Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Koperasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

ISSN : 2302-450X

PROSIDING
PERTEMUAN DAN PRESENTASI KARYA ILMIAH

BALI, 23 OKTOBER 2015

PEMBICARA UTAMA SEMINAR PANEL DENGAN TEMA
Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Menunjang Technopreneurship
Ir.Onno Widodo Purbo.M.Eng.Ph.D
Putu Sudiarta, S.Kom

PENYUNTING AHLI
Dr. Ahmad Ashari.M.Kom
Dr. H. Agus Zainal Arifin, S.Kom.,M.Kom
Agus Muliantara, S.Kom., M.Kom.

PELAKSANA SEMINAR

PELINDUNG

Rektor Universitas Udayana, Bali

PENANGGUNG JAWAB
Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana
Ketua Program Studi Teknik Informatika, FMIPA Universitas Udayana

PANITIA
I Gusti Agung Gede Arya Kadyanan,S.Kom.,M.Kom.
I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan,S.Kom.,M.Cs.
I Wayan Supriana,S.Si.,M.Cs.
Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom., M.Kom.
I Komang Ari Mogi, S.Kom, M.Kom.
I Made Widi Wirawan, S.Si., M.Cs.
I Putu Gede Hendra Suputra, S.Kom., M.Kom.
Ngurah Agus Sanjaya ER., S.Kom., M.Kom.
Agus Muliantara, S.Kom.,M.Kom.
I Made Widiartha,S.Si., M.Kom.
Made Agung Raharja, S.Si., M.Cs.
I Gusti Ngurah Anom Cahyadi Putra, S.T., M.Cs.
I Gede Santi Astawa, S.T., M.Cs.

Ida Bagus Gede Dwidasmara,S.Kom.,M.Cs.
Dra.
Luh
Gede
Astuti,
M.Kom.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN KOPERASI
MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW)
1

Made Aprian Sudarma Putra 1, Luh Gede Astuti2
Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Jln Raya Kampus Udayana, Bukit Jimbaran
Email : putraaprian@gmail.com1, lg.astuti@gmail.com2
ABSTRAK

Koperasi memiliki peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan perekonomian, baik perekonomian di

pedesaan maupun di daerah kota. Salah satu bentuk pelayanan koperasi kepada anggotanya adalah dengan
memberikan bantuan berupa pinjaman dana.
Untuk memberikan pinjaman tersebut, pihak koperasi tentunya harus melakukan perhitungan dan
pertimbangan yang tepat dalam menentukan berapa besar pinjaman yang dapat diberikan, agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengambilan keputusan yang nantinya berakibat buruk bagi koperasi. Adapun kriteria yang dijadikan bahan
pertimbangan dalam pemberian peminjaman yaitu : usia, penghasilan, pekerjaan, jumlah tanggungan, level besar
pinjaman,pengeluaran, serta jangka waktu pinjaman
Oleh karena itu, dalam upaya membantu memudahkan pengambilan keputusan, diperlukan sebuah sistem yang
dapat memudahkan dalam analisa data dan perhitungan penilaian kriteria pemberian pinjaman, serta pengolahan data
menjadi informasi .Metode yang digunakan dalam pemberian pinjaman ini adalah Simple Additive Weighting (SAW).
Konsep dasar dari metode ini adalah mencari bobot dari rating kinerja pada alternatif dari semua atribut. Metode
Simple Additive Weighting (SAW) membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating yang ada. Adapun hasil akhir dalam penelitian ini adalah hasil prioritas
anggota koperasi dari tinggi ke rendah sehingga pihak koperasi dapat menentukan dengan mudah anggota mana yang
layak menerima pinjaman tersebut.
Kata Kunci: Koperasi, Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive Weighting (SAW)

ABSTRACT
Cooperative have a very big role in the growth of the economy, whether the economy in rural and city areas.
One of the cooperative services to its members is to provide loan assistance fund.

To provide such loans, the cooperative would have to perform the calculation and appropriate consideration in
determining how much a loan can be granted, to avoid mistake in making decisions that will be bad for the cooperative.
The criteria to be considered in the granting of the loan is ages ,the income of the members ,occupation, number of the
dependents, level of loans, and loan period
Therefore, in the order to help facilitate decision making, we need a system that can facilitate the analysis of
data and the calculation of assessment criteria for lending, as well as processing the data into information. this method
used in granting this loan is Simple Additive Weighting (SAW). The basic concept of this method is to find the weight of
the alternative performance rating of all attributes. Simple Additive Weighting (SAW) method requires a process of

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

normalizing the decision matrix (X)to a scale which can be compared with all the existing rating. The end result of this
research is the result of cooperative members priority from high to low so that the cooperative can easily determine
which members are deserve the loan.
Keywords : Cooperation, Decision Support System, Simple Additive Weighting (SAW)

1.

PENDAHULUAN


Di tengah gejolak perekonomian yang semakin
kompetitif, koperasi diharapkan mampu menjadi salah
satu kekuatan ekonomi yang sejajar. Menurut Undangundang Pengkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 Pasal
badan hukum
yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha,
yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai
dan prinsip Koperasi.
Salah satu pelayanan yang diberikan Koperasi
kepada anggotanya adalah berupa pinjaman. Pinjaman
tersebut dapat diberikan kepada perorangan maupun
kelompok dan dapat dipergunakan untuk mendukung
keperluan usaha dan non-usaha dari calon peminjam.
Suatu kendala yang sering terjadi dalam pemberian
pinjaman dana adalah pemberian pinjaman yang tidak
sesuai dengan prosedur serta proses pengembalian
pinjaman yang melebihi batas waktu. Oleh karena itu,
dalam memberikan pinjaman kepada anggotanya

tersebut, pihak koperasi haruslah mempertimbangkan
beberapa hal, diantaranya yaitu : usia, penghasilan,
pekerjaan,
jumlah
tanggungan,
level
pinjaman,pengeluaran serta jangka waktu pinjaman.
Penggunaan sistem informasi elektronik dapat
meningkatkan pelayanan koperasi kepada masyarakat,
khususnya dalam kasus peminjaman dana ke koperasi
tersebut. Sistem Informasi dapat menjembatani
komunikasi antara pihak pemohon pinjaman dengan
pihak koperasi, meningkatkan keamanan, mengurangi
biaya serta tentunya mempermudah pekerjaan pihak
koperasi.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
membuat sebuah sistem informasi demi meningkatkan
pelayanan kerja serta untuk mengambil keputusan yang
tepat dalam pemberian pinjaman.


2.

MODEL, ANALISIS, DESAIN , DAN
IMPLEMENTASI

2.1 Dasar Teori
2.1.1 Software Development Life Cycle (SDLC)
SDLC atau Software Development Life Cycle
merupakan proses mengembangkan atau mengubah
suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan
model-model dan metodologi yang digunakan orang
untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak
sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara
yang sudah teruji baik) [1]
Tahapan-tahapan yang ada pada SDLC secara
global adalah sebagai berikut :
a.

Inisiasi (initiation)
Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan

proposal proyek perangkat lunak
Pengembangan konsep sistem (system concept
development)
Mendefinisikan lingkup konsep termasuk
dokumen lingkup sistem, analisis manfaat biaya,
manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan
sistem.
b.

c.

Perencanaan (planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek
dan dokumen perencanaan lainnya. Menyediakan dasar
untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan
untuk memperoleh solusi
d.

Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem

perangkat lunak (user) dan mengembangkan kebutuhan
user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional.
e.

Desain (Design)
Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi
kebutuhan yang sudah lengkap, dokumen desain sistem

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

fokus kepada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi
yang dibutuhkan.
f.

Pengembangan (Development)
Mengoncersi desain ke sistem informasi yang
lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan
melakukan instalasi lingkungan sistem yang
dibutuhkan.
Integrasi dan pengujian (Integration and test)

Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak
bahwaw
telah
memenuhi
kebutuhan
yang
dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional.
g.

h.

Implementasi (implementation)
Termasuk pada persiapan implementasi,
implementasi perangkat lunak pada lingkungan
produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan
resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari
integrasi dan pengujian.
Operasi dan pemeliharaan (operation and
maintenance)
Mendeskripsikan

pekerjaan
untuk
mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada
lingkungan produksi (lingkungan pada user), termasuk
implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.
i.

j.

Disposisi (diposition)
Mendeskripsikan
aktivitas
akhir
dari
pengembangan sistem dan membangun data yang
sebenarnya sesuai dengan aktivitas user
2.1.2 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan atau sering
disebut dengan Decision Support System (DSS) adalah
Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedurprosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya
untuk membantu manager dalam mengambil
keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka
sistem tersebut harus sederhana, robust, mudah untuk
dikokntrol, mudah beradaptasi lengkap pada hal-hal
penting dan mudah berkomunikasi dengannya.Secara
implicit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis
komputer dan digunakan sebagai tambahan dari
kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang.[6]

2.1.3 Simple Additive Wieghting (SAW)
Metode SAW merupakan metode MADM
yang paling sederhana dan paling banyak digunakan.
Metode ini juga metode yang paling mudah untuk
diaplikasikan, karena mempunyai algoritma yang tidak
terlalu rumit.[2]
Metode SAW sering juga dikenal sebagai
metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar dari
metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi
matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang
ada.

 

Dimana :
= rating kinerja ternormalisasi
= nilai maksimum dari setiap baris dan kolom
= nilai minimum dari setiap baris dan kolom
= baris dan kolom dari matriks
Dimana rij adalah rating kerja ternormalisasi
dari alternatif Ai pada atribut Cj;
r ij
Max
Min
xij

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi)
diberikan sebagai :

Vi
= Nilai akhir Alternatif
Wi
= Bobot yang telah ditentukan
rij
= Normalisasi matriks
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan
bahwa alternatif Ai lebih terpilih
2.2 Analisis Sistem
Koperasi dengan satu unit usahanya yaitu
simpan pinjam memberikan kesempatan kepada
anggotanya untuk dapat mengajukan permohonan
pinjaman dana.
Dalam proses mendapatkan dana pinjaman
dari koperasi, anggota koperasi haruslah memenuhi

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

standar persyaratan yang ditetapkan oleh pihak
koperasi, diantaranya :
a. usia,
b. penghasilan,
c. pekerjaan,
d. jumlah tanggungan,
e. level pinjaman,
f. pengeluaran
g. jangka waktu pinjaman.
Dalam perancangan sistem pemberian
pinjaman koperasi ini, penulis menggunakan model
proses pengembangan perangkat lunak Waterfall.
Model waterfall merupakan salah satu model proses
perangkat lunak yang mengambil kegiatan proses dasar
seperti spesifikasi, pengembangan, validasi , dan
evolusi dan merepresentasikannya sebagai fase-fase
proses yang berbeda seperti analisis dan definisi
persyaratan,
perancangan
perangkat
lunak,
implementasi, pengujian unit, integrasi sistem,
pengujian sistem, operasi dan pemeliharaan [4]. Berikut
ini merupakan fase-fase di dalam pengembangan sistem
menggunakan proses Waterfall
a. Definisi Kebutuhan : mengumpulkan kebutuhan
sistem dengan melakukan wawancara kepada user
yang akan menggunakan sistem. Pada tahap ini
informasi mengenai kebutuhan sistem akan digali
sebanyak-banyaknya dari user sehingga tercipta
sebuah sistem yang dapat membantu user
b. Desain Sistem
: dari definisi kebutuhan
yang telah ditentukan maka akan didapat
permasalahan-permasalahan yang ada. Pada tahap
ini dilakukan perancangan sistem terhadap solusi
dari permasalahan yang ada dengan menggunakan
perangkat pemodelan sistem seperti diagram alir
data, diagram hubungan entitas.
c. Implementasi dan pengujian : pada tahap ini
desain sistem yang berupa pemodelan sistem akan
diterjemahkan menggunakan bahasa yang dikenali
oleh komputer. Dan masing-masing fungsi uang
telah diimplementasikan pada sistem akan diuji
agar sesuai dengan output yang diharapkan.
d. Integrasi dan Pengujian sistem: pada tahap ini
kemampuan dan keefektifan sistem akan diuji ,
sehingga kekurangan dan kelemahan sistem dapat
ditemukan.
e. Pemeliharaan
: tahap ini merupakan tahap
akhir pada metode waterfall. Pada tahap ini sistem

akan mengalami penyesuaian atau perubahan
karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
2.2.1 Aktor / Bagian yang terlibat
Adapun aktor yang terlibat dalam perancangan
sistem ini adalah :
a. Pimpinan Koperasi
Bertugas dalam memberikan pertimbangan dan
penilaian atas pengajuan pinjaman
b.

Bagian Keuangan
Menjalankan fungsi keuangan , mencatat
transaksi, dan data anggota pemohon pinjaman untuk
nantinya divalidasi oleh pimpinan koperasi
c.

Anggota Koperasi
Mengajukan permohonan
peminjaman dana.

dan

persyaratan

2.2.2 Prosedur Pinjaman
a. Anggota mengajukan permohonan pinjaman dana
koperasi dengan menyertakan kartu anggota dan
juga persyaratan pinjaman;
b. Bagian keuangan melakukan pengecekan dan
validasi terhadap kartu anggota dan persyaratan
pinjaman
dana.Apabila
persyaratan
telah
terpenuhi, maka persyaratan tersebut nantinya
akan diberikan kepada pimpinan koperasi untuk
diberikan bobot penilaian.
c. Bobot penilaian yang diberikan pimpinan koperasi
nantinya akan digunakan dalam proses
perhitungan metode SAW
d. Setelah data persyaratan diproses dengan metode
SAW, maka akan didapat hasil anggota yang
berhak menerima pinjaman koperasi tersebut.
e. Laporan hasil seleksi akan diterima oleh pimpinan
koperasi untuk nantinya diberitahukan kepada
anggota koperasi

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.1 Use Case Sistem
Use Case sistem pada gambar 1,
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih
aktor dengan sistem yang akan dibuat. Pada gambar
tersebut terdapat 3 aktor, yaitu anggota, bagian
keuangan serta pimpinan koperasi.

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

a.

Persyaratan
Proses ini digunakan untuk mengatur data dari
user (anggota koperasi) seperti Data Anggota serta Data
Persyaratan pengajuan pinjaman.
b.

Penilaian
Sub proses ini digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap kriteria / syarat yang telah
dikirimkan user (anggota koperasi)
c.

Pelaporan
Subproses pelaporan ini terkait dengan laporan
hasil seleksi penerima pinjaman koperasi, serta laporan
persyaratan kepada kepala koperasi.

Gambar 1. Use Case Sistem
3.1.2 Context Diagram
Context
Diagram
pada
Gambar
2
menampilkan gambaran secara umum sistem
pemberian pinjaman pada sistem informasi pemberian
pinjaman koperasi ini. Pada sistem ini terdapat 3 entitas
yang berhubungan dengan sistem, yaitu Anggota,
Bagian Keuangan serta Pimpinan Koperasi .

Gambar 3. DFD Level 0 Sistem
3.1.4 DFD Level 1
3.1.4.1 DFD Level 1 Subproses Persyaratan

Gambar 2. Context Diagram Sistem
3.1.3 DFD Level 0
Sistem pinjaman pada Sistem Informasi
Pemberian Pinjaman Koperasi ini terbagi menjadi 3 sub
proses, yaitu :
Gambar 4. DFD Level 1 Subproses Persyaratan

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

3.1.4.2 DFD Level 1 Subproses Seleksi

Gambar 5. DFD Level 1 Subproses Seleksi
3.1.4.3 DFD Level 1 Subproses Pelaporan Seleksi

Gambar 6. DFD Level 1 Subproses Pelaporan
Seleksi
3.1.5 Flowchart

Gambar 7. Flowchart Proses Peminjaman

Gambar 8. Flowchart Metode Simple Additive
Weighting
3.1.5 Entity Relatioship Diagram (ERD) Sistem

Gambar 9. ERD Sistem Pinjaman

Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X

Berikut ini merupakan contoh kasus pemilihan
penerima pinjaman koperasi dengan menggunakan
metode SAW.
Tabel 1. Data Anggota
Kriteria
Usia
Penghasilan
Tanggungan
Pekerjaan
Level
Pengeluaran
Jangka
waktu

Budi
36-40
Cukup
< 3 org
PNS
Sedang
Rendah
9-12

Heni
26-30
Tinggi
> 5 org
PNS
Sedang
Sedang