BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar - EKO FITRIYANTO BAB II

12

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Purwanto (2011: 38-39) belajar merupakan proses
dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Selanjutnya menurut
Sudjana (2011:28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Sagala (2010:11) belajar

merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit
(tersembunyi).

12

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

13

Selanjutnya

ada

yang

mendefinisikan:

“belajar


adalah

berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha
mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan
pada individu- individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri.Jelasnya menyangkut segala aspek organism dan
tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik
untuk menuju ke perkembangan

pribadi manusia seutuhnya, yang

berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif
dan psikomotor (Sardiman, 2007: 21).
Dari uraian tentang belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan mengamati, meniru, membaca, mendengarkan untuk
membawa perubahan pada diri setiap individu-individu.Ketercapaian

belajar tersebut berupa kemampuan-kemampuan baru yang meliputi
pola perbuatan, nilai, motivasi, makna, sikap, apresiasi, kecakapan,
keterampilan. Belajar juga merupakan suatu kegiatan yang kompleks
yaitu tindakan belajar dari siswa.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

14

b. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2011: 22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Selanjutnya Mudjiono (2006:3) mengatakan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
Penjelasan tiga ranah hasil belajar tersebut yaitu sebagai
berikut:

1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yaitu (1) Tipe hasil belajar
pengetahuan merupakan tipe hasil

belajar tingkat

rendah

rendah.Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil
belajar selanjutnya. (2) Tipe hasil belajar pemahaman merupakan
tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan.
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori yakni. Tingkat
terendah adalah pemahaman terjemah. Tingkat kedua adalah
pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, pemahaman tingkat

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

15


ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi yakni
membuat ramalan tentang konsekuensi. (3) Tipe hasil belajar
aplikasi merupakan penggunaan abstraksi pada situasi kengkret
atau situasinkhusus, abstraksi berupa ide, teori, atau petunjuk
teknis. (4) Tipe hasil belajar analisis merupakan usaha memilah
suatu integrasi menjadi unsure-unsur atau bagian-bagian sehingga
jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan
kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari
ketiga tipe sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman dan
aplikasi. (5) Tipe hasil belajar Sintesis merupakan penyatuan
unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. (6)
Tipe hasil belajar evaluasi merupakan pemberian keputusan
tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan,
gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dan lain-lain.
Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu
kriteria atau standar tertentu.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013


16

Tabel 2.1
Hasil Belajar Aspek Kognitif Pada Materi Keliling dan Luas
Jajargenjang dan Segitiga
No
Indikator
1. Mengetahui rumus
keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
2.

3.

4.

Memahami konsep rumus
keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
Menghitung keliling dan

luas jajargenjang dan
segitiga

Menghitung keliling dan
luas jajargenjang dan
segitiga

Aspek kognitif
Pengetahuan

Pemahaman

Penerapan

Analisis

Soal
Menyebutkan rumus
keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga

Menuliskan rumus
keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
Menerapkan rumus
keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga
yang sesuai dalam
mengerjakan soal
Mengerjakan soal dengan
rumus yang berkaitan
dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga

2. Ranah Afektif
Karakter menurut Gordon Allport (Sulistyowati 2012:20)
adalah sebagai kumpulan atau kristalisasi dari kebiasaan-kebiasaan
seorang individu.
Sementara itu Aunillah (2011:18) pendidikan karakter adalah sebuah
sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik,
yang

mengandung
komponen-komponen
pengetahuan,
kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun
bangsa, sehingga akan terwujud insan kamil.
Mustari (2011:42) disiplin diri adalah penundukan diri
untuk mengatasi hasrat-hasrat yang mendasar. Disiplin diri
biasanya disamakan artinya dengan “kontrol diri” (self-control).

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

17

disiplin merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan pada
murid (disciple).
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil
belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan
hubungan social. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai
hasil belajar yaitu (1) Reciving/ attending, yakni semacam
kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang
datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan
lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk
menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan
dari luar, (2)

Responding atau jawaban, yakni reaksi yang

diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam
menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya, (3)
Valuing (penilaian), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi.Dalam evaluasi ini termasuk di
dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau
pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai
tersebut, (4) Organisasi, yakni pengembangan diri nilai ke dalam
satu system organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai

lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

18

termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi
system nilai dan lain-lain, (5) Karakteristik nilai atau internalisasi
nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya,

kedalamnya

termasuk

keseluruhan

nilai

dan

karakteristiknya.
Tabel 2.2
Hasil Belajar Aspek Afektif Pada Materi Keliling dan Luas
Jajargenjang dan Segitiga
No Aspek Afektif
Indikator
Kegiatan
1

Disiplin

1. Melaksanakan
pembelajaran
dengan baik

1. Siswa
mengerjakaan
setiap tugas
yang diberika
oleh guru
2. Siswa
mengerjakan
tugas-tugas dari
guru pada
waktunya.
3. Siswa berangkat
tepat waktu
4. Siswa mencatat
sesuatu yang
dibaca maupun
yang diamati
saat pelajaran
berlangsung.

3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan (skill)
dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan,
yakni (1) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

19

sadar), (2) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, (3) kemampuan
perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan
auditif, motoris, dan lain-lain, (4) kemampuan di bidang fisik,
misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan, (5) gerakan-gerakan
skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan
yang kompleks, (6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi
non-decursive seperti gerakan akspresif dan interpretative.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku secara menyeluruh bukan hanya
pada satu aspek saja tetapi secara utuh yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Ketiga aspek tersebut tidak bisa bersiri sendiri karena satu
dengan yang lain mempunyai keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

20

Tabel 2.3
Hasil Belajar Aspek Psikomotor Pada Materi Keliling dan Luas
Jajargenjang dan Segitiga
No
Indikator
1. Menyiapkan alat tulis
dengan lengkap
2. Menggunakan alat
tulis sesuai kegunaan
3.

4.

Kerapihan dan
ketepatan dalam
pekerjaan
Merapikan alat tulis

Aspek Psikomotor
Kelengkapan
Peniruan

Peniruan

Ketepatan

Kegiatan
Siswa menyiapkan
alat tulis lengkap
Siswa tepat dalam
menggunakan alat
tulis
Siswa dapat
menyelesaikan soal
dengan tepat dan
rapi
Siswa tepat dalam
merapikan alat tulis

2. Pembelajaran langsung
Pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas kontrol yaitu
pembelajaran langsung.
Pembelajaran langsung (Direct instruction) merujuk pada berbagai
teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan secara
langsung oleh guru kepada peserta didik secara langsung, misalnya
melalui ceramah, demonstrasi dan tanya jawab) yang akan melibatkan
seluruh kelas (Roy Killen dalam Kemendiknas, 2010: 23).
Dengan demikian, model pembelajaran ini berpusat kepada guru,
guru akan menyampaikan isi materi pelajaran dalam format yang sangat
terstruktur, mengarahkan kegiatan para peserta didik dan mempertahankan
pencapaian akademik.
Menurut Kemendiknas (2010: 23-24) tujuan utama pembelajaran
langsung untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik.
Pembelajaran langsung juga memiliki beberapa karakteristik yaitu (1)
transformasi dan keterampilan secara langsung, (2) pembelajaran
berorientasi pada tujuan tertentu, (3) materi pembelajaran yang telah
terstruktur, dan (5) distruktur oleh guru. Berikut ini akan disajikan tahapan
model pembelajaran langsung:

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

21

Tabel 2.4. Tahapan pembelajaran langsung
Tahap
Orientasi

Bentuk Kegiatan
1. Kegiatan pendahuluan
2. Menginformasikan tujuan pembelajaran
3. Arahan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan
4. Menginformasikan materi pelajaran
5. Menginformasikan kerangka pelajaran
Presentasi
Guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep maupun
keterampilan. Selain itu, pemberian contoh-contoh konsep,
pemodelan keterampilan dengan cara demonstrasi, dan
menjelaskan hal-hal yang sulit juga termasuk dalam langkah ini.
Latihan
Guru memandu peserta didik untuk megadakan latihan. Peran
terstruktur
guru sangat peting dalam memberikan umpan balik terhadap
respon peserta didik, memberi penguatan terhadap respon peserta
didik yang benar, dan mengoreksi tanggapan peserta didik yang
salah.
Latihan
Peserta didik diberi kesempatan oleh guru untuk berlatih konsep
terbimbing
atau keterampilan. Latihan terbimbing oleh guru untuk menilai
kemampuan peserta didik dalam melaksanakan tugasnya. Dalam
tahap ini peran guru yaitu memonitor dan memberikan bimbingan
jika diperlukan.
Latihan
Peserta didik melakukan latihan secara mandiri. Tahap ini dpat
mandiri
dilalui peserta didik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan
tugas 85-90% dalam tahap latihan.
Bruce dan Well (dalam kemendiknas, 2010:25)
3. Pengertian Matematika
Matematika menurut Ruseffendi (dalam Heruman 2010: 1), adalah
bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsure yang didefinisikan, ke
aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Matematika menurut Kerami (2002:158) adalah pengkajian logis
mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berkaitan.
Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran),
bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi
matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

22

dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi dalam Suwangsih dan
Tiurlina, 2006:4).
Zevenbergen (2004:9-10) Mathematics is the social filter that
facilitates the access of some students to professions of high status,
wealth and power while excluding others. Developing nations actively
seek their young to have access to mathematics, for they know that
such knowledge will benefit them in the future.
Menurut Heruman (2010: 2-3), bahwa pemaparan pembelajaran
yang ditekankan pada konsep-konsep matematika adalah sebagai berikut:
1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran
suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah
mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari
isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran
penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat
menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan
konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran
konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan
untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.
2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam
satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

23

konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di
semester atau kelas sebelumnya.
3) Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep

dan

pemahaman

konsep.

Pembelajaran

pembinaan

keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep,
pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan
pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,
pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang
berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan
pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan
pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
Dari beberapa pengertian matematika tersebut dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan, struktur yang
terorganisasi yang terdapat beberapa konsep yaitu penanaman konsep
dasar, pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan .

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

24

4. Model Belajar Group Investigation
a. Model Belajar Group Investigation
Menurut Lie (2008 : 28) menyebut bahwa model pembelajaran
kooperatif dengan istilah model pembelajarna gotong-royong, berdasarkan
pada falsafah homo homini socius artinya manusia adalah makluk sosial.
Sedangkan pembelajaran kooperatif menurut Johnson (Isjoni, 2011 : 15)
menjabarkan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja
bersama dalam mencapai tujuan bersama.
Model ini berasal dari premis bahwa dalam bidang sosial maupun
intelektual proses pembelajaran di sekolah menggabungkan nilai-nilai
yang didapatnya, keberhasilan model penggunaan ini sangat tergantung
dengan latihan komunikasi dan berbagai keterampilan sosial yang
dilakukan sebelumnya.
Menurut Uno (2011: 109) model investigasi kelompok merupakan
model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit
untuk diterapkan. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas
yang lebih rumit daripada pendekatan yang berpusat pada guru.
Pendekatan ini juga mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan
proses kelompok yang benar.
Dalam implementasi investigasi kelompok guru membagi kelas
menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5-6 orang yang sifatnya
heterogen. Kelompok ini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan
keakraban, persahabatan, atau minat yang sama dalam topik untuk

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

25

diselidik, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang
terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan mempresentasikan laporan
kelompoknya kepada seluruh kelas.
Adapun tahap-tahap pembelajaran group investigation menurut
Uno (2011: 109), dibagi dalam lima tahap, yakni:
a.

Tahap 1 : mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan ke dalam
masing-masing kelompok kerja.

b. Tahap 2: merencanakan investigasi dalam kelompok
c. Tahap 3: melaksanakan investigasi
d. Tahap 4: mempersiapkan laporan
e. Tahap 5: mengevaluasi
Model pembelajaran group investigation merupakan salah satu
bentuk model pembelajaran cooperative learning yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau informasi
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,misalnya
buku pelajaran, buku perpustakaan, koran, majalah, dan/atau internet.
Model group investigation menuntut para siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan
proses diskusi kelompok.
Menurut Slavin (Taniredja 2012:74) strategi kooperatif Group
Investigation sebenarnya dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

26

Sharan (Taniredja 2012: 75-76) karakteristik unik investigasi
kelompok ada pada integrasi dari 4 fitur dasar yaitu investigasi, interaksi,
penafsiran dan motivasi intrinsik dan diuraikan sebagai berikut:
1) Investigasi
Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang
dan rumit kepada kelas. Di tengah-tengah berlangsungnya
penelitian mereka untuk mencari jawaban masalah, siswa
membangun

pengetahuan

yang mereka

peroleh,

bukannya

menerima apa yang diberikan guru kepada mereka.
2) Interaksi
Interaksi di antara siswa penting bagi investigasi kelompok. Ini adalah
kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan,
saling mengembangkan gagasan satu sama lain, saling membantu
untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, dan bahkan
saling mempertentangkan gagasan dengan menggunakan sudut
pandang yang berseberangan.
3) Penafsiran
Pada saat siswa menjalankan penelitian, mereka secara individual,
berpasangan

dan

dalam

bentuk

kelompok

kecil,

mereka

mengumpulkan banyak sekali informasi dari berbagai sumber
berbeda. Secara berkala mereka bertemu dengan anggota kelompok
mereka untuk bertukar informasi dan gagasan.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

27

4) Motivasi Intrinsik
Dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-masalah
yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan
dan perasaan mereka, investigasi kelompok meningkatkan minat
pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan.
b. Langkah-langkah pelaksanaan model group investigation
Implementasi model pembelajaran group investigation menurut
Kiranawati (2007), harus memenuhi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah
masalah umum yang biasanya digambarkan terlebih dahulu oleh
guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompokkelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang
eranggotakan 2 sampai 6 orang. Komposisi kelompok heterogen
baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.
2) Merencanakan kerja sama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai belajar khusus,
tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan
sub topik yang telah dipilih.
3) Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan,
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan
dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

28

menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam
maupun di luar sekolah. Guru secara terus menerus mengikuti
kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4) Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas.
5) Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu prespektif yang luas mengenai
topik tersebut yang dikoordinir oleh guru.
6) Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau
kelompok, atau keduanya.
c. Materi Pelajaran Matematika
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi keliling dan luas
jajargenjang dan seitiga pada kelas IV semester I. Keliling dan luas
jajarenjang dan segitiga merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran
matematika.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

29

Pada kurikulum dasar kelas IV SD, mata pelajaran matematika
materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga, siswa dituntut untuk
mampu menemukan atau mencari rumus dari keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga.
Materi geometri keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
SK : 4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar
sederhana dalam pemecahan masalah.
KD: 4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.
1) Keliling Segitiga
Seperti telah kita bahas sebelumnya, keliling adalah ukuran
panjang sisi yang mengitari bangun datar. Mari kita tuliskan rumus
keliling segitiga bersama-sama.
C

A

B

Keliling segitiga ABC adalah jumlah panjang sisi-sisinya.
Dituliskan sebagai berikut.
K = AB + AC + BC

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

30

2) Luas Segitiga
Dalam segitiga, tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah
disebut alas (a) dan sisi tegak disebut tinggi (t). Sehingga luassegitiga
dirumuskan:

L = x alas (a) x tinggi (t)

3) Keliling Jajargenjang

K = 2 x (AB + BC)

4) Luas Jajargenjang
L = alas (a) x tinggi (t)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Sudarto dengan
judul

“upaya

peningkatan

hasil

belajar

pendidikan

kewarganegraan

menggunakan metode group investigation tema lingkungan di kelas III
semester II tahun pelajaran 2009/2010 sekolah dasar negeri kesugihan kidul
01 kecamatan kesugihan”, peneliti melaksanakan selama 3 siklus dalam 3
pertemuan dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

31

mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan tema lingkungan di kelas III
sekolah dasar negeri kesugihan kidul 1 unit pelaksana teknis dinas pendidikan,
pemuda dan olah raga kecamatan kesugihan kabupaten cilacap.
Terbukti adanya peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari pencapaian
nilai rata-rata kelas dari pelaksanaan pre tes 6,05 pelaksanaan post tes siklus
pertama 6,70 ada peningkatan 0,65 atau 10,74%. Nilai rata-rata kelas pada
post tes siklus ke dua 7,15 ada peningkatan 0,45 atau 6,71% dan pelaksanaan
siklus ke tiga 7,61 ada peningkatan 0,46 atau 6,43% maka peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar siswa dari pelaksanaan pre tes 6,05 sampai post tes
siklus ke tiga 7,61 mencapai 1,56 atau 25,785%.

C. Kerangka Pemikiran
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah banyak dipengaruhi dari
berbagai faktor yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Salah satunya adalah
kualitas dari pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Diharapkan dengan
menerapkan model belajar group investigation, siswa yang tidak suka dengan
pelajaran matematika, cenderung pasif, dan hasil belajar yamg meliputi aspek
afektif, kognitif, dan psikomotor yang rendah akan lebih aktif, kreatif, dan
merasa senang dalam belajar matematika yang berdampak pula pada
peningkatan hasil belajar matematika.
Dengan penggunaan model belajar group investigastion dapat
menumbuhkan

rasa

senang

belajar

matematika

kepada

siswa

dan

menumbuhkan pembelajaan yang menyenangkan. Dengan model group

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

32

investigation

siswa

bisa

menginvestigasi

mengenai

hal

baru

dan

menerangkannya di depan kelas.
Penggunaan model pembelajaran group investigation diharapkan dapat
menumbuhkan rasa disiplin siswa sehingga dapat menghasilkan pembelajaran
yang efektif baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
Bila dirumuskan dalam skema dapat digambarkan sebagai berikut:
Penerapan Model
Belajar group
investigation

Hasil Belajar Matematika
(Kognitif, Afektif,
Psikomotor)

(X)

(Y)

Apabila diuraikan bagan diatas menjelaskan bahwa (X) yaitu
pembelajaran yang dilakukan dengan perlakuan atau kelas eksperimen
menggunakan model belajar group investigation akan menghasilkan produk
belajar siswa yaitu hasil belajar matematika (kognitif, afektif dan psikomotor).
Model pembelajaran group investigation diterapkan pada kelas
eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan khusus dan diharapkan dengan
perlakuan berbeda akan menghasilkan hasil belajar matematika yang lebih
baik.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013

33

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir diatas, dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation terhadap hasil belajar matematika aspek kognitif siswa kelas
IV SD Negeri 3 Siwarak.
2. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation terhadap hasil belajar matematika aspek afektif siswa kelas
IV SD Negeri 3 Siwarak.
3. Ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation terhadap hasil belajar matematika aspek psikomotor siswa
kelas IV SD Negeri 3 Siwarak.

Pengaruh Model Pembelajaran..., Eko Fitriyanto, FKIP UMP, 2013