“Blu Sea” (BONEKA LUCU DARI SERAT AREN) MEDIA PEMBELAJARAN MERAWAT TANAMAN DAN MENCINTAI LINGKUNGAN.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“Blu Sea” (BONEKA LUCU DARI SERAT AREN)
MEDIA PEMBELAJARAN MERAWAT TANAMAN DAN MENCINTAI
LINGKUNGAN
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:

Anik Fitri Astuti

(H0711011/2011)

Sakinah Ummu Zahro

(H0912117/2012)

Roro Firman Alfiani

(H0713163/2013)


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

iv

RINGKASAN

Proses produksi tepung aren, dihasilkan limbah padat, cair, dan pasta.
Limbah padat berupa serat aren sampai saat ini belum dimanfaatkan sehingga
tertimbun semakin banyak dan tidak terkendali. Dampak yang dirasakan
penduduk berupa timbulnya gangguan kulit setelah menggunakan sumber air yang
sudah tercemar oleh ampas aren, matinya ikan-ikan pada kolam milik penduduk
dan bau yang menyengat setelah ampas terendam oleh air hujan. “Blu Sea”
merupakan salah satu alternatif usaha yang memanfaatkan limbah serat aren
tersebut sebagai bahan baku. Limbah serat aren dibentuk menyerupai boneka yang
bernilai jual tinggi. Keistimewaan “Blu Sea” adalah dari bentuknya yang unik
dan menarik karena memiliki karakter kartun, binatang dan profesi. Salah satu sisi
“Blu Sea”
digunakan sebagai tempat tumbuh benih rumput dan sayuran,

sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengenal dan
merawat tanaman, hal ini menimbulkan dampak kecintaan terhadap lingkungan
yang menyebabkan bumi semakin hijau. Kelebihan serat aren sebagai media
tempat tumbuh tanaman adalah sifatnya yang mampu menahan air dan sulit
terdekomposisi karena tersusun oleh lignin yaitu senyawa siklik serta kandungan
organik P dan K masih tinggi (Firdayati 2005).
Penjualan Rp. 25.000,00 dan keuntungan 55% maka usaha ini layak untuk
dijalankan. “Blu Sea” tidak hanya bermanfaat meningkatkan kreativitas dan
pendapatan mahasiswa dalam merintis usaha namun juga menjaga dan
memperbaiki ekosistem dari cemaran limbah serat aren yang berdampak negatif
pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Kata Kunci: “Blu Sea” , Serat aren, ekosistem, senyawa siklik.

iv