HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI ANGGOTA UNIT BOLA BASKET Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Berprestasi Anggota Unit Bola Basket UMS.
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI
BERPRESTASI ANGGOTA UNIT BOLA BASKET UMS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagian persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
Alief Arya Pradipta
F 100 090 004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI
BERPRESTASI ANGGOTA UNIT BOLA BASKET UMS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
Alief Arya Pradipta
F 100 090 004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
HIIBI]NGAN AITTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAIY MOTIVASI
BERPRESTASI ANGGOTA TII\IIT BOLA BASKET TIMS
Y4@lukmoleh:
F
r0
0t0 00{
Telatr disetujui oleh
S.
:
Psi, S. E. M, Psi
Taoegal, 13 April2013
lu
iv
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
MOTIVASI BERPRESTASI ATLET BOLA BASKET
Alief Arya Pradipta
Yudhi Satria Restu, S. Psi , S. E. M, Psi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Aryapradipta15@gmail.com
Abstraksi
Motivasi berprestasi timbul karena adanya faktor- faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
adalah kepercayaan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1)hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi anggota unit bola
basket UMS; 2) tingkat motivasi berprestasi anggota unit bola basket UMS; 3)
tingkat kepercayaan diri anggota unit bola basket UMS; 4) peran kepercayaan diri
terhadap motivasi berprestasi anggota unit bola basket UMS. Peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah anggota
unit bola basket universitas muhammadiyah Surakarta.Sampel diambil sebanyak
100 anggota.Alat ukur yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dan skala
motivasi berprestasi.Kemudian dianalisis menggunakan SPSS 15.0 for
windows.Berdasarkan analisis dapat disimpulkan ada hubungan positif antara
kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi anggota unit bola basket UMS.
Sumbangan efektif variabel kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi sebesar
43,1%, ditunjukkan dengan koefisien determinan (r²) sebesar 0,431 artinya masih
terdapat 56,9% variabel lain yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi diluar
variabel kepercayaan diri. Kategorisasi kepercayaan diri anggota unit bola basket
ums tergolong tinggi yang ditunjukkan dari rerata empirik (RE) sebesar 59,63 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 52,5 dan kategorisasi motivasi berprestasi anggota
unit bola basket ums tergolong tinggi yang ditunjukkan dari rerata empirik (RE)
sebesar 63,61 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 47,5.
Kata Kunci
: Kepercayaan Diri, Motivasi Berprestasi
v
Olahraga bola basket akhir-akhir ini
menunjukkan
peningkatan
yang
beberapa
iklan
promosi
yang
sangat
dilatarbelakangi oleh pemain ini sehingga
pesat, yaitu dengan banyaknya perkumpulan
timbul kesan bahwa tiada hari tanpa bermain
dan pertandingan serta banyaknya jumlah
bola basket. Terlihat bahwa yang paling
penonton dalam suatu pertandingan baik
banyak menerima pengaruh dari penayangan
orang tua maupun muda. Berdasarkan
tersebut
laporan yang dirilis NBL Indonesia, untuk
merupakan
tahun ini NBL menyedot total 151.369
menerima pengaruh.
penonton, atau tumbuh sekitar 50 persen
dari
musim
sebelumnya.
Data
adalah
kaum
kelompok
muda,
usia
yang
terbanyak
Pada periode 2010 sampai 2012
itu
UKM Bola Basket UMS berhasil meraih
disampaikan pengelola liga, PT Deteksi
juara
Basket Lintas (DBL) Indonesia, setelah
universitas yang diadakan di Surakarta,
berakhirnya babak Championship Series di
seperti IPR (Invitasi Piala Rektor) UMS
Jogjakarta, Minggu, 29 April lalu. Pada
pada tahun 2010, IPR pada tahun 2011, dan
musim perdana NBL Indonesia 2010-2011,
IPR pada tahun 2012 pun tim putra berhasil
total penonton tercatat 103.414 orang. Hal
meraih juara. Namun dalam turnamen di
ini memberikan gambaran bahwa permainan
luar kota Surakarta UKM ini pada periode
bola basket sangat populer dan digemari
tersebut belum bisa meraih juara. Seperti
oleh masyarakat banyak. Bola basket adalah
pada tahun 2010 dalam turnamen LIBAMA
salah satu cabang olahraga beregu di tanah
(liga basket mahasiswa) UMS hanya sampai
air yang mengalami perkembangan yang
di peringkat 6 besar.Kemudian pada tahun
cukup pesat. Hal ini disebabkan, jenis
2011 pada turnamen LA Campus League,
olahraga ini bukan hanya sebagai olahraga
walaupun menjadi semifinalis namun belum
prestasi
tetapi
beberapa
turnamen
antar
sebagai
olahraga
bisa menjadi juara. Tahun berikutnya pada
sebagai
olahraga
turnamen yang sama yaitu LA Campus
rekreasi. Cabang olahraga bola basket
League 2012, UMS tidak lolos penyisihan
mempunyai
yang cukup
grup. Setiap akan bertanding tim UMS
pesat, apalagi dengan semakin gencarnya
sudah melakukan latihan keras dengan
tayangan
pertandingan-pertandingan
melakukan TC ( training center) selama 1-2
menarik dari Liga Bola Basket Nasional
bulan sebelum pertandingan. Namun belum
(NBL Indonesia) oleh televisi dan ditambah
juga meraih juara di luar kota Surakarta. Hal
pendidikan
juga
dalam
ataupun
perkembangan
vi
ini
yang
menyebabkan
peneliti
untuk
apa
yang menjadi tujuan akhir
yang
mengadakan penelitian mengapa tim UMS
dikehendaki. Keinginan untuk memperoleh
belum bisa meraih juara.
kesuksesan dianggap sebagai pendorong.
Hal ini juga didukung oleh hasil
Mc clelland dan Atkinson memaparkan
observasi awal yang dilakukan pada pemain
bahwa
basket di UMS, bahwa sebagian pemain
kecenderungan
bola basket kurang menunjukkan adanya
meraih kesuksesan dan memiliki orientasi,
motivasi yang tinggi.Hal tersebut terlihat
tujuan, aktivitas sukses atau gagal Surahman
dalam sesi latihan.Seperti dalam beberapa
(dalam Gunarsa, 2008).
latihan beberapa pemain tampak tidak hadir,
Alderman
motivasi
berprestasi
umum
untuk
adalah
berusaha
(Gunarsa,
2008)
kurang bertanggung jawab dalam latihan
menyebutkan bahwa dalam bidang olahraga,
seperti kehadiran yang tidak tepat waktu,
tidak ada atlet yang dapat menang atau
dan ragu- ragu untuk mencoba pola strategi
menunjukkan
baru yang diberikan oleh pelatih.
motivasi.
Sama seperti olahraga lain, bola
basket
pun
membutuhkan
kehati-hatian
dan
feeling
Motivasi
optimal
berprestasi
tanpa
adalah
dorongan untuk meraih sukses dengan
konsentrasi,
tepat
prestasi
mengarahkan dan memilih tingkah laku
untuk
yang
terkendali
sesuai
kondisi,
dan
memadukan gerakan-gerakan yang telah
kecenderungan mempertahankannya sampai
dipelajari.
tujuan tercapai. (Kamflesh dalam Gunarsa,
Atlet
membutuhkan
latihan
intensif sebelum bertanding.Namun banyak
2008).
atlet yang rajin berlatih ternyata tidak
berhasil
memenangkan
Seorang atlet yang berprestasi atau
pertandingan.
atlet bintang umumnya memiliki beberapa
Menurut beberapa studi kepribadian, Cox
sifat yang berbeda daripada atlet biasa. Atlet
(dalam
bintang
Satiadarma,2000)
berpendapat
memiliki
keberanian
untuk
ada
bahwa salah satu karakteristik penentu
mengambil
resiko
karena
kesuksesan atlet adalah tingginya kebutuhan
kecenderungan
untuk
menguasai.
berprestasi. Kebutuhan ini dikenal sebagai
dengan motivasi berprestasi yang tinggi
achievement motivation.
cenderung untuk memilih aktivitas yang
Gunarsa
(2008)
Atlet
mengungkapkan,
menantang. Atlet tersebut juga cenderung
motivasi berprestasi adalah kecenderungan
untuk menghindari tugas yangterlalu mudah
untuk mencapai sukses atau memperoleh
karena tidak mendapatkan kepuasan dari hal
vii
tersebut. Selain itu, atlet dengan motivasi
hasil kerja keras dan kegagalan merupakan
berprestasi tinggi akan melakukan evaluasi
akibat kurangnya kerja keras. Atlet dengan
terhadap pertandingan mereka. Mereka akan
motivasi tinggi menetapkan tujuan yang
meminta umpan balik dari pelatih mereka,
sangat tinggi dan menantang, namun dapat
cenderung mencari tantangan karena hal itu
dicapai.
merupakan motivator bagi tindakan mereka.
seringkali lebih menonjol dibandingkan
Mereka
keinginan
memiliki
keinginan
untuk
berkompetisi dan tampil sebaik mungkin,
atas
mencapai
menghindari
sukses
kegagalan
(Satiadarma, 2000).
tidak sekedar menang atau memperoleh
penghargaan
Keinginan
Dalam situasi pertandingan bola
kemenangannya
basket, sering dijumpai atlet atau tim yang
(Satiadarma, 2000).
mengatakan
bahwa
kegagalan
dalam
Adanya motivasi berprestasi yang
mencapai prestasinya dikarenakan karena
tinggi, atlet akan menjalankan program
faktor psikis. Berbagai program latihan fisik
latihan yang diberikan dengan sungguh-
telah dilakukan secara optimal dan ketika
sungguh dan disiplin tinggi. Atlet juga
berlatih atlet menunjukkan motivasi tinggi
memiliki rasa percaya diri terlihat dari
untuk
keyakinan
diharapkan.Akan
untuk
memenangkan
mencapai
prestasi
tetapi
sering
yang
kali
pertandingan. Ini terkait dengan upaya
menjelang pertandingan atlet merasakan
mempertahankan
kecemasan,
kendali
emosi
,
sulit
berkonsentrasi,
dan
konsentrasi dan membuat keputusan yang
menjadi kurang percaya diri.Atlet yang
tepat, mampu untuk membagi konsentrasi
sering mengalami kecemasan menjelang
kepada beberapa keadaan sekaligus. Dengan
bertanding ini sering dianggap memiliki
adanya
mental bertanding yang buruk.
kematangan
dalam
mereka lebih
memiliki
sukses.Selain
itu
persiapan,
untuk
Kemampuan fisik, taktik dan teknik
mampu
yang dimiliki atlet indonesia dinilai sama
mengatasi tekanan yang dihadapi, baik saat
dengan atlet-atlet negara lain. Namun ketika
latihan maupun pertandingan, serta mampu
dalam kondisi pertandingan atlet indonesia
mengendalikan diri saat gagal (Satiadarma,
sering tidak dapat mengeluarkan seluruh
2000).
kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
atlet
harapan
juga
Atlet dengan kebutuhan prestasi
Hadinata (Adisasmito, 2007) menyatakan
tinggi percaya bahwa kesuksesan merupakan
bahwa atlet Indonesia kurang memiliki
viii
keyakinan
akan
kemampuan,
kurang
senang,
memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi
dan
memotivasinya
untuk
meningkatkan prestasinya.
juara, merasa takut kalah, tegang dan takut
Berdasarkan latar belakang masalah
tidak dapat bermain dengan bagus. Rudi
diatas, maka penulis mengajukan penelitian
Hartono (Adisasmito, 2007) menyatakan
tentang
bahwa
Kepercayaan
atlet-atlet
Indonesia
kurang
bagaimana
“Hubungan
Diri
Dengan
Antara
Motivasi
mempunyai motivasi untuk menjadi juara
Berprestasi Anggota Unit Bola Basket
sehingga dalam latihan kurang bersemangat
UMS”.
dan kurang disiplin.
Hampir
mengalami
Gunarsa(2008)
setiap
krisis
dalamsepanjang
atlet
kepercayaan
karirnya.
mengungkapkan,
pernah
motivasi berprestasi adalah kecenderungan
diri
untuk mencapai sukses atau memperoleh
Hilangnya
apa
yang menjadi tujuan akhir
yang
kepercayaan diri menjadi sesuatu yang
dikehendaki. Keinginan untuk memperoleh
sangatmengganggu,
kesuksesan dianggap sebagai pendorong.
terlebih
ketika
dihadapkan pada tantangan ataupun situasi
Motivasi
berprestasi
menurut
baru.Individu yang memiliki kepercayaan
Mc.Clelland (1987) adalah suatu keinginan
diri yang baik akan lebih menghargai
yang ada dalam diri seseorang yang
dirinyadengan lebih tinggi bila dibandingkan
mendorong orang tersebut untuk berusaha
dengan individu yang memilikikepercayaan
mencapai
diri
keunggulan.ukuran keunggulan ini dapat
yang
rendah.
(Setyobroto
dalam
Setianingsih 2011)
Hanter
(Satiadarma,
untuk
standar
atau
ukuran
dengan acuan prestasi orang lain, akan tetapi
2000)
juga dapat dengan membandingkan prestasi
mengemukakan bahwa seorang atlet akan
berusaha
suatu
mampu
yang dibuat sebelumnya.
menguasai
Aspek-aspek
motivasi
berprestasi
ketrampilan dalam cabang olahraganya. Jika
menurut (Mc Clelland dalam Retnoningsih,
atlet
2009) antara lain:
merasa mampu, maka atlet tersebut
akan merasa lebih percaya diri. Seorang atlet
a. Berusaha
perlu memiliki kepercayaan diri, dengan
dengan
kepercayaan
mengusahakan untuk memaksimalkan
diri
tersebut
atlet
akan
melakukan aktivitas olahraganya dengan
untuk
motivasi
kemampuan
yang
mengejar sukses.
ix
sukses,Individu
berprestasi
dimiliki
tinggi
untuk
b. Tanggung jawab,Selalu bertanggung
jawab
terhadap
keberhasilan
dalam batasan tertentu untuk melakukan
hasil
suatu kegiatan.
tugasnya.
Wann
c. Evaluatif. Menerima masukan dan saran
berpendapat
(Satiadarma,
bahwa
atlet
2000)
dengan
rasa
yang merupakan bagian dari apa yang
percaya yang tinggi terhadap dirinya dan
dikerjakan.
kemampuannya akan lebih berpeluang untuk
d. Mempertimbangkan
menjadi seorang atlet yang sukses.
resiko.
Mengambil resiko sedang yang berarti
Sedangkan
masih ada peluang untuk berprestasi
(1990)menyatakan
lagi.
kepercayaan diri yang meliputi:
dalam
bahwa
Daradjat
aspek-aspek
e. Kreatif dan Inovatif. Melakukan hal-
a. Rasa aman, terbebas dari perasaan takut,
hal baru yang berbeda, lebih singkat dan
tidak ada kompetisi terhadap situasi atau
efisien dalam mencapai tujuan.
orang-orang di sekitarnya.
f. Menyukai
tantangan.
b. Ambisi
Menyenangi
normal,
ambisi
disesuaikan
tugas- tugas yang penuh tantangan,
dengan kemampuan, tidak ada kompetisi
karena
akan
dari ambisi yang berlebihan, dapat
atas
menyelesaikan tugas dengan baik dan
keberhasilannya
menumbuhkan
penghargaan
bertanggung jawab.
usahanya.
c. Konsep
Lawler (Dalam Munandar 2001)
diri,
memberikan
penilaian
mengemukakan faktor faktor yang dapat
positif terhadap potensi fisik, psikis,
menentukan motivasi berprestasi seseorang,
social maupun moral.
d. Mandiri. Tidak tergantung pada orang
yaitu :
a. Kepercayaan diri
lain dalam melakukan sesuatu dan tidak
b. Pengalaman lampau dalam situasi serupa
membutuhkan dukungan dari orang lain.
e. Tidak mementingkan diri sendiri atau
c. Situasi sekarang yang aktual
toleransi. Tahu akan kekurangan diri
d. Komunikasi (informasi dan persepsi)
sendiri, serta memberikan kesempatan
dari orang lain
bagi orang lain.
Bandura (dikutip oleh Wann, 1997)
(Ruwaida, dalam Pertiwi, 2009).
menggunakan istilah keyakinan diri (selfefficacy) mengarah pada keyakinan individu
bahwa dirinya mempunyai kemampuan
x
apabila
Rasa percaya diri dipengaruhi oleh 2
tidak
terpenuhi
akan
faktor yaitu :
berakibat fatal baik pertumbuhan
a.
dan perkembangan mental.
Faktor Internal
1) Konsep
diri
dan
Terbentuknya
harga
diri.
kepercayaan
diri
5) Peran lingkungan keluarga terhadap
terbentuknya
kepercayaan
diri.
Keluarga
merupakan
perkembangan konsep diri yang
terkecil
dimana
didapat melalui pergaulan dalam
perkembangan, lingkungan sangat
suatu
berpengaruh
seseorang
diawali
kelompok,
interaksi
mereka
yang
akan
dengan
dimana
terjalin
hasil
pada
pada
tahap
psikologi
seseorang, dimana pengaruh ini bisa
diantara
membentuk
lingkungan
secara langsung atau tidak.
suatu
b. Faktor Eksternal
konsep diri.
fisik
1) Pendidikan. Tingkat pendidikan yang
utama
rendah akan menjadikan seseorang
rendahnya harga diri dan rasa
menjadi tergantung dan berada di
percaya diri seseorang.
bawah kekuasaan orang lain yang
2) Kondisi
fisik.
merupakan
Penampilan
penyebab
3) Kegagalan
Seseorang
dan
kesuksesan.
yang
mengalami
lebih
baik
sebaliknya,
ia
darinya.
Begitu
akan
mampu
kegagalan hidup cenderung merasa
memenuhi tantangan hidup dengan
kurang percaya diri, sehingga timbul
penuh kepercayaan diri dan kekuatan
perasaan
serta memperhatikan situasi dari
tidak
mampu
dalam
dirinya. Sebaliknya, seseorang yang
sudut kenyataan.
selalu berhasil atau sukses dalam
hidupnya
mereka
menampakkan
kepercayaan
2) Lingkungan dan pengalaman hidup.
akan
Perjalanan yang buruk pada masa
diri
kanak- kanak akan menyebabkan
yang tinggi, oleh karena itu mereka
anak kurang percaya diri.
merasa dirinya mampu.
3) Bekerja.
4) Pengalaman hidup. Pemenuhan akan
Bekerja
mengembangkan
kasih sayang, rasa aman, harga diri
kreatifitas
dapat
dan
kemandirian seta rasa percaya diri.
adalah tiga macam kebutuhan yang
cukup dominan bagi anak, sehingga
xi
Seorang
atlet
kepercayaan diri
yang
memiliki
akan memiliki
yang
suatu
dari
perasaan
takut
yang
sesuai
120
mahasiswa
Sampel dari penelitian ini berjumlah
untuk
10 orang.
melakukan suatu hal dengan baik dan
ambisinya
adalah
periode 2010-2012.
perasaan aman, dimana seseorang tersebut
terbebas
terdaftar
Skala kepercayaan diri merupakan
dengan
modifikasi dari skala kepercayaan diri
kemampuannya. Hal ini akan menimbulkan
Setianingsih (2011), yang tediri dari 32
motivasi untuk berusaha lebih sukses.
aitem yang terdiri dari 19 aitem favorable
Dengan mengetahui konsep penilaian positif
dan 13 aitem unfavorable. Modifikasi yang
tentang dirinya, maka seseorang tersebut
dilakukan yaitu dalam tata bahasa, dan
akan memiliki rasa tanggung jawab dan
bentuk-bentuk pernyataan yang disesuaikan
evaluatif untuk memperbaiki kesalahan-
dengan
kesalahannya. Atlet yang mandiri
pemodifikasian skala yang digunakan oleh
akan
tujuan
penelitian
ini.
Alasan
lebih mempertimbangkan resiko yang ada
Setianingsih
juga lebih kreatif dan inovatif dalam
kesamaan
menyelesaikan
Rasa
kepercayaan diri, kemudian memodifikasi
seseorang
bentuk pernyataan skala yang digunakan
menjadi tidak egois, sanggup berinteraksi
oleh Setianingsih (2011) agar sesuai dengan
sosial dengan baik dan bereaksi secara tepat
subjek penelitian yaitu atlet bola basket.
terhadap tantangan- tantangan.
Penyusunannya mengacu pada teori oleh
kepercayaan
tugas-tugasnya.
diri
membuat
Hipotesis dari penelitian ini adalah
(2011)
dalam
karena
adanya
mengukur
tingkat
Daradjat (1990).
ada hubungan positif antara kepercayaan diri
Skala
motivasi
berprestasi
yang
dengan motivasi berprestasi anggota unit
digunakan merupakan skala motivasi yang
bola basket ums.
berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan
oleh Mc. Clelland dan merupakan hasil
Metode Penelitian
modifikasi dari skala yang disusun oleh
Populasi dalam penelitian ini adalah
Setianingsih (2011)
pemain bola basket yang berstatus sebagai
mahasiswa UMS yang beranggotakan di
Hasil dan Pembahasan
dalam unit bola basketUMS. Adapun jumlah
Berdasarkan hasil analisis product
moment
xii
dari
Pearson
diperoleh
nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,657 ; p =
Meningkatkan motivasi berprestasi
0,000 (p< 0,01) artinya ada hubungan positif
dalam suatu regu atau tim olahraga tidak
yang signifikan antara kepercayaan diri
lepas dari peran seorang pelatih. Hubungan
dengan motivasi berprestasi. Hal ini berarti
pelatih dengan atlet merupakan hal yang
semakin tinggi kepercayaan diri maka
amat
semakin
berhasil
tinggi
motivasi
berprestasi,
penting
dan
sangat
atau
menentukan
tidaknya
pelatih
sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri
membangkitkan motivasi atlet.
maka semakin rendah motivasi berprestasi.
(1983) serta Fuoss dan Tropmann (dalam
Menurut
Fernald
dan
Hoehn
Fernald
Satiadarma, 2000) mengemukakan berbagai
(Luxori, 2005) banyak faktor- faktor yang
hal yang perlu dimiliki oleh seorang pelatih
dapat mempengaruhi motivasi berprestasi
dalam membina hubungan dengan atletnya
individu, salah
satunya adalah apabila
adalah mampu berkomunikasi secara efektif,
individu percaya bahwa dirinya mampu
memiliki kemahiran mengajar dan melatih,
untuk melakukan sesuatu, maka individu
mampu membangkitkan gairah semangat
akan termotivasi untuk melakukan sesuatu
atlet dan memberikan pujian pada atlet,
sehingga berpengaruh dalam tingkah laku.
lebih menekankan keunggulan individu
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
dari
yang
dimilikinya,
menyertakan sikap humor, mengembangkan
mengemukakan faktor- faktor yang dapat
sikap saling menghargai diantara pelatih dan
menentukan motivasi berprestasi seseorang
atlet, peka terhadap perlunya istirahat,
yaitu kepercayaan diri, pengalaman lampau
mengembangkan sikap kepemimpinan di
dalam situasi serupa, situasi sekarang yang
antara kelompok atletnya, tahu membatasi
aktual, dan komunikasi (informasi dan
diri
persepsi) dari orang lain. Pada umumnya
menerapkan disiplin, tidak mempermalukan
seseorang yang memiliki kepercayaan diri
dan mengintimidasi atlet.
maka
(Munandar
kelemahan
2001)
tinggi
Lawler
daripada
akan
memiliki
dan
bersikap
konsisten
dalam
motivasi
berprestasi yang tinggi pula. Pengalaman
Kesimpulan Dan Saran
masa lalu akan suatu keberhasilan atau
Berdasarkan
hasil
analisis
data
kemenangan dapat mempengaruhi motivasi
penelitian, maka dapat diambil kesimpulan
seseorang untuk mengulang atau berusaha
sebagai berikut :
untuk meraih kembali suatu prestasi.
xiii
Ada hubungan positif yang signifikan
ambisi dan target sesuai kemampuan dan
antara kepercayaan diri dengan motivasi
menyelesaikan tugasnya dengan baik saat
berprestasi pada anggota unit bola basket di
latian
UMS. Ditunjukkan dengan koefisien r
pemain diharapkan bisa mandiri dalam
sebesar 0,657 dengan p = 0,000 (p
BERPRESTASI ANGGOTA UNIT BOLA BASKET UMS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagian persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
Alief Arya Pradipta
F 100 090 004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
i
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI
BERPRESTASI ANGGOTA UNIT BOLA BASKET UMS
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh :
Alief Arya Pradipta
F 100 090 004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
HIIBI]NGAN AITTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAIY MOTIVASI
BERPRESTASI ANGGOTA TII\IIT BOLA BASKET TIMS
Y4@lukmoleh:
F
r0
0t0 00{
Telatr disetujui oleh
S.
:
Psi, S. E. M, Psi
Taoegal, 13 April2013
lu
iv
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
MOTIVASI BERPRESTASI ATLET BOLA BASKET
Alief Arya Pradipta
Yudhi Satria Restu, S. Psi , S. E. M, Psi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Aryapradipta15@gmail.com
Abstraksi
Motivasi berprestasi timbul karena adanya faktor- faktor yang
mempengaruhi motivasi berprestasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
adalah kepercayaan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1)hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi anggota unit bola
basket UMS; 2) tingkat motivasi berprestasi anggota unit bola basket UMS; 3)
tingkat kepercayaan diri anggota unit bola basket UMS; 4) peran kepercayaan diri
terhadap motivasi berprestasi anggota unit bola basket UMS. Peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah anggota
unit bola basket universitas muhammadiyah Surakarta.Sampel diambil sebanyak
100 anggota.Alat ukur yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dan skala
motivasi berprestasi.Kemudian dianalisis menggunakan SPSS 15.0 for
windows.Berdasarkan analisis dapat disimpulkan ada hubungan positif antara
kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi anggota unit bola basket UMS.
Sumbangan efektif variabel kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi sebesar
43,1%, ditunjukkan dengan koefisien determinan (r²) sebesar 0,431 artinya masih
terdapat 56,9% variabel lain yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi diluar
variabel kepercayaan diri. Kategorisasi kepercayaan diri anggota unit bola basket
ums tergolong tinggi yang ditunjukkan dari rerata empirik (RE) sebesar 59,63 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 52,5 dan kategorisasi motivasi berprestasi anggota
unit bola basket ums tergolong tinggi yang ditunjukkan dari rerata empirik (RE)
sebesar 63,61 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 47,5.
Kata Kunci
: Kepercayaan Diri, Motivasi Berprestasi
v
Olahraga bola basket akhir-akhir ini
menunjukkan
peningkatan
yang
beberapa
iklan
promosi
yang
sangat
dilatarbelakangi oleh pemain ini sehingga
pesat, yaitu dengan banyaknya perkumpulan
timbul kesan bahwa tiada hari tanpa bermain
dan pertandingan serta banyaknya jumlah
bola basket. Terlihat bahwa yang paling
penonton dalam suatu pertandingan baik
banyak menerima pengaruh dari penayangan
orang tua maupun muda. Berdasarkan
tersebut
laporan yang dirilis NBL Indonesia, untuk
merupakan
tahun ini NBL menyedot total 151.369
menerima pengaruh.
penonton, atau tumbuh sekitar 50 persen
dari
musim
sebelumnya.
Data
adalah
kaum
kelompok
muda,
usia
yang
terbanyak
Pada periode 2010 sampai 2012
itu
UKM Bola Basket UMS berhasil meraih
disampaikan pengelola liga, PT Deteksi
juara
Basket Lintas (DBL) Indonesia, setelah
universitas yang diadakan di Surakarta,
berakhirnya babak Championship Series di
seperti IPR (Invitasi Piala Rektor) UMS
Jogjakarta, Minggu, 29 April lalu. Pada
pada tahun 2010, IPR pada tahun 2011, dan
musim perdana NBL Indonesia 2010-2011,
IPR pada tahun 2012 pun tim putra berhasil
total penonton tercatat 103.414 orang. Hal
meraih juara. Namun dalam turnamen di
ini memberikan gambaran bahwa permainan
luar kota Surakarta UKM ini pada periode
bola basket sangat populer dan digemari
tersebut belum bisa meraih juara. Seperti
oleh masyarakat banyak. Bola basket adalah
pada tahun 2010 dalam turnamen LIBAMA
salah satu cabang olahraga beregu di tanah
(liga basket mahasiswa) UMS hanya sampai
air yang mengalami perkembangan yang
di peringkat 6 besar.Kemudian pada tahun
cukup pesat. Hal ini disebabkan, jenis
2011 pada turnamen LA Campus League,
olahraga ini bukan hanya sebagai olahraga
walaupun menjadi semifinalis namun belum
prestasi
tetapi
beberapa
turnamen
antar
sebagai
olahraga
bisa menjadi juara. Tahun berikutnya pada
sebagai
olahraga
turnamen yang sama yaitu LA Campus
rekreasi. Cabang olahraga bola basket
League 2012, UMS tidak lolos penyisihan
mempunyai
yang cukup
grup. Setiap akan bertanding tim UMS
pesat, apalagi dengan semakin gencarnya
sudah melakukan latihan keras dengan
tayangan
pertandingan-pertandingan
melakukan TC ( training center) selama 1-2
menarik dari Liga Bola Basket Nasional
bulan sebelum pertandingan. Namun belum
(NBL Indonesia) oleh televisi dan ditambah
juga meraih juara di luar kota Surakarta. Hal
pendidikan
juga
dalam
ataupun
perkembangan
vi
ini
yang
menyebabkan
peneliti
untuk
apa
yang menjadi tujuan akhir
yang
mengadakan penelitian mengapa tim UMS
dikehendaki. Keinginan untuk memperoleh
belum bisa meraih juara.
kesuksesan dianggap sebagai pendorong.
Hal ini juga didukung oleh hasil
Mc clelland dan Atkinson memaparkan
observasi awal yang dilakukan pada pemain
bahwa
basket di UMS, bahwa sebagian pemain
kecenderungan
bola basket kurang menunjukkan adanya
meraih kesuksesan dan memiliki orientasi,
motivasi yang tinggi.Hal tersebut terlihat
tujuan, aktivitas sukses atau gagal Surahman
dalam sesi latihan.Seperti dalam beberapa
(dalam Gunarsa, 2008).
latihan beberapa pemain tampak tidak hadir,
Alderman
motivasi
berprestasi
umum
untuk
adalah
berusaha
(Gunarsa,
2008)
kurang bertanggung jawab dalam latihan
menyebutkan bahwa dalam bidang olahraga,
seperti kehadiran yang tidak tepat waktu,
tidak ada atlet yang dapat menang atau
dan ragu- ragu untuk mencoba pola strategi
menunjukkan
baru yang diberikan oleh pelatih.
motivasi.
Sama seperti olahraga lain, bola
basket
pun
membutuhkan
kehati-hatian
dan
feeling
Motivasi
optimal
berprestasi
tanpa
adalah
dorongan untuk meraih sukses dengan
konsentrasi,
tepat
prestasi
mengarahkan dan memilih tingkah laku
untuk
yang
terkendali
sesuai
kondisi,
dan
memadukan gerakan-gerakan yang telah
kecenderungan mempertahankannya sampai
dipelajari.
tujuan tercapai. (Kamflesh dalam Gunarsa,
Atlet
membutuhkan
latihan
intensif sebelum bertanding.Namun banyak
2008).
atlet yang rajin berlatih ternyata tidak
berhasil
memenangkan
Seorang atlet yang berprestasi atau
pertandingan.
atlet bintang umumnya memiliki beberapa
Menurut beberapa studi kepribadian, Cox
sifat yang berbeda daripada atlet biasa. Atlet
(dalam
bintang
Satiadarma,2000)
berpendapat
memiliki
keberanian
untuk
ada
bahwa salah satu karakteristik penentu
mengambil
resiko
karena
kesuksesan atlet adalah tingginya kebutuhan
kecenderungan
untuk
menguasai.
berprestasi. Kebutuhan ini dikenal sebagai
dengan motivasi berprestasi yang tinggi
achievement motivation.
cenderung untuk memilih aktivitas yang
Gunarsa
(2008)
Atlet
mengungkapkan,
menantang. Atlet tersebut juga cenderung
motivasi berprestasi adalah kecenderungan
untuk menghindari tugas yangterlalu mudah
untuk mencapai sukses atau memperoleh
karena tidak mendapatkan kepuasan dari hal
vii
tersebut. Selain itu, atlet dengan motivasi
hasil kerja keras dan kegagalan merupakan
berprestasi tinggi akan melakukan evaluasi
akibat kurangnya kerja keras. Atlet dengan
terhadap pertandingan mereka. Mereka akan
motivasi tinggi menetapkan tujuan yang
meminta umpan balik dari pelatih mereka,
sangat tinggi dan menantang, namun dapat
cenderung mencari tantangan karena hal itu
dicapai.
merupakan motivator bagi tindakan mereka.
seringkali lebih menonjol dibandingkan
Mereka
keinginan
memiliki
keinginan
untuk
berkompetisi dan tampil sebaik mungkin,
atas
mencapai
menghindari
sukses
kegagalan
(Satiadarma, 2000).
tidak sekedar menang atau memperoleh
penghargaan
Keinginan
Dalam situasi pertandingan bola
kemenangannya
basket, sering dijumpai atlet atau tim yang
(Satiadarma, 2000).
mengatakan
bahwa
kegagalan
dalam
Adanya motivasi berprestasi yang
mencapai prestasinya dikarenakan karena
tinggi, atlet akan menjalankan program
faktor psikis. Berbagai program latihan fisik
latihan yang diberikan dengan sungguh-
telah dilakukan secara optimal dan ketika
sungguh dan disiplin tinggi. Atlet juga
berlatih atlet menunjukkan motivasi tinggi
memiliki rasa percaya diri terlihat dari
untuk
keyakinan
diharapkan.Akan
untuk
memenangkan
mencapai
prestasi
tetapi
sering
yang
kali
pertandingan. Ini terkait dengan upaya
menjelang pertandingan atlet merasakan
mempertahankan
kecemasan,
kendali
emosi
,
sulit
berkonsentrasi,
dan
konsentrasi dan membuat keputusan yang
menjadi kurang percaya diri.Atlet yang
tepat, mampu untuk membagi konsentrasi
sering mengalami kecemasan menjelang
kepada beberapa keadaan sekaligus. Dengan
bertanding ini sering dianggap memiliki
adanya
mental bertanding yang buruk.
kematangan
dalam
mereka lebih
memiliki
sukses.Selain
itu
persiapan,
untuk
Kemampuan fisik, taktik dan teknik
mampu
yang dimiliki atlet indonesia dinilai sama
mengatasi tekanan yang dihadapi, baik saat
dengan atlet-atlet negara lain. Namun ketika
latihan maupun pertandingan, serta mampu
dalam kondisi pertandingan atlet indonesia
mengendalikan diri saat gagal (Satiadarma,
sering tidak dapat mengeluarkan seluruh
2000).
kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
atlet
harapan
juga
Atlet dengan kebutuhan prestasi
Hadinata (Adisasmito, 2007) menyatakan
tinggi percaya bahwa kesuksesan merupakan
bahwa atlet Indonesia kurang memiliki
viii
keyakinan
akan
kemampuan,
kurang
senang,
memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi
dan
memotivasinya
untuk
meningkatkan prestasinya.
juara, merasa takut kalah, tegang dan takut
Berdasarkan latar belakang masalah
tidak dapat bermain dengan bagus. Rudi
diatas, maka penulis mengajukan penelitian
Hartono (Adisasmito, 2007) menyatakan
tentang
bahwa
Kepercayaan
atlet-atlet
Indonesia
kurang
bagaimana
“Hubungan
Diri
Dengan
Antara
Motivasi
mempunyai motivasi untuk menjadi juara
Berprestasi Anggota Unit Bola Basket
sehingga dalam latihan kurang bersemangat
UMS”.
dan kurang disiplin.
Hampir
mengalami
Gunarsa(2008)
setiap
krisis
dalamsepanjang
atlet
kepercayaan
karirnya.
mengungkapkan,
pernah
motivasi berprestasi adalah kecenderungan
diri
untuk mencapai sukses atau memperoleh
Hilangnya
apa
yang menjadi tujuan akhir
yang
kepercayaan diri menjadi sesuatu yang
dikehendaki. Keinginan untuk memperoleh
sangatmengganggu,
kesuksesan dianggap sebagai pendorong.
terlebih
ketika
dihadapkan pada tantangan ataupun situasi
Motivasi
berprestasi
menurut
baru.Individu yang memiliki kepercayaan
Mc.Clelland (1987) adalah suatu keinginan
diri yang baik akan lebih menghargai
yang ada dalam diri seseorang yang
dirinyadengan lebih tinggi bila dibandingkan
mendorong orang tersebut untuk berusaha
dengan individu yang memilikikepercayaan
mencapai
diri
keunggulan.ukuran keunggulan ini dapat
yang
rendah.
(Setyobroto
dalam
Setianingsih 2011)
Hanter
(Satiadarma,
untuk
standar
atau
ukuran
dengan acuan prestasi orang lain, akan tetapi
2000)
juga dapat dengan membandingkan prestasi
mengemukakan bahwa seorang atlet akan
berusaha
suatu
mampu
yang dibuat sebelumnya.
menguasai
Aspek-aspek
motivasi
berprestasi
ketrampilan dalam cabang olahraganya. Jika
menurut (Mc Clelland dalam Retnoningsih,
atlet
2009) antara lain:
merasa mampu, maka atlet tersebut
akan merasa lebih percaya diri. Seorang atlet
a. Berusaha
perlu memiliki kepercayaan diri, dengan
dengan
kepercayaan
mengusahakan untuk memaksimalkan
diri
tersebut
atlet
akan
melakukan aktivitas olahraganya dengan
untuk
motivasi
kemampuan
yang
mengejar sukses.
ix
sukses,Individu
berprestasi
dimiliki
tinggi
untuk
b. Tanggung jawab,Selalu bertanggung
jawab
terhadap
keberhasilan
dalam batasan tertentu untuk melakukan
hasil
suatu kegiatan.
tugasnya.
Wann
c. Evaluatif. Menerima masukan dan saran
berpendapat
(Satiadarma,
bahwa
atlet
2000)
dengan
rasa
yang merupakan bagian dari apa yang
percaya yang tinggi terhadap dirinya dan
dikerjakan.
kemampuannya akan lebih berpeluang untuk
d. Mempertimbangkan
menjadi seorang atlet yang sukses.
resiko.
Mengambil resiko sedang yang berarti
Sedangkan
masih ada peluang untuk berprestasi
(1990)menyatakan
lagi.
kepercayaan diri yang meliputi:
dalam
bahwa
Daradjat
aspek-aspek
e. Kreatif dan Inovatif. Melakukan hal-
a. Rasa aman, terbebas dari perasaan takut,
hal baru yang berbeda, lebih singkat dan
tidak ada kompetisi terhadap situasi atau
efisien dalam mencapai tujuan.
orang-orang di sekitarnya.
f. Menyukai
tantangan.
b. Ambisi
Menyenangi
normal,
ambisi
disesuaikan
tugas- tugas yang penuh tantangan,
dengan kemampuan, tidak ada kompetisi
karena
akan
dari ambisi yang berlebihan, dapat
atas
menyelesaikan tugas dengan baik dan
keberhasilannya
menumbuhkan
penghargaan
bertanggung jawab.
usahanya.
c. Konsep
Lawler (Dalam Munandar 2001)
diri,
memberikan
penilaian
mengemukakan faktor faktor yang dapat
positif terhadap potensi fisik, psikis,
menentukan motivasi berprestasi seseorang,
social maupun moral.
d. Mandiri. Tidak tergantung pada orang
yaitu :
a. Kepercayaan diri
lain dalam melakukan sesuatu dan tidak
b. Pengalaman lampau dalam situasi serupa
membutuhkan dukungan dari orang lain.
e. Tidak mementingkan diri sendiri atau
c. Situasi sekarang yang aktual
toleransi. Tahu akan kekurangan diri
d. Komunikasi (informasi dan persepsi)
sendiri, serta memberikan kesempatan
dari orang lain
bagi orang lain.
Bandura (dikutip oleh Wann, 1997)
(Ruwaida, dalam Pertiwi, 2009).
menggunakan istilah keyakinan diri (selfefficacy) mengarah pada keyakinan individu
bahwa dirinya mempunyai kemampuan
x
apabila
Rasa percaya diri dipengaruhi oleh 2
tidak
terpenuhi
akan
faktor yaitu :
berakibat fatal baik pertumbuhan
a.
dan perkembangan mental.
Faktor Internal
1) Konsep
diri
dan
Terbentuknya
harga
diri.
kepercayaan
diri
5) Peran lingkungan keluarga terhadap
terbentuknya
kepercayaan
diri.
Keluarga
merupakan
perkembangan konsep diri yang
terkecil
dimana
didapat melalui pergaulan dalam
perkembangan, lingkungan sangat
suatu
berpengaruh
seseorang
diawali
kelompok,
interaksi
mereka
yang
akan
dengan
dimana
terjalin
hasil
pada
pada
tahap
psikologi
seseorang, dimana pengaruh ini bisa
diantara
membentuk
lingkungan
secara langsung atau tidak.
suatu
b. Faktor Eksternal
konsep diri.
fisik
1) Pendidikan. Tingkat pendidikan yang
utama
rendah akan menjadikan seseorang
rendahnya harga diri dan rasa
menjadi tergantung dan berada di
percaya diri seseorang.
bawah kekuasaan orang lain yang
2) Kondisi
fisik.
merupakan
Penampilan
penyebab
3) Kegagalan
Seseorang
dan
kesuksesan.
yang
mengalami
lebih
baik
sebaliknya,
ia
darinya.
Begitu
akan
mampu
kegagalan hidup cenderung merasa
memenuhi tantangan hidup dengan
kurang percaya diri, sehingga timbul
penuh kepercayaan diri dan kekuatan
perasaan
serta memperhatikan situasi dari
tidak
mampu
dalam
dirinya. Sebaliknya, seseorang yang
sudut kenyataan.
selalu berhasil atau sukses dalam
hidupnya
mereka
menampakkan
kepercayaan
2) Lingkungan dan pengalaman hidup.
akan
Perjalanan yang buruk pada masa
diri
kanak- kanak akan menyebabkan
yang tinggi, oleh karena itu mereka
anak kurang percaya diri.
merasa dirinya mampu.
3) Bekerja.
4) Pengalaman hidup. Pemenuhan akan
Bekerja
mengembangkan
kasih sayang, rasa aman, harga diri
kreatifitas
dapat
dan
kemandirian seta rasa percaya diri.
adalah tiga macam kebutuhan yang
cukup dominan bagi anak, sehingga
xi
Seorang
atlet
kepercayaan diri
yang
memiliki
akan memiliki
yang
suatu
dari
perasaan
takut
yang
sesuai
120
mahasiswa
Sampel dari penelitian ini berjumlah
untuk
10 orang.
melakukan suatu hal dengan baik dan
ambisinya
adalah
periode 2010-2012.
perasaan aman, dimana seseorang tersebut
terbebas
terdaftar
Skala kepercayaan diri merupakan
dengan
modifikasi dari skala kepercayaan diri
kemampuannya. Hal ini akan menimbulkan
Setianingsih (2011), yang tediri dari 32
motivasi untuk berusaha lebih sukses.
aitem yang terdiri dari 19 aitem favorable
Dengan mengetahui konsep penilaian positif
dan 13 aitem unfavorable. Modifikasi yang
tentang dirinya, maka seseorang tersebut
dilakukan yaitu dalam tata bahasa, dan
akan memiliki rasa tanggung jawab dan
bentuk-bentuk pernyataan yang disesuaikan
evaluatif untuk memperbaiki kesalahan-
dengan
kesalahannya. Atlet yang mandiri
pemodifikasian skala yang digunakan oleh
akan
tujuan
penelitian
ini.
Alasan
lebih mempertimbangkan resiko yang ada
Setianingsih
juga lebih kreatif dan inovatif dalam
kesamaan
menyelesaikan
Rasa
kepercayaan diri, kemudian memodifikasi
seseorang
bentuk pernyataan skala yang digunakan
menjadi tidak egois, sanggup berinteraksi
oleh Setianingsih (2011) agar sesuai dengan
sosial dengan baik dan bereaksi secara tepat
subjek penelitian yaitu atlet bola basket.
terhadap tantangan- tantangan.
Penyusunannya mengacu pada teori oleh
kepercayaan
tugas-tugasnya.
diri
membuat
Hipotesis dari penelitian ini adalah
(2011)
dalam
karena
adanya
mengukur
tingkat
Daradjat (1990).
ada hubungan positif antara kepercayaan diri
Skala
motivasi
berprestasi
yang
dengan motivasi berprestasi anggota unit
digunakan merupakan skala motivasi yang
bola basket ums.
berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan
oleh Mc. Clelland dan merupakan hasil
Metode Penelitian
modifikasi dari skala yang disusun oleh
Populasi dalam penelitian ini adalah
Setianingsih (2011)
pemain bola basket yang berstatus sebagai
mahasiswa UMS yang beranggotakan di
Hasil dan Pembahasan
dalam unit bola basketUMS. Adapun jumlah
Berdasarkan hasil analisis product
moment
xii
dari
Pearson
diperoleh
nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,657 ; p =
Meningkatkan motivasi berprestasi
0,000 (p< 0,01) artinya ada hubungan positif
dalam suatu regu atau tim olahraga tidak
yang signifikan antara kepercayaan diri
lepas dari peran seorang pelatih. Hubungan
dengan motivasi berprestasi. Hal ini berarti
pelatih dengan atlet merupakan hal yang
semakin tinggi kepercayaan diri maka
amat
semakin
berhasil
tinggi
motivasi
berprestasi,
penting
dan
sangat
atau
menentukan
tidaknya
pelatih
sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri
membangkitkan motivasi atlet.
maka semakin rendah motivasi berprestasi.
(1983) serta Fuoss dan Tropmann (dalam
Menurut
Fernald
dan
Hoehn
Fernald
Satiadarma, 2000) mengemukakan berbagai
(Luxori, 2005) banyak faktor- faktor yang
hal yang perlu dimiliki oleh seorang pelatih
dapat mempengaruhi motivasi berprestasi
dalam membina hubungan dengan atletnya
individu, salah
satunya adalah apabila
adalah mampu berkomunikasi secara efektif,
individu percaya bahwa dirinya mampu
memiliki kemahiran mengajar dan melatih,
untuk melakukan sesuatu, maka individu
mampu membangkitkan gairah semangat
akan termotivasi untuk melakukan sesuatu
atlet dan memberikan pujian pada atlet,
sehingga berpengaruh dalam tingkah laku.
lebih menekankan keunggulan individu
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
dari
yang
dimilikinya,
menyertakan sikap humor, mengembangkan
mengemukakan faktor- faktor yang dapat
sikap saling menghargai diantara pelatih dan
menentukan motivasi berprestasi seseorang
atlet, peka terhadap perlunya istirahat,
yaitu kepercayaan diri, pengalaman lampau
mengembangkan sikap kepemimpinan di
dalam situasi serupa, situasi sekarang yang
antara kelompok atletnya, tahu membatasi
aktual, dan komunikasi (informasi dan
diri
persepsi) dari orang lain. Pada umumnya
menerapkan disiplin, tidak mempermalukan
seseorang yang memiliki kepercayaan diri
dan mengintimidasi atlet.
maka
(Munandar
kelemahan
2001)
tinggi
Lawler
daripada
akan
memiliki
dan
bersikap
konsisten
dalam
motivasi
berprestasi yang tinggi pula. Pengalaman
Kesimpulan Dan Saran
masa lalu akan suatu keberhasilan atau
Berdasarkan
hasil
analisis
data
kemenangan dapat mempengaruhi motivasi
penelitian, maka dapat diambil kesimpulan
seseorang untuk mengulang atau berusaha
sebagai berikut :
untuk meraih kembali suatu prestasi.
xiii
Ada hubungan positif yang signifikan
ambisi dan target sesuai kemampuan dan
antara kepercayaan diri dengan motivasi
menyelesaikan tugasnya dengan baik saat
berprestasi pada anggota unit bola basket di
latian
UMS. Ditunjukkan dengan koefisien r
pemain diharapkan bisa mandiri dalam
sebesar 0,657 dengan p = 0,000 (p