Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru

  

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru

  1

  2

  3 Alfiyanti , Syahrilfuddin , Hendri Marhadi

Abstract

Classroom Action Research that aims to improve learning outcomes by implementing IPS

  

Learning Approach Contextual Teaching and Learning (CTL) at the Elementary School fourth

grade students 139 Pekanbaru. This study took place from 26 March 2012 to 7 April 2012. The

subjects were students of class IV of 40 people consisting of 25 men and 15 women. Data

collection instrument in this study is the achievement test, teacher and student observation sheet.

The results obtained by applying the approach Contextual Teaching and Learning (CTL) in the

process of learning can improve student learning outcomes IPS from the base score to the first

cycle of an average of 59 to 62 with an increase of 3 points (5.08%) and improved learning

outcomes from cycle I to cycle II, from an average of 62 to 71 with an increase of 9 points

(14.52%). Traditionally mastery learning based on the daily tests I once applied learning

approach Contextual Teaching and Learning (CTL) of 40 students 14 students (35%) were

completed, 26 students (65%) did not complete the classical completeness 35%, while the cycle

  

II have increased based on the daily tests of 40 students, 27 students (68%) were completed, and

only 13 students (32%) declared incomplete, the classical mastery 68%. Based on the above

conditions are student learning outcomes is not yet complete in the classical style. However, the

average weight of the class in the traditional values increase. So what it has done "successfully",

so it can be concluded that the application of Model Contextual Teaching and Learning (CTL) in

Pekanbaru 139 primary schools to improve student learning outcomes.

  

Keyword :Contextual Teaching and Learning (CTL), learning in elementary social studies,

student learning outcomes.

  PENDAHULUAN

  Peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana konduksif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di kelas. Kenyataan di lapangan banyak dijumpai gaya mengajar guru hanya menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pembagian tugas sehingga siswa hanya duduk saja dan kurang aktif, baik aktif fisik maupun psikis.

  Menurut Syaiful & Aswan (1995), kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya adalah 1.

   Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0805120771, e-mail 2.

  Dosen Pembimbing I, Staf pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, no hp 085363550887 3. Dosen Pembimbing II, Staf pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail

  

  “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar, misalnya perubahan fisik, dan sebagainya.

  Hasil nilai siswa kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012, diperoleh bahwa persentase ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas ini pada materi pokok masalah sosial tahun pelajaran 2011/2012 belum mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari 40 siswa (15 siswa perempuan dan 25 siswa laki-laki) diperoleh hasil pencapaian belajar siswa yang tuntas atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 68.

  Hasil nilai siswa padamateri pokok masalah sosial pada semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 dari empat indikator pada pokok bahasan yang diberikan, persentase jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 32% (13 siswa), sedangkan persentase jumlah siswa yang tidak mencapai KKM adalah 68% (27 siswa). Pencapaian KKM siswa ini dapat dilihat dari pencapaian nilai pre test siswa yang rata-rata 59, nilai ini relatif jauh dari nilai KKM (68).

  Dari hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diperoleh informasi:

  1. Siswa kurang beraktifitas dalam proses pembelajaran baik itu fisik maupun psikis karena metode yang digunakan hanya ceramah, tanya jawab dan pembagian tugas.

  2. Siswa bosan dan jenuh karena metode yang digunakan tidak ada yang membuat mereka tertarik.

  3. Sebagian siswa masih takut kepada guru karena saat metode ceramah, siswa diminta perhatian penuh kepada guru begitu juga dalam pembagian tugas, guru meminta siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan tidak boleh banyak bermain dikarenakan keterbatasan waktu.

  Hal ini mengakibatkan siswa merasa apa yang dipelajarinya kurang bermakna sehingga mudah lupa dengan materi-materi yang diajarkan oleh guru. Pembelajaran tradisional yang tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif segera ditinggalkan dan diganti dengan pendekatan atau metoda pembelajaran yang bepusat kepada guru.

  Penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa dan tidak tertariknya siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru adalah:

  1. Guru hanya menggunakan metode atau model pembelajaran yang konvensional.

  2. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa diminta perhatian penuh kepada guru sehingga merasa takut dan tegang saat belajar.

  3. Guru belum menerapkan pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok.

  Melihat gejala di atas dan standar isi serta tujuan dari pembelajaran IPS, maka perlu diadakan perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satu Pendekatan yang dapat digunakan adalah Pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

  

(CTL).Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru

  mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak nya sekedar menghafal, tetapi merekontruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan kehidupannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah Penerapan Pendekatan CTL dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru? dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru setelah penerapan pendekatan CTL. Manfaat Penelitian ini Bagi siswa, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan, Minat dan aktivitas belajar siswa, Mengembangkan daya fikir siswa sesuai dengan perkembangannya, Meningkatkan hasil belajar siswa, Meningkatkan sikap kerjasama dan berbagi ilmu pada teman. Bagi guru, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dijadikan sebagai Alternatif Pendekatan yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran, dan Alternatif Pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Bagi sekolah, dapat dijadikan alternatif cara untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dan memperbaiki mutu proses pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu landasan untuk menindaklanjuti penelitian yang sama dalam ruang lingkup yang lebih luas.

METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 139 Pekanbaru Kelas IV semester genap.Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2012. Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 orang dengan rincian 25 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini diambil dari data siswa dan guru. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yang pertama observasi, ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, instrument yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Teknik yang kedua adalah teknik tes.Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes tertulis objektif dan essay sebanyak 25 butir soal pada UH I dan 25 butir soal pada UH II, ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan hasil belajar siswa.Teknik yang ketiga adalah dokumentasi yang digunakan sebagai bukti dan pendukung dalam penelitian berupa foto-foto kegiatan dalam pembelajaran.

  Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL), penulis melakukan analisa data dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, komponen yang dianalisis adalah : Aktivitas guru dan siswa

  Aktivitas guru dan siswa dapat diukur dari lembar observasi guru dan siswa dapat diolah dengan rumus :

  NR = JS X 100 % SM

  (Purwanto dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011 :82) Keterangan : NR = Persentase rata-rata aktivitas (guru/siswa) JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas (guru/siswa)

  Kriteria yang digunakan dalam menganalisis data aktivitas guru dan siswa berpandu pada Usman (2005), sebagai berikut:

  

Tabel 1

Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa

1 .

  Rata-rata Skor Kriteria Sangat baik Baik Cukup baik

  Hasil belajar siswa Data dianalisis keberhasilan jumlah siswa yang mencapai KKM dilakukan dengan menghitung persentase jawaban berdasarkan setiap jawaban siswa sesuai dengan kriteria skor jawaban, dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2006:137), yaitu:

  P = F x 100 % N

  Keterangan: F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = Angka persentase

  Kriteria hasil penilaian tentang hasil penelitian dilakukan dengan pengelompokan atas 4 kriteria penilaian yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, dan tidak baik. Kriteria persentase hasil belajar adalah sebagai berikut: 1.

  Apabila persentase antara 76% - 100% dikatakan “Sangat Baik”.

  2. Apabila persentase antara 56% - 75% dikatakan “Baik”.

  3. Apabila persentase antara 40% - 55% dikatakan “Cukup Baik”.

  4. Apabila persentase kurang dari 40% dikatakan “TidakBaik Ketuntasan Individu

  Analisis keberhasilan ketuntasan individu digunakan rumus :

  P =SP X 100 % SM

  Keterangan : P = Persentase ketuntasan individu SP = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor Maksimum

  

Tabel 2

Ketuntasan Individu

  % Interval Kategori 80-100 Amat Baik

  70-79 Baik 60-69 Cukup 40-59 Kurang

  0-49 Kurang Sekali (Purwanto dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011 : 82) Ketuntasan Klasikal Adapun rumus yang dipergunakan untuk menentukan ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut :

  PK = ST X 100 % N

  Keterangan : PK = Ketuntasan klasikal ST = Jumlah siswa seluruhnya N = Jumah siswa yang tuntas

  HASIL PEMBAHASAN Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.

  Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dengan waktu 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan didukung oleh lembar kerja siswa (LKS) dan pada setiap akhir siklus 1 dan 2 diadakan ulangan harian (UH) yang hasilnya dipakai sebagai landasan untuk melakukan siklus berikutnya.

  Pelaksanaan Penelitian Tahap Persiapan

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrument penelitian yang terdiri dari perangkap pembelajaran dan instrument pengumpul data. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun untuk empat kali pertemuan, Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan guru dan siswa untuk setiap kali pertemuan dan seperangkat tes hasil belajar IPS untuk Ulangan Harian I dan Ulangan Harian II.

  Tahap Pelaksanaan Siklus I

  Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 Menit) pada jam pelajaran 1 dan 2, dengan materi masalah sosial yang membahas tentang pengertian masalah sosial dan masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. Pada pertemuan ini perwakilan kelompok satu dan dua sudah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

  Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 Maret 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 Menit) pada jam pelajaran 1 dan 2, dengan materi masalah sosial yang membahas tentang faktor penyebab timbulnya masalah kependudukan, tindak kejahatan, rusaknya fasilitas umum, dan perilaku tidak disiplin. Selama siswa mengerjakan LKS dan diskusi kelompok, siswa sudah mulai bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya masing-masing, sehingga suasana kelas lebih tertib jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

  Kegiatan Akhir (± 10 menit) selanjutnya guru mengarahkan siswa dengan memberikan pertanyaan yang mengarah pada menyimpulkan pelajaran sehingga siswa secara bersama-sama dapat menyimpulkan pelajaran sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru. Kemudian guru meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah diambil. Pelaksanaan Ulangan Harian I

  Setelah dua kali pertemuan guru melaksanakan ulangan harian satu (UH1) pada hari sabtu tanggal 31 Maret 2012 dengan memberi tes hasil belajar pada materi pengertian masalah sosial, faktor penyebab timbulnya masalah kependudukan, tindak kejahatan, rusaknya fasilitas umum, dan perilaku tidak disiplin. Tes dilaksanakan selama 70 menit, terdiri dari 25 soal (20 butir objektif dan 5 butir essay) sesuai dengan indikator yang telah dibuat oleh peneliti.

  Refleksi Siklus I Dari hasil pengamatan peneliti selama melakukan tindakan dalam dua kali pertemuan masih ada hal-hal yang belum sesuai, antara lain: murid belum dapat membuat rumusan masalah, menjawab pertanyaan sepanjang aktivitas pembelajaran, dan membuat kesimpulan dalam pembelajaran. Di dalam mengerjakan LKS siswa melakukan kerjasama dengan teman satu kelompok dengan baik. Walaupun mereka belum terbiasa melakukan aktivitas pembelajaran secara bersama dan menggunakan LKS, tetapi mereka mampu mengerjakan dan bekerjasama. Tetapi pada saat presentasi masih ada beberapa siswa yang belum memperhatikan kelompok yang sedang menyajikan.

  Adapun rencana yang akan dilakukan peneliti selanjutnya adalah dengan memberikan penegasan kembali kepada seluruh siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran dan memotivasi siswa untuk menghargai teman yang sedang presentasi.

  Tahap Pelaksanaan Siklus II

  Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 April 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 Menit) pada jam pelajaran 1 dan 2, dengan materi masalah sosial yang membahas masalah sampah, pencemaran lingkungan, kelangkaan energi dan barang. Sebelum memulai pertemuan pertama pada siklus II, guru menyampaikan hasil ulangan harian satu (UH1) dan penghargaan berupa tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh hasil terbaik pada siklus I. Pada pertemuan ini kelompok 2 dan 4 untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergantian.

  Kegiatan Akhir (±10 menit) setelah diskusi berakhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerjanya berupa pujian dan tepuk tangan. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat bersama.

  Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 3 April 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 Menit) pada jam pelajaran 1 dan 2, dengan materi masalah sosial yang membahas tentang bentuk-bentuk masalah sosial dan upaya penyelesaian masalah sosial. Pada pertemuan ini kelompok 5 yang maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

  Kegiatan Akhir (±10 menit) setelah diskusi berakhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerjanya berupa pujian dan tepuk tangan. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk mencatat kesimpulan yang telah dibuat bersama.

  Pelaksanaan Ulangan Harian II Setelah dua kali pertemuan guru melaksanakan ulangan harian II, dengan memberi tes hasil belajar pada materi masalah sampah, pencemaran lingkungan, kelangkaan energi dan barang, bentuk-bentuk masalah sosial, dan upaya penyelesaian masalah sosial. Tes dilaksanakan selama 70 menit, terdiri dari 25 (20 butir objektif dan 5 butir essay) soal sesuai dengan indikator yang telah dibuat oleh peneliti pada materi pertemuan satu dan dua pada siklus kedua.

  Refleksi Siklus II Setelah menerapkan saran pada refleksi pertama, yaitu pada pengelompokan siswa dan memotivasi untuk berdiskusi dengan baik dengan teman sekelompok, pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus pertama. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua ini sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah direncanakan.

  Analisis Hasil Tindakan

  Aktivitas Guru dan Siswa Tabel di bawah ini menunjukkan adanya perbandingan persentase aktivitas guru pada pada setiap pertemuan siklus I danII :

   Tabel 3 Peningkatan Persentase Aktivitas Guru Setiap Pertemuan Siklus I dan II

  Presentase Siklus Pertemuan Kategori aktivitas

  Pertemuan ( Pertama ) 86 % (Sangat baik )

  I Pertemuan ( Kedua ) 86 % (Sangat Baik ) Pertemuan ( Pertama ) 93 % (Sangat Baik )

  II Pertemuan ( kedua ) 93 % ( Sangat Baik ) Dari tabel di atas dapat dilihat persentase aktivitas guru meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini menjelaskan bahwa penerapan pendekatan CTL yang diamati dari aktivitas guru pada siklus I dan siklus II, diperoleh aktivitas guru pada siklus II lebih baik dari pada siklus I, karena rata-rata skor aktivitas guru pada siklus II lebih besar dari siklus I, yaitu 93% berbanding 86% baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Perbedaan ini terjadi karena pada aktivitas guru pada siklus I ada empat kegiatan yang tidak dilakukan sedangkan pada siklus II hanya dua kegiatan yang tidak dilakukan pada tiap kali pertemuan.Namun perbandingan kegiatan guru pada setiap pertemuan siklus I sudah dilakukan pada pertemuan siklus II, yaitu kegiatan masyarakat belajar dan pemodelan.

  Sedangkan secara keseluruhan semua pertemuan pada Siklus I dan Siklus II sudah diperoleh pengamatan aktivitas guru memiliki kategori “sangat baik”, ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan CTL untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru sudah sangat baik.

  Observasi aktivitas siswa dilakukan dari awal pembelajaran sampai pembelajaran berakhir. Data hasil observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus I dan ke II, sedangkan perbandingan persentase aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus I dan II dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

  Tabel 4 Peningkatan Persentase Aktivitas Siswa Setiap Pertemuan Siklus I dan II

  Presentase Siklus Pertemuan Kategori aktivitas

  Pertemuan ( Pertama ) 79% (Sangat baik )

  I Pertemuan ( Kedua ) 82% (Sangat Baik ) Pertemuan ( Pertama ) 75% ( Baik )

  II Pertemuan ( kedua ) 82% ( Sangat Baik ) Dari tabel di atas dapat dilihat persentase aktivitas siswa meningkat dari siklus I pertemuan pertama dan kedua.Pada siklus II pertemuan pertama menurun dibandingkan siklus I tetapi meningkat pada pertemuan keduanya.Hal ini menjelaskan bahwa penerapan pendekatan CTL yang diamati dari aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, diperoleh aktivitas siswa setiap pertemuan pertama pada siklus I maupun siklus II umumnya siswa lebih banyak tidak melakukan kegiatan.Sedangkan pada pertemuan pertama siklus I, rendahnya persentase (79%) disebabkan pada pertemuan ini baru memperlajari materi pengertian masalah sosial dan materi ini cukup sulit dipahami oleh siswa.Hal serupa juga terjadi pada pertemuan pertama siklus II dengan materi pokok kelangkaan energi dan barang.Cukup sulitnya kedua materi pada pertemuan ini terlihat juga dari hasil ulangan harian yang cukup rendah.

  Namun secara umum pertemuan pada Siklus I dan Siklus II sudah diperoleh pengamatan aktivitas siswa memiliki kategori “sangat baik”, dan hanya pada pertemuan kedua siklus II diperoleh kategori “baik”, karena hanya memiliki persentase aktivitas siswa 75 %.

  Hasil Belajar Berdasarkan hasil ulangan harian I setelah diterapkan pembelajaran Pendekatan dari 40 siswa ada 14 siswa (35%) yang tuntas,

  Contextual Teaching and Learning (CTL)

  26 siswa (65%) tidak tuntas, dengan ketuntasan klasikal 35 %. Sedangkan pada siklus ke

  II mengalami peningkatan berdasarkan hasil ulangan harian dari 40 siswa, sudah 27 siswa (68%) yang tuntas, hanya 13 siswa (32%) dinyatakan tidak tuntas, dengan Ketuntasan klasikal 68%.

  Pembahasan

  Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II maka penerapan pendekatan Contextual

  

Teaching and Learning (CTL) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan beberapa hal

  seperti : Peningkatan Aktivitas Guru Pada lembar pengamatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II, diperoleh aktivitas guru pada siklus II lebih baik dari pada siklus I, karena rata-rata skor aktivitas guru pada siklus

  II lebih besar dari siklus I (86% berbanding 93%). Hal ini terjadi karena pada aktivitas guru pada siklus I ada empat kegiatan yang tidak dilakukan sedangkan pada siklus II hanya dua kegiatan yang tidak dilakukan pada tiap kali pertemuan. Namun perbandingan kegiatan guru pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II, hanya dua kegiatan tidak dilakukan pada setiap pertemuan siklus I, tapi sudah dilakukan pada pertemuan siklus II, yaitu kegiatan masyarakat belajar dan pemodelan. Peningkatan Aktivitas Siswa Pada lembar pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus I pertemuan pertama yaitu 79 % meningkat pada pertemuan kedua siklus I menjadi 82% dengan kategori sangat baik, serta di siklus II pertemuan pertama mengalami penurunan menjadi

  75% 82%

  tetapi di pertemuan kedua pada siklus II meningkat lagi menjadi dengan kategori sangat baik. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru pada materi masalah sosial berdasarkan nilai ulangan harian siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 5 Hasil Belajar Siswa kelas IV melalui Pembelajaran Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL )Berdasarkan Hasil Ulangan Harian pada Siklus I dan Siklus II

  Ketuntasan Belajar Jumlah

  No Ulangan Individu Siswa Klasikal

  Tuntas Tidak Tuntas

  1 Skor Dasar 13 (32%) 27(68%) TT

  2 I 40 14(35%) 26(65%) TT

  3 II 27(68%) 13(32%) TT

  Keterangan: TT = Tidak Tuntas

  Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar berdasarkan hasil ulangan harian I setelah diterapkan pembelajaran Pendekatan Contextual Teaching and

  Learning (CTL) dari 40 siswa ada 14 siswa (35%) yang tuntas, 26 siswa (65%) tidak

  tuntas, dengan ketuntasan klasikal 35 %. Sedangkan pada siklus ke II mengalami peningkatan berdasarkan hasil ulangan harian dari 40 siswa, sudah 27 siswa (68%) yang tuntas, hanya 13 siswa (32%) dinyatakan tidak tuntas, dengan Ketuntasan klasikal 68%. Berdasarkan kondisi di atas hasil belajar siswa dikatakan belum tuntas secara klasikal.

  Hal ini disebabkan siswa sebelumnya belum mengenal pembelajaran secara berkelompok, dan 13 orang siswa tidak tuntas masih belum terbiasa atau belum mengerti dengan penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini. Namun secara rata-rata kelas bobot nilai secara klasikal mengalami kenaikan.

  Berdasarkan skor dasar siswa yang tuntas sebelum diterapkan pendekatan CTL yaitu sebanyak 13 siswa (32%), kemudian meningkat pada siklus I yaitu sebanyak 14 siswa (35%), kemudian meningkat lagi pada siklus II sebanyak 27 siswa (68%). Untuk melihat peningkatan ketuntasan hasil belajar berdasarkan skor dasar, siklus I dan siklus II di kelas

  IV SD Negeri 139 Pekanbaru tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada grafik berikut

  80

  68

  70

  60

  50

  35

  40

  32

  27

  27

  26

  30

  20

  14

  13

  13

  10 Siswa Tidak Tuntas Siswa Tuntas Persentase Ketuntasan

Skor Dasar UH I UH II

Gambar 1. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan SIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: T indakan yang telah dilakukan “berhasil”, sehingga dapat disimpulkan bahwa Penerapan

  Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)di SD Negeri 139 Pekanbaru dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran PendekatanContextual Teaching

  and Learning (CTL) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa

  dari skor dasar ke siklus I yaitu dari rata-rata 59 menjadi 62 dengan peningkatan sebesar 3 poin (5,08 %) dan peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu dari rata-rata 62 menjadi 71 dengan peningkatan sebesar 9 poin (14,52 %). Secara klasikal ketuntasan belajar berdasarkan hasil ulangan harian I setelah diterapkan pembelajaran Pendekatan Contextual

  Teaching and Learning (CTL) dari 40 siswa ada 14 siswa (35%) yang tuntas, 26 siswa (65%)

  tidak tuntas dengan ketuntasan klasikal 35%.Sedangkan siklus ke II mengalami peningkatan berdasarkan hasil ulangan harian dari 40 siswa, sudah 27 siswa (68%) yang tuntas, hanya 13 siswa (32%) dinyatakan tidak tuntas, dengan Ketuntasan klasikal 68%. Berdasarkan kondisi di atas hasil belajar siswa dikatakan belum tuntas secara klasikal. Namun secara rata-rata kelas bobot nilai secara klasikal mengalami kenaikan.

  Memperhatikan simpulan dan pembahasan hasil penelitian di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan PendekatanContextual

  Teaching and Learning (CTL) yaitu menyarankan: dalam penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) hendaknya guru dapat mengembangkan kemampuan individu

  siswa dalam merumuskan masalah, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam merumuskan masalah. Dalam menjelaskan materi, guru sebaiknya menekankan perbedaan antara sebab dan akibat suatu masalah sosial, dan memperbanyak contoh masalah sosial, terutama materi kelangkaan barang dan energi, serta faktor penyebab kelangkaan barang.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu selama penulisan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:

  1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.

  2. Drs. Lazim N. M.Pd sebagai ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau yang telah memberikan bimbingan, dan masukan demi perbaikan skripsi ini.

  3. Drs. H. Syahrilfuddin, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Hendri Marhadi, S.E, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan demi perbaikan skripsi ini.

  4. Dosen - dosen PGSD Universitas Riau yang telah memberikan ilmu pengetahuannya, kritik dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  5. Railis, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 139 Pekanbaru yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian di sekolahnya, dan Zahriyah, S.Pd, SD selaku guru kelas IV beserta siswa-siswa kelas IV yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data skripsi.

  6. Keluarga terutama kedua orang tua Aslam dan Awiyah dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

  7. M.M (TT) yang telah memberikan saran serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

DAFTAR PUSTAKA

  Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru .Jakarta : Raja Grafindo Persada. M. Chabib Thoha. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Mulyasa. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya. Riyanto Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Sanjaya Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Sudjana Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumiati dan Asra. 2007.Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya : Pustaka Belajar. Suryosubroto B.2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta. Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro: Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional, Yogyakarta : Tiara Wacana. Syahrilfuddin dkk. 2011. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru.Tidak diterbitkan. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif.Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Usman, Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar

0 15 174

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas IV SD Negeri Sindang 02 Kabupaten Tegal.

0 0 300

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa Kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta.

0 0 18

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN No 3 Siwalempu | Samriani | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3396 10608 1 PB

0 0 19

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIIIA SMP N 2 Pulung Lathifah Mujahidah

0 0 13

Penerapan Model Pengajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 40 Pekanbaru

0 0 13

Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru

0 0 12

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 94 Pekanbaru

0 0 15

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru

0 0 15