Pengambilan keputusan memilih terapi akupunktur untuk penyakit degeneratif pada lanjut usia di rumah sakit umum ja’far medika Karanganyar Artikel Jurnal

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pengambilan Keputusan Memilih Terapi Akupunktur Untuk Penyakit Degeneratif Pada Lanjut Usia Di
Rumah Sakit Umum Ja’far Medika Karanganyar.
Purwanto 1), Ruben Dharmawan 2), Argyo Demartoto 3)
1)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
2)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
3)
Fakultas Sosiologi dan Ilmu Polit ik Un iversitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK
Latar belakang: Proses penuaan menjadikan perubahan yang spesifik pada kelompok geriatri yang
membawa perubahan fisik maupun mental. Penanganan penyakit degeneratif lanjut usia bisa dilakukan
dengan berbagai cara, baik secara farmakologik atau non-farmakologik. Akupunktur merupakan bentuk
dapat dijadikan sebagai terapi komplementer atau alternatif untuk menangani penyakit pada lansia.
Rumah Sakit Umum Ja’far Medika Karanganyar adalah rumah sakit milik swasta di Karanganyar yang
memiliki layanan unggulan akupunktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan

menganalisis karakteristik lanjut usia, faktor internal, dan faktor eksternal yang menjadikan lansia
mengambil keputusan memilih terapi akupunktur.
Subyek dan metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penelitian dilakukan di RSU. Ja’far medika Karanganyar pada bulan Maret hingga April
2015. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling sebanyak 10 informan. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan kajian dokumen. Analisis data
menggunakan teknik analisis data menurut Milles dan Hubberman meliputi reduksi data, penyajian data,
dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Validasi data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil: Pengambilan keputusan memilih terapi akupunktur di RSU. Ja’far Medika terdiri atas 5 orang lakilaki dan 5 orang perempuan.didasarkan pada motivasi untuk sembuh, keyakinan atau agama, kejenuhan
terhadap pelayanan medis dan diperkuat oleh kualitas pelayanan, dukungan keluarga, kepercayaan
terhadap orang lain, dan citra rumah sakit, serta faktor aspek legalitas pelayanan akupunktur. Akupunktur
berperan dalam proses pemulihan penyakit degeneratif pada lanjut usia.
Kesimpulan: Pengambilan keputusan memilih terapi akupunktur pada lanjut usia didasarkan pada
karakter lansia, faktor internal dan eksternal dalam mengambil manfaat terapi akupunktur dalam
membantu proses pemulihan penyakit degenerative pada lanjut usia. Terapi akupunktur memberikan hasil
yang lebih baik dengan tindakan kombinasi dan kolaborasi antar tenaga kesehatan
Kata kunci: lanjut usia, pengambilan keputusan, terapi akupunktur

commit to user


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dalam ratio ketergantungan jumlah Lanjut Usia
PENDAHULUAN
(Old Age Ratio Dependency). Setiap penduduk
Latar Belakang Masalah
usia produktif akan menanggung semakin banyak
Proses menjadi tua adalah salah satu
penduduk lanjut usia, ketergantungan ini
konsekuensi hidup yang tidak dapat dihindari.
disebabkan karena kondisi orang lanjut usia
Proses penuaan akan berlanjut tanpa dapat
banyak mengalami kemunduran fisik maupun
dicegah. Seiring dengan itu akan terjadi perubahan
psikis. Diperkirakan angka ketergantungan lanjut
yang spesifik pada kelompok geriatri yang
usia pada tahun 2015 sebesar 8,74 % yang berarti
membawa perubahan fisik maupun mental. Hal

sebanyak 100 penduduk produktif harus
tersebut pada gilirannya akan membawa banyak
menyokong 9 orang lanjut usia yang berumur 65
masalah yang harus ditangani bersama baik oleh
tahun keatas (Armiyati, et al., 2014).
individu itu sendiri, keluarganya, maupun
Meningkatnya
jumlah
lanjut
usia
masyarakat nasional dan internasional (Tjipto,
menimbulkan masalah terutama dari segi
2010). Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
kesehatan dansejahteraan lanjut usia. Masalah
penduduk usia lanjut lebih dari 60 tahun mencapai
tersebut jika tidak ditangani akan berkembang
8,9% dari jumlah penduduk di Indonesia. Populasi
menjadi masalah yang kompleks dari segi fisik,
tersebut meningkat lebih cepat dibandingkan
mental dan sosial. Orang yang berusia lanjut akan

populasi kelompok usia lainnya sebagai hasil
menjadi sangat rentan terhadap gangguan
peningkatan usia harapan hidup serta penurunan
kesehatan (Saputri dan Indrawati, 2011).
angka kematian. Hal penting terkait bertambahnya
Kualitas hidup lanjut usia terus mengalami
populasi tersebut adalah perlunya perawatan
penurunan seiring dengan semakin bertambahnya
kesehatan terpadu untuk meningkatkan kapasitas
usia. Penurunan kapasitas mental, perubahan peran
fungsional dan kualitas hidup penduduk usia lanjut
sosial, dementia (kepikunan), juga depresi yang
(Wahdini, 2014).
sering diderita oleh lanjut usia ikut memperburuk
Jumlah penduduk di 11 negara anggota
kondisi mereka. Belum lagi berbagai penyakit
World Health Organization (WHO) kawasan Asia
degeneratif yang menyertai keadaan lanjut usia
Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah
membuat mereka memerlukan perhatian ekstra

142 juta orang dan diperkirakan akan terus
dari orang disekelilingnya. Merawat lanjut usia
meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050.
tidak hanya terbatas pada perawatan kesehatan
Jumlah lanjut usia di Indonesia pada tahun 2011
fisik saja namun juga pada faktor psikologis dan
sekitar 24 juta jiwa atau hampir 10% jumlah
sosiologis (Siregar et al., 2014).
penduduk (Yuliati, et al., 2014). Jumlah lanjut usia
Penanganan penyakit degenerative lanjut
di Jawa Tengah berdasarkan pada data Badan
usia bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik
Pusat Statistik (BPS) sebesar 3.389.300 jiwa (usia
secara farmakologik atau non-farmakologik.
60 tahun keatas) atau sebesar 10,5% dari total
Terapi nonfarmakologi dapat menjadi pilihan
penduduk Jawa Tengah 32.234.600 jiwa
untuk mengatasi masalah pada pasien usia lanjut.
(Armiyati, et al., 2014). Dari total penduduk
Salah satu upaya nonfarmakologi tersebut adalah

Kabupaten Karanganyar sebesar 838.762 jiwa,
akupuntur. (Haryono et al., 2011) menyatakan
11,6% (97.304 jiwa) adalah lanjut usia (Balai
bahwa akupunktur merupakan
suatu sistem
Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar, 2013).
pengobatan tradisional dari China yang telah
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia
digunakan sejak beberapa ribu tahun yang lalu.
akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi
Teori pengobatan akupunktur China didasarkan
baik dalam keluarga, masyarakat maupun dalam
pemikiran bahwa ada suatu pola aliran
pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting dari
commitpada
to user
energi (Qi) yang melalui sistem meridian tubuh.
peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

Hasil
studi
pendahuluan
dengan
Gangguan pada aliran energi ini dipercaya
melakukan wawancara awal dengan pasien
mengakibatkan
penyakit
pada
manusia.
akupunktur di Rumah Sakit Umum Ja’far Medika
Akupunktur akan membantu memulihkan kembali
Karnganyarbahwa pasien menyatakan terapi
pola aliran energi tersebut sehingga penyakit dapat
akupunktur merupakan salah satu alternatif
disembuhkan. Akupunktur di dunia medis
pengobatan yang diminati, hal ini dikarenakan

didasarkan pada neurosains dan menurut prinsip
berkurangnya rasa kepercayaan terhadap obat-obat
medik dan evidence based sehingga dapat masuk
modern yang diminum, dengan terapi akupunktur
ke dalam tatanan kedokteran barat (Palermo,
bisa dirasakan hanya dengan 2 – 3 kali terapi, dan
2015)
dari segi biaya, akupunktur juga lebih murah
The National Institutes of Health
dibandingkan berobat rutin.
Consensus Panel on Acupuncture bahwa
Penelitian yang dilakukan oleh Jauhari, et
akupunktur
bermanfaat
sebagai
terapi
al.,(2008) menyebutkan bahwa pasien sinse
komplementer atau alternatif yang dapat
mempunyai kepercayaan bahwa sinse memiliki
dimasukkan ke dalam program manajemen

kemampuan untuk mengobati penyakit kronis.
terpadu untuk mencegah atau mengurangi dosis
Motivasi pasien untuk berobat ke sinse timbul
obat tertentu (Wahdini, 2014). Akupunktur dapat
setelah
pasien
berobat
ke
pengobatan
dijadikan sebagai terapi komplementer atau
konvensional. Motivasi pasien mengalihkan
alternatif untuk menangani rasa nyeri pada
pengobatannya ke sinse karena ketidakpercayaan
gangguan muskuloskeletal. Kusuma (2014)
pasien terhadap pengobatan konvensional. Pasien
menyatakan bahwa beberapa terapi komplementer
beranggapan bahwa pengobatan konvensional
juga efektif digunakan dalam mengatasi depresi
pada lanjut usia seperti terapiherbal, terapi nutrisi,
dalam mengobati penyakitnya telah gagal/tidak

relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa,
pasti, serta kepercayaan pasien bahwa penggunaan
akupunktur, akupresur, aromaterapi,terapi bach
obat-obatan kimia akan menimbulkan dampak
flower remedy dan refleksologi.
bagi organ tubuh.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Zheng, et al., (2013) membandingkan
Indonesia Nomor. 1109/MENKES/PER/IX/2007,
antara pengobatan China dengan terapi kognitif
dikatakan bahwa pengobatan komplementer
perilaku. Hasil penelitian diketahui bahwa
alternatif adalah pengobatan non konvensional
pengobatan China menginduksi perubahan
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
perilaku serta kognisi, terapi pengobatan China
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
tidak berbagi dua fitur penting dalam terapi
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh
kognitif perilaku yaitu kerangka interaksi antara

melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
perilaku
dan
kognisi
dan
pengajaran
keamanan, dan efektivitas yang tinggi yang
pasien bagaimana mengidentifikasi dan sengketa
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik.
pikiran disfungsional. Konsultasi pengobatan
Rumah Sakit Umum Ja’far Medika
China memiliki fitur dan dampak seperti terapi
Karanganyar adalah rumah sakit milik swasta di
kognitif perilaku. Studi kualitatif menunjukkan
Karanganyar yang memiliki layanan unggulan
bahwa perubahan perilaku dan kognisi setelah
akupunktur. Data pasien di Klinik Akupunktur
pengobatan akupunktur tradisional terjadi karena
Rumah Sakit Umum Ja’far Medika periode 1
karena proses konsultasi pengobatan China atau
Desember 2014 sampai dengan 10 Januari 2015
efek gabungan dengan akupunktur. Sedangkan
dari total pasien sejumlah 1.468 orang pasien, 306
Yang, et al., (2013) menyebutkan bahwa banyak
diantaranya berusia di atas 65 tahun (Noho dkk,
yang dihasilkan oleh akupunktur, pendekatan
commitefek
to user
2014)
holistik dan berpotensi berdampak pada penyakit

perpustakaan.uns.ac.id
manusia utamanya adalah untuk mengatur
keseimbangan tubuh di tingkat molekuler.
Health Belief Model (HBM) merupakan
sebuah teori tentang faktor-faktor intrapersonal
yang berpengaruh terhadap health behavior yang
kemudian digunakan dalam penyusunan program
kesehatan, baik dalam hal intervensi maupun
prefensi. Health Belief Model berasal dari teori
psikologis bahwa perilaku kesehatan tergantung
terutama pada keinginan untuk menghindari
penyakit dan keyakinan bahwa tindakan tersebut
akan mencegah atau meringankan penyakit
(Barclay et al, 2007).
Menurut Bandura (dalam Woolfolk, 2009)
teori sosial kognitif adalah sebuah teori yang
memberikan pemahaman, prediksi, dan perubahan
perilaku manusia melalui interaksi antara manusia,
perilaku, dan lingkungan. Menurut Bandura
(1999), individu yang memiliki efikasi diri yang
tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi
tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia
memiliki kepercayaan yang penuh dengan
kemampuan dirinya. Individu akan cepat
menghadapi masalah dan mampu bangkit dari
kegagalan yang ia alami. Proses mengamati dan
meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai
model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam konteks
interaksi timbal balik yang berkesinambungan
antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan
sekitar individu yang sangat berpengaruh pada
pola belajar sosial.

digilib.uns.ac.id
data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian
kesimpulan.
Validasi
data
menggunakan
triangulasi sumber.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Informan
Informan terdiri atas 5 orang laki-laki, 5 orang
perempuan yang merupakan pasien lanjut usia,
keluarga pasien, terapis akupunktur, dan dokter di
RSU. Ja’far Medika Karanganyar. Rentang usia
informan adalah 23-72 tahun dengan latar
belakang pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma,
dan Sarjana.

Faktor Internal yang mendasari pemilihan
terapi akupunktur untuk penyakit degeneratif
pada lanjut usia
Motivasi untuk sembuh merupakan daya
atau kekuatan yang berasal dari lanjut usia dengan
penyakit degeneratif untuk pengambilan keputusan
melakukan
akupunktur
sehingga
dapat
mendorong, membangkitkan, menggerakkan,
melatarbelakangi, menjalankan dan mengontrol
lanjut usia serta mengarahkan pada tindakan
penyembuhan atau pulih kembali serta bebas dari
suatu penyakit yang telah dideritanya.
Nilai-nilai dan keyakinan lansia dalam
mengambil suatu keputusan dalam hal ini untuk
melakukan
terapi
akupunktur
merupakan
keyakinan dasar yang digunakan oleh lansia untuk
memotivasi dirinya dalam memilih terapi
akupunktur. Pasien mempunyai keyakinan bahwa
terapi akupunktur merupakan faktor yang
mempengaruhi keputusannya untuk melakukan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
terapi.
deskriptif
kualitatif
dengan
pendekatan
Faktor lain yang mempengaruhi lansia
fenomenologi. Penelitian dilakukan di RSU. Ja’far
untuk melakukan terapi adalah kejenuhan terhadap
medika Karanganyar pada bulan Maret hingga
pelayanan medis. Pengobatan yang terlalu lama
April 2015. Teknik pengambilan sampel dengan
menyebabkan penderita bosan dan berusaha
metode purposive sampling sebanyak 10 informan.
mencari alternatif pengobatan lain yang
Teknik pengumpulan data dengan wawancara
mempercepat proses penyembuhannya. Terapi
mendalam, observasi, dan kajian dokumen.
akupunktur
merupakan
alternatif
terapi
Analisis data menggunakan teknik analisis data
penyakit degeneratif pada lanjut
commitpenyembuhan
to user
menurut Milles dan Hubberman meliputi reduksi

perpustakaan.uns.ac.id
usia yang mengkombinasikan antara
pengobatan timur dan barat.

digilib.uns.ac.id
model

misalnya sejarah rumah sakit, kelengkapan sarana
dan prasarana, dan keberhasilan
dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Citra
tersebut muncul berdasarkan pengetahuan dan
informasi-informasi positif yang diterima pasien
terhadap rumah sakit meliputi pelayanan yang
diberikan rumah sakit, kelengkapan alat-alat
kesehatan, dan kualitas sumber daya manusia
(dokter dan terapis akupunktur) yang ada di rumah
sakit.
Pasien lajut usia, keluarga pasien, tenaga
kesehatan dan manajemen rumah sakit sangat
mempertimbangkan legal aspek dari pelayanan
akupunktur yang dipilih oleh pasien dan yang
diberikan oleh rumah sakit.
Akupunktur mempunyai peran penting
terkait dengan keterapian fisik khususnya di dalam
hal mengatasi penyakit degeneratif pada lansia
untuk menghilangkan rasa nyeri, mempercepat
pemulihan gerak otot, serta mengendalikan emosi
pasien yang akan menguntungkan pasien serta
dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
akupunktur terapis

Faktor eksternal yang mendasari pemilihan
terapi akupunktur untuk penyakit degenerative
pada lanjut usia
Kualitas pelayanan menjadi suatu aspek
yang penting dari suatu rumah sakit. Kualitas
pelayanan yang diberikan dalam suatu rumah sakit
berhubungan erat dengan kepuasan yang dirasakan
oleh pasien pelaku konsumen rumah sakit.
Manajemen dan tenaga kesehatan memberikan
pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada pasien
sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan
akupunktur yang diberikan.
Dukungan keluarga merupakan suatu
bentuk hubungan interpersonal yang diberikan
oleh keluarga kepada pasien berupa perhatian
dalam mendampingi proses terapi dan biaya
perawatan bagi lanjut usia. Keluarga menjadi
faktor yang
sangat berpengaruh
dalam
menentukan keyakinan dan nilai serta dapat juga
menentukan tentang program pengobatan yang
dapat diterima mereka. Keluarga juga memberi
dukungan dan membuat keputusan mengenai
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini didapatkan hasil
perawatan dari anggota keluarga yang sakit.
meliputi faktor internal, faktor eksternal, dan peran
Adanya dukungan keluarga akan mempengaruhi
lansia untuk melakukan terapi akupunktur.
akupunktur terhadap pemulihan kesehatan pasien
Kepercayaan pada orang lain merupakan
lanjut usia dengan penyakit akibat penuaan
salah satu dari faktor sosial yang mendasari
(degeneratif) sehingga menjadikan pasien dan
terjadinya interaksi sosial yaitu sugesti yaitu
keluarga memutuskan untuk memilih terapi
pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh
akupunktur di RSU. Ja’far Medika Karanganyar.
seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007)
sehingga
orang
tersebut
mengikuti
pengambilan keputusan dapat dipandang, sebagai
pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir
suatu sistem dari input, proses, dan output. Faktor
panjang. Faktor yang mempengaruhi lansia dalam
eksternal yang dapat menjadi input dan
pengambilan keputusan untuk melakukan terapi
berpengaruh terhadap proses pengambilan
akupunktur adalah adanya rasa percaya kepada
keputusan adalah lingkungan sosial budaya
orang lain.
seperti: keluarga, kelas sosial, sumber-sumber
Citra rumah sakit berdampak pada sikap
informasi dan komersial, budaya, sub budaya.
Proses ini diawali dengan pengenalan kebutuhan
dan perilaku pasien terhadap rumah sakit.
Keberhasilan Rumah Sakit Ja’far Medika
oleh pasien, diikuti dengan pencarian informasi,
Karanganyar dalam membentuk citra di
evaluasi alternatif. Output merupakan perilaku
commit to user
masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa faktor

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

paska pengambilan keputusan yang meliputi
juga
mengungkapkan
bahwa
religiusitas
evaluasi setelah pengambilan keputusan.
merupakan nilai penting dalam struktur kognitif
Lansia yang mempunyai motivasi
individu yang dapat mempengaruhi perilaku
sembuh yang tinggi akan selalu berfikir bahwa
individu. Persepsi pasien terhadap kondisi
dia akan segera sembuh dari penyakitnya dan
penyakit dan pengobatan juga memiliki pengaruh,
pasien juga yakin bahwa keadaan sekitar atau
terutama dalam hal kepatuhan berobat pasien.
lingkungan sekitarnya juga mempengaruhinya
Pasien yang demikian dominan mempercayai atau
untuk segera sembuh dari penyakitnya. Hasil ini
meyakini bahwa di sinilah penyakit tersebut dapat
mendukung penelitian terdahulu dari Kamaluddin
disembuhkan. Hasil ini mendukung penelitian dari
(2010) bahwa pengambilan keputusan untuk
Varghese (2004) yang menyatakan keefektifan
dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang
melakukan terapi bekam adalah adanya keinginan
sangat
berpengaruh
terhadap
pemilihan
klien untuk sembuh. Sobur (2005), mendefinisikan
motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang
pengobatan alternatif. Suatu hal dikatakan berhasil
menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk
apabila mendatangkan hasil atau perubahan ke
arah yang diharapkan. Jauhari et al. (2008) dalam
situasi yang mendorong, dorongan yang timbul
penelitiannya juga menyatakan bahwa pasien
dalam diri individu, tingkah laku yang
ditimbulkannya dan tujuan atau akhir dari gerakan
mempunyai kepercayaan bahwa sinse memiliki
atau perbuatan. Karena itu, bisa juga
kemampuan untuk mengobati penyakit kronis.
dikatakanbahwa motivasi berarti membangkitkan
Pasien lanjut usia memilih menggunakan
motif, membangkitkan daya gerak, atau
terapi akupunktur karena kejenuhan terhadap
menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk
pelayanan medis. Hasil ini sesuai dengan
berbuat sesuatu yaitu melakukan terapi akupunktur
pernyataan dari Agusmarni (2012) bahwa faktor
untuk menyembuhkan penyakit degeneratif yang
kejenuhan terhadap pelayanan medis karena
dialami lansia. Motivasi ini terwujud dalam nilaiproses pengobatan yang terlalu lama menyebabkan
nilai, minat, dan kepedulian akan kesehatan yang
penderita bosan dan berusaha mencari alternatif
dimiliki seseorang (Kitko dan Hupcey, 2008).
pengobatan lain yang mempercepat proses
Faktor keyakinan dalam hal ini adalah
penyembuhannya. Hal yang sama juga
agama memiliki pengaruh dalam pemilihan
diungkapkan penelitian Jauhari et al., (2008)
keputusan terapi akupunktur dalam menangani
bahwa motivasi pasien untuk berobat ke sinse
penyakit degeneratif pada lansia. Agama memiliki
timbul setelah pasien berobat ke pengobatan
pengaruh
dalam
penatalaksanaan
pasien.
konvensional, hal ini karena ketidakpercayaan
Pengambilan keputusan tatalaksana yang akan
pasien terhadap pengobatan konvensional. Pasien
dipilih tentu akan pasien pertimbangkan
beranggapan bahwa pengobatan konvensional
berdasarkan ajaran agama yang dianutnya. Hal ini
dalam mengobati penyakitnya telah gagal/tidak
mendukung penelitian dari Vitell et al., (2006)
pasti, serta kepercayaan pasien bahwa penggunaan
bahwa kepercayaan kepada Tuhan disertai dengan
obat-obatan kimia akan menimbulkan dampak
komitmen untuk mengikuti prinsip-prinsip yang
bagi organ tubuh.
diyakini ditetapkan oleh Tuhan. Gagasan bahwa
Faktor pelayanan yang diberikan oleh
religuisitas seseorang (kereligiusan) dapat
dokter dan karyawan RSU Ja’far Medika sehingga
memengaruhi penilaian individu, keyakinan dan
membuat lansia melakukan terapi akupunktur.
perilaku dalam berbagai situasi, akan muncul
Lansia menyatakan
bahwa pelayanan yang
menjadi intuitif (Singh, 2005). Religiusitas
diberikan oleh dokter dan perawat di RSU Ja’far
memiliki pengaruh baik pada sikap dan perilaku
commitMedika
to userdi Karanganyar baik, hal ini dikarenakan
manusia (Weaver dan Agle, 2002). Delener (1994)
bahwa pihak manajemen rumah sakit juga

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

menginstruksikan segenap karyawannya untuk
memang sangat kompleks salah satunya adalah
bersikap ramah kepada pasien. Hasil tersebut
pengaruh orang lain atau sugesti teman yang
menunjukkan bahwa pelayanan memang menjadi
memiliki alasan memilihan terapi alternatif.
suatu aspek yang penting dari suatu rumah sakit.
Menurut Maramis (2006) hal ini disebabkan
Hasil ini mendukung penelitian Bishop dan Lewith
karena pengaruh informasional yaitu pengaruh
(2013) bahwa terdapat empat proses yang berbeda
agar informasi yang diperoleh dari orang lain
bagi pasien dalam memutuskan untuk mencoba
diterima sebagai fakta, sehingga dengan pengaruh
akupunktur profesional untuk perawatan kesehatan
tersebut dapat mempengaruhi prilaku orang-orang
memainkan peran dalam proses ini, memberikan
yang berada disekitarnya.
dukungan, saran, dan meningkatkan keakraban
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
umum orang dengan akupunktur. Irmawati dan
citra rumah sakit dalam pengambilan keputusan
Kurniasari
(2010)
dalam
penelitiannya
lansia untuk melakukan terapi akupunktur, dimana
menunjukkan
bahwa
kualitas
pelayanan
citra rumah sakit dapat dilihat dari adanya fasilitas
berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Kepuasan
dan keberadaan tokoh di rumah sakit dalam hal ini
dari lansia dalam melakukan terapi akupunktur
adalah
terapis
akupunktur
yang
telah
berkaitan erat dengan kualitas pelayanan yang
berpengalaman. Menurut penelitian dari Jauhari et
diberikan oleh pihak rumah sakit.
al.,(2008) bahwa faktor pencetus pasien berobat ke
Keluarga berpengaruh dalam keputusan
sinse adalah karena pengalaman. Bishop dan
lansia untuk melakukan terapi akupunktur, dalam
Lewith (2013) dalam penelitiannya juga
hal ini adalah keluarga bertugas untuk
menyatakan bahwa pasien memutuskan untuk
menyampaikan informasi tentang keberadaan
mencoba akupunktur karena dipengaruhi bahwa
terapi akupunktur yang mampu membantu
pasien menemukan seorang ahli akupunktur dan
penyembuhan penyakit degeneratif yang dialami
adanya profesional perawatan kesehatan yang
oleh lansia. Adanya dukungan keluarga terhadap
dapat memberikan dukungan, saran, dan
lansia akan menimbulkan pengaruh positif bagi
meningkatkan keakraban umum orang dengan
kesejahteraan fisik maupun psikis. Hal ini relevan
akupunktur.
dengan penelitian terdahulu dari Kamaluddin
Faktor legal aspek sebuah pelayanan
(2010) bahwa pengambilan keputusan untuk
kesehatan memberikan
kontribusi kepada
melakukan terapi bekam adalah adanya dukungan
masyarakat untuk memilih dan memakai
keluarga. Bishop dan Lewith (2013) bahwa proses
pelayanan kesehatan yang diinginkan. Dari hasil
keputusan untuk mencoba akupunktur dipengaruhi
wawancara dengan informan menunjukkan bahwa
oleh keluarga. Setiadi (2008) menyatakan bahwa
klien di RSU. Ja’far Medika percaya sepenuhnya
setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
bahwa terapi akupunktur yang dilakukan di RSU.
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
Ja’far Medika dilakukan oleh praktisi yang
perorangan, keluarga, dan lingkungan.
professional yang berarti dilakukan oleh seseorang
Kepercayaan orang lain merupakan salah
yang kompeten di bidang akupunktur dan melalui
satu dari fungsi sosial. Hasil ini mendukung
pendidikan formal. Akupunktur sebagai tenaga
penelitian dari Kamaluddin (2010) bahwa salah
tenaga pengobatan komplementer alternatif ini
satu faktor yang mempengaruhi terapi bekam
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
adalah faktor sosial. Proses sosial menurut
tentang
Penyelenggaraan
Pengobatan
Mubarak
(2009)
merupakan
cara-cara
Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan
berhubungan orang-perorangan dan kelompokKesehatan. Hal ini sesuai dengan definisi
kelompok sosial yang saling bertemu. Varghese
kompelemter
alternatif
yaitu
commitpengobatan
to user
(2004) menyebutkan bahwa pengaruh sosial
pengobatan non konvensional yang ditujukan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
demografis dan sosiopsikologis merupakan
variable yang mempengaruhi persepsi kerentanan
meliputi upaya promofif, preventif, kuratif, dan
terhadap penyakit pada seseorang serta adanya
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
perubahan
perilaku
untuk
memelihara
terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan
kesehatannya. Teori Sosial Kognitif (Social
efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu
Cognitive Theory) dari Bandura (1999)
pengetahuan biomedik, yang belum diterima
memberikan pemahaman bahwa prediksi, dan
dalam kedokteran konvensional (Depkes, 2007).
perubahan perilaku manusia terjadi melalui
interaksi antara manusia, perilaku, dan lingkungan
Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan
Lanjut usia dan keluarga memilih terapi
bahwa terapi akupunktur membantu pasien
mendapatkan perbaikan kondisi kesehatannya. Hal
akupunktur di RSU Ja’far Medika Karanganyar
tersebut menunjukkan bahwa keefektifan dari
merupakan bentuk perubahan perilaku yang terjadi
karena interaksi pasien, keluarga, dan lingkungan
pengobatan alternatif menjadi alasan yang sangat
sosial masyarakat tempat tinggalnya terkait
berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan
perilaku upaya pemeliharaan kesehatannya dengan
alternatif. Hasil penelitian ini mendukung
memilih terapi akupunktur di RSU. Ja’far Medika
penelitian dari Haryatmo (2012) bahwa teknik
Karanganyar.
akupunktur mampu meningkatkan perbaikan
kesimbangan, mobilitas, kegiatan sehari-hari,
kualitas hidup yang ditandai dengan peningkatan
KESIMPULAN
kekuatan otot, dimana dengan dilakukan teknik
Keputusan memilih terapi akupunktur pada
pengobatan akupunktur secara teratur oleh pasien.
lanjut usia dengan penyakit degenerative didasari
Turana (2003) menyatakan bahwa pengobatan
karena faktor internal meliputi motivasi untuk
alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan
sembuh, keyakinan, dan kejenuhan terhadap
yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang
pengobatan standar (medis) dan dikuatkan oleh
tidak termasuk dalam standar pengobatan
faktor eksternal meliputi kualitas pelayanan,
kedokteran modern (pelayanan kedokteran
standar) dan dipergunakan sebagai alternatif atau
dukungan keluarga, kepercayaan terhadap orang
pelengkap pengobatan kedokteran modern.
lain, citra rumah sakit, dan peraturan perundagan
Dalam penelitian ini juga didapatkan
yang berlaku. Terapi akupunktur berperan pada
temuan bahwa dalam proses pelayanan terapi
perbaikan kondisi kesehatan lanjut usia dan
akupunktur di RSU. Ja’far Medika ternyata
memberikan hasil yang lebih baik dengan
bukanlah terapi tunggal melainkan terapi
kombinasi dan kolaborasi dengan terapi dan
kombinasi dengan pengobatan medis, tindakan
pengobatan lain.
fisioterapis yang dilakukan secara kolaboratif. Hal
ini sejalan dengan penjelasan Shi Xuemin (2006)
yang menyatakan bahwa terapi kombinasi secara
DAFTAR PUSTAKA
komprehensif diperlukan untuk mencapai
Agusmarni, S. 2012. Gambaran Healht belief
pemulihan kondisi kesehatan pasien post stroke
model pada individu penedrita diabetes
secara optimal.
yang menggunakan pengobatan medis dan
Health Belief Model (HBM) yang
alternatif,
diakses
dari
menjelaskan bahwa perubahan perilaku kesehatan
http://www.satuharapan.com, 12 Februari
didasarkan dari penilaian rasional yang seimbang
2015
antara hambatan dan manfaat tindakan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dari informan
Armiyati, Y; Soesanto, E; Hartiti, T. 2014.
yang menyebutkan bahwa mereka mereka
Pemberdayaan Kader Posbindu Lansia
memiliki motivasi dan keinginan yang besar untuk
Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas
sembuh dari penyakitnya walaupun harus
Hidup Lansia Di Desa Kangkung Demak.
melakukan perjalanan jauh, terapi rutin, dan
Prosiding Hasil-Hasil Seminar Nasional.
membayar biaya terapi akupunktur dan akhirnya
commit to userUniversitas Muhammadiyah Semarang.
mendapatkan
hasil terapi yang diharapkan.
Munro et al. (2007) menyebutkan bahwa faktor

perpustakaan.uns.ac.id
Badan

Pusat
Statistik
Kabupaten
Karanganyar.2013. Karanganyar Dalam
Angka-Karanganyar
in
Figures
2013.www.karanganyarkab.go.id/wpconten/2014/05/Karanganyar-DalamAngka-2013.pdf.diakses 13 Februari 2015.

Bandura, A. 1999. Social Cognitive Theory : An
Agentic Perspective. Asian Journal of
Social Psychology. 2 : 21-41.
Barclay, TR., Hinkin, CH., Castellon, SA., Mason,
KI., Marion, SD., Levine, AJ., Durvasula,
RS. 2007. Age-Associated Predictors of
Medication Adherence in HIV-Positive
Adults: Health Beliefs, Self-Efficacy, and
Neurocognitive Status. Health Psychol. 26
(1): 40–49.
Bishop, FL and Lewith, GT. 2013.Patients’
preconceptions
of
acupuncture: a
qualitative study exploring the decisions
patients make when seeking acupuncture.
BMC Complementary & Alternative
Medicine. Vol. 13: 102.Published online
2013 May 13. doi: 10.1186/1472-688213-102
Delener. N. 1994. “Religious Contrasts in
Consumer Decision Behaviour Patterns:
Their
Dimensions
and
Marketing
Implications”. Journal of Marketing, Vol.
28 (2), pp. 36-53
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1109
Tahun
2007
tentang
Penyelenggaraan
Pengobatan
Komplementer-Alternatif
Fishbein, M.,dan Ajzen, I. 2005.Belief, Attitude,
Intention, and Behavior: An Introduction
to Theory and Research. Reading, Mass.:
Addison-Wesley.

digilib.uns.ac.id
Peningkatan Kekuatan Otot Anggota
Gerak Atas. Surakarta: Program Studi S1
Fisioterapi
Fakultas
Ilmu
KesehatanUniversitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Haryono, DC; Andreanus, A; Soemardji; Fanty, F.
2011. Peranan Terapi Akupunktur “GI”
pada Penderita Stroke. JKM. Vol.10 No.2,
pp :142-150
Irmawati dan Kurniasari, Ria. 2010. Pengaruh
Kualitas Pelayanan jasa Terhadap
Keputusan Pasien Berobat Rawat Inap di
RSUD Moewardi Jebres. Benefit: Jurnal
Manajemendan Bisnis. Vol. 15 (1). pp 116
Jauhari, AH; Utami MS; Padmawati, RS. 2008.
Motivasi Dan Kepercayaan Pasien Untuk
Berobat Ke Sinse. Berita Kedokteran
Masyarakat. Vol. 24. No. 1.
Kamaluddin. 2010. Pengalaman Pasien Hipertensi
yang Menjalani
Terapi
Alternatif
Komplementer Bekam di Kabupaten
Banyumas. Tesis. Jakarta: Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia
Program Studi Akupunktur Medik.
Kitko, L dan Hupcey, JE. 2008. Factors that
Influences Health-Seeking Behaviours of
Patients Experiencing Acuate Stroke.
Journal of Neouroscience Nursing : 333340.
Maramis W.F. 2006. Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa.Surabaya: Airlangga University
Press
Mubarak,
WI.
2009.Ilmu
Keperawatan
Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika.

Munro, S., Lewin, S, Swart, T and Volmink, J.
2007. A review of health behaviour
Harapan, S. 2009. Terapi Alternatif Makin Marak.
theories: how useful are these for
Diakses dari http://www.belajarpijat.com.
developing interventions to promote longPada Tanggal 17 Februari 2015
term medication adherence for TB and
HIV/AIDS?.BMC Public Health. 7:104,
Haryatmo. 2012. Manfaat Akupunktur Pada
commit to userpp : 1-16.
Penderita Stroke Hemorragik Terhadap

perpustakaan.uns.ac.id
Noho, Z; Sadewo,B, Astuti, KD, Kurniawati, R.
2015. Laporan Praktik Kerja Lapangan
di Rumah Sakit Umum Ja’far Medika
Karanganyar. Prodi D-III Akupunktur
Jurusan Akupunktur Poltekkes Kemenkes
Surakarta.
Palermo, J.2015. How Does Acupuncture Works.
http://www.medicinenet.com/acupuncture/page3.h
tm. diakses 28 Mei 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1186/Menkes/Per/XI/1996
Tentang Pemanfaatan Akupunktur di
Sarana Pelayanan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.
1109/MENKES/PER/IX/2007Tentang
Pengobatan komplementer dan Alternatif.
Saputri,

MAW dan Indrawati, ES. 2011.
Hubungan Antara Dukungan Sosial
dengan Depresi Pada Lanjut Usia yang
Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo
Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip Vol.
9, No.1, pp : 65-72.

Schiffman dan Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen.
Jakarta: PT. Indeks.
Setiadi, 2008. Keperawatan Keluarga.Jakarta :
EGC.
Shi Xuemin. 2006. Acupuncture and Moxibustion.
Beijing: Higher Edcatio Press
Singh, A. 2005. Molecular Basis of PlantSymbiotic
Fungi
Interaction:
AnOverview. Scientific World. 5:115 –
131
Siregar, SF; Arma, AJ; Lubis, RM. 2014.
Perbandingan Kualitas Hidup Lanjut Usia
Yang Tinggal di Panti Jompo Dengan
yang Tinggal di Rumah di Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2013. Medan :
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

digilib.uns.ac.id
Tjipto, BW. 2010. Kajian Terapi Akupunktur
Terhadap Kadar Hormon Testosteron Pria
Usia Lanjut. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan. Vol. 13 No. 1, pp : 92–99
Turana, Y. 2003. Merawat Demensia, RS.
Atmajaya : Artikel.
Varghese, CT. 2004. Is Patient’s Preference for
Medical Care Changing?. MJAFI; Vol 6
(1) , pp. 115-116

Vitell, S. J., Paolillo, J. G. P., & Singh, J.
2006. The role of money and
religiosity
in
determining
consumers’
ethical
beliefs.
Journal of Business Ethics, Vol 6
(4), pp. 117-124.
Wahdini, S. 2014. Peran Akupunktur dalam
Penatalaksanaan Pasien Geriatri. eJournal
Kedokteran
Universitas
Indonesia. Vol. 2, No. 2, pp : 379-384.
Weaver, G. R. & Agle, B. R. 2002. Religiousity
and Behavior in Organizations: A
Symbolic
Interactionist
Perspective.
Academy of Management Review, 27(1):
77-97.
Yang, JW; Li, QQ; Li, F; Fu QN; Zeng, XH; Liu,
CZ. 2013. The Holistic Effects of
Acupuncture Treatment. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine.
Volume 2014. Article ID 739708, pp : 110.
Yuliati, A; Baroya, N; Ririanty, M. 2014.
Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang
Tinggal di Komunitas dengan di
Pelayanan Sosial Lanjut Usia. e-Jurnal
Pustaka KesehatanVol. 2 (1) : 87-94.

Zheng, Z; Paterson, C; Yap, K. 2013. Does
Chinese Medicine Consultation Share
Features and Effects of Cognitive–
Behavioural Therapy? Using Traditional
Acupuncture as an Example. Australian
Journal of Acupuncture and Chinese
commit to userMedicine. 8(2): 6–15
Sobur, A. 2006. Psikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user