ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN TUGAS AKHIR - ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN - Test Repository

  

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PRODUK GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

Susilowati

  

NIM 20111007

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2014

  

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PRODUK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH

MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU

UNGARAN

TUGAS AKHIR

  Diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

  

Oleh:

Susilowati

NIM 20111007

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

2014

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Susilowati NIM : 20111007 Jurusan : Syariah Progdi : D3 Perbankan Syariah Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya bahwa Tugas Akhir saya yang berjudul “Analisis Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran” merupakan hasil penelitian saya sendiri, bukan hasil plagiat dari karya orang lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang telah disebutkan rujukannya.

  Salatiga, 26 Agustus 2014 Yang menyatakan,

  Susilowati NIM. 20111007

  

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

  (Ar- Ra’a : 11)

“Sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan. Bersama dengan

kesulitan ada kemudahan”

  

(Al-Insyirah: 6-7)

  “Teladani Aisyah dengan keteguhannya, Siti Hajar dengan kesabaran dan ke ikhlasannya, dan Asma dengan ketangguhan dan keberaniannya”

  “Berbuat baiklah karena kamu ingin menjadi orang baik, bukan karena pencitraan” “Tetaplah berbuat baik, meski keadaan kurang baik. Tetaplah membahagiakan orang lain meski diri sendiri sulit”

  “Memaafkan saat tersakiti kadang sulit, tapi Allah akan membaikkan keadaan setelahnya, Insya Allah” “Family is not importing, it’s everything”

  “Don’t expect the best, but do the best to get the best”

  

PERSEMBAHAN

  Tugas akhir ini saya persembahkan untuk : 1.

  Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada saya sehingga tugas akhir ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.

  2. Ibu dan adikku yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa di setiap sujudnya. Dan seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan semangat, petuah, serta doa.

  3. Sahabat-sahabatku (Vika, Dini, Akhlis, Izza, May, Cici) dan teman-temanku yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah berjuang bersamaku dalam suka maupun duka dan selalu memberikan dukungan ketika saya tidak bersemangat.

  4. Segenap Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran (Pak Roni, Mbak Rista, Mbak Kania, Mbak Lia, Pak Surya, Pak Anggit, Pak Dwi, Pak Nafik, Mas Udin, Mas Dewangga, Mas Pamor, Mbak Mirza, Mbak Tunjung, Mas Yazid, Mas Diangga, Mbak Lisa, Mbak Tyas, Mbak Firda, Mbak Enny, Mas Mufid, Mas Rusdi, Mas Tri, Mas Habib, Mas Fery, Mas Maryono, Pak Djoko, Mas Didik) yang telah memberikan banyak pengarahan, bimbingan serta nasihat selama saya magang di BSM KCP Ungaran.

  5. Almamater yang telah memberikan banyak inspirasi.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Alkhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, shalawat serta salam kami sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Sehingga, penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir (TA) yang berjudul “Analisis Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran” ini dengan baik dan tepat waktu.

  Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Ahmad Mifdlol M, Lc., M.SI., selaku Kepala Program Studi Diploma 3 Perbankan Syariah, yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

  3. Bapak Drs. Alfred L., M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah merelakan waktunya untuk memberi pengarahan dan membimbing dalam penulisan Tugas Akhir ini.

  4. Bapak Roni Irawan, selaku Pimpinan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, yang telah memberikan nasihat dan motivasi selama penulis magang.

  5. Staff Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran yang telah senantiasa membimbing penulis selama magang, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

  6. Ibu dan saudara-saudara yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan lancar.

  7. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bantuan dan motivasi dalam proses penyelesaian Tugas Akhir. Penulis menyadari atas keterbatasan ilmu yang dimiliki dalam menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini, sehingga masih banyak kekurangan yang menjadikan Tugass Akhir jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca sangat penulis butuhkan demi menyempurnakan Tugas Akhir ini.

  Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan, teurtama bagi STAIN Salatiga dan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

  Wassalamu’alaikum WR. Wb.

  Salatiga, 26 September 2014 Penulis

  Susilowati NIM: 20111007

  

ABSTRAK

  Susilowati, 2014. Analisis Peningkatan Produktivitas Produk Gadai Emas Bank SyariahMandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Tugas Akhir.

  Jurusan Syariah. Program Studi Diploma 3 Perbankan Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Alfred L., M. Si.

  Kata Kunci: peningkatan produktivitas produk gadai emas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) bagaimana prosedur pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu

  Ungaran, (2) faktor apa saja yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, dan (3) tindak lanjut apa yang harus dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran agar produktivitas produk gadai emas meningkat.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahkualitatif deskriptifyaitu penelitian yang menyajikan analisis mengenai suatu obyek yang menggambarkan secara sistematis mengenai bidang tertentu. Data digali melalui observasi dan wawancara terhadap pegawai Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

  Penelitian ini menyimpulkan bahwa prosedur pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran melalui beberapa tahapan, diantaranya prosedur penaksiran barang jaminan (emas), prosedur pembiayaan gadai emas, prosedur penyimpanan barang jaminan, prosedur pelunasan, prosedur gadai ulang, prosedur pelelangan.Faktor yan dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan pembiayaan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas diantaranya per hitungan pembiayaan berdasarkan berat barang jaminan, biaya administrasi yang lebih murah, kualitas pelayanan, lokasi bank syariah, dan proses pencairan yang cepat.Tindak lanjut Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran untuk meningkatkan produktivitas produk gadai emas diantaranya melakukan promosi, membuka gerai di tempat-tempat umum,optimalisasi pemasaran, memberikan promo-promo, memberikan bonus kepada nasabah setia, dan mengadakan presentasi-presentasi di perusahaan tertentu. Saran penulis untuk meningkatkan produktivitas produk gadai emas dengan cara melakukan promosi, melakukan evaluasi kinerja, pengenalan terhadap nasabah, juga dapat menggunakan internet marketing.

  

DAFTAR ISI

  LEMBAR JUDUL ................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................ v PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii ABSTRAK ...........................................................................................................ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH .......................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH ........................................................... 5 C. TUJUAN DAN KEGUNAAN ................................................... 5 D. PENELITIAN TERDAHULU ................................................... 7 E. METODE PENELITIAN .........................................................10 F. PENEGASAN ISTILAH ......................................................... 12 G. SISTEMATIKA PENULISAN ................................................ 13 BAB II LANDASAN TEORI A. BANK SYARIAH ................................................................... 14 B. PENGERTIAN GADAI .......................................................... 15

  D. KEUNGGULAN ALAT TUKAR EMAS ............................... 22

  BAB III LAPORAN OBJEK A. GABARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI .............. 24 B. PRODUK BANK SYARIAH MANDIRI ................................32 C. GADAI EMAS BANK SYARIAH MANDIRI ....................... 43 BAB IV PEMBAHASAN A. PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PRODUK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN ............................................................................. 45 B. YANG DIBUTUHKAN FAKTOR MASYARAKAT DALAM PELAYANAN GADAI EMAS ...................................................................................... 55 C. TINDAK LANJUT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PRODUK GADAI EMAS ...................................................................................... 57 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN .......................................................................... 66 B. SARAN ...................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di

  mana lembaga tersebut mempunyai fungsi dan peranan sebagai suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana agar terwujud masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

  Saat ini muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari lembaga keuangan konvensional. Menurut Sudarsono, bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Artinya, operasi bank syariah tersebut didasarkan pada Alquran dan hadis. Sistem operasi bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.

  Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Gagasan tersebut dibicarakan pada Seminar Nasional Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka

  (BMI) yang merupakan bank syariah pertama kali di Indonesia. Pada awal berdirinya, bank syariah belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan perbankan nasional. Setelah dikeluarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992, bank syariah mulai menunjukkan perkembangannya dan berkembang pesat. Pemberlakuan Undang-Undang terbaru No. 21 Tahun 2008 tentang perubahan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan telah memberikan kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Selain itu, Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah menugaskan kepada Bank Indonesia untuk mempersiapkan perangkat peraturan dan fasilitas-fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah.

  Kehadiran bank syariah di tengah-tengah bank konvesional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang selama ini menikmati pelayanan perbankan dengan sistem bunga. Dalam perkembangan bank syariah yang sangat pesat, maka perbankan syariah mempunyai potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Dengan peluang dan potensi yang besar dalam perbankan syariah, memberikan inspirasi bagi bank konvensional untuk menerapkan dual system yaitu dengan sistem konvensional dan syariah. Bank-bank konvensional yang menerapkan dual

  

system antara lain BNI Syariah, BRI Syariah, Permata Syariah, dan termasuk

  juga Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri sudah memiliki

  Indonesia. Perkembangan Bank Syariah Mandiri (BSM) sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki BSM sangat tinggi.

  Salah satu Kantor Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri yaitu di daerah Ungaran. Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran menawarkan berbagai macam produk yang tergolong produk dana, produk pembiayaan, dan produk jasa. Produk-produk tersebut tentunya ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama masyarakat Ungaran. Masyarakat Ungaran mempunyai potensi yang tinggi untuk menggunakan produk-produk di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran yang sudah terpercaya sehingga sudah banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan produk-produk di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Selain itu, letaknya yang strategis yang mempermudah masyarakat menjangkaunya. Itulah yang semakin menarik masyarakat untuk menjadi nasabahnya. Produk yang banyak diminati di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran yaitu produk pembiayaan, salah satunya produk pembiayaan gadai emas syariah (Ar-Rahn).

  Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berhutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

  Gadai dalam fiqh disebut rahn yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Barang yang digadaikan dapat berupa kendaraan,emas atau barang bergerak lainnya.

  Di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran hanya memberikan fasilitas untuk produk pembiayaan gadai berupa emas. Artinya, dalam operasinya barang yang digadaikan yaitu berupa emas. Gadai emas di Bank Syariah Mandiri dulu masih menerapkan fee terhadap jumlah pinjaman yang diberikan sebesar 4% dialokasikan sebagai pendapatan yang dibagikan kepada para deposan dan biaya administrasi bank, yang di dalamnya juga termasuk asuransi. Sejak bulan Juli 2002, Bank Syariah mandiri tidak lagi menggunakan praktik gadai konvensional dan menggantinya dengan gadai emas yang berprinsip syariah.

  Pada pelaksanaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri KCP Ungaran ini menggunakan akad Qardh dalam rangka Rahn dan akad Ijarah. Ada ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh nasabah yang menggunakan produk gadai ini. Dalam praktiknya, pembiayaan gadai emas syariah ini juga mempunyai banyak kendala atau masalah yang terjadi. Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

  “Analisis Peningkatan

Produktivitas Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Kantor Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran karena prosedurnya mudah, gadai tersebut berprinsip syariah sesuai tuntunan Islam, banyak diminati masyarakat, dan belum banyak lembaga keuangan syariah yang mempunyai produk gadai emas syariah.

B. Rumusan Masalah

  Dari uraian-uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

1. Bagaimana prosedur pembiayaan produk gadai emas di Bank Syariah

  Mandiri kantor Cabang Pembantu Ungaran? 2. Faktor apa saja yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank

  Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran? 3. Tindak lanjut apa yang harus dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri

  Kantor Cabang Pembantu Ungaran agar produktivitas produk gadai emas meningkat?

C. Tujuan dan Kegunaan 1.

  Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : a.

  Untuk mengetahui faktor apa saja yang diinginkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas agar dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Mandiri Syariah KCP Ungaran. b.

  Untuk mengetahui tindak lanjut apa yang harus dilakukan oleh pihak Bank Mandiri Syariah KCP Ungaran agar prodktivitas gadai emas meningkat.

  c.

  Untuk mengetahui tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran dalam meningkatkan produktivitas produk gadai emas.

  2. Kegunaan Penelitian a.

  Bagi penulis Mengetahui berbagai macam produk di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ungaran, termasuk produk gadai emas.

  Mengetahui faktor-faktor yang diinginkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran, agar dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emasnya. Mengetahui tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ungaran agar produktivitas layanan gadai emas meningkat.

  b.

  Bagi Almamater Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi mahasiswa STAIN Salatiga.

  c.

  Bagi Lembaga Dapat dijadikan sebagai patokan atau tolok ukur dalam meningkatkan kualitas produktivitas produk gadai emas, maupun d.

  Bagi pembaca Menambah pengetahuan dan informasi tentang produk-produk pembiayaan terutama produk pembiayaan gadai emas syariah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran yang dapat bermanfaat bagi pembaca.

D. Penelitian Terdahulu

  Peneliti telah berupaya melakukan penelusuran pustaka yang memiliki relevansi dengan pokok permasalahan yang hampir memiliki kesamaan pada penelitian ini. Hal tersebut dimaksudkan agar fokus penelitian tidak dan bukan merupakan pengulangan atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, melainkan untuk mencari sisi lain yang signifikan untuk diteliti lebih mendalam dan lebih efektif. Selain itu penelusuran pustaka juga bermanfaat untuk membangun kerangka teoritik yang mendasari kerangka pemikiran penelitian ini. Penelitian yang telah peneliti temukan antara lain :

  Penelitian Masfiah (2011) yang berjudul

  “Analisis Pelaksanaan Fatwa Dsn-Mui No. 25/dsn-mui/iii/2002 Tentang Rahn (studi pelaksanaan gadai syariah di BTN Syariah Semarang)” menyimpulkan bahwa pelaksanaan

  gadai syariah di BTN Syariah Semarang menggunakan dua akad yaitu akad

  qardh artinya akad pemberian hutang piutang dari bank kepada nasabah yang

  disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang telah diserahkan oleh nasabah. Dan akad ijarah dalam menentukan biaya perawatan, pemeliharaan, dan penyimpanan barang milik nasabah, yang

  Bank akan mendapatkan fee atau upah atas jasa yang diberikan kepada penggadai atau bayaran atas jasa sewa tempat yang diberikan kepada penggadai. Hal ini berarti dalam penentuan biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang tidak sesuai dengan ketentuan fatwa DSN-MUI No.

  25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn.

  Maya (2011), dalam skripsinya yang berjudul

  “Prosedur Pembiayaan

Islamic Banking (IB) Produk Gadai Emas Syariah Pada PT. Bank BNI Syariah

Kantor Cabang Surakarta” menyatakan bahwa prosedur pelaksanaan

  pembiayaan produk Gadai Emas Syariah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta ada beberapa prosedur, yaitu prosedur pemberian pembiayaan rahn, prosedur pelunasan rahn, prosedur ulang gadai, dan prosedur penjualan barang jaminan (lelang). Dalam pembiayaan ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah. Sehingga penulis memberikan saran bahwa dalam pelaksanaan pembiayaan sebaiknya bank tetap mempertahankan prinsip syariah dan bank harus lebih teliti dalam pemberian pembiayaan dan memutuskan layak tidaknya pembiayaan dan bank dapat menjaga kepercayaan nasabah pembiayaan gadai emas syariah.

  Adlan (2011), dengan skripsinya yang berjudul

  “Analisis Komparasi

Bauran Promosi pada Produk Pembiayaan Umrah dan Produk Gadai Emas di

Bank Syariah Mandiri” memaparkan bahwa produk gadai emas Bank Syariah

  Mandiri merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat. Produk gadai emas Bank Syariah Mandiri ini dipromosikan secara gencar oleh Bank Syariah Mandiri melalui berbagai macam bauran promosi, seperti melalui internet, brosur, serta pemasangan spanduk di cabang-cabang Bank Syariah Mandiri yang terbukti dapat berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan perusahaan.

  Pradita (2012), dengan skripsinya yang berjudul “Analisis Perlakuan

  

Akuntansi Gadai Emas pada Bank BPD Syariah di Kantor Cabang

Yogyakarta” menyimpulkan bahwa perlakuan akuntansi gadai emas pada Bank

  BPD DIY Syariah menunjukkan sebagian besar telah sesuai dengan pedoman akuntansi PSAK 107 tentang ijarah, namun masih ada beberapa hal yang tidak sesuai. Penerapan perlakuan akuntansi gadai emas dengan akad ijarah pada Bank BPD DIY Syariah sudah memenuhi definisi ijarah menurut PSAK 107

  paragraf 4. Pihak Bank BPD DIY Syariah telah menerapkan karakteristik gadai emas dengan akad ijarah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 8. Pengakuan piutang dan pendapatan ijarah gadai telah sesuai dengan PSAK 107, di mana piutang dan pendapatan ijarah benar merupakan hak bagi bank dan telah dicatat dalam laporan keuangan Bank BPD DIY Syariah selama periode tertentu. Pengakuan pendapatan sewa di Bank BPD DIY Syariah telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 14. Penyajian akuntansi dalam laporan keuangan Bank BPD DIY Syariah telah sesuai dengan PSAK 107, namun pengungkapannya tidak sesuai dengan PSAK 107 paragraf 32, karena bank BPD DIY Syariah belum seluruhnya mengungkapkan hal-hal yang terkait perlakuan bank terhadap akad gadai emas bila nasabah tiba-tiba meninggal atau mengalami hal lain yang tidak terduga selama akad gadai berlangsung belum diungkapkan dalam laporan keuangan.

E. Metode Penelitian 1.

  Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran Jalan Diponegoro Gedung C dan D, Ungaran.

  2. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga dapat memberikan gambaran secara menyeluruh dan sistematis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta.

  3. Data dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sangat berhubungan dengan jenis data yang diambil. Data yang dipakai diharapkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sehingga mampu menyelesaikan permasalahan penelitian.

  Sumber data yang diperlukan yaitu : a.

  Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian atau sumber data yang akurat. Data ini didapat dari Bank Syariah

  Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran. b.

  Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini berupa buku atau studi pustaka. Data ini untuk melengkapi data pokok yang didapat dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

  4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a.

  Pengamatan (observasi) Pengamatan (observasi) yaitu mengamati, melihat, meninjau obyek penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

  Metode pengumpulan data dengan observasi artinya mengumpulkan data atau penyaringan data dengan melakukan pengamatan terhadap subyek atau obyek penelitian secara seksama (cermat dan teliti) dan sistematis.

  b.

  Wawancara (interview) Wawancara (interview) yaitu suatu bentuk komunikasi verbal seperti percakapan untuk memperoleh informasi. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan tanya jawab kepada pegawai Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran tentang masalah yang diteliti. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Divisi Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

  5. Teknik Analisis Data Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahapan berikutnya dengan cermat beradsarkan fakta yang ada kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan analisa tersebut.

F. Penegasasn Istilah 1.

  Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah).

  2. Produkadalah barang atau jasa yang diperjualbelikan.

  3. Produktivitasmerupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.

  4. Gadai emasadalah produk pembiayaan untuk perorangan dengan jaminan berupa emas batangan/lantakan atau perhiasan sebagai alternatif untuk mendapatkan pembiayaan.

  5. Gadai merupakan suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut, dimana seseorang itu harus menggadaikan barangnya untuk mendapatkan uang.

  6. Bank Syariah Mandiriadalah salah satu bank syariah yang berkedudukan di seluruh wilayah Indonesia dan berkantor pusat di Jakarta. G.

  Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Dalam bab ini berisi tentang landasan teori, yaitu pengertian bank syariah, pengertian gadai emas dan pengertian emas. Bab III Laporan Objek Laporan Objek penelitian yang meliputi gambaran umum dan data- data deskriptif Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

  Bab IV Analisis Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi prosedur pelaksanaan gadai emas syariah, faktor-faktor yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan gadai emas, dan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ungaran.

  Bab V Penutup Penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan keseluruhan dan saran sebagai bahan masukan yang dianggap perlu oleh penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Bank Syariah Pengertian perbankan berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun

  1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1). Sedang bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 angka 2). Namun jika ditinjau dari sudut pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih bersifat umum sehingga belum sampai pada simpulan apakah kegiatan usaha yang dilakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau haram. Karena itu, untuk menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan, maka dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip- prinsip syariah. Dengan demikian lembaga perbankan yang semua kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah maka selanjutnya dapat dikatakan sebagai perbankan syariah. Pembentukan sistem ini berdasarkan larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang berkategori terlarang (haram). Meskipun sistem perbankan Islam telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia.

  Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan carameminjamkan modal, menyimpan dana,membiayai kegiatan usaha,atau kegiatan lainnya yang sesuai.

  B.

  Pengertian Gadai Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut ar-rahn.Ar-rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai pertanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam bahasa Arab adalah ats-tsubu wa ad- dawam yang berarti “tetap” atau”kekal”,seperti dalam kalimat maun rahin,yang berarti air yang tenang.Berdasarkan firman Allah SWT dalan

  QS.Al-Mudatstsir (74) ayat 38 sebagai berikut:

  ةَنيِهَر ْتَبَسَك اَمِب ٍسْفَن ُّلُك “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”.

  Pengertian “tetap” dan “kekal” dimaksud,merupakan makna yang tercakup dalam kata al-habsu,yang berarti menahan. Secara bahasa ar-rahn berarti “menjadikan sesuatu barang yang bersifat materi sebagai pengikat utang”.

  Pengertian gadai secara istilah adalah menyandera sejumah harta yang disertakan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus. Namun pengertian gadai yang terungkap yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak,yaitu barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai utang atau oang lain atas nama orang yang mempunyai utang.

  Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan gadai syariah (rahn) adalah menahan suatu harta milik nasabah (rahin) sebagai barang jaminan

  (marhun) atas utang/pinjaman (marhun bih) yang diterimanya.

  Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gadai syariah merupakan perjanjian antara seseorang untuk menyerahkan harta benda berupa emas/perhiasan/kendaraan dan/atau harta benda lainnya sebagai jaminan dan/atau agunan kepada seseorang dan/atau lembaga pegadaian syariah berdasarkan hokum gadai syariah; sedangkan pihak lembaga pegadaian syariah menyerahkan uang sebagai tanda terima dengan jumlah maksimal 90% dari nilai taksiran terhadap barang yang diserahkan oleh penggadai. Gadai ditandai dengan mengisi dan menandatangani Surat Bukti Gadai (rahn).Fungsi dari akad perjanjian tersebut adalah untuk memberikan ketenangan bagi pemilik uang dan/atau jaminan keaanan uang yang dipinjamkan karena itu, rahn prinsipnya merupakan suatu kegiatan utang piutang yang murni bersifat sos ial, sehingga dalam buku fiqh mu’amalah akad ini merupakan akad

  tabarru’ atau akad derma yang tidak mewajibkan imbalan.

C. Dasar Hukum Gadai Syariah

1. Al Quran

  Surat Al Baqarah (2) ayat 283 yang digunakan sebagi dasar dalam membangun konsep gadai adalah sebagai berikut:

  ْمُُُضُ ْعَب َنِمَأ ْنِإَف ةَضوُبْقَم ناَهِرَف اًبِتاَك اوُدِجَت ْمَلَو ٍرَفَس ىَلَع ْمُتْنُك ْنِإَو ْنَمَو َ َداَهَا َّشلا اوُمُتَُْت لاَو ُهَّبَر َ َّاللَّ ِقَّتَيْلَو ُهَتَناَمَأ َنِمُتْؤا يِذَّلا ِّدَؤُيْلَف اًضُْعَب ميِلَع َنوُلَمْعَت اَمِب َُّاللََّو ُهُبْلَق مِثآ ُهَّنِإَف اَهَاْمُتَُْي

  “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidaak secara tunai) sedang kamu tidak memperleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu empercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barnag siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha M engetahui apa yang kamu kerjaka.”

  Fungsi barang gadai (marhun) pada ayat di atas adalah untuk menjaga kepercayaan masing-masing pihak, sehingga penerima gadai

  (rahin) beritikd baik untuk mengembalikan pinjamannya (marhun bih)

  dengan cara menggadaikan barang atau benda yang dimilikinya

  (marhun), serta tidak melalaikan jangka waktu pengembalian uang tersebut.

2. Hadis Nabi Muhammad saw

  Dasar hukum kedua yang dijadikan rujukan dalam rumusan gadai syariah adalah hadis Nabi Muhammad saw.,yang antara lain sebagai berikut: a) Hadis A’isyah ra. Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya:

  Telah meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al- Hanzali dan Ali bin Khasyram berkata: keduanya mengabarkan kepada kam i Isa bin Yunus bin ‘Amasy dari Ibrahi dari Aswad dari ‘Aisyah berkata: bahwasanya Rasuslullah saw. membelimakanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju besinya. (HR.

  Muslim)

  b) Hadis dari Anas Bin Malik ra. Yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya:

  Telah meriwayatkan kepada kami Nashr bin Ali Al- Jahdhami,ayahku telah mmeriwayatkan kepadaku, meriwayatkan kepada kami Hisyam bin Qatadah dari Anas berkata: Sungguh Rasulullah saw. menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan menukarnya dengan gandum untuk keluarganya. (HR. Ibnu Majah)

  c) Hadis sari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, yang artinya:

  Telahmeriwayatkan kepada kami Muhammad bin Muqatil,mengabarkan kepada kami Abdullah bin Mubarak, mengabarkan kepada kami Zaka riyya dari Sya’bi dari Hurairah, dari Nabi saw., bahwasanya beliau bersabda: Kendaraan dapat

  apabila digadaikan.Penggadai wajib memberikan nafkah dan penerima gadai boleh mendapatkan manfaatmya. (HR.Al-Bukhari)

  d) Hadis riwayat Abu Hurairah ra., yang artinya:

  Barang gadai tidak boleh disembunyikan dari pemilik yang menggadaikan, baginya risiko dan hasilnya. (HR. Asy-

  Syafi’I dan Ad-Daruquthni) 3. Ijma’ Ulama Jumhur lama menyepakati kebolehan status hokum gadai.

  Haldimaksud, berdasarkan kepada kisah Nabi Muhammad saw. yangmenggadaikan baju besinya untuk mendapatkan makanan dari seorang Yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh Nabi Muhammad saw. tersebut,ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi Muhammad saw yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti ataupun harga yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. kepada mereka.

4. Fatwa Dewan Syariah Nasional

  Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN- MUI) menjadi salah satu rujukan berkenaan gadai syariah, diantaranya sebagai berikut: a)

  Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

  25/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn emas;

  c) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

  25/DSN-MUI/III/2000, tentang pembiayaan Ijarah;

  d) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

  25/DSN-MUI/III/2000, tentang Wakalah;

  e) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2004, tentang Ganti Rugi.

D. Pengertian Emas

  Emas merupakan unsur kimia, yang dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au yan g bahasa Latin yaitu „aurumdan nomor atom 79.

  Emas merupakan sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat.Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial.Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya.

  Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolutdari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.

  Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa kilogram. Emas juga diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat.

  Emas dibagi menjadi dua jenis yaitu untuk perhiasan dan emas untuk investasi. Jika emas untuk perhiasan biasanya harganya menjadi lebih mahal karena adanya tambahan biaya pembuatan perhiasan tersebut, sedangkan emas untuk investasi biasanya berupa emas batangan yang bentuknya seperti balok yang dicetak dalam ukuran beberapa gram hingga kilogram. Dalam jualbeli emas investor harus memperhatikan nilai tambah dan nilai kunci dari emas tersebut, seperti nilai karat. Jika emas untuk perhiasan biasanya sudah dicampur dengan campuran logam lain sehingga emas tidak 24 karat melainkan sudah berkurang, berbeda dengan emas batangan yang tanpa campuran logam lain dan memiliki nilai 24 karat. Selain dari tingkat karatnya, terdapat sertifikat yang dapat disertakan dalam proses penjualan.

  

BAB III

LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri 1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri berdiri sejak tahun 1999, sesungguhnya

  merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter tahun 1997-1998. Sebagaimana diketahui bahwa krisis ekonomi dan moneter sejak Juliu 1997 yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan bermacam- macam dampak negatif yang begitu hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pada akhirnya pemerintah mengambil tindakan merestrukturisasi dan merekapitulasi sebagian bank-bank Indonesia.

  Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. PT Bank Susila Bakti (BSB) berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta dengan mengundang investor asing.

  Pada saat yang bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan

  (merger) empat bank, yaitu Bank Dagang Negara, bank Bumi Daya,

  Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan bank tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru Bank Susila Bakti (BSB).

  Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri kemudian melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang kepada bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

  Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa undang-undang tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah.

  Oleh karena itu, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha Bank Susila Bakti berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,SH. No. 23 tanggal 8 September 1999.

  Perubahan kegiatan usaha Bank Susila Bakti menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur bank Indonesia melalui Surat

  1999. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, Bank Indonesia menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak hari Senin, tanggal 25 Rajab 1420 Hijriah atau 1 November 1999.

  PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri a.

  Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.

  b.

  Misi 1)

  Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata-rata industri yang berkesinambungan.

  2) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

  3) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang

  4) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

  5) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

  3. Shared Values “ETHIC”

Dokumen yang terkait

PROSEDUR PENGAJUAN GADAI EMAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG MALANG

0 13 15

EVALUASI PEMBERIAN KREDIT PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU PASURUAN

0 40 2

PROSES PELAKSANAAN AKAD QARDH WAL IJARAH PADA PRODUK TALANGAN HAJI PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PADANG PANJANG Awaluddin

0 1 14

ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS BERDASARKAN PSAK 107 (STUDI KASUS PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BANDA ACEH)

0 1 7

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU GRAHA HELVETIA MEDAN SKRIPSI

0 2 14

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN EMAS PADA BANK MANDIRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU PASAR ATOM - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN TUGAS AKHIR - PENGARUH NILAI MARGIN PEMBIAYAAN TERHADAP MINAT NASABAH PADA PRODUK WARUNG MIKRO BANK SYARIAH MANDIRI KCP UNGARAN - Test Reposi

0 0 98

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

0 1 79

ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA TUGAS AKHIR - ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA - Test Repository

0 0 122

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU GUBUG - Test Repository

0 0 119