Sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan kamera DSLR menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting).

(1)

ABSTRAK

Salah satu teknologi yang berkembang saat ini yaitu kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kemajuan teknologi yang ada pada sekarang ini, membuat para produsen gencar mengeluarkan produk–produk kamera yang baru. Banyaknya produk tersebut membuat pengguna bingung untuk memilih kamera yang sesuai dengan kriteria pengguna. Ada beberapa cara yang dilakukan pengguna untuk memilih kamera sesuai dengan kriteria mereka yaitu menggunakan media cetak, media internet, dan media lainnya untuk membandingkan kamera yang akan dibeli. Cara tersebut memang efektif tetapi tidak efisien, karena membutuhkan waktu dan biaya untuk mendapatkan informasi.

Oleh karena itu dalam tugas akhir ini dibangun sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) yang diharapkan mampu membantu pengguna untuk menghemat waktu dan biaya. Sistem ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang telah ditentukan pengguna berdasarkan harga, resolusi, fitur, max iso, dan sensor. Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan sebuah metode penjumlahan yang terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif.

Berdasarkan hasil analisa uji coba kepada 20 responden sebanyak 60% responden setuju bahwa sistem yang dibangun dengan SPPK mampu membantu pengguna dalam memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan dan kriteria pengguna, 60% responden setuju bahwa sistem yang dibangun dengan metode Simple Additive Weighting mampu membantu pengguna dalam menentukan kamera DSLR lebih efektif dan 75% responden setuju bahwa sistem yang dibangun lebih efisien. Sebanyak 60,55% responden setuju bahwa sistem sudah memenuhi 5 Es Usability Framework.

Kata Kunci: Simple Additive Weighting (SAW), Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK), kamera DSLR.


(2)

ABSTRACT

DSLR (Digital Single Lens Reflex) is one of the technology which is developed in nowadays. Because of the development of the technology, the producer creates the newest cameras. Therefore, many users get confused in order to choose the camera in accordance with their criteria. Thus, there are some ways that can be used by the user to determine in choosing the appropriate camera such as using magazine, internet, and the other media to compare the camera that they will buy. However, those ways are effective but inefficient because it takes a long time and a lot of money to get the information.

Therefore, this thesis discusses about a decision support system to choose DSLR cameras by using SAW (Simple Additive Weighting) method in order to save the time and cost. This system is expected to give recommendations about the camera which is appropriate with the user’s need and criteria based on the cost, the resolution, the feature, the ISO, and the censor. Simple Additive Weighting (SAW) method is the sum of weight method from rate of performance in every alternative.

Based on the result of questionnaire distributed to 20 respondents, 60% respondents agree that this decision support system can help the users to choose the appropriate camera DSLR in accordance with the user’s need, 60% respondents agree that this decision support system with Simple Additive Weighting (SAW) method is more effective to choose DSLR camera and 75% respondents agree that this system built is more efficient. 60,55% respondents agree that this system has been fulfilled the 5 Es Usability Framework.

Keyword: Simple Additive Weighting (SAW), Decision Support System (DSS), DSLR camera.


(3)

i

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DSLR MENGGUNAKAN METODE SAW

(Simple Additive Weighting)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh: Tri Pina Putri

125314004

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

DECISION SUPPORT SYSTEM TO CHOOSE DSLR CAMERA USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Komputer Degree In Informatics Engineering Study Program

By: Tri Pina Putri

125314004

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

v

HALAMAN MOTO

“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandai-Nya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayub 23:10)


(8)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang telah menuntun setiap langkah dan kehidupan saya. Orang tua, kaka, dan semua keluarga yang selalu memberikan dukungan dan

doanya selama proses perkuliahaan.

Seluruh Dosen dan semua karyawan yang telah mendukung dan memberikan pengetahuan, bimbingan dan fasilitas selama perkuliahaan.

Teman-teman TI 2012 yang telah mendukung, dan memberikan semangat dan motivasi.

Teman-teman kos 16c yang selalu mendukung, dan memberikan semangat dan motivasi untuk belajar.


(9)

(10)

(11)

ix ABSTRAK

Salah satu teknologi yang berkembang saat ini yaitu kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kemajuan teknologi yang ada pada sekarang ini, membuat para produsen gencar mengeluarkan produk–produk kamera yang baru. Banyaknya produk tersebut membuat pengguna bingung untuk memilih kamera yang sesuai dengan kriteria pengguna. Ada beberapa cara yang dilakukan pengguna untuk memilih kamera sesuai dengan kriteria mereka yaitu menggunakan media cetak, media internet, dan media lainnya untuk membandingkan kamera yang akan dibeli. Cara tersebut memang efektif tetapi tidak efisien, karena membutuhkan waktu dan biaya untuk mendapatkan informasi.

Oleh karena itu dalam tugas akhir ini dibangun sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) yang diharapkan mampu membantu pengguna untuk menghemat waktu dan biaya. Sistem ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang telah ditentukan pengguna berdasarkan harga, resolusi, fitur, max iso, dan sensor. Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan sebuah metode penjumlahan yang terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif.

Berdasarkan hasil analisa uji coba kepada 20 responden sebanyak 60% responden setuju bahwa sistem yang dibangun dengan SPPK mampu membantu pengguna dalam memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan dan kriteria pengguna, 60% responden setuju bahwa sistem yang dibangun dengan metode Simple Additive Weighting mampu membantu pengguna dalam menentukan kamera DSLR lebih efektif dan 75% responden setuju bahwa sistem yang dibangun lebih efisien. Sebanyak 60,55% responden setuju bahwa sistem sudah memenuhi 5 Es Usability Framework.

Kata Kunci: Simple Additive Weighting (SAW), Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK), kamera DSLR.


(12)

x

ABSTRACT

DSLR (Digital Single Lens Reflex) is one of the technology which is developed in nowadays. Because of the development of the technology, the producer creates the newest cameras. Therefore, many users get confused in order to choose the camera in accordance with their criteria. Thus, there are some ways that can be used by the user to determine in choosing the appropriate camera such as using magazine, internet, and the other media to compare the camera that they will buy. However, those ways are effective but inefficient because it takes a long time and a lot of money to get the information.

Therefore, this thesis discusses about a decision support system to choose DSLR cameras by using SAW (Simple Additive Weighting) method in order to save the time and cost. This system is expected to give recommendations about the camera which is appropriate with the user’s need and criteria based on the cost, the resolution, the feature, the ISO, and the censor. Simple Additive Weighting (SAW) method is the sum of weight method from rate of performance in every alternative.

Based on the result of questionnaire distributed to 20 respondents, 60% respondents agree that this decision support system can help the users to choose the appropriate camera DSLR in accordance with the user’s need, 60% respondents agree that this decision support system with Simple Additive Weighting (SAW) method is more effective to choose DSLR camera and 75% respondents agree that this system built is more efficient. 60,55% respondents agree that this system has been fulfilled the 5 Es Usability Framework.

Keyword: Simple Additive Weighting (SAW), Decision Support System (DSS), DSLR camera.


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat akademik jurusan teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan tugas akhir ini. Ucapan terimakasih di sampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus yang selalu hadir di kehidupan ini yang memberkati dan memberikan kekuatan dan anugerah di setiap kehidupan hari lepas hari.

2. Keluarga, Bapak Pither Bangun, Ibu Haina Gantini, dan kaka Silvia April Litha dan Stepi Maika yang selalu memberikan dukungan, doa, motivasi dan semangat tanpa lelah.

3. Sudi Mungkasi,S.Si.,M.Math.Sc.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Dr.Anastasia Rita selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si. ,M.Sc selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan setia selalu memberikan masukan-masukan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Brigita Cyntia Dewi, Novianti Eka Sari, Vina Puspitasari, sahabat yang selalu mendukung, memberikan pencerahan dan membantu dalam saya menyelesaikan tugas akhir.

7. Fajar, Yosua, Seto, Dhesa, Haris, Bayu, Dion, Jay, Anin, Nita, Agri, Chandra, Bella yang telah menjadi teman yang selalu memberikan kesenangan dan memberikan bantuan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir.

8. Lens Club Sanatha Dharma yang telah mengijinkan saya untuk dapat memberikan gambaran, bantuan seputar tugas akhir saya.


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

SKRIPSI SAMPUL ... i

SKRIPSI SAMPUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESEHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN MOTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR TABEL ... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 2

2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK). ... 2

2.1.1 Definisi ... 2

2.1.2 Tujuan ... 2

2.1.3 Struktur Keputusan ... 8

2.1.4 Karateristik Sistem Pengambil Keputusan ... 9


(16)

xiv

2.1.6 Langkah – langkah Pemodelan dalam Sistem Pengambil Keputusan. ... 12

2.2 Metode SAW (Simple Additive Weighting Product). ... 12

2.2.1 Definisi Metode SAW (Simple Additive Weighting Product). ... 12

2.2.3 Fungsi Model ... 13

2.2.4 Langkah Penyelesaian Metode ... 14

2.2.5 Keungulan Metode SAW (Simple Additive Weighting Product). ... 14

2.3 PHP (Profesional Home Page). ... 14

2.3.1 Kegunaan PHP ... 15

2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan PHP ... 15

2.3.2.1 Kelebihan PHP: ... 15

2.3.2.2 Kekurangan PHP: ... 16

2.4 Kamera DSLR ... 16

2.4.1 Pengertian Kamera DSLR ... 16

2.4.2 Kelas Kamera DSLR ... 16

2.4.3 Sensor Kamera DSLR ... 17

2.4.4 ISO Kamera DSLR ... 18

2.4.5 Resolusi Kamera DSLR ... 18

2.4.6 5 Es Usability Framework ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Rumusan Masalah ... 20

3.1.1 Tahap Perencanaan... 20

3.1.2 Pengumpulan Data ... 21

3.1.2.1 Survei Awal ... 21

3.1.2.2 Sumber Data ... 21

3.1.3 Studi Literatur ... 21

3.2 Pengembangan Sistem ... 21

3.2.1 Metode Pengembangan Sistem ... 21


(17)

xv

4.1 Analisis Sistem... 24

4.1.1 Gambaran Umum Sistem Lama ... 24

4.1.2 Definisi Ruang Lingkup (scope definition). ... 25

4.1.2.1 Perumusan Masalah ... 25

4.1.2.2 Pernyataan Masalah ... 26

4.2 Analisis Masalah (problem analysis) ... 27

4.2.1 Analisis Sebab Akibat (cause-effect analysis) ... 27

4.2.2 Gambaran Umum Sistem Baru ... 28

4.3 Analisis Kebutuhan (requirement analysis) ... 29

4.3.1 Aktor Yang Terlibat Dalam Sistem ... 29

4.3.2 Use Case Diagram ... 29

4.3.2.1 Use Case Diagram Sistem ... 29

4.3.2.2 Use Case Package Kelola Kamera ... 29

4.3.2.3 Use Case Package Kelola Kriteria ... 30

4.3.2.4 Use Case Package Sistem Pendukung Keputusan ... 31

4.3.2.5 Ringkasan Use Case... 31

4.4 Desain Logikal (logical design)... 35

4.4.1 Desain Proses ... 35

4.4.1.1 Diagram Berjenjang (Decompotition Diagram) ... 35

4.4.1.2 Diagram Konteks (Context Diagram) ... 36

4.4.1.3 Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram)... 36

4.4.1.3.1 Diagram Aliran Data Level 1 ... 36

4.4.1.3.2 Diagram Aliran Data Level 2 Proses 1 ... 37

4.4.1.3.3 Diagram Aliran Data Level 2 proses 2 ... 38

4.4.1.3.4 Diagram Aliran Data Level 3 Proses 2.3 ... 38

4.4.1.3.5 Diagram Aliran Data Level 3 proses 1.2 ... 40

4.4.1.3.6 Diagram Aliran Data Level 3 proses 1.3 ... 41

4.4.2 Desain Manajemen Data ... 42

4.4.2.1 Desain Konseptual ... 42

4.4.2.2 Desain Logikal ... 43


(18)

xvi

4.4.2.3.1 Tabel data kamera ... 44

4.4.2.3.2 Tabel data alternatif kriteria... 44

4.4.2.3.3 Tabel kriteria ... 45

4.4.2.3.4 Tabel Tb_pengguna ... 45

4.4.2.3.5 Tabel Hasil_budget ... 46

4.4.2.3.6 Tabel Hasil_banding ... 46

4.4.2.3.7 Tabel Banding ... 46

4.4.2.3.8 Tabel Temp_kamera ... 47

4.4.2.3.9 Tabel Temp_kriteria ... 47

4.4.2.3.10 Tabel Tb_hasil ... 47

4.4.3 Desain Manajemen Model ... 47

4.4.3.1 Kriteria dan Tujuan ... 48

4.4.3.2 Proses Sistem Pendukung Keputusan ... 55

4.4.3.2.1 Proses Pengambil Keputusan ... 55

4.4.3.3 Proses Perhitungan... 56

4.4.3.4 Proses Penyusunan Rangking ... 57

4.4.3.5 Contoh Perhitungan Manual Proses Pengambilan Keputusan. ... 58

4.5 Desain Fisikal (physical design) ... 69

4.5.1 Desain Manajemen Dialog ... 70

4.5.1.1 Halaman Utama Pengguna ... 70

4.5.1.2 Sistem Pendukung Keputusan ... 70

4.5.1.3 Lihat Data Kamera ... 70

4.5.1.4 Edit Bobot ... 71

4.5.1.5 Banding Kamera ... 71

4.5.1.6 Membandingkan Semua Kamera ... 72

4.5.1.7 Filter Harga dan Kriteria... 72

4.5.1.8 Tampil Hasil ... 73

4.5.1.9 Cetak Hasil ... 73

4.5.1.10 Lihat Seluruh Kamera ... 74

4.5.1.11 Login Admin ... 74

4.5.1.12 Halaman Utama Admin ... 75

4.5.1.13 Input Data Kamera ... 75


(19)

xvii

4.5.1.15 Edit Data Kamera... 76

4.5.1.16 Hapus Kamera ... 77

4.5.1.17 Input Data Kriteria ... 77

4.5.1.18 Edit Data Kriteria... 78

4.5.1.19 Hapus Kriteria ... 78

4.5.1.20 Lihat Data Kriteria ... 79

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM ... 80

5.1 Kebutuhan Perancangan Sistem ... 80

5.2 Implementasi Manajemen Data ... 80

5.2.1 Tabel data kamera ... 81

5.2.2 Tabel data kriteria ... 81

5.2.3 Tabel kriteria kamera ... 82

5.2.4 Tabel Tb_User ... 83

5.2.5 Tabel Hasil_budget ... 84

5.2.6 Tabel Hasil_banding ... 84

5.2.7 Tabel Banding ... 85

5.2.8 Tabel Temp_kamera ... 85

5.2.9 Tabel Temp_kriteria ... 86

5.2.10 Tabel Tb_hasil ... 86

5.3 Implementasi Manajemen Dialog ... 87

5.3.1 Halaman Utama Pengguna ... 87

5.3.2 Sistem Pendukung Keputusan ... 87

5.3.3 Lihat Data Kamera ... 88

5.3.4 Edit Bobot... 88

5.3.5 Lihat Semua Kamera ... 89

5.3.6 Filter Harga dan Kriteria ... 89

5.3.7 Tampil Hasil ... 90


(20)

xviii

5.3.9 Banding Kamera ... 91

5.3.10 Login Admin... 92

5.3.11 Halaman Utama Admin ... 92

5.3.12 Input Data Kamera ... 93

5.3.13 Input Data Kamera Lanjutan ... 93

5.3.14 Edit Data Kamera ... 94

5.3.15 Hapus Kamera ... 94

5.3.16 Input Data Kriteria ... 95

5.3.17 Edit Data Kriteria ... 95

5.3.18 Hapus Kriteria ... 96

5.3.19 Lihat Data Kriteria ... 96

BAB VI PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL ... 97

6.1 Pengujian Terhadap Sistem dan Pengguna ... 97

6.1.1 Tahap Validitas ... 97

6.1.2 Tahap Pengujian Terhadap Pengguna ...124

6.1.2.1 Aspek Tujuan dan Manfaat ...124

6.1.2.2 Aspek Fungsional Sistem...126

6.1.2.3 Aspek Nonfungsional Sistem ...130

6.1.3 Kelebihan Sistem ...131

6.1.4 Kekurangan sistem...134

BAB VII PENUTUP ...135

7.1 Kesimpulan...135

7.2 Saran...135

DAFTAR PUSTAKA ...136


(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 . Arsitektur Sistem Pengambil Keputusan ... 11

Gambar 2. 2 Kamera DSLR Profesional ... 17

Gambar 2. 3 Kamera DSLR Semi Profesional ... 17

Gambar 4. 1 Use Case Diagram Sistem ... 29

Gambar 4. 2 Use Case Package Kelola Kamera ... 30

Gambar 4. 3 Use Case Package Kelola Kriteria ... 30

Gambar 4. 4 Use Case Package Kelola Kamera ... 31

Gambar 4. 5 Diagram Berjenjang ... 35

Gambar 4. 6 DFD Level 0 ... 36

Gambar 4. 7 DFD Level 1 ... 36

Gambar 4. 8 DFD Level 2 Proses 1 ... 37

Gambar 4. 9 DFD Level 2 Proses 2 ... 38

Gambar 4. 10 DFD Level 3 Proses 2.3 ... 39

Gambar 4. 11 DFD Level 3 Proses 1.2 ... 40

Gambar 4. 12 DFD Level 3 Proses 1.3 ... 41

Gambar 4. 13 ER Diagram ... 42

Gambar 4. 14 Desain Logikal ... 43

Gambar 4. 15 Panjang R dalam satuan Standart Deviasi ... 52

Gambar 4. 16 Distribusi Normal dibagi menjadi tiga kategori... 52

Gambar 4. 17 Letak interval batas klasifikasi ... 53

Gambar 5. 1 Halaman Utama Pengguna ... 87

Gambar 5. 2 Sistem Pendukung Keputusan ... 87

Gambar 5. 3 Lihat Data Kamera ... 88

Gambar 5. 4 Edit Bobot ... 88

Gambar 5. 5 Lihat Semua Kamera ... 89

Gambar 5. 6 Filter Harga dan Kriteria ... 89


(22)

xx

Gambar 5. 8 Cetak Hasil ... 91 Gambar 5. 9 Banding Kamera ... 91 Gambar 5. 10 Login admin ... 92 Gambar 5. 11 Halam Utama Admin ... 92 Gambar 5. 12 Input Data Kamera ... 93 Gambar 5. 13 Input data kamera lanjutan ... 93 Gambar 5. 14 Edit Data Kamera ... 94 Gambar 5. 15 Hapus Kamera ... 94 Gambar 5. 16 Input Data Kriteria ... 95 Gambar 5. 17 Edit Data Kriteria ... 95 Gambar 5. 18 Hapus Kriteria ... 96 Gambar 5. 19 Lihat Data Kriteria ... 96 Gambar 6. 1 Tidak memilih kamera ………...100 Gambar 6. 2 Hasil data kamera tidak terpilih ... 100 Gambar 6. 3 Data kamera terpilih ... 100 Gambar 6. 4 Step-2 tekan button simpan ... 101 Gambar 6. 5 Step-3 tekan button proses selanjutnya ... 102 Gambar 6. 6 Step-4 tekan link cetak hasil kamera ... 103 Gambar 6. 7 Hasil banding kamera DSLR ... 103 Gambar 6. 8 Step-1 lihat dan tekan button simpan ... 105 Gambar 6. 9 Tampilan step-3 dan tekan button proses selanjutnya ... 106 Gambar 6. 10 Tampilan step-4 dan klik link cetak ... 106 Gambar 6. 11 Hasil Cetak Rekomendasi Kamera ... 107 Gambar 6. 12 Step-1 input harga dan pilih kriteria ... 109 Gambar 6. 13 Step-1 tidak memilih kriteria ... 109 Gambar 6. 14 Bobot kriteria salah ... 110 Gambar 6. 15 Hasil input kriteria salah ... 110 Gambar 6. 16 Step-2 Lihat rekomendasi kamera dan tekan button ‘Simpan Data’ ... 111 Gambar 6. 17 Step -3 tekan button proses selanjutnya ... 111


(23)

xxi

Gambar 6. 18 Step-4 klik link cetak hasil rekomendasi kamera ... 112 Gambar 6. 19 Hasil cetak hasil rekomendasi kamera ... 112


(24)

xxii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Pernyataan Masalah ... 26 Tabel 4. 2 Analisis Masalah ... 27 Tabel 4. 3 Ringkasan Use Case ... 31 Tabel 4. 4 Data Kamera ... 44 Tabel 4. 5 Alternatif kritera ... 44 Tabel 4. 6 Kriteria Kamera ... 45 Tabel 4. 7 Tb_pengguna ... 45 Tabel 4. 8 Hasil Budget ... 46 Tabel 4. 9 Hasil Banding ... 46 Tabel 4. 10 Banding ... 46 Tabel 4. 11 Temporary Kamera ... 47 Tabel 4. 12 Temporary Kriteria ... 47 Tabel 4. 13 Hasil ... 47 Tabel 4. 14 Data Mean Harga... 49 Tabel 4. 15 Nilai Varian ... 50 Tabel 4. 16 Data Hasil Kuadrat varian ... 51 Tabel 4. 17 Standart klasifikasi ... 53 Tabel 4. 18 Standart Nilai Harga ... 53 Tabel 4. 19 Kriteria Sensor ... 54 Tabel 4. 20 Kriteria Fitur ... 54 Tabel 4. 21 Kriteria Resolusi ... 54 Tabel 4. 22 Kriteria Iso ... 55 Tabel 4. 23 Bobot Pengguna ... 59 Tabel 4. 24 Alternatif Pilihan ... 59 Tabel 4. 25 Nilai Bobot Kriteria Setiap Alteratif ... 59 Tabel 4. 26 Normalisasi Kriteria Harga ... 60 Tabel 4. 27 Normalisasi Kriteria Sensor ... 60 Tabel 4. 28 Normalisasi Resolusi ... 61


(25)

xxiii

Tabel 4. 29 Normalisasi Kriteria Fitur ... 61 Tabel 4. 30 Normalisasi Kriteria Max iso ... 62 Tabel 4. 31 Hasil Perangkingan ... 63 Tabel 4. 32 Hasil Rekomendasi ... 63 Tabel 4. 33 Bobot Kriteria Pilihan ... 63 Tabel 4. 34 Alternatif Pilihan ... 64 Tabel 4. 35 Bobot Alternatif ... 64 Tabel 4. 36 Normalisasi Kriteria Harga ... 64 Tabel 4. 37 Normalisasi Sensor ... 65 Tabel 4. 38 Normalisasi Resolusi ... 65 Tabel 4. 39 Normalisasi Fitur ... 65 Tabel 4. 40 Normalisasi Kriteria Max Iso ... 66 Tabel 4. 41 Hasil Perangkingan ... 67 Tabel 4. 42 Bobot Kriteria Pengguna ... 67 Tabel 4. 43 Bobot Alternatif Kriteria ... 67 Tabel 4. 44 Normalisasi Kriteria Harga ... 68 Tabel 4. 45 Normalisasi Kriteria Sensor ... 68 Tabel 4. 46 Kriteria Resolusi ... 69 Tabel 4. 47 Rekomendasi Kamera ... 69 Tabel 4. 48 Tabel data Kamera ... 81 Tabel 4. 49 Tabel Data Kriteria... 81 Tabel 4. 50 Tabel Kriteria Kamera ... 82 Tabel 4. 51 Tabel Tb_user ... 83 Tabel 4. 52 Tabel Hasil_budget ... 84 Tabel 4. 53 Tabel Hasil Banding ... 84 Tabel 4. 54 Tabel Banding ... 85 Tabel 4. 55 Tabel Temporary Kamera ... 85 Tabel 4. 56 Tabel Temporary Kriteria ... 86 Tabel 4. 57 Tabel Hasil ... 86 Tabel 4. 58 Hasil Uji Banding Kamera ... 98


(26)

xxiv

Tabel 4. 59 Hasil Uji Banding Seluruh Kamera ... 103 Tabel 4. 60 Hasil Uji Filter Hara & Kriteria ... 107 Tabel 4. 61 Data Mean Harga... 159 Tabel 4. 62 Nilai Varian ... 160 Tabel 4. 63 Data Hasil Kuadrat varian ... 161


(27)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada zaman era digital saat ini teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan setiap individu. Teknologi memberikan kemudahan kepada penggunanya dalam menyelesaikan berbagai macam hal. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini adalah perkembangan teknologi pada kamera DSLR. Kamera DSLR (Digital single lens reflex) merupakan sebuah kamera dengan sistem digital yang menggunakan processor, clip, memory dan kecangihan teknologi dalam menangkap gambar yang memakai satu buah lensa yang terpasang di body kamera (Syndicate, Rudiyant, 2011). Di Indonesia perkembangan teknologi kamera semakin meningkat setiap tahunnya dapat dilihat dari hasil penjualan kamera canon tipe DSLR tetap nomor satu selama 13 tahun berturut-turut dari 2003-2015. Kehadiran produk canon memberikan jawaban atas tuntutan kebutuhan pengguna yang semakin tinggi dan beragam. Seiring berkembangnya teknologi tersebut, canon terus menghadirkan produk-produk kamera yang berkualitas dan berteknologi tinggi seiring dengan perkembangan dan kebutuhan konsumen. (Teknoup, 2016).

Semakin berkembangnya teknologi pada kamera, pengguna kini semakin dimudahkan untuk mengabadikan momen-momen spesial maupun obyek yang dianggap bagus untuk diabadikan. Dengan semakin banyaknya permintaan pengguna dan diiringi dengan kemajuan teknologi yang ada pada sekarang ini, para produsen gencar mengeluarkan produk-produk kamera terbaru dengan berbagai merek. Banyaknya pilihan tersebut membuat bingung fotografer tingkat pemula dalam memilih kamera yang sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan dan sesuai dengan budget yang mereka miliki karena selalu saja muncul kamera tipe baru tiap tahunnya dengan teknologi dan spesifikasi yang lebih canggih.

Banyak cara yang bisa dilakukan pengguna untuk membeli kamera DSLR. Salah satunya adalah media iklan yang terbukti sangat membantu pengguna, baik lewat


(28)

media cetak, media internet, brosur-brosur produk, serta dari pengguna yang lebih dahulu menggunakan produk. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, konsumen menyocokkan sesuai dengan budget dan kebutuhan yang mereka miliki. Cara tersebut memang efektif tetapi tidak efisien, karena memerlukan biaya dan waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi dan disatu sisi banyaknya pilihan jenis kamera DSLR terbaru dengan keunggulan dan kekurangan masing-masing sehingga membuat pengguna menjadi kesulitan dan bingung untuk menentukan pilihan kamera yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna.

Berdasarkan masalah tersebut, untuk membantu pengguna dalam menentukan kamera jenis apa yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan pengguna maka penulis akan membuat sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan (SPPK) menggunakan metode Simple Additive Weighting yang dapat memberikan alternatif dan solusi optimal untuk pendukung keputusan yang dilakukan oleh pengguna. Pada sistem ini akan membantu memberikan rekomendasi kepada pengguna, agar dapat memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan pengguna tetapi untuk pengambilan keputusan akhir tetap ditentukan oleh pengguna. Dalam sistem ini nantinya akan memberikan hasil nilai kamera DSLR tertinggi hingga kamera DSLR yang terendah dengan memberikan rangking berdasarkan sejumlah inputan nilai bobot yang diinputkan dari pengguna. Pada sistem ini pengguna dapat membandingkan bermacam-macam merk kamera, dapat melihat hasil seluruh rekomendasi kamera yang ada, dan dapat melakukan rekomendasi kamera berdasarkan budget dan kriteria yang pengguna pilih.

Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan sebuah metode penjumlahan yang terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). Dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) digunakan untuk menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan memberikan alternatif kamera DSLR terbaik


(29)

dari sejumlah alternatif. Dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan penilaian akan memberikan rekomendasi merk kamera yang didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sesuai dengan spesifikasi kamera.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa permasalahan yang akan diselesaikan adalah:

1. Bagaimana membangun SPPK untuk membantu pengguna dalam memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan dan kriteria pengguna?

2. Apakah SPPK yang di bangun menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pemilihan kamera DSLR?

3. Apakah SPPK yang di bangun menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) memenuhi 5 Es Usability Framework?

1.3Tujuan

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah:

1. Membuat sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan kamera DSLR dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang dapat membantu pengguna untuk memberikan rekomendasi pemilihan kamera DSLR yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam persiapan pembelian kamera DSLR.

2. Membuat sebuah sistem yang mampu membantu pengguna untuk melakukan proses pemilihan kamera DSLR secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan.

3. Membuat sebuah sistem pendukung keputusan pemilihan kamera DSLR dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang memenuhi 5 Es Usability Framework yang mampu membantu pengguna dalam proses pemberian rekomendasi.


(30)

Pada Sistem Pendukung Keputusan ini maka penulis memberikan batasan dalam permasalahan pada pembuatan sistem ini yaitu:

1. Kriteria spesifikasi yang akan diproses meliputi: Harga, resolution (MP), max-ISO, sensor dan fitur berdasarkan hasil kuesioner.

2. Data yang digunakan untuk penelitian yaitu data kamera Canon dan Nikon.

3. Sistem akan dibuat berbasis web dengan menggunakan bahasa pemograman PHP dan MySQL.

4. Sistem yang dibuat tidak mendukung untuk rekomendasi pembelian kamera DSLR bekas.

5. Berkaitan dengan kesulitan pengumpulan data dari web resmi canon mengenai data spesifikasi kamera tipe yang lama, maka sistem ini hanya menggunakan 22 data kamera yang digunakan untuk penelitian yang didapatkan dari situs canon www.canon.co.id dan web cameradecision.com

6. Sistem lebih dikhususkan untuk merekomendasikan kamera DSLR untuk fotografer pemula yang belum mengenal jauh tentang kamera DSLR dan spesifikasi lengkap kamera.

7. Untuk kriteria Harga menggunakan atribut cost, Sensor: benefit, fitur: benefit, max iso: benefit, resolusi: benefit.

1.5Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai proses pengambil keputusan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting).

2. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis sebagai referensi tentang penggunaan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam sistem pendukung keputusan pemilihan kamera DSLR sehingga dapat diketahui hasil keputusan yang dihasilkan lebih baik atau tidak.


(31)

3. Bagi pengguna, hasil penelitian ini dapat membantu menghasilkan keputusan yang lebih cepat untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam persiapan pembelian kamera DSLR.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk proposal tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab, sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. Landasan Teori

Bab ini berisi penjelasan dan uraian singkat mengenai dasar teori yang mendukung dan digunakan dalam pengembangan sistem ini dan berisi teori yang terkait dengan perancangan dan pembangunan Sistem.

BAB III. Metodologi Penelitian

Bab ini berisi metodologi penelitian yang akan digunakan pada penelitian yang terdiri dari rumusan masalah yang diselesaikan, metodologi penelitian yang akan digunakan, tahap perencanaan, pengumpulan data, survei awal, data, studi literatur, pengembangan sistem, dan metode pengembangan sistem.

BAB IV. Analisis Dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi analisis dan perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah dibuat sebelumnya yang meliputi gambaran umum sistem lama, gambaran umum sistem baru, analisis masalah sebab akibat, dan analisis kebutuhan sistem.

BAB V. Implementasi Sistem

Bab ini berisi rancangan dan implementasi sistem berdasarkan analisis yang telah dibuat sebelumnya yang meliputi coding program, hasil input dan output program.

BAB VI. Pengujian dan Analisis Hasil

Pada tahap ini berisi tentang bagaimana tahap pengujian sistem dan analisis hasil pengujian sistem yang meliputi kelebihan dan kelemahan sistem.


(32)

BAB VII. Penutup

Bab ini akan berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan bab ini juga berisi saran pengembangan sistem yang dibangun


(33)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK).

Pada bab ini berisi tentang landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini mencakup pembahasan tentang Sistem Pendukung Keputusan dan metode SAW (Simple Additive Weighting).

2.1.1 Definisi

Sistem Pendukung Keputusan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang memiliki kemampuan untuk memberikan pemecahan masalah maupun komunikasi untuk masalah semi terstruktur. Secara khusus, Sistem Pendukung Keputusan sebagai sebuah sistem yang mendukung kinerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi terstruktur dengan cara memberikan informasi atau rekomendasi menuju keputusan tertentu.

2.1.2 Tujuan

Menurut Turban (2005) Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah:

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi-terstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer bukan untuk menggantikan

fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu,


(34)

produktivitas staff pendukung (misalnya analis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optialisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis. 6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.

Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis risiko bisa dilakukan dengan cepat dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa di kumpulkan dengan cepat dan dengan biaya lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebapkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. 2.1.3 Struktur Keputusan

Sistem Pengambil Keputusan dapat menyelesaikan masalah dilihat dari keterstrukturannya dibagi menjadi:

1. Keputusan terstruktur (structured decision).

Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Prosedur pengambilan keputusan sangatlah jelas. Keputusan tersebut terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah.


(35)

2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision).

Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian keputusan bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Prosedur dalam pengambilan keputusan tersebut secara garis besar sudah ada, tetapi ada beberapa hal yang masih memerlukan kebijakan dari pengambil keputusan. Biasanya keputusan seperti ini diambil oleh manajer level menengah dalam suatu organisasi.

3. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision).

Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan tersebut menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan tersebut umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas.

2.1.4 Karateristik Sistem Pengambil Keputusan

Empat belas karateristik Sistem Pengambil Keputusan (Turban, E.,2005) adalah: 1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semi-terstruktur dan

tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif sampai manajer lini. 3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering

memerlukan keterlibatan individu dari departement dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain.

4. Dukungan untuk keputusan independen atau sekuensial. Keputusan bisa dibuat satu kali, atau berulang (dalam interval yang sama).

5. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi.

6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan harusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi sistem pengambil keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut. Sistem pengambil keputusan


(36)

bersifat fleksibel. Oleh karena itu, pengguna bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen-elemen dasar.

8. Pengguna merasa seperti dirumah. Ramah-pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antarmuka manusia-mesin yang interaktif dengan satu bahasa alami bisa sangat meningkatkan efektivitas sistem pengambil keputusan.

9. Peningkatan efektifitas pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) ketimbang efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika sistem pengambil keputusan disebarkan, pengambil keputusan sering membutuhkan waktu lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik.

10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambil keputusan dan memecahkan suatu masalah. Sistem pengambil keputusan secara khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukan menggantikannya.

11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar bisa dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi. 12. Biasanya, model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan

keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.

13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis sampai sistem, berorientasi-objek. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan disuatu organisasi. Secara keseluruhan dan dibeberapa organisasi sepanjang persediaan. Dapat diintegrasikan secara dengan sistem pengambil keputusan lain atau aplikasi lain, serta bisa didistribusikan secara internal dan eksternal menggunakan networking dan teknologi web.


(37)

2.1.5 Arsitektur Sistem Pengambil Keputusan

Aplikasi sistem pendukung keputusan bisa terdiri dari beberapa subsistem, yaitu: 1. Subsistem manajemen data

Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS/Data Base Management System).

2. Subsistem manajemen model

Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak disebut manajemen basis model (MBMS).

3. Subsistem antarmuka pengguna

Pengguna berkomunikasi dengan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem.

4. Subsistem manajemen berbasis-pengetahuan

Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional.

Berikut merupakan gambar arsitektur dari sistem pengambil keputusan.


(38)

2.1.6 Langkah – langkah Pemodelan dalam Sistem Pengambil Keputusan. 1. Studi kelayakan (Intelligence).

Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah. Kepemilikan masalah berkaitan dengan bagian apa yang akan dibangun oleh DSS dan apa tugas dari bagian tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan kebutuhan pemilik pemasalah.

2. Perancangan (Design)

Pada tahap ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan variabel-variabel model.

3. Pemilihan (Choice).

Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta variabel-variabelnya, pada tahap ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel.

4. Membuat Sistem Pengambil Keputusan.

Setelah menentukan modelnya, berikutnya adalah mengimplementasikan-nya dalam aplikasi DSS.

2.2 Metode SAW (Simple Additive Weighting Product).

2.2.1 Definisi Metode SAW (Simple Additive Weighting Product).

Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode Simple Additive Weighting (SAW) membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu alternatif yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:


(39)

rij = { � ax � i � �

(2.1)

Keterangan:

rij = Rating kinerja ternormalisasi

Max xij = Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Min xij = Nilai minimum dari setiap baris dan kolom xij = Baris dan kolom dari matriks

Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari rating Ai pada atribut Cj; i=1, 2..,m dan j= 1,2,...,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

� = ∑�= � (2.2) Dimana nilai preferensi untuk setiap alternatif(Vi) diberikan rumus sebagai berikut: Keterangan:

vi = Nilai akhir dari alternatif wj = Bobot yang telah ditentukan rij = Normalisasi matriks

Nilai vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. 2.2.3 Fungsi Model

Metode ini bisa digunakan pada atribut yang tidak memiliki nilai angka, seperti jaringan, audio, fitur, nilai investasi.

1. Pada dasarnya metode ini akan menormalisasi setiap atribut yang ada sehingga mempunyai nilai dalam skala yang sama lalu akan memberi bobot dari atribut yang telah dinormalisasi.

2. Setelah itu mencari penjumlahan bobot dari rating kinerja pada alternatif pada semua kriteria dan sub-kriteria calon pembeli, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif agar dapat diperbandingkan dengan semua atribut.

jika j adalah atribut biaya (cost) Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)


(40)

2.2.4 Langkah Penyelesaian Metode

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi (Kusumadewi, 2006).

2.2.5 Keungulan Metode SAW (Simple Additive Weighting Product).

Keunggulan dari metode Simple Additive Weighting (SAW) produk yaitu kemampuannya dalam melakukan penilaian secara lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot tingkat kepentingan yang dibutuhkan. Dalam metode SAW (Simple Additive Weighting) juga dapat menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada kemudian dilakukan proses perangkingan yang jumlah nilai bobot dari semua kriteria dijumlahkan setelah menentukan nilai bobot dari setiap kriteria. Intinya bahwa pada metode SAW (Simple Additive Weighting) ini menentukan nilai bobot pada setiap kriteria untuk menentukan alternatif optimal.

2.3 PHP (Profesional Home Page).

PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia web site. PHP adalah bahasa program yang berbentuk script yang diletakan di dalam server web (Nugroho, 2004). PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan tag-tag HTML yang dieksekusi di server dan digunakan untuk membuat halaman web dinamis seperti halnya Active Server Pages (ASP) atau java server page (JSP). Maksud dari server-side scripting adalah perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan diserver tetapi disertakan pada dokumen HTML. Jika pengguna membuka suatu


(41)

halaman PHP, server akan memproses perintah PHP lalu mengirimkan hasilnya dalam format HTML ke browser pengguna tersebut. Dengan demikian pengguna tidak dapat melihat kode program yang ditulis dalam PHP sehingga keamanan dari halaman web lebih terjamin. PHP dapat mengirim HTTP header, dapat mengeset cookies, mengatur authentication dan redirect penggunas. PHP menawarkan konektifitas yang baik dengan beberapa basis data (database) antara lain oracle, mSql, MySql, splod, Sybase, postgreSql.

2.3.1 Kegunaan PHP

Hampir seluruh aplikasi bernasis web dapat dibuat dengan PHP, namun fungsi PHP yang paling utama adalah untuk menghubungkan database dengan web yang terkoneksi ke database menjadi sangat mudah. Sistem database yang telah didukung oleh PHP adalah;

a. Oracle b. MySql c. mSql d. Sybase e. Solid f. PostgreSql g. Generic ODBC

2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan PHP

Sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi, PHP tentu memiliki nilai lebih, khususnya dalam script dan tingkat kesulitan serta fleksibelitas bahasa tersebut ketika dimodifikasi.

2.3.2.1Kelebihan PHP:

PHP mempunyai beberapa kemampuan salah satu kelebihan PHP antara lain: 1. Cara koneksi dan query ke database yang sederhana.

2. Dapat bekerja pada sistem operasi berbasis windows, linux, Mac OS, dan kebanyakan varian UNIX.


(42)

3. Biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan PHP tidak mahal, atau bahkan gratis. 4. Mudah digunakan karena memiliki fitur dan fungsi khusus untuk membuat web

dinamis. Bahasa pemrograman PHP dirancang untuk dapat dimasukan dalam HTML (embedded script).

5. Waktu eksekusi yang lebih cepat dibandingkan dengan bahasa pemrograman web lainnya berorientasi pada serverside scripting.

6. Akses ke sistem database yang lebih fleksibel dan mudah, seperti pada MySql.

2.3.2.2Kekurangan PHP:

PHP mempunyai beberapa kekurangan salah satu kekurangan PHP antara lain: 1. PHP tidak memiliki multiple inheritance atau kemampuan untuk mewarisi dua atau

lebih kelas induk.

2. Konsekuensi atas kepraktisan dan kemudahannya, instalansi default pada PHP banyak memiliki kelemahan keamanan (security system).

2.4 Kamera DSLR

2.4.1 Pengertian Kamera DSLR

Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) adalah kamera digital yang menggunakan refreksi lensa tunggal. Kamera DSLR sebuah kamera dengan sistem digital (menggunakan prosessor, chip, memory, dan kecangihan teknologi dalam menangkap gambar) yang memakai satu buah lensa yang terpasang di body kamera. (Syndicate, 2011).

2.4.2 Kelas Kamera DSLR

Kamera DSLR terdiri dari kamera DSLR professional, kamera DSLR amatir, dan kelas menengah.

1. DSLR Profesional

Kamera kelas professional umumnya mempunyai bahan dan kualitas tertinggi dibandingkan kelas kamera DSLR lainnya. Kamera DSLR profesional bisa digunakan dalam segala medan dan dalam cuaca buruk. Dengan kualitas bahan dan teknologi


(43)

tinggi ini, tentu saja membuat kamera DSLR professional berimbas pada harga kamera DSLR yang relatif tinggi.

Gambar 2. 2 Kamera DSLR Profesional 2. DSLR Kelas Amatir

Kamera DSLR amatir umumnya mempunyai harga yang relatif murah dan banyak digunakan oleh pemula yang baru mencoba belajar atau mengenal fotografi. Teknologinya dibuat lebih sederhana, untuk memudahkan pengguna. Fitur-fitur yang ada terbatas untuk mengurangi biaya produksi.

3. DSLR Semi Profesional

Semi profesional tipe kamera yang menjembatani antara kamera DSLR professional dan amatir. Kualitas bahan juga berada di antara amatir dan pro. Kelas ini mempunyai teknologi sama dengan kamera professional.

Gambar 2. 3 Kamera DSLR Semi Profesional 2.4.3 Sensor Kamera DSLR

Kamera DSLR memiliki keunggulan dalam hal ukuran sensor yang jauh lebih besar. Sensor yang besar artinya setiap pikselnya memiliki ukuran yang lebih besar, sehingga kemampuan dalam menangkap cahaya lebih baik. Berikut adalah bermacam sensor kamera DSLR:

1. Full frame 35mm (36x24mm). 2. APS-H (28,7x19mm).


(44)

3. APS-C (23,6x15.7mm). 4. Four Thirds (17,3x13mm).

2.4.4 ISO Kamera DSLR

ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran iso biasanya dimulai dari angka 100, 200 dan akan berlipat ganda sampai 6400 bahkan lebih besar lagi. ISO dengan ukuran angka kecil berarti sensitivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sensitivitas terhadap cahaya semakin tinggi.

2.4.5 Resolusi Kamera DSLR

Resolusi yaitu satuan pixel dan megapixel yang sangat penting kegunaannya dalam sebuah karya foto. Pada kamera ada pilihan resolusi mulai dari standart sampai tinggi. Megapixel dibentuk oleh ribuan titik yang makin tinggi jumlahnya maka resolusi gambarnya juga akan semakin meningkat.

2.4.6 5 Es Usability Framework

Sebuah sistem bantuan yang dapat digunakan untuk membantu pengguna dalam memperbaiki masalah. 5 Es Usability Framework mencakup 5 kriteria yaitu:

1. Effective

Effective yang dimaksud adalah bagaimana software dapat membantu pengguna mencapai tujuan mereka yang sebenarnya. Jika pengguna bisa benar-benar melakukan hal yang mereka tetapkan untuk dapat dilakukan maka software sudah efektif untuk digunakan. Untuk memenuhi efektifitas sistem maka sistem juga harus relevan yaitu memenuhi kebutuhan pengguna informasi, menjawab pertanyaan pengguna, membantu pengguna menyelesaikan tugas pengguna. Dengan adanya efektivitas yaitu mengukur kelengkapan dan akurasi pengguna untuk mencapai tujuan tertentu yaitu dengan melihat apakah tujuan pengguna berhasil dan sudah benar.

2. Efficient

Efficient adalah seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan dan mengukur apakah sistem yang dibangun dapat bekerja dengan lebih cepat. Selain itu apakah sistem yang dibangun menyediakan cara yang efisien, untuk menghindari hal-hal yang dapat menggangu pekerjaan pengguna. Desain navigasi elemen seperti menu, link dan tombol lainnya semua memiliki dampak pada efisiensi. Membuat pilihan yang tepat


(45)

untuk efisiensi penggunaan perangkat lunak tergantung pada pemahaman tentang pengguna dan bagaimana mereka lebih suka bekerja.

3. Engaging

Engaging yaitu mengukur seberapa baik antarmuka menarik ke pengguna agar dapat berinteraksi dengan baik. Engaging dapat membantu pengguna untuk menyajikan informasi-informasi dengan cara mudah dipahami. Desain visual elemen yang paling jelas dari karakteristik ini. Gaya presentasi visual, nomor, fungsi dan jenis gambar grafis atau warna (terutama pada situs web).

4. Error tolerant

Error tolerant yaitu mengukur seberapa baik produk mencegah kesalahan dan seberapa membantu aplikasi untuk membantu pengguna memulihkan dari kesalahan yang terjadi. Misalkan ketika pengguna melakukan kesalahan yang ada dalam sistem maka sitem akan menemukan cara untuk kembali memperbaiki. Sebuah program mengatasi kesalahan tolerant dirancang untuk mencegah kesalahan yang disebabkan oleh interaksi pengguna, dan untuk membantu pengguna dalam pemulihan dari kesalahan yang terjadi. Antarmuka sistem yang sangat berguna memperlakukan pesan kesalahan sebagai bagian dari antarmuka, tidak hanya gambaran yang jelas dari masalah, tetapi juga link langsung ke pilihan untuk memperbaiki masalah.

5. Easy to learn

Easy to learn yaitu seberapa baik produk mendukung untuk proses jangka panjang, dan seberapa baik produk dapat berkembang untuk kedepannya. Belajar berlangsung selama penggunaan produk. Pengguna memerlukan akses ke fungsi baru, memperluas ruang lingkup kerja, megeksplorasi pilihan baru.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi bagaimana cara pengambilan data untuk penelitian. Cara pengambilan data dapat dilakukan dengan berbagai langkah seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.

3.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun SPPK untuk membantu pengguna dalam memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan dan kriteria pengguna dan bagaimana menguji sampai sejauh mana efektifitas dan efisiensi penggunaan Metode SAW (Simple Additive Weighting) dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kamera DSLR, sehingga dapat memberikan hasil keputusan yang dapat memberikan rekomendasi kepada pengguna. Serta mengukur apakah SPPK yang di bangun menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) memenuhi 5 Es Usability Framework. Untuk menjawab masalah tersebut maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Tahap Perencanaan 2. Pengumpulan Data 3. Studi Literatur

4. Pengembangan Sistem

Metode penelitian tersebut akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: 3.1.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penentuan tujuan dibangunnya Sistem Pendukung Keputsan. Langkah ini merupakan langkah awal yang sangat penting, karena akan menentukan pemilihan jenis Sistem Pendukung Keputusan yang akan dirancang serta metode pendekatan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Proses yang akan dilakukan yaitu mempelajari kebutuhan sistem yang akan digunakan dalam penelitian


(47)

dan kriteria apa saja yang digunakan untuk proses pendukung keputusan. Setelah proses perencanaan dilakukan maka akan dilakukan untuk proses pembuatan sistem. 3.1.2 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

3.1.2.1Survei Awal

Dilakukan wawancara dengan menemui dan mengajukan kuesioner kepada 16 orang fotografer lans club yang ada di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berkaitan dengan prosedur kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemilihan kamera DSLR dan proses pengambilan keputusan yang selama ini mereka lakukan.

3.1.2.2Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini didapat dari situs www.canon.co.id dan cameradecision.com. Data yang didapat tersebut berisikan nilai spesifikasi-spesifikasi kamera DSLR.

3.1.3 Studi Literatur

Mempelajari teori sistem pembantu pengambil keputusan dan metode SAW dalam pembangunan SPPK untuk Pemilihan Kamera DSLR. Sumber literatur berupa buku teks, situs-situs penunjang, dan karya ilmiah.

3.2 Pengembangan Sistem

3.2.1 Metode Pengembangan Sistem

Pembangunan sistem untuk SPPK Pemilihan Kamera DSLR dilakukan menggunakan metode FAST (Framework for the Applications of Systems Thingking) Terdapat 6 tahapan dalam metode FAST (Whitten, 2001), yaitu:

a) Scope definition (definisi ruang lingkup) dalam proses scope definition terdapat pernyataan masalah seputar ruang lingup sesuai dengan sistem yang dianalisis. Tahap ini meliputi tahap: gambaran sistem yang ada saat ini dan problem statement yang didefinisikan dalam PIECES (Performance, Information, Economic, Control Problem, Efficiency, Service).


(48)

b) Problem Analysis, pada tahap ini yaitu menganalisa masalah yang ada pada saat ini. Oleh sebab itu, dari hasil analisa tersebut diketahui layak apa tidaknya sistem baru dibangun. Tahap ini meliputi tahap: PIECES Cause Efect Analysis dan System Improvement Objective, serta gambaran sistem yang baru.

c) Requirements Analysis, tahap ini merupakan tahap analisa kebutuhan sistem yang akan dibangun. Fase ini meliputi: use-case diagram, dan use-case narrative. d) Logical Design (analisis terstruktur), tahap ini merupakan tahap untuk

menterjemahkan kebutuhan pengguna ke dalam sistem model dan desain. Fase ini meliputi: Diagram berjenjang, diagram konteks, DFD (Data Flow Diagram), dan desain data model.

e) Physical Design and integration, tahap ini merupakan tahap menterjamahkan syarat kebutuhan sistem ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sesuai dengan rancangan yang telah ada. Hasil yang didapatkan dari fase ini yaitu design of spesification dan design of prototyping.

f) Construction and Testing, tahap ini merupakan tahap untuk implementasi sistem sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Setelah itu, tahap testing dilakukan difokuskan pada logika internal dari perangkat lunak, fungsi eksternal, dan mencari segala kemungkinan kesalahan. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki. Sedangkan pengujian, akan dilakukan dengan menguji sistem yang telah dibuat. Uji coba sistem dilakukakan dengan dua tahap yaitu:

1. Tahap Validitas

Tahap Validitas yaitu tahap pengujian terhadap proses-proses dalam sistem yang dibuat untuk memastikan bahwa sistem sudah berjalan dengan baik. Uji coba proses yaitu dengan mencoba seluruh proses yang ada di dalam sistem apakah sudah berjalan dengan benar. Uji coba tersebut menggunakan uji coba perangkat lunak (Black Box). Kemudian mencocokkan hasil perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting secara manual, dan kemudian mencocokan hasil perhitungan metode Simple Additive Weighting menggunakan sistem yang telah dibuat. Hasil


(49)

yang akan didapatkan yaitu perhitungan secara manual harus sama dengan hasil perhitungan yang ada di sistem.

2. Penggujian oleh pengguna.

Tahap penggujian terhadap pengguna yaitu tahap pengujian sistem yang telah dibuat kepada pengguna untuk memastikan bahwa sistem sudah sesuai dengan kriteria kebutuhan pengguna dan tujuan yang diharapkan. Proses penggujian dilakukan dengan meminta 20 orang pengguna untuk mencoba sistem yang dibuat dengan metode Simple Additive Weighting untuk memastikan apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan sistem yang diinginkan pengguna, dan apakah sistem yang dibuat menggunakan metode Simple Additive Weighting dapat membantu pengguna dalam merekomendasikan kamera DSLR jenis apa yang sesuai dengan kriteria pengguna yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk persiapan pembelian kamera DSLR. Dua Puluh orang tersebut selanjutnya diminta untuk mengisi kuisioner. Kuisioner berisi pertanyaan yang menjadi rumusan permasalahan yang ada dalam penelitian serta mengenai kegunaan sistem yang dibuat menggunakan metode Simple Additive Weighting dan kemudahan penggunaan sistem. Kuesioner terdiri dari 3 aspek yaitu aspek tujuan dan manfaat, aspek fungsional sistem, dan aspek nonfungsional sistem.


(50)

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Analisis Sistem

Tahap analisis akan membahas mengenai hasil analisis terhadap permasalahan pemilihan kamera DSLR yang selama ini digunakan oleh pengguna. Hasil analisis merupakan pertimbangan untuk merancang sistem pendukung keputusan pemilihan kamera DSLR. Hasil analisis ini didapatkan dari hasil wawancara beberapa pengguna dengan cara menanyakan langsung bagaimana cara mereka melakukan pengambilan keputusan untuk pembelian kamera DSLR selama ini. Hasil yang didapatkan dari wawancara tersebut yaitu:

4.1.1 Gambaran Umum Sistem Lama

Saat ini sistem pendukung pendukung keputusan untuk pemilihan kamera DSLR masih menggunakan cara manual. Pada umumnya pengguna yang ingin membeli kamera DSLR mencari informasi kamera dengan cara mendatangi toko-toko kamera dan menanyakan saran-saran dari pengguna kamera DSLR, membeli majalah-majalah kamera, dan mengunjungi web yang ada di internet. Kemudian pengguna membandingkan kelebihan dan kekurangan beberapa kamera DSLR secara manual sehingga memerlukan waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi. Pengambilan keputusan secara manual ini membuat pengguna mengalami kebingungan untuk memilih kamera DSLR yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Cara tersebut kurang efektif karena semakin banyaknya jenis kamera DSLR dengan keunggulan dan kekurangan masing-masing sehingga membuat kebanyakan pengguna menjadi kesulitan untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Sistem yang baru ini diharapkan dapat membantu pengguna dalam membantu pengambilan keputusan dan memberikan rekomendasi untuk pemilihan kamera DSLR yang sesuai dengan kriteria pengguna.


(51)

4.1.2 Definisi Ruang Lingkup (scope definition). 4.1.2.1Perumusan Masalah

Pada umumnya pengguna saat ini dihadapkan pada banyaknya pilihan untuk memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada saat ini pengguna yang ingin membeli kamera DSLR mencari informasi kamera dengan cara mendatangi toko-toko kamera dan menanyakan saran-saran dari pengguna kamera DSLR, membeli majalah-majalah kamera, dan mengunjungi web yang ada di internet. Kemudian pengguna membandingkan kelebihan dan kekurangan beberapa kamera DSLR secara manual. Pengambilan keputusan secara manual ini membuat pengguna mengalami kebinggungan untuk memilih kamera DSLR yang sesuai dengan kriteria pengguna. Cara tersebut kurang efektif dan efisien karena memerlukan waktu dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut dan diiringi semakin banyaknya jenis kamera DSLR dengan keunggulan dan kekurangan masing-masing sehingga membuat kebanyakan pengguna menjadi kesulitan untuk menentukan pilihan kamera DSLR yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Kesulitan tersebut dapat kita lihat dari: 1. Performance: Sistem manual yang ada pada saat ini belum mampu membandingkan kamera DSLR satu dengan yang lain sesuai dengan kebutuhan pengguna dan membuat pengambilan keputusan pemilihan kamera DSLR menjadi belum tepat dengan keinginan pembeli.

2. Information: Dengan mencari informasi kamera dengan cara manual yaitu dengan mendatangi toko-toko kamera dan menanyakan saran-saran dari pengguna kamera DSLR, membeli majalah-majalah kamera, dan mengunjung web yang ada di internet belum tentu memberikan masukan yang tepat dalam memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan dan keinginan setiap pengguna. Karena setiap kriteria dan kebutuhan calon pembeli berbeda-beda.

3. Economics: Salah satu cara mencari informasi dengan media cetak akan menambah pengeluaran untuk pembeli.

4. Eficiensy: Sistem keputusan yang dilakukan calon pembeli dengan cara manual akan menghabiskan waktu yang cukup lama karena calon pembeli harus mencari informasi tentang kamera DSLR dari berbagai sumber dan membandingkannya satu persatu.


(52)

5. Services: Sistem manual yang digunakan pada saat ini masih belum mampu membantu dan menjawab permasalahan pengguna ketika ingin membeli dan memilih kamera DSLR yang sesuai dengan kebutuhan calon pembeli karena banyaknya pilihan kamera DSLR yang terbaru dan spesifikasi-spesifikasi yang lebih cangih.

4.1.2.2Pernyataan Masalah

Tabel 4. 1 Pernyataan Masalah

No Masalah Solusi

1. Calon pembeli bingung memilih kamera DSLR yang sesuai dengan kebutuhan calon pembeli.

Dengan cara membuat sebuah SPPK dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) yang bisa membantu calon pembeli untuk memberikan rekomendasi dalam memilih kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan pembeli yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membeli kamera.

2. Calon pembeli melakukan pengambilan keputusan masih menggunakan cara manual sehingga tidak efektif dan tidak efisien.

Dengan cara membuat sebuah sistem berbasis web meggunakan metode Simple Additive Weighting yang dapat memberikan ruang untuk calon pembeli melakukan proses pemberian rekomendasi pemilihan kamera DSLR sesuai dengan kebutuhan calon pembeli.


(53)

4.2 Analisis Masalah (problem analysis)

4.2.1 Analisis Sebab Akibat (cause-effect analysis) Tabel 4. 2 Analisis Masalah

ANALISIS PENYEBAB DAN AKIBAT TUJUAN MEMPERBAIKI

SISTEM

Masalah Sebab dan akibat Tujuan sistem Batasan sistem Calon pembeli

bingung memilih kamera DSLR yang sesuai dengan kebutuhan calon pembeli.

Sebab: Banyaknya pilihan kamera

DSLR terbaru

dengan spesifikasi yang lebih cangih sehingga pembeli kesulitan

membandingkan antara satu kamera dengan kamera yang lainnya.

Akibat: Kamera yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan calon pembeli.

Membantu calon pembeli untuk memberikan rekomendasi kamera DSLR yang sesuai dengan

kebutuhan calon pembeli yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum

membeli kamera DSLR.

Kriteria yang digunakan untuk melakukan proses pemilihan kamera DSLR yaitu: Harga, sensor, resolusi, fitur, dan max_iso.

Calon pembeli melakukan pengambilan keputusan masih menggunakan cara manual sehingga

Sebab: Masih belum

ada sistem

rekomendasi

pemilihan kamera

DSLR yang

menyesuaikan

Memudahkan calon pembeli untuk memilih kamera dengan cara yang cepat sehingga

Sistem pendukung pengambil

keputusan yang dibuat berbasis web yang


(54)

tidak efektif dan tidak efisien.

kebutuhan calon pembeli.

Akibat: Kamera yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan calon pembeli.

langkah yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

calon pembeli mudah mengakses.

4.2.2 Gambaran Umum Sistem Baru

Pada sistem ini akan dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu pengguna untuk memberikan rekomendasi pemilihan kamera DSLR. Sistem akan dibuat dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) berbasis web dengan menggunakan bahasa pemograman PHP. Pada kasus ini metode Simple Additive Weighting (SAW) digunakan untuk menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan memberikan alternatif kamera DSLR terbaik dari sejumlah alternatif. Dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah kamera DSLR merk apa yang sesuai dengan kriteria pengguna. Dengan metode tersebut, diharapkan penilaian akan memberikan hasil yang lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sesuai dengan spesifikasi kamera DSLR yang terbaik sesuai dengan pilihan pengguna.

Dalam sistem yang akan dibuat ada 2 aktor yang terlibat dalam sistem pendukung pengambil keputusan yaitu admin dan user yaitu pengguna. Tugas dari admin yaitu menjalankan sistem yang mencakup input, delete, update data kamera DSLR dan mengubah, menambah kriteria yang dijadikan perhitungan. Untuk dapat masuk ke dalam sistem langkah yang harus dilakukan admin yaitu login dengan memasukkan username dan password. Jika proses sudah berhasil dilakukan maka admin sudah bisa mengelola data-data kamera.

Pengguna merupakan aktor yang akan menjalankan sistem yang akan dibangun. Untuk melakukan proses rekomendasi pengguna bisa memilih kamera


(55)

DSLR yang akan dibandingkan, melihat hasil perbandingan semua kamera DSLR, dan membandingkan kamera DSLR berdasarkan kriteria dan harga yang diinginkan. Sistem akan menghitung berdasarkan metode yang digunakan yaitu metode simple additive weighting. Hasil rekomendasi yang didapatkan adalah kamera DSLR yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang diberikan oleh pengguna. Dalam memberikan rekomendasi metode yang digunakan oleh sistem yaitu metode Simple Additive Weighting (SAW).

4.3 Analisis Kebutuhan (requirement analysis) 4.3.1 Aktor Yang Terlibat Dalam Sistem Aktor-aktor yang terlibat dalam sistem ini adalah:

1. Admin, aktor yang akan menjalankan sistem dan mengelola sistem admin. Tugas dari administrator yaitu menambahkan data-data kriteria, dan data-data kamera yang akan diperlukan oleh sistem untuk proses pemberian rekomendasi kamera DSLR. 2. User, aktor yang menjalankan sistem pendukung keputusan pemilihan kamera DSLR, dan aktor yang akan mencari rekomendasi kamera DSLR yang akan dibeli.

4.3.2 Use Case Diagram

4.3.2.1Use Case Diagram Sistem

Kelola Kamera

Kelola Kriteria

<<Include>> Login

Logout Admin

Sistem Pendukung Keputusan

User

Input Data User dan bobot <<include>>

Lihat Help

Gambar 4. 1 Use Case Diagram Sistem 4.3.2.2Use Case Package Kelola Kamera


(56)

Admin

Tambah data kamera Ubah data

kamera Hapus data

kamera Lihat data

kamera

Gambar 4. 2 Use Case Package Kelola Kamera

4.3.2.3Use Case Package Kelola Kriteria

Admin

Tambah data kriteria

Ubah data kriteria

Hapus data kriteria

Lihat data kriteria


(57)

4.3.2.4Use Case Package Sistem Pendukung Keputusan Banding Seluruh Kamera Simpan Hasil Seluruh kamera Cetak Hasil seluruh kamera Banding kamera Simpan Hasil Banding kamera Cetak Hasil seluruh kamera

Kamera Filter Harga & kriteria Simpan Hasil Filter

Harga & kriteria Lihat hasil filter harga & kriteria Cetak hasil filter harga & kriteria

Edit Bobot

Lihat Data Kamera

Lihat hasil banding kamera Lihat Hasil Seluruh Kamera <<Include>> <<Include>> <<Include>> <<Include>> <<Include>> <<Include>> <<Include>> <<Include>> <<Include>> Lihat hasil rekomendasi akhir <<Include>> <<Include>> <<Include>> USER Lihat kamera pilihan <<Include>>

Gambar 4. 4 Use Case Package Kelola Kamera 4.3.2.5Ringkasan Use Case

Tabel 4. 3 Ringkasan Use Case

No Nama Use Case Keterangan

1. Login Proses awal admin untuk masuk ke

dalam sistem.

2. Logout Keluar dari halaman.

3. Lihat help Melihat informasi-informasi cara

penggunaan sistem pendukung keputusan.


(58)

4. Input bobot dan data pengguna Memasukkan data pengguna dan menginputkan data bobot kepentingan setiap kriteria pengguna.

5. Tambah data kamera Menambahkan data -data kamera baru berdasarkan spesifikasi-spesifikasi kamera.

6. Ubah data kamera Mengubah data kamera sebelumnya

menjadi data kamera yang baru. 7. Hapus data kamera Menghapus data kamera yang ada. 8. Lihat data kamera Menggambarkan proses melihat

data-data kamera yang telah ada di data-database. 9. Tambah data kriteria Menambahkan data kriteria yang akan digunakan untuk proses pemberian rekomendasi.

10. Ubah data kriteria Mengubah data-data kriteria sebelumnya menjadi data kriteria yang terbaru.

11. Hapus data kriteria Menghapus data kriteria yang ada di dalam database.

12. Lihat data kriteria Melihat data kriteria yang ada di dalam database.

13. Banding seluruh kamera Sebuah proses awal untuk membandingkan seluruh kamera.


(59)

14. Simpan hasil seluruh kamera Menyimpan hasil rekomendasi seluruh kamera menggunakan metode Simple Additive Weighting.

15. Lihat hasil seluruh kamera Melihat hasil seluruh rekomendasi kamera DSLR menggunakan metode Simple Additive Weighting.

16. Cetak hasil seluruh kamera Mencetak hasil rekomendasi kamera DSLR.

17. Banding kamera Proses membandingkan kamera sesuai dengan pilihan pengguna.

18. Lihat kamera pilihan Melihat hasil pilihan kamera yang telah pengguna pilih.

19. Simpan hasil banding kamera Menyimpan hasil membandingkan kamera.

20. Lihat hasil banding kamera Melihat hasil rekomendasi kamera yang dibandingkan menggunakan metode Simple Additive Weighting.

21. Cetak hasil seluruh kamera Mencetak hasil rekomendasi kamera DSLR.

22. Lihat data kamera Melihat data kamera dan spesifikasi lengkap.

23. Edit bobot Mengubah data bobot kepentingan

pengguna.

24. Kamera filter harga dan kriteria Melakukan proses filter berdasarkan harga dan kriteria pengguna.


(60)

25. Simpan hasil filter harga dan kriteria Menyimpan hasil filter harga dan kriteria.

26. Lihat hasil filter harga dan kriteria Melihat hasil rekomendasi filter harga dan kriteria.

27. Cetak hasil filter harga dan kriteria. Mencetak hasil rekomendasi filter harga dan kriteria.

28. Lihat hasil rekomendasi akhir. Melihat hasil rekomendasi akhir dari membandingkan beberapa kamera, membandingkan seluruh kamera, dan membandingkan berdasarkan filter harga dan kriteria sesuai dengan pilihan pengguna.


(61)

4.4 Desain Logikal (logical design) 4.4.1 Desain Proses

4.4.1.1Diagram Berjenjang (Decompotition Diagram) 0 SPK pemilihan Kamera DSLR 1 Admin 2 User 1.1 p Login 1.2 p Kelola Data kamera 1.3 p Kelola Data Kriteria 1.4 p Logout 1.2.1 p Lihat data kamera 1.2.2 p Tambah data kamera 1.2.3 p Ubah data kamera 1.2.4 p Hapus data kamera 1.3.1 p Lihat data kriteria 1.3.2 p Tambah data kriteria 1.3.3 p Ubah data kriteria 1.3.4 p Hapus data kriteria 2.1 p Input data user

dan bobot kriteria 2.2 p Lihat Help 2.3 p Sistem Pendukung Keputusan 2.3.1 p Lihat data kamera 2.3.2 p edit Bobot 2.3.3 p Filter Harga &

Kriteria 2.3.5 p Banding Semua Kamera 2.3.4 p Banding Kamera 2.3.6 p Simpan Hasil Semua Kamera 2.3.7 p Lihat Hasil Seluruh Kamera 2.3.8 p Cetak Hasil Semua Kamera 2.3.9 p Lihat Kamera Pilihan 2.3.10 p Simpan Hasil Banding Kamera 2.3.11 p Lihat hasil banding kamera 2.3.12 p Cetak hasil banding kamera 2.3.13 p Kamera filter harga dan kriteria 2.3.14 p Simpan hasil filter harga dan kriteria 2.3.15 p Lihat hasil filter harga & kriteria

2.3.16 p Cetak hasil filter

harga dan kriteria 2.3.17 p Lihat hasil rekomendasi akhir Gambar 4. 5 Diagram Berjenjang


(62)

4.4.1.2Diagram Konteks (Context Diagram) 4.4.1.3Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram)

USER

ADMIN

0

SPK pemilihan

kamera DSLR

Input user, input bobot, Banding Kamera, Banding

seluruh Kamera, Filter Harga dan kriteria. Hasil Rekomendasi

Data kamera, data kriteria

Data kamera, data kriteria

Gambar 4. 6 DFD Level 0

4.4.1.3.1 Diagram Aliran Data Level 1

Administrator

1

Administrator

F1

F2

2

User

Kamera

Kriteria

User Data Kamera

Data Kriteria

Data Kamera

Data Kriteria


(63)

4.4.1.3.2 Diagram Aliran Data Level 2 Proses 1

1.1 p Login

1.2 p Kelola Data

Kamera

1.3 p Kelola Data

Kriteria

1.4 p Logout

Administrator F1

F2

Data Kamera

Data Kriteria

Kamera

Kriteria Data username, password

Input Data Kamera

Input Data Kriteria

Logout


(64)

4.4.1.3.3 Diagram Aliran Data Level 2 proses 2

2.1 p

Input data user

dan bobot

2.2 p

Lihat Help

User

2.3 p

Sistem

Pendukung

Keputusan

F1 Kamera

Data Kamera

F1 Tb_user

Data user dan bobot Nama, alamat, bobot harga, sensor,

resolusi, fitur, dan max_iso

Pilih kriteria, pilih kamera Aturan dan cara penggunaan sistem

F2 Kriteria

Data Kriteria

Gambar 4. 9 DFD Level 2 Proses 2


(1)

12.

Normalisasi bobot faktor tujuan memaksimalkan resolusi:

rij

=

ax �

Canon EOS 1000D:

8

= 0.56

Canon 1200D:

8

8

= 1.00

Canon Nikon D300:

8

= 0.67

13.

Matrik hasil normalisasi

14.

Nilai W setiap kriteria

w=

0.3 0.3 0.4


(2)

15.

Nilai akhir setiap kriteria

V1 = (0.3*1.00) + (0.3*1.00) + (0.4*0.55) = 0.822

V2= (0.3*1) + (0.3*1) + (0.4*1) = 1.00

V2= (0.3*01) + (0.3*1) + (0.4*0.66) = 0.866

Sehingga didapatkan rangking 1 Canon 1200D dengan skor 1 dan Nikon D300 dengan

skor 0.866 dan canon EOS 1000D dengan skor 0.822 hasil tersebut sama dengan

perhitungan yang ada di sistem.


(3)

Lampiran 2

FORM KUESIONER EVALUASI SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KAMERA DSLR

MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE

WEIGHTING)

Nama :

……….

Umur :

..………

Pekerjaan :

………

Keterangan : Berilah tanda

×

pada salah satu kolom untuk setiap pertanyaan di bawah ini.

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju R= Ragu-ragu S : Setuju STS : Sangat tidak setuju

A. Aspek Tujuan dan Manfaat

NO PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Sistem ini membantu mendukung pengambilan keputusan pemilihan kamera DSLR.

2 Dengan adanya sistem ini, proses pemilihan kamera DSLR lebih efektif.

3 Dengan adanya sistem ini, proses pemilihan kamera DSLR lebih efisien.

B. Aspek Fungsional Sistem


(4)

1 Menu-menu pada sistem dapat digunakan secara efektif oleh pengguna.

2 Menu-menu pada sistem dapat digunakan secara efisien oleh pengguna.

3 Menu-menu pada sistem dapat dimengerti oleh pengguna.

4 Menu-menu yang ada pada sistem mempermudah pengguna untuk memilih kriteria sesuai dengan keinginan pengguna.

5 Menu-menu yang ada pada sistem mempermudah pengguna untuk mengolah data bobot

kepentingan setiap kriteria pengguna.

6 Menu-menu yang ada pada sistem mempermudah pengguna untuk memilih kamera DSLR

berdasarkan harga dan kriteria sesuai dengan keinginan pengguna.

7 Menu-menu yang ada pada sistem mempermudah pengguna untuk membandingkan kamera DSLR sesuai dengan kamera pilihan pengguna. 8 Menu untuk mencetak hasil dari sistem dapat

mempermudah pengguna dalam melihat hasil rekomendasi dari sistem.

9 Langkah-langkah untuk menampilkan hasil rekomendasi dapat dimengerti oleh pengguna.


(5)

C. Aspek nonfungsional Sistem

NO PERNYATAAN SS S R TS STS

1 Tampilan sistem menarik sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem.

2 Petunjuk yang ada di dalam sistem dapat mempermudah pengguna dalam menggunakan sistem.

3 Bahasa yang digunakan dalam sistem mudah dipahami oleh pengguna.

4 Pengguna merasa puas dengan hasil rekomendasi yang dihasilkan oleh sistem.

Saran dan Masukkan:

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………


(6)