70 Persen Telah Dinilai.
[(OMPAS
o
2
18
--
o Se/asa o Rabu
Senin
.;
19
OPeb
4
5
6
20
21
o Mar
OApr
~..
7
22
0
@)
9
23
.Mei
--
.
K3mis
OJun
10
24
Jumat
11
25
OJul
o Sabtu
12
26
0 --Ags
13
27
o Sep
28
0
Okt
70 Persen Telah Dinilai
Penilaian Aset Negara Dapat Meningkatkan Penerimaan Negara
BANDUNG, KOMP AS - DirektoratJenderal
Kekayaan
Negara (DJKN) Departemen Keuangan hingga Maret
2009 telah menyelesaikan penilaian 70 persen barang
milik negara secara nasional. Penilaian kembali aset
negara tersebut diharapkan dapat meningkatkan
penerimaan negara bukan pajak.
.
Direktur Jenderal Kekayaan
Negara Depkeu Hadiyanto, Kamis
(7/5)di Bandung, menyatakan optimistis mampu menyelesaikan
penilaian seluruh barang milik negara (BMN) hingga akhir tahun
ini. Dari penilaian aset BMNdi sejumlah provinsi ditemukan perbedaaan dari inventarisasi dan penilaian yang pernah dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan.
Provinsi Jawa Barat hingga
akhir Februari 2009 telah melaksanakan inventarisasi dan penilaian terhadap 738 satuan kelja (satker) atau 75,85 persen dari total
973 satker yang bertugas di kementerian atau lembaga. Nilai
aset BMN sebelum dilaksanakan
inventarisasi dan penilaian oleh
- -
-
DJKN ialah Rp 10,9triliun.
"Namun, setelah dilakukan inventarisasi di seluruh satker, nilai
wajar barang milik negara di Provinsi Jabar sebesar Rp 28,5 triliun:' ujar Subagijo,Kepala Kantor
WilayahVIII DJKN Depkeu.
Kodam Siliwangi
Menurut dia,hanya ada beberapa satker yang belum melakukan
inventarisasi dan penilaian, terutama di lingkungan Departemen
Pertahanan, khususnya Kodam
III/Siliwangi, serta Departemen
Pekeljaan Umum. Keduadepartemen tersebut memilikiaset sangat
besar dengan barang-barang yang
memiliki kekhususan dan sulit dicarl
nilai perbandingannya
de. "_'H_
~
---Kliping
Humas
ngan barangsejenis dipasaran. Selain itu, sebaran aset kedua departemen tersebut sangat luas sehingga inventarisasinya memerlukan waktu relatif lama.
Hadiyanto menjelaskan, pengelolaan kekayaan negara dimaksudkan guna menata kembali
penggunaan atau pemanfaatan
aset-aset negara berupa tanah, gedung, dan barang bergerak agar
dapat dicapai nilai guna yang optimal. Kegiatan inventarisasi dan
penilaian oleh DJKN Depkeu itu
bertujuan mendapatkan nilai wajar aset tetap negara.
Saat ini pemerintah sedang menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Penilaian yang akan
memberikan landasan hukum lebib jelas terhadap profesi penilaian. Selain itu, guna mewujudkan
tata kelola manajemen aset publik
yangbaik, pemerintah tengah menyusun ROO Pengelolaan Kekayaan Negara yang dibarapkan
menjadi payung hukum tertinggi
bagipengelolaan BMN.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Edi Sisw"adimengatakan, se-
Unpad
lama ini belum ada mekanisme
pengelolaan aset pemerintah yang
jelas yang dikeljasamakan dengan
pibak lain. Dia menegaskan, kelja
sama pengelolaan aset daerah harus dapat memberikan keuntungan bagipemerintah daerah.
Saat ini Pemerintah Kota Bandung memiliki aset tanah seluas
10,78juta m~ter persegi. N:un\lll,
dari jumlah tersebut, yang sudah
disertifikatkan baru sekitar 2,28
juta meter persegi. Sebagian aset
Pemkot bandung yang dikeljasamakan dengan swasta dimanfaatkan untuk pertokoan, tempat rekreasi, SPBU,dan sarana olahraga.
Meski demikian, proses penilaian aset kekayaan negara tersebut bukannya tanpa kendala. Menurut Hadiyanto, jumlah penilai
publik yang ada saat ini masih sangat kurang. Saatini penilai publik
yang telah memiliki sertifikat dari
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia baru 1.600 orang. Padahal,
idealnya terdapat 10penilai untuk
setiap 1juta penduduk'."Artinya,di.
Indonesia dibutuhkan sekitar
.
2.30~ penilai,"
katanya.
2009
- -
-
--
(GRE)
o
2
18
--
o Se/asa o Rabu
Senin
.;
19
OPeb
4
5
6
20
21
o Mar
OApr
~..
7
22
0
@)
9
23
.Mei
--
.
K3mis
OJun
10
24
Jumat
11
25
OJul
o Sabtu
12
26
0 --Ags
13
27
o Sep
28
0
Okt
70 Persen Telah Dinilai
Penilaian Aset Negara Dapat Meningkatkan Penerimaan Negara
BANDUNG, KOMP AS - DirektoratJenderal
Kekayaan
Negara (DJKN) Departemen Keuangan hingga Maret
2009 telah menyelesaikan penilaian 70 persen barang
milik negara secara nasional. Penilaian kembali aset
negara tersebut diharapkan dapat meningkatkan
penerimaan negara bukan pajak.
.
Direktur Jenderal Kekayaan
Negara Depkeu Hadiyanto, Kamis
(7/5)di Bandung, menyatakan optimistis mampu menyelesaikan
penilaian seluruh barang milik negara (BMN) hingga akhir tahun
ini. Dari penilaian aset BMNdi sejumlah provinsi ditemukan perbedaaan dari inventarisasi dan penilaian yang pernah dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan.
Provinsi Jawa Barat hingga
akhir Februari 2009 telah melaksanakan inventarisasi dan penilaian terhadap 738 satuan kelja (satker) atau 75,85 persen dari total
973 satker yang bertugas di kementerian atau lembaga. Nilai
aset BMN sebelum dilaksanakan
inventarisasi dan penilaian oleh
- -
-
DJKN ialah Rp 10,9triliun.
"Namun, setelah dilakukan inventarisasi di seluruh satker, nilai
wajar barang milik negara di Provinsi Jabar sebesar Rp 28,5 triliun:' ujar Subagijo,Kepala Kantor
WilayahVIII DJKN Depkeu.
Kodam Siliwangi
Menurut dia,hanya ada beberapa satker yang belum melakukan
inventarisasi dan penilaian, terutama di lingkungan Departemen
Pertahanan, khususnya Kodam
III/Siliwangi, serta Departemen
Pekeljaan Umum. Keduadepartemen tersebut memilikiaset sangat
besar dengan barang-barang yang
memiliki kekhususan dan sulit dicarl
nilai perbandingannya
de. "_'H_
~
---Kliping
Humas
ngan barangsejenis dipasaran. Selain itu, sebaran aset kedua departemen tersebut sangat luas sehingga inventarisasinya memerlukan waktu relatif lama.
Hadiyanto menjelaskan, pengelolaan kekayaan negara dimaksudkan guna menata kembali
penggunaan atau pemanfaatan
aset-aset negara berupa tanah, gedung, dan barang bergerak agar
dapat dicapai nilai guna yang optimal. Kegiatan inventarisasi dan
penilaian oleh DJKN Depkeu itu
bertujuan mendapatkan nilai wajar aset tetap negara.
Saat ini pemerintah sedang menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Penilaian yang akan
memberikan landasan hukum lebib jelas terhadap profesi penilaian. Selain itu, guna mewujudkan
tata kelola manajemen aset publik
yangbaik, pemerintah tengah menyusun ROO Pengelolaan Kekayaan Negara yang dibarapkan
menjadi payung hukum tertinggi
bagipengelolaan BMN.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Edi Sisw"adimengatakan, se-
Unpad
lama ini belum ada mekanisme
pengelolaan aset pemerintah yang
jelas yang dikeljasamakan dengan
pibak lain. Dia menegaskan, kelja
sama pengelolaan aset daerah harus dapat memberikan keuntungan bagipemerintah daerah.
Saat ini Pemerintah Kota Bandung memiliki aset tanah seluas
10,78juta m~ter persegi. N:un\lll,
dari jumlah tersebut, yang sudah
disertifikatkan baru sekitar 2,28
juta meter persegi. Sebagian aset
Pemkot bandung yang dikeljasamakan dengan swasta dimanfaatkan untuk pertokoan, tempat rekreasi, SPBU,dan sarana olahraga.
Meski demikian, proses penilaian aset kekayaan negara tersebut bukannya tanpa kendala. Menurut Hadiyanto, jumlah penilai
publik yang ada saat ini masih sangat kurang. Saatini penilai publik
yang telah memiliki sertifikat dari
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia baru 1.600 orang. Padahal,
idealnya terdapat 10penilai untuk
setiap 1juta penduduk'."Artinya,di.
Indonesia dibutuhkan sekitar
.
2.30~ penilai,"
katanya.
2009
- -
-
--
(GRE)