PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DALAM MENGINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS V SD NEGERI 8 LUT TAWAR TAKENGON.

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN
BALOK DI KELAS V SD NEGERI 8 LUT TAWAR
TAKENGON TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh :
SANDYASA MUNTHE
NIM 408311043
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

RIWAYAT HIDUP


Sandyasa Munthe dilahirkan di Takengon Aceh Tengah, pada tanggal 16
Agustus 1990. Ayah bernama Munthe Hasan dan Ibu bernama Alm. Dahlia,
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD
8 Lut Tawar Takengon, dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Takengon, dan lulus pada tahun 2005. Pada
tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Takengon, dan lulus
pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 penulis melanjutkan di Universitas Negeri Medan (UNIMED)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Matematika
Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DALAM MENGINGKATKAN
HAmSIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN
BALOK DI KELAS V SD NEGERI 8 LUT
TAWAR TAKENGON
SANDYASA MUNTHE (408311048)
ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penerapan
metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
volume kubus dan balok, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang
diterapkan dengan metode Quantum Learning pada materi volume kubus dan
balok dan untuk mengetahui efektivitas belajar siswa pada materi volume kubus
dan balok di kelas V SD negeri 8 Lut Tawar Takengon dengan menggunakan
metode Quantum Learning.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Subjek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas V SD Negeri 8 Lut
Tawar Takengon tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang. Objek
penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar
siswa melalui metode
pembelajaran Quantum Learning pada materi volume kubus dan balok di kelas V
SD Negeri 8 Lut Tawar Takengon Tahun Ajaran 2012/2013. Prosedur dalam
penelitian ini dimulai dari pelaksanaan siklus I di kelas V dan dilanjutkan dengan
siklus II untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada materi volume kubus
dan balok.
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi bahwa metode
Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi volume
kubus dan balok. Pada Siklus I sebanyak 25 orang siswa, terdapat 13 siswa (52 %)

telah mencapai ketuntasan belajar individu, dan 12 siswa (48%) yang masih
memiliki ketuntasan belajar individu dengan nilai rata-rata seluruh siswa 61,2
pada tes hasil belajar I. Dan hasil analisis data pada Siklus II sebanyak 25 orang
siswa, 23 siswa (92%) telah mencapai ketuntasan belajar individu, dan 2 siswa
(8%) masih memiliki ketuntasan belajar individu dengan nilai rata-rata seluruh
siswa 81,2. Pada siklus II ini ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai karena
92% siswa telah mencapai ketuntasan belajar individu, sehingga pembelajaran
tidak dilanjutkan lagi ke siklus III.
Karena telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal, individu dan terjadi
peningkatan rata – rata siswa pada siklus I dan siklus II, maka dari tindakan dan
analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum
Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Lut Tawar
Takengon.

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Daftar Tabel

Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

i
ii
iv
v
vi

1
6
6
6

7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Metode Quantum Learning
2.1.2. Quantum Learning dalam Pembelajaran Matematika
2.1.2.1. Kerangka Pengajaran TANDUR
2.1.3. Kelebihan dan Kelemahan metode Quantum Learning
2.1.4. Pengertian Belajar
2.1.5. Pengertian Hasil Belajar
2.1.6. Volume Kubus dan Balok
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis

8
8
13
14
16

17
18
20
27
28

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan objek penelitian
3.2.1. Subjek penelitian
3.2.2. Objek penelitian
3.3. Jenis Penelitian
3.4. Alat Pengumpulan Data
3.4.1. Tes
3.4.2. Wawancara
3.4.2. Obsevasi
3.5. Rancangan Penelitian
3.6. Instrumen Penelitian
3.6.1. Perangkat pembelajaran
3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data


30
30
30
30
30
30
30
31
31
32
34
34
35

3.7. Analisis Data
3.8. Kriteria Peningkatan Hasil Belajar dan efektifitas belajar siswa

35
39


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. SIKLUS I
4.1.1.1. Tahap Permasalahan I
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan I
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4. Observasi I
4.1.1.5. Analisis Data I
4.1.1.6. Refleksi I
4.1.2. SIKLUS II
4.1.2.1. Tahap Permasalahan II
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan II
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4. Observasi II
4.1.2.5. Analisis Data II
4.1.2.6. Refleksi II
4.2.Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

41
41
41
42
42
45
48
49
50
50
50
50
51
53
54
55
58

59

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa

36

Tabel 4.1 Tingkat penguasaan siswa pada Tes Awal

41

Tabel 4.2 Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada Tes Awal

42

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus I
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus I

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus II
Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus II
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I dan II

46
47
51
52
54

Tabel 4.8. Deskripsi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II 56

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

29

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Tes Hasil Belajar Siswa

56

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa

57

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I
Lampiran 5. Lembar Tugas Siswa I
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II
Lampiran 7. Lembar Tugas Siswa II
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa III
Lampiran 9. Lembar Tugas Siswa III
Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Awal
Lampiran 11. Tes Awal
Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal
Lampiran 13. Alternatif Jawaban Tes Awal
Lampiran 14. Lembar Validitas tes Awal
Lampiran 15.Kisi-Kisi Tes hasil Belajar I
Lampiran 16. Tes Hasil Belajar I
Lampiran 17. Alternatif Kunci Jawaban
Lampiran 18. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
Lampiran 19. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I
Lampiran 20. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II
Lampiran 21. Tes Hasil Belajar II
Lampiran 22. Alternatif Kunci Jawaban
Lampiran 23. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II
Lampiran 24. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II
Lampiran 25. Lembar Observasi Kegiatan Guru I
Lampiran 26. Lembar Observasi Kegiatan Guru II
Lampiran 27. Lembar Observasi Kegiatan Siswa I
Lampiran 28. Lembar Observasi Kegiatan Siswa II
Lampiran 29. Hasil Tes Awal
Lampiran 30. Hasil Tes Belajar Siklus I dan Siklus II
Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 32. Jadwal Penelitian

60
64
67
70
72
73
74
75
77
78
79
82
83
86
87
88
89
91
93
94
95
96
100
102
103
104
105
106
107
109
112
122

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya. Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan untuk
mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, khususnya bertujuan untuk menata dan
meningkatkan penajaman serta penalaran siswa hal tersebut berguna untuk
menyelesaikan masalah, tujuan lain adalah melatih cara berfikir dan bernalar
dalam menarik kesimpulan dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan
masalah.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang
memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena
matematika sebagai salah satu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis
dan sistematis. Seperti yang dikemukakan :(Abdurrahman,2009:253) bahwa :
“Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk
memecahkan masalah sehari – hari, sarana mengenal pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta
sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
Ada beberapa alasan tentang perlunya belajar dan menguasai matematika
seperti yang dikemukakan oleh Cockroft (Abdurrahman,2003:253) bahwa:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: 1) selalu digunakan
dalam segi kehidupan; 2) semua bidang studi memerlukan ketrampilan
matematika yang sesuai; 3) merupakan komunikasi yang kuat, jelas dan
singkat; 4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai
cara; 5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan; 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah
yang menantang.”

Pendidikan khususnya pelajaran matematika sering dianggap sebagai
pelajaraan yang paling sulit dipahami bagi anak-anak. Sampai sekarang pelajaran
matematika disekolah masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak

2

siswa, terutama sukar dan tidak menarik sehingga banyak siswa menjadi kurang
termotivasi dalam mempelajari matematika.
Banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang
sangat

sulit

dan

menakutkan

dibandingkan

dengan

mata

pelajaran

lain.(Abdurrahman , 2010:1) mengatakan bahwa :
“Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang
berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung,
pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar
matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu
untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting. Sebab kesulitan
dan ketakutan siswa dalam belajar matematika akan menyebabkan rendahnya
hasil belajar matematika siswa”.
Berkaitan dengan faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika
siswa diduga disebabkan oleh kesulitan memahami matematika. Hal ini tidak
mengherankan karena selama ini pembelajaran matematika masih bersifat
konvensional dan menoton. Guru lebih banyak mendominasi dalam proses
pembelajaran dengan lebih aktif berceramah dibandingkan dengan siswa.
Belajar matematika tidak sama dengan belajar sejarah, metode menghafal
tidak cukup karena matematika bukanlah ilmu hafalan. Jika ingin berhasil
mengerjakan soal-soal matematika maka harus banyak berlatih dan memahami
rumus-rumusnya. Dalam prakteknya di sekolah, keaktifan siswa dalam
mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang, seperti
siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang
mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal
konsep yang ada dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh
guru, ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan konsep yang
dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya
hapal saja. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hafalan yang
baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering
kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan tersebut.

3

Sangatlah

penting

untuk

menumbuhkan

minat

dalam

kegiatan

pembelajaran, terutama bagi siswa dan guru. Seperti yang diungkapkan De Porter
dan Hernacki (2011:51) bahwa: “Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik
untuk memberikan motivasi pada diri anda demi mencapai tujuan anda”.

Hasil pembelajaran dan pemahaman siswa saat ini cenderung memusatkan
kegiatan belajar pada guru dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Anggia Wati sebagai salah seorang guru
matematika di SD Negeri 8 Takengon sebagai berikut:“Pembelajaran cenderung
menggunakan metode ceramah, dimana guru akan menerangkan materi pelajaran,
siswa memperhatikan, kemudian diberikan beberapa contoh soal, dan siswa
menjawab soal latihan yang diberikan guru. Kemudian di akhir pelajaran guru
memberikan pekerjaan rumah pada siswa. Kondisi seperti ini membuat siswa
kurang berminat mengikuti pelajaran matematika.”

Rendahnya pemahaman konsep siswa tersebut mungkin dilatarbelakangi
oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih menggunakan pembelajaran
tradisional. Pada prosesnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah,
siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Sumber
utama pada proses ini adalah penjelasan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan
uraian materi, menerima, dan menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru.
Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan
membekas pada diri siswa.
Adanya kekeliruan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika
tersebut, maka semakin menegaskan bahwa penyampaian materi dengan
pembelajaran tradisonal perlu diganti dengan pembelajaran yang baru sehingga
matematika semakin mudah dipelajari dan kesan sulit yang selama ini melekat
dapat dihilangkan. Berdasarkan pendapat Saekhan Muchith (Artauly:4) bahwa:
“Dalam pembelajaran tradisional hanya memiliki target menghabiskan materi
pelajaran tanpa memperhatikan kualitas pemahaman siswa terhadap materi yang

4

disampaikan peserta didik yang belajar lebih dipandang sebagai objek yang tidak
memiliki pengetahuan apa-apa dan bersifat kaku”.
Peneliti menyimpulkan bahwa diperlukan suatu metode pembelajaran yang
dapat membuat siswa senang untuk belajar matematika, dapat menghubungkan
konsep pemikiran yang dimilikinya ke dalam dunia nyata agar dapat memotivasi
siswa untuk menerapkan pengetahuannya ke dalam kehidupan mereka sehari-hari
sehingga pemahaman konsep siswa meningkat. Metode pembelajaran yang diduga
dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah metode Quantum Learning.
Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya mampu mengatasi
masalah minat belajar siswa, serta membuat siswa aktif dalam proses belajar.
Dalam hal ini diperlukan model pembelajaran yang lebih bermakna, yaitu metode
Quantum Learning yang lebih mengutamakan strategi untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan
memudahkan proses belajar sehingga belajar menjadi menyenangkan dengan
kerangka pembelajaran TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi,
Ulangi, Rayakan (Made Wena, 2011:40).
Quantum Learning merupakan salah satu metode membelajarkan siswa
sebagaimana yang digagas oleh De Porter. Melalui Quantum Learning siswa akan
diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga
siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam
belajarnya.
Volume Kubus dan Balok adalah materi yang di ajarkan di kelas V SD
Negeri 8 Takengon. Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru
matematika SD Negeri 8 Takengon pada Maret 2012, Ibu Anggia Wati
mengatakan :“ Pengukuran Volume merupakan pokok bahasan yang dianggap
sulit oleh siswa. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam volume kubus dan
balok dengan rumus, sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal
menghitung volume kubus dan balok. Hal ini tentu saja disebabkan karena kurang

5

minat belajar dan pemahaman siswa terhadap penerapan konsep Pengukuran
Volume Kubus dan Balok “
Untuk mengatasi permasalahan kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep pengukuran volume kubus dan balok dan kurangnya minat belajar serta
kesulitan siswa dalam penggunaan rumus, maka peneliti menggunakan metode
Quantum Learning dengan kerangka TANDUR yang dapat mengatasi kesulitan
belajar siswa dalam memahami konsep volume kubus dan balok, menimbulkan
minat belajar siswa yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa itu
sendiri, De Porter dan Reardon (2008:88) menyatakan bahwa ;
“Penerapan prinsip pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan
minat belajar siswa, meningkatkan ketuntasan belajar siswa, dan
menjadikan suasana kelas belajar lebih menarik dan menyenangkan.
Apapun mata pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar, kerangka
pengajaran TANDUR menjamin siswa tertarik dan berminat pada setiap
pelajaran, juga memastikan mereka mengalami pembelajaran, berlatih,
menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri dan mencapai sukses”.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan metode Quantum
Learning pada materi Volume Kubus dan balok, dan sampai saat ini metode
Quantum Learning belum pernah diterapkan khususnya pada mata pelajaran
matematika di SD Negeri 8 Takengon. Hal ini diketahui peneliti dari hasil
wawancara dengan guru matematika pada Maret 2012 di SD Negeri 8 Takengon.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Quantum Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok di
Kelas V SD Negeri 8 Takengon Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Matematika dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan.

6

3. Penyampaian materi matematika di Sekolah yang dilakukan guru masih
didominasi oleh pembelajaran konvensional.
4. Proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru yang memposisikan siswa
sebagai objek pasif di dalam belajar.
5. Siswa kurang mampu menerapkan konsep volume kubus dan balok dalam
memecahkan masalah.
6. Guru belum menerapkan pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran
matematika.

1.3. Batasan Masalah
Karena cukup luasnya ruang lingkup permasalahan tidak semua yang
diidentifikasi dijadikan bahan kajian maka peneliti membatasi masalah dalam
penelitian ini yaitu “Penerapan metode Quantum Learning dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD N 8
Takengon “
1.4. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut
Tawar Takengon?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok
yang di ajarkan dengan metode Quantum Learning di kelas V SD Negeri 8 Lut
Tawar Takengon?
3. Bagaimana efektivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode
Quantum Learning pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8
Lut Tawar Takengon?

7

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut
Tawar Takengon.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan dengan metode Quantum
Learning pada materi volume kubus dan balok kelas V SD Negeri 8 Lut Tawar
Takengon.
3. Efektivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode Quantum Learning
pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut Tawar
Takengon.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru bidang studi
matematika untuk menggunakan penerapan metode Quantum Learning
sehingga dapat menvariasikan model pembelajaran pada proses belajar
mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah, penerapan metode Quantum Learning dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk menetapkan suatu kebijakan dalam upaya memperbaiki
mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam
penelitian selanjutnya dengan cakupan yang lebih luas.

41

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode Quantum Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi volume kubus dan balok dengan 6 kerangka pembelajaran yaitu tahap
Tumbuhkan guru member motivasi yang memunculkan gairah belajar siswa,
tahap Alami guru menumbuhkan minat siswa dengan memanfaatkan
pengalaman siswa, tahap Namai siswa membangun keingintahuan dalam diri
siswa sehingga menciptakan berbagai pertantaan yang memunculkan minat
belajar, tahap Demostrasi guru member kesempatan siswa berlatih dan
menerapkan konsep materi yg diajarlan, tahap Ulangi guru memberikan tes
sebagai latihan untuk pemahaman konsep, tahap Rayakan guru memberikan
pujian dan reward berupa nilai bagi siswa yang aktif. Jika layak dipelajari
maka layak pula dirayakan.
2. Penerapan pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut tawar
Takengon. Dari hasil analisis data pada Siklus I dari 25 orang siswa, terdapat
13 siswa (52%) telah mencapai nilai besar besar dari 65, dan 12 siswa (48%)
masih memiliki nilai kurang dari 65 dengan nilai rata-rata seluruh siswa 61,2
pada tes hasil belajar I. Sedangkan dari hasil analisis data pada Siklus II
terdapat 23 siswa dari(92%) telah mencapai nilai besar dari 65, dan 2 siswa
(8%) masih memiliki nilai kurang dari 65 dengan nilai rata-rata seluruh siswa
81,2 pada tes hasil belajar II.
3. Berdasarkan kriteria keefektifan, yakni tingkat penguasaan siswa, ketercapaian
tujuan pembelajaran khusus (TPK) serta pelaksanaan pembelajaran (hasil
observasi) maka pembelajaran menggunakan metode Quantum Learning dapat
meningkatkan efektifitas belajar pada materi volume kubus dan balok di kelas
V SD Negeri 8 Lut Tawar Takengon.

42

5.2. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang
diajukan adalah :
a. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang
berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan Quantum Learning
sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Kepada kepala sekolah SD Negeri 8 Lut Tawar Takengon, agar dapat
mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran dengan
model pembelajaran Quantum Learning sebagai alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengkondisikan
lingkungan belajar ysng optimal, karena kondisi yang optimal dalam
lingkungan belajar dapat menciptakan suasana belajar yang efektif.
d. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani
mengajukan pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum
dimengerti kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung, maka
disarankan kepada guru yang akan melaksanakan metode Quantum
Learning ini diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi
siswa untuk berani berbicara ataupun bertanya sehingga proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa terlaksana dengan baik.
e. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran dengan model
Quantum Learning pada materi volume kubus dan balok ataupun materi
lain

dan

dapat

dikembangkan

untuk

penelitian

selanjutnya.

4

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (1999), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkualitas
Belajar, Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, Suharsimi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Arikunto,S.,(2010), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto,S, (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
Artauly, Sari, (2011), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika
Melalui Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Pada Pokok Bahasan
Bangun Ruang Sisi Lengkung di SMP Katolik Tri Sakti II Medan Tahun
Ajaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan (Tidak diterbitkan).
De Porter,B dan hernacki,M, (2011), Quantum Learning, Kaifa. Bandung
De Porter,B dan Reardon,M, (2010), Quantum Teaching, Kaifa. Bandung
Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta
Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta,
Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan
Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hudoyo, Herman., (2001), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika, FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang
Muhibbin,(2003), Psikologi Pendidikan,P.T. Praja Grafindo Persada, Jakarta.
Muslich, M., (2008), KTSP Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara,
Jakarta

Nasution, S, (2009), Quantum Learning, http: //www. unjabisnis.com/2009/12/
quantum-learning.html
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung
Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sumanto, (2008), Gemar Matematika 5, Pusat pembukuan Departemen
pendidikan Nasional. Jakarta
Sugiyono.,(2009), Metode PenelitianPendidikan, Alfabeta, Bandung.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Penerbit
Kencana, Jakarta.
Trianto., (2009) Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, PT. Prestasi
Pustakaraya, Jakarta
Wena,Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara.
Jakarta
Winarti, Atik, dkk., (2008), Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas VII,
Edisi 4, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Zainure, (2007), Quantum Learning Dalam pembelajaran Matematika. (www.
wordpress.com/2007/05/14/169/
http://www.sarjanaku.com/2010/12/keunggulan-dan-kelemahan-quantum.html

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Plankton Di Danau Lut Tawar Kecamatan Lut Tawar Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah

5 59 66

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW PADA Peningkatan Hasil Belajar Materi Kubus Dan Balok Melalui Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kedungjeruk Tahun Pelajaran 2012/20

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW PADA Peningkatan Hasil Belajar Materi Kubus Dan Balok Melalui Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kedungjeruk Tahun Pelajaran 2012/20

0 1 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW PADA Peningkatan Hasil Belajar Materi Kubus Dan Balok Melalui Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kedungjeruk Tahun Pelajaran 2012/20

0 1 11

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Tajungsari 02 Kecamatan Tlogowungu Tahun 2013/2014.

0 2 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI COOPERATIVE LEARNING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW KELAS V SDN 03 JATISOBO KECAMATAN JA

0 0 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Volume Kubus dan Balok Melalui Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) pada Siswa Kelas V SD Negeri I Pule Tahun P

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (Education Entertainment)( PTK pada Siswa kelas IV SD N

0 2 17

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 SIGI Debi Susilawati

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BALONGBENDO PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK - Repository Universitas Islam Majapahit

0 0 20