this file 5849 12906 1 PB
p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 16/03/2017; Accepted: 25/04/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(1) 2017, 43-55
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i1.5849
PENGARUH METODE MIND MAPPING BERBASIS KATA-KATA MUTIARA
TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS
NARASI SISWA SD
Agni Muftianti
Prodi PGSD STKIP Siliwangi Bandung
Jalan Terusan Jendral Sudirman, Cimahi
Email: agnimuftianti@gmail.com
ABSTRACT
This research is motivated by the problem of low
ability to write narrative students, marked by the
students less seriously and less have a strong will
in writing narrative. This research is intended to
know the effect of Mind Mapping method
oriented pearl words to the skills of reading
comprehension and writing narrative essay. In
this research, used quasi experimental research
design (nonequivalent group pretest-postest)
using two groups that is experiment group and
control group. The result of learning through Mind
Mapping method with pearl oriented orientation
toward reading comprehension skill and
narrative writing skill showed better result, marked
by the increase of mean value of experimental
class after 91 test, while the mean value of
control class after test is 81, 25. Then the average
value of the post-test experiment class narrative
is 81, while the average grade of the post-test
control class is 71.5.
Keywords: mind mapping, pearl words, reading
comprehension, and narrative writing.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah
rendahnya kemampuan menulis narasi siswa,
ditandai
dengan
adanya
siswa
kurang
bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai
kemauan yang keras dalam menulis narasi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruh metode Mind Mapping berorientasi
kata-kata mutiara terhadap keterampilan
membaca pemahaman dan menulis karangan
narasi. Dalam penelitian ini, digunakan desain
penelitian kuasi eksperimen (nonequivalent
Group pretest-postest) dengan menggunakan
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil pembelajaran melalui
metode Mind Mapping berorientasi kata-kata
mutiara terhadap keterampilan membaca
pemahaman dan keterampilan menulis narasi
menunjukkan hasil yang lebih baik, ditandai
dengan peningkatan nilai rata-rata kelas
eksperimen pasca tes yaitu 91, sedangkan nilai
rata-rata kelas kontrol pasca tes yaitu 81,25.
Selanjutnya nilai rata-rata menulis narasi kelas
eksperimen pascates yaitu 81, sedangkan nilai
rata-rata kelas kontrol pasca tes yaitu 71,5.
Kata Kunci: metode mind mapping, kata-kata
mutiara, membaca pemahaman, dan menulis
narasi.
How to Cite: Muftianti, A. (2017). PENGARUH METODE MIND MAPPING BERBASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SD. Mimbar Sekolah Dasar, 4(1), 43–55.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i1.5849.
PENDAHULUAN ~ Pembelajaran bahasa
empat
Indonesia di SD bertujuan meningkatkan
berbahasa dalam pembelajaran Bahasa
kemampuan siswa berkomunikasi secara
Indonesia
efektif, baik lisan maupun tertulis. Terdapat
berbicara,
[43]
komponen
di
SD,
keterampilan
yaitu
membaca,
menyimak,
dan
menulis.
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
Komponen-komponen
mendapatkan
dalam
tersebut
perhatian
pembelajaran
yang
pembelajaran membaca lanjutan. Dalam
sama
pembelajaran
membaca
permulaan,
karena
membaca diarahkan untuk melafalkan
keempat aspek tersebut saling terkait dan
huruf sehingga dikatakan bahwa tujuan
saling berpengaruh (Tarigan, 2008, p.1).
pembelajaran
membaca
permulaan
Keempat keterampilan tersebut diperoleh
adalah untuk melek huruf.
Dalam KBBI
melalui
Keterampilan
(2005, p. 729) melek diartikan sebagai
membaca dan menulis sebagai salah satu
insaf, mengerti, merel huruf artinya dapat
keterampilan
membaca
proses
bahasa
harus
berlatih.
berbahasa
perlu
dimiliki
dan
menulis,
sedangkan
siswa SD agar mampu berkomunikasi baik
menurut
secara lisan ataupun tertulis. Permana,
adalah kemampuan mengenali lambang-
Sulistyowarni,
&
lambang
mengatakan
bahwa
Irmayanti
(2016)
“Keterampilan
Mulyati
bunyi
(2002)
melek
bahasa
huruf
dan
dapat
benar.
Pada
melafalkannya
dengan
membaca merupakan suatu keterampilan
membaca
permulaan
yang tidak terjadi secara alamiah tetapi
dimungkinkan
merupakan seperangkat komponen yang
melafalkan lambang-lambang huruf yang
harus
dibacanya
dikuasai
bertahap”,
secara
oleh
pribadi
karena
anak-anak
tanpa
dapat
diikuti
oleh
peranan
pemahaman terhadap lambang bunyi-
pengajaran bahasa Indonesia khususnya
bunyi lambang tersebut. Oleh karena itu,
pengajaran membaca dan menulis di SD
pembelajaran
menjadi
ditujukan untuk siswa kelas rendah.
sangat
itu,
dan
sangat
penting,
pentingnya
membaca
permulaan
membaca ini dijelaskan oleh Delviani
(2016) bahwa dengan membaca, siswa
Sementara itu, pembelajaran membaca
akan lebih mengenal dunia dan dengan
lanjutan diberikan untuk anak kelas tinggi.
banyak
dapat
Dalam pembelajaran membaca lanjutan
keterampilan-
ini, siswa diarahkan untuk memaknai bunyi
membaca
pula
mengembangkan
keterampilan
siswa
berbahasa
lainnya.
huruf yang dapat ia lafalkan sehingga
Membaca adalah hal yang sangat berarti
tujuan pembelajaran membaca lanjutan
dan
aktif
adalah untuk memahami isi bacaan atau
pembaca, karena untuk mencapai tujuan
yang kemudian disebut dengan melek
yang
wacana. Menurut Mulyati (2002), yang
membutuhkan
keterlibatan
diharapkan
memerlukan
pemahaman yang kuat dalam proses
dimaksud
membaca
kemampuan
membaca
membaca seseorang dapat dilihat dari
sesungguhnya
yakni
segi pemahaman membacanya. Untuk
mengubah
tingkat
menjadi bunyi-bunyi
bermakna disertai
pemahaman
lambang-lambang
tersebut.
sekolah
membaca
dibagi
dasar,
Kemampuan
pembelajaran
menjadi
dua
yakni
pembelajaran membaca permulaan dan
tersebut.
[44]
melek
wacana
Dengan
yang
kemampuan
lambang-lambang
akan
adalah
kemampuan
tulis
melek
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
wacana
inilah
kemudian
diberikan
berbagai
anak-anak
macam
Berbeda halnya dengan keterampilan
informasi
berbahasa
yang dapat memperluas pengetahuan
menulis
mereka.
pendukung.
yang
lain,
memerlukan
kemampuan
sejumlah
Untuk
potensi
mencapainya
dibutuhkan kesungguhan dan kemauan
Begitupun dengan menulis, seperti halnya
keras.
keterampilan
membaca,
dikatakan
bahwa
meningkatkan
menulis
dipergunakan
kemampuan
membaca
dan
berkomunikasi
secara
Kemampuan
keterampilan
untuk
tidak
menulis
langsung.
Dengan
demikian,
wajar
bila
menulis
dapat mendorong siswa lebih aktif, kreatif
merupakan
dan melatih kemahiran.
kegiatan yang produktif dan ekspresif,
kegiatan menulis harus dilakukan dengan
Namun berdasarkan hasil survei lembaga
banyak latihan dan praktek yang teratur
internasional
agar
bidang
penulis
terampil
dalam
yang
Education
dan kosa kata. Menulis narasi merupakan
Organitation
kompetensi menulis yang sudah ada dan
penduduk
dimulai
negara-negara
jenjang
Sekolah
Dasar.
dalam
United
Nations
And
Cultural
pendidikan,
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,
di
bergerak
Society
minat
(UNESCO)
Indonesia
jauh
Asia.
baca
dibawah
Sementara
itu,
Kompetensi tersebut menuntut siswa untuk
menurut Adhitama (2008) International
dapat mengungkapkan perasaan, ide,
Educational
dan
kemampuan membaca siswa Indonesia
gagasannya
melalui
kepada
kegiatan
orang
menulis
lain
narasi.
paling
mencatat
Achievement
rendah
di
kawasan
ASEAN.
Kemampuan menulis narasi tidak secara
Indonesia merupakan peringkat ke-38 dari
otomatis
39
dapat
dikuasai
oleh
harus
melalui
latihan
melainkan
siswa,
dan
negara.
United
Sehingga
Nations
menyebabkan
Development
Program
praktik yang banyak dan teratur sehingga
(UNDP) menempatkan Indonesia pada
siswa
posisi rendah dalam hal pembangunan
dalam
akan
lebih
kegiatan
mudah
menulis.
berekspresi
Sehubungan
sumber daya manusia.
dengan itu kemampuan menulis harus
ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari
Begitupun
pendidikan
Apabila
menulis siswa dipandang masih rendah
kemampuan menulis tidak ditingkatkan,
seperti menurut Panca sejalan dengan
maka
untuk
temuan dari survei ihwal pembelajaran
mengungkapkan pikiran atau gagasan
menulis kolaboratif (Alwasilah, 2007) yang
melalui
menandaskan,
Sekolah
kemampuan
bentuk
tulisan
Dasar.
siswa
akan
semakin
berkurang atau tidak berkembang.
mengenai
pembelajaran
keterampilan
bahwa
menulis
kesulitan
dalam
bahasa
Indonesia apalagi dalam bahasa Inggris
disebabkan
[45]
oleh
dua
hal
yakni
(1)
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
Pendidikan
SD
sampai
telah
Dengan
mengabaikan keterampilan menulis dan
pendidik
(2) Pembelajaran menulis selama ini lebih
memperhatikan hal apa saja yang tepat
mengajarkan
dan harus diberikan pada saat proses
teori
PT
daripada
praktis
menulis.
melihat
kenyataan
harus
pembelajaran,
demikian,
benar-benar
dengan
merefleksi
mungkin
saja
Senada dengan kenyataan di lapangan,
diberikan
belum
masih terdapat beberapa kasus terdapat
pembelajaran yang diberikan terhadap
siswa sekolah dasar di kelas tinggi yang
para siswa cenderung monoton yang
belum melek huruf. Contohnya saja di
menjadikan siswa merasa jenuh atau
Kabupaten Bandung, khususnya di SDN
bosan. Masih banyak kasus di lapangan
Karamatmulya 01 Kecamatan Soreang,
bahwa pembelajaran yang disampaikan
masih terdapat siswa kelas V yang masih
tak jauh dari pembelajaran konvensional,
belum melek huruf dan melek wacana.
pembelajaran yang belum memberikan
Begitu
inovasi bagi pendidikan.
juga
mengenai
kemampuan
pembelajaran
diri,
maksimal
yang
sehingga
menulis narasi siswa kelas V SD Negeri
Karamatmulya 01 Soreang masih rendah,
Menurut
pemelajaran
pembelajaran
sehingga
masih
kurang
mengakibatkan
inovatif
metode
kemampuan
Djamarah
(1996)
metode
konvensional
adalah
pembelajaran tradisional
atau
menulis narasi siswa menjadi rendah. Hal
disebut juga dengan metode ceramah,
ini dintandai dengan adanya siswa kurang
karena
bersungguh–sungguh
kurang
dipergunakan sebagai alat komunikasi
mempunyai kemauan yang keras dalam
lisan antara guru dengan anak didik
berkemampuan
dalam proses belajar dan pembelajaran.
dan
menulis
narasi.
Siswa
sejak
dulu
metode
ini
telah
belum terampil dalam menyusun kalimat-
Pada
pembelajaran
kalimat dan belum memperhatikan tanda
ditandai
dengan
baca dalam menulis karangan narasi. Hal
mengajarkan
ini menunjukkan bahwa siswa kurang aktif
bukan
dan
kesulitan
siswa mengetahui sesuatu bukan mampu
untuk
untuk melakukan sesuatu, dan pada saat
perlu
proses pembelajaran siswa lebih banyak
mengalami
mengembangkan
menulis
berupaya
narasi
gagasannya
sehingga
dalam
pembelajaran
yang
guru
tentang
kompetensi,
mengembangkan
mendengarkan.
inovatif
konvensional
dengan
guru
yang
konvensional
lebih
konsep-konsep
tujuannya
Jadi,
banyak
adalah
pendekatan
dimaksud
adalah
maksud agar tujuan pembelajaran dapat
proses pembelajaran yang lebih banyak
tercapai khususnya dalam pembelajaran
didominasi gurunya sebagai pentransfer
menulis narasi.
ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai
penerima ilmu. Akibatnya, proses belajar
tidak berjalan secara kreatif, efektif, dan
[46]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
menyenangkan.
Dengan
selalu
secara
optimal.
Baikmetode
maupun
memberikan model pembelajaran yang
model pembelajaran merupakan suatu
konvensional, terkadang konsentrasi siswa
pola perencanaan pembelajaran yang
terpecah dengan hal lainnya, akibatnya
digunakan
dalam
siswa kurang memahami materi pelajaran.
mengajar.
Menurut
Tak sedikit siswa yang merasa bosan dan
(Rahman, 2011, p. 7).
jenuh di kelas, bahkan tak sedikit pula
siswa
menggunakan
kegiatan
belajar
mengganggu temannya. Hal seperti ini
dapat membuat hasil belajar siswa tidak
maksimal.
itu,
metode
konvensional
digunakan
yang
oleh
belajar
Joyce
&
-
Weil
Keberadaan model pembelajaran
menjadi
vital
dalam
domain
teaching learning process, sebab
model pembelajaran adalah suatu
perencanaan
ataupola
yang
digunakan
dalam
menyusun
kurikulum,
mengatur
materi
pembelajaran,
dan
member
petunjuk kepada pengajar di kelas
dalam setting pengajaran ataupun
setting lainnya.
sebagai ajang untuk melamun, tidur dan
Selain
proses
pembelajaran
pada
umumnya
Salah satu metode pembelajaran yang
pendidik,
cenderung
telah terbukti mampu mengoptimalkan
menekankan pada pola kerja otak kiri
hasil
siswa saja. Padahal belajar dikatakan
Mapping.
berhasil apabila otak difungsikan secara
diperkenalkan oleh Buzan pada awal
optimal atau fungsi otak lebih optimal bila
1970-an. Hingga saat ini metode yang
seluruh bagian otak dapat diaktifkan.
merupakan
Salah satu alternatif untuk mengatasi
thinking adalah metode belajar yang
masalah pembelajaran adalah dengan
paling banyak digunakan di seluruh dunia.
menggunakan
Menurut
yaitu
guru
inovasi
pembelajaran,
khususnya
dituntut
untuk
belajar
adalah
Metode
metode
ini
pertama
implementasi
Buzana
(2004,
Mapping adalah
Mind
dari
kali
radiant
p. 4)
Mind
cara mencatat yang
memilah metode apa yang tepat untuk
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
diberikan pada pembelajaran sehingga
“memetakan” pikiran-pikiran kita. Metode
membuat siswa menjadi aktif, kreatif,
Mind Mapping ini akan sangat membantu
mandiri,
memudahkan
dan
merasa
senang
dalam
kegiatan pembelajaran.
melihat
dalam
proses
pembelajaran terutama digunakan dalam
keterampilan
Dengan
siswa
kenyataan
seperti
narasi.
membaca
Metode
Mind
dan
menulis
Mapping
akan
demikian, perlu kiranya sebagai seorang
menambah
pendidik
suatu
mencari urutan kronologis suatu peristiwa,
dan
kejadian, dan masalah yang diharapkan.
untuk
pembelajaran
menyajikan
yang
bermakna
pengetahuan
siswa
untuk
bervariasi sehingga dapat menciptakan
Siswa
para siswa yang cerdas, kreatif, mandiri,
pembelajaran
berwawasan
narasi mengangkat tema dari kehidupan
luas
dan
berkembang
[47]
akan
lebih
mudah
membaca
jika
dan
dalam
menulis
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
siswa
sehari-hari
atau
pengalaman-
berimajinasi lebih luas. Adanya interaksi
pengalamannya. Melalui bimbingan guru
yang luar biasa antara kedua belahan
disertai pemberian motivasi yang besar
otak
kepada para siswa dengan memberikan
memberikan kemudahan dalam proses
kata-kata
tersebut. Terbiasanya siswa menggunakan
bermakna/mutiara
yang
dapat
bertujuan untuk mendorong para siswa
dan
agar
otaknya,
lebih
bersemangat
dalam
memicu
kreativitas
mengembangkan
akan
potensi
dicapai
beberapa
suatu tulisan yang berasal dari imajinasi
kreativitas, dan pemahaman.
para
siswa,
kemudian
pengalaman
tersebut
kedua
peningkatan
menuangkan ide-ide mereka ke dalam
aspek,
yang
yaitu
konsentrasi,
pengalamandituangkan
ke
Berdasarkan
permasalahan
tersebut,
mengadakan
penelitian
dalam kerangka berfikir melalui
Mind
maka
Kata-kata
yang
dengan judul Pengaruh Metode Mind
Mapping.
mutiara
penulis
diberikan memberikan suatu gambaran
Mapping
untuk menjadikan para siswa lebih kreatif,
Terhadap
karena dengan kata-kata mutiara siswa
Pemahaman dan Menulis Narasi Siswa di
dapat mendapatkan kata kunci yang
Sekolah Dasar (Kuasi Eksperimen pada
akan mereka kembangkan melalui peta
Kelas V SDN Karamatmulya 01 Kecamatan
pikiran
dengan
Soreang Kabupaten Bandung). Hal ini
gambar dan kata - katanya yang sangat
bertujuan untuk melihat apakah terdapat
variatif. Hal ini dapat memicu siswa untuk
pengaruh
melatih
menggunakan metode Mind Mapping
mereka
disertai
pula
kemampuan
membaca
Berbasis
Kata-kata
Keterampilan
atau
pemahaman dan menulis karangan narasi
berbasis
yang lebih besar atau menarik siswa.
keterampilan
kata-kata
Mutiara
Membaca
tidak
dengan
mutiara
membaca
terhadap
pemahaman
dan menulis narasi.
Berdasarkan
hal
diharapkan
tersebut,
kemampuan
maka
membaca
Berdasarkan
pemaparan
yang
telah
pemahaman dan menulis narasi siswa
dijelaskan, maka rumusan masalah pada
akan meningkat. Metode Mind Mapping
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
disertai kata-kata mutiara tentu akan
sangat
membantu
memanfaatkan
otaknya
terdapat
pengaruh
dalam
penggunaan metode Mind Mapping
belah
berbasis Kata-kata Mutiara terhadap
mengembangkan
keterampilan membaca pemahaman
potensi
dalam
keterampilan
siswa
1. Apakah
membaca
kedua
pemahaman
siswa kelas V SDN Karamatmulya 01?
dan juga keterampilan menulis narasi
2. Apakah
terdapat
pengaruh
siswa. Siswa akan lebih termotivasi dengan
penggunaan metode Mind Mapping
kata-kata
berbasis Kata-kata Mutiara terhadap
mutiara
yang
diberikan,
sehingga memicu kreativitas siswa untuk
[48]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
keterampilan menulis narasi siswa kelas
kelompok
V SDN Karamatmulya 01?
random. Pada kelompok eksperimen dan
kontrol
tidak
dipilih
secara
kontrol, sama-sama dilakukan prates dan
METODE
pasca
Metode Penelitian
eksperimen
Penelitian ini menggunakan pendekatan
perlakuan, sedangkan pada kelas kontrol
kuantitatif
menggunakan
yaitu
menggunakan
berdasarkan
jenis
penelitian
rancangan
prosedur
yang
penelitian
statistik
tes.
Hanya
saja
diberi
kelompok
treatment
atau
pendekatan
pembelajaran konvensional sebagaimana
atau
yang digunakan oleh guru.
dengan cara lain dari kuantifikasi untuk
mengukur variabel penelitiannya. Adapun
Teknik Pengumpulan Data
metode yang digunakan adalah metode
Pengumpulan data dilakukan dengan
kuasi eksperimen atau eksperimen semu.
menggunakan pengukuran baik melalui
tes
maupun
non
tes
terhadap
Penelitiaan ini bertujuan untuk mencari
keterampilan
pengaruh dari suatu perlakuan berupa
dan menulis karangan narasi. Pengukuran
penggunaan
non tes menggunakan observasi dalam
metode
Mind
mapping
membaca
berorientasi kata-kata mutiara terhadap
mengumpulkan
keterampilan
mengamati
membaca
pemahaman
data
tingkah
pemahaman
dengan
laku
siswa
cara
pada
dan keterampilan menulis narasi, dengan
waktu belajar, tingkah laku guru pada
membandingkan
didik
sebelum
Mind
mapping
pemahaman
peserta
waktu mengajar, kegiatan diskusi dan
menggunakan
metode
partisipasi
berorientasi
mutiara dan sesudah
kata-kata
siswa
dalam
pembelajaran.
Pengumpulan data dilakukan terhadap
menggunakan
kelompok
eksperimen
yang
diberikan
metode Mind mapping berorientasi kata-
perlakuan melalui metode Mind mapping
kata
cara
berbasis kata-kata mutiara dan kelompok
membandingkan kelas control dan kelas
kontrol yang tidak diberikan perlakuan
eksperimen.
metode Mind mapping berbasis kata-kata
mutiara
atau
dengan
mutiara.
Desain Penelitian
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
Analisis Data
menggunakan bentuk desain penelitian
Data yang telah diperoleh kemudian
eksperimen kuasi (non equivalent Group
diolah
dengan
dengan
statistik
inferensial
pretest-postest)
menggunakan
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
inferensial
dan
analisis
kelompok
kontrol.
Pertimbangan
menggunakan
parametrik.
parametrik
data
adalah
dengan
teknik
Statistik
teknik
melakukan
penggunaan desain ini karena dalam
pengujian terhadap hipotesis penelitian
penelitian ini kelompok eksperimen dan
yang diajukan oleh peneliti dan dibangun
[49]
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
dari
kajian
teori
dengan
memiliki
narasi
berorientasi
kata-kata
mutiara,
persyaratan tertentu terhadap data yang
selanjutnya
akan
data
dilakukan dengan memberi perlakuan.
model
Penelitian dilakukan pada dua kelas yang
dianalisis
populasi
distribusi
yaitu
distribusi
berdasarkan
normal
pada
dan
kedua
populasi
proses
dianggap
homogen (Susetyo, 2010, p.138).
pembelajaran
mewakili
keterujian
hasil
penelitian, yaitu satu kelas eksperimen
dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen
Adapun langkah-langkah dalam teknik
merupakan kelas dimana metode Mind
analisis data penelitian ini sebagai berikut:
Mapping diterapkan, sedangkan kelas
1. Mencari nilai-nilai parameter gejala
kontrol
pusat
dengan
model
deskriptif
pembelajaran konvensional, maksudnya
statistik dengan menggunakan SPSS
model pembelajaran yang biasa guru
20.
kelas lakukan diantaranya melalui teknik
2. Melakukan
metode
menggunakan
pengujian
normalitas
ceramah dan tanya jawab.
dengan menggunakan bantuan SPSS
ver.
20
for
menggunakan
dengan
dengan
windows
Untuk
kolmogorof-smirnov
ketentuan,
jika
mengetahui
perubahan
angka
hasil
prates
atau
keterampilan
dan
peningkatan
membaca
pemahaman
signifikansi (Sig.) < 0,05 berarti data
dan
tidak berdistribusi normal, tetapi jika
berorientasi
angka signifikansi (Sig.) > 0,05 maka
dilaksanakannya
data berdistribusi normal.
langkah selanjutnya adalah melakukan
3. Melakukan
pengujian
homogenitas
pascates
terhadap varian pada kedua sampel.
4. Melakukan
analisis
keterampilan
kata-kata
Independent
narasi
mutiara
setelah
perlakuan,
untuk
Kemudian
menulis
maka
masing-masing
hasil
tersebut
kelas.
diolah
sebagaimana teknik pengolahan data
sampel t test untuk mendapatkan
dan
gambaran umum perbedaan antara
direncanakan. Pelaksanaan perlakuan ini
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
dilaksanakan
5. Menghitung rata-rata hasil tes, baik
pretes
maupun
kelompok
kontrol
postest
dan
melalui
pada
eksperimen
serta dideskripsikan.
dengan
keterampilan
metode
telah
kelas
eksperimen
Mind
Mapping
kelas
pendekatan
konvensional.
kelas
gambaran
melakukan
kontrol
melalui
Perlakuan
eksperimen.
umum
perlakuan
Adapun
tersebut
dapat digambarkan seperti di bawah ini:
prates kemampuan awal siswa berkaitan
dengan
pada
yang
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
diawali
data
sedangkan
untuk
Penelitian
analisis
membaca
pemahaman dan keterampilan menulis
[50]
1.
2.
Kegiatan Pembelajaran
Guru memberikan kata-kata mutiara untuk mengarahkan perhatian siswa supaya lebih antusias
dalam belajar. Kemudian Guru memberikan penjelasan mengenai Mind Mapping disertai
contoh cara membuat Mind Mapping. Peserta didik berdiskusi dan mengidentifikasi makna dari
kata-kata mutiara tersebut, apa makna yang terkandung dari kata-kata mutiara tersebut. Guru
memberikan pengarahan melalui cerita dan metode ceramah mengenai makna dari kata-kata
mutiara. Guru menanyakan kepada setiap siswa pengalaman yang pernah dialami terkait
dengan cerita yang disampaikan guru dan saling bertukar pikiran. Guru memberikan materi
karangan narasi secara sekilas, karena dirasa telah dipelajari sebelumnya. Peserta didik
berdiskusi dan mengidentifikasi unsur-unsur karangan narasi melalui Mind Mapping yang
diberikan oleh guru. Peserta didik saling bertukar cerita (pengalaman pribadi) mengenai belajar,
sesuai pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada peserta didik. Melalui hasil brainstorming
peserta didik mengeksplorasi ide-ide dan mencatat apa yang mereka pikirkan mengenai
belajar, melalui peta pikiran dalam kertas kerja masing-masing sesuai pengalaman pribadi,
dengan bimbingan dari guru untuk membuat kerangka/alur pemikirannya. Peserta didik
diarahkan untuk mengeksplorasi ide-idenya ke dalam pokok pikiran utama melalui peta pikiran
yang dibuat siswa. Melalui bimbingan guru, peserta didik diarahkan untuk membuat pokok
pikiran utama ke dalam cabang-cabang peta pikiran disertai gambar dan warna. Peserta didik
diarahkan untuk membaca beberapa pertanyaan yang diharapkan bisa membantu siswa
dalam memfokuskan pikiran, menentukan dan memilih ide-ide mana yang akan dikembangkan
dalam peta pikiran mereka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut misalnya:
a. Apa yang akan kamu tulis?
b. Apa yang kamu pikirkan setelah kamu menentukan topik ini?
c. Hal-hal apa saja yang paling penting dari topik tersebut ?
d. Coba kembangkan ide-ide pokok penting tersebut melalui cabang-cabang pikiranmu !
e. Jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut kemudian dijawab melalui pengembangan
cabang-cabang pikiran yang dibuat di dalam Mind Mapping.
Guru menanyakan kembali makna dari kata-kata mutiara yang telah diberikan, serta guru
memberikan gambaran/contoh membuat Mind Mapping. Peserta didik berdiskusi dan
mengidentifikasi makna dari kata-kata mutiara tersebut, melalui tahap prabaca yang
diperintahkan oleh guru yaitu dengan melakukan beberapa kegiatan berikut:
a. Tahap Prabaca
1) Mengembangkan latar belakang konsep/skematis dengan cara menghubungkan isi teks
dengan pengalaman siswa ataupun dengan materi yang telah dibahas.
2) Membangkitkan minat, yaitu guru membangun minat melalui penggunaan metode Mind
Mapping untuk menyajikan teks bacaan kata-kata mutiara tersebut secara menarik. Guru
mengarahkan peserta didik menyiapkan sebuah kertas kosong kemudian tentukan oleh
siswa apa yang menjadi ide pokok dalam kata-kata mutiara tersebut, lalu simpan ide pokok
itu di tengah-tengah kertas dengan memberikan gambar dan warna yang menarik. Buatlah
cabang-cabang utama dengan garis hubung yang melengkung, untuk menghubungkan
satu kata kunci untuk tiap garis hubung. Untuk mempermudah membuat kata kunci, siswa
diarahkan oleh guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
ide pokok sebagai pemandu untuk menghubungkan setiap kata kunci dengan garis hubung
ke ide pokok melalui pengalaman pribadinya.
b. Tahap Membaca
Peserta didik melaksanakan kegiatan membaca cepat guna menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan
pemandu
yang
disampaikan
oleh
guru.
Melalui
hasil
brainstormingpeserta didik mengeksplorasi ide-ide dan mencatat apa yang mereka pikirkan
mengenai bacaan yang mereka baca, melalui peta pikiran dalam kertas kerja masing-masing
sesuai pengalaman pribadi, dengan bimbingan dari guru untuk membuat kerangka/alur
pemikirannya.
c.
c. Tahap Pascabaca
Peserta didik diarahkan untuk membaca kembali teks bacaan yang diberikan agar peserta didik
semakin memahami wacana yang telah dibacanya. Kemudian peserta didik mengeksplorasi
ide-idenya melalui kerja kreatif dengan membuat ilustrasi cerita/karangan singkat melalui Mind
Mapping (peta pikiran). Peserta didik diarahkan untuk menjawab ide pokok apa yang
terkandung dalam kata-kata mutiara secara serentak. Guru memberikan kesempatan kepada
[51]
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
Kegiatan Pembelajaran
peserta didik siapa yang berani untuk memperlihatkan hasil kerja membuat Mind Mapping di
depan teman-temannya. Guru memeriksa hasil kerja siswa dan menyuruh peserta didik untuk
menganalisis hasil kerja mereka kembali.Peserta didik diarahkan untuk membuat karangan
dengan judul yang telah ditentukan, yaitu mengenai belajar.Peserta didik mulai berlatih
membuat kalimat utama dan ide utama sesuai dengan kerangka karangan masing-masing.
Peserta didik membuat draf dengan menulis seluruh tulisan masing-masing dari awal, isi dan
penutup karangan. Draf tulisan masing-masing siswa dikumpulkan, kemudian guru menyuruh
setiap siswa untuk membacakan hasil karangannya sendiri di depan guru dan teman-temannya,
kemudian teman-teman yang lain memberikan masukan terhadap tulisan yang dibuatnya.
Setiap masukan ditampung sebagai bahan koreksi awal tulisan. Kemudian peserta didik
membaca kembali tulisan masing-masing untuk memperbaiki kalimat-kalimat yang masih terasa
janggal. Peserta didik membaca beberapa pertanyaan yang diharapkan bisa membantu
memperbaiki tulisannya, berikut beberapa contoh pertanyaan yang mungkin diajukan kepada
peserta didik :
1) Apakah tulisan ini sesuai dengan pengalamanmu?
2) Apakah tulisan yang dibuat telah mengandung unsur-unsur karangan narasi ?
3) Apakah tulisan ini jelas dan maknanya dapat disampaikan kepada pembaca ?
4) Apakah tulisan yang dibuat telah sesuai dengan penggunaan ejaan yang tepat ?
5) Apakah tulisan yang dibuat telah dirasa benar sesuai dengan karangan yang diharapkan ?
Peserta didik diarahkan untuk memperbaiki tulisannya sesuai dengan hasil refleksi masingmasing. Kemudian Peserta didik membaca kembali tulisannya masing-masing untuk melihat
keterkaitan antar paragraf, aspek penulisan, tanda baca, huruf kapital, dan kesalahan mekanik
lainnya.
3.
Guru menanyakan kembali mengenai makna dari kata-kata mutiara dan cabang-cabang yang
terkait dengan Mind Mapping yang telah dibuat mereka. Guru menanyakan apakah mereka
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan pemandu secara mudah dengan menggunakan Mind
Mapping? Guru menilai hasil kerja mereka mengenai pengembangan dari cabang utama ide
pokok, apakah sudah sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing ? Guru dan siswa
secara bersamaan menilai hasil kerja masing-masing mengenai jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru membuat contoh mengenai tanda baca beserta
contoh kalimatnya. Peserta didik mengoreksi ulang tulisan mereka dengan memperhatikan
contoh tanda baca. Sebelum tulisannya dikumpulkan dan dinilai oleh guru, peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaiki tulisannya kembali mulai dari awal, isi, dan penutup karangan.
Peserta didik dan guru bertemu secara individual untuk memeriksa tulisan yang telah disusun,
kemudian melakukan tanya jawab tentang penilaian terhadap hasil tulisan masing-masing.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
81,25. Selanjutnya nilai rata-rata menulis
hasil
proses
narasi kelas eksperimen pascates yaitu 81,
Mind
sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol
Mapping berorientasi kata-kata mutiara
pascates yaitu 71,5. Dengan demikian,
terhadap
pada
bahwa
pembelajaran
rancangan
melalui
metode
keterampilan
membaca
penelitian
ini
metode
yang
pemahaman dan keterampilan menulis
digunakan dapat dikatakan memberikan
narasi lebih baik dibandingkan dengan
pengaruh
terhadap
rancangan
membaca
pemahaman
pembelajaran
pada
kelas
nilai
rata-rata
dan
menulis
narasi.
konvensional. Hal ini ditandai dengan
peningkatan
keterampilan
kelas
eksperimen pascates yaitu 91, sedangkan
Terlihat pula nilai signifikansi dengan nilai
nilai rata-rata kelas kontrol pascates yaitu
thitung sebesar 4,225 lebih besar dari pada
[52]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
ttabel
dengan
taraf
signifikansi
α=0,05
serta lebih antusias dan bersemangat
sebesar 0,320 maka dengan ini H0 ditolak
dalam
dan Ha diterima. Dengan kata lain dapat
dibutuhkanpun sangat sederhana berupa
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
kertas kosong tak bergaris, pena dan
metode Mind Mapping berbasis kata-kata
pensil warna, otak, Imajinasi (Buzan, 2010,
mutiara
terhadap
keterampilan
p. 4).
membaca
pemahaman
siswa
eksperimen.
menulis
Peralatan
yang
kelas
Begitupun
pembelajaran
belajar.
pada
narasi
Metode Mind Mapping dapat membantu
melalui
memudahkan
siswa
dalam
metode Mind Mapping berbasis kata-kata
mengembangkan suatu bacaan yang
mutiara,
dipahami serta menambah pengetahuan
terlihat
pula
nilai
signifikansi
dengan nilai thitung sebesar 2,512 lebih
siswa untuk mencari
besar
suatu peristiwa, kejadian, dan masalah
daripada
ttabel
dengan
taraf
urutan kronologis
signifikansi α=0,05 sebesar 0,320 maka
yang
dengan ini H0 ditolak dan Ha diterima.
mudah mengembangan kalimat bacaan
Dengan
yang dipahaminya melalui Mind Mapping
kata
lain
dapat
disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh metode Mind
Mapping
berbasis
kata-kata
terhadap
keterampilan
serta
diharapkan.
memudahkan
mutiara
dalam
narasi
melalui
menulis
pada siswa kelas eksperimen.
Siswa
pula
pembelajaran
tema
kehidupan
untuk
lebih
siswa
menulis
yang
siswa
dapat
narasi
diangkat
dari
sehari-hari
pengalaman-pengalamannya.
atau
Melalui
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
bimbingan
oleh guru pun menjadi lebih terarah
pengalaman
dengan
dalam kerangka berpikir melalui Mind
proses
dibuatnya
pembelajaran
suatu
rancangan
melalui
metode
guru,
tersebut
pengalamandituangkan
ke
Mapping.
Mind Mapping berbasis kata-kata mutiara
terhadap
keterampilan
membaca
Mind Mapping penuh dengan kreativitas
pemahaman dan keterampilan menulis
siswa melalui gambar dan kata-katanya
narasi melalui langkah-langkah yang ingin
yang sangat variatif, sehingga dapat
dicapai.
memicu siswa untuk menulis karangan
narasi yang lebih besar atau menarik siswa
Peserta didik tidak lagi merasa jenuh atau
untuk menulis narasi. Berdasarkan hal
bosan, karena pembelajaran melibatkan
tersebut, maka kemampuan membaca
kedua
pemahaman dapat lebih berkembang
belahan
otaknya
untuk
aktif
sehingga melalui metode Mind Mapping
dan
para
meningkat.
siswa
bebas
berimajinasi
dan
menulis
narasi
Dengan
siswa
demikian,
dapat
guru
menuangkannya dalam peta pikiran yang
diharapkan dapat menciptakan suasana
kemudian mereka tuangkan dalam tulisan
yang dapat mendukung kondisi belajar
[53]
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
siswa terutama dalam proses pembuatan
Mind
Terbiasanya
Mapping.
menggunakan
dan
terhadap
siswa
keterampilan
pemahaman dan keterampilan menulis
mengembangkan
narasi.
Dengan
potensi kedua otaknya, akan dicapai
disimpulkan
bahwa
peningkatan
Mapping
dapat
beberapa
aspek,
membaca
yaitu
demikian,
metode
dapat
Mind
meningkatkan
konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman
pemahaman membaca siswa dan dapat
sehingga siswa dapat mengembangkan
meningkatkan kemampuan menulis narasi
tulisannya melalui Mind Mapping.
siswa.
Begitupun dengan aspek kebahasaan
REFERENSI
lainnya,
metode
Mind
Mapping
Adhitama,
T.
(2008).
Makna
Membangkitkan minat baca. (Diakses
20
Pebruari
2017)
pada
http://www.bit.lipi.go.id/masyarakatliterasi/index.php/manfaatmembaca/410?joscclean=1&comment
_id=2242
memungkinkan untuk dapat menyusun
berbagai
fakta-fakta
informasi
yang
serta
informasi-
ada
dengan
menghubungkan logika dengan perasaan
sehingga
menghasilkan
dipahami.
Karena
arti
pada
yang
dasarnya
Alwasilah, A.C. dan Alwasilah, S.S. (2007).
Pokoknya Menulis.: Cara Baru Menulis
dengan Metode Kolaborasi.Bandung:
Kiblat Buku Utama.
metode Mind Mapping dapat menjadikan
otak bekerja mengolah informasi menjadi
teratur, melalui suatu proses mencari,
memilih,
merumuskan,
merangkaikannya
dalam
dan
Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis
Data Penelitian: Dilengkapi
cara
Perhitungan dengan SPSS dan MS Offic
Excel. Bandung: Refika Aditama.
gambar-
gambar, simbol-simbol, suara citra, bunyi
dan perasaan. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikatakan oleh Buzan (2007, p. 4)
bahwa
Mind
Mapping
adalah
Buzan, T. (2004). Mind Map Untuk
Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
cara
mudah menggali informasi dari dalam
otak yang merupakan cara baru untuk
Buzan, T. (2007). Buku Pintar Mind Map
untuk Anak Agar Anak Pintar di
Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pusaka
Utama
belajar dan berlatih yang cepat dan
ampuh dengan membuat catatan yang
tidak membosankan untuk mendapatkan
ide baru dan merencanakan proyek
Buzan, T. (2010). Buku Pintar Mind Map.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.
SIMPULAN
Djamarah dan Zain. (1996). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Berdasarkan
hasil
penelitian
terbukti
bahwa pembelajaran melalui metode
Mind
Mapping
berorientasi
Delviani, D., Djuanda, D., & Hanifah, N.
(2016). PENERAPAN MODEL KOOPERATIF
TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED
kata-kata
mutiara menunjukkan hasil yang lebih baik
[54]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
READING
AND
COMPOSITION)
BERBANTUAN MEDIA PUZZLE KALIMAT
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA ANAK DALAM MENENTUKAN
PIKIRAN POKOK. Pena Ilmiah, 1(1), 91100.
Retrieved
fromhttp://ejournal.upi.edu/index.php/
penailmiah/article/view/2935/1963.
Mulyati, Y. (2002). Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Permana, Y, Sulistyowarni, D., & Irmayanti,
M. (2016). PENGARUH METODE SQ3R
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
CEPAT SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 3(2),
231-240.
doi:http://dx.doi.org/10.23819/mimbarsd.v3i2.4385.
Rahman. (2011). Model Mengajar dan
Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqa
Print.
Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai
suatu
keterampilan
berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
[55]
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 16/03/2017; Accepted: 25/04/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(1) 2017, 43-55
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i1.5849
PENGARUH METODE MIND MAPPING BERBASIS KATA-KATA MUTIARA
TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS
NARASI SISWA SD
Agni Muftianti
Prodi PGSD STKIP Siliwangi Bandung
Jalan Terusan Jendral Sudirman, Cimahi
Email: agnimuftianti@gmail.com
ABSTRACT
This research is motivated by the problem of low
ability to write narrative students, marked by the
students less seriously and less have a strong will
in writing narrative. This research is intended to
know the effect of Mind Mapping method
oriented pearl words to the skills of reading
comprehension and writing narrative essay. In
this research, used quasi experimental research
design (nonequivalent group pretest-postest)
using two groups that is experiment group and
control group. The result of learning through Mind
Mapping method with pearl oriented orientation
toward reading comprehension skill and
narrative writing skill showed better result, marked
by the increase of mean value of experimental
class after 91 test, while the mean value of
control class after test is 81, 25. Then the average
value of the post-test experiment class narrative
is 81, while the average grade of the post-test
control class is 71.5.
Keywords: mind mapping, pearl words, reading
comprehension, and narrative writing.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah
rendahnya kemampuan menulis narasi siswa,
ditandai
dengan
adanya
siswa
kurang
bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai
kemauan yang keras dalam menulis narasi.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruh metode Mind Mapping berorientasi
kata-kata mutiara terhadap keterampilan
membaca pemahaman dan menulis karangan
narasi. Dalam penelitian ini, digunakan desain
penelitian kuasi eksperimen (nonequivalent
Group pretest-postest) dengan menggunakan
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hasil pembelajaran melalui
metode Mind Mapping berorientasi kata-kata
mutiara terhadap keterampilan membaca
pemahaman dan keterampilan menulis narasi
menunjukkan hasil yang lebih baik, ditandai
dengan peningkatan nilai rata-rata kelas
eksperimen pasca tes yaitu 91, sedangkan nilai
rata-rata kelas kontrol pasca tes yaitu 81,25.
Selanjutnya nilai rata-rata menulis narasi kelas
eksperimen pascates yaitu 81, sedangkan nilai
rata-rata kelas kontrol pasca tes yaitu 71,5.
Kata Kunci: metode mind mapping, kata-kata
mutiara, membaca pemahaman, dan menulis
narasi.
How to Cite: Muftianti, A. (2017). PENGARUH METODE MIND MAPPING BERBASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SD. Mimbar Sekolah Dasar, 4(1), 43–55.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i1.5849.
PENDAHULUAN ~ Pembelajaran bahasa
empat
Indonesia di SD bertujuan meningkatkan
berbahasa dalam pembelajaran Bahasa
kemampuan siswa berkomunikasi secara
Indonesia
efektif, baik lisan maupun tertulis. Terdapat
berbicara,
[43]
komponen
di
SD,
keterampilan
yaitu
membaca,
menyimak,
dan
menulis.
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
Komponen-komponen
mendapatkan
dalam
tersebut
perhatian
pembelajaran
yang
pembelajaran membaca lanjutan. Dalam
sama
pembelajaran
membaca
permulaan,
karena
membaca diarahkan untuk melafalkan
keempat aspek tersebut saling terkait dan
huruf sehingga dikatakan bahwa tujuan
saling berpengaruh (Tarigan, 2008, p.1).
pembelajaran
membaca
permulaan
Keempat keterampilan tersebut diperoleh
adalah untuk melek huruf.
Dalam KBBI
melalui
Keterampilan
(2005, p. 729) melek diartikan sebagai
membaca dan menulis sebagai salah satu
insaf, mengerti, merel huruf artinya dapat
keterampilan
membaca
proses
bahasa
harus
berlatih.
berbahasa
perlu
dimiliki
dan
menulis,
sedangkan
siswa SD agar mampu berkomunikasi baik
menurut
secara lisan ataupun tertulis. Permana,
adalah kemampuan mengenali lambang-
Sulistyowarni,
&
lambang
mengatakan
bahwa
Irmayanti
(2016)
“Keterampilan
Mulyati
bunyi
(2002)
melek
bahasa
huruf
dan
dapat
benar.
Pada
melafalkannya
dengan
membaca merupakan suatu keterampilan
membaca
permulaan
yang tidak terjadi secara alamiah tetapi
dimungkinkan
merupakan seperangkat komponen yang
melafalkan lambang-lambang huruf yang
harus
dibacanya
dikuasai
bertahap”,
secara
oleh
pribadi
karena
anak-anak
tanpa
dapat
diikuti
oleh
peranan
pemahaman terhadap lambang bunyi-
pengajaran bahasa Indonesia khususnya
bunyi lambang tersebut. Oleh karena itu,
pengajaran membaca dan menulis di SD
pembelajaran
menjadi
ditujukan untuk siswa kelas rendah.
sangat
itu,
dan
sangat
penting,
pentingnya
membaca
permulaan
membaca ini dijelaskan oleh Delviani
(2016) bahwa dengan membaca, siswa
Sementara itu, pembelajaran membaca
akan lebih mengenal dunia dan dengan
lanjutan diberikan untuk anak kelas tinggi.
banyak
dapat
Dalam pembelajaran membaca lanjutan
keterampilan-
ini, siswa diarahkan untuk memaknai bunyi
membaca
pula
mengembangkan
keterampilan
siswa
berbahasa
lainnya.
huruf yang dapat ia lafalkan sehingga
Membaca adalah hal yang sangat berarti
tujuan pembelajaran membaca lanjutan
dan
aktif
adalah untuk memahami isi bacaan atau
pembaca, karena untuk mencapai tujuan
yang kemudian disebut dengan melek
yang
wacana. Menurut Mulyati (2002), yang
membutuhkan
keterlibatan
diharapkan
memerlukan
pemahaman yang kuat dalam proses
dimaksud
membaca
kemampuan
membaca
membaca seseorang dapat dilihat dari
sesungguhnya
yakni
segi pemahaman membacanya. Untuk
mengubah
tingkat
menjadi bunyi-bunyi
bermakna disertai
pemahaman
lambang-lambang
tersebut.
sekolah
membaca
dibagi
dasar,
Kemampuan
pembelajaran
menjadi
dua
yakni
pembelajaran membaca permulaan dan
tersebut.
[44]
melek
wacana
Dengan
yang
kemampuan
lambang-lambang
akan
adalah
kemampuan
tulis
melek
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
wacana
inilah
kemudian
diberikan
berbagai
anak-anak
macam
Berbeda halnya dengan keterampilan
informasi
berbahasa
yang dapat memperluas pengetahuan
menulis
mereka.
pendukung.
yang
lain,
memerlukan
kemampuan
sejumlah
Untuk
potensi
mencapainya
dibutuhkan kesungguhan dan kemauan
Begitupun dengan menulis, seperti halnya
keras.
keterampilan
membaca,
dikatakan
bahwa
meningkatkan
menulis
dipergunakan
kemampuan
membaca
dan
berkomunikasi
secara
Kemampuan
keterampilan
untuk
tidak
menulis
langsung.
Dengan
demikian,
wajar
bila
menulis
dapat mendorong siswa lebih aktif, kreatif
merupakan
dan melatih kemahiran.
kegiatan yang produktif dan ekspresif,
kegiatan menulis harus dilakukan dengan
Namun berdasarkan hasil survei lembaga
banyak latihan dan praktek yang teratur
internasional
agar
bidang
penulis
terampil
dalam
yang
Education
dan kosa kata. Menulis narasi merupakan
Organitation
kompetensi menulis yang sudah ada dan
penduduk
dimulai
negara-negara
jenjang
Sekolah
Dasar.
dalam
United
Nations
And
Cultural
pendidikan,
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa,
di
bergerak
Society
minat
(UNESCO)
Indonesia
jauh
Asia.
baca
dibawah
Sementara
itu,
Kompetensi tersebut menuntut siswa untuk
menurut Adhitama (2008) International
dapat mengungkapkan perasaan, ide,
Educational
dan
kemampuan membaca siswa Indonesia
gagasannya
melalui
kepada
kegiatan
orang
menulis
lain
narasi.
paling
mencatat
Achievement
rendah
di
kawasan
ASEAN.
Kemampuan menulis narasi tidak secara
Indonesia merupakan peringkat ke-38 dari
otomatis
39
dapat
dikuasai
oleh
harus
melalui
latihan
melainkan
siswa,
dan
negara.
United
Sehingga
Nations
menyebabkan
Development
Program
praktik yang banyak dan teratur sehingga
(UNDP) menempatkan Indonesia pada
siswa
posisi rendah dalam hal pembangunan
dalam
akan
lebih
kegiatan
mudah
menulis.
berekspresi
Sehubungan
sumber daya manusia.
dengan itu kemampuan menulis harus
ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari
Begitupun
pendidikan
Apabila
menulis siswa dipandang masih rendah
kemampuan menulis tidak ditingkatkan,
seperti menurut Panca sejalan dengan
maka
untuk
temuan dari survei ihwal pembelajaran
mengungkapkan pikiran atau gagasan
menulis kolaboratif (Alwasilah, 2007) yang
melalui
menandaskan,
Sekolah
kemampuan
bentuk
tulisan
Dasar.
siswa
akan
semakin
berkurang atau tidak berkembang.
mengenai
pembelajaran
keterampilan
bahwa
menulis
kesulitan
dalam
bahasa
Indonesia apalagi dalam bahasa Inggris
disebabkan
[45]
oleh
dua
hal
yakni
(1)
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
Pendidikan
SD
sampai
telah
Dengan
mengabaikan keterampilan menulis dan
pendidik
(2) Pembelajaran menulis selama ini lebih
memperhatikan hal apa saja yang tepat
mengajarkan
dan harus diberikan pada saat proses
teori
PT
daripada
praktis
menulis.
melihat
kenyataan
harus
pembelajaran,
demikian,
benar-benar
dengan
merefleksi
mungkin
saja
Senada dengan kenyataan di lapangan,
diberikan
belum
masih terdapat beberapa kasus terdapat
pembelajaran yang diberikan terhadap
siswa sekolah dasar di kelas tinggi yang
para siswa cenderung monoton yang
belum melek huruf. Contohnya saja di
menjadikan siswa merasa jenuh atau
Kabupaten Bandung, khususnya di SDN
bosan. Masih banyak kasus di lapangan
Karamatmulya 01 Kecamatan Soreang,
bahwa pembelajaran yang disampaikan
masih terdapat siswa kelas V yang masih
tak jauh dari pembelajaran konvensional,
belum melek huruf dan melek wacana.
pembelajaran yang belum memberikan
Begitu
inovasi bagi pendidikan.
juga
mengenai
kemampuan
pembelajaran
diri,
maksimal
yang
sehingga
menulis narasi siswa kelas V SD Negeri
Karamatmulya 01 Soreang masih rendah,
Menurut
pemelajaran
pembelajaran
sehingga
masih
kurang
mengakibatkan
inovatif
metode
kemampuan
Djamarah
(1996)
metode
konvensional
adalah
pembelajaran tradisional
atau
menulis narasi siswa menjadi rendah. Hal
disebut juga dengan metode ceramah,
ini dintandai dengan adanya siswa kurang
karena
bersungguh–sungguh
kurang
dipergunakan sebagai alat komunikasi
mempunyai kemauan yang keras dalam
lisan antara guru dengan anak didik
berkemampuan
dalam proses belajar dan pembelajaran.
dan
menulis
narasi.
Siswa
sejak
dulu
metode
ini
telah
belum terampil dalam menyusun kalimat-
Pada
pembelajaran
kalimat dan belum memperhatikan tanda
ditandai
dengan
baca dalam menulis karangan narasi. Hal
mengajarkan
ini menunjukkan bahwa siswa kurang aktif
bukan
dan
kesulitan
siswa mengetahui sesuatu bukan mampu
untuk
untuk melakukan sesuatu, dan pada saat
perlu
proses pembelajaran siswa lebih banyak
mengalami
mengembangkan
menulis
berupaya
narasi
gagasannya
sehingga
dalam
pembelajaran
yang
guru
tentang
kompetensi,
mengembangkan
mendengarkan.
inovatif
konvensional
dengan
guru
yang
konvensional
lebih
konsep-konsep
tujuannya
Jadi,
banyak
adalah
pendekatan
dimaksud
adalah
maksud agar tujuan pembelajaran dapat
proses pembelajaran yang lebih banyak
tercapai khususnya dalam pembelajaran
didominasi gurunya sebagai pentransfer
menulis narasi.
ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai
penerima ilmu. Akibatnya, proses belajar
tidak berjalan secara kreatif, efektif, dan
[46]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
menyenangkan.
Dengan
selalu
secara
optimal.
Baikmetode
maupun
memberikan model pembelajaran yang
model pembelajaran merupakan suatu
konvensional, terkadang konsentrasi siswa
pola perencanaan pembelajaran yang
terpecah dengan hal lainnya, akibatnya
digunakan
dalam
siswa kurang memahami materi pelajaran.
mengajar.
Menurut
Tak sedikit siswa yang merasa bosan dan
(Rahman, 2011, p. 7).
jenuh di kelas, bahkan tak sedikit pula
siswa
menggunakan
kegiatan
belajar
mengganggu temannya. Hal seperti ini
dapat membuat hasil belajar siswa tidak
maksimal.
itu,
metode
konvensional
digunakan
yang
oleh
belajar
Joyce
&
-
Weil
Keberadaan model pembelajaran
menjadi
vital
dalam
domain
teaching learning process, sebab
model pembelajaran adalah suatu
perencanaan
ataupola
yang
digunakan
dalam
menyusun
kurikulum,
mengatur
materi
pembelajaran,
dan
member
petunjuk kepada pengajar di kelas
dalam setting pengajaran ataupun
setting lainnya.
sebagai ajang untuk melamun, tidur dan
Selain
proses
pembelajaran
pada
umumnya
Salah satu metode pembelajaran yang
pendidik,
cenderung
telah terbukti mampu mengoptimalkan
menekankan pada pola kerja otak kiri
hasil
siswa saja. Padahal belajar dikatakan
Mapping.
berhasil apabila otak difungsikan secara
diperkenalkan oleh Buzan pada awal
optimal atau fungsi otak lebih optimal bila
1970-an. Hingga saat ini metode yang
seluruh bagian otak dapat diaktifkan.
merupakan
Salah satu alternatif untuk mengatasi
thinking adalah metode belajar yang
masalah pembelajaran adalah dengan
paling banyak digunakan di seluruh dunia.
menggunakan
Menurut
yaitu
guru
inovasi
pembelajaran,
khususnya
dituntut
untuk
belajar
adalah
Metode
metode
ini
pertama
implementasi
Buzana
(2004,
Mapping adalah
Mind
dari
kali
radiant
p. 4)
Mind
cara mencatat yang
memilah metode apa yang tepat untuk
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
diberikan pada pembelajaran sehingga
“memetakan” pikiran-pikiran kita. Metode
membuat siswa menjadi aktif, kreatif,
Mind Mapping ini akan sangat membantu
mandiri,
memudahkan
dan
merasa
senang
dalam
kegiatan pembelajaran.
melihat
dalam
proses
pembelajaran terutama digunakan dalam
keterampilan
Dengan
siswa
kenyataan
seperti
narasi.
membaca
Metode
Mind
dan
menulis
Mapping
akan
demikian, perlu kiranya sebagai seorang
menambah
pendidik
suatu
mencari urutan kronologis suatu peristiwa,
dan
kejadian, dan masalah yang diharapkan.
untuk
pembelajaran
menyajikan
yang
bermakna
pengetahuan
siswa
untuk
bervariasi sehingga dapat menciptakan
Siswa
para siswa yang cerdas, kreatif, mandiri,
pembelajaran
berwawasan
narasi mengangkat tema dari kehidupan
luas
dan
berkembang
[47]
akan
lebih
mudah
membaca
jika
dan
dalam
menulis
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
siswa
sehari-hari
atau
pengalaman-
berimajinasi lebih luas. Adanya interaksi
pengalamannya. Melalui bimbingan guru
yang luar biasa antara kedua belahan
disertai pemberian motivasi yang besar
otak
kepada para siswa dengan memberikan
memberikan kemudahan dalam proses
kata-kata
tersebut. Terbiasanya siswa menggunakan
bermakna/mutiara
yang
dapat
bertujuan untuk mendorong para siswa
dan
agar
otaknya,
lebih
bersemangat
dalam
memicu
kreativitas
mengembangkan
akan
potensi
dicapai
beberapa
suatu tulisan yang berasal dari imajinasi
kreativitas, dan pemahaman.
para
siswa,
kemudian
pengalaman
tersebut
kedua
peningkatan
menuangkan ide-ide mereka ke dalam
aspek,
yang
yaitu
konsentrasi,
pengalamandituangkan
ke
Berdasarkan
permasalahan
tersebut,
mengadakan
penelitian
dalam kerangka berfikir melalui
Mind
maka
Kata-kata
yang
dengan judul Pengaruh Metode Mind
Mapping.
mutiara
penulis
diberikan memberikan suatu gambaran
Mapping
untuk menjadikan para siswa lebih kreatif,
Terhadap
karena dengan kata-kata mutiara siswa
Pemahaman dan Menulis Narasi Siswa di
dapat mendapatkan kata kunci yang
Sekolah Dasar (Kuasi Eksperimen pada
akan mereka kembangkan melalui peta
Kelas V SDN Karamatmulya 01 Kecamatan
pikiran
dengan
Soreang Kabupaten Bandung). Hal ini
gambar dan kata - katanya yang sangat
bertujuan untuk melihat apakah terdapat
variatif. Hal ini dapat memicu siswa untuk
pengaruh
melatih
menggunakan metode Mind Mapping
mereka
disertai
pula
kemampuan
membaca
Berbasis
Kata-kata
Keterampilan
atau
pemahaman dan menulis karangan narasi
berbasis
yang lebih besar atau menarik siswa.
keterampilan
kata-kata
Mutiara
Membaca
tidak
dengan
mutiara
membaca
terhadap
pemahaman
dan menulis narasi.
Berdasarkan
hal
diharapkan
tersebut,
kemampuan
maka
membaca
Berdasarkan
pemaparan
yang
telah
pemahaman dan menulis narasi siswa
dijelaskan, maka rumusan masalah pada
akan meningkat. Metode Mind Mapping
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
disertai kata-kata mutiara tentu akan
sangat
membantu
memanfaatkan
otaknya
terdapat
pengaruh
dalam
penggunaan metode Mind Mapping
belah
berbasis Kata-kata Mutiara terhadap
mengembangkan
keterampilan membaca pemahaman
potensi
dalam
keterampilan
siswa
1. Apakah
membaca
kedua
pemahaman
siswa kelas V SDN Karamatmulya 01?
dan juga keterampilan menulis narasi
2. Apakah
terdapat
pengaruh
siswa. Siswa akan lebih termotivasi dengan
penggunaan metode Mind Mapping
kata-kata
berbasis Kata-kata Mutiara terhadap
mutiara
yang
diberikan,
sehingga memicu kreativitas siswa untuk
[48]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
keterampilan menulis narasi siswa kelas
kelompok
V SDN Karamatmulya 01?
random. Pada kelompok eksperimen dan
kontrol
tidak
dipilih
secara
kontrol, sama-sama dilakukan prates dan
METODE
pasca
Metode Penelitian
eksperimen
Penelitian ini menggunakan pendekatan
perlakuan, sedangkan pada kelas kontrol
kuantitatif
menggunakan
yaitu
menggunakan
berdasarkan
jenis
penelitian
rancangan
prosedur
yang
penelitian
statistik
tes.
Hanya
saja
diberi
kelompok
treatment
atau
pendekatan
pembelajaran konvensional sebagaimana
atau
yang digunakan oleh guru.
dengan cara lain dari kuantifikasi untuk
mengukur variabel penelitiannya. Adapun
Teknik Pengumpulan Data
metode yang digunakan adalah metode
Pengumpulan data dilakukan dengan
kuasi eksperimen atau eksperimen semu.
menggunakan pengukuran baik melalui
tes
maupun
non
tes
terhadap
Penelitiaan ini bertujuan untuk mencari
keterampilan
pengaruh dari suatu perlakuan berupa
dan menulis karangan narasi. Pengukuran
penggunaan
non tes menggunakan observasi dalam
metode
Mind
mapping
membaca
berorientasi kata-kata mutiara terhadap
mengumpulkan
keterampilan
mengamati
membaca
pemahaman
data
tingkah
pemahaman
dengan
laku
siswa
cara
pada
dan keterampilan menulis narasi, dengan
waktu belajar, tingkah laku guru pada
membandingkan
didik
sebelum
Mind
mapping
pemahaman
peserta
waktu mengajar, kegiatan diskusi dan
menggunakan
metode
partisipasi
berorientasi
mutiara dan sesudah
kata-kata
siswa
dalam
pembelajaran.
Pengumpulan data dilakukan terhadap
menggunakan
kelompok
eksperimen
yang
diberikan
metode Mind mapping berorientasi kata-
perlakuan melalui metode Mind mapping
kata
cara
berbasis kata-kata mutiara dan kelompok
membandingkan kelas control dan kelas
kontrol yang tidak diberikan perlakuan
eksperimen.
metode Mind mapping berbasis kata-kata
mutiara
atau
dengan
mutiara.
Desain Penelitian
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
Analisis Data
menggunakan bentuk desain penelitian
Data yang telah diperoleh kemudian
eksperimen kuasi (non equivalent Group
diolah
dengan
dengan
statistik
inferensial
pretest-postest)
menggunakan
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
inferensial
dan
analisis
kelompok
kontrol.
Pertimbangan
menggunakan
parametrik.
parametrik
data
adalah
dengan
teknik
Statistik
teknik
melakukan
penggunaan desain ini karena dalam
pengujian terhadap hipotesis penelitian
penelitian ini kelompok eksperimen dan
yang diajukan oleh peneliti dan dibangun
[49]
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
dari
kajian
teori
dengan
memiliki
narasi
berorientasi
kata-kata
mutiara,
persyaratan tertentu terhadap data yang
selanjutnya
akan
data
dilakukan dengan memberi perlakuan.
model
Penelitian dilakukan pada dua kelas yang
dianalisis
populasi
distribusi
yaitu
distribusi
berdasarkan
normal
pada
dan
kedua
populasi
proses
dianggap
homogen (Susetyo, 2010, p.138).
pembelajaran
mewakili
keterujian
hasil
penelitian, yaitu satu kelas eksperimen
dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen
Adapun langkah-langkah dalam teknik
merupakan kelas dimana metode Mind
analisis data penelitian ini sebagai berikut:
Mapping diterapkan, sedangkan kelas
1. Mencari nilai-nilai parameter gejala
kontrol
pusat
dengan
model
deskriptif
pembelajaran konvensional, maksudnya
statistik dengan menggunakan SPSS
model pembelajaran yang biasa guru
20.
kelas lakukan diantaranya melalui teknik
2. Melakukan
metode
menggunakan
pengujian
normalitas
ceramah dan tanya jawab.
dengan menggunakan bantuan SPSS
ver.
20
for
menggunakan
dengan
dengan
windows
Untuk
kolmogorof-smirnov
ketentuan,
jika
mengetahui
perubahan
angka
hasil
prates
atau
keterampilan
dan
peningkatan
membaca
pemahaman
signifikansi (Sig.) < 0,05 berarti data
dan
tidak berdistribusi normal, tetapi jika
berorientasi
angka signifikansi (Sig.) > 0,05 maka
dilaksanakannya
data berdistribusi normal.
langkah selanjutnya adalah melakukan
3. Melakukan
pengujian
homogenitas
pascates
terhadap varian pada kedua sampel.
4. Melakukan
analisis
keterampilan
kata-kata
Independent
narasi
mutiara
setelah
perlakuan,
untuk
Kemudian
menulis
maka
masing-masing
hasil
tersebut
kelas.
diolah
sebagaimana teknik pengolahan data
sampel t test untuk mendapatkan
dan
gambaran umum perbedaan antara
direncanakan. Pelaksanaan perlakuan ini
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
dilaksanakan
5. Menghitung rata-rata hasil tes, baik
pretes
maupun
kelompok
kontrol
postest
dan
melalui
pada
eksperimen
serta dideskripsikan.
dengan
keterampilan
metode
telah
kelas
eksperimen
Mind
Mapping
kelas
pendekatan
konvensional.
kelas
gambaran
melakukan
kontrol
melalui
Perlakuan
eksperimen.
umum
perlakuan
Adapun
tersebut
dapat digambarkan seperti di bawah ini:
prates kemampuan awal siswa berkaitan
dengan
pada
yang
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
diawali
data
sedangkan
untuk
Penelitian
analisis
membaca
pemahaman dan keterampilan menulis
[50]
1.
2.
Kegiatan Pembelajaran
Guru memberikan kata-kata mutiara untuk mengarahkan perhatian siswa supaya lebih antusias
dalam belajar. Kemudian Guru memberikan penjelasan mengenai Mind Mapping disertai
contoh cara membuat Mind Mapping. Peserta didik berdiskusi dan mengidentifikasi makna dari
kata-kata mutiara tersebut, apa makna yang terkandung dari kata-kata mutiara tersebut. Guru
memberikan pengarahan melalui cerita dan metode ceramah mengenai makna dari kata-kata
mutiara. Guru menanyakan kepada setiap siswa pengalaman yang pernah dialami terkait
dengan cerita yang disampaikan guru dan saling bertukar pikiran. Guru memberikan materi
karangan narasi secara sekilas, karena dirasa telah dipelajari sebelumnya. Peserta didik
berdiskusi dan mengidentifikasi unsur-unsur karangan narasi melalui Mind Mapping yang
diberikan oleh guru. Peserta didik saling bertukar cerita (pengalaman pribadi) mengenai belajar,
sesuai pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada peserta didik. Melalui hasil brainstorming
peserta didik mengeksplorasi ide-ide dan mencatat apa yang mereka pikirkan mengenai
belajar, melalui peta pikiran dalam kertas kerja masing-masing sesuai pengalaman pribadi,
dengan bimbingan dari guru untuk membuat kerangka/alur pemikirannya. Peserta didik
diarahkan untuk mengeksplorasi ide-idenya ke dalam pokok pikiran utama melalui peta pikiran
yang dibuat siswa. Melalui bimbingan guru, peserta didik diarahkan untuk membuat pokok
pikiran utama ke dalam cabang-cabang peta pikiran disertai gambar dan warna. Peserta didik
diarahkan untuk membaca beberapa pertanyaan yang diharapkan bisa membantu siswa
dalam memfokuskan pikiran, menentukan dan memilih ide-ide mana yang akan dikembangkan
dalam peta pikiran mereka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut misalnya:
a. Apa yang akan kamu tulis?
b. Apa yang kamu pikirkan setelah kamu menentukan topik ini?
c. Hal-hal apa saja yang paling penting dari topik tersebut ?
d. Coba kembangkan ide-ide pokok penting tersebut melalui cabang-cabang pikiranmu !
e. Jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut kemudian dijawab melalui pengembangan
cabang-cabang pikiran yang dibuat di dalam Mind Mapping.
Guru menanyakan kembali makna dari kata-kata mutiara yang telah diberikan, serta guru
memberikan gambaran/contoh membuat Mind Mapping. Peserta didik berdiskusi dan
mengidentifikasi makna dari kata-kata mutiara tersebut, melalui tahap prabaca yang
diperintahkan oleh guru yaitu dengan melakukan beberapa kegiatan berikut:
a. Tahap Prabaca
1) Mengembangkan latar belakang konsep/skematis dengan cara menghubungkan isi teks
dengan pengalaman siswa ataupun dengan materi yang telah dibahas.
2) Membangkitkan minat, yaitu guru membangun minat melalui penggunaan metode Mind
Mapping untuk menyajikan teks bacaan kata-kata mutiara tersebut secara menarik. Guru
mengarahkan peserta didik menyiapkan sebuah kertas kosong kemudian tentukan oleh
siswa apa yang menjadi ide pokok dalam kata-kata mutiara tersebut, lalu simpan ide pokok
itu di tengah-tengah kertas dengan memberikan gambar dan warna yang menarik. Buatlah
cabang-cabang utama dengan garis hubung yang melengkung, untuk menghubungkan
satu kata kunci untuk tiap garis hubung. Untuk mempermudah membuat kata kunci, siswa
diarahkan oleh guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
ide pokok sebagai pemandu untuk menghubungkan setiap kata kunci dengan garis hubung
ke ide pokok melalui pengalaman pribadinya.
b. Tahap Membaca
Peserta didik melaksanakan kegiatan membaca cepat guna menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan
pemandu
yang
disampaikan
oleh
guru.
Melalui
hasil
brainstormingpeserta didik mengeksplorasi ide-ide dan mencatat apa yang mereka pikirkan
mengenai bacaan yang mereka baca, melalui peta pikiran dalam kertas kerja masing-masing
sesuai pengalaman pribadi, dengan bimbingan dari guru untuk membuat kerangka/alur
pemikirannya.
c.
c. Tahap Pascabaca
Peserta didik diarahkan untuk membaca kembali teks bacaan yang diberikan agar peserta didik
semakin memahami wacana yang telah dibacanya. Kemudian peserta didik mengeksplorasi
ide-idenya melalui kerja kreatif dengan membuat ilustrasi cerita/karangan singkat melalui Mind
Mapping (peta pikiran). Peserta didik diarahkan untuk menjawab ide pokok apa yang
terkandung dalam kata-kata mutiara secara serentak. Guru memberikan kesempatan kepada
[51]
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
Kegiatan Pembelajaran
peserta didik siapa yang berani untuk memperlihatkan hasil kerja membuat Mind Mapping di
depan teman-temannya. Guru memeriksa hasil kerja siswa dan menyuruh peserta didik untuk
menganalisis hasil kerja mereka kembali.Peserta didik diarahkan untuk membuat karangan
dengan judul yang telah ditentukan, yaitu mengenai belajar.Peserta didik mulai berlatih
membuat kalimat utama dan ide utama sesuai dengan kerangka karangan masing-masing.
Peserta didik membuat draf dengan menulis seluruh tulisan masing-masing dari awal, isi dan
penutup karangan. Draf tulisan masing-masing siswa dikumpulkan, kemudian guru menyuruh
setiap siswa untuk membacakan hasil karangannya sendiri di depan guru dan teman-temannya,
kemudian teman-teman yang lain memberikan masukan terhadap tulisan yang dibuatnya.
Setiap masukan ditampung sebagai bahan koreksi awal tulisan. Kemudian peserta didik
membaca kembali tulisan masing-masing untuk memperbaiki kalimat-kalimat yang masih terasa
janggal. Peserta didik membaca beberapa pertanyaan yang diharapkan bisa membantu
memperbaiki tulisannya, berikut beberapa contoh pertanyaan yang mungkin diajukan kepada
peserta didik :
1) Apakah tulisan ini sesuai dengan pengalamanmu?
2) Apakah tulisan yang dibuat telah mengandung unsur-unsur karangan narasi ?
3) Apakah tulisan ini jelas dan maknanya dapat disampaikan kepada pembaca ?
4) Apakah tulisan yang dibuat telah sesuai dengan penggunaan ejaan yang tepat ?
5) Apakah tulisan yang dibuat telah dirasa benar sesuai dengan karangan yang diharapkan ?
Peserta didik diarahkan untuk memperbaiki tulisannya sesuai dengan hasil refleksi masingmasing. Kemudian Peserta didik membaca kembali tulisannya masing-masing untuk melihat
keterkaitan antar paragraf, aspek penulisan, tanda baca, huruf kapital, dan kesalahan mekanik
lainnya.
3.
Guru menanyakan kembali mengenai makna dari kata-kata mutiara dan cabang-cabang yang
terkait dengan Mind Mapping yang telah dibuat mereka. Guru menanyakan apakah mereka
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan pemandu secara mudah dengan menggunakan Mind
Mapping? Guru menilai hasil kerja mereka mengenai pengembangan dari cabang utama ide
pokok, apakah sudah sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing ? Guru dan siswa
secara bersamaan menilai hasil kerja masing-masing mengenai jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru membuat contoh mengenai tanda baca beserta
contoh kalimatnya. Peserta didik mengoreksi ulang tulisan mereka dengan memperhatikan
contoh tanda baca. Sebelum tulisannya dikumpulkan dan dinilai oleh guru, peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaiki tulisannya kembali mulai dari awal, isi, dan penutup karangan.
Peserta didik dan guru bertemu secara individual untuk memeriksa tulisan yang telah disusun,
kemudian melakukan tanya jawab tentang penilaian terhadap hasil tulisan masing-masing.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
81,25. Selanjutnya nilai rata-rata menulis
hasil
proses
narasi kelas eksperimen pascates yaitu 81,
Mind
sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol
Mapping berorientasi kata-kata mutiara
pascates yaitu 71,5. Dengan demikian,
terhadap
pada
bahwa
pembelajaran
rancangan
melalui
metode
keterampilan
membaca
penelitian
ini
metode
yang
pemahaman dan keterampilan menulis
digunakan dapat dikatakan memberikan
narasi lebih baik dibandingkan dengan
pengaruh
terhadap
rancangan
membaca
pemahaman
pembelajaran
pada
kelas
nilai
rata-rata
dan
menulis
narasi.
konvensional. Hal ini ditandai dengan
peningkatan
keterampilan
kelas
eksperimen pascates yaitu 91, sedangkan
Terlihat pula nilai signifikansi dengan nilai
nilai rata-rata kelas kontrol pascates yaitu
thitung sebesar 4,225 lebih besar dari pada
[52]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
ttabel
dengan
taraf
signifikansi
α=0,05
serta lebih antusias dan bersemangat
sebesar 0,320 maka dengan ini H0 ditolak
dalam
dan Ha diterima. Dengan kata lain dapat
dibutuhkanpun sangat sederhana berupa
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
kertas kosong tak bergaris, pena dan
metode Mind Mapping berbasis kata-kata
pensil warna, otak, Imajinasi (Buzan, 2010,
mutiara
terhadap
keterampilan
p. 4).
membaca
pemahaman
siswa
eksperimen.
menulis
Peralatan
yang
kelas
Begitupun
pembelajaran
belajar.
pada
narasi
Metode Mind Mapping dapat membantu
melalui
memudahkan
siswa
dalam
metode Mind Mapping berbasis kata-kata
mengembangkan suatu bacaan yang
mutiara,
dipahami serta menambah pengetahuan
terlihat
pula
nilai
signifikansi
dengan nilai thitung sebesar 2,512 lebih
siswa untuk mencari
besar
suatu peristiwa, kejadian, dan masalah
daripada
ttabel
dengan
taraf
urutan kronologis
signifikansi α=0,05 sebesar 0,320 maka
yang
dengan ini H0 ditolak dan Ha diterima.
mudah mengembangan kalimat bacaan
Dengan
yang dipahaminya melalui Mind Mapping
kata
lain
dapat
disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh metode Mind
Mapping
berbasis
kata-kata
terhadap
keterampilan
serta
diharapkan.
memudahkan
mutiara
dalam
narasi
melalui
menulis
pada siswa kelas eksperimen.
Siswa
pula
pembelajaran
tema
kehidupan
untuk
lebih
siswa
menulis
yang
siswa
dapat
narasi
diangkat
dari
sehari-hari
pengalaman-pengalamannya.
atau
Melalui
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
bimbingan
oleh guru pun menjadi lebih terarah
pengalaman
dengan
dalam kerangka berpikir melalui Mind
proses
dibuatnya
pembelajaran
suatu
rancangan
melalui
metode
guru,
tersebut
pengalamandituangkan
ke
Mapping.
Mind Mapping berbasis kata-kata mutiara
terhadap
keterampilan
membaca
Mind Mapping penuh dengan kreativitas
pemahaman dan keterampilan menulis
siswa melalui gambar dan kata-katanya
narasi melalui langkah-langkah yang ingin
yang sangat variatif, sehingga dapat
dicapai.
memicu siswa untuk menulis karangan
narasi yang lebih besar atau menarik siswa
Peserta didik tidak lagi merasa jenuh atau
untuk menulis narasi. Berdasarkan hal
bosan, karena pembelajaran melibatkan
tersebut, maka kemampuan membaca
kedua
pemahaman dapat lebih berkembang
belahan
otaknya
untuk
aktif
sehingga melalui metode Mind Mapping
dan
para
meningkat.
siswa
bebas
berimajinasi
dan
menulis
narasi
Dengan
siswa
demikian,
dapat
guru
menuangkannya dalam peta pikiran yang
diharapkan dapat menciptakan suasana
kemudian mereka tuangkan dalam tulisan
yang dapat mendukung kondisi belajar
[53]
Agni Muftianti, Pengaruh Metode Mind Mapping Berbasis Kata-Kata Mutiara…
siswa terutama dalam proses pembuatan
Mind
Terbiasanya
Mapping.
menggunakan
dan
terhadap
siswa
keterampilan
pemahaman dan keterampilan menulis
mengembangkan
narasi.
Dengan
potensi kedua otaknya, akan dicapai
disimpulkan
bahwa
peningkatan
Mapping
dapat
beberapa
aspek,
membaca
yaitu
demikian,
metode
dapat
Mind
meningkatkan
konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman
pemahaman membaca siswa dan dapat
sehingga siswa dapat mengembangkan
meningkatkan kemampuan menulis narasi
tulisannya melalui Mind Mapping.
siswa.
Begitupun dengan aspek kebahasaan
REFERENSI
lainnya,
metode
Mind
Mapping
Adhitama,
T.
(2008).
Makna
Membangkitkan minat baca. (Diakses
20
Pebruari
2017)
pada
http://www.bit.lipi.go.id/masyarakatliterasi/index.php/manfaatmembaca/410?joscclean=1&comment
_id=2242
memungkinkan untuk dapat menyusun
berbagai
fakta-fakta
informasi
yang
serta
informasi-
ada
dengan
menghubungkan logika dengan perasaan
sehingga
menghasilkan
dipahami.
Karena
arti
pada
yang
dasarnya
Alwasilah, A.C. dan Alwasilah, S.S. (2007).
Pokoknya Menulis.: Cara Baru Menulis
dengan Metode Kolaborasi.Bandung:
Kiblat Buku Utama.
metode Mind Mapping dapat menjadikan
otak bekerja mengolah informasi menjadi
teratur, melalui suatu proses mencari,
memilih,
merumuskan,
merangkaikannya
dalam
dan
Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis
Data Penelitian: Dilengkapi
cara
Perhitungan dengan SPSS dan MS Offic
Excel. Bandung: Refika Aditama.
gambar-
gambar, simbol-simbol, suara citra, bunyi
dan perasaan. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikatakan oleh Buzan (2007, p. 4)
bahwa
Mind
Mapping
adalah
Buzan, T. (2004). Mind Map Untuk
Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
cara
mudah menggali informasi dari dalam
otak yang merupakan cara baru untuk
Buzan, T. (2007). Buku Pintar Mind Map
untuk Anak Agar Anak Pintar di
Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pusaka
Utama
belajar dan berlatih yang cepat dan
ampuh dengan membuat catatan yang
tidak membosankan untuk mendapatkan
ide baru dan merencanakan proyek
Buzan, T. (2010). Buku Pintar Mind Map.
Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama.
SIMPULAN
Djamarah dan Zain. (1996). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Berdasarkan
hasil
penelitian
terbukti
bahwa pembelajaran melalui metode
Mind
Mapping
berorientasi
Delviani, D., Djuanda, D., & Hanifah, N.
(2016). PENERAPAN MODEL KOOPERATIF
TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED
kata-kata
mutiara menunjukkan hasil yang lebih baik
[54]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
READING
AND
COMPOSITION)
BERBANTUAN MEDIA PUZZLE KALIMAT
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA ANAK DALAM MENENTUKAN
PIKIRAN POKOK. Pena Ilmiah, 1(1), 91100.
Retrieved
fromhttp://ejournal.upi.edu/index.php/
penailmiah/article/view/2935/1963.
Mulyati, Y. (2002). Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Permana, Y, Sulistyowarni, D., & Irmayanti,
M. (2016). PENGARUH METODE SQ3R
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
CEPAT SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 3(2),
231-240.
doi:http://dx.doi.org/10.23819/mimbarsd.v3i2.4385.
Rahman. (2011). Model Mengajar dan
Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqa
Print.
Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai
suatu
keterampilan
berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
[55]