Variabel penting yang masuk uji logistik ganda .............

  58 Tabel 4.4 Variabel Utama ...............................................................

  59

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1 Gambar 2.2

  Kerangka Teori Kerangka Konsep .....................................

  .....................................

  36

  37

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Informed Consent Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Lampian 3 Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 4 Analisis Univariat Lampiran 5 Analisis Bivariat Lampiran 6 Analisis Multivariat Lampiran 7 Surat izin Penelitian Lampiran 8 Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang

  serius terutama pada anak usia 1- 5 tahun dan merupakan penyebab kematian anak di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang baik akan menjadi infeksi saluran pernafasan bawah atau pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan kombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak higiene dan merupakan penyebab kematian paling sering pada anak (Direktorat Jenderal P2M&PL, 2006).

  Pneumonia merupakan salah satu bentuk infeksi saluran nafas bagian bawah akut (ISNBA) yang tersering. Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran udara setempat ( Dahlan, 2007).

  Berdasarkan data WHO proporsi penyebab kematian anak-balita di Negara berkembang adalah pneumonia 19%, diare 17%, malaria 8% dan campak 4%. Jika digabungkan, di seluruh dunia pneumonia menyebabkan hampir satu pertiga atau 29% kematian anak dibawah usia 5 tahun (Said, M, 2010).

  Di Indonesia menurut laporan survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005 di 10 provinsi diketahui bahwa 22,3% dari seluruh kematian bayi diakibatkan oleh pneumonia (P2PL, 2008). Sedangkan menurut studi mortalitas pada Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2007, diketahui bahwa proporsi kematian akibat pneumonia pada neonatus

  1 sebesar 23,8% dan pada anak balita sebesar 15,5%. Kedua data tersebut menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian balita utama di Indonesia (Direktorat Jenderal P2PL, 2006). mencapai 26,62%. Angka tersebut mengalami penurunan pada tahun 2007 yaitu menjadi 24, 29% dan pada tahun 2008 juga mengalami penurunan menjadi 23,63%. Angka ini sangat jauh dari target SPM tahun 2010 sebesar 100% (Dinkes Jawa Tengah,2008).

  Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 jumlah kasus pneumonia mencapai 14,40%, sementara pada tahun 2011 jumlah kasus pneumonia mencapai 10,67% (Dinkes Banjarnegara, 2011). Data tersebut diantaranya 35 Puskesmas yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Tercatat di Puskesmas Banjarmangu I tahun 2010 menyebutkan bahwa sebanyak 17,24% kasus pneumonia balita, tahun 2011 mencapai 18,57% kasus pneumonia balita dan tahun 2012 pada bulan Januari sampai bulan April mencapai 9,22% kasus balita pneumonia ( Puskesmas Banjarmangu I, 2011).

  Berdasarkan Lokakarya Nasional III tahun 1990, Program Pengendalian Penyakit ISPA telah memfokuskan diri pada penanganan pneumonia pada anak dan membagi penatalaksanaan penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan bukan pneumonia. Salah satu jenis ISPA yang menjadi pembunuh utama balita di dunia adalah pneumonia (Direktorat Jenderal P2PL, 2009).

  Untuk mewujudkan perawatan secara optimal bagi penderita juga diperlukan peranan ibu sebagai mekanisme untuk menurunkan dampak masalah kesehatan pada anak dan keluarganya (Nelson, 2002). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan menurut Effendy (2002) dalam hal ini bila semakin tinggi tingkat pengetahuan, maka ibu akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi anaknya dan cenderung memperhatikan hal-hal yang penting tentang perawatan anaknya.

  Dampak bila ibu tidak memberikan perawatan yang baik pada balitanya akan memperberat penyakitnya yaitu menjadi pneumonia berat sehingga saat di bawa ke rumah sakit keadaannya sudah semakin memburuk. Dampak lainnya yaitu berat badan balita menurun, demam tidak berkurang dan nafsu makan berkurang.

  Salah satu kriteria keberhasilan perawatan di rumah adalah bila saat 2 hari kemudian pernafasannya membaik (melambat), demam berkurang dan nafsu makan membaik dan pemberian antibiotik selama 5 hari (WHO, 2009).

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 ibu yang berkunjung ke puskesmas tentang cara perawatan balita sakit, 4 ibu menjawab tidak memberikan kompres air hangat unuk menurunkan demam, 10 ibu tidak tahu balita harus diberikan banyak minum, 2 ibu tidak tahu bahwa penyakit pneumonia menular sehingga tidak melakukan upaya pencegahan.

  Penanganan penyakit pneumonia yang tepat di rumah oleh orang tua dapat mengurangi tingkat keparahan dan mengurangi kematian balita akibat pneumonia.

  Beberapa upaya perawatan yang dapat dilakukan oleh ibu di rumah dengan memberikan makanan bergizi, pemberian cairan, kompres saat demam dan membersihkan jalan nafas (Kemenkes, 2010).

  Berdasarkan kejadian pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu

  I Kabupaten Banjarnegara bahwa terdapat kasus pneumonia balita usia 1 – 5 tahun tercatat 222 kasus. Dari pemaparan informasi diatas bahwa kejadian pneumonia merupakan penyakit yang sering menyerang pada balita. Maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  “Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara.

2. Tujuan Khusus

  a. Memperoleh gambaran tentang pendidikan, status ekonomi, pengetahuan, pekerjaan, perilaku keluarga, sikap, serta sikap dan dukungan petugas kesehatan terhadap kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia.

  b. Mengetahui hubungan antara faktor pendidikan, status ekonomi pengetahuan, pekerjaan, sikap, serta sikap dan dukungan petugas kesehatan dengan kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia.

  c. Menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi kemampuan keluarga D.

   Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Sebagai proses dalam menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara mengaplikasikan ilmu dan teori – teori yang diperolehnya dalam masa perkuliahan serta mendapatkan pengalaman nyata dalam menganalisis sebagai penelitian pemula terhadap faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia.

  2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Memberikan gambaran secara umum tentang faktor yang mempengaruhi keluarga didalam merawat balita dengan pneumonia, sehingga pelayanan kesehatan dapat menentukan kebijakan kesehatan selanjutnya terhadap pelaksanaan kesehatan keluarga. Pelayanan kesehatan terutama di Puskesmas Banjarmangu I Kabupaten Banjarnegara diharapkan dapat melakukan pendekatan pada keluarga dengan balita pneumonia melalui penyuluhan kesehatan dan pencegahan serta penanganan dan perawatan balita pneumonia.

  3. Bagi Keluarga dan Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat terutama keluarga tentang faktor yang mempengaruhi keluarga dalam merawat balita dengan kejadian pneumonia, sehingga keluarga dapat merubah perilakunya menjadi lebih sehat dan dapat mengambil keputusan dengan cepat apabila balitanya menderita tanda gejala pneumonia serta meningkatkan status kesehatan keluarganya.

  Meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan komunitas dan dapat dijadikan sumber penelitian selanjutnya.

E. Penelitian Terkait

  Pada penelitian sebelumnya terdapat penelitian yang mendukung penelitian ini, Nurhidayah, Fatimah, & Rakhmawati (2008), dengan judul Upaya Keluarga dalam pencegahan dan perawatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di rumah pada balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel dalam penelitian ini adalah 42 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan purposive

  sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa (14,28%) responden memiliki

  upaya yang buruk dalam melakukan pencegahan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

  Perbedaan dengan yang diteliti terletak pada tempat penelitian, jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dan desain penelitian cross

  sectional , disini peneliti akan meneliti di daerah dataran tinggi yaitu di

  Puskesmas Banjarmangu I. Variabelnya yang akan diteliti faktor yang mempengaruhi kemampuan keluarga dalam merawat balita dengan pneumonia.

  Afifah, & Djaja (2001) Determinan perilaku pencarian pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita. Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ibu yang memilki anak analisis adalah deskriptif dan analitis dengan regresi logistik sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 83.656 bayi dan anak dibawah lima tahun, 47, 1% melakukan perawatan diri, 66,3% pergi ke fasilitas kesehatan dan 0,7% memilih penyembuhan tradisional (dukun). Hampir sepertiga (28,5%) dari ibu memilih pusat kesehatan (puskesmas), 14,7% memilih praktek swasta dokter dan 14,5% memilih praktek paramedis swasta. Ibu dengan tingkat pendidikan rendah lebih suka pergi ke dukun. Analisa regresi logistik ganda menunjukan bahwa perilaku pencarian pengobatan ISPA ibu dari bayi.

  Perbedaannya terletak pada pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Variabel bebas dan terikatnya yang akan di teliti serta tempat penelitian.

  Machmud (2009) Pengaruh kemiskinan keluarga pada kejadian pneumonia Balita di Indonesia. Metode survei rumah tangga yang mengukur berbagai faktor pada level rumah tangga dan level individu serta survei institusi yang mengatur faktor kinerja program pada level kabupaten. Perkiraan besar sampel menggunakan Multistage Cluster dengan probabilitas proportionate to

  

the size dari populasi tiap cluster. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa

  sosio ekonomi rumah tangga berperan secara bermakna terhadap kejadian pneumonia balita, yang berarti rumah tangga miskin akan lebih besar terkena pneumonia.

  Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel yang dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa datanya menggunakan regresi logistik.

  Yamin, Susanti, & Sulastri (2008) Kebiasaan ibu dalam pencegahan primer penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada Balita Keluarga Non Gakin di Desa Nanjung Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Nanjung Mekar Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini deskriptif dengan teknik sampling yang digunakan Proportionate Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel 87 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan ibu dalam pencegahan primer penyakit ISPA pada balita keluarga non gakin sebagian besar (55,17%) memiliki kebiasaan baik, dan hampir setengahnya (44,83%) tidak baik. Pada subvariabel pemenuhan nutrisi dan istirahat sebagian besar responden (59,77%) memiliki kategori baik, menciptakan rumah yang sehat setengahnya responden (50,57%) memiliki kategori tidak baik, kebersihan diri

  

(personal hygiene) sebagian besar responden (64,37%) memiliki kategori baik,

  mencari informasi tentang ISPA sebagian besar responden (52,87%) memiliki kategori baik.

  Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan ini terletak pada desain penelitian, pengambilan sampel, variabel, serta tempat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pneumonia

  1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru – paru (alveoli) dan mempunyai gejala batuk, sesak nafas, ronki dan infiltrat pada foto rontgen. Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkhus yang disebut BronkoPneumonia (Direktorat Jenderal P2PL, 2009).

  Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru – paru (alveoli). Selain gambaran umum diatas, pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda – tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium) (Wilson, 2006).

  Pneumonia adalah salah satu bentuk infeksi saluran nafas bawah akut (ISNBA) yang tersering. Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran udara setempat (Dahlan, 2007).

  Jadi pneumonia pada balita adalah infeksi saluran pernafasan bawah akut yang sering menyerang balita pada usia 1- 5 tahun yang sangat beresiko menyerang jaringan paru – paru (alveoli). Selain itu juga biasanya ditandai dengan gejala batuk - pilek, sesak nafas yang sangat berbahaya apabila tidak ditangani dengan tepat oleh petugas kesehatan.

  9 Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran napas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat Celcius, sesak napas, nyeri hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

  Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain seperti aspirasi dan radiasi. Di negara berkembang, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus (Said, 2008).

  2. Etiologi Pneumonia Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh bakteri, virus mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus) dan protozoa (Djojodibroto, 2009).

  a. Bakteri Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumonia sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya meningkat cepat.

  b. Virus virus.Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory

  Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang

  saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian.

  c. Mikroplasma Mikroplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikroplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikroplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.

  d. Protozoa Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan

  3. Faktor Risiko Pneumonia Hasil penelitian dari berbagai Negara termasuk Indonesia dan berbagai publikasi ilmiah dilaporkan faktor risiko baik yang meningkatkan insiden (morbiditas) maupun kematian (mortalitas) akibat pneumonia (Direktorat Jenderal P2PL, 2009) adalah:

  a. Faktor risiko yang meningkatkan insiden pneumonia meliputi: 1) Faktor risiko pasti (definite): malnutrisi, BBLR, tidak ASI Eksklusif, tidak dapat imunisasi campak, polusi udara dalam rumah dan kepadatan.

  2) Faktor risiko hampir pasti (likely): asap rokok, defisiensi Zinc, kemampuan ibu merawat, penyakit penyerta (diare dan asma).

  3) Kemungkinan faktor risiko (possible): pendidikan ibu, kelembaban, udara dingin, defisiensi vitamin A, polusi udara luar, urutan kelahiran dalam keluarga, kemiskinan.

  b. Faktor risiko yang meningkatkan angka kematian pneumonia, Faktor risiko yang meningkatkan angka kematian pneumonia ini perlu mendapatkan perhatian kita semua agar upaya penurunan kematian karena pneumonia dapat dicapai. Faktor risiko ini merupakan gabungan faktor risiko insidens seperti tersebut diatas ditambah dengan faktor tatalaksana di pelayanan kesehatan yaitu:

  1) Ketersediaan pedoman tatalaksana 2) Ketersediaan tenaga kesehatan terlatih yang memadai 3) Kepatuhan tenaga kesehatan terhadap pedoman

  (obat, oksigen, perawatan intensif) 5) Prasarana dan sistem rujukan.

  4. Klasifikasi Pneumonia

  a. Berdasarkan Umur 1) Kelompok umur < 2 bulan

  a) Pneumonia berat Bila disertai dengan tanda-tanda klinis seperti berhenti menyusu (jika sebelumnya menyusu dengan baik), kejang, rasa kantuk yang tidak wajar atau sulit bangun, stridor pada anak yang tenang, mengi, demam (38ºC atau lebih) atau suhu tubuh yang rendah (di bawah 35,5 ºC), pernapasan cepat 60 kali atau lebih per menit, penarikan dinding dada berat, sianosis sentral (pada lidah), serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang. Penderita pneumonia berat juga mungkin disertai tanda-tanda lain seperti : (1) Napas cuping hidung, hidung kembang kempis waktu bernafas.

  (2) Suara rintihan (3) Sianosis (Kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).

  (4) Wheezing yang baru pertama dialami. b) Bukan pneumonia Jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.

  a) Pneumonia sangat berat Batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang dan sulit dibangunkan.

  b) Pneumonia berat Batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.

  c) Pneumonia Batuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa penarikan dinding dada.

  d) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Batuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding dada.

  e) Pneumonia persisten Balita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang kuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi, dan demam ringan. (WHO, 2003).

  5. Gejala Klinis dan Tanda Pneumonia

  a. Gejala Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat Celcius, sesak napas, nyeri dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala (Misnadiarly, 2008)

  b. Tanda Menurut Misnadiarly (2008), tanda-tanda penyakit pneumonia pada balita antara lain :

  Batuk nonproduktif , Ingus (nasal discharge), suara napas lemah, penggunaan otot bantu napas, demam , cyanosis (kebiru-biruan), thorax photo menujukkan infiltrasi melebar , sakit kepala , kekakuan dan nyeri otot, sesak napas, menggigil, berkeringat, lelah, terkadang kulit menjadi lembab, dan mual dan muntah.

  6. Cara penularan Pada umumnya pneumonia termasuk kedalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara.Sumber penularan adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman penyebab pneumonia kedalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup, di samping itu terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara kepada orang di sekitar penderita, transmisi langsung dapat juga melalui pernapasan penderita (Azwar,2002).

  7. Pencegahan Pneumonia Mengingat pneumonia adalah penyakit beresiko tinggi yang tanda awalnya sangat mirip dengan flu, alangkah baiknya para orang tua tetap waspada dengan memperhatikan cara berikut ini (Misnadiarly, 2008).

  a. Menghindarkan bayi atau anak dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat keramaian yang berpotensi penularan.

  b. Menghindarkan bayi atau anak dari kontak dengan penderita ISPA.

  c. Membiasakan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan.

  d. Segera berobat jika mendapati anak mengalami panas, batuk, pilek.

  Terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya tarikan pada otot diantara rusuk (retraksi).

  e. Periksakan kembali jika dalam dua hari belum menampakan perbaikan, dan segera ke rumah sakit jika kondisi anak memburuk.

  f. Imunisasi, untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus).

  8. Diagnosis Pneumonia Berdasarkan pedoman diagnosis dan tatalaksana pneumonia yang diajukan oleh WHO di dalam buku Mansjoer (2008), pneumonia dibedakan atas : a. Pneumonia sangat berat : bila ada sianosis dan tidak sanggup minum, harus dirawat di RS dan diberi antibiotik.

  b. Pneumonia berat : bila ada retraksi, tanpa sianosis, dan masih sanggup

  c. Pneumonia : bila tidak ada retraksi tapi napas cepat : 1) > 60x/menit pada bayi < 2 bulan 2) > 50x/menit pada anak 2 bulan – 1 tahun 3) > 40x/menit pada anak 1 – 5 tahun

  Bukan pneumonia : hanya batuk tanpa tanda dan gejala seperti di atas, tidak perlu dirawat, tidak perlu antibiotik.

  9. Perawatan Pneumonia pada balita di Rumah Perawatan di rumah yang dapat dilakukan pada bayi atau anak balita yang menderita pneumonia antara lain: a. Mengatasi demam

  Untuk anak usia dua bulan sampai lima tahun, demam dapat diatasi dengan memberikan kompres air hangat, adalah kompres dengan air suam – suam kuku atau air hangat (Rudianto, 2010). Suatu prosedur menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat. Menurut Anneahira (2010), adapun manfaat kompres hangat adalah dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh. b. Mengatasi batuk Dianjurkan untuk memberikan obat batuk yang aman misalnya ramuan tradisional yaitu jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan c. Pemberian makanan

  Dianjurkan memberikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika terjadi muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

  d. Pemberian minuman Diusahakan memberikan cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan membantu mengencerkan dahak, selain itu kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

B. Konsep Keluarga

  1) Pengertian Keluarga Marilyn M. Friedman (1998) yang menyatakan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga.

  Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) menjelaskan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing – masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

  2) Fungsi Keluarga kebutuhan anggota keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Lima fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah :

  a. Fungsi afektif (affective function) Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif, perasaan memiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang dan

  

reinforcement . Hal tersebur dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi

  dan berhubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Perceraian, kenakalan anak atau masalah keluarga yang sering timbul sebagai akibat tidak terpenuhinya fungsi afektif. b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (sosialization and social

  placement function)

  Fungsi ini sebagai tempat untuk melatih anak dan mengembangkan Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

  Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antara anggota keluarga yang ditujukan dalam sosialisasi.

  Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma – norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.

Dokumen yang terkait

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTED GROWTH PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

0 8 24

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTED GROWTH PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

0 7 23

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTED GROWTH PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

0 4 23

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTED GROWTH PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

0 9 23

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT PASIEN POST OPERASI KATARAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JELBUK

2 30 60

ANALISIS FAKTOR RISIKO INTRINSIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG

0 2 11

PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 2 10

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KUNIR PUTIH 13 WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU KUNIR PUTIH 13 WILAYAH KERJ

0 0 12

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI LEBIH PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI LEBIH PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO

0 0 25

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 16