KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT ADAT TERHADAP REALITAS SOSIAL KULTURAL SA’O NGAZA DALAM PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL DI WOGO-NGADHA-FLORES Repository - UNAIR REPOSITORY

  KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT ADAT TERHADAP REALITAS SOSIAL KULTURAL SA’O NGAZA DALAM PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL DI WOGO-NGADHA-FLORES TESIS KONFRIDUS ROYNALDUS BUKU 071414753008 PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT ADAT TERHADAP REALITAS SOSIAL KULTURAL SA’O NGAZA DALAM PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL DI WOGO-NGADHA-FLORES TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Program Studi Sosiologi Pada Program Magister Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Oleh: KONFRIDUS ROYNALDUS BUKU NIM: 071414753008 PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

KATA PENGANTAR

  Syukur dan pujian kepada Tuhan dan Bunda Maria yang telah menjadi tempat saya mengeluh dan mengadu nasib. Saya percaya bahwa karena penyertaan Tuhan dan doa Bunda Maria maka tesis ini dapat saya selesaikan.

  Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister dalam program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Surabaya.

  Tesis ini dapat rampug berkat kerja sama dan perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu patut saya ucapkan terima kasih kepada mereka yang telah mendukung dan membimbing saya dalam menyelesaikan tesis ini.

  Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE.,MT.,Ak (Rektor Universitas Airlangga Surabaya) dan Dr. Falih Suaedi, Drs.,M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya) yang telah memperkenankan saya belajar dan menimba ilmu pengetahuan di Universitas Airlangga. Kepada Prof. Dr. Hj.Emy Susanti, Dra.,MA (Ketua Program Studi Magister Sosiologi) dan juga kepada Prof. Dr Musta’in Mashud (Mantan Ketua Program Studi Magister Sosiologi), terima kasih untuk jasa-jasamu.

  Kepada Prof. Dr. Hotman Siahaan dan Drs. Doddy S. Singgih,.MSi sebagai pembimbing tesis, saya ucapkan limpah terima kasih untuk bimbingan selama saya mengerjakan tesis. Khususnya saya sampaikan terima kasih atas metode bimbingan yang diterapkan selama pengerjaan tesis telah mengajarkan kepada saya tentang pentingnya menghargai kedisplinan dalam berpikir, pentignya bersikap kritis dan memiliki keberanian untuk berpikir mandiri. Terima kasih juga buat para penguji Prof. Dr Musta’in Mashud., M.Si; Prof. Dr. I.B Wirawan, Su yang telah turut mematangkan tesis ini. Terima kasih untuk jasa- jasamu.

  Kepada para staf pengajar S2 Sosiologi, Prof. Dr. I.B Wirawan, Su; Prof. Dr.Subagyo Adam, MS; Dr. Sutinah, MS; Drs. Herwanto, MA; Dr. Bagong Suyanto, MSi; Drs. Septi Ariadi, MA; Drs Sudarso, MSi; Dr. Tuty Budi Rahayu; Novri Susan, MA, saya ucapkan limpah terima kasih untuk semua jasa-jasa kalian semua.

  Bagi teman-teman seangkatan S2 Sosiologi FISIP UNAIR 2014/1015, Elsis, Dodik, Adit, Dedy, Moldy, Sidik, Reza, Jecklin, Ulil, Orin, Sita, Anita, Efi, Garnis, Iza, Nila, Hayu, Mbak Siska, Mbak Ana, Mbak Devi banyak hal yang telah kita lewati bersama selama perkulian berlangsung. Terima kasih untuk semua kebersamaan dan persaudaraan yang terbangun di antara kita. Terima kasih untuk pengertian, kerja sama, kritik, perhatian, yang mewarnai kebersamaan kita.

  Tesis ini dapat saya selesaikan berkat kemurahan Dewa Zeta Nitu Zale yang mengizinkan saya menulis tentang Sa’o Ngaza di Wogo. Untuk ini saya ucapkan terima kasih kepada para informan yang bersedia menyiapkan waktu untuk pertemuan dan perbincangan istimewa. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Yohanes Wawo, Bapak Laurensius Uwa, Bapak Yohanes Wo’i, Ibu Magdalena Wua, Bapak Lambertus Langa, Ibu Odilia Bio, Bapak Antonius Watu, Bapak Servasius Awe, Romo. Norbertus Labu, Pr, Saudara Ariel Reba,

ABSTRAK

  Fokus studi ini menjelaskan konstruksi sosial atas realitas sosial kultural sa’o

  ngaza dalam konteks perubahan sosial kultural masyarakat adat di Wogo. Namun

  sebelum mengkaji realitas sosial kultural dalam konteks perubahan, terlebih dahulu dikaji konstruksi realitas sosial kultural sa’o ngaza dalam tradisi masyarakat adat Wogo agar dapat memperolah gambaran yang utuh. Sa’o ngaza bagi masyarakat adat Wogo tidak hanya sekedar rumah, tempat tinggal tetapi memiliki makna yang sangat mendalam dan memiliki nilai–nilai yang dikonstruksi. Namun masyarakat adat Wogo saat ini hidup dalam situasi keterbukaan, sehingga yang terjadi adalah adanya perubahan-perubahan realitas sosial kultural masyarakat adat dan juga realitas sosial kultural sa’o ngaza itu sendiri. Untuk menjelaskan persoalan ini digunakan kerangka berpikir teori kontrsuksi sosial Peter L.Berger dan Thomas Luckmann. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan konstruktivis. Teknik yang digunakan untuk menggali dan mengolah informasi adalah wawancara dan observasi serta metode kepustakaan. Untuk menentukan informan digunakan teknik snowball. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan kerangka berpikir teori konstruksi sosial, yakni eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi dan dibantu dengan teori perubahan sosial. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa realitas sosial kultural sa’o ngaza merupakan gambaran dari realitas sosial kultural masyarakat adat Wogo yang dieksternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilegitimasi (objektivasi) dan ditarik kembali ke dalam diri masing-masing individu (internalisasi). Dalam konteks perubahan ditemukan adanya sejumlah perubahan oleh karena peleburan budaya lokal dan budaya global. Perubahan tersebut dikonstruksi oleh masyarakat adat dan juga dipengaruhi oleh peleburan budaya.

  Kata Kunci: Konstruksi Sosial, Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza, Perubahan Sosial, Masyarakat adat.

ABSTRACT

  The focus of this thesis to explain the social construction of social reality and cultural of sa’o ngaza in the context of social cultural changes on Wogo indigenous people. But before reviewing the social cultural realities in the context of change, first studied the construction of social reality sa’o ngaza on the tradition of Wogo indigenous peoples in order to obtain a complete mean. Sa’o

  ngaza for Wogo indigenous peoples is not just a house, dwelling but it has a very

  deep meaning an values are constructed. But Wogo indigenous peoples are living in a situation of openness, so that there are changes in social cultural realities of indigenous people as well as social realities of sa’o ngaza. To explain this problem used the framework theory of social construction of Peter L. Berger and Thomas Luckmann. Additionaly, a quantitative method is being used in this thesis, particularly constructivist approach. Moreover, an observation, an interview, and a reading-based method are three key technical tools both in exploring and elaboration information. In addition, this thesis exerts a snowball in designating information. Furthermore, the outcome of this research indicate that the social-cultural realities of sa’o ngaza is a representation of the social cultural realities of Wogo indigenous peoples externalized in everyday life, then legitimized, and pulled back into each individual. In the context of the changes, was found that a number of changes because of the interfusion between local culture and global culture. These changes are constructed by indigenous peoples and is also influenced by the cultural melting.

  Keyword : The social construction, social-cultural realities of sa’o ngaza, social changes, indigenous peoples.

RINGKASAN

  Masalah utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah kostruksi sosial atas realitas sosial kultural dalam konteks perubahan sosial kultural masyarakat adat Wogo. Namun sebelum mengkaji realitas sosial kultural dalam konteks perubahan, terlebih dahulu dikaji konstruksi realitas sosial kultural sa’o

  ngaza dalam tradisi masyarakat adat Wogo agar dapat memperolah gambaran

  yang utuh. Di Wogo, sa’o ngaza merupakan representasi kebudayaan yang paling tinggi dan merupakan ungkapan kesadaran fisis dan metafisis serta yang memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat adat Wogo. Nilai dan makna yang terkandung dalam sa’o ngaza telah diwariskan dari generasi ke generasi. Namun masyarakat adat Wogo saat ini tengah berada dalam situasi perubahan yang kemudian menyebabkan terjadinya sejumlah peleburan budaya antara budaya lokal dan budaya global.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut, yakni bagaimana konstruksi sosial terhadap realitas sosial kultural sa’o

  ngaza dalam tradisi masyarakat adat Wogo? Bagaimana konstruksi sosial

  terhadap realitas sosial kultural sa’o ngaza dalam konteks perubahan sosial kultural masyarakat adat Wogo? Dalam membedah fenomena yang ada maka peneliti menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Teori konstruksi sosial

  Berger dan Luckmann berlangsung dalam satu proses sosial dengan tiga momen simultan, yaitu; eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Berger menjelaskan bahwa eksternalisasi ialah suatu pencurahan kedirian manusia secara terus menerus ke dalam dunia, baik dalam aktivitas fisis maupun mentalnya. Objektivasi ialah interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. Setiap kegiatan yang timbul dari ruang kesadaran eksternalisasi kemudian dilakukan secara berulang-ulang, lama kelamaan akan menjadi pola tertentu yang kemudian mengalami pelembagaan. Internalisasi adalah suatu pemahaman atau penafsiran individu secara langsung atas peristiwa objektif sebagai pengungkapan makna. Proses internalisasi ini terjadi dalam dua tahap sosialisasi, yakni sosialisasi primer dan sekunder.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif khususnya konstruktivis Berger dan Luckmann. Penentuan informan ini pun dilakukan dengan menggunakan sistem snowball. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi serta kepustakaan. Tahap selanjutnya peneliti menilai pemaknaan dan interpretasi masyarakat berkaitan dengan topik penelitian. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan piranti teoretik konstruksi sosial.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa realitas sosial kultural sa’o ngaza awalnya dibentuk (dikonstruksi) dan dipengaruhi oleh pandangan kosmologi yang berkembang dalam tradisi masyarakat adat Wogo, yang turut dipengaruhi oleh budaya Hinduisme Purba dan Austronesia. Realitas sosial kultural sa’o

  ngaza berangkat dari realitas sehari-hari. Realitas yang dialami dalam kehidupan

  sehari-hari kemudian dilegitimasi dalam bentuk produk budaya material dan nonmaterial. Produk budaya material melalui bangunan sa’o ngaza yang lengkap dengan atributnya. Sedangkan produk budaya nonmaterial nampak dalam relasi orang Wogo dengan yang sakral (dewa, roh leluhur, kekuatan gaib), relasi dengan sesama dalam sa’o ngaza dan dalam woe (klan atau suku), hak dan kewajiban dalam sa’o ngaza, serta stratifikasi sosial berdasarkan sistem kasta. Nilai dan makna sa’o ngaza yang awalnya ditarik adalah nilai sakralitas, persatuan dan kesatuan, personifikasi leluhur, tanggung jawab atas hak dan kewajiban, dan pegangan moralitas. Nilai dan makna sa’o ngaza tersebut diwarisi melalui sosialisasi baik primer dan sekunder yang hanya terjadi dalam keluarga dan komunitas adat. Bentuk pewarisannya melalui tradisi lisan.

  Namun dalam konteks perubahan, realitas sosial kultural sa’o ngaza sangat dipengaruhi oleh peleburan antara budaya lokal dan budaya global. Budaya lokal merupakan warisan tradisi masa lalu, yang diterima dari generasi ke generasi. Sedangkan budaya global masuk melalui agama, pendidikan, teknologi, dan globalisasi pada umumnya. Dalam situasi keterbukaan kemudian terjadi peleburan antara dua bentuk kebudayaan ini. Oleh karena itu eksternalisasi realitas sosial kultural sa’o ngaza sangat dipengaruhi oleh peleburan budaya. Peleburan budaya ini kemudian menyebabkan diobjektivasi ulang realitas sosial kultural sa’o ngaza. Realitas yang diobjektivasi adalah (1) kristenisasi realitas sosial kultrual sa’o ngaza oleh karena adanya gerakan inkulturasi yang dilakukan ketika Gereja mulai masuk dalam wilayah budaya Wogo. (2) Pergeseran tuntutan atas hak dan kewajiban yang disebabkan oleh karena adanya konflik perebutan hak atas tanah suku, sehingga dilegitimasi menjadi regula baru. Jika sebelumnya laki-laki tidak memiliki hak atas tanah suku namun saat ini laki-laki juga dapat memiliki hak atas tanah suku. (3) Hilangnya sistem kasta terutama oleh karena masuknya agama Kristen Katolik, pendidikan dan juga prinsip-prinsip kesetaraan yang bersifat universal. (4) Masuknya investasi pariwisata dan cagar budaya. Nilai-nilai yang kemudian ditarik dari realitas sosial kultural sa’o ngaza adalah nilai sakralitas akan tetapi “isi” dari sakralitas sa’o ngaza dipengaruhi oleh tradisi Gereja Katolik. Sa’o ngaza masih tetap dipandang sebagai personifikasi leluhur.

  Sa’o ngaza masih dilihat sebagai saran persekutuan walaupun terdapat tendensi

  ke arah individualis yang tumbuh dalam diri generasi muda, akan tetapi nilainya masih bertahan oleh karena masih dideterminasi oleh golongan tua. Perubahan kemudian melahirkan pegangan moralitas yang baru, yang mana sebelumnya sistem kasta menjadi pegangan moralitas akan tetapi saat ini pegangan moralitas bisa lewat agama, dan hukum sipil (hukum negara). Perubahan secara keseluruhan kemudian melahirkan kerancuan dan kegamangan budaya terutama dalam diri generasi muda. Banyak generasi muda yang tidak lagi paham dengan budayanya, yang telah mengalami ketercabutan dari akar budaya, serta tanggung jawab atas sa’o ngaza mulai memudar. Realitas sosial kultural sa’o ngaza masih tetap bertahan oleh karena masih terdapat determinasi dari golongan tua.

  Perubahan-perubahan terjadi disebabkan juga oleh karena perubahan bentuk sosialisasi dari orang tua kepada anak dan dalam komunitas adat serta kurangnya sosialisasi secara terus menerus.

  Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa realitas sosial kultural sa’o ngaza sangat dipengaruhi oleh realitas sosial kultural masyarakat adat Wogo dalam kehidupan sehari-hari. Konstruksi sosial kultural sa’o ngaza sejalan dengan realitas sosial kultural masyarakat adat Wogo. Dalam konteks perubahan sosial kultural sa’o ngaza terdapat realitas sosial kultural yang tetap bertahan misalnya sa’o ngaza sebagai personifikasi leluhur, sarana persekutuan, akan tetapi ada juga yang kemudian mengalami perubahan yakni bergesernya isi sakralitas sa’o ngaza, hilangnya sistem kasta dan pegangan moralitas, pergeseran hak dan kewajiban dalam sa’o ngaza.

  Oleh karena itu perlu dilakukan kembali penguatan ke dalam komunitas adat Wogo melalui penciptaan wadah yang mampu memberikan dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya lokal agar budaya lokal tersebut tidak tergerus oleh pengaruh budaya global. Di sisi lain perlu adanya sosialisasi yang terus menerus agar ingatan budaya selalu disegarkan.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................. ix ABSTRACT ............................................................................................................ x RINGKASAN ......................................................................................................... xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv DAFTAR TABEL ................................................................................................ xxi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxii

  BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

  1.1.Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

  1.2.Fokus Penelitian ........................................................................................ 12

  1.3.Rumusan Masalah ..................................................................................... 13

  1.4.Tujuan Penelitian ....................................................................................... 13

  1.5.Manfaat Penelitian ..................................................................................... 14

  1.6.Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 15

  1.6.1. Studi Tentang Masyarakat Adat Ngadha ....................................... 15

  1.6.2. Studi Tentang Konstruksi Sosial dan Makna ................................. 23

  1.7. Kerangka Teoritik .................................................................................... 30

  1.7.1. Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann .......... 30

  1.7.1.1. Momen Eksternalisasi ................................................................. 34

  1.7.1.2. Momen Objektivasi ..................................................................... 37

  1.7.1.3. Momen Internalisasi .................................................................... 42

  1.7.2. Perubahan Sosial ............................................................................ 47

  1.7.3. Konstruksi Sosial Atas Realitas Sosial Kultural Sa’o

  Ngaza Dalam Konteks Perubahan Sosial Kultural ....................... 58

  1.8. Metode Penelitian ...................................................................................... 67

  1.8.1. Perspektif Penelitian ...................................................................... 67

  1.8.2. Lokasi Penelitian ............................................................................ 68

  1.8.3. Isu-isu Penelitian ............................................................................ 69

  1.8.4. Subjek Penelitian ........................................................................... 71

  1.8.5. Pengumpulan Data ......................................................................... 74

  1.8.6. Analisis Data .................................................................................. 75

  BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................................. 77

  2.1. Letak Dan Kondisi Geografis ................................................................... 77

  2.2. Historiografi Kampung Adat Wogo ......................................................... 78

  2.3. Sistem Kepercayaan ................................................................................. 86

  2.4. Sistem Perkawinan ................................................................................... 89

  2.5. Sistem Pendidikan .................................................................................... 94

  2.6. Mata Pencaharian ..................................................................................... 98

  2.7. Pemukiman dan Unsur-unsur Pembentuk .............................................. 103

  2.8. Sistem Organisasi dan Kepemimpinan Tradisional ............................... 113

  2.9. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Sistem Kasta ......................................... 117

  2.10. Sistem Teknologi .................................................................................. 120

  2.11. Tradisi Reba .......................................................................................... 123

  BAB III KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL KULTURAL SA’O NGAZA DALAM TRADISI MASYARAKAT ADAT WOGO ............ 134

  3.1. Dasar Pembentuk Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza ......................... 135

  3.2. Objektivasi Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza ................................... 147

  3.2.1. Objektivasi Dalam Bangunan (Tata Ruang) Sa’o Ngaza ............ 148

  3.2.1.1. Bagian Kolong Rumah .............................................................. 151

  3.2.1.2. Badan Rumah ............................................................................ 154

  3.2.1.2.1. Bagian Serambi Luar ............................................................. 155

  3.2.1.2.2. Bagian Serambi Dalam .......................................................... 158

  3.2.1.2.3. Bagian Inti Sa’o Ngaza .......................................................... 161

  3.2.1.3. Bagian Atap Sa’o Ngaza ........................................................... 174

  3.2.1.4. Kesimpulan ............................................................................... 175

  3.2.2. Objektivasi Dalam Bentuk Ukiran Sa’o Ngaza ........................... 178

  3.2.2.1. Ukiran Jara (Kuda) .................................................................. 182

  3.2.2.2.Ukiran Manu (Ayam) ................................................................ 184

  3.2.2.3.Ukiran Zegu Kaba (Tanduk Kerbau) ......................................... 189

  3.2.2.4.Ukiran Taka, Bela, dan Gebe (Perhiasan Emas) ........................ 192

  3.2.2.5.Ukiran Lege Neka (Spiral) ......................................................... 195

  3.2.2.6.Ukiran Bhuja (tombak) .............................................................. 197

  3.2.2.7. Kesimpulan ............................................................................... 199

  3.2.3. Objektivasi Dalam Jenis-Jenis Sa’o Ngaza ................................. 200

  3.2.3.1. Sa’o Peka Pu’u (Rumah Pokok) ............................................... 204

  3.2.3.2.Sa’o Peka Lobo (Rumah Akhir) ................................................ 207

  3.2.3.3.Sa’o Wua Gha’o (Rumah Perangkul) ........................................ 210

  3.2.3.4.Sa’o Kaka (Rumah Pendukung) ................................................. 212

  3.2.3.5.Kesimpulan ................................................................................ 213

  3.2.4. Objektivasi Dalam Tata Nama Sa’o Ngaza ................................. 214

  3.3. Internalisasi Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza Dalam Tradisi Masyarakat Adat Wogo ........................................................................ 219

  3.3.1. Pola Pewarisan Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza .................. 219

  3.3.2. Makna Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza ............................... 224

  3.3.2.1.Sakralitas Sa’o Ngaza ............................................................... 225

  3.3.2.2.Sa’o Ngaza Sebagai Sarana dan Simbol Persekutuan ................ 229

  3.3.2.3. Personifikasi Leluhur ................................................................ 232

  3.3.2.4. Tanggung Jawab Atas Hak dan Kewajiban .............................. 234

  3.3.2.5. Pegangan Moralitas ................................................................... 238

  BAB IV KONSTRUKSI SOSIAL TERHADAP REALITAS SOSIAL DAN KULTURAL SA’O NGAZA DALAM KONTEKS PERUBAHAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT ADAT WOGO ................................................................................................... 242

  4.1. Dinamika Eksternalisasi Dalam Konteks Perubahan ............................ 244

  4.1.1. Eksternalisasi Sakralitas Sa’o Ngaza Dalam Perubahan Sosial Kultural ........................................................................... 250

  4.1.1.1. Masuknya Agama Katolik ........................................................ 250

  4.1.1.2. Dinamika Eksternalisasi Sakralitas Sa’o Ngaza ....................... 254

  4.1.2. Eksternalisasi Relasi Sosial Dalam Sa’o Ngaza ........................ 258

  4.1.3. Eksternalisasi Tuntutan Hak Dan Kewajiban ............................ 263

  4.1.3.1. Konflik Perebutan Hak Dalam Sa’o Ngaza .............................. 265

  4.1.3.2. Tendensi Ke Arah Pergeseran Kewajiban ................................ 276

  4.1.4. Dinamika Eksternalisasi Sistem Kasta ....................................... 280

  4.1.5. Eksternalisasi Keinginan Untuk Menggantikan Produk Material Bangunan Sa’o Ngaza ................................................. 283

  4.1.6. Kesimpulan ................................................................................ 286

  4.2. Objektivasi Realitas Sosial Kultural Sa’o ngaza Dalam Konteks Perubahan ................................................................................ 289

  4.2.1. Kristenisasi Sakralitas Sa’o Ngaza ............................................ 291

  4.2.2. Legitimasi Baru Atas Hak Dan Kewajiban ................................ 296

  4.2.3. Hilangnya Sistem Kasta ............................................................. 299

  4.2.4. Investasi Pariwisata Dan Cagar Budaya .................................... 304

  4.2.5. Kesimpulan ................................................................................ 312

  4.3. Internalisasi Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza.................................. 314

  4.3.1. Perubahan Bentuk Sosialisasi .................................................... 316

  4.3.2. Internalisasi Realitas Sosial Kultural Sa’o Ngaza Dalam Konteks Perubahan ......................................................... 322

  4.3.2.1.Sakralitas Sa’o Ngaza ................................................................ 323

  4.3.2.2.Sa’o Ngaza Sebagai Sarana Persekutuan ................................... 327

  4.3.2.3.Sa’o Ngaza Sebagai Personifikasi Leluhur ................................ 329

  4.3.2.4.Nilai Kesetaraan Dan Pegangan Moralitas Yang Baru .............. 331

  4.3.2.5.Kerancuan Dan Kegamangan Budaya ....................................... 333

  4.3.3. Kesimpulan ................................................................................ 340

  BAB V PENUTUP .............................................................................................. 342

  5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 342

  5.2. Implikasi Teoritik ................................................................................... 350

  5.3. Saran ...................................................................................................... 360

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tingkat Pendidikan Di Desa Ratogesa ................................................ 98Tabel 2.2. Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Ratogesa ....................... 100

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Megalit di Kampung Wogo Lama (Nua Olo) .................................. 82Gambar 2.2. Kampung Adat Wogo Yang Merupakan

  Warisan Budaya Ngadha ................................................................. 85

Gambar 2.3. Su’a Ga’e (Tofa Pusaka) ............................................................... 102Gambar 2.4. Kampung Adat Wogo Dan Unsus-Unsur Pembentuknya ............. 106Gambar 2.5. Sa’o Ngaza Yang Terdapat di Kampung Adat Wogo ................... 107Gambar 2.6. Bhaga Simbol Dari Leluhur Perempuan ...................................... 108Gambar 2.7. Madhu Simbol Dari Leluhur Laki-laki .......................................... 109Gambar 2.8. Peo Simbol Dari Anak ................................................................... 110Gambar 2.9. Ture Yakni Pekuburan Di Tengah Kampung Adat Wogo ............ 111Gambar 2.10. Peralatan-peralatan Tradisional ................................................... 121Gambar 2.11. Tarian O Uwi Yang Dilaksanakan Pada Ritus Reba Di Kampung

  Wogo ............................................................................................. 128

Gambar 2.12. Pelaksanaan Ritus Su’i Uwi ......................................................... 129Gambar 3.1. Sketsa Bangunan Sa’o Ngaza ........................................................ 151Gambar 3.2. Sketsa Tebo Sa’o Ngaza Dengan Seluruh Atributnya ................... 155Gambar 3.3. Atta Tangi (Tangga), Tolo Pena (Lantai Di atas Tangga) ............. 160Gambar 3.4. Ukiran Kuda .................................................................................. 183Gambar 3.5. Ukiran Ayam (Manu) .................................................................... 189Gambar 3.6. Ukiran Zegu Kaba (Tanduk Kerbau) ............................................. 191Gambar 3.7. Zegu Kaba (Tanduk Kerbau) Yang Dipajang

  Di Depan Sa’o Ngaza .................................................................... 192