HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Risiko Penyakit Akibat Kerja Dengan Kesadaran Pemakaian Masker Pada Pekerja Bagian Operator Jahit CV Maju Abadi Garment Sukoharj

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT
KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA
PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV. MAJU ABADI
GARMENT SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

NUGROHO UTOMO
J 410 100 041

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT

KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA
PEKERJA BAGIAN OPERATOR JAHIT CV. MAJU ABADI
GARMENT SUKOHARJO
Nugroho Utomo
Email: ____________
Program S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Telp: 0271-717417 ext 453 (office)
Abstract
The use of personal protective equipment such as masks associated with the level
of risk knowledge and the level of awareness of the workers themselves. Low
levels of knowledge and awareness of workers in the use of mask correctly during
work can have an impact on health. This research aims to determine the
relationship between occupational disease with awareness us of masks and
characteristics of respondents working at the sewing operator at CV. Maju Abadi
Garment Sukoharjo. This research method using descriptive analytic with cross
sectional approach. Population in this research are 166 sewing operators. The
sample selection using purposive sampling was 41 people. Statistical test using
the Spearman Rho. The first hypothesis of the research results showed that no

significant relationship (p = 0.523) between age with the level of risk knowledge
of occupational disease. The second hypothesis showed that there is a significant
relationship (p = 0.009) between the work period with the level of risk knowledge
of occupational disease. The third hypothesis showed no significant relationship
(p = 0.273) between age and the awareness use of mask of workers. The fourth
hypothesis showed no significant relationship (p = 0.010) between the work
period with the level of awareness use of mask of workers. The fifth hypothesis
showed significant relationship (p = 0.000) between the level of risk knowledge of
occupational diseases with the awareness use of mask workers with the level of
closeness strong correlation (r = 0.693).
Keywords : Knowledge Level, Risk, Occupational Disease, Awareness Level,
Masks
menjadi pakaian jadi yang hasilnya

PENDAHULUAN
CV.

Maju

Garment


akan dijual kepada konsumen. Dalam

Sukoharjo merupakan perusahaan yang

menghasilkan sebuah produk yaitu

bergerak

garment.

pakaian jadi, perusahaan garment harus

Perusahaan garment adalah perusahaan

mempunyai 3 aset yang paling utama,

yang memproses bahan baku kain

yaitu bahan kain yang akan dibuat


di

Abadi

bidang

1

menjadi pakaian, mesin jahit, dan

Pengetahuan tentang masker dapat pula

operator mesin jahit.

diperoleh

dari

pelatihan


dan

Berdasarkan survei awal yang

penyuluhan tentang APD masker yang

dilakukan pada tanggal 5 September

mereka dapatkan dari tempat kerja.

2014 diketahui bahwa CV. Maju Abadi

Pengetahuan

Garment,

sesuatu

khususnya


pada

bagian

risiko

yang

adalah

diketahui

segala
pekerja

operator jahit telah menyediakan dan

mengenai masker baik manfaat, akibat


memberikan

tidak

masker

pada

setiap

menggunakannya

dan

cara

pekerjanya. Dari 166 pekerja pada

penggunaanya. Sementara itu, tingkat


bagian operator jahit diketahui hanya

kesadaran pekerja dalam memakai

79 orang (48%) yang menggunakan

masker merupakan komitmen yang

masker.

Sementara

sekitar

87

sisanya,

yaitu


kuat dan perhatian yang besar dari

(52%)

tidak

manajemen perusahaan untuk membuat

menggunakan masker dengan alasan

karyawan sadar terhadap pentingnya

tidak

kesehatan dan keselamatan saat bekerja

orang

nyaman,


kelancaran

sesak,

bekerja

menganggu
dan

(Notoatmojo, 2003).

merasa

Tujuan penelitian ini untuk

pekerjaan mereka tidak berbahaya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian

mengetahui


besar pekerja masih kurang mengetahui

pengetahuan risiko penyakit akibat

potensi risiko penyakit jika tidak

kerja

menggunakan masker dan kurangnya

pemakaian masker pada pekerja bagian

kesadaran

operator mesin jahit CV. Maju Abadi

untuk

memakai

masker

terhadap

hubungan

tingkat

tingkat

kesadaran

Garment Sukoharjo.

ketika sedang bekerja. Sementara itu,
berdasarkan hasil wawancara diketahui

METODE PENELITIAN

bahwa perusahaan telah menyediakan

Penelitian ini adalah penelitian

masker untuk semua pekerja dengan

deskriptif analitik dengan pendekatan

kualitas masker yang baik.

cross sectional yaitu variabel pada

Pemakaian alat pelindung diri

objek penelitian diukur/ dikumpulkan

berupa masker berhubungan dengan

secara simultan/ dalam waktu yang

tingkat pengetahuan risiko dan tingkat

bersamaan. Pengumpulan data untuk

kesadaran dari tenaga kerja itu sendiri.

2

semua

variabel

dilakukan

operator

secara

jahit

CV.

Maju

Abadi

Garment Sukoharjo.

bersama-sama/sekaligus (Notoatmodjo,

Analisis data terdiri dari analisis

2002).
Penelitian ini dilakukan pada

univariat untuk mendeskripsikan setiap

bulan Mei 2015 di CV Maju Abadi

variabel dari hasil penelitian dan

Garment Sukoharjo.

analisis bivariat dilakukan dengan uji

Populasi dalam penelitian ini

statistik korelasi Spearman Rho (ρ)

adalah seluruh tenaga kerja pada

dengan menggunakan program statistik

bagian operator jahit CV Maju Abadi

pada komputer.

Garment
orang

Sukoharjo
tenaga

sebanyak

kerja,

166
HASIL DAN PEMBAHASAN

sedangkan

sampelnya sebanyak 41 tenaga kerja

Uji Univariat

dengan teknik purposive sampling.

1. Pendidikan
Tabel 1. Kategori Tingkat
Pendidikan Pekerja

Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah tingkat pengetahuan risiko

Pendidikan

penyakit

akibat

kerja.

Variabel

SMA
D1
D3
Total

terikatnya adalah tingkat kesadaran
pemakaian masker. Sedangkan variabel
pengganggunya

adalah

faktor

Tabel 2. Kategori Umur Pekerja

umur, masa kerja dan faktor tidak
yang

terdiri

Umur (th)

dari:

20 - 25
26 - 30
31 - 35
36 - 40
41 - 45
Total

ketersediaan APD dan kualitas APD.
Cara pengumpulan data melalui
wawancara, observasi dan kuesioner.
Kuesioner

dalam

penelitian

ini

pengetahuan

Masa Kerja
(th)
2
3
4
5
Total

tingkat

pengetahuan risiko penyakit akibat
kerja

terhadap

tingkat

Frekuensi Persentase
(n)
(%)
14
34,1
36,6
15
19,5
8
2
4,9
2
4,9
41
100

3. Masa Kerja
Tabel 3. Kategori Masa Kerja Pekerja

digunakan untuk mengetahui hubungan
antara

Persentase
(%)
92,7
2,4
4,9
100

2. Umur

terkendali yang terdiri dari: pendidikan,
terkendali

Frekuensi
(n)
38
2
1
41

kesadaran

pemakaian masker pada pekerja bagian

3

Frekuensi Persentase
(n)
(%)
26
63,4
5
12,2
5
12,2
5
12,2
100
20

4. Ketersediaan APD
Tabel 4. Kategori Ketersediaan APD
Ketersediaan
APD
Tidak tersedia
Tersedia
Total

Frekuensi
(n)
0
41
41

2. Hubungan Antara Masa Kerja
dengan Tingkat Pengetahuan
Tabel 9. Hasil Uji Korelasi Spearman
Rho Masa Kerja dengan Tingkat
Pengetahuan

Persentase
(%)
0
41
100

Variabel

Frekuensi
(n)
0
41
41

P
r
value koefisien

Masa Kerja 41
0,009
Pengetahuan 41

5. Kualitas APD
Tabel 5. Kategori Kualitas APD
Ketersediaan
APD
Tidak berkualitas
Berkualitas
Total

N

Persentase
(%)
0
41
100

0,403

Keterangan
Signifikan

3. Hubungan Antara Umur dengan
Tingkat Kesadaran
Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Spearman
Rho Umur dengan Tingkat Kesadaran

6. Tingkat Pengetahuan Risiko PAK
Tabel 6. Kategori Tingkat Pengetahuan
Risiko PAK

Variabel

N

P
r
value koefisien

Umur (th)
Kesadaran

41
41

0,273

0,175

Keterangan
Tidak
Signifikan

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak Baik
0
0
Kurang Baik
0
0
Cukup Baik
0
0
Baik
19
46,3
Sangat Baik
22
53,7
Total
41
100

4. Hubungan Antara Masa Kerja
dengan Tingkat Kesadaran
Tabel 11. Hasil Uji Korelasi Spearman
Rho Masa Kerja dengan Tingkat
Kesadaran

7. Tingkat Kesadaran Pemakaian
Masker
Tabel 7. Kategori Tingkat Kesadaran
Pemakaian Masker

Masa Kerja 41
0,010
Kesadaran 41

Variabel

Variabel

1. Hubungan Antara Umur dengan
Tingkat Pengetahuan
Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Spearman
Rho Umur dengan Tingkat
Pengetahuan
P
r
value koefisien

Umur (th) 41
0,523
Pengetahuan 41

0,103

N

0,397

Keterangan
Signifikan

P
r
Keteravalue koefisien ngan

Pengetahuan 41
0,000
Kesadaran 41

Hasil Analisis Bivariat

N

P
r
value koefisien

5. Hubungan
Antara
Tingkat
Pengetahuan
dengan
Tingkat
Kesadaran
Tabel 12. Hasil Uji Korelasi dengan
Rank Spearman Rho Tingkat
Pengetahuan dengan Tingkat
Kesadaran

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak Setuju
0
0
Setuju
0
0
Cukup Setuju
2
4,9
Setuju
21
51,2
Sangat Setuju
18
43,9
Total
41
100

Variabel

N

0,693

Signifikan

PEMBAHASAN
Hubungan Umur dengan Tingkat
Pengetahuan

Keterangan
Tidak
signifikan

Umur merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku kerja

4

seperti praktik penggunaan masker.

Sementara itu, penelitian dari

Pekerja dengan umur yang lebih tua

Winchai,

akan mempunyai pengetahuan yang

menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil

tidak dimiliki oleh pekerja dengan

penelitiannya

umur yang relatif lebih muda. Umur

hubungan

berkaitan dengan tingkat kedewasaan

pengetahuan

atau

Namun,

maturitas.

meningkat

umur

Artinya,

semakin

seseorang

Laoruangroj

(2012)

menunjukkan
antara

ada

umur

dengan

penggunaan

APD.

penelitian

tersebut

pada

akan

menunjukkan bahwa kelompok umur

meningkat pula kedewasaan secara

tua memiliki tingkat praktik baik yang

teknis dan psikologis serta semakin

lebih

mampu

kelompok

melaksanakan

tugasnya

(Siagian, 1999).

Rho

dibandingkan
umur

di

dengan

bawahnya.

Perbedaan hasil penelitian tersebut

Berdasarkan hasil uji korelasi
Spearman

besar

umur

mungkin

dengan

disebabkan

karena

kebanyakan pekerja yang memiliki

pengetahuan diperoleh hasil signifikasi

umur

p-value 0,523>0,103 (tidak signifikan),

pendidikan di bawah SMA, sementara

maka Ha ditolak. Dengan demikian,

dalam penelitian ini semua pekerja

dapat disimpulkan bahwa tidak ada

memiliki pendidikan minimal SMA.

hubungan yang signifikan antara umur
dengan

pengetahuan.

Hal

yang

tua

memiliki

tingkat

Usia muda merupakan usia

ini

yang

paling

optimal

untuk

menunjukkan bahwa umur pekerja

pengembangan kemampuan dalam hal

bagian operator jahit CV. Maju Abadi

meningkatkan

Garment Sukoharjo tidak berkaitan

risiko penyakit akibat kerja. Umur 26-

dengan tingkat pengetahuan risiko

30 tahun memiliki tingkat pengetahuan

penyakit akibat kerja. Hasil penelitian

yang tinggi dibandingkan yang berusia

tersebut sejalan dengan hasil penelitian

40-45

Kartika Dyah Sertiya Putri, Yustinus

menunjukkan

Denny A.W (2014) yang menyebutkan

termasuk dalam kelompok usia dewasa

ahwa tidak ada hubungan bermakna

awal.

antara umur dan pengetahuan tenaga

kemampuan kognitif individu berada

kerja dalam menggunakan APD.

pada tahap yang prima dimana individu

5

tahun.

Pada

pengetahuan

Umur

26-30

bahwa

tahap

tentang

tahun

responden

dewasa

awal

mudah

mempelajari,

pengetahuan,

melakukan

maka

Ha

diterima.

penalaran logis, berfikir kreatif dan

Dengan demikian, dapat disimpulkan

belum terjadi penurunan ingatan (Potter

bahwa ada hubungan yang signifikan

& Perry, 2005).

antara masa kerja dengan pengetahuan.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun

Hubungan

Masa

Kerja

dengan

responden memiliki masa kerja yang

Tingkat Pengetahuan

relatif sedikit, yaitu 2-5 tahun, namun

Lama kerja seseorang dapat

memiliki pengetahuan yang cukup baik

dikaitkan dengan pengalaman yang

tentang risiko penyakit akibat kerja.

didapatkan di tempat kerja. Semakin
lama

seseorang

bekerja

Hasil penelitian tersebut sejalan

semakin

dengan

banyak pengalaman dan semakin tinggi

yang

masa kerja pegawai, maka tingkat

(Mulyanti, 2009).

pengetahuan risiko penyakit akibat

Masa kerja dapat memberikan

kerja

pengaruh yang baik karena semakin

juga

akan

semakin

baik.

Pengetahuan responden adalah segala

lama pekerja bekerja disuatu tempat

sesuatu

tertentu maka semakin berpengalaman

yang

diketahui

pekerja

mengenai masker baik manfaat, akibat

dalam menjalankan pekerjaannya. Namun,

tidak

masa kerja juga dapat memberikan hal
yang kurang baik karena semakin lama
pekerja bekerja di tempat tertentu akan

menggunakannya

dan

penggunaanya.

Dengan

semakin

masa

lama

cara

demikian,

kerja,

maka

pengetahuan pekerja mengenai manfaat

mengalami kebiasaan dalam bekerja

masker, akibat tidak menggunakan

(Suma’mur, 1996).

masker dan cara penggunaannya juga

Berdasarkan hasil uji korelasi

akan semakin meningkat atau menjadi

Spearman Rho masa kerja dengan

lebih baik.

tingkat pengetahuan diperoleh hasil
p-value

(2008)

menyebutkan bahwa semakin lama

pengetahuannya dan keterampilannya

signifikasi

Ramaddan

Hasil penelitian ini juga sejalan

0,009≤0,05

dengan hasil penelitian dari Elfrida

(signifikan), maka Ha diterima. Dapat

(2006)

disimpulkan bahwa ada hubungan yang

yang

menunjukkan

bahwa

terdapat hubungan yang bermakna

signifikan antara masa kerja dengan

(p=0,003 0,05 (tidak signifikan), maka Ha

Hal

penelitian

telah dilakukan pada pekerja bagian

Hasil uji korelasi Spearman

hasil

ada

tingkat hubungan sangat rendah.

sadar

menggunakan APD (masker).

diperoleh

tidak

variabel penggunaan masker dengan

mempengaruhi
secara

bahwa

hubungan antara variabel umur dengan

karakteristik dari tenaga kerja adalah

untuk

dengan

dengan Ida Widyaningsih (2013) yang

pada karakteristik atau faktor lain dari

perilaku

umur

dan mulut. Penelitian ini juga sejalan

kebudayaan. Perilaku juga bergantung

yang

antara

kesadaran menggunakan APD hidung

terdiri dari obyek kelompok dan hasil

umur

bekerja.

yang dilakukan oleh Ahyar (2001)

kecerdasan, persepsi, motivasi, minat

faktor

sedang

Penelitian ini sejalan dengan penelitian

perilaku merupakan perpaduan antara
faktor

ketika

masker pada saat sedang bekerja. Jadi,

menunjukkan

dalam penelitian ini dapat dikatakan

bahwa penelitian yang dilakukan pada

tidak

7

ada

hubungan

antara

umur

dengan kesadaran pemakaian masker

(63,4%) pekerja. Meskipun memiliki

pada pekerja bagian operator jahit CV.

masa kerja yang relatif masih sedikit

Maju Abadi Garment Sukoharjo.

tetapi responden memiliki kesadaran
yang baik untuk memakai masker pada

Hubungan

Masa

Kerja

dengan

saat sedang bekerja. Kesadaran pekerja

Tingkat Kesadaran

untuk memakai masker pada saat

Menurut Notoatmodjo (2012),

bekerja, karena responden memiliki

masa kerja merupakan salah satu faktor

tingkat pendidikan yang tinggi, yaitu

pada karakteristik tenaga kerja yang

berpendidikan SMA sehingga respoden

membentuk perilaku. Semakin lama

memiliki pengetahuan yang cukup

masa kerja tenaga kerja akan membuat

tentang penyakit akibat kerja. Hal ini

tenaga kerja lebih mengenal kondisi

sejalan dengan hasil penelitian yang

lingkungan tempat kerja. Jika tenaga
kerja

telah

mengenal

dilakukan oleh Kartika Dyah Sertiya

kondisi

Putri, Yustinus Denny A.W (2014)

lingkungan tempat kerja dan bahaya

yang menjelaskan hasil penelitian di

pekerjaannya maka tenaga kerja akan

unit produksi alumunium sulfat PT.

semakin sadar untuk menggunakan

Liku

APD (masker).

merupakan

Hasil uji korelasi Spearman
Rho

masa

kerja

Telaga,

dengan

faktor

hubungan

tingkat

bahwa

pendidikan

yang

dengan

memiliki
kepatuhan

menggunakan APD. Hasil penelitian

kesadaran diperoleh hasil signifikasi p-

ini dapat dijadikan rekomendasi bagi

value 0,010≤0,05 (signifikan), maka

perusahaan untuk merekrut tenaga

Ha diterima. Dengan demikian, dapat

kerja yang memiliki pendidikan tinggi,

disimpulkan bahwa ada hubungan yang

yaitu tamat SMA. Tenaga kerja yang

signifikan antara masa kerja dengan

tamat

kesadaran pemakaian masker pada saat

SMA

akan

lebih

mudah

diarahkan untuk patuh menggunakan

sedang bekerja.

APD daripada tenaga kerja yang tidak

Masa kerja yang dimiliki oleh

tamat SMA.

pekerja bagian operator jahit CV. Maju

Hasil penelitian ini juga sejalan

Abadi Garment Sukoharjo adalah 2-5

dengan hasil penelitian yang dilakukan

tahun, dengan frekuensi tertinggi pada

oleh

masa kerja 2 tahun sebanyak 26
8

Zone

Nur

Hiday

(2013)

menyebutkan bahwa ada hubungan

banyak pula yang tidak menyadari

masa kerja dengan praktik penggunaan

bahwa pekerjaan yang ditekuninya

masker menunjukkan adanya hubungan

sehari-hari sebagai penyebab penyakit

yang bersifat negatif.

Pekerja yang

tertentu. Alat Pelindung Diri (APD)

masa kerjanya lebih lama cenderung

dapat mengurangi risiko terjadinya

memiliki praktik yang kurang baik

kecelakaan kerja dan penyakit akibat

dalam penggunaan masker. Semakin

kerja. Hal ini berarti jika seseorang

besar masa kerja pekerja, maka praktik

pekerja tidak memakai alat pelindung

penggunaan masker semakin menurun,

masker, sedangkan pekerjaan pada

dan sebaliknya.

bagian operator jahit menghasilkan
debu

Masa kerja dapat memberikan

yang

sangat

banyak

dan

pengaruh positif pada kinerja apabila

berbahaya bagi pekerja yang terpapar,

dengan semakin lamanya masa kerja

khususnya pada indera penciuman

personal

berpengalaman

yaitu hidung, maka sangat mungkin

dalam melaksanakan tugasya. Namun

terkena risiko penyakit sesak nafas

demikian,

juga

ataupun

pengaruh

negatif

semakin

dapat

memberikan

apabila

batuk-batuk

(Suma’mur,

1996).

dengan

semakin lama masa kerja akan timbul

Hasil penelitian yang dilakukan

perasaan terbiasa dengan keadaan dan

peneliti pada pekerja bagian operator

menyepelekan pekerjaan (Tulus, 2002).

jahit

CV.

Sukoharjo
Hubungan

Antara

Tingkat

Pengetahuan

Dengan

Kesadaran

diperoleh

hasil

Garment
untuk

frekuensi tertinggi pada umur 26-30
tahun sebanyak 15 (36,6%) pekerja.

akibat

kerja

Kategori masa kerja dari 2-5 tahun,

merupakan penyakit yang disebabkan

frekuensi tertinggi pada masa kerja 2

oleh pekerjaan, alat kerja, bahan,
proses

Abadi

kategori umur pekerja dari 20-45 tahun,

Pemakaian Masker
Penyakit

Maju

maupun

lingkungan

kerja.

Sebagian

orang

menyadari

bahwa

penyakit

yang

diderita,

besar

tahun sebanyak 26 (63,4%) pekerja.
Pendidikan akhir pekerja sebagian
besar

adalah

SMA

sebanyak

38

(92,7%) pekerja. Tingkat pengetahuan

kemungkinan dari pekerjaannya tetapi

risiko penyakit akibat kerja dengan

9

sebanyak 19 (46,3%)

Hasil penelitian tersebut sejalan

pekerja dan kriteria sangat setuju

dengan hasil penelitian yang dilakukan

sebanyak

pekerja.

oleh Ireng Sigit Atmanto (2011) yang

Selanjutnya, untuk tingkat kesadaran

menunjukkan bahwa berdasarkan hasil

pemakaian masker pada kriteria cukup

wawancara terhadap 8 (delapan )

setuju sebanyak 2 (4,9%) pekerja.

responden, yaitu 7 (tujuh) responden

Kriteria setuju sebanyak 21 (51,2%)

dari bagian tanur peleburan dan 1 (satu)

dan

responden dari bagian (divisi) lain

kriteria setuju

22

untuk

(53,7%)

kriteria

sangat

setuju

semuanya

sebanyak 18 (43,9%).

rho

mengetahui

gunanya dari alat pelindung diri, yaitu

Sementara itu, untuk hasil uji
spearman

menyatakan

tingkat

untuk melindungi diri dari bahaya

pengetahuan dengan tingkat kesadaran

debu, panas, silau karena sinar infra

diperoleh hasil signifikan p value

merah dan induksi listrik. Dengan

0,000≤0,05

demikian, responden sudah menyadari

korelasi

diterima.

(signifikan),
Dengan

maka

demikian,

Ha

akan pentingnya alat pelindung diri.

dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang

Hasil penelitian ini juga sejalan

signifikan antara tingkat pengetahuan

dengan hasil penelitian yang dilakukan

resiko

kesadaran

oleh Ruhyandi dan Evi Candra (2008)

pemakaian masker. Jika dilihat dari

yang menyebutkan bahwa terdapat

koefisien

hubungan

penyakit

korelasi

dengan

atau

nilai

(r)

yang

bermakna

diperoleh sebesar 0,693 dengan tingkat

(p=0,000

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Kesadaran Pemakaian Helm Dengan Riwayat Keluhan BELL'S PAL.SY

0 2 75

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Blepharoptosis Akibat Pemakaian Lensa Kontak pada Mahasiswa FK USU

1 19 81

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU TENAGA KERJA TERPAPAR DEBU KAPAS PADA Hubungan antara Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Masker dengan Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja Terpapar Debu Kapas pada Bagian Windi

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU TENAGA KERJA TERPAPAR Hubungan antara Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Masker dengan Kapasitas Fungsi Paru Tenaga Kerja Terpapar Debu Kapas pada Bagian Winding di PT. Bintan

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RISIKO PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KESADARAN PEMAKAIAN MASKER PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Risiko Penyakit Akibat Kerja Dengan Kesadaran Pemakaian Masker Pada Pekerja Bagian Operator Jahit CV Maju Abadi Garment Sukoharj

1 4 15

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Risiko Penyakit Akibat Kerja Dengan Kesadaran Pemakaian Masker Pada Pekerja Bagian Operator Jahit CV Maju Abadi Garment Sukoharjo.

1 4 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kedisiplinan Pemakaian Masker Pada Pekerja Bagian Winding Di PT. Iskandar Indah P

0 2 15

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kedisiplinan Pemakaian Masker Pada Pekerja Bagian Winding Di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kedisiplinan Pemakaian Masker Pada Pekerja Bagian Winding Di PT. Iskandar Indah P

0 2 13

HUBUNGAN PERSEPSI RISIKO KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DENGAN KEDISIPLINAN PENGGUNAAN Hubungan Persepsi Risiko Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) Dengan Kedisiplinan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Bagian Produksi Jalur 1 D

0 7 17