20 (1)

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN REMOTE TRADING
SYSTEM DI BURSA EFEK JAKARTA BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG
PASAR MODAL

Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan diajukan untuk
Melengkapi Persyaratan Guna meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum
Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh
Bunga Wahyuni
NIM : E. 0003117

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2008

PERSETUJUAN


Penulisan Hukum (Skripsi) ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan
Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Dosen Pembimbing Skripsi

(Al. Sentot Sudarwanto, S.H, M.Hum)
NIP. 131 568 280

ii

PENGESAHAN

Penulisan hukum ( skripsi ) ini telah diterima dan dipertahankan oleh
Dewan Penguji Penulisan Hukum (skripsi ) Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :
Hari


: Rabu

Tanggal : 9 Januari 2008
DEWAN PENGUJI

1…………………………………( Munawar Kholil, S.H.,M.Hum. )
Ketua

2…………………………………( Diana Tantri C, S.H,M.Hum )
Sekretaris

3…………………………………( Al.Sentot Sudarwanto,S.H,M.Hum. )
Anggota

Mengetahui :
Dekan

(Moh.Jamin, S.H.,M.Hum)
NIP .131 570 154


iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

I a m em buat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan I a m em ber ikan kekelan dalam hati m er eka.
Tetapi m anusia tidak dapat m enyelam i peker jaan yang
dilakukan ALLAH dar i awal sam pai akhir .
( Pengkhotbah 3 : 11)
Rancangan
TU H AN
adalah
r ancangan
dam ai
sejahter a, dan bukan r ancangan kecelakaan , untuk
m em ber ikan kepadam u har i depan yang penuh
har apan.
( Yer em ia 29:11)
H anya dekat ALLAH saja aku tenang, dar i pada-N yalah
keselam atanku.

( M azm ur 62:2)

Karya sederhana ini kupersembahkan
untuk :
v

Kedua wanita yang amat kucintai,
Opungku yang ada di Surga, dan
Mbahku.
Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang
telah memberikan kasih sayang yang tulus
dan semangat yang begitu besar, kalian
adalah motivasi terbesarku.
Adi Pramono, Lidya Tiatira, dan Joshua
Prawira yang amat aku sayangi.
My soulmate someday

v

v

v

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang Karena
Kasih Karunia-NYA yang begitu besar kepada penulis, telah memberikan
perlindungan, kemudahan, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan

hukum

PELAKSANAAN

(skripsi)
REMOTE

dengan
TRADING


judul

“TINJAUAN

SYSTEM

DI

YURIDIS

BURSA

EFEK

JAKARTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995
TENTANG PASAR MODAL”.
Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan remote
trading system di Bursa Efek Jakarta, hambatan-hambatan apa saja dalam
pelaksanaan remote trading tersebut dan upaya- upaya dalam mengatasi

hambatan-hambatan tersebut..
Dalam menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) Penulis tak lepas dari
bimbingan dan bantuan yang sangat berarti dari banyak pihak. Untuk itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Al. Sentot Sudarwanto, S.H., M.H. selaku Pembimbing Penulisan
Hukum (Skripsi) yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk
memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam menyusun
Penulisan Hukum (Skripsi) ini.
3. Bapak Widodo T. Novianto, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik
yang selalu memberikan nasehat dan bimbingan selama penulis menjadi
mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar di Fakultas Hukum yang telah bersedia
memberikan ilmunya kepada penulis.

v

5. Bapak Bambang Aribowo selaku peneliti senior di PT. Bursa Efek Jakarta.

Terimakasih atas waktu dan informasi yang diberikan kepada penulis
selama melakukan penelitian.
6. Bapak Tri Herdianto selaku Kepala Sub Bag. Penetapan Sanksi Emiten
dan Perusahaan Publik, Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum
BAPEPAM serta Bapak Ridwan selaku staff ahli di BAPEPAM.
Terimakasih atas keterangan dan informasi yang diberikan selama
melakukan penelitian.
7. Kedua orangtuaku terkasih,Lidya, Joshua, serta Mas Adi, terimakasih
karena telah menjadi keluarga yang sempurna untukku, yang senantiasa
memberikan cinta dan kasih sayangnya, I love u all,,more than everything
in the world.
8. Keluarga besar Sinaga yang semangat kekeluargaannya begitu besar,
thanks buat Amangboru, Namboru, Uda , Inanguda, Amangtua n Inangtua
and saudara-saudaraku.
9. Daniel Togar Valentino Situmorang , thanks for your love and support,
thanks for all moments that we’ve been through, GOD Bless us in every
step we take.
10. Tim Suksesku, “The 24 Hour HaPPy Time Team” Hafid, Ozan, Vivie,,Big
Thanks buat lo smua cuy,gw gak bakal ngelupain semua kenangan kita di
solo. Keep our relationship, good luck buat semua perjuangan kita.

11. Sahabat-sahabat baikku semasa di Solo, Wiwie, Meta, Zabho, Winda,
Awal, Makasih ya buat semua kenangan gokil kita,,LovEs You All GaLs.
12. Teman-teman di Wisma Madani,Dinda,Citra,Mba Ita,Mami Femin,Mita,
Mba intan,Mawar,Dian, Diah,Lina, Mami D,and yang lain, tetep rukunrukun yah.
13. Sahabat-sahabat baikku di Jakarta yang telah memberikan warna-warni
dalam

hidupku,

Asri,

Mareta,

Ita,

Bon-Bon,Dina,

Mety,

Lisa,


Machan,Ndus,Fia keep in touch ya gals.
14. Semua teman-teman yang telah mendukungku, Nita Demak, Mas Doko,
Mba Fil, Mba Vita.

vi

15. Semua teman angkatan 2003: Ayu,Daniar,Pethonk,Atrie, Eko, Mita KMK,
Heri,dan semua teman angkatan 2003 lainnya. Serta Panitia Just A
Moment, Panitia Indisipliner Pro Justitia.
16. Semua teman magang Polres Sukoharjo Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret Surakarta : Rizal, Remana, Bayu, Heri, Itok, Panji, Arfan,
Victory.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan hukum
ini.


Surakarta, Januari 2008

Penulis

vii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................

v

DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
ABSTRAK .......................................................................................................... xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................

1

B. Perumusan Masalah .................................................................

5

C. Tujuan Penelitian .....................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................

6

E. Metode Penelitian ....................................................................

7

F. Sistematika Penulisan Hukum ................................................. 13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ........................................................................ 15
1. Tinjauan Umum Perjanjian Jual-Beli................................. 15
a) Pengertian Perjanjian.................................................... 15
b) Syarat Sahnya Perjanjian............................................. 16
c) Asas-asas Perjanjian...................................................... 16
d) Prestasi dan Wanprestasi............................................... 18
e) Berakhirnya Perjanjian................................................. 20
2. Tinjauan Umum Pasar Modal ............................................ 20

viii

a) Pengertian Pasar Modal ............................................... 20
b) Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ....... 21
c) Pelaku Pasar Modal...................................................... 24
d) Instrumen Pasar Modal ................................................ 30
e) Struktur Pasar Modal ................................................... 32
3. Tinjauan Umum Remote Trading System ......................... 35
a) Latar Belakang Remote Trading System ..................... 35
b) Pengertian Remote Trading System............................. 36
c) Perbedaan Remote Trading System dengan On-Line
Trading.......................................................................... 37
B. Kerangka Pemikiran................................................................. 38
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum PT. Bursa Efek Jakarta ................................ 41
B. Pelaksanaan Perdagangan Saham di PT. Bursa Efek
Jakarta… .................................................................................. 47
C. Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Remote Trading
System Serta Upaya dalam Mengatasinya…………………… 66
1. Hambatan dalam Pelaksanaan Remote Trading System.... 66
2. Solusi Dalam Mengatasi Hambatan................................... 68

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 70
B. Saran......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR :
Halaman
Gambar 1

Metode Analisis Interaktif ............................................................ 13

Gambar 2

Struktur Pasar Modal di Indonesia ................................................ 34

Gambar 3

Kerangka Pemikiran....................................................................... 40

Gambar 4

Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Jakarta.................................... 46

Gambar 5

Proses Perdagangan Efek Secara Manual........................................ 49

Gambar 6

Mekanisme Perdagangan di BEJ dengan Remote Trading System.. 52

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

I

Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran

II

Surat Keterangan Penelitian

Lampiran

III

Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor : SE002/BEJ/03-2002 Tentang Perdagangan Efek Secara Jarak
Jauh (Remote Trading) di Bursa Efek Jakarta.

Lampiran

IV

Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor :
Kep-040/BEJ/0898 Tentang Peraturan Perdagangan Efek
Nomor II-A.5 Tentang Sanksi

Lampiran

V

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

xi

ABSTRAK
BUNGA WAHYUNI, E 0003117, TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN
REMOTE TRADING SYSTEM DI BURSA EFEK JAKARTA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995
TENTANG PASAR MODAL. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta Penulisan Hukum (Skripsi).2007.
Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan remote
trading system di Bursa Efek Jakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal, hambatan apa yang ada dalam pelaksanaan Remote
Trading System dan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan tersebut.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan mengambil lokasi penelitian di PT.
Bursa Efek Jakarta yang beralamat di Gedung Bursa Efek Jakarta lt.4 Tower 1, Jl.
Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan. Data yang digunakan dalam
penulisan hukum ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan
data dalam penulisan hukum ini adalah data primer dengan cara observasi dan
wawancara, serta data sekunder dengan cara studi pustaka. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah analisis data kualitatif dengan
model interaktif.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa pelaksanaan Remote Trading
System di Bursa Efek Jakarta dibuat untuk dapat mewujudkan pasar modal yang
teratur, wajar dan efisien berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal. Remote trading system dibuat untuk meminimalisir
pelanggaran yang sering terjadi pada sistem perdagangan secara manual. Dengan
Remote Trading System ini perdagangan efek menjadi lebih efisien dibanding
dengan perdagangan manual. Perlindungan hukum para pelaku pasar modal diatur
dalam Peraturan Bursa Efek Jakarta dan Undang-Undang tentang Pasar Modal.
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan Remote Trading System ini adalah
berupa hambatan secara teknis yakni kegagalan transaksi disebabkan primary fix
engine crash, kegagalan transaksi disebabkan backup fix engine crash, kegagalan
transaksi disebabkan JONEC machine crash, kegagalan transaksi disebabkan
database crash, dan kegagalan transaksi disebabkan force majeure serta hambatan
wanprestasi, yakni tidak dipenuhinya kewajiban dalam proses penyelesaian
transaksi. Solusinya adalah Bursa Efek menyediakan dua mesin yakni primary fix
engine dan back up engine yang dioperasikan secara paralel pada saat
perdagangan efek untuk menjamin kelancaran perdagangan, serta Bursa Efek
Indonesia akan memberikan sanksi yang tegas pada pihak yang melakukan
wanprestasi,untuk menjamin kembali lancarnya perdagangan.
Implikasi teoritis penelitian ini adalah memberikan sumbangan bagi
pengetahuan hukum perdata khususnya perdagangan dalam pasar modal,
sedangkan implikasi praktisnya adalah hasil penelitian ini dapat memberi
masukkan dan tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dan untuk
penelitian lebih lanjut.

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan Pasar modal di Indonesia berkembang sejak zaman VOC
hingga era globalisasi kini. Pasar modal sejak zaman VOC tetap digunakan
oleh pemerintah sebagai sarana yang tepat untuk menghimpun dana dalam
jumlah yang besar. Pasar modal sendiri dibentuk dengan maksud untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

Dalam rangka

pembangunan nasional dan ekonomi suatu negara, diperlukan pembiayaan
yang bersifat terus menerus.
Pembiayaan

untuk

pembangunan

perekonomian

nasional

ini

membutuhkan dana yang tidak sedikit, untuk itu dibutuhkan dana tidak hanya
dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat. Pembiayaan negara ini didapat
dari pajak, maupun devisa negara dan lainnya. Untuk pembangunan yang
menyeluruh dalam suatu negara ada tiga faktor yang mendukung dan saling
terkait yakni faktor ekonomi, sosial dan politik. Dengan demikian untuk
menciptakan

suatu

pembangunan

nasional

yang

menyeluruh

maka

pembangunan secara ekonomi dan hukum harus berjalan seimbang, untuk itu
hukum harus terus fleksible dan beradaptasi agar dapat mengimbangi
perkembangan perekonomian.
Melalui visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Tahun 2005-2025, dalam salah satu misinya disebutkan bahwa :
”Mewujudkan bangsa yang berdaya saing adalah mengedepankan
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing ;
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian,
pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;
membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan
aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
xiii

keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi ,
distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri”.
Selanjutnya dalam Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 20052025, untuk memperkuat daya saing bangsa. Pembangunan nasional dalam
jangka panjang, salah satunya diarahkan untuk Memperkuat Perekonomian
Domestik dengan Orientasi dan Berdaya Saing Global dan di dalamnya
dijelaskan bahwa :
”Investasi diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan berkualitas dengan
mewujudkan iklim investasi yang menarik; mendorong penanaman modal
asing bagi peningkatan daya saing perekonomian nasional; serta
meningkatkan kapasitas infrastruktur fisik dan pendukung yang memadai.
Investasi yang dikembangkan dalam rangka penyelenggaraan demokrasi
ekonomi akan dipergunakan sebesar-besarnya untuk pencapaian
kemakmuran bagi rakyat”.
Untuk itu Pasar modal dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembiayaan pembangunan yang dapat digunakan bagi kemakmuran rakyat.
Karena pasar modal merupakan suatu wahana yang dapat memobilisasi
investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pada hakikatnya, yang
dimaksud dengan struktur permodalan adalah pencerminan dari perimbangan
antara hutang jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan. Untuk
itu sumber pembiayaan jangka panjang seperti yang disediakan pasar modal
merupakan suatu keharusan bagi pembangunan nasional, dan untuk lebih
menyempurnakan pasar modal, agar lebih fleksible dan efisien serta untuk
menjamin kepastian hukum para pelaku pasar modal. Maka kemudian
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal.
Perkembangan

aktifitas

perdagangan

di

pasar

modal

cukup

menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari data-data perdagangan saham di
Jakarta Stock Exchange. Dari segi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta pada tahun 1993-2003, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, dari
tahun 1993 yang hanya 172 perusahaan meningkat menjadi 329 perusahaan
xiv

pada tahun 2003. Namun aktifitas perdagangan sempat merosot pasca
kejadian ledakan bom di gedung Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 mei
tahun 2000. (JSX Statistic 1996 -2003). Akibat kejadian itu, terjadi gangguan
yang cukup signifikan pada sistem perdagangan, dan menimbulkan pemikiran
untuk meningkatkan keamanan dalam melakukan transaksi di Bursa Efek.
Salah satunya adalah menjadikan perdagangan saham tidak hanya
bergantung pada satu tempat saja yaitu di lantai Bursa Efek Jakarta. Untuk itu
seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang sedemikian pesat, maka
para pelaku pasar modal harus segera beradaptasi dengan teknologi agar tidak
ketinggalan informasi untuk kemajuan pasar modal.
Kemajuan

Teknologi

Informasi

khususnya

komputer

sebagai

perangkat pengolah informasi, kini telah banyak mengalami perkembangan.
Semula komputer hanya berkemampuan untuk mengolah data yang berbentuk
uraian kata dan angka, maupun kombinasinya sekarang ternyata terus
berkembang semakin majemuk seiring dengan perkembangan teknologi
digital.

Kegiatan pasar modal khususnya perdagangan saham sangat

bergantung pada teknologi komputer yang menggunakan internet, dimana
perdagangan saham sekarang sudah tidak dapat lagi bergantung pada lantai
bursa, karena perdagangan saham menggunakan lantai bursa sudah tidak
dapat lagi dijadikan sebagai suatu ajang perdagangan yang fair, transparan
dan efisien.
Untuk itu pada tanggal 22 mei 1995, Jakarta Stock Exchange
menyediakan 444 terminal komputer untuk perdagangan saham di lantai
bursa. Terminal ini dikenal dengan istilah Trader Workstation atau booth
yang dihubungkan secara langsung dengan mesin perdagangan melalui
Jakarta Stock Exchange. Sistem ini kemudian lebih dikenal dengan Jakarta
Automated Trading System atau JATS. Pada sistem ini transaksi dilakukan
secara netting dengan berbasis komputer yang merupakan teknologi dasar
untuk menuju Scriptless Trading.

xv

Dengan menggunakan sistem ini, tercatat peningkatan dalam order
dari 3.800 transaksi per hari menjadi 140.000 order per hari pada tahun 1997.
(www.jsx.co.id/sistemperdagangan). Untuk lebih memperluas perdagangan,
dan untuk menuju terciptanya pasar modal yang teratur, wajar dan efisien
yang tidak bergantung pada lantai bursa maka kemudian diterapkan sistem
perdagangan jarak jauh yang dikenal dengan Remote Trading System. Dalam
RTS yang menggunakan teknologi JATS ini, perdagangan saham nantinya
dapat dilakukan dari berbagai tempat pada terminal komputer yang terpasang
pada setiap perusahaan efek yang telah menjadi anggota Bursa Efek Jakarta,
bahkan di setiap kantor cabang anggota bursa di berbagai daerah dalam
wilayah hukum Indonesia.
Dengan adanya Remote Trading System ini tentu saja dapat
menguntungkan para pelaku pasar modal karena setiap investor di berbagai
pelosok daerah dalam wilayah hukum Indonesia dapat menjangkau bursa,
dan akses pasar akan semakin luas karena transaksi bisa dilakukan di kantor
masing-masing anggota bursa. Namun karena pasar modal adalah bisnis yang
juga didalamnya mengandung prinsip kepercayaan, maka perlindungan dan
kepastian hukum bagi para pelaku pasar modal sangat mutlak dibutuhkan.
Dengan adanya perlindungan dan kepastian hukum dalam pelaksanaan
Remote Trading System ini maka diharapkan para pelaku pasar dan pemodal
yang akan menanamkan modalnya tidak ragu lagi untuk berinvestasi di
Indonesia dengan menggunakan sistem ini.
Berdasarkan uraian penulis diatas, penulis tertarik untuk melakukan
sebuah penulisan hukum dengan judul : “TINJAUAN YURIDIS
PELAKSANAAN REMOTE TRADING SYSTEM DI BURSA EFEK
JAKARTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1995 TENTANG PASAR MODAL”.

xvi

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam setiap
penelitian karena adanya perumusan masalah, berarti penulis telah
mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti, yang merupakan titik sentral
dalam setiap penelitian. Selain itu perumusan masalah yang jelas akan
mempermudah peneliti dalam pengumpulan data dan menghindari adanya data
yang tidak diperlukan sehingga penelitian akan lebih terarah pada sasaran
yang hendak dicapai.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penulis merumuskan masalah
dalam penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan perdagangan efek melalui Remote Trading
system di PT. Bursa Efek Jakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal?
2. Hambatan- hambatan apa sajakah yang timbul dalam pelaksanaan
Remote Trading System dan bagaimana upaya dalam mengatasi
hambatan ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah di mana berbagai data dan
informasi dikumpulkan, dirangkai, dan dianalisa yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan juga dalam rangka pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi (Soerjono Soekanto, 1986 : 2).
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai sebagai
jawaban atas permasalahan yang dihadapi maupun untuk memenuhi kebutuhan
perorangan. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai
berikut :

xvii

1.

Tujuan Objektif
a) Untuk memperoleh gambaran

yang jelas mengenai pelaksanaan

perdagangan saham melalui Remote Trading System di PT. Bursa Efek
Jakarta.
b) Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang timbul dalam
pelaksanaan Remote Trading System di PT. Bursa Efek Jakarta dan
bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan.
2. Tujuan Subjektif.
a) Untuk memperoleh data-data sebagai bahan utama penyusunan
penulisan hukum agar dapat memenuhi persyaratan akademis guna
memperoleh gelar sebagai sarjana hukum pada Fakultas Hukum
Universitas sebelas Maret.
b) Untuk mengetahui lebih mendalam tentang pelaksanaan perdagangan
saham melalui Remote Trading System di PT. Bursa Efek Jakarta.
c) Untuk memperluas serta mengembangkan pemahaman aspek hukum
dalam teori dan praktek lapangan hukum yang berguna bagi penulis,
dengan harapan bermanfaat di kemudian hari.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hal tersebut diatas, manfaat yang hendak dicapai oleh
penulis adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu sumbangan
pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum keperdataan pada
umumnya dan ilmu pengetahuan mengenai pasar modal pada
khususnya.
b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti
yang akan datang.

xviii

2. Manfaat Praktis
a) Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.
b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
bagi masyarakat yang ingin melakukan jual beli saham melalui Remote
Trading System.
c) Guna mengembangkan penalaran, dan membentuk pola pikir yang
dinamis dan mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu
yang telah diperoleh.

E. Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah
yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan
masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan tertentu
(Sumadi Suryabrata, 2003 : 11).
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah berdasarkan pada
metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari satu
atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisa. Kecuali itu,
maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahanpermasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan (Soerjono
Soekanto, 1986 :2).
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah, maka penelitian yang
dilakukan ini termasuk dalam jenis penelitian empiris dengan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu tata cara penelitian yang
menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh
xix

responden secara tertulis maupun lisan dan juga perilakunya yang nyata,
yang diteliti dan dipelajari secara utuh (Soerjono Soekanto, 1986:32).
2. Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya, bentuk penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan
untuk memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau
gejala-gejala lainnya. Maksudnya terutama adalah untuk mempertegas
hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori
lama, atau di dalam kerangka menyusun teori-teori baru (Soerjono
Soekanto, 1986: 10).

3. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di PT.
Bursa Efek Jakarta yang beralamat di Gedung Bursa Efek Jakarta lt. 4
Tower 1, Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan.
4. Jenis Data
Data dalam penelitian pada umumnya dapat dibedakan menjadi
data yang diperoleh langsung dari masyarakat maupun data yang didapat
dari bahan-bahan pustaka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a) Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian melalui wawancara, dan
dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pihak-pihak yang
terkait seperti Bursa Efek Jakarta, dan Bapepam-LK.

xx

b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari dokumendokumen, laporan, peraturan perundang-undangan, Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, peraturan-peraturan lain
yang berkaitan dengan Remote Trading seperti Peraturan Keanggotaan
BEJ dan buku-buku, literatur tertulis lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
5. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam dalam penelitian adalah subyek
dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini meliputi :
a) Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber pertama yaitu perilaku masyarakat melalui penelitian
(Soerjono Soekanto, 1986: 12). Dalam penelitian ini, data langsung
diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait seperti
Bursa Efek Jakarta dan Bapepam-LK.
b) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara
tidak langsung melalui bahan dokumen, Peraturan perundangundangan, laporan, arsip, literatur, dan hasil penelitian lainnya.

xxi

6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dimaksudkan untuk memperoleh data dalam
penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a) Data Primer
Data primer menggunakan studi lapangan, yaitu pengumpulan data
dengan cara terjun langsung pada obyek penelitian untuk mengadakan
penelitian secara langsung. Untuk memperoleh data primer dalam
penelitian lapangan ini digunakan teknik pengumpulan data dengan
cara:
(1) Wawancara
Wawancara adalah situasai peran antar pribadi bertatap muka
( face to face), ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan
pertanyaan–pertanyaan

yang

dirancang

untuk

memperoleh

jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada
seseorang responden ( Amirudin & Zainal Asikin, 2004 : 82 ).
Jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara
mendalam, yaitu wawancara yang akan dilakukan dengan
pertanyaan

yang besifat open-ended, dan mengarah pada

kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak
secara formal terstruktur.
(2) Observasi
Suatu teknik pengumpulan data dimana penyusun mengadakan
pengamatan secara langsung dan sistematis terhadap masalah yang
berkaitan dengan obyek yang akan diteliti

xxii

b) Data Sekunder
Teknik pengumpulan data untuk data sekunder ini adalah
melalui studi pustaka. Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data
dengan mempelajari buku-buku ilmiah , peraturan perundangundangan , arsip-arsip dan bahan lainnya yang berbentuk tertulis yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Dalam penelitian
kualitatif sumber data bisa berupa orang, peristiwa, lokasi, benda,
dokumen atau arsip. Beragam sumber tersebut menuntut cara tertentu yang
sesuai guna mendapatkan data. Pada penelitian kualitatif proses
analisisnya dilakukan sejak awal bersamaan dengan proses pengumpulan
data (H.B.Sutopo 2002: 86).
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of
analysis), yaitu model analisis dalam penelitian kualitatif yang terdiri dari
tiga komponen analisis yang dilakukan dengan cara interaksi, baik antar
komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses
yang berbentuk siklus. Menurut H. B. Sutopo, ketiga komponen analisis
itu adalah sebagai berikut :
a) Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis
yang merupakan proses seleksi , pemfokusan, penyederhanaan, dan
abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang
pelaksanaan penelitian.

xxiii

b) Penyajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai
jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan juga table
sebagai pendukung narasinya.
c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasinya
Kesimpulan akhir merupakan hasil dari pemahaman atas
arti dari berbagai hal yang ditemukan peneliti dengan melakukan
pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan,
konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan proposisi yang
mungkin. Konklusi-konklusi dibiarkan tetap disitu yang pada awalnya
kurang jelas, kemudian meningkat secara eksplisit dan juga memiliki
landasan yang kuat. Kesimpulan akhir perlu diverifikasi agar cukup
mantap dan bisa dipertanggungjawabkan.
Dalam teknik analisis ini, peneliti tetap bergerak diantara
ketiga komponen analisis dan pengumpulan data selama pengumpulan
data berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai , maka peneliti
bergerak antara ketiga komponen analisis tersebut hingga waktu
tersisa bagi peneliti berakhir ( H.B Sutopo, 2002 : 91-95)
Adapun model analisis interaktif yang digunakan dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

xxiv

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan/
Verifikasi

Gambar 1.
Komponen-komponen Analisis Model Interaktif
(H. B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif)

F. Sistimatika Penulisan Hukum ( Skripsi )
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai penulisan
hukum ini, maka dalam laporan penelitian nanti akan dibagi menjadi empat
bab dan tiap-tiap bab dibagi dalam sub-sub yang disesuaikan dengan luas
pembahasannya. Adapun sistimatika dari penulisan hukum sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah
mengenai

pelaksanaan perdagangan saham melalui Remote

Trading System, perumusan masalah untuk mengarahkan isi agar
lebih jelas, tujuan penelitian yang dibedakan menjadi tujuan
obyektif dan subyektif, manfaat penelitian secara teoritis dan
praktis, metode penelitian yang digunakan yang meliputi jenis
penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, jenis data, sumber
data, teknik pengumpulan data , teknik analisis data, kemudian
diakhiri dengan sistimatika penulisan hukum ( skripsi ).

xxv

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi kajian pustaka dan teori yang berkenaan
dengan judul dan masalah yang diteliti yaitu : Tinjauan umum
Perjanjian Jual-beli, Tinjauan umum Pasar Modal, Tinjauan
umum Remote Trading System, serta kerangka pemikiran.

BAB III

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan
tentang pelaksanaan perdagangan saham melalui Remote Trading
System, mengenai pelaksanaannya, hambatan dalam pelaksanaan,
serta cara penyelesaiannya. Hasil penelitian yaitu melalui teknik
analisis data yang telah ditentukan dalam sub bab metode
penelitian.

BAB IV

: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian di lapangan.
Serta saran- saran yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xxvi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis
1. Tinjauan Umum Perjanjian Jual-Beli
.

a) Pengertian Perjanjian
Menurut R. Subekti, suatu perjanjian adalah suatu peristiwa
dimana seseorang berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal yang lain
atau dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut
yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan
antara dua orang yang membuatnya. Berdasarkan Pasal 1313 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, yang dimaksud perjanjian adalah
sebagai berikut:
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
Dan menurut Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang
dimaksud perjanjian jual-beli yakni :
“Jual-beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak
yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.”
Apabila disimpulkan, perjanjian mengandung unsur-unsur
sebagai berikut (Abdulkadir Muhammad, 1990: 79):
(1) Adanya pihak-pihak yang paling sedikit dua orang;
(2) Persetujuan antara pihak-pihak tersebut;

xxvii

(3) Tujuan yang akan dicapai;
(4) Prestasi yang akan dilaksanakan;
(5) Bentuk tertentu, bisa lisan atau tertulis;
b)

Syarat Sahnya suatu perjanjian
Menurut Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat :
(1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
(2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
(3) Suatu hal tertentu
(4) Suatu sebab yang halal
Menurut Pasal 1458 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Jual-beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak,
seketika setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang
kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu belum
diserahkan maupun harganya belum dibayar.

c)

Asas-asas Perjanjian
Dalam Hukum Perjanjian dapat dijumpai beberapa asas
penting yang perlu diketahui. Asas tersebut antara lain sebagai
berikut :
(1) Asas kebebasan berkontrak
Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

xxviii

Dari pasal tersebut dapat di ketahui bahwa undangundang memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja,
asalkan tidak melanggar kesusilaan ketertiban umum dan
undang-undang.
(2) Asas konsensualisme
Arti asas konsensualisme adalah pada dasarnya
perjanjian dan perikatan, timbul seketika sejak detik tercapainya
kesepakatan antara kedua pihak yang melakukan perjanjian.
(3) Asas kekuatan mengikat
Asas ini disebut juga asas pacta sunt servanda, yang
memberikan kepastian hukum bagi para pihak yang membuat
perjanjian. Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat dan
berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak.
(4) Asas kepercayaan
Seorang yang mengadakan perjanjian dengan pihak lain
menumbuhkan kepercayaan di antara kedua belah pihak
tersebut, bahwa satu sama lain akan memegang janjinya,
dengan kata lain akan memenuhi prestasinya dikemudian hari.
(5) Asas keseimbangan
Asas ini menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan
melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai kekuatan untuk
menuntut pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun
kreditur memikul beban untuk melaksanakan perjanjian itu
dengan itikad baik. (Mariam Darus Badrulzaman, 1993: 109114)
xxix

d) Prestasi dan Wanprestasi
(1) Prestasi
Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi
oleh debitur dalam suatu perjanjian. Menurut Pasal 1234
KUHPerdata, prestasi tersebut dapat berupa memberikan
sesuatu, berbuat sesuatu, tidak berbuat sesuatu (Abdulkadir
Muhammad, 1990:17). Ketiganya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Memberikan sesuatu
Dalam Pasal 1235 KUHPerdata disebutkan bahwa
“ kewajiban debitur untuk menyerahkan benda yang
bersangkutan”. Arti memberikan dalam hal ini adalah
menyerahkan kekuasaan nyata atas benda debitur kepada
kreditur misalnya, dalam perjanjian sewa menyewa,
pinjam pakai.
b) Berbuat sesuatu
Berbuat sesuatu adalah melakukan perbuatan yang
telah ditetapkan dalam perjanjian. Jadi wujud dari prestasi
tersebut adalah melakukan perbuatan tertentu, misalnya
melakukan

perbuatan

membongkar

tembok,

mengosongkan rumah, dan sebagainya.
c) Tidak berbuat sesuatu
Tidak berbuat sesuatu berarti tidak melakukan
perbuatan seperti yang telah diperjanjikan. Jadi wujud
prestasinya adalah tidak melakukan perbuatan, misalnya
tidak membuat persaingan yang telah diperjanjikan, tidak
xxx

membuat tembok yang terlalu tinggi, dan sebagainya.
Apabila ada pihak

yang ingkar maka ia harus

bertanggung

atas

jawab

akibatnya

(

Abdulkadir

Muhammad, 1986 :102 ).
(2) Wanprestasi
Seseorang yang tidak melakukan prestasinya yang
merupakan kewajibannya di dalam suatu perjanjian, disebut
sebagai melakukan “wanprestasi”.
Wanprestasi dapat terjadi karena kesengajaan debitur
untuk tidak mau melaksanakannya, maupun kelalaian debitur
untuk tidak melaksanakannya. Dalam hal debitur memang
secara sengaja tidak mau melaksanakannya, diatur dalam
ketentuan KUHPerdata Pasal 1236 dan Pasal 1239 (Kartini
Muljadi, Gunawan Widjaja, 2003:70). Tidak terpenuhinya
kewajiban tersebut ada 2 (dua) kemungkinan alasan, yaitu:
a) Karena kelalaian debitur, baik karena kesengajaan maupun
karena kelalaian.
b) Karena keadaan memaksa (force majeur) atau diluar
kemampuan debitur, debitur tidak bersalah.
Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang dapat berupa :
a) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan.
b) Melakukan apa yang dijanjikan , tetapi tidak sebagaimana
yang dijanjikan.
c) Melakukan apa yang telah dijanjikan tetapi tidak tepat pada
waktunya.

xxxi

d) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan.
e) Berakhirnya Perjanjian
Persetujuan atau perjanjian dapat berakhir karena :
(1) Ditentukan dalam perjanjian;
(2) Ditentukan oleh undang-undang;
(3) Pernyataan menghentikan persetujuan;
(4) Tujuan telah tercapai;
(5) Dengan persetujuan para pihak.
Menurut Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
hapusnya suatu perikatan. Dapat disebabkan karena :
(1)

Pembayaran;

(2)

Penawaran pembayaran tunai;

(3)

Pembaharuan utang (novasi)

(4)

Perjumpaan utang atau kompensasi;

(5)

Percampuran utang;

(6)

Pembebasan utang;

(7)

Musnahnya barang yang terutang;

2. Tinjauan Umum Pasar Modal
a) Pengertian Pasar Modal
Pasar (Market) merupakan sarana yang mempertemukan
aktivitas pembeli dan penjual untuk suatu komoditas atau jasa. Pasar
modal sebagaimana pasar pada umumnya adalah merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli. Menurut Munir Fuadi (1996 :10),
pasar modal (capital market), yaitu suatu tempat atau sistem bagaimana
xxxii

cara dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dana untuk kapital suatu
perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual surat
efek yang baru dikeluakan. Maka pasar modal pada hakikatnya adalah
pasar

dalam pengertian abstrak yang sekaligus konkret. Dikatakan

abstrak sebab yang diperdagangkan dalam pasar modal adalah dana-dana
jangka panjang yang merupakan benda abstrak. Dikatakan konkret
karena perdagangan tersebut terwujud dalam bentuk jual beli surat-surat
berharga atau sekuritas ditempat perdagangan.
Sementara itu menurut pasal 1 ayat 13 Undang-undang
No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan pasar
modal adalah seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Dengan demikian, undang-undang pasar modal dalam
memberi arti kepada pasar modal tidak memberi suatu definisi secara
menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para
pelaku dari suatu pasar modal (Munir Fuadi, 1996 : 11).
b)

Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia
Mengenai sejarah pengaturan pasar modal di Indonesia tidak
terlepas dari sejarah pertumbuhan dan perkembangan pasar modal itu
sendiri. Menurut M. Irsan Nasarudin, sejarah pasar modal itu sendiri
dapat dibagi dalam :
(1) Periode Permulaan ( 1878-1912)
Di Indonesia, kegiatan transaksi saham dan obligasi dimulai
pada abad ke-19. menurut buku Effectengids yang dikeluarkan
Vereniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transakasi efek
telah berlangsung sejak 1880. pada tahun 1878 terbentuk perusahaan
yang cikal bakal PT.Perdanas, menjadi pedagang perantara untuk
xxxiii

perdagangan komunitas dan sekuritas, yaitu Dunlop & Koff. Dengan
demikian karena belum ada bursa resmi, maka dapat dikatakan
bahawa periode ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal
Indonesia.
(2) Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
Perkembangan transaksi efek semakin meningkat, tetapi
bursa yang resmi belum ada. Akhirnya pada tahun 1912 pemerintah
Belanda membentuk

Amsterdamse Effectenbeurs di batavia.

Sehingga resmilah pada saat itu mulai beroperasi bursa efek pertama
di Indonesia. Setelah berdirinya Bursa Efek Batavia, maka pada
periode ini terbentuk Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek semarang.
Pada awal pendirian bursa Batavia terdapat 13 anggota bursa. Efek
yang diperjualbelikan adalah berupa saham dan obligasi perusahaanperusahaan Belanda yang beroperasai di Indonesia.
(3) Periode Awal kemerdekaan (1925-1952)
Perkembangan Efek pada periode ini berlangsung marak,
namun tidak bertahan lama karena dihadapkan pada resesi ekonomi
pada tahun 1929 dan pecahnya Perang dunia II. Setelah ditutup pada
tahun 1940 Bursa Efek Jakarta kembali dibuka. Akan tetapi aktifnya
tidak berlangsung lama karena Jepang masuk ke Indonesia, dan bursa
Efek Jakarta kembali ditutup. Pada Periode ini pemerintah Indonesia
mengeluarkan Undang-Undang Darurat No.13 Tahun 1953 yang
kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang No.15 Tahun 1952
yang mengatur Bursa Efek.
(4) Periode kebangkitan (1952-1976)
Pada tahun 1952 menjadi tonggak sejarah pasar modal
Indonesia, ditandai dengan dikeluarkannya undang-undang No.15

xxxiv

Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian
ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa. Tetapi, dalam periode ini
kebangkitan bursa mengalami hambatan. Kondisi ini diperparah
dengan adanya sengketa Irian Barat dan tingginya inflasi yang
mencapai 65%. keadaan itu mengguncangkan sendi perekonomian
dan kepercayaan masyarakat menjadi berkurang terhadap pasar
modal.
(5) Periode pengaktifan kembali (1977-1987)
Pada era ini Bursa Efek mulai digalakkan kembali,
momentumnya adalah dengan keluarnya Keppres No.52 Tahun 1976
tentang Pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal, serta Keppres
No.25 Tahun 1976 mengenai Pembentukan Dana Reksa. Selanjutnya
dikeluarkanlah beberapa putusan Menteri Keuangan yang mengatur
lebih rinci dan lebih operasional tentang pelaksanaan Bursa Efek
tersebut, antara lain SK Menkeu No. 1670 Tahun 1976 tentang
Penyelenggaraan Bursa, SK Menkeu No. 1672 Tahun 1976 tentang
Tata Cara Menawarkan Efek kepada Masyarakat melalui Bursa dan
lain sebagainya.
Dengan adanya berbagai peraturan dan kebijaksanaan
tersebut, maka Bursa Efek sudah mulai terus berkembang sampai
akhirnya tiba era baru dalam perekonomian Indonesia, yaitu “Era
Liberalisme Perdagangan” yang ditandai dengan diberlakukannya
berbagai deregulasi ekonomi yang menghasilkan suatu keadaan
perekonomian yang semakin liberal dan terbuka.
(6) Periode Deregulasi ( 1987-1995)
Pada periode ini sejalan dengan perkembangan ekonomi dan
semakin besarnya kebutuhan dana untuk menggerakkan roda
perekonomian, pemerintah meluncurkan sejumlah paket deregulasi
xxxv

dan kebijakan penting di bidang pasar modal. Sedemikian banyaknya
perusahaan-perusahaan yang mencari dana lewat pasar modal,
sehingga pada masa itu masyarakat luas pun berduyun-duyun untuk
menjadi investor. Pasar modal mengalami perkembangan yang
sangat pesat pada periode ini.
(7) Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)
Dampak positif dari kebijakan deregulasi telah menebalkan
kepercayaan investor dan perusahaan terhadap pasar modal
Indonesia. Puncak kepercayaan itu ditandai dengan lahirnya UndangUndang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang komprehensif
dan modern, karena memgacu pada aturan-aturan yang berlaku
secara internasional.
(8) Periode Independensi Bapepam-LK
Menurut

Undang-Undang

Pasar

Modal,

Bapepam-LK

bertugas untuk menciptakan pasar modal yang teratur, wajar dan
efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
Bapepam-LK mempunyai kewenangan yaitu untuk melakukan
pembinaan, pengaturan dan pengawasan. Untuk mengefektifkan
tugas tersebut, independensi Bapepam menjadi suatu hal yang amat
penting untuk menegakkan hukum secara konsisten, imparsial, dan
adil.
c) Pelaku Pasar Modal
Pelaku pasar modal sebenarnya adalah juga lembaga yang
terkait dalam pasar modal. Keterlibatan para pelaku pasar bersifat terusmenerus, dan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan lembaga pasar modal itu sendiri. Para pelaku pasar modal
adalah pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal yang satu

xxxvi

sama lain mempunyai peranan, tanggung jawab, dan fungsi yang saling
melengkapi satu sama lain. Dasar pengaturan pelaku pasar modal ini
terdapat dalam Keppres No.53/1990 dan Keputusan Menteri Keuangan
No.1548/KMK 013/1990. Munculnya kebijaksanaan ini dimaksudkan
agar tercipta iklim peningkatan profesional dan mekanisme keterbukaan
pasar.
Para pelaku pasar modal dapat digolong-golongkan ke dalam
beberapa kategori sebagai berikut :
(1) Kategori Pelaku Investasi, merupakan investor di pasar modal, baik
investor domestik maupun investor asing, baik investor individual
maupun investor institusional.
(2) Kategori Penarik Modal, yang terdiri dari pihak yang mengemisi
suatusekuritas (emiten), atau pihak perusahaan publik
(3) Kategori Penyedia fasilitas, yang merupakan pihak-pihak yang
menyediakan fasilitas atau tempat tertentu terhadap kegiatan pasar
modal, yaitu :
a) Bursa Efek
Sebagai penyedia fasilitas pasar secara fisik. Di
Indonesia terdapat dua bursa, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ),
dan Bursa Efek Surabaya (BES). Suatu Bursa Efek berfungsi
sebagai :
i)

Menyediakan sarana perdagangan.

ii)

Membuat aturan (aturan bursa).

iii)

Menyediakan informasi pasar.

iv)

Memberikan layanan kepada anggota bursa, emiten
dan publik.

xxxvii

Sebagai institusi yang diberikan kewenangan oleh
undang-undang untuk membuat dan menetapkan peraturan
bagi anggota Bursa Efek, di mana hal itu merupakan
cerminan

dan

fungsinya

sebagai

Self

Regulatory

Organization (SRO). Ketentuan Bursa Efek mempunyai
ketentuan hukum yang mengikat bagi para pihak.
b) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
LKP dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan
jasa kliring yaitu yang merupakan suatu proses yang digunakan
untuk menetapkan hak dan kewajiban para anggota Bursa Efek
atas transaksi

yang mereka lakukan sehingga mereka

mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.
c) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Merupakan suatu lembaga yang didirikan untuk
menyediakan fasilitas jasa kustodian sentral bagi Bank
Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. Saat ini efek
diselenggarakan oleh PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia
(Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin 2001 : 18).
(4) Kategori Pengawas
Kategori Pengawas adalah sekelompok pihak yang oleh
hukum diberikan tugas-tugas pengawasan sehingga jalannya
kegiatan pasar modal dapat lebih tertib, adil, efektif dan efisien.
Kelompok ini terdiri dari Bapepam, yang memang diberi tugas
khusus untuk mengawasi jalannya pasar modal. Disamping itu,
masih ada pihak-pihak lain yang meskipun tidak diberi tugas
secara khusus untuk mengawasi jalannya kegiatan pasar modal
namun dalam pekerjaan sehari-hari masih ada kemungkinan ikut

xxxviii

mengawasi

pasar modal

ini. Seperti

pihak-pihak

instansi

pemerintah seperti Departemen Keuangan, Bank Indonesia,
Kepolisian, dan lain-lain.
(5)

Kategori Penunjang
Kategori Penunjang adalah segolongan pihak yang oleh
hukum dikelompokan sebagai pihak yang mempunyai fungsi untuk
ikut menunjang pasar modal. Kategori penunjang ini dibagi lagi
kedalam dua kategori yang lebih kecil yaitu Lembaga Penunjang
dan Profesi Penunjang.
a) Lembaga Penunjang Pasar Modal terdiri dari :
i) Bank Kustodian, merupakan lembaga penunjang pasar
modal yang bertugas melakukan jasa penitipan dan
penyimpanan efek milik pemegang rekening;
ii) Biro

Administrasi

efek,

merupakan

lembaga

yang

mempunyai wewenang untuk mendaftarkan pemilikan efek
dalam daftar buku pemegang saham emiten dan melakukan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek;
iii) Wali A