PENINGKATAN KINERJA PENGAWAI MELALUI KOMUNIKASI VERBAL PADA BADAN PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT (BPPM) PROVINSI RIAU

LEmBRGn zyxwvutsrqponm
PERELITinn
PENINGKATAN KINERJA PENGAWAI M E L A L U I KOMUNIKASI V E R B A L PADA B A D A N
P E M B E R D A Y A A N DAN P E R L I N D U N G A N M A S Y A R A K A T (BPPM) PROVINSI RIAU

Program Studi llmu Komunikasi,

Anuar Rasyid
Jurusan Administrasi
Pekanbaru

Negara Fisip Universitas

Riau,

28293

ABSTRACT

Phenomenon that happened in the institution of empowerment and society protection Riau Province in
pel^anbaru, can be seen as following, say for instance there are some employees do no work as the role, they are

not in the office, coming late, work result is not maximal so that it caused unsatisfied performance. The goal of
these researches are firstly, to describe the responses of the object researched toward verbal communication
and employee performanced increasing in institution of empowerment and society protection Riau Province.
Secondly, to find out the correlations between verbal communication and employee performance increasing in
institution of empowerment and society protection Riau Province. The research was analyzed by using quantitative
method, with the number of the population is 71 persons and 35 respondents as samples. They were taken with
random sampling technique. Data collecting technique used were questionnaires, interview and observation. To
analyzed variables correlation used Correlation Product Moment. The result of the research obtained that the
responses of the object researched toward verbal communication and employee performanced increasing is in
high category. The employee have received messages from the leaders through channel addresed clearly directly
and fluently From the value of r table 0,334 and r count 0, 83 so that it show that There is any significant
correlation between verbal communication and employee performance increasing in institution of empowerment
and society protection Riau Province. On the other word, more they communicate verbally more the improvement
can be reached.

PENDAHULUAN
Badan Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) adalah perangkat daerah, yang
diserahkan wewenang, tugas dan tanggung jawab menunjang penyelenggaraan otonomi daerah,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan bidang pemberdayaan dan perlindungan masyarakat di daerah.
Terbentuknya Badan Pemberdayaan dan Periindungan Masyarakat menimbang bahwa dalam rangka

pelaksanaan undang-undang No. 22 Tahun 1999 dan peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2000 di
Provinsi Riau dipandang perlu untuk membentuk serta menetapkan susunan organisasi dan tata
kerja Badan Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat.
Tugas B P P M ditetapkan melalui peraturan daerah Provinsi Riau No. 29 Tahun 2001 tentang
pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja badan pemberdayaan dan perlindungan masyarakat.
Tugas pokok Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) antara lain:
(1) Merumuskan kebijaksanaan pemerintah daerah di bidang pemberdayaan dan perlindungan
masyarakat. (2) Mengkoordinasikan, memadukan, menyelaraskan dan menyerasikan perencanaan
dan kegiatan di bidang pemberdayaan dan periindungan masyarakat. (3) Menyusun rencana kerja
dan program pembangunan bidang pemberdayaan dan perlindungan masyarakat. (4) Melaksanakan
rencana kerja dan program pembangunan yang menyangkut bidang tugasnya sesuai dengan
mekanisme yang ditetapkan. (5) Penyediaan dukungan dan bantuan kerja sama dengan Kabupaten/
Kota dalam rangka pemberdayaan dan perlindungan masyarakat daerah. (6) Melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan. (7) Membuat laporan sesuai dengan proseduryang
306

ditetapkan. (8) iVlenyelesaikan masalah yang berkaitan dengan lingkup tugasnya. (9)zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb
Memberikan
pelayanan umum dan pelayanan teknis di bidang pemberdayaan dan perlindungan masyarakat sesuai
dengan sifat keperluannya. (10) Melaksanakan pelatihan di bidang pemberdayaan dan periindungan

masyarakat. (11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Gubernur Riau.
Dari tugas-tugas di atas jelas bahwa komunikasi verbal sangat berpengaruh bagi kelancaran
tujuan iembaga dalam melaksanakan tugas masing-masing bidang. Adapun yang menjadi masalah
pada komunikasi verbal yang dilakukan oleh pegawai dalam melaksanakan kerja terdapat berbagai
hal, misalnya masih ada pegawai yang tidak berada di tempat pada saat jam kerja, tidak masuk tepat
waktu, hasil kerja yang tidak maksimal dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi
dalam organisasi secara interen dan eksteren antarpegawai.
Salah satu faktor yang menyebabkan berkembang suatu institusi, adalah tergantung pada
kemampuan dan kebijakan pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, selain itu pemimpin diharapkan bisa melakukan komunikasi
baik secara efektif baik dalam pertemuan informal dan formal terhadap bawahannya. Komunikasi
pimpinan yang efektif akan menumbuhkan rasa senang, nyaman, tenang dan hangat serta memotivasi
kinerja pegawai. Hal ini tentunya akan mewujudkan suasana yang kondusif sehingga pekerjaan dapat
berjalan lancar sesuai dengan perencanaan. Untuk mewujudkan semua hal di atas, dibutuhkan
pemimpin yang mempunyai kredibilitas yang tinggi, pengalaman dan pendidikan.
Komunikasi verbal dalam suatu instansi, organisasi dan perusahaan dapat memberikan
motivasi, partisipasi dan beragam informasi. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa pegawai
yang kurang bersemangat, tidaktepatwaktu, tidak disiplin, dan masih adajuga pegawai yang santai
bekerja, tentu ini bisa mengakibatkan tidak efektifnya kinerja mereka sehingga tidak tercapainya tujuan
yang telah direncanakan.

Untuk mengembalikan kinerja pegawai, maka diperlukan komunikasi verbal yang efektif. Karena
komunuikasi verbal sangat efektif dalam penyampaian pesan instruksi/tugas kepada pegawai. Melalui
komunikasi verbal memungkinkan pengidentifikasi tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku
untuk mencapi tujuan. Selanjutnya, komunikasi lisan dan tulisan mampu mewujudkan pemahaman
terhadap pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
B P P M merupakan institusi yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu
kinerja para pegawai dituntut maksimal dalam pelayanan masyarakat tersebut. Melalui penggunaan
komunikasi verbal yang maksimal diharapkan pesan-pesan dapat sampai kepada pegawai dengan
baik sehingga meningkatkan kinerja mereka.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelian kuantitatif deskriptif. Penelitian
dianalisis secara statistk dengan menggunakan metode analisis korelasional. Tujuan analisis korelasi
adalah untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungannya. Korelasi berarti
mencari hubunngan antara satu variabel dengan variabel lainya Yousda dan zainal, 1992:266). Metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Whitney (1960) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian ini menggunakan 2 (dua) variabel, yaitu variabel bebas (variabel X) penelitian ini
adalah komunikasi verbal yang terdiri atas beberapa indikator antara lain; pengirim pesan, pesan,
saluran,penerima pesan, balikan. Sedangkan variabel terikatnya (variable Y) adalah kinerja pegawai,
yang terdiri atas beberapa indikator yaitu; kesetiaan/loyalitas, prestasi/hasil kerja, tanggung jawab,


307

LEmBRGRzyxwvutsrqponmlk
PEnELiimn
ketaatan/kedisiplinan, kerjasama, tingkat prakarsa/inisiatif dan kualitas potensi kepemimpinan. Secara
keseluruhan variabel-variabel dan indikator-indikator terdapat pada Tabel 1:
Tabel 1. Variabel komunikasi verbal dan kinerja pegawai
Variabel Y : Kinerja Pegawai
1. Kesetiaan/loyalitas
2. Prestasi/hasil kerja
3. Tanggung jawab
4. Kataatan/kedisiplinan
5. Kerjasama
6. Tingkat prakarsa/inisiatif
7. Kualitas potensi kepemimpinan

Variabel X : Komunikasi Verbal
1. Pengirim pesan
2. Pesan

3. Saluran
4. Penerima pesan
5. Balikan

Penelitian dilakukan pada Kantor Badan Pemberdayaan dan Perlindungan masyarakat (BPPM)
Provinsi Riau yang beralamatkan di jalan Raya Pekanbaru - Bangkinang Km. 10. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai Badan Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat yang
berjumlah 71 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 50%, yang berjumlah 35 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalahzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
teknik random sampling.
Jenis dan sumberdata yang digunakan antara lain: (1) Data primer yang merupakan data yang
lansung dan objek penelitian perorang, kelompokdan organisasi. (2) Data sekunder yaitu data yang
memberikan penjelasan mengenai data primer yaitu benjpa buku-buku hasil penelitian, dokumentasi
resmi dari pemerintah (Ruslan, 2005:29-30). Teknik P e n g u m p u l a n Data dilakukan dengan
menggunakan angket, wawancara observasi dan dokumetasi. Pengukuran data pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan skala likert, dengan kategori tinggi (skor3), sedang (skor2), rendah
(skorl) (Riduwan, 2002:12).
Untuk menganalisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Untuk menganalisis
hubungan antara komunikasi verbal dan peningkatan kinerja pegawai di Badan Pemberdayaan dan
Perlindungan Masyarakat (BPPM) Provinsi Riau digunakan dengan bantuan analisis statistik korelasi

product moment, dengan rumus : (Riduwan, 2005: 123):

N^Sx'--(Xx)=JiNXY'--(Si'r|
Tingkat hubungan antara komunikasi verbal dan peningkatan kinerja pegawai pada Badan
Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) Provinsi Riau koefisien korelasi product
moment (rJ , yaitu jika nilai koefisien korelasi product momen -(r J positif maka hubungan bersifat
xy
xy
searah. Ketentuan hubungan dinyatakan dengan melihat hal, apabila r tabel > r hitung maka Ho
diterima atau Ha di tolak dan apabila r tabel < r hitung maka Ho di tolak atau Ha diterima. Taraf
signifikan yang digunakan adalahzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
a = 0,05. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program
statistic product and sen/ice solucion

(SPSS).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanggapan Responden terhadap Komuniksi Verbal dan Peningkatan Kinerja Pegawai pada
Badan Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) Provinsi Riau.


308

tiniUERSITRS RIRU
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal menurut Muhammad (2000; 95-96) adalah komunikasi yang menggunakan
simbol-simboi atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan.
Sedangkan komunikasi verbal menurut Bambang dkk. (2005:12) adalah salah satu bentuk komunikasi
yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan
maupun lisan. Melalui komunikasi lisan dan tulisan diharapkan orang dapat memahami apa yang
disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Secara umum, untuk menyampaikan pesan-pesan
bisnis, seseorang dapat menggunakan tulisan dan lisan, sedangkan untuk menerima pesan-pesan
bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.
Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan adalah suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan
dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima (Muhammad, 2000:96). Dalam
organisasi terdapat bermacam-macam tipe dari komunikasi lisan seperti: intruksi, penjelasan, laporan
lisan, pembicaraan untuk mendapatkan persetujuan kebijaksanaan, dan menghargai orang dalam
organisasi. Komunikasi lisan dalam bentuk percakapan interpersonal secara tatap muka, atau melalui
telepon, radio, televisi dan Iain-Iain.
Komunikasi Tulisan

Komunikasi tulisan adalah keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan itu disandikan
dalam simbol-simbol yang dituliskan dalam kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian
dikirimkan pada karyawan yang dimaksudkan (Muhammad, 2000:96). Komunikasi tulisan dapat berupa
surat, memo, buku petunjuk, gambar, laporan.
1. Tanggapan Responden terhadap Komunikasi Verbal
Data menunjukkan bahwa penggunaan komunikasi verbal berada pada kategori tinggi seperti
dalam hal pengirim pesan, penyampaian perintah/pesan, saluran yang digunakan, Pengiterpretasian
isi pesan, Opini/persepsi terhadap tugas/pesan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel 2 berikut
ini.
Tabel 2 menunjukkan bahwa s e c a r a umum penggunaan komunikasi verbal di Badan
Pemberdayaan dan Periindungan Masyarakat Provinsi Riau berada pada kategori tinggi yaitu (71,43%),
sedangkan sisanya (8,575%) pada kategori sedang dan rendah (20%). Hal ini membuktikan bahwa
para pegawai pada umumnya menggunakan komunikasi verbal.
Secara keselumhan komunikasi verbal berjalan dengan maksimal. Komunikasi veriDal ini meliputi
pengirim pesan secara lisan dan tulisan. Pimpinan menyampaikan pesan tugas, pesan pemeliharaan,
pesan kemanusian, pesan pembaharuan dan juga antara sesama pegawai yang menyampaikan
pesan tersebut karena penyampaian pesan disampaikan secara bertahap (berjenjang).
Penyampaian peritah/pesan melalui komunikasi lisan benjpa instruksi, penjelasan, laporan lisan,
pembicaraan untuk mendapatkan persetujuan kebijaksanaan, dan menghargai orang dalam organisasi
oleh atasan dalam bentuk percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon sudah jelas.

Penyampaian peritah/pesan melalui komunikasi tulisan berupa surat, memo, buku petunjuk, gambar,
laporan yang disamapaikan oleh atasan sudah jelas. Dengan adanya struktur tugas yang jelas
disampaikan oleh atasan maka pegawai akan tahu apa yang diharapkan oleh atasan.

309

LEme nGR PEnELirm n
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Komunikasi Verbal
No
1

Pertanyaan
Pengirim pesan lisan

2

Pengirim pesan tulisan

3


Penyampaian
peritah/pesan
melalui
komunikasi lisan
Penyampaian
peritah/pesan
melalui
komunikasi tulisan
Penyampaian
peritah/pesan
melalui
komunikasi
lisan
menggunakan
saluran
yang tepat
Penyampaian
peritah/pesan
melalui
komunikasi
tulisan
menggunakan
saluran
yang tepat
Pengiterpretasian
isi
pesan secara lisan

4

5

6

7

8

9

Pengiterpretasian
pesan secara tulisan

isi

Opini/persepsi terhadap
tugas/pesan
yang
diberikan atasan
Rata-rata
jawaban
responden

Kategori
a. Jelas
b. Sedang
c. Tidak jelas
a. Jelas
b. Sedang
c. Tidak jelas
a. Jelas/dapat dimengerti
b. Sedang/cukup
c. Tidak dapat dimengerti
a. Jelas/dapat dimengerti
b. Sedang/cukup
c. Tidak jelas
a. Bagus/tepat
b. Sedang/cukup
c. Tidak bagus/tidak tepat

Frekuensi
20
9
6
27
8

-

27
8

-

29
6

-

Persentase
57,1
25,7
17,1
77,1
22,9

-

77,1
22,9

-

82,9
17,1

-

27
8

77,1
22,9

-

-

a. Bagus/tepat
b. Sedang/cukup
c. Tidak bagus/tidak tepat

28
7
-

80,0
20,0

a. Jelas/dapat dimengerti
b. Sedang/cukup
c. Tidak jelas/tidak dapat
dimengerti
a. Jelas
b. Sedang
c. Tidakjelas/tidak
dimengerti
a. Bagus
b. Sedang/cukup
c. Tidak bagus
a. Bagus/tinggi
b. Cukup/sedang
c. Tidak bagus/ rendah

25
8
2

71,4
22,9
5,7

23
12

65,7
34,3

-

-

29
6

82,9
17,1

-

25
3
7

-

-

71,43
8,57
20

Sumber: Data Olahan 2007
Penyampaian peritah/pesan melalui komunikasi lisan menggunakan saluran yang tepat yaitu
suara yang jelas didengar oleh pegawai. Penyampaian peritah/pesan melalui komunikasi tulisan
menggunakan saluran yang tepat dengan surat, memo dapat dilihat melalui gelombang cahaya sebagai
saluran yang memungkinkan dapat melihat huruf pada surat tersebut dapat di terima dengan jelas
oleh pegawai.
Pengiterpretasian isi pesan secara lisan yang tepat dan akurat. Random Haues cf/ctona/y (dalam
Pace, 2002:156) berpendapat bahwa menginterpertasikan bararti mengurai atau memahami sesuatu
dengan suatu cara tertentu.proses pemahaman melibatkan orang, objek dan peristiwa. Persepsi ini
meliputi pengindaraan melalui alat indra yang dikirim ke otak dan di pelajari. Proses penginterpretasian
dapat dipahami oleh pegawai dengan jelas.
310

UniUERSiTRS Rinu
Pengiterpretasian isi pesan secara tulisan melalui proses pemaknaan malalui surat, memo
dapat ditangkap oleh pegawai dengan jelas. Opini/persepsi terhadap tugas/pesan yang diberikan
atasan. Isi pesan yang disampaikan oleh atasan dapat di respon dengan baik sehingga tidak perlu
pengulangan pesan.
2. Tanggapan Responden terhadap kinerja pegawai
Swanson dan Gardous (dalam Pace, 2002:134) menjelaskan bahwa dalam sistem, berapapun
ukurannya, semua pekerjaan berhubungan. Hasil dari seperangkat kinerja pekerjaan adalah masukan
bagi usaha kinerja lainnya. Karena saling bergantungan, apa yang tampak merupakan perolehan
kinerja yang kecil dalam suatu aspek pekerjaan dapat menghasilkan perolehan besar secara
keseluruhan. Jadi produktlvitas suatu sistem bergantung pada kecermatan dan efisiensi perilaku
kerja. Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai antara lain adalah:
1.

"Kesetiaan artinya tekad dan kesanggupan menanti melaksanakan dan mengamalkan sesuatu
yang di taati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

2.

Prestasi kerja artinya kinerja yang di capai pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya.

3.

4.
5.
6.
7.

Tanggung jawab yaitu kesanggupan seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang di
berikan dengan sebaik-baiknya, tempat waktu dan bersedia menanggung resiko terhadap tugas
tersebut.
Ketaatan artinya kesanggupan pegawai dalam menaati setiap peraturan dan norma baik yang
tertulis maupun tidak tertulis.
Kerjasama artinya kemempuan pegawai untuk berada dalamzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
team work sehingga mencpai daya
guna dan hasil guna yang sebesar-besamya.
Prakarsa artinya kemampuan pegawai untuk mengambil inisiatif sendiri tanpa menunggu perintah
kedinasan dengan pertimbangan terlebih dahulu.
Kepemimpinan artinya kemampuan pegawai untuk mengerahkan pegawai lainya dalam
menyelesaikan tugas pokok".(Ruky, 2004:8)

Data menunjukkan bahwa secara umum, hampir setengah dari kinerja pegawai berada pada
kategori tinggi sebanyak 16 responden atau (45,71%), sedangkan yang menyatakan sedang sebanyak
14 responden atau 40,71% dan yang menyatakan rendah sebanyak 5 responden atau 14,29%. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini.

311

lEmBPGPzyxwvutsrqponmlkj
PEnELITIRn
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kinerja Pegawai
No
1

Pernyataan
Kesetiaan/loyalitas
pekerjaan

2

Hasil kerja pegawai
dapat memuaskan

3

Hasil kerja pegawai
dengan target

terhadap

yang

sesuai

4

Sikap tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas

5

Pelaksanaan
tepat waktu

6

Menanggung resiko terhadap
tugas

7

Bekerja dengan disiplin

8

Menaati
peraturan
secara
tertulis dan tidak tertulis

9

Tindakan kedisipiinan yang di
tetapkan
Iembaga di taati
pegawai

10

Sangsi bagi pegawai yang
tidak menegakkan kidisiplinan

11

Pegawai dapat bekerjasama
dengan
sesama
pegawai
lainya

tugas

dengan

12

Sikap
inisiatif
melaksanakan tugas

dalam

13

Sikap inisiatif dalam rapat

14

Kualitas/potensi atasan dalam
kepemimpinan
Rata-rata jawaban responden

Sumber: Data Olahan 2007
312

Kategori
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
a. Sering/ mampu
b. Cukup
c. Jarang/
tidak
mampu
a . Sering/sesuai
dengan target
b. Cukup
c. Jarang/
tidak
sesuai dengan
target
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
a. Tinggi/ ditaati
b. Jarang
c. Rendah/tidak
ditaati
a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
a. Sering/dapat
bekerja sama
b. Cukup
c. Jarang
a. Sering
b. Cukup
c. Jarang
a. Sering
b. Sedang
c. Cukup
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
a. Bagus/tinggi
b. Cukup/sedang
c. Tidak
bagus/
rendah

Frekuensi
23
12
0
23
12
0

Persentase
65,7
34,3
0
65,7
34,3
0

12

34,3

23
0

65,7
0

23
12
0
4
14
17
2
14
19
1
13
15
0
27
8
15
20
0

65,7
34,3
0
11,4
40,0
48,6
5,7
40,0
54,3
20,0
37,1
42,9
0
77,1
22,9
42,9
57,1
0

5
13
17
15

14,3
37, 1
48,6
42,9

16
4
14
17
4
13
22
0
15
20
0
16
14
5

45,7
11,4
40,0
48,6
11,4
37,1
62,9
0
42,9
57,1
0
45,71
40,71
14,29

UniUERSITRS Rmu
Kinerja pegawai yang berada pada kategori tertinggi dengan (65,7 %) terdapat pada 3 (tiga) dari
14 (empat belas) pemyataan. Ketiga pernyataan tersebut adalah pada kesetiaan/loyalitas terhadap
pekerjaan, hasil kerja pegawai yang memuaskan dan sikap tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas. Sedangkan 5 (lima) yang lain berada pada kategori sedang. Kelima pemyataan tersebut antara
lain, hasil kerja pegawai sesuai dengan target, menaati peraturan secara tertulis dan tidak tertulis,
pegawai dapat bekerjasama dengan sesama pegawai lainya, sikap inisiatif dalam rapat, dan kualitas/
potensi atasan dalam kepemimpinan. Sisanya sebanyak 6 (enam) pemyataan pada kategori rendah.
3.

Analisis Hubungan Komunikasi Verbal dengan Peningkatan Kinerja Pegawai pada Badan
Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) Provinsi Riau.

Untuk melihat hubungan komunikasi verbal dan peningkatan kinerja pengawai pada Badan
Pemberdayaan dan Perlindungan Masyarakat (BPPM) Provinsi Riau, maka digunakan analisis dengan
korelasi product moment.
menggunakan statistik. Analisis yang digunakan adalah analsiszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
Hasil perhitungan korelasi product moment yaiiu, r hitung adalah 0,83 . Sementara r tabel
adalah 0,334 dengan =0,05. Apabila r hitung > dari r tabel maka hipotesis yang diterima adalah
hipotesis altematif. Hipotesis altematif tersebut adalah adanya hubungan yang signifikan antara
komunikasi verbal dengan peningkatan kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan dan
Periindungan Masyarakat Provinsi Riau. Secara terperinci hubungan antara kedua variabel dapat
dilihat pada Tabel 4. berikut ini:
Tabel 4.

Hubungan Komunikasi Verbal dengan Peningkatan Kinerja Pegawai pada Badan
Pemberdayaan dan Periindungan Masyarakat (BPPM) Provinsi Riau.

Kinerja
Pegawai

Komunikasi verbal
pesan
komunikator
K. korelasi
K.
korelasi
0,692**
0.803**
0,568**
0,493*
0,695**'
0,698**

Kesetiaan
Hasil kerja
Tanggung
jawab
kedisipiinan
-0,629**
kerjasama
0,755*
0.724*
inisiatif
Potensi
0,681**
kepimpinan
Sumber: Data Olafian 2007

-0,625**
0,669**
0,518**
0,524**

saluran
K.
korelasi
0,743**
0,554**
0,654**

komunikan
K. korelasi

Feedback/efek
K. korelasi

0,915**
0,725**
0,717**

0,630**
0,459**
0,650**

-0,460**
0,665**
0,551**
0,541**

-0,441**
0,680**
0,702**
0,725**

-0,318*
0,670**
0,559**
0,490**

Keterangan:
* Signifikan pada taraf 0,05
** Signifikan pada taraf 0,01
Tabel 4. menunjukkan bahwa keseluruhan hasil koefisien korelasi indikator-indikator variabel
menunjukan hubungan yang sangat signifikan. Dalam arti kata bahwa semakin sering pegawai
beri