HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan Fungsi Kognitif di RSUD Dr. Moewardi.

 

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN GANGGUAN
FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :
Ade Putri Mustikawati
J 50012 0028

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

 


 


 
 



 

 
 



 

 

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN GANGGUAN FUNGSI
KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI
Ade Putri Mustikawati1, Ani Rusnani Fibriani2, Nining Lestari2, 2016

ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke iskemik adalah gangguan fungsi otak yang timbul secara mendadak
dan disebabkan sumbatan pada pembuluh darah (thromboembolic), mengakibatkan daerah di
bawah sumbatan mengalami iskemik. Gejala paling umum dari stroke yaitu kelemahan
mendadak salah satu sisi tubuh pada wajah, lengan, dan kaki. Gejala lainnya berupa gangguan
fungsi kognitif. Pada penelitian sebelumnya stroke iskemik akut terhadap gangguan fungsi
kognitif yaitu terjadi penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stroke iskemik dengan
gangguan fungsi kognitif.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah metode observasional dengan rancangan
penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien stroke poliklinik saraf
RSUD Dr. Moewardi dan untuk kontrol diambil dari pasien yang masuk RSUD Dr.
Moewardi melalui poliklinik saraf dan didiagnosis bukan stroke. Sampel dalam penelitian ini
adalah semua pasien dengan diagnosis berdasarkan CT-scan sebagai stroke iskemik. Besar
sampel 56 pasien dengan perbandingan kasus dan kontrol. Teknik pengambilan sampel
yaitu purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan Chi-Square dengan menggunakan
program SPSS versi 21.0 for windows.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik stroke iskemik dengan gangguan
fungsi kognitif. Responden pada kelompok kasus fungsi kognitif termasuk kategori normal
sebesar 25 responden (44,6%), sedangkan gangguan fungsi kognitif sebanyak 31 responden

(55,4%). Sedangkan dari 56 responden kelompok kontrol, yang mengalami penurunan
gangguan fungsi kognitif sebesar 2 responden. Hasil uji hipotesis Chi-square didapatkan
significancy 0,000 dimana p < 0,05.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara stroke iskemik dengan gangguan fungsi kognitif di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang signifikan secara statistik.
Kata kunci: Stroke iskemik, gangguan fungsi kognitif
1Mahasiswa
2Dosen

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta


 

 
 

THE RELATIONSHIP BETWEEN ISCHEMIC STROKE COGNITIVE
DYSFUNCTION IN DR. MOEWARDI HOSPITAL

Ade Putri Mustikawati1, Ani Rusnani Fibriani2, Nining Lestari2, 2015
ABSTRAK
Background: Ischemic stroke is a disorder of brain function that occur suddenly and
caused a blockage in the blood vessel (thromboembolic), resulting in area under experienced
ischemic blockage. The most common symptoms of a stroke is sudden weakness of one side
of the body on the face, arms, and legs. Other symptoms such as impaired cognitive
function. In previous studies of acute ischemic stroke to impaired cognitive function, namely
a decline in cognitive function in patients with ischemic stroke .
Objective: This study aims to determine the relationship between ischemic stroke with
impaired cognitive function.
Methods: The design study is observational method with cross sectional study design. The
population in this study were stroke patients neurological polyclinic Hospital Dr. Moewardi
and for controls taken from patients admitted Dr. Moewardi Hospital through the clinic
diagnosed nerve and not a stroke. The sample in this study were all patients with a diagnosis
based on CT - scan as ischemic stroke. Large samples of 56 patients with a comparison of
cases and controls. The sampling technique is purposive sampling. Data were analyzed using
Chi-square using SPSS version 21.0 for Windows.
Result: There is a statistically significant relationship ischemic stroke with impaired cognitive
function. Respondents in the case group included the category of normal cognitive function
by 25 respondents (44.6 %), whereas impaired cognitive function as much as 31 respondents

(55.4 %). While the control group of 56 respondents, which decreased cognitive impairment
by 2 respondents. The results of Chi-square test of hypothesis obtained significancy 0.000
where p < 0.05.
Conclusion: There is a relationship between ischemic stroke with impaired cognitive
function in Dr. Moewardi Hospital of Surakarta statistically significant.
Key words: ischemic stroke , impaired cognitive function

1Student
2Lecture

of medical faculty Muhammadiyah Surakarta University
of medical faculty Muhammadiyah Surakarta University



 

 

PENDAHULUAN

Stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbul secara mendadak, biasanya
berlangsung selama 24 jam atau lebih (Junaidi I, 2011). Penyakit ini disebabkan
oleh keadaan iskemik atau proses hemoragik yang seringkali diawali oleh adanya
lesi pada pembuluh darah arteri. Stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan
hemoragik, stroke iskemik lebih sering terjadi daripada stroke hemoragik
(Goldszmidt & Caplan, 2013).
Stroke

iskemik

disebabkan

sumbatan

pada

pembuluh

darah


(thromboembolic), mengakibatkan daerah di bawah sumbatan mengalami
iskemik. Hal ini sangat berbeda dengan stroke hemoragik yang terjadi akibat
adanya mycroaneurisme yang pecah (Dinata CA et al, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) 2015, penyakit stroke
merupakan penyebab kedua kematian di dunia. Data South East Asian Medical
Information Centre (SEAMIC) menunjukkan bahwa angka kematian stroke
terbesar terjadi di Indonesia, kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina,
Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand (Basjirrudin, 2008). Dari 1000
penduduk Indonesia, 8 orang diantaranya terkena stroke dan 7 orang meninggal
(Departemen Kesehatan, 2011). Prevalensi stroke tertinggi adalah pada tahun
2013 di provinsi Sulawesi Selatan (17,9%) dan terendah di provinsi Riau (5,2%)
(Riset Kesehatan Dasar, 2013).
Gejala paling umum dari stroke yaitu kelemahan mendadak salah satu sisi
tubuh pada wajah, lengan, dan kaki. Gejala lainnya berupa gangguan fungsi
kognitif (WHO, 2014). Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memahami
peristiwa yang terjadi sehari-hari dan kemampuan membuat keputusan serta
beradaptasi dengan lingkungan (Yoo Chanuk et al, 2015). Gangguan fungsi
kognitif menunjukkan ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, gangguan
memori dan penilaian, disorientasi, gangguan persepsi serta kesulitan dalam
berpikir (Brunner, 2001).

Penderita stroke iskemik memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami
gangguan kognitif (Stebbins, 2008). Hal ini disebabkan rupturnya plak arteri yang
dapat menimbulkan trombus, sehingga aliran darah menuju otak menurun.



 
 

Penurunan aliran darah otak yang berlangsung lama mengakibatkan gangguan
kognitif pada penderita karena rusaknya jaringan otak (Setyopranoto I, 2011).
Pengukuran fungsi kognitif pada penderita stroke iskemik dapat dinilai
berdasarkan skoring yang sudah ditentukan. Penilaian ini dilakukan dengan
menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE). MMSE terdiri dari
kemampuan orientasi, registrasi, atensi, kalkulasi, ingatan, serta bahasa ( Markam,
2012 ).
Pada penelitian sebelumnya tahun 2000 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
tentang stroke iskemik akut terhadap gangguan fungsi kognitif menggunakan
desain kohort prospektif, didapatkan hasil yaitu terjadi penurunan fungsi kognitif
pada pasien stroke iskemik.

Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan Fungsi Kognitif di
RSUD Dr. Moewardi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stroke iskemik
dengan gangguan fungsi kognitif dan melihat faktor faktor lain dari stroke
iskemik yang dapat menimbulkan gangguan fungsi kognitif.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian observasional analitik,
Penelitian ini menggunakan penggunaan cross sectional adalah suatu rancangan
penelitian dibidang kedokteran dan kesehatan yang sering digunakan karena
secara metodologi paling mudah dilakukan. Penelitian ini dilakukan di poliklinik
saraf RSUD dr. Moewardi pada bulan Desember 2015- Januari 2016. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien stroke di bagian poliklinik saraf di RSUD Dr.
Moewardi dan untuk kontrol diambil dari pasien yang masuk RSUD Dr.
Moewardi melalui poliklinik saraf dan didiagnosis bukan stroke. Sampel pada
penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis berdasarkan CT-scan sebagai stroke
iskemik. Kontrol dilakukan dengan cara anamnesis dan gejala klinis yang tidak
mengalami

stroke.


Perbandingan

kasus

dan

kontrol

1:1

(Murti,2003).

Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Diagnosis pasien


 

 
 


stroke ditegakkan dengan temuan klinis dan CT-scan (Harsono,2009). Menilai
adanya penurunan fungsi kognitif menggunakan Mini-Mental State Examination
(MMSE) (Saryono,2010). MMSE memberikan penilaian kuantitatif kerusakan
kognitif ( Robert Teasell et al, 2014). Skala variabel : ordinal ditransformasikan
menjadi dikotomi dengan batasan penurunan fungsi kognitif ≤26 dan normal bila
nilai MMSE ≥26 (Setyopranoto et al, 2000). Analisis data menggunakan uji
statistik regresi logistik seluruh data yang diperoleh akan diolah dengan
menggunakan SPSS versi 22.

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poliklinik saraf RSUD dr. Moewardi pada bulan
Desember 2015– Januari 2016. Pendekatan penelitian ini menggunakan casecontrol, yaitu membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol. Sampel
penelitian sebanyak 112, yang terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kasus
adalah penderita stroke iskemik 56 responden, sedangkan kelompok control
adalah penderita yang tidak mengalami stroke iskemik 56 responden. Hasil
penelitian ini mengenai karakteristik responden di deskripsikan pada tabel berikut,
1. Umur
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur
Umur
< 45 tahun
46 – 55 tahun
56 – 65 tahun
> 66 tahun
Total

Kasus
N
1
20
31
4
56

Kontrol
%
1,8
35,7
55,4
7,1
100,0

N
1
21
30
4
56

Total
%
1,8
37,5
53,6
7,1
100,0

N
2
41
61
8
112

%
1,78
36,61
54,46
1,14
100.0

Responden pada kelompok kasus yang berumur kurang dari 45 tahun 1
responden (1,8%), umur antara 46 sampai 55 tahun terdapat 20 responden
(35,7%), umur antara 56 sampai 65 tahun sebanyak 31 responden (55,4%),
dan umur lebih dari 66 tahun sebesar 4 responden (7,1%). Sedangkan
kelompok kontrol yang berumur kurang dari 45 tahun 1 responden (1,8%),


 

 
 

umur antara 46 sampai 55 tahun terdapat 21 responden (37,5%), umur antara
56 sampai 65 tahun sebanyak 30 responden (53,6%), dan umur lebih dari 66
tahun sebesar 4 responden (7,1%).
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Kasus
N
32
24
56

Kontrol
%
57,1
42,9
100,0

N
32
24
56

Total
%
57,1
42,9
100,0

N
64
48
112

%
57,14
42,86
100.0

Responden yang berjenis kelamin pada kelompok kasus laki-laki 32
responden (57,1%) dan perempuan 24 responden 42,9%). Sedangkan jenis
kelamin pada kelompok kontrol laki-laki 32 responden (57,1%) dan
perempuan 24 responden (42,9%).
3. Pendidikan
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
PT
Total

Kasus

Kontrol

Total

N
27
17
11
1

%
48,2
30,4
19,6
1,8

N
21
22
12
1

%
37,5
39,3
21,4
1,8

N
48
39
22
2

%
42,86
34,82
19,64
1,78

56

100,0

6

100,0

112

100.0

Responden pada kelompok kasus dengan pendidikan SD sebanyak 27
responden (48,2%), pendidikan SLTP 17 responden (30,4%), pendidikan
SLTA 11 responden (19,6%) dan pendidikan perguruan tinggi hanya 1
responden (1,8%). Sedangkan pada kelompok kontrol dengan pendidikan SD
sebanyak 21 responden (37,5%), pendidikan SLTP 22 responden (39,3%),
pendidikan SLTA 12 responden (21,4%) dan pendidikan perguruan tinggi
hanya 1 responden (1,8%).

10 

 

 
 

4. Gangguan Fungsi Kognitif dengan Dislipidemia, Hipertensi dan DM
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif
Fungsi Kognitif
Normal
Gangguan
Total

Kasus
N
4
0
4

Kontrol
%
66,7
0
66,7

N
0
2
2

Total
%
0
33,3
33,3

N
4
2
112

%
66,7
33,3
100.0

Responden pada kelompok kasus yang mengalami fungsi kognitif
termasuk kategori normal sebesar 25 responden (44,6%) dan gangguan fungsi
kognitif sebanyak 31 responden (55,44%). Sedangkan pada kelompok kontrol
fungsi kognitif termasuk kategori normal sebanyak 54 responden (96,4%) dan
hanya 2 responden (3,5%) mengalami gangguan fungsi kognitif.
5. Gangguan Fungsi Kognitif Tanpa Penyakit Penyerta
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif Tanpa Penyakit
Penyerta
Fungsi Kognitif
Normal
Gangguan
Total

Kasus
N
25
31
56

Kontrol
%
44,6
55,4
100,0

N
54
2
56

Total
%
96,4
3,6
100,0

N
79
33
112

%
73,5
29,5
100.0

Responden pada kelompok kasus yang mengalami gangguan fungsi
kognitif sebesar 4 responden (66,7%) dan kelompok kontrol tanpa gangguan
fungsi kognitif 2 responden (33,3%).

Analisis Statistik Bivariat
Penelitian ini menggunakan analisis bivariat

yaitu untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen (stroke iskemik) terhadap variabel dependen
(penurunan. Dalam hal ini uji analisis bivariat menggunakan Chi Square.

11 

 

 
 

Tabel 4.6. Distribusi Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan
Fungsi Kognitif
Gangguan 
Fungsi 
Kognitif 
Normal 
Penurunan 

Kelompok  
Kasus 
N

25 
44,6 
31 
55,4 
 
 
56 
100 

Total 

Kelompok 
Kontrol 
N
%
54
96,4

3,6 

N
79
33 

56

112

P

χ2 

OR 

0,000

36,130 

(95% CI)
0,030 (0,007‐
0,135) 

Total

100

%
75,9
24,1 

 

Berdasarkan tabulasi data menunjukkan responden pada kelompok kasus
fungsi kognitif termasuk kategori normal sebesar 25 responden (44,6%),
sedangkan gangguan fungsi kognitif sebanyak 31 responden (55,4%). Sedangkan
dari 56 responden kelompok kontrol, yang mengalami penurunan gangguan fungsi
kognitif sebesar 2 responden.Penderita stroke iskemik memiliki risiko mengalami
gangguan fungsi kognitif 0,4 kalilebih tinggi daripada kelompok kontrol (OR,
CI95% = 0,030 (0,007-0,135; p = 0,000). Nilai p ini bermakna pada taraf
kepercayaan 95%, Odds Ratio dinyatakan signifikan atau bermakna yang berarti
dapat mewakili keseluruhan populasi.
Tabel 4.6. Distribusi Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan
Fungsi Kognitif Tanpa Penyakit Penyerta
Gangguan 
Fungsi 
Kognitif 
Normal 
Penurunan 
Total 

Kelompok 
Kasus 

%

0

66,7 
 
 

66,7

Kelompok 
Kontrol 
N
%
2
33,3



N
2


2

6

33,3

Total
%
33,3
66,7 



χ2 

0,014 

6.000 

 

 

Berdasarkan tabulasi data menunjukkan responden pada kelompok kasus
fungsi kognitif yang mengalami penurunan sebesar 4 responden (66,7%),
sedangkan kelompok kontrol yang tidak mengalami penurunan gangguan fungsi
kognitif sebesar 2 responden (33,3%). Nilai p value 0,014 bermakna pada taraf
kepercayaan 95%, dinyatakan signifikan atau bermakna yang berarti dapat
mewakili keseluruhan populasi.

12 

 

 
 

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2016Januari 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang pasien stroke iskemik dan
56 pasien non stroke iskemik diperoleh data mengenai frekuensi distribusi sampel
berdasarkan umur, jenis kelamin dan gangguan fungsi kognitif di RSUD dr.
Moewardi.
Pada tabel 4.1. dapat diketahui bahwa dari 58 sampel yang ada di dapatkan
penderita stroke iskemik terbanyak pada kelompok usia antara 56 tahun sampai
65 tahun sebanyak 31 responden (55,4%). Hal ini menunjukkan bahwa resiko
terjadinya stroke iskemik semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Semakin bertambahnya usia, elastisitas dinding pembuluh darah semakin
berkurang sehingga pembuluh darah menjadi kaku dan mempercepat terbentuknya
aterosklerosis yang pada akhirnya mengganggu suplai darah ke jaringan yang
dituju (Harsono, 2007).
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 124 sampel yang ada didapatkan
jumlah seluruh penderita stroke iskemik yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 32 responden (57,1) lebih banyak dari yang berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 24 responden (42,9%).
Karakteristik pendidikan responden dalam penelitian paling berpendidikan SD
yaitu 27 responden (48,2%). Hal ini menunjukkan bahwa usia dan tingkat
pendidikan berpengaruh pada nilai tes MMSE. Tingkat pendidikan terakhir
memiliki efek pada usia, status kesehatan dan tingkat depresi. Pendidikan rendah
pada orang tua akanlebih mudha mengalami depresi dan jatuh pada kondisi
kesehatan yang buruk. Sehingga pendidikan berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan yang rendah (Aminah dalam Ratnasari, 2014).
Hasil penelitian tentang gangguan fungsi kognitif pada responden di RSUD
Dr. Moewardi diketahui 31 responden mengalami gangguan

fungsi kognitif.

Gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke juga dipengaruhi lokasi lesi dan
onset terjadinya stroke. Gangguan pada fungsi kognitif dapat mengakibatkan
gangguan psikososial apabila tidak ditangani dengan baik, sehingga dapat
13 

 

 
 

dikatakan kualitas hidup penderitanya akan menurun. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Firmansyah (2007), 50-75% penderita stroke mengalami gangguan
kognitif dan prevalensi menjadi demensia 3 bulan pasca stroke berkisar antara
23,5-61%.

Kondisi medis yang menyertai stroke seperti hipertensi, penyakit

jantung, DM serta kondisi depresi juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
Mengemukakan bahwa penurunan skor terjadi seiring bertambahnya usia dan
tingkat pendidikan rendah (O’Byrant et al, 2008).
Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa stroke iskemik dengan
gangguan fungsi kognitif di RSUD Dr. Moewardi (p = 0,000). Dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa responden kelompok kasus yang mengalami gangguan
fungsi kognitif sebanyak 31 responden (55,4%), sedangkan gangguan fungsi
kognitif termasuk kategori normal sebesar 25 responden (44,6%).

Hal ini

disebabkan oleh berbagai kondisi yang dapat meningkatkan risiko stroke iskemik
seperti hipertensi, riwayat diabetes melitus yang diperberat oleh kurangnya
kesadaran untuk melakukan pola hidup yang sehat serta pemeriksaan kesehatan
secara teratur.Gangguan pada fungsi kognitif dapat mengakibatkan gangguan
psikososial apabila tidak ditangani dengan baik, sehingga dapat dikatakan
kualitas hidup penderitanya akan menurun (Kemenkes, 2010).
Gejala paling umum dari stroke yaitu kelemahan mendadak salah satu sisi
tubuh pada wajah,lengan, dan kaki. Gejala lainnya berupa gangguan fungsi
kognitif (WHO, 2014). Gangguan fungsi kognitif menunjukkan ketidakmampuan
untuk mengambil keputusan, gangguan memori dan penilaian, disorientasi,
gangguan persepsi serta kesulitan dalam berpikir (Brunner, 2001).
Hasil penelitian ini menunjukkan pasien stroke iskemik memiliki risiko
mengalami gangguan fungsi kognitif sebesar 0,030 kali daripada pasien non
stroke iskemik (OR = 0,030, CI 95%= 0,007-0,135; p = 0,000). Hal ini sesuai
dengan penelitian Sri Rahayu (2014) ada hubungan antara frekuensi stroke dengan
fungsi kognitif pasien stroke.Serangan stroke berulang akan meningkatkan risiko
untuk mengalami penurunan fungsi kognitif menjadi demensia.

14 

 

 
 

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stroke iskemik dengan gangguan
fungsi kognitif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta(p = 0,000) dengan OR2,338
kali (95% CI : 0.010 – 0,207).
 
Saran

1. Ilmu Pengetahuan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi
ilmu pengetahuan tentang stroke iskemik, fungsi kognitif, dan sebagai dasar
teori untuk penelitian selanjutnya.
2. Tenaga Kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masuka dengan diketahuinya
nilai fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik dan jika terbukti terdapat
penurunan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik maka rencana terapi,
rehabilitasi dan prognosis dapat ditentukan untuk mencegah kemunduran
kognitif lebih lanjut dan kualitas hidup pasien dapat lebih baik
 

15 

 

 
 

DAFTAR PUSTAKA
Aminah S.O., Normah., Ponnusamy S. 2008. Factors influencing cognitive
impairment among stroke patients. Simposium Sains Kesehatan
Kebangsaan ke 7
Arief M. 2008.,Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu kesehatan. Surakarta:
UNS press
Baehr Mathias., Michael Frotscher. 2010. Diagnosis topik neurologi duus:
anatomi,fisiologi,tanda,gejala. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
pp 411
Basjiruddin A., darwin Amir (ed.). 2008. Buku ajar ilmu penyakit saraf
(neurologi) edisi 1. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
Bethesda Stroke Center., 2006. Faktor risiko stroke terkini
Brunner dan Suddarth. 2001.,Keperawatan medikal bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Christopher Goetz. 2007. Texbook of clinical neurology. 3rd Edition.
Philadelphia: Elsevier’s Health Sciences Right Department.p 102
Danovska M., Boyko S., Margarita A., Dora P., 2012. Post-Stroke cognitive
impairment – phenomenology and prognostic factors.Journal of IMAB.
Volume 18, book 3. p290
Dinas Kesehatan Nasional., 8 dari 1000 orang terkena stroke. 2011. Available
Fromhttp://www.depkes.go.id/article/view/1703/8-dari-1000-orang-di
indonesia-terkena-stroke.html. (di askes pada 19 Juli 2015)
Dinata, C.A., Safrita, S., 2013. Gambaran faktor risiko dan tipe stroke pada pasien
rawat inap di bagian penyakit dalam rsud kabupaten solok selatan periode
1 Januari 2010-31 Juni 2012, Jurnal Kesehatan Andalas
Fuller, G., 2006. Paduan praktis pemeriksaan neurologis. Jakarta : EGC.
Furie L Karen., Scott E. Kasner., Vice Chair., Robert J. Adams. 2011. Guidelines
for the prevention of stroke in patients withstroke or transient ischemic
attack. AHA/ASA guideline. pp 228
Ginsberg, L., 2007. Lecture Notes : Neurologi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga
Gnonlonfoun D., Paul Macaire., Lansana Laho., Constant A., Isaac A., Gerard G.,
Octave H., Dismand H., Gilbert D. 2014. Post-Stroke cognitive disorders
and associated factors in french speaking west africa, benin case.
Neuroscience & Medicine, 5. p 37
Gofir A., 2009. Klasifikasi Stroke, Dalam : Manajemen stroke. Yogyakarta :
Pustaka Cendekia Press. p 45

Goldstein B Larry., Cheryl D. Bushnell et al. 2011.Guidelines for the primary
prevention of strokea guideline for healthcare professionals from the
american heartassociation/american stroke association. AHA Stroke.pp518520
Goldszmidt, Adrian J., 2010. Stroke essentials, Second Edition. Jones and bartlett
Publisher, LLC 40 Tall Pine Drive, Sudbury, MA 01776
16 

 

 
 

Harsono., 2009. Kapita selekta neurologi. Cetakan ketujuh. Yogyakarta: Dadjah
Mada University Press
Herlina., 2010. Pengaruh triterpen total pegangan ( centell asiatica (l) urban )
terhadap fungsi kognitif belajar dan mengingat pada mencit jantan albino (
mus musculus ). JPS edisi khusus (C) Vol 10: pp 20-24
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta : Penerbit
ANDI
Kaithoju S., 2014. Ischemic Stroke: Risk stratification, warfarin treatment and
outcame measures. Journal of Neurological Disorders & Stroke 2(5).
pp:1090
Kumar V., Cotran RS., Robbins SL. Buku ajar patologi. 7nd ed, Vol. 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007
Lamsudin R., 2000. Algoritma strokeGadjah Mada. Penyusunan dan validasi
untuk membedakan stroke iskemik akut atau stroke infak. Yogyakarta :
Medika
Lumbantobing, SM. 2004. Stroke, Dalam : Neurogeriatri. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Mardjono, M,. Dan Shidarta, P.2010. Mekanisme gangguan vaskular susunan
saraf, dalam : neurologi klinis dasar. Jakarta : Dian Rakyat.pp 273-274
Markam S., 2009. Penuntun neurologi. Tangerang: Binarupa Aksara.
Murti Bhisma., 2003. Prinsip dan metode riset epidemiologi. Edisi Kedua, Jilid
Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Narushima Kenji., Keen-Loong Chan., James T.Kosier., Robert G. Robinson.
2003. Does cognitive recovery after treatment of poststroke depression last
a 2-year follow-up of cognitive function associated with poststroke
depression. Am J Psychiatry.pp 1157-1162
Pendlebury Sarah T., Jose Mariz., Linda Bull.,Ziyah Mehta., Peter M. Rothwell.
2012. MoCA, ACE-R, and MMSE versus the national institute
ofneurological disorders and stroke–canadian strokenetwork vascular
cognitive impairment harmonizationstandards neuropsychological battery
after tia and stroke. AHA Stroke.pp 565-467
PERDOSSI., 2007. Pedoman penatalaksanaan stroke. Himpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI)
Price, S.A, Wilson, L.M., 2006. Patofisiologikonsepklinis proses-proses penyakit
volume 2. 6th ed. Jakarta : EGC.
Riskesdas., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan penelitian dan pengembangan
kesehatan. Kementrian kesehatan RI
Robert Teasell MD., Norhayati Hussein MBBS MrehabMed. 2014. Rehabilitation
of cognitive impairment post stroke. Stroke Rehabilitation Clinician
Handbook. p 5
Sabayan B., Peter van Vliet., Wouter de Ruijter., Jacobijn Gussekloo., Anton J.,
Rudi G.J., Westendorp. 2013. High blood pressure, physical and cognitive
function,
andrisk
of
stroke
in
the
oldest
old.
DOI:
10.1161/STROKEAHA.112.663062.AHA Stroke.p 16

17 

 

 
 

Sacco Ralph., Co-Chair., Scott E. Kasner., Joseph P. Broderick., Louis R. Caplan.
2013. An updated defiition of stroke for the 21st Century.AHA/ASA Expert
Consensus Document. pp:2065
Sastroasmoro., Sudigdo dan Ismail., Sofyan. 2011. Dasar-dasar metodologi
penelitian klinis edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto
Schaapsmeerders Pauline., Noortje A.M. Maaijwee., et al. 2013. Long-term
cognitive impairment after first-ever ischemicstroke in young adults. AHA
Stroke.pp 1625-1626
Setyopranoto, Ismail., 2012. Oedem otak pada pasien stroke iskemik akut.
Yogyakarta : Balai Penerbit FKUGM
___________, ______., 2011. Stroke: Gejala dan penatalaksanaan. CDK 185 Vol
38 no.4. pp 247
Shidarta P., 2008. Neurologi klinis dalam praktek umum. Jakarta: Dian Rakyat
Smith W S., English J.D., Johnston S.C., 2010. Cerebrovascular diseases, in:
neurology in clinical medicine. USA: Mcgraw-Hill pp: 246
Stebbins Glenn T., David L., Nyenhuis., et al. 2008. Gray matter atrophy in
patients with ischemic strokewith cognitive impairment. AHA Journal
Stroke.pp 786-787
Suroto. 2008., Gangguan pembuluh darah otak, dalam buku ajar ilmu penyakit
saraf.BEM Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Press. Pp 87-94
Utomo A., 2003. Perbedaan angka kejadian demensia antara stroke lesi hemisfer
kiri & kanan.Surakarta, Universitas Sebelas Maret.Skripsi
Walter N. Kernan., Chair., Bruce Ovbiageleet al. 2015. Guidelines for the
prevention of stroke in patients withstroke and transient ischemic attacka
guideline for healthcare professionals from the american
heartassociation/american stroke association. AHA/ASA GUDELINE. DOI:
10.1161/STR.0000000000000024. p2
WHO.,
STEPwise
approach
to
stroke
surveillance.2015.http://www.who.int/chp/steps/stroke/en/. (diaskes pada
21 September 2015)
_____., Stroke Cerebrovascular Accident. 2014. http://www.who.int/topics
/accident. (diaskes pada 19 Juli 2015)
Yoo Chanuk., Mi-hYun Yong., JaeYeop Chung., Yeongae Yang. 2015.Effect of
computerized cognitive rehabilitationprogram on cognitive function and
activities ofliving in stroke patients. College of Biomedical Sciences and
Engineering, InjeUniversity: Gimhae, Republic of Korea. P 2487.

18