HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP PENGGUNAAN KOSMETIK PEMUTIH WAJAH TERHADAP KESEHATAN KULIT DI SMU NEGERI 1 MEULABOH TAHUN 2013 - Repository utu

  

GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWANKABUPATEN

ACEH BARATTAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH:

ANITA

  NIM : 06C10104260

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

  

GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN

ACEH BARAT TAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH:

ANITA

  

NIM : 06C10104260

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

  

Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP

PENGGUNAAN KOSMETIK PEMUTIH WAJAH TERHADAP

KESEHATAN KULIT DI SMU NEGERI 1

MEULABOH TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH:

MESAL FRANSISKA

NIM: 06C10104334

  

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARAT

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP

PENGGUNAAN KOSMETIK PEMUTIH WAJAH TERHADAP

KESEHATAN KULIT DI SMU NEGERI 1

MEULABOH TAHUN 2013

SKRIPSI

OLEH:

MESAL FRANSISKA

NIM: 06C10104334

  Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan

  Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh

  

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kosmetik sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu, dan baru abad ke 19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan juga mempunyai fungsi untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru di mulai secara besar-besaran pada abad ke 20 dan kosmetik menjadi salah satu bagian dari dunia usaha. Produk-produk kosmetik tersebut dipakai secara berulang setiap hari, sehingga diperlukan persyaratan yang aman untuk dipakai (Kusantati , 2008).

  Di Indonesia pada saat ini jenis kosmetik yang banyak digunakan oleh para wanita adalah produk bleaching cream yang dikenal sebagai kosmetik pemutih. Produk ini banyak diminati karena menjanjikan dapat memutihkan atau menghaluskan wajah secara singkat. Hasil sampling dan pengujian kosmetik di Indonesia tahun 2005 oleh Media Konsumen terhadap 10.896 sampel kosmetik menunjukkan bahwa terdapat 124 sampel kosmetik yang tidak memenuhi syarat, diantaranya produk ilegal atau tidak terdaftar, mengandung bahan-bahan dilarang terutama Hidroquinon, Merkuri, Asam Retinoat dan Rhodamin B yang digunakan untuk memutihkan kulit wajah.

  Hasil pengawasan BPOM RI pada tahun 2005 dan 2006 di beberapa provinsi ditemukan beberapa merek kosmetik pemutih yang mengandung bahan yang dilarang untuk digunakan yaitu: Merkuri (Hg), Hidroquinon >2%, zat warna Rhodamin B dan Merah K.3 (Deviana, 2009).

  “Masyarakat saat ini tampaknya masih belum begitu paham akan risiko penggunaan kosmetik sehingga masih saja muncul kasus-kasus kelainan kulit karena penggunaan kosmetik yang salah dan berlebihan,” kata Fajar Waskito, staf pengajar Fakultas Kedokteran UGM.

  Menurutnya, sangat diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk memberikan sosialisasi tentang pengetahuan yang benar dan sikap yang positif kepada masyarakat tentang penggunaan kosmetik serta efek samping yang ditimbulkan. Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih selektif memilih dan memakai kosmetik serta menggunakannya dengan tepat sesuai aturan (UGM, 2012)

  Penggunaan Merkuri sebagai bahan pemutih merupakan satu yang masih tersisa dan kendati menyalahi aturan, masih tetap saja dipasar-bebaskan sebagai bahan berkhasiat dalam krim pemutih kulit. Merkuri inorganik dalam krim pemutih (yang mungkin tak mencantumkannya pada labelnya) bisa menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Penggunaan Merkuri walau tidak seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan (yang ditemukan dalam ikan yang tercemar dan termakan), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah.

  Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit secara sistemik yaitu gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan, gangguan penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), gangguan emosi, gagal ginjal, batu ginjal. Sedangkan efek mercuri secara lokal yaitu terjadinya iritasi atau ruam pada kulit dan kulit terasa seperti terbakar. Oleh karena umumnya tak sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak. Bagi mereka yang memakai krim pemutih sebaiknya perlu selalu mewaspadai jika tidak jelas apa kandungan bahan kimiawinya (Deviana, 2009).

  Kepala Badan POM mengeluarkan surat Public Warning/Peringatan No. KH.00.01.43.2503 tahun 2006 tentang kosmetik mengandung bahan berbahaya/bahan dilarang, termasuk Hidroquinon, dimana penggunaan bahan tersebut dalam sediaan kosmetik dapat membahayakan kesehatan dan dilarang digunakan. Hidroquinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker darah dan kanker sel hati (Dirjen POM RI, 2007).

  Penelitian lain yang dilakukan di salah satu pusat kebugaran di kota Medan menunjukkan sebanyak 46,31% responden ternyata menggunakan kosmetik pemutih yang mengandung bahan berbahaya yaitu mercuri. Dan sebesar 75,79% responden yang menggunakan kosmetika pemutih adalah perempuan, hal ini berkaitan bahwa tubuh, kosmetik dan kecantikan merupakan tiga hal yang saling berkaitan satu sama lain membentuk satu kesatuan representasi akan kesempurnaan perempuan. Bahkan untuk mencapai kesempurnaannya perempuan terkadang mengabaikan bahaya yang mengancam dari pemakaian kosmetika pemutih yang bahan berbahaya tersebut dan cenderung tidak percaya (Purnamawati, 2009).

  Hasil penjajakan awal peneliti berupa wawancara dengan 10 orang siswi diantaranya menggunakan kosmetik pemutih agar kulit mereka lebih tampak putih dan berseri, sedangkan 3 siswi lainnya menyatakan menggunakan kosmetik karena kurang percaya diri dengan warna kulit mereka saat ini.

  Kemudian dari hasil wawancara mengenai pengetahuan siswi-siswi tersebut tentang bahaya penggunaan kosmetik pemutih, 7 orang dari mereka mengatakan belum tahu tentang bahaya dari sebahagian jenis kosmetik pemutih. Informasi tentang bahaya kosmetik pemutih tersebut mereka peroleh dari teman- teman di sekolah. Sedangkan 3 orang siswi yang lainnya belum tahu sama sekali tentang bahaya dari penggunaan kosmetik pemutih tersebut.

  Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil wawancara awal peneliti dengan beberapa orang siswi SMUN 1 Meulaboh yang menggunakan kosmetik pemutih, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit di SMU Negeri 1 Meulaboh Tahun 2013.

  1.2. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa terhadap penggunaan kosmetik pemutih wajah terhadap kesehatan kulit di SMU Negeri 1 Meulaboh Tahun 2013”.

  1.3. Tujuan Penelitian :

1.3.1. Tujuan Umum :

  Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap penggunaan kosmetik pemutih wajah terhadap kesehatan kulit di SMU

1.3.2. Tujuan Khusus :

  a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan siswa terhadap penggunaan kosmetik pemutih wajah terhadap kesehatan kulit di SMU Negeri 1 Meulaboh

  b. Untuk mengetahui hubungan sikap siswa terhadap penggunaan kosmetik pemutih wajah terhadap kesehatan kulit di SMU Negeri 1 Meulaboh.

1.4. Manfaat Penelitian

  1.4.1. Manfaat Teoritis :

  a. Bagi Peneliti sendiri : Untuk Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang penelitian kesehatan masyarakat b. Bagi penelitian selanjutnya :

  Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai dampak dari penggunaan kosmetik dikalangan siswi SMU

  1.4.2. Manfaat Aplikatif :

  a. Bagi responden : Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswi-siswi di SMUN 1 Meulaboh mengenai dampak penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit dan meningkatkan kesadaran pentingnya sikap selektif dalam membeli dan menggunakan kosmetik pemutih kulit. b. Bagi lokasi penelitian : Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan dalam memberikan penyuluhan tentang dampak negatif dari penggunaan kosmetik pemutih kulit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

  Pengetahuan, kata dasarnya ‘tahu’, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan

an. Imbuhan ‘pe-an’ berarti menunjukkan adanya proses (Suhartono, 2009). Menurut

  Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

2.1.1. Tingkatan Pengetahuan

  Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu : a. Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

  Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

  b. Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

  c. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

  d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

  f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

  Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

  a. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

  b. Tingkat pendidikan Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

  c. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

  d. Fasilitas Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

  e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia f. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu (Notoatmodjo 2007),

2.1.3. Pengukuran Pengetahuan

  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai satu dan jika salah diberi nilai nol. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya dalam bentuk persentase.

2.2. Sikap

  Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2007).

  Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu

  2.2.1. Komponen Sikap

  Sikap memiliki 3 komponen pokok, yaitu: 1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

  2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

  3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

  Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

  

(total attitude) . Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).

  2.2.2. Tingkatan Sikap

  a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

  b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

  c. Menghargai (valuving) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu maslah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

  d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

2.3. Kosmetik

  Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Djajadisastra, 2006).

  Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti ketrampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2008).

  Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Dan sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisannya didalam penggunaannya.

  Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. Seseorang yang menggunakan produk kosmetik tentulah karena adanya daya tarik kosmetik yang dibelinya tersebut, misalnya ketertarikan terhadap fungsi dari kosmetik tersebut, kepraktisan dari pemakaian, dan dampak yang ditimbulkan oleh pemakaian kosmetik itu. Konsumen haruslah selektif dalam memilih produk kosmetik sehingga dampak negatif dari pemakaian kosmetik seperti, kulit wajah menjadi kusam, pucat, kering, pecah-pecah, dan dampak lain dapat dihindari.

  Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya. Misalnya harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur, dan jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah penting untuk mengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian yang benar. Maka dari itu perlu penjelasan lebih detail mengenai kosmetik (Djajadisastra, 2006).

  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220 tahun 1976 Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan diletakkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat.

  Uraian di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud kosmetik adalah suatu campuran bahan yang digunakan pada tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk merawat dan mempercantik diri sehingga dapat menambah daya tarik dan menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Sekarang ini telah banyak produk kosmetik yang beredar di pasaran dengan berbagai macam merek dan bentuk.

  Kosmetik tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, seperti halnya kosmetik penghilang bau badan yang kini dibuat dengan berbagai bentuk, misalnya parfum berbentuk spray yang penggunaannya dengan cara disemprotkan, splash cologne dengan bentuk cair yang penggunaanya dengan cara dipercikkan dan deodorant berbentuk roll on yang penggunaannya dengan cara dioleskan (Tranggono dkk, 2007).

  2.3.1. Proses Pemutihan Kulit dengan Kosmetik

  Pemutihan kulit terjadi melalui proses pengurangan konsentrasi melanin (zat warna kulit). Pemutihan kulit yang dapat mengurangi atau membatasi produksi melanin pada umumnya bekerja dengan cara menghambat pembentukan suatu zat tyrosinase. Perawatan ini yang terbanyak berupa lotion topikal atau gel berisi bahan-bahan penghambat melanin dan retinoid. Bisa juga digunakan bahan- bahan alami atau metode laser, tentunya dengan mempertimbangkan respon terapi. Berikut ini bahan-bahan kimia penghambat pembentukan melanin seperti

  

Mercury, Hydroquinone, Bahan alternatif hydroquinone, Arbutin, Tretinoin,

Alpha hydroxy acids, Kojic acid, Azelaic acid , Vitamin C (Djajadisastra, 2006).

  2.3.2. Kandungan Zat Berbahaya dalam Kosmetik

  Kandungan kimia yang berbahaya dalam kosmetik, yaitu :

  a. Mercury

  Merkury adalah zat yang sangat beracun bersifat zat karsinogenik. Penggunaan awalnya memakai bahan alami. Akibat yang ditimbulkan merkuri dalam kosmetik berbahaya antara lain : alergi, perubahan warna kulit, bintik-bintik hitam pada kulit, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan syaraf, otak, ginjal, gangguan perkembangan janin dan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal.

  Inilah mengapa pemakaian merkuri dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun dan menjadikan sebuah produk masuk daftar kosmetik berbahaya, dan menjadikan sebuah produk kosmetik berbahaya untuk digunakan jangka pendek ataupun panjang.

  b. Hidrokinon

  Hidrokuinon (Hydroquinone) termasuk golongan obat keras dan masuk

  golongan senyawa kimia yang bersifat larut air, dan banyak sekali dipakai pada kosmetik berbahaya. Hidrokinon banyak digunakan pada produk kosmetik, karena sifatnya sebagai antioksidan, berperan dalam proses penghambatan melanogenesis (proses pembentukan melanin) sehingga mengurangi warna gelap pada kulit. Namun demikian tetap tidak bisa merubah kosmetik berbahaya menjadi layak digunakan dengan pengaruh positifnya tersebut.

  Bahaya kosmetik berbahan kimia kadang lebh buruk dari yang dibayangkan. Dalam dunia industri hidrokinon digunakan untuk pewarna rambut, cat kuku, senyawa untuk produksi cat, bahan bakar minyak serta pernis, dan banyak sekali pada produk kosmetik berbahaya. Dampak minimal dari hidrokinon adalah iritasi dan kulit terbakar. Namun yang paling mengerikan pada pemakain kosmetik berbahaya adalah munculnya sejumlah penyakit, seperti Vitiligo (pigmen kulit hilang sehingga terbentuk area putih seperti panu) hingga Okronosis atau kulit yang berubah hitam atau biru.

  c. Rhodamin-B

  Rhodamin B adalah zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri

  kertas dan tekstil. Seperti air dan alkohol terutama metanol serta etanol,

  rhodamin B juga bersifat polar dan sangat banyak digunkan pada jenis produk

  yg masuk kategori kosmetik berbahaya. Adanya gugus COOH dan lonepair pada atom O serta N membuat kepolarannya tidak diragukan lagi. Zat ini sering disalahgunakan sebagai zat pewarna kosmetik dan makanan. Itulah mengapa, jika terdapat zat ini, sudah pasti masuk golongan kosmetik berbahaya.

  Rhodamin B sangat berbahaya jika mengenai kulit, terhirup, mengenai mata

  dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa: iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan, dan bahaya kanker hati. Itu hanya sebagian hal yang buruk akibat penggunaan kosmetik berbahaya.

  d. Asam Retinoat / Tretinoin / Retinoic Acid (Retin –A)

  Asam retinoat atau tretinoin adalah bentuk asam dan bentuk aktif dari vitamin

  A (retinol) yang sering didapati pada kosmetik berbahaya. Bahan ini sering dipakai antara lain : pengobatan jerawat, untuk pemutih kulit, dan mengatasi kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari (sundamage. Asam retinoat juga sering dimasukkan dalam komposisi krim pemutih pada kosmetik berbahaya karena dipercaya memiliki efek pemutih. Efek asam retinoat ini adalah melalui

  Pada penggunaan topical asam retinoat dalam kosmetik berbahaya, dapat menyebabkan iritasi kulit terutama buat yang berkulit sensitif. Sedangkan pada penggunaan sistemik (misalnya peroral) asam retinoat memiliki efek teratogenik, yaitu menyebabkan abnormalitas perkembangan janin dalam kandungan. Serta dapat menyebabkan berbagai bentuk malformasi/kecacatan pada janin (Badan POM RI, 2008).

  Berikut ini adalah daftar kosmetik yang mengandung mercury yang pernah ditarik dari peredaran berdasarkan surat keputusan dari Kepala BPOM RI :

  1. Doctor Kanaya whitening day cream. Produsen : CV. Estetika Karya Pratama, Jakarta. Positif mengandung mercury.

  2. Doctor Kanaya whitening night cream. Produsen : CV. Estetika Karya Pratama, Jakarta. Positif mengandung mercury.

  3. Blossom day cream. Produsen : CV. Estetika Karya Pratama, Jakarta. Positif mengandung mercury.

  4. Blossom night cream. CV. Estetika Karya Pratama, Jakarta. Positif mengandung mercury.

  5. Locos anti flek vit E dan herbal. Prudusen : PT. Locos Bandung. Positif mengandung mercury.

  6. Kosmetik ibu sari cream siang

  7. Kosmetik ibu sari cream malam

  8. Meei Yung putih. Produsen :

  Shenzhen China. Positif mercury

  9. Meei Yung kuning. Produsen :

  Shenzhen China. Positif mercury

  10. New Rody Special, kuning. Produsen :

  Shenzhen China. Positif mercury

  Positif 12. Cream Lien Hua bunga teratai day cream. Produsen : PT. Huang Zhou. mercury.

  13. Cream Lien Hua bunga teratai night cream. Produsen : PT. Huang Zhou.

  Positif mercury.

  14. Cream racikan Ling Zhi Day cream with Vit E. Produsen : PT. Huang Zhou.

  Positif mercury.

  15. Cream racikan Ling Zhi Night cream with vit E. Produsen : Baolishi Group Hongkong. Positif mengandung Rhodamin-B

  16. Cream UV Whitening Night cream with Vit E. Produsen : PT. Dunia Sehat – Cilegon. Positif mengandung Rhodamin-B.

2.3.3. Penggolongan Kosmetik

  Kosmetik yang beredar di pasaran sekarang ini dibuat dengan berbagai jenis bahan dasar dan cara pengolahannya. Menurut bahan yang digunakan dan cara pengolahannya, kosmetik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu kosmetik tradisional dan kosmetik modern. Kosmetik yang beredar di Indonesia ada dua macam yaitu kosmetik tradisional dan kosmetik modern.

1. Kosmetik Tradisional

  Kosmetik tradisional adalah kosmetik alamiah atau kosmetik asli yang dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau yang telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar kita. Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang kita.

2. Kosmetik Modern

  Kosmetik modern adalah kosmetik yang diproduksi secara pabrik (laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut agar tahan lama, sehingga tidak cepat rusak (Tranggono dkk, 2007).

2.3.4. Efek Kosmetik Terhadap Kulit

  Ada berbagai reaksi negatif yang disebabkan oleh kosmetik yang tidak aman pada kulit maupun system tubuh, antara lain:

  1. Iritasi: reaksi langsung timbul pada pemakaian pertama kosmetik karena salah satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat iritan. Sejumlah deodorant, kosmetik pemutih kulit (misalnya kosmetik impor Pearl Cream yang mengandung merkuri) dapat langsung menimbulkan reaksi iritasi

  2. Alergi: reaksi negatif pada kulit muncul setelah dipakai beberapa kali, kadang- kadang setelah bertahun-tahun, karena kosmetik itu mengandung bahan yang bersifat alergenik bagi seseorang meskipun tidak bagi yang lain

  3. Fotosensitisasi: reaksi negative muncul setelah kulit yang ditempeli kosmetik terkena sinar matahari karena salah satu atau lebih dari bahan, zat pewarna, zat pewangi yang dikandung oleh zat kosmetik itu bersifat photosensitizer

  4. Jerawat (acne): beberapa kosmetik pelembap kulit yang sangat berminyak dan lengket pada kulit, seperti yang diperuntukkan bagi kulit kering di iklim dingin, dapat menimbulkan jerawat bila digunakan pada kulit yang berminyak. Terutama di negara-negara tropis seperti di Indonesia karena kosmetik demikian cenderung menyumbat pori-pori kulit bersama kotoran dan bakteri

  5. Intoksikasi: keracunan dapat terjadi secara local maupun sistemik melalui penghirupan lewat melalui hidung dan hidung, atau penyerapan lewat kulit.

  Terutama jika salah satu atau lebih bahan yang dikandung kosmetik itu bersifat toksik

  6. Penyumbatan fisik: penyumbatan oleh bahan-bahan berminyak dan lengket yang ada dalam kosmetik tertentu, seperti pelembab atau dasar bedak terhadap pori-pori kulit atau pori-pori kecil pada bagian tubuh yang lain. Ada dua efek atau pengaruh kosmetik terhadap kulit, yaitu efek positif dan efek negatif.

  Tentu saja yang diharapkan adalah efek positifnya, sedangkan efek negatifnya tidak diinginkan karena dapat menyebabkan kelainan-kelainan kulit.

2.4. Kosmetik Pemutih

  Wanita dengan kulit wajah yang putih bersih dan kencang selalu menjadi

icon iklan produk perawatan wajah dan tubuh di media cetak dan elektronik.

  Gambaran seperti itu umumnya didambakan oleh setiap wanita. Bagaimanapun, kondisi semacam itu sampai saat ini masih dianggap sebagai daya tarik wanita.

  Bagi pemilik kulit putih tentu bukan masalah lagi, sebab tinggal merawatnya saja agar tetap bersinar dan bersih. Bagi wanita yang memiliki kulit agak gelap atau bahkan gelap yang ingin tampil putih berseri seperti dalam iklan, saat ini sudah banyak produk kosmetik yang dapat memutihkan kulit yang tersedia di toko-toko, salon-salon kecantikan maupun klinik dokter kulit dengan berbagai bentuk seperti sabun, krim, tablet hingga suntikan (BPOM RI, 2007).

  Pemutih merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mencerahkan atau merubah warna kulit yang tidak diinginkan. Beberapa krim pemutih kulitnya menjadi lebih putih, namun sebenarnya kulit mereka hanya terlihat saja lebih putih akibat efek pelapisan pigmen putih pada lapisan kulit terluar dan tidak ada pengurangan pada kadar pigmen kulit yang sebenarnya. Krim pemutih mengandung bahan yang dapat mengganggu produksi pigmen merupakan krim yang paling efektif (Purnamawati, 2009).

  Berdasarkan cara penggunaannya produk whitening (pemutih) kulit dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

  1. Skin Bleaching

  Adalah produk whitening yang mengandung bahan aktif yang kuat, yang berfungsi memudarkan noda-noda hitam pada kulit. Cara penggunaan produk tersebut adalah dengan mengoleskan tipis-tipis pada daerah kulit dengan noda hitam, tidak digunakan secara merata pada kulit dan tidak digunakan pada siang hari. Bahan aktif yang digunakan antara lain hidroquinon, merkuri, dan kombinasi hidroquinon dengan asam retinoat.

  2. Skin Lightening

  Adalah produk perawatan kulit yang digunakan dengan tujuan agar kulit pemakai tampak lebih putih, cerah dan bercahaya. Produk whitening kategori ini dapat digunakan secara merata pada seluruh permukaan kulit. Bahan aktif yang digunakan antara lain asam askorbat dan derivatnya, kojic acid,

  niasinamid, licorice ekstract (Purnamawati, 2009).

2.5. Pemilihan Kosmetik Pemutih

  Memilih kosmetik pemutih sebaiknya lebih berhati-hati, karena tidak semua kosmetik pemutih yang beredar di pasaran aman digunakan. Banyak hal efek negatifnya. Badan POM sepanjang tahun 2004 telah menyita lebih dari 3 ribu produk kosmetik impor maupun produk kosmetik palsu yang mengandung zat berbahaya bagi kulit. Produk- produk ini sebagian besar adalah produk impor ilegal yang harganya relatif murah. Memilih produk kosmetik pemutih kulit juga harus melihat jenis dan kondisi kulit pemakai agar hasilnya tidak mengecewakan. Sebelum membeli kosmetika sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  a. Kenali jenis kulit dengan tepat Jenis kulit setiap orang tidak sama, oleh karena itu penting untuk mengetahui jenis kulit sebelum memutuskan untuk membeli kosmetik yang cocok. Untuk memastikan jenis kulit seseorang, kulit harus dibersihkan lebih dahulu dan pemeriksaan harus dilakukan di bawah cahaya yang terang bila perlu menggunakan kaca pembesar agar tekstur kulit, besarnya pori-pori, aliran darah, pigmentasi, dan kelainan lain yang terdapat pada permukaan kulit dapat terlihat. Analisis kulit sangat penting dilakukan untuk menentukan kelainan atau masalah kulit yang timbul sehingga perlakukan yang tepat dapat diberikan untuk memperbaikinya.

  b. Memilih produk kosmetik yang mempunyai nomor registrasi dari Departemen Kesehatan Suatu produk kosmetik yang tidak memiliki nomor regristrasi, kemungkinan memiliki kandungan zat-zat yang tidak diizinkan pemakaiannya atau memiliki kadar yang melebihi ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah berkaitan dengan kandungan hidroquinon dan merkuri yang terdapat pada produk kosmetik . c. Hati-hati dengan produk yang sangat cepat memberikan hasil.

  Suatu produk kosmetik yang memberikan hasil yang sangat cepat (misalnya produk pemutih) tidak menutup kemungkinan produk tersebut mengandung zat yang melebihi kadar atau standar yang sudah ditetapkan oleh Depatemen Kesehatan dan penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

  d. Membeli kosmetik secukupnya pada tahap awal Setiap pertama kali menggunakan produk, tidak bisa diketahui apakah produk tersebut cocok digunakan atau tidak, oleh karena itu perlu mencobanya terlebih dahulu dalam jumlah sedikit.

  e. Perhatikan keterangan-keterangan yang tercantum pada label atau kemasan.

  Perlu diperhatikan informasi yang tertera pada kemasan mengenai unsur bahan yang digunakan, tanggal kadaluarsa serta nomor registrasinya, karena tidak semua produsen mencantumkan atau mendaftarkan produknya ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan, sehingga tidak terjamin keamanannya (BPOM RI, 2007).

  Memilih produk kosmetik, terutama kosmetik pemutih, perlu adanya sikap hati-hati dan teliti, agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Apabila kosmetik yang sekarang banyak beredar di pasaran, terkadang tidak mencantumkan informasi yang cukup. Sedangkan kosmetik tersebut banyak diminati oleh masyarakat pada kalangan menengah ke bawah karena harganya yang murah dan khasiatnya cepat (BPOM RI, 2007).

2.6. Kulit

  Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan pemakaian bahan kimia pada kulit.

  Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis)

1. Kulit Ari ( epidermis)

  Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit.

  Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu: a. Lapisan tanduk (stratum corneum)

  b. Lapisan bening (stratum lucidum)

  c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)

  d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)

  e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)

2. Kulit Jangat (dermis)

  Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki.

2.6.1. Fungsi Kulit

  1. Pelindung atau proteksi

  2. Penerima rangsang

  4. Pengeluaran (ekskresi)

  5. Penyimpanan

  6. Penyerapan terbatas

  7. Menunjang penampilan (estetika)

2.6.2. Warna Kulit

  Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :

  1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah

  2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan

  3. Melanin yang berwarna coklat

  4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit

  5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu- abuan.

  6. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, struktur kulit mulai berubah. Perubahan yang sering timbul yaitu adanya kerutan, kelembaban kulit yang mulai berkurang, kulit menjadi lebih tebal dan kasar. Seringkali muncul berbagai kelainan kulit seperti; jerawat, komedo dan timbulnya flek hitam.

  Timbulnya perubahan atau kelainan kulit disebabkan oleh beberapa faktor seperti; pola makan yang tidak baik, kesehatan dan kebersihan kulit, pengaruh polusi udara, paparan sinar matahari secara langsung, pengaruh bahan kimia dan kondisi psikis seseorang (Kusantati dkk, 2008).

2.6.3. Jenis-jenis kulit

  Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai. Kulit yang sehat memiliki ciri :

  1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun.

  2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang.

  3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya.

  4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur.

  5. Kulit terlihat segar dan bercahaya.

  6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

  Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :

  1. Kulit Normal Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat.

  2. Kulit berminyak Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu :

  a. Faktor internal meliputi : faktor genetis dan faktor hormonal

  b. Faktor eksternal meliputi : udara panas atau lembab, makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas.

  3. Kulit kering Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang berkulit kering.

  4. Kulit sensitif Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk- bentuk reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi serius. Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergen memacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit.

  5. Kulit kombinasi atau campuran Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia.

  Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi: kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di wajah tidak merata.

  6. Kulit kering Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat pembuluh darah yang melebar disekitar hidung dan pipi sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut.

  7. Kulit gersang (dehydrated skin) Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat cair atau pelembab didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa ataupun usia lanjut.

2.7. Kesehatan Kulit

  Memiliki kulit sehat merupakan keinginan setiap orang, akan tetapi tidak semua orang memiliki pengatahuan yang cukup untuk mendapatkan kulit sehat.

  Perlakuan yang benar dan tepat akan berakibat baik bagi kesehatan kulit, tetapi perlakuan yang salah terhadap kulit dapat berakibat buruk bagi kesehatan kulit.

  Oleh karena itu perlu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan kulit dan bagaimana ciri-ciri kulit yang sehat (Al Rhasid, 2007).

  Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang bisa langsung dilihat dari luar dengan mata telanjang. Jadi kesehatan kulit adalah mencerminkan keadaan atau kondisi kulit yang sehat atau terbebas dari penyakit. Keadaan kulit sering mencerminkan kesehatan dan kebersihan seseorang, karena itu kesehatan kulit sangat penting untuk diperhatikan. Adapun ciri-ciri kulit yang sehat yaitu :

  a. Dari segi kekenyalan kulit Jika disentuh kulit terasa kenyal. Ini menunjukkan bahwa jaringan ikat kulit, yaitu kolagen dan elastin masih diproduksi dalam jumlah cukup dan dalam keadaan baik.

  b. Dari segi kelembaban kulit Kulit yang lembab bukan berarti berminyak, kulit yang lembab selalu terlihat segar karena terjaganya kadar air dalam kulit.

  c. Rossy Glow Kulit yang bersemu kemerahan menandakan bahwa pembuluh darah mengaliri kulit secara optimal, sehingga kulit mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.

  d. Kulit memantulkan cahaya kulit yang sehat halus dan tampak bersinar. Kulit mampu memantulkan cahaya sendiri tanpa polesan make up e. Sekresi keringat dan minyak lancar

  f. Tidak terdapat bercak kehitam-hitaman (hiperpigmentasi) atau keputih-putihan (hypopigmentasi).

  Usaha yang dapat dilakukan dalam rangka menjaga kesehatan kulit salah satunya adalah melalui pemilihan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit, apabila jenis kulitnya berminyak maka kosmetik yang digunakan adalah kosmetik khusus kosmetik untuk kulit kering karena pHnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan (Al Rhasid, 2007).

  2.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kulit

  Keadaan kulit mencerminkan kesehatan umum tubuh secara keseluruhan sebagai suatu organ, kulit tidak hanya menutupi tubuh, tetapi kulit juga memberikan sistem kekebalan. Sangatlah penting untuk menjaga agar kulit senantiasa dalam keadaan sehat (Djajadisastra, 2006).

  Sebelum melakukan langkah perawatan perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit, antara lain : g. Pola makan dan diet yang tidak benar.