Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah Lainnya
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.1
GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Kondisi
geografi
Kota
Makassar
sangat
di
pengaruhi
oleh
kondisi
wilayahnya. Secara administrasi Kota Makassar memiliki luas wilayah kurang lebih
175,77 Km2 terdiri atas 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Berdasarkan letak geografis
wilayah Kota Makassar berada pada posisi 5o8'6' 19" Lintang Selatan dan 119o24' 17
38" Bujur Timur dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut:
•
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros
•
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
•
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
•
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
2.2 Potensi Wilayah Kota Makassar
Tabel 2.1
Perkembangan Ekonomi Makro Menurut Lapangan Usaha Kota Makassar Tahun 2011-2016
Sumber : BPS Kota Makassar
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Tabel 2.2.
Realisasi penerimaan daerah menurut jenisnya di Kota Makassar Tahun 2016
Uraian
Realisasi (ribuan rupiah)
Pajak Daerah
1.063.441.478.000
Retribusi Daerah
1.617.274.941.000
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
14.415.420.000
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
81.351.440.000
Penerimaan Dari Dinas-Dinas
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
123.653.266.000
Dana Alokasi Umum
1.324.023.135.000
Dana Alokasi Khusus
169.598.540.000
Hibah
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah
297.901.064.000
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
379.082.824.000
Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Lainnya
59.782.795.000
Jumlah
3.659.221.632.000
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar dan PERDA APBD 2016
Tabel 2.3
PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha Tahun 2011-2016
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka 2016
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Tabel 2.4.
PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha Tahun 2011-2016
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka 2017
2.3
DEMOGRAFI
Penduduk Kota Makassar tahun 2016 tercatat sebanyak 1,469,601
jiwa yang terdiri dari 727,314 laki -laki dan 742,287 perempuan.
Angka
tersebut memberikan indikator pesatnya kegiatan pembangunan yang perlu
disiapkan dimasa yang akan datang. Secara umum kondisi demografi dan
kependudukan Kota Makassar dijelaskan pada kajian berikut.
2.3.1
Sebaran Penduduk d a n s t r u k t u r p e n d u d u k Berdasarkan Jenis Kelamin.
Komposisi
penduduk
menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan
rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar
97,77
persen,
yang
berarti
penduduk laki-laki Penyebaran
kecamatan, menunjukkan
setiap
100 penduduk
penduduk
bahwa
wanita
Kota Makassar
penduduk
terdapat
98
dirinci
menurut
masih terkonsentrasi
diwilayah
kecamatan Biringkanaya, yaitu sebanyak 202,520 atau sekitar 13,91 persen dari
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
total penduduk,
disusul
kecamatan
Tamalate sebanyak 194,493 jiwa (12,99
persen).
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Makassar
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
2.3.2
Laju Pertumbuhan Penduduk
Pola penyebaran penduduk di Kota Makassar secara umum terakumulasi di
pusat kota dan pusat-pusat pertumbuhan kota. Perkembangan jumlah penduduk,
dan pertumbuhan penduduk dirinci menurut kecamatan di Kota Makassar pada
Tabel berikut :
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
No
Kecamatan
Tabel 2.3. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Makassar Tahun 2011-2016
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kepadatan
Penduduk
(KM2)
Pertumbuhan
Penduduk
(%)
1
Mariso
55.431
55.875
56.408
56.524
56.578
59,292
31.087
0,42
2
Mamajang
61.294
58.998
59.560
59.170
58.087
61,007
25.816
-0,52
3
Tamalate
154.464
170.878
172.506
176.947
182.939
194,493
9.052
2,3
4
Rappocini
145.09
151.091
152.531
154.184
156.665
164,563
16.973
1,21
5
Makassar
84.143
81.700
82.478
82.027
81.054
84,758
32.164
-0,26
6
Ujung
Pandang
Wajo
Bontoala
29.064
26.904
27.160
27.201
26.486
28,497
10.067
-0,53
35.533
62.731
29.359
54.197
29.639
54.714
29.630
54.515
27.556
52.631
30,933
56,536
13.847
25.062
-2,09
-0,97
Ujung Tanah
49.103
46.688
47.133
47.129
46.836
49,223
7.885
0,11
10
Tallo
137.333
134.294
135.574
134.783
138.419
139,167
23.743
1,01
11
Panakukang
136.555
141.382
142.729
142.308
144.997
147,783
8.504
0,85
12
Manggala
100.484
117.075
118.191
122.838
130.943
138,659
5.424
3,8
13
Biringkanaya
130.651
167.741
169.340
177.116
195.906
202,520
4.063
5,31
14
Tamalanrea
90.473
103.192
104.175
105.234
108.984
112,170
3.423
1,84
1,469,60
1
8.011
1,68
7
8
9
Jumlah
1.253.656
1.272.34
9
1.339.374
1.352.136
1.408.0
72
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 5
ENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
OTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.3.3
Struktur Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan
Jumlah penduduk berdasarkan ukuran kesejahteraan pada tahun 2013 di Kota Makassar dengan jumlah keluarga pra keluarga sejahtera 54.427
keluarga dan keluarga sejahtera I sebanyak 62.097, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.4
Jumlah Keluarga Dirinci Menurut Kecamatan dan Tahapan Keluarga Sejahtera di Kota Makasar
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KECAMATAN
MARISO
MAMAJANG
TAMALATE
RAPPOCINI
MAKASSAR
UJUNG PANDANG
WAJO
BONTOALA
UJUNG TANAH
TALLO
PANAKKUKANG
MANGGALA
BIRINGKANAYA
TAMALANREA
MAKASSAR
JUMLAH KEPALA
KELUARGA
12.040
11.917
33.571
29.506
17.758
5.833
8.179
11.155
10.674
28.120
27.313
21.884
31.669
17.444
267.063
TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
PRA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA
SEJAHTERA
SEJAHTERA SEJAHTERA SEJAHTERA
I
II
III
3.993
3.108
2.580
1.964
2.666
3.620
3.559
1.669
9.063
6.499
8.212
6.788
4.709
5.043
8.229
8.537
5.994
5.749
2.705
2.151
201
465
2.802
2.082
861
2.374
2.072
1.823
2.461
3.306
2.785
1.766
2.104
5.191
1.985
1302
6.529
8.375
8.916
3.702
5.928
4.434
7.338
6.433
3.167
4.752
5.989
4.232
5.436
5.625
9.299
8.666
1.135
3.556
6.658
4.514
54.247
62.097
73.129
55.629
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 6
KELUARGA
SEJAHTERA III
PLUS
395
403
3.010
2.989
1160
283
1049
836
93
598
3.180
3.744
2.644
1.581
21.965
ENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
OTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Sedangkan untuk keluarga penerima raskin digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 2.5
Jumlah Kepala Keluarga miskin Yang Menerima Raskin Menurut Kecamatan Kota Makassar Tahun 2016
NO
KECAMATAN
JUMLAH KK
PENERIMA`RASKIN
1
MARISO
1.985
2
3
4
5
6
MAMAJANG
TAMALATE
RAPPOCINI
MAKASSAR
UJUNG PANDANG
1.625
7.449
4.139
3.933
485
7
8
9
10
11
12
13
14
WAJO
BONTOALA
UJUNG TANAH
TALLO
PANAKKUKANG
MANGGALA
BIRINGKANAYA
TAMALANREA
MAKASSAR
JUMLAH PENDUDUK
14.145
433
1.535
2.974
5.714
4.972
2.857
4.211
1.905
56.578
58.087
182.939
156.665
81.054
26.486
27.556
52.631
46.836
138.419
144.997
130.943
195.906
108.984
6.889
13.158
11.709
34.605
36.249
32.736
48.977
27.246
44.217
1.408.072
352.018
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
JUMLAH KEPALA
KELUARGA
II - 7
14.522
45.735
39.166
20.264
6.622
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Linfkungan
Sosial
budaya/adat
istiadat
merupakan
karakteristik
masyarakat
suatu
daerah yang dijunjung tinggi secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. Adat istiadat atau kebiasaan masyarakat merupakan salah satu aspek yang
turut
menentukan
dalam
pelaksanaan
pembangunan, pemeliharaan
dan
pengembangan. Kebiasaan yang masih mengakar sampai saat ini di Kota Makassar
antara lain :
•
Kultur individualisme cukup tinggi dengan kategori masyarakat heterogen.
•
Upacara
adat,
antara
lain;
perkawinan,
khinatan,
kematian,
syukuran
kelahiran bayi dan pesta adat lainnya.
2.4.1
Isu Sosial
Masalah pendidikan di Kota Makassar adalah bagian integral dari sistem
pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan untuk
meningkatkan
iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, budi pekerti, kepribadian dan semangat kebangsaan sehingga dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Dalam rangka mencerdaskan bangsa serta meningkatkan partisipasi sekolah,
penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal.
Berdasarkan klasifikasinya, struktur penduduk menurut tingkat pendidikan di
Kota Makassar terdiri dari kelompok penduduk yang berpendidikan sekolah dasar
(SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)
dan perguruan tinggi (PT). Lebih jelasnya dapat dilihat pada kajian Tabel di bawah ini.
Pembangunan bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Pembangunan
menentukan
karakter
Sumber Daya Manusia
dari pembangunan
ekonomi
(SDM) suatu negara akan
dan sosial, karena manusia
pelaku aktif dari seluruh kegiatan tersebut.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Pada tahun 2015/2016 di Kota Makassar, jumlah Sekolah Dasar sebanyak
458
unit
146.296
dengan
jumlah
guru sebanyak 6.671 orang dan jumlah murid sebanyak
orang. Jumlah SLTP sebanyak
188 unit dengan jumlah guru sebanyak
3.984 orang dan jumlah murid sebanyak 61.107 orang. Jumlah SLTA 204 unit dengan
jumlah guru sebanyak 5.829 orang dan jumlah murid sebanyak 50.253 orang.
Tabel 2.8. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Kecamatan
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
11
1
12
31
4
2
Mariso
Mamajang
Tamalate
Rappocini
Makassar
Ujung
P
Waanjodang
Bontoala
Ujung Tanah
Tallo
Panakukang
Manggala
Biringkanaya
Tamalanrea
Penduduk Yang Sementara Menempuh
Pendidikan (Jiwa)
TK
3
SD
4
SLTP
5
SM
U6
41
7
75
1
1.49
8
1.96
31.172
5.51
8
9.44
6
12.30
314.32
5
11.342
1.37
3 31
9
82
330
377
9
1.80
11.36
13.01
31.19
5
16.76
10.39
83.75
4600
0
6.41
4
14.30
4
13.34
4
11.44
9
17.273
3.14
6
4.24
9
6.79
84.5
6
2.54
16.80
3 1.1
3
1.78
5
2.86
7 4.3
3
4.37
3 5.5
4
8.52
34.46
2
61.10
4.45
2
2.46
8
5.35
27.73
6
2.04
5
3.05
8
2.34
4
4.69
5
1.52
21.10
73.46
9
3.63
6
6.25
32.11
6
50.25
7
3
10.42
6
146.29
8 Angka,62015
Sumber : Kota Makassar Dalam
Jumlah
Persentase
(%)
8
PT
7
70910
5.18
7091
0
Tabel 2.9. Jumlah Fasilitas pendidikan Kota Makassar
N
o1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
11
12
Kecamatan
Mariso
Mamajang
Tamalate
Rappcini
Makassar
Ujung Pandang
Wajo
Bontoala
Ujung Tanah
Tallo
Panakukkang
Manggala
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
TK
8
13
33
43
20
19
7
17
6
16
39
34
SD
19
24
42
50
38
30
15
23
21
44
45
34
SLTP
7
10
13
18
17
17
8
11
11
13
16
15
SMA
17
19
16
22
13
10
10
10
6
6
24
17
PT
73
II - 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
No
Kecamatan
2
1
1
Mariso
2
Penduduk Berdasarkan Pendidikan
(Jiwa)
S
SLTP
SMU
P
D3
T6
4
5
3.224
2.497
Mamajang
9
9
1.645
4.355
4.756
3
Tamalate
2.081
6.967
5.442
4
Rappocini
2.173
4.674
4.805
5
1.633
2.604
3..152
1.898
6.973
5.069
7
Makassar
Ujung
Pandang
Wajo
1.158
1.512
8
Bontoala
6
7
1.014
1.829
1.542
9
Ujung Tanah
2.938
2.056
4.438
1.338
6
10
Tallo
9
9
2.118
11
Panakukang
1.998
4.482
5.223
12
Manggala
1.878
5.678
5.127
13
Biringkanaya
2.242
8.736
5.325
14
Tamalanrea
1.625
4.573
4202
Jumlah
13
14
22.975
Biringkanaya
Tamalanrea
Jumlah
62.62
68
31
354
43
30
458
52.046
18
14
188
Persentase
(%)
7
7.252
7.252
5,26
5,2
6
19
15
204
73
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, 2017
Berdasarkan klasifikasinya, struktur penduduk menurut tingkat pendidikan di
Kota Makassar terdiri dari kelompok penduduk yang berpendidikan sekolah dasar
(SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)
dan perguruan tinggi (PT). Lebih jelasnya dapat dilihat pada kajian Tabel di bawah ini.
2.4.2
Isu Ekonomi kota Makassar
Sebanyak 432.115 jiwa atau 131.299 kepala keluarga (kk) dari total penduduk kota
Makassar, sekitar 1,4 juta orang menetap dalam kawasan pemukiman kumuh. Berdasarkan
data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), pemukiman kumuh yang
tersebar di seluruh kecamatan menempati area seluas 47,62 kilometer (km) persegi.
Jumlah ini sekitar 1/4 dari dari total luas kota Makassar 195 km persegi. Dari 14 kecamatan
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
yang ada, warga yang tinggal dalam kawasan pemukiman miskin paling banyak di
Tamalate sebanyak 15.893 kk menempati area sekitar 2,5 km persegi. Warga Tamalate ini
tersebar di tiga kelurahan, yakni Parang Tambung 8.142 kk, Maccini Sombala 4.418 kk, dan
Balang Baru 3.333 kk. Kedua ditempati Kecamatan Rappocini 11.245 kk yang disumbang
dua kelurahan, Gunung Sari dan Bata-bantaeng. Posisi ketiga, Kecamatan Makassar,
mencakup enam kelurahan dihuni 10.447 kk.
Selanjutnya berturut-turut, Kecamatan Tallo 9.344 kk, Tamalanrea 9.277 kk,
Panakkukang 8.853 kk, Mariso 7.501 kk, Ujung Tanah 6.014 kk, Manggala 5.170 kk, Wajo
4.005 kk, Mamajang 3.189 kk, Ujung Pandang 2.217 kk, dan Biringkanaya 961 kk.
Biringkanaya yang merupakan kecamatan paling luas di Makassar hanya terdata satu
kawasan kumuh yakni Kelurahan Untia.
Setiap kk dalam kawasan pemukiman kumuh dirata-ratakan memiliki anggota
keluarga 4-5 orang. Hanya kk di Kelurahan Gusung dan Barrang Lompo Kecamatan Ujung
Tanah yang memiliki anggota keluarga rata-rata tujuh orang. Bappeda mencatat,
penduduk miskin di Makassar 2013 hanya 44.217 kk. Jumlah ini menurun dibanding
penduduk miskin 2012 sebanyak 46.355 kk dan 62.192 kk di 2011. Penduduk kategori miskin
umumnya menetap di pemukiman kumuh. Penduduk miskin paling banyak terdapat di
Kecamatan Tamalate 7.449 kk, Tallo 5.714 kk, Panakkukang 4.972 kk, Rappocini 4.139 kk,
Biringkanaya 4.211 kk. Penduduk miskin paling sedikit di Kecamatan Wajo 433 kk, Ujung
Pandang 485 kk. Kecamatan lainnya antara 1.000-3.000 kk.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Tabel 2.10 Data Sebaran Jumlah Individu, Rumah Tangga, dan Keluarga berdasarkan Basis Data Terp adu PPLS Tahun 2016
Nama
Kecamatan
MAMAJANG
TAMALATE
RAPPOCINI
MAKASSAR
UJUNG
PANDANG
WAJO
BONTOALA
UJUNG TANAH
TALLO
PANAKKUKANG
MANGGALA
BIRING
KANAYA
TAMALANREA
MAKASSAR
Jumlah Individu
Jumlah Rumah Tangga
Hampir
Rentan
Miskin /
Miskin /
Kelompok Kelompok
2 (11-20%) 3 (21-30%)
Sangat
Miskin
(5%)
Jumlah Keluarga
Sangat
Miskin
(5%)
Miskin /
Kelompok
1 (6-10%)
Miskin /
Hampir
Rentan
Kelompok
Miskin /
Miskin /
1 (6-10%) Kelompok Kelompok
2 (11-20%) 3 (21-30%)
969
9.644
3.069
2.262
360
1.056
5.623
2.775
2.197
306
3.349
13.377
8.062
8.343
1.032
3.667
9.814
7.658
8.885
1.180
165
1.999
604
372
68
203
1.170
575
422
50
691
2.850
1.734
1.702
196
791
2.162
1.742
1.919
237
205
2.197
648
449
89
236
1.252
636
483
68
747
3.016
1.842
1.877
236
841
2.274
1.841
2.072
273
140
896
3.509
5.015
3.769
2.426
4.084
174
809
1.815
3.796
3.512
1.957
3.088
874
3.145
5.581
11.892
10.756
5.476
7.819
1.413
4.244
4.965
11.588
10.054
5.907
7.893
24
142
727
879
669
480
776
30
145
374
731
668
399
651
170
617
1.178
2.355
2.138
1.122
1.646
304
872
1.063
2.411
2.083
1.233
1.687
26
170
775
978
802
560
878
31
170
398
799
757
448
697
174
670
1.247
2.504
2.433
1.237
1.732
315
938
1.126
2.532
2.308
1.353
1.765
1.574
37.717
1.522
28.630
3.804
83.510
2.789
80.057
309
7.214
325
5.743
835
17.234
614
17.118
352
8.129
339
6.314
883
18.598
646
18.284
Sumber : Basis Data Terpadu PPLS Tahun 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 12
Sangat
Miskin
(5%)
Miskin /
Hampir
Rentan
Kelompok
Miskin /
Miskin /
1 (6-10%) Kelompok Kelompok
2 (11-20%) 3 (21-30%)
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.4.3
Isu Lingkungan kota Makassar
Kajian
lingkungan
dibutuhkan
untuk
memastikan
bahwa
dalam
penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah
mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun
amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
“Instrumen
pencegahan
pencemaran
dan/atau kerusakan
lingkungan
hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan
Pemantauan
Lingkungan-Upaya
Lingkungan
(UKL-UPL)
dan
Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapan prinsip-prinsip
pembangunan
yang berkelanjutan
secara
konsisten di segala bidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam
bidang
lingkungan
hidup,
sasaran
yang
hendak
dicapai
adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya
alam
di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan
dengan peningkatan
daya
dukung
dan
daya
tampung
lingkungan;
peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan
Hidup Strategis:
Dalam
penyusunan
kebijakan,
rencana
dan/atau
program,
KLHS
digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana
dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak
diharapkan dapat diminimalkan.
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Sebagai
persyaratan
untuk mengajukan
ijin lingkungan
maka perlu
disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi
kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
8.1.1
Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS )
KLHS
adalah
sebuah
bentuk
tindakan
strategik
dalam
menuntun,
mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan
dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan
program
[KRP].
Posisinya
berada
pada
relung
pengambilan
keputusan.
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena:
a.
RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
b. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah
karena
RPIJM
bidang
Cipta
Karya
berada
pada
tataran
Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsipprinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program
menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang
berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan
pelaksanaan
KLHS
diawali
dengan
penapisan
usulan
rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok
seperti :
i.
ii.
perubahan iklim,
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
iii.
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,
iv.
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,
v.
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
vi.
peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau
vii.
peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu
tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun
teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu
tersebut.
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses
penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM tidak
berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen
Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPIJM
Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu
dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas
RPIJM dengan persetujuan
BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM Namun, jika teridentifikasi
bahwa rencana/program dalam RPIJM berpengaruh terhadap kriteria penapisan di
atas maka Satgas RPIJM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun
KLHS dengan tahapan sebagai berikut:
1.
Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah
Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a) Identifikasi Masyarakat dan
Pemangku Kepentingan Lainnya
Tujuan
identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
i.
Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam
pelaksanaan KLHS
ii.
Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
iii.
Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana
dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
iv.
Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang
pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
i.
penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek
tersebut;
ii.
pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
iii.
membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau
program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan
menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati
bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan
dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa
alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana
dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau
mengubah rancangan KRP mempertimbangkan antara lain:
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau
program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan
kebijakan, rencana, dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
3.
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran
rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen
yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. Dan SPPLH
Tabel 2.11 Daftar Penjaringan Isu Lingkungan Terkait RPIJM Kota Makassar.
Kode
Isu
Lingkungan
B
Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan Keanekaragaman Hayati
B2
Berkurangnya luasan vegetasi mangrove akibat konversi
permukiman dan pemanfaatan untuk kegiatan komersil
C
Peningkatan Intensitas dan Cakupan Wilayah Bencana Banjir, Longsor,
Kekeringan, dan/atau Lahan
C1
Peningkatan intensitas wilayah banjir
D
Penurunan Mutu dan Kelimpahan Sumber Daya Alam
D3
Penurunan potensi air tanah
D6
Penurunan ketersediaan air
E
Peningkatan Alih Fungsi Lahan
E3
Penurunan kualitas lingkungan akibat pengelolaan lahan tidak
berkelanjutan
F
Peningkatan Jumlah Penduduk Miskin atau Terancamnya Keberlanjutan
Penghidupan
Sekelompok
Masyarakat
F1
Terjadi konflik
sosial
G
Peningkatan Resiko Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Manusia
G5
Penurunan kondisi kesehatan lingkungan
G10
Pencemaran udara akibat Sampah
G11
Pencemaran air akibat sampah
Sumber : KLHS RTRW Kota Makassar Tahun 2017
Indikator penilaian KLHS RPIJM Kota Makassar mengacu Kepada KLHS RTRW
Kota Makassar yang telah dibuat dan disusun.
8.1.2
Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup, yaitu :
1. Proyek wajib AMDAL
2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Jenis
Kegiatan
Bidang
Cipta
Karya
Kota
Makassar
dan
batasan
kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 12 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No
A
B
C
Skala/Besaran
Jenis Kegiatan
Persampahan :
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem Control landfill/sanitary landfill :
- luas kawasan TPA, atau
- Kapasitas Total
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan
Sampah terpadu:
- Kapasitas
E
> 500 ton/hari
Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota sedang dan kecil, luas
> 100 ha
b. keperluan settlement transmigrasi
> 2.000 ha
Air Limbah Domestik :
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas
penunjang:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
b. Pembangunan IPAL limbah domestik,
termasuk fasilitas penunjangnya:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
D
> 10 ha
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
Pembangunan
Saluran
Drainase
dan/atau sekunder) di permukiman
- Kota sedang, panjang:
> 2 ha
> 11 m3/hari
> 3 ha
> 2,4 ton/hari
> 500 ha
> 16.000 m3/hari
(Primer
> 10 km
Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi
- Luas layanan
> 500 ha
b. Pembangunan jaringan transmisi
- panjang
Sumber : Permen LH No. 5 / 2012
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
> 10 km
II - 17
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.1
GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH
Kondisi
geografi
Kota
Makassar
sangat
di
pengaruhi
oleh
kondisi
wilayahnya. Secara administrasi Kota Makassar memiliki luas wilayah kurang lebih
175,77 Km2 terdiri atas 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Berdasarkan letak geografis
wilayah Kota Makassar berada pada posisi 5o8'6' 19" Lintang Selatan dan 119o24' 17
38" Bujur Timur dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut:
•
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros
•
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
•
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
•
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
2.2 Potensi Wilayah Kota Makassar
Tabel 2.1
Perkembangan Ekonomi Makro Menurut Lapangan Usaha Kota Makassar Tahun 2011-2016
Sumber : BPS Kota Makassar
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Tabel 2.2.
Realisasi penerimaan daerah menurut jenisnya di Kota Makassar Tahun 2016
Uraian
Realisasi (ribuan rupiah)
Pajak Daerah
1.063.441.478.000
Retribusi Daerah
1.617.274.941.000
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
14.415.420.000
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
81.351.440.000
Penerimaan Dari Dinas-Dinas
Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
123.653.266.000
Dana Alokasi Umum
1.324.023.135.000
Dana Alokasi Khusus
169.598.540.000
Hibah
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah
297.901.064.000
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
379.082.824.000
Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Lainnya
59.782.795.000
Jumlah
3.659.221.632.000
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar dan PERDA APBD 2016
Tabel 2.3
PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha Tahun 2011-2016
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka 2016
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Tabel 2.4.
PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha Tahun 2011-2016
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka 2017
2.3
DEMOGRAFI
Penduduk Kota Makassar tahun 2016 tercatat sebanyak 1,469,601
jiwa yang terdiri dari 727,314 laki -laki dan 742,287 perempuan.
Angka
tersebut memberikan indikator pesatnya kegiatan pembangunan yang perlu
disiapkan dimasa yang akan datang. Secara umum kondisi demografi dan
kependudukan Kota Makassar dijelaskan pada kajian berikut.
2.3.1
Sebaran Penduduk d a n s t r u k t u r p e n d u d u k Berdasarkan Jenis Kelamin.
Komposisi
penduduk
menurut jenis kelamin dapat ditunjukkan dengan
rasio jenis kelamin Rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar
97,77
persen,
yang
berarti
penduduk laki-laki Penyebaran
kecamatan, menunjukkan
setiap
100 penduduk
penduduk
bahwa
wanita
Kota Makassar
penduduk
terdapat
98
dirinci
menurut
masih terkonsentrasi
diwilayah
kecamatan Biringkanaya, yaitu sebanyak 202,520 atau sekitar 13,91 persen dari
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
total penduduk,
disusul
kecamatan
Tamalate sebanyak 194,493 jiwa (12,99
persen).
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Makassar
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
2.3.2
Laju Pertumbuhan Penduduk
Pola penyebaran penduduk di Kota Makassar secara umum terakumulasi di
pusat kota dan pusat-pusat pertumbuhan kota. Perkembangan jumlah penduduk,
dan pertumbuhan penduduk dirinci menurut kecamatan di Kota Makassar pada
Tabel berikut :
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
No
Kecamatan
Tabel 2.3. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Makassar Tahun 2011-2016
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kepadatan
Penduduk
(KM2)
Pertumbuhan
Penduduk
(%)
1
Mariso
55.431
55.875
56.408
56.524
56.578
59,292
31.087
0,42
2
Mamajang
61.294
58.998
59.560
59.170
58.087
61,007
25.816
-0,52
3
Tamalate
154.464
170.878
172.506
176.947
182.939
194,493
9.052
2,3
4
Rappocini
145.09
151.091
152.531
154.184
156.665
164,563
16.973
1,21
5
Makassar
84.143
81.700
82.478
82.027
81.054
84,758
32.164
-0,26
6
Ujung
Pandang
Wajo
Bontoala
29.064
26.904
27.160
27.201
26.486
28,497
10.067
-0,53
35.533
62.731
29.359
54.197
29.639
54.714
29.630
54.515
27.556
52.631
30,933
56,536
13.847
25.062
-2,09
-0,97
Ujung Tanah
49.103
46.688
47.133
47.129
46.836
49,223
7.885
0,11
10
Tallo
137.333
134.294
135.574
134.783
138.419
139,167
23.743
1,01
11
Panakukang
136.555
141.382
142.729
142.308
144.997
147,783
8.504
0,85
12
Manggala
100.484
117.075
118.191
122.838
130.943
138,659
5.424
3,8
13
Biringkanaya
130.651
167.741
169.340
177.116
195.906
202,520
4.063
5,31
14
Tamalanrea
90.473
103.192
104.175
105.234
108.984
112,170
3.423
1,84
1,469,60
1
8.011
1,68
7
8
9
Jumlah
1.253.656
1.272.34
9
1.339.374
1.352.136
1.408.0
72
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 5
ENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
OTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.3.3
Struktur Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan
Jumlah penduduk berdasarkan ukuran kesejahteraan pada tahun 2013 di Kota Makassar dengan jumlah keluarga pra keluarga sejahtera 54.427
keluarga dan keluarga sejahtera I sebanyak 62.097, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.4
Jumlah Keluarga Dirinci Menurut Kecamatan dan Tahapan Keluarga Sejahtera di Kota Makasar
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KECAMATAN
MARISO
MAMAJANG
TAMALATE
RAPPOCINI
MAKASSAR
UJUNG PANDANG
WAJO
BONTOALA
UJUNG TANAH
TALLO
PANAKKUKANG
MANGGALA
BIRINGKANAYA
TAMALANREA
MAKASSAR
JUMLAH KEPALA
KELUARGA
12.040
11.917
33.571
29.506
17.758
5.833
8.179
11.155
10.674
28.120
27.313
21.884
31.669
17.444
267.063
TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA
PRA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA
SEJAHTERA
SEJAHTERA SEJAHTERA SEJAHTERA
I
II
III
3.993
3.108
2.580
1.964
2.666
3.620
3.559
1.669
9.063
6.499
8.212
6.788
4.709
5.043
8.229
8.537
5.994
5.749
2.705
2.151
201
465
2.802
2.082
861
2.374
2.072
1.823
2.461
3.306
2.785
1.766
2.104
5.191
1.985
1302
6.529
8.375
8.916
3.702
5.928
4.434
7.338
6.433
3.167
4.752
5.989
4.232
5.436
5.625
9.299
8.666
1.135
3.556
6.658
4.514
54.247
62.097
73.129
55.629
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 6
KELUARGA
SEJAHTERA III
PLUS
395
403
3.010
2.989
1160
283
1049
836
93
598
3.180
3.744
2.644
1.581
21.965
ENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
OTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Sedangkan untuk keluarga penerima raskin digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 2.5
Jumlah Kepala Keluarga miskin Yang Menerima Raskin Menurut Kecamatan Kota Makassar Tahun 2016
NO
KECAMATAN
JUMLAH KK
PENERIMA`RASKIN
1
MARISO
1.985
2
3
4
5
6
MAMAJANG
TAMALATE
RAPPOCINI
MAKASSAR
UJUNG PANDANG
1.625
7.449
4.139
3.933
485
7
8
9
10
11
12
13
14
WAJO
BONTOALA
UJUNG TANAH
TALLO
PANAKKUKANG
MANGGALA
BIRINGKANAYA
TAMALANREA
MAKASSAR
JUMLAH PENDUDUK
14.145
433
1.535
2.974
5.714
4.972
2.857
4.211
1.905
56.578
58.087
182.939
156.665
81.054
26.486
27.556
52.631
46.836
138.419
144.997
130.943
195.906
108.984
6.889
13.158
11.709
34.605
36.249
32.736
48.977
27.246
44.217
1.408.072
352.018
Sumber : BPS, Makassar Dalam Angka 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
JUMLAH KEPALA
KELUARGA
II - 7
14.522
45.735
39.166
20.264
6.622
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Linfkungan
Sosial
budaya/adat
istiadat
merupakan
karakteristik
masyarakat
suatu
daerah yang dijunjung tinggi secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. Adat istiadat atau kebiasaan masyarakat merupakan salah satu aspek yang
turut
menentukan
dalam
pelaksanaan
pembangunan, pemeliharaan
dan
pengembangan. Kebiasaan yang masih mengakar sampai saat ini di Kota Makassar
antara lain :
•
Kultur individualisme cukup tinggi dengan kategori masyarakat heterogen.
•
Upacara
adat,
antara
lain;
perkawinan,
khinatan,
kematian,
syukuran
kelahiran bayi dan pesta adat lainnya.
2.4.1
Isu Sosial
Masalah pendidikan di Kota Makassar adalah bagian integral dari sistem
pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan untuk
meningkatkan
iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, budi pekerti, kepribadian dan semangat kebangsaan sehingga dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Dalam rangka mencerdaskan bangsa serta meningkatkan partisipasi sekolah,
penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal.
Berdasarkan klasifikasinya, struktur penduduk menurut tingkat pendidikan di
Kota Makassar terdiri dari kelompok penduduk yang berpendidikan sekolah dasar
(SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)
dan perguruan tinggi (PT). Lebih jelasnya dapat dilihat pada kajian Tabel di bawah ini.
Pembangunan bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Pembangunan
menentukan
karakter
Sumber Daya Manusia
dari pembangunan
ekonomi
(SDM) suatu negara akan
dan sosial, karena manusia
pelaku aktif dari seluruh kegiatan tersebut.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Pada tahun 2015/2016 di Kota Makassar, jumlah Sekolah Dasar sebanyak
458
unit
146.296
dengan
jumlah
guru sebanyak 6.671 orang dan jumlah murid sebanyak
orang. Jumlah SLTP sebanyak
188 unit dengan jumlah guru sebanyak
3.984 orang dan jumlah murid sebanyak 61.107 orang. Jumlah SLTA 204 unit dengan
jumlah guru sebanyak 5.829 orang dan jumlah murid sebanyak 50.253 orang.
Tabel 2.8. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Kecamatan
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
11
1
12
31
4
2
Mariso
Mamajang
Tamalate
Rappocini
Makassar
Ujung
P
Waanjodang
Bontoala
Ujung Tanah
Tallo
Panakukang
Manggala
Biringkanaya
Tamalanrea
Penduduk Yang Sementara Menempuh
Pendidikan (Jiwa)
TK
3
SD
4
SLTP
5
SM
U6
41
7
75
1
1.49
8
1.96
31.172
5.51
8
9.44
6
12.30
314.32
5
11.342
1.37
3 31
9
82
330
377
9
1.80
11.36
13.01
31.19
5
16.76
10.39
83.75
4600
0
6.41
4
14.30
4
13.34
4
11.44
9
17.273
3.14
6
4.24
9
6.79
84.5
6
2.54
16.80
3 1.1
3
1.78
5
2.86
7 4.3
3
4.37
3 5.5
4
8.52
34.46
2
61.10
4.45
2
2.46
8
5.35
27.73
6
2.04
5
3.05
8
2.34
4
4.69
5
1.52
21.10
73.46
9
3.63
6
6.25
32.11
6
50.25
7
3
10.42
6
146.29
8 Angka,62015
Sumber : Kota Makassar Dalam
Jumlah
Persentase
(%)
8
PT
7
70910
5.18
7091
0
Tabel 2.9. Jumlah Fasilitas pendidikan Kota Makassar
N
o1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
11
12
Kecamatan
Mariso
Mamajang
Tamalate
Rappcini
Makassar
Ujung Pandang
Wajo
Bontoala
Ujung Tanah
Tallo
Panakukkang
Manggala
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
TK
8
13
33
43
20
19
7
17
6
16
39
34
SD
19
24
42
50
38
30
15
23
21
44
45
34
SLTP
7
10
13
18
17
17
8
11
11
13
16
15
SMA
17
19
16
22
13
10
10
10
6
6
24
17
PT
73
II - 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
No
Kecamatan
2
1
1
Mariso
2
Penduduk Berdasarkan Pendidikan
(Jiwa)
S
SLTP
SMU
P
D3
T6
4
5
3.224
2.497
Mamajang
9
9
1.645
4.355
4.756
3
Tamalate
2.081
6.967
5.442
4
Rappocini
2.173
4.674
4.805
5
1.633
2.604
3..152
1.898
6.973
5.069
7
Makassar
Ujung
Pandang
Wajo
1.158
1.512
8
Bontoala
6
7
1.014
1.829
1.542
9
Ujung Tanah
2.938
2.056
4.438
1.338
6
10
Tallo
9
9
2.118
11
Panakukang
1.998
4.482
5.223
12
Manggala
1.878
5.678
5.127
13
Biringkanaya
2.242
8.736
5.325
14
Tamalanrea
1.625
4.573
4202
Jumlah
13
14
22.975
Biringkanaya
Tamalanrea
Jumlah
62.62
68
31
354
43
30
458
52.046
18
14
188
Persentase
(%)
7
7.252
7.252
5,26
5,2
6
19
15
204
73
Sumber : Kota Makassar Dalam Angka, 2017
Berdasarkan klasifikasinya, struktur penduduk menurut tingkat pendidikan di
Kota Makassar terdiri dari kelompok penduduk yang berpendidikan sekolah dasar
(SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)
dan perguruan tinggi (PT). Lebih jelasnya dapat dilihat pada kajian Tabel di bawah ini.
2.4.2
Isu Ekonomi kota Makassar
Sebanyak 432.115 jiwa atau 131.299 kepala keluarga (kk) dari total penduduk kota
Makassar, sekitar 1,4 juta orang menetap dalam kawasan pemukiman kumuh. Berdasarkan
data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), pemukiman kumuh yang
tersebar di seluruh kecamatan menempati area seluas 47,62 kilometer (km) persegi.
Jumlah ini sekitar 1/4 dari dari total luas kota Makassar 195 km persegi. Dari 14 kecamatan
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
yang ada, warga yang tinggal dalam kawasan pemukiman miskin paling banyak di
Tamalate sebanyak 15.893 kk menempati area sekitar 2,5 km persegi. Warga Tamalate ini
tersebar di tiga kelurahan, yakni Parang Tambung 8.142 kk, Maccini Sombala 4.418 kk, dan
Balang Baru 3.333 kk. Kedua ditempati Kecamatan Rappocini 11.245 kk yang disumbang
dua kelurahan, Gunung Sari dan Bata-bantaeng. Posisi ketiga, Kecamatan Makassar,
mencakup enam kelurahan dihuni 10.447 kk.
Selanjutnya berturut-turut, Kecamatan Tallo 9.344 kk, Tamalanrea 9.277 kk,
Panakkukang 8.853 kk, Mariso 7.501 kk, Ujung Tanah 6.014 kk, Manggala 5.170 kk, Wajo
4.005 kk, Mamajang 3.189 kk, Ujung Pandang 2.217 kk, dan Biringkanaya 961 kk.
Biringkanaya yang merupakan kecamatan paling luas di Makassar hanya terdata satu
kawasan kumuh yakni Kelurahan Untia.
Setiap kk dalam kawasan pemukiman kumuh dirata-ratakan memiliki anggota
keluarga 4-5 orang. Hanya kk di Kelurahan Gusung dan Barrang Lompo Kecamatan Ujung
Tanah yang memiliki anggota keluarga rata-rata tujuh orang. Bappeda mencatat,
penduduk miskin di Makassar 2013 hanya 44.217 kk. Jumlah ini menurun dibanding
penduduk miskin 2012 sebanyak 46.355 kk dan 62.192 kk di 2011. Penduduk kategori miskin
umumnya menetap di pemukiman kumuh. Penduduk miskin paling banyak terdapat di
Kecamatan Tamalate 7.449 kk, Tallo 5.714 kk, Panakkukang 4.972 kk, Rappocini 4.139 kk,
Biringkanaya 4.211 kk. Penduduk miskin paling sedikit di Kecamatan Wajo 433 kk, Ujung
Pandang 485 kk. Kecamatan lainnya antara 1.000-3.000 kk.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Tabel 2.10 Data Sebaran Jumlah Individu, Rumah Tangga, dan Keluarga berdasarkan Basis Data Terp adu PPLS Tahun 2016
Nama
Kecamatan
MAMAJANG
TAMALATE
RAPPOCINI
MAKASSAR
UJUNG
PANDANG
WAJO
BONTOALA
UJUNG TANAH
TALLO
PANAKKUKANG
MANGGALA
BIRING
KANAYA
TAMALANREA
MAKASSAR
Jumlah Individu
Jumlah Rumah Tangga
Hampir
Rentan
Miskin /
Miskin /
Kelompok Kelompok
2 (11-20%) 3 (21-30%)
Sangat
Miskin
(5%)
Jumlah Keluarga
Sangat
Miskin
(5%)
Miskin /
Kelompok
1 (6-10%)
Miskin /
Hampir
Rentan
Kelompok
Miskin /
Miskin /
1 (6-10%) Kelompok Kelompok
2 (11-20%) 3 (21-30%)
969
9.644
3.069
2.262
360
1.056
5.623
2.775
2.197
306
3.349
13.377
8.062
8.343
1.032
3.667
9.814
7.658
8.885
1.180
165
1.999
604
372
68
203
1.170
575
422
50
691
2.850
1.734
1.702
196
791
2.162
1.742
1.919
237
205
2.197
648
449
89
236
1.252
636
483
68
747
3.016
1.842
1.877
236
841
2.274
1.841
2.072
273
140
896
3.509
5.015
3.769
2.426
4.084
174
809
1.815
3.796
3.512
1.957
3.088
874
3.145
5.581
11.892
10.756
5.476
7.819
1.413
4.244
4.965
11.588
10.054
5.907
7.893
24
142
727
879
669
480
776
30
145
374
731
668
399
651
170
617
1.178
2.355
2.138
1.122
1.646
304
872
1.063
2.411
2.083
1.233
1.687
26
170
775
978
802
560
878
31
170
398
799
757
448
697
174
670
1.247
2.504
2.433
1.237
1.732
315
938
1.126
2.532
2.308
1.353
1.765
1.574
37.717
1.522
28.630
3.804
83.510
2.789
80.057
309
7.214
325
5.743
835
17.234
614
17.118
352
8.129
339
6.314
883
18.598
646
18.284
Sumber : Basis Data Terpadu PPLS Tahun 2017
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2016
II - 12
Sangat
Miskin
(5%)
Miskin /
Hampir
Rentan
Kelompok
Miskin /
Miskin /
1 (6-10%) Kelompok Kelompok
2 (11-20%) 3 (21-30%)
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
2.4.3
Isu Lingkungan kota Makassar
Kajian
lingkungan
dibutuhkan
untuk
memastikan
bahwa
dalam
penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah
mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun
amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
“Instrumen
pencegahan
pencemaran
dan/atau kerusakan
lingkungan
hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan
Pemantauan
Lingkungan-Upaya
Lingkungan
(UKL-UPL)
dan
Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapan prinsip-prinsip
pembangunan
yang berkelanjutan
secara
konsisten di segala bidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam
bidang
lingkungan
hidup,
sasaran
yang
hendak
dicapai
adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya
alam
di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan
dengan peningkatan
daya
dukung
dan
daya
tampung
lingkungan;
peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan
Hidup Strategis:
Dalam
penyusunan
kebijakan,
rencana
dan/atau
program,
KLHS
digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana
dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak
diharapkan dapat diminimalkan.
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Sebagai
persyaratan
untuk mengajukan
ijin lingkungan
maka perlu
disusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi
kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
8.1.1
Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS )
KLHS
adalah
sebuah
bentuk
tindakan
strategik
dalam
menuntun,
mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan
dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan
program
[KRP].
Posisinya
berada
pada
relung
pengambilan
keputusan.
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena:
a.
RPIJM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
b. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah
karena
RPIJM
bidang
Cipta
Karya
berada
pada
tataran
Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsipprinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program
menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang
berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan
pelaksanaan
KLHS
diawali
dengan
penapisan
usulan
rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok
seperti :
i.
ii.
perubahan iklim,
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
iii.
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,
iv.
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,
v.
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
vi.
peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau
vii.
peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu
tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun
teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu
tersebut.
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses
penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM tidak
berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen
Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPIJM
Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu
dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas
RPIJM dengan persetujuan
BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM Namun, jika teridentifikasi
bahwa rencana/program dalam RPIJM berpengaruh terhadap kriteria penapisan di
atas maka Satgas RPIJM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun
KLHS dengan tahapan sebagai berikut:
1.
Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah
Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
a) Identifikasi Masyarakat dan
Pemangku Kepentingan Lainnya
Tujuan
identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
i.
Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam
pelaksanaan KLHS
ii.
Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
iii.
Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana
dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
iv.
Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang
pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
i.
penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek
tersebut;
ii.
pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
iii.
membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau
program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan
menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati
bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan
dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa
alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana
dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau
mengubah rancangan KRP mempertimbangkan antara lain:
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau
program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan
kebijakan, rencana, dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
3.
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran
rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen
yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. Dan SPPLH
Tabel 2.11 Daftar Penjaringan Isu Lingkungan Terkait RPIJM Kota Makassar.
Kode
Isu
Lingkungan
B
Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan Keanekaragaman Hayati
B2
Berkurangnya luasan vegetasi mangrove akibat konversi
permukiman dan pemanfaatan untuk kegiatan komersil
C
Peningkatan Intensitas dan Cakupan Wilayah Bencana Banjir, Longsor,
Kekeringan, dan/atau Lahan
C1
Peningkatan intensitas wilayah banjir
D
Penurunan Mutu dan Kelimpahan Sumber Daya Alam
D3
Penurunan potensi air tanah
D6
Penurunan ketersediaan air
E
Peningkatan Alih Fungsi Lahan
E3
Penurunan kualitas lingkungan akibat pengelolaan lahan tidak
berkelanjutan
F
Peningkatan Jumlah Penduduk Miskin atau Terancamnya Keberlanjutan
Penghidupan
Sekelompok
Masyarakat
F1
Terjadi konflik
sosial
G
Peningkatan Resiko Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Manusia
G5
Penurunan kondisi kesehatan lingkungan
G10
Pencemaran udara akibat Sampah
G11
Pencemaran air akibat sampah
Sumber : KLHS RTRW Kota Makassar Tahun 2017
Indikator penilaian KLHS RPIJM Kota Makassar mengacu Kepada KLHS RTRW
Kota Makassar yang telah dibuat dan disusun.
8.1.2
Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup, yaitu :
1. Proyek wajib AMDAL
2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
II - 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022
Jenis
Kegiatan
Bidang
Cipta
Karya
Kota
Makassar
dan
batasan
kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 12 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No
A
B
C
Skala/Besaran
Jenis Kegiatan
Persampahan :
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem Control landfill/sanitary landfill :
- luas kawasan TPA, atau
- Kapasitas Total
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan
Sampah terpadu:
- Kapasitas
E
> 500 ton/hari
Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota sedang dan kecil, luas
> 100 ha
b. keperluan settlement transmigrasi
> 2.000 ha
Air Limbah Domestik :
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas
penunjang:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
b. Pembangunan IPAL limbah domestik,
termasuk fasilitas penunjangnya:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
D
> 10 ha
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
Pembangunan
Saluran
Drainase
dan/atau sekunder) di permukiman
- Kota sedang, panjang:
> 2 ha
> 11 m3/hari
> 3 ha
> 2,4 ton/hari
> 500 ha
> 16.000 m3/hari
(Primer
> 10 km
Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi
- Luas layanan
> 500 ha
b. Pembangunan jaringan transmisi
- panjang
Sumber : Permen LH No. 5 / 2012
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
> 10 km
II - 17