RESPON MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) DI KECAMATAN KERTAJATI KABUPATEN MAJALENGKA.

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN

BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB)

DI KECAMATAN KERTAJATI KABUPATEN MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh:

MITHA ANDHINI S

0906465

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

Respon Masyarakat Terhadap Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)

Di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka

Oleh Mitha Andhini S

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Mitha Andhini S 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) DI KECAMATAN KERTAJATI

KABUPATEN MAJALENGKA

MITHA ANDHINI S NIM : 0906465

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Drs. H. Djakaria M.Nur. M.Si NIP. 19490205 197803 1 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001


(4)

i ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) DI KECAMATAN

KERTAJATI KABUPATEN MAJALENGKA Mitha Andhini S (0906465)

Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) telah direncanakan sejak tahun 2002. Setelah dilakukan beberapa studi kelayakan, maka terpilihlah Kabupaten Majalengka, tepatnya di Kecamatan Kertajati sebagai lokasi untuk pembangaunan Bandar Udara tersebut. Pembangunan BIJB tersebut rencananya akan memerlukan luas lahan sekitar 1800 Ha, yang akan meliputi lima desa di Kecamatan Kertajati. Selain akan menggusur pemukiman, sebagian besar lahan yang akan tergusur adalah lahan pertanian masyarakat. Selain itu, dengan dibangunnya Bandar Udara ini akan menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), dengan melihat tiga indikator, yaitu persepsi masyarakat, sikap masyarakat, dan perilaku masyarakat dalam mereespon rencana pembangunan Bandar Udara tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi responden pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di lima desa yang tergusur, yaitu Desa Kertajati, Desa Kertasari, Desa Bantarjati, Desa Sukakerta, dan Desa Sukamulya yang berjumlah 5.134 Kepala Keluarga. Sedangkan sampel respondennya berjumlah 98 orang, yang terdiri dari masyarakat dari kelima desa yang tergusur tersebut. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara stratified random sampling. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi lapangan, angket, wawancara, studi literatur serta studi dokumentasi. Setelah itu, dilanjutkan dengan teknik analisis data dengan menggunakan analisis persentase dan likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat mempunyai persepsi yang positif, karena 65,8 % masyarakat setuju bahwa pembangunan BIJB dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta dapat membuka lapangan pekerjaan baru sehingga dapat merubah pola mata pencaharian masyarakat. Kemudian, sebagian masyarakat atau sebanyak 50% mempunyai sikap yang positif, mereka setuju dengan adanya pembangunan BIJB. Namun sebagian lagi mempunyai sikap yang kurang positif, karena mereka menilai bahwa mekanisme, harga, maupun pembayaran lahan oleh pemerintah belum dilakukan dengan baik.Selain itu, masyarakat mempunyai perilaku yang positif dalam merespon rencana pembangunan BIJB, 63,9% masyarakat menyatakan bahwa mereka bersedia untuk membebaskan lahannya, selain itu masyarakat pun antusias untuk mempersiapkan keterampilannya untuk mencari pekerjaan yang baru setelah dibangunannya BIJB. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masyarakat mempunyai respon yang positif terhadap rencana pembangunan BIJB, karena sebagian masyarakat mendukung pembangunan ini.


(5)

i

Kata Kunci : Rencana Pembangunan BIJB, Respon Masyarakat, Persepsi Masyarakat, Sikap Masyarakat, Perilaku Masyarakat

ABSTRACT

PUBLIC RESPONSE TOWARDS THE WEST JAVA INTERNATIONAL AIRPORT DEVELOPMENT PLAN (BIJB) IN SUB-DISTRICT KERTAJATI

MAJALENGKA Mitha Andhini S (0906465)

Development of West Java International Airport (BIJB) has been planned since 2002. After doing some feasibility studies, Majalengka was elected, at the Sub-District Kertajati as the location for the construction of the airport. The BIJB development plan would require a land area of about 1800 Ha, that would include five villages in the sub-district Kertajati. In addition to displacing the settlement, most of the land to be ousted was agricultural land of society. In addition, with the construction of the airport will caused various effects, both positive and negative effects. Therefore, this study aimed to analyze the response of the public towards the West Java International Airport Development Plan (BIJB), by looking at three indicators, namely the public perception, public attitudes, and behavior of the public in responding to the development plan. This study used a descriptive research method is the whole public who lives in five villages; 5.134 Head family of Kertajati village, Kertasari village, Bantarjati village, Sukakerta village, and Sukamulya village. While the sample of the respondents was 98 people, consisting of people from five villages were displaced. Sampling was done by stratified random sampling. As for the technique of collecting data using the observation field, questionnaires, interviews, literature studies and study documentation. After that, proceed with data analysis techniques using percentage analysis and Likert. Results of the study showed that most of the public have a positive perception of 65.8%, because the public agreed that the construction of the BIJB can improve the welfare of society, and can open up new employment so as to change the pattern of their job. Then, some people or as many as 50% have a positive attitude, they agreed with the construction BIJB. But some had a less positive attitude, because they argued that mechanism, price, as well as payment of land by the Government have not done well. In addition, the public has a positive behavior in responding to the development plan BIJB, 63,9% of people stated that they were willing to liberate their land, and some of them enthusiastically prepare their skills to find new jobs after the construction of BIJB is finished. Thus, it can be concluded that the public has a positive response to the BIJB development plan, because most people support this development.

Keywords: BIJB Development Plan, Public Response, Public Perception, Public Attitudes, Behavior Society


(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Perencanaan Pembangunan Bandar Udara ... 8

1. Perencanaan Sistem Bandar Udara ... 10

2. Pemilihan Lokasi Bandar Udara ... 14

B. Respon Masyarakat terhadap Rencana Pembangunan ... 15

1. Faktor yang Mempengaruhi Respon ... 16

2. Macam-macam Respon ... 16

3. Faktor yang Melatarbelakangi Sebuah Respon ... 18

a. Persepsi ... 18

b. Sikap ... 20

c. Perilaku ... 22

C. Dampak Pembangunan terhadap Masyarakat ... 25

1. Dampak Lingkungan ... 26


(7)

vi

D. Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

C. Metode Penelitian ... 37

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Definisi Operasional ... 39

1. Rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) 39 2. Respon Masyarakat ... 40

3. Persepsi Masyarakat ... 40

4. Sikap Masyarakat ... 41

5. Perilaku Masyarakat ... 41

F. Instrumen Penelitian ... 42

1. Pengumpulan dan Pengukuran Data ... 42

2. Penyusunan Instrumen ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Observasi atau Survey Lapangan ... 45

2. Angket/Kuesioner ... 45

3. Wawancara ... 46

4. Studi Literatur ... 46

5. Studi Dokumentasi ... 46

H. Teknik Pengolahan Data ... 47

1. Tahap Persiapan ... 47

2. Editing ... 47

3. Coding ... 47

4. Skoring ... 47

5. Tabulasi Data ... 48


(8)

vii

I. Teknik Analisis Data ... 48

1. Persentase ... 49

2. Skala Likert ... 50

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Rencana Pembangunan Bandara Internasional (BIJB) ... 53

1. Maksud dan Tujuan Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ... 55

B. Kondisi Umum Lokasi Penelitian... 57

1. Kondisi Fisik ... 57

a. Letak dan Luas ... 57

b. Kondisi Iklim ... 60

c. Topografi ... 61

d. Kondisi Tanah ... 63

e. Kondisi Geologi ... 64

f. Kondisi Hidrologis ... 64

g. Penggunaan Lahan ... 65

2. Kondisi Sosial ... 67

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 67

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 70

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 71

d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian ... 73

C. Analisis Data Responden ... 75

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 77

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ... 78

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 79

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kondisi Rumah ... 81

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 82


(9)

viii

1. Pengetahuan Responden ... 83

2. Persepsi Masyarakat terhadap Sosialisasi tentang Rencana Pembangunan BIJB ... 84

3. Persepsi Masyarakat terhadap Tujuan Pembangunan BIJB ... 86

4. Persepsi Masyarakat terhadap Peluang Terbukanya Lapangan Pekerjaan Baru ... 90

E. Analisis Sikap Masyarakat terhadap Rencana Pembangunan BIJB ... 94

1. Sikap Masyarakat terhadap Dampak yang Akan Terjadi Akibat Pembangunan BIJB ... 95

2. Sikap Masyarakat Masalah Pembebasan Lahan ... 97

F. Perilaku Masyarakat dalam Merespon Rencana Pembnagunan BIJB 102 1. Perilaku Masyarakat terhadap Pembebasan Lahan ...102

2. Perilaku Masyarakat terhadap Persiapan perubahan Mata Pencaharian ...106

3. Perilaku Masyarakat dalam Mendukung Pembangunan BIJB ...109

G. Gambaran Umum Respon Masyarakat terhadap Rencana Pembangunan BIJB ...113

1. Persepsi Masyarakat ...113

2. Sikap Masyarakat ...114

3. Perilaku Masyarakat ...115

4. Respon Masyarakat ...115

a. Respon Masyarakat Berdasarkan Mata Pencaharian ...118

b. Respon Masyarakat Berdasarkan Pendapatan ...122

c. Respon Masyarakat Berdasarkan Kondisi Rumah ...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...128

A. Kesimpulan ...128

B. Saran ...130

DAFTAR PUSTAKA ...132

LAMPIRAN ...135


(10)

ix

2. Angket Penelitian ...140 3. Pedoman Wawancara ...144 4. Surat Ijin Pra Penelitian untuk Kepala BAPPEDA

Kabupaten Majalengka ...146 5. Surat Ijin Pra Penelitian untuk Kepala Bandan Kesatuan

dan Politik Kabupaten Majalengka...147 6. Surat Ijin Pra Penelitian untuk Kepala Dinas Perhubungan

Kabupaten Majalengka ...148 7. Surat Ijin Pra Penelitian untuk Kepala Dinas Perhubungan

Jawa Barat...149 8. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia ...150 9. Surat Keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Polotik

Kabupaten Majalengka ...151 RIWAYAT HIDUP ...152


(11)

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah

Transportasi mempunyai peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagi urat nadi kehidupan ekomoni, politik, sosial budaya dan petahanan keamanan, baik itu transportasi darat, laut, maupun transportasi udara.

Transportasi udara merupakan sistem transportasi yang cukup penting, karena dengan menggunakan trasportasi ini dapat menjangkau daerah yang cukup jauh dengan waktu yang lebih efisien dibandingkan dengan trasportasi darat maupun laut. Oleh karena itu, pemerintah provinsi Jawa Barat sejak tahun 2002 telah merencanakan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Pembangunan bandar udara ini dimaksudkan untuk pemenuhan pelayanan transportasi udara bagi masyarakat yang semakin meningkat.

Menurut Sirait (2008), dengan dibangunannya Bandara Internasional Jawa Barat ini diharapkan dapat menciptakan kondisi seperti:

a. Terjadinya percepatan pertumbuhan investasi yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

b. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat.

c. Peningkatan pariwisata Jawa Barat dan pelayanan jemaah haji asal Jawa Barat dan sekitarnya.

Untuk lebih mematangkan rencana tersebut, pemerintah provinsi Jawa Barat pada tahun 2003 melakukan tahapan-tahapan perencanaan berikutnya sebagaimana yang tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2001 dan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 48 tahun 2002 tentang Kebandarudaraan, yaitu salah satunya adalah melakukan studi kelayakan yang meliputi kelayakan ekonomi, kelayakan teknis, kelayakan operasional, kelayakan lingkungan, serta kelayakan dari segi usaha angkutan udara. Selain itu, Sumaatmadja (1988: 43) juga mengemukakan bahwa ada beberapa landasan


(12)

geografi yang harus diperhatikan dalam melakukan setiap pembangunan yaitu sebagai berikut:

Bahwa setiap pembanguan ada beberapa landasan –landasan geografi yang harus diperhatikan sesuai dengan kondisi region setempat, yaitu lokasi, kondisi demografi, prasarana dan sarana, poteni sumber daya, sosial budaya setempat, kesubuan tanah, hidrografi dan topografi region masing-masing.

Studi kelayakan ini dilakukan dengan pengamatan di 421 titik di Jawa Barat, dan terpilihlah tiga lokasi alternatif calon Bandara Internasional, yaitu:

1. Bandung :Daerah Ciparay dan sekitarnya

2. Subang : Lanud Suryadarma (Kalijati) dan sekitarnya 3. Majalengka : Lanud Sukani dan Sekitarnya

Kemudian dari ketiga lokasi tersebut terpilihlah Kabupaten Majalengka, tepatnya di Kecamatan Kertajati untuk lokasi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), karena dari hasil uji kelayakan tersebut Kecamatan Kertajati dinilai paling sesuai untuk dijadikan lokasi pembangunan BIJB tersebut. Selain itu salah satu tujuan dipilihnya Kecamatan Kertajati sebagai lokasi pembangunan BIJB adalah untuk mendorong pengembangan wilayah pembangunan Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan) sebagaimana yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Jawa Barat No. 13 Tahun 2010. Selain itu, menurut peraturan tersebut dengan adanya pembangunan BIJB dan Kertajati Aerocity ini diharapkan dapat tercipta beberapa kondisi sebagai berikut:

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional berbasis potensi Daerah; b. meningkatkan daya saing global Jawa Barat dalam rangka mendorong

percepatan pertumbuhan investasi;

c. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang transportasi udara; dan

d. meningkatkan investasi, industri, perdagangan, pariwisata, permukiman, dan perluasan lapangan kerja.

Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini rencananya akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu Kawasan Inti Bandara seluas 1.800 Ha dan Kawasan Pendukung (Aerocity) seluas 3.200 Ha. Perencanaan ini, telah sejalan dengan RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031.


(13)

Dalam pembangunan ini tidak hanya kondisi fisik wilayah tersebut saja yang diperhatikan, namun kondisi kependudukan pun harus ikut pula diperhatikan. Kondisi kependudukan yang wajib diperhatikan dalam suatu pembangunan diantaranya adalah berkenaan dengan kepadatan penduduk, kualitas keterampilannya, tingkat pendidikan, komposisi berdasarkan umur, penyebarannya dan lain-lain. Dengan melihat beberapa aspek kependudukan tersebut, maka dapat memberikan landasan tentang perencanaan dan pengembangan dari pembangunan tersebut, yang kemudian diharapkan pembangunan tersebut dapat mensejahterkatan masyarakat.

Kertajati sendiri merupakan suatu Kecamatan di Kabupaten Majalengka yang wilayahnya masih berupa pedesaan. Oleh karena itu, sebagian besar penduduk di Kecamatan Kertajati menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kertajati ini memiliki luas wilayah 178,76 km² dan jumlah penduduk sekitar 48.113 jiwa terdiri dari 22.924 jiwa laki-laki dan 23.700 jiwa perempuan. Sebagian besar penduduk di daerah ini bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan untuk tingkat pendidikan di Kecamatan ini dapat dikatakan masih relatif rendah. Maka dengan adanya rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Pembangunan ini dapat dikatakan sebagai pembangunan yang cukup besar yang akan dilakukan di kabupaten Majalengka, khususnya di wilayah Kecamatan Kertajati. Pembangunan bandar udara yang rencananya akan memerlukan luas lahan sekirat 1800 Ha ini akan meliputi lima desa dari 14 desa yang terdapat di Kecamatan Kertajati, yaitu desa Kertajati, Bantarjati, Sukakerta, Kertasari, dan Sukamulya. Kelima desa tersebutlah yang nantinya akan tergusur atau terkena dampak langsung dari pembangunan bandar udara ini. Dengan demikian, bagi masyarakat yang tinggal di kelima desa tersebut, selain akan kehilangan tempat tinggalnya, mereka juga akan kehilangan lahan pertaniannya, karena sebagian besar lahan yang digunakan dalam pembangunan bandara ini adalah lahan pertanian, sehingga masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani ini harus siap dengan kemungkinan harus beralih profesi ke sektor lain,


(14)

karena lahan pertanian yang selama ini dijadikan tempat untuk menggatungkan hidupnya, nantinya akan berubah menjadi lokasi untuk pembangunan bandar udara tersebut.

Namun, disamping itu dengan adanya pembangunan bandar udara ini juga diharapkan nantinya akan dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, sehingga untuk sekarang ini masyarakat diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat pembangunan tersebut.

Tidak hanya bagi masyarakat yang terkena dampak langsung saja, bagi masyarakat yang tidak terkena dampak langsung pun banyak hal yang perlu mereka siapkan untuk menghadapi rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini. Dengan adanya pembangunan tersebut nantinya mungkin akan merubah keadaan daerah tersebut yang tadinya hanya merupakan suatu pedesaan kemudian akan berubah menjadi sebuah perkotaan yang cukup ramai. Dalam setiap pembangunan tentu saja diharapkan dapat berdampak positif bagi masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri dari adanya pembangunan tersebut juga mungkin saja akan menimbulkan dampak negatif bagi beberapa pihak tertentu. Oleh karena itu suatu pembangunan tersebut harus direncanakan dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang maksimal, dan dapat meminimalisir dampak negatif yang mungkin akan ditimbulkan dari pembangunan tersebut, serta bagaimana caranya agar pembangunan ini dapat sukses dan bermanfaat, terutama bagi masyarakat setempat dan bukan malah merugikan mereka. Selain itu masyarakat juga harus mengetahui bahwa pembangunan bandara itu wujud dan manfaatnya seperti apa. Kemudian dalam pembangunan ini juga harus melibatkan masyarakat, baik pada saat Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini mulai dibangun hingga beroperasi, jangan sampai masyarakat hanya menjadi penonton yang pada akhirnya berpotensi mengganggu operasional bandara.

Oleh karena itu, dengan melihat gambaran umum yang telah dipaparkan, maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis lebih jauh tentang bagaimana respon masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkena dampak langsung atau yang tergusur terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa


(15)

Barat (BIJB). Respon masyarakat tersebut dilihat dari persepsi masyarakat dan sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) serta melihat perilaku masyarakat dalam merespon rencana pembangunan Bandar Udara tersebut yang telah diwacanakan cukup lama dan merupakan pembangunan yang cukup besar yang akan dilakukan di daerah tersebut yang selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pemerintah Kabupaten Majalengka khususnya, baik bagi instansi-instansi lainnya dalam mengambil keputusan selanjutnya, serta bagi masyarakat itu sendiri, agar

pembangunan ini dapat bermanfaat. Untuk itu, penulis mengambil judul “Respon Masyarakat Terhadap Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat Di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati kabupaten Majalengka.Untuk mengetahui respon tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka?

2. Bagaimana sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka?

3. Bagaimana perilaku masyarakat dalam merespon rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis respon mayarakat terhadap rencana pembangunan


(16)

Bandara Internasional Jawa Barat dengan melihat beberapa indikator sebagai berikut:

1. Menganalisis persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

2. Menganalisis sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

3. Menganalisis perilaku masyarakat dalam merespon rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIBJ) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Secara Teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi dan data mengenai respon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka yang selanjutnya dapat berguna bagi pemerintah dan peneliti lain.

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat di Kecamatan Kertajati untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang merupakan pembangunan yang cukup besar yang akan dilakukan di daerahnya tersebut.

b. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Majalengka maupun pemerintah yang terkait dalam mengambil keputusan mengenai rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), sehingga pembanguna tersebut benar-benar dapat bermanfaat, dan bukan malah merugikan terutama bagi masyarakat disekitar pembangunan tersebut.


(17)

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta menguraikan struktur organisasi dari skripsi ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang berbagai teori yang terkait dengan masalah yang dikaji pada penelitian ini diantaranya, perencanaan pembangunan Bandar Udara, respon masyarakat terhadap rencana pembangunan, serta menjelaskan mengenai dampak pembangunan terhadap masyarakat. Selain itu, pada bab ini juga menguraikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini, yang meliputi penjelasan mengenai lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian yang digunakan, variabel penelitian, menjelaskan definisi operasional, menguraikan instrumen penelitian, menjelaskan tentang teknik pengumpulan dan pengolahan data serta menjelaskan tentang teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas mengenai hasil yang telah diperoleh dari lapangan serta menganalisis data tersebut, yang meliputi penjelasan mengenai rencana pembangunan BIJB, kondisi fisik serta kondisi sosial Kecamatan Kertajati, analisis data responden, serta pembahasan mengenai respon masyarakat terhadap rencana pembangunan BIJB tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai penarikan kesimpulan dari hasil penelitian serta memberikan saran mengenai permasalahan pada penelitian ini.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian terletak di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. Secara astronomis Kecamatan Kertajati terletak pada 108˚ 03’ BT - 108˚ 15’ BT dan 6˚37’ LS - 6˚46’ LS. Kecamatan Kertajati terletak di sebelah utara Kabupaten Majalengka, dengan batas-batas wilayahnya :

a. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Kadipaten,

b. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Ujung Jaya Kabupaten Sumedang dan Kecamatan Tarisi Kabupaten Indramayu,

c. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Jatitujuh, d. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Dawuan.

Kecamatan Kertajati merupakan dataran rendah yang memiliki ketinggian 0-100 mdpl. Jumlah penduduk Kecamatan Kertajati menurut data monografi Kecamatan Kertajati tahun 2012 adalah sekitar 48. 113 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 22.924 jiwa dan perempuan sebanyak 23.700 jiwa. Sebagain besar penduduk di Kecamatan Kertajati ini bermatapencaharian sebagai petani sebanyak 11.599 orang.

Luas Wilayah Kecamatan Kertajati adalah 178,47 Km². Kecamatan Kertajati memiliki 14 Desa, yaitu Desa Kertajati, Desa Kertasari, Desa Bantarjati, Desa Sukamulya, Desa Sukakerta, Desa Babakan, Desa Kertawinangun, Desa Palasah, Desa Mekarjaya, Desa Pakubeurem, Desa Sukawana, Desa Pasiripis, Desa Mekarmulya, dan Desa Sahbandar.

Lokasi penelitian pada penelitian ini mencakup lima desa dari 14 desa yang terdapat dikecamatan Kertajati, yaitu desa Kertajati, desa Kertasari, desa Bantarjati, desa Sukamulya, serta desa Sukakerta. Pemilihan keenam desa tersebut adalah karena enam desa inilah yang nantinya akan menjadi lokasi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), keenam desa ini merupakan desa yang terkena dampak langsung, oleh karena itu dipilihlan keenam desa tersebut sebagai


(19)

lokasi penelitian yang tepat untuk menganalisis repon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sumaatmadja (1988: 112) “adalah keseluruhan gejala, individu, kasus, dan masalah yang diteliti di daerah penelitian yang dapat dijadikan objek penelitian.” Populasi dalam penelitian ini adalah populasi responden, yaitu seluruh kepala keluarga yang bertempat tinggal di desa yang berada di Kecamatan Kertajati yang akan tergusur, yang berjumlah 5.134 kepala keluarga. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari Tabel 3.1. Populasi Responden

Tabel 3.1 Populasi Responden

No. Desa

Penduduk

Kepala Keluarga

Luas Daerah

(Km²)

Kepadatan Penduduk

per Km²

Laki-laki Perempuan Total

1. Kertajati 2.064 3.906 5.970 1.142 19.38 308 2. Kertasari 1.572 165 1.737 968 8.63 374 3. Bantarjati 999 1.080 2.070 765 6.39 325 4. Sukakerta 876 1.082 1.958 664 2.32 844 5. Sukamulya 2.256 2.437 4.693 1.595 7.50 626

Jumlah 7.767 8.670 16.428 5.134 44,22 2.477

Sumber : Monografi Kecamatan Kertajati Tahun 2012

2. Sampel

Menurut Tika (2005: 24) “sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi.” Kemudian Tika (2005:25) juga menjelaskan bahwa sampai saati ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Kendati demikian, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang tekecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30.


(20)

Berkaitan dengan populasi diatas, maka perlu ditentukan sampel penelitian yang representatif. Sugiyono (2005: 61) juga menjelaskan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif, artinya bisa mewakili populasi yang ada.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, maka untuk pengambilan sampel responden ini dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling atau sampel strata. Stratified random sampling atau sampel strata ini seperti yang ditunjukkan oleh namanya sampel strata ini melibatkan pembagian populasi ke dalam kelas, kategori, atau kelompok yang disebut strata.. Karakteristik strata tersebut bisa kota, desa, daerah, suku bangsa, jenis kelamin, status, usia, dan sebagainya.

Pada penelitian ini pupolasi dikelompokan berdasarkan wilayah, yaitu desa tempat tinggal responden yang terdiri dari enam desa, yaitu desa Kertajati, Kertasari, Sukakerta, Bantarjati, Sukamulya, dan desa Babakan.

Kemudian selanjutnya untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008:108) sebagai berikut:

Keterangan:

n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi

e : Tingkatan kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir

Dengan menggunakan rumus tersebut, dan dengan mengambil tingkat kesalahan 10% maka diperoleh hasil sebagai berikut:


(21)

, dibulatkan menjadi 98

Dengan demikian, jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 98KK. Kemudian setelah mengetahui jumlah sampel pada penelitian ini, maka selanjutnya ditentukan jumlah sampel yang akan diambil dari tiap desa tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Desa Kertajati

=

21,7dibulatkan menjadi 22

2) Desa Bantarjati

14,6 dibulatkan menjadi 15

3) Desa Kertasari


(22)

4) Desa Sukakerta

dibulatkan menjadi 13

5) Desa Sukamulya

dibulatkan menjadi 30

Untuk hasil perhitungan jumlah KK yang dijadikan sampel pada masing-masing desa, untuk lebih jelas dapat dilihat pula pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Responden

No. Nama Desa Jumlah KK Jumlah Sampel

1. Kertajati 1.142 22

2. Bantarjati 765 15

3. Kertasari

968 18

4. Sukakerta

664 13

5. Sukamulya

1.595 30

Jumlah 5.134 98


(23)

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian C. Metode Penelitian


(24)

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2011:2). Cara ilmiah ini berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan ini dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Kemudian sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian ini enggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dengan pemilihan metode yang tepat dalam penelitian akan menentukan keberhasilan suatu penelitian dan akan memperjelas langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penelitian tersebut .

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nawawi (1993:63) “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya”. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang bersifat pada usaha mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ini ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan atau peristiwa sebenarnya dari objek yang diselidiki.

Kemudian, Nawawi (1993:63) menyimpulkan bahwa ciri-ciri pokok metode deskriptif adalah:

a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adequat.


(25)

Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi dan analisis. Penelitian deskriptif ini perlu mamanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan spesifikasi mengenai gejala.gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan.

Dengan menggunakan metode deskiptif dalam penelitian ini diharapkan dapat mengetaui respon masyarakat terhadap pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati.

D. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian menurut Hadi dalam Arikunto (1989: 89) adalah “objek penelitian yang bervarisi”. Selain itu menurut Sugiyono (2008: 60) “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu respon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional sebagai variabel terikat (Y) dan yang menjadi variabel bebasnya adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta mata pencaharian.

Tabel 3.3 Variabel Penelitian

E. D

Variabel Bebas (X)

Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa

Barat (BIJB)

Variabel Terikat (Y)

Respon Masyarakat :

 Persepsi Masyarakat  Sikap Masyarakat  Perilaku Masyarakat


(26)

efinisi Operasional

Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Respon Masyarakat Terhadap Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka.” Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran judul penelitian maka peneliti akan memberikan penjelasan tentang konsep yang terdapat di dalam judul penelitian sebagai berikut:

1. Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pembangunan Dan Pengembangan Bandar Udara Internasional Jawa Barat Dan Kertajati Aerocity, Bandar Udara Internasional Jawa Barat yang adalah Bandar Udara Internasional aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat dengan Koordinat Geografis 06° 39’ 7,89” Lintang Selatan dan 108° 10’ 27,44” Bujur Timur.

Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini telah direncanakan sejak tahun 2002. Luas rencana kebutuhan lahan untuk pembangunan bandarudara di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka seluas ±1800 Ha, yang akan meliputi enam desa di kecamatan Kertajati, diantaranya desa Kertajati, Kertasari, Bantarjati, Sukamulya, Sukakerta dan desa Babakan, yang selanjutnya akan ditentukan lebih rinci berdasarkan rencana induk bandar ucara di Kabupaten Majalengka.

Adapun maksud dan tujuan pembangunan ini yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Jawa Barat no. 13 tahun 2010 sebagai berikut:

1. mendorong pengembangan wilayah pembangunan Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan);

2. meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional berbasis potensi Daerah;

3. meningkatkan daya saing global Jawa Barat dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan investasi;

4. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang transportasi udara; dan

5. meningkatkan investasi, industri, perdagangan, pariwisata, permukiman, dan perluasan lapangan kerja.


(27)

2. Respon Masyarakat

“ Respon adalah suatu reaksi baik positif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat” (Poewadarminta, 1987: 1012). Respon akan timbul setelah seorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan, kemudian menginterpretasikan objek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi dilingkungan dengan manusia dan tingkah lakunya, merupakan hubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi.

Kemudian pengertian masyarakat itu sendiri menurut Koentjaraningrat (1990:146) adalah “Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat di kecamatan Kertajati kabupaten Majalengka yang merupakan masyarakat yang terkena dampak langsung dari pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) tersebut.

Jadi respon masyarakat pada penelitian ini dapat diartikan sebagai tanggapan masyarakat setempat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dilaksanakan diderahnya, dengan berbagai dampak yang mungkin akan ditimbulkan dari pembangunan ini, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Respon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini penting untuk diketahui, karena pembangunan ini banyak melibatkan masyarakat sekitar di dalamnya sehingga masyarakat perlu diperhatikan agar proses pembangunan itu dapat berjalan dengan baik.

3. Persepsi Masyarakat

Persepsi merupakan “ pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan” (Rakhmat, 1988:51). Persepsi ini diperoleh melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan setelah panca inderanya mendapat rangsangan.


(28)

Persepsi pada penelitian ini yaitu persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Persepsi ini dapat berupa pengetahuan masyarakat tenatng rencana pembangunan bandar udara tersebut. Persepsi ini merupakan proses awal untuk mengetahui respon masyarakat terhadap rencana pembangunan bandara tersebut.

4. Sikap Masyarakat

Sikap itu sendiri merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkahlaku tertentu jika ia menghadapi ransang tertentu. Sikap adalah suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya disadari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan teradap stimulus dalam bentuk nilai baik, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek.

Oleh karena itu sikap itu dapat bersifat positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati mengharapkan objek tertentu, atau muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek. Sikap pada penelitian ini yaitu sikap masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), apakah masyarakat setuju dan mendukung atau tidak terhadap rencana pembangunan bandara tersebut.

5. Perilaku Masyarakat

Menurut Notoatmodjo (2003) “Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar”. Perilaku merupakan proses interaksi antara kepribadian dan lingkungan yang mengandung rangsangan (stimulus), kemudian ditanggapi dalam bentuk respon. Respon inilah yang disebut perilaku. Perilaku ditentukan oleh persepsi dan kepribadian, sedang persepsi dan kepribadian dilatarbelakangi oleh pengalamannya.


(29)

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara langsung. Sedangkan perilaku terbuka merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Pada penelitian ini perilaku masyarakat yang dimaksud adalah bagaimana perilaku masyarakat tersebut dalam merespon rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) ini. Setiap individu tentunya akan mempunyai perilakunya sendiri, misalnya bagi masyarakat yang tergusur, dengan adanya rencana pembangunan bandara ini, ada yang segera menjual lahannya dan mencari tempat tinggal yang baru, namun ada pula yang tidak ingin segera menjual lahannya dan menunggu harga lahan yang lebih tinggi. Perilaku masyarakat ini juga dapat berupa persiapan untuk menghadapi pembangunan bandar udara tersebut, seperti berinvestasi dengan membeli lahan disekitar lokasi yang akan dibangun bandar udara tersebut, dan lain sebagainya.

F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011: 102) menjelaskan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian ini juga menjadi alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.

1. Pengumpulan dan Pengukuran Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa pedoman wawancara dan instrumen kuesioner yang telah disusun secara terstruktur. Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai


(30)

segala sesuatu yang berkaitan dengan rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), sementara instrumen kuesioner digunakan untuk mengukur variabel persepsi, sikap dan respon masyarakat.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi alat pengumpul data, kisi-kisi yang dibuat mengacu pada variabel X dan Y yang dirumuskan pada variabel penelitian. b. Membuat butir-butir pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. 2. Penyusunan Instrumen

Dalam menguji hipotesis yang dirumuskan, diperlukan adanya data yang benar, cermat serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesisi tergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan serta sumber data. Untuk memperoleh data yang diperlukan alat pengumpul data berupa angket, dengan alat pengumpul data tersebut, dapat diungkapkan data yang benar sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

Dalam penyusunan instrumen, setelah sebelumnya ditetapkan jenis instrumen, langkah berikutnya adalah membuat kisi-kisi atau layout instrumen. Kisi-kisi berisi lingkup materi pertanyaan, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, dan waktu yang dibutuhkan.

Kisi-kisi ini mengacu pada variabel, kemudian dapat dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian indikator. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu dapat disusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah diungkapkan dalam kisi-kisi. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi instrumen untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.


(31)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Respon Mayarakat Terhadap Rencana Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka

No. Aspek dan Sub

Aspek Indikator Nomor Item Sasaran

1. Karakteristik responden

 Identitas responden  Kondisi sosial

ekonomi  Kondisi tempat

tinggal  Status kependudukan 1,2,3,4 5,6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 16,17,18 Masyarakat 2. Persepsi masyarakat terhadap pembangunan BIJB

 Pengetahuan tentang rencana

pembangunan bandar udara tersebut

 Sosialisasi tentang rencana

pembangunan bandar udara tersebut

 Persepsi tentang tujuan pembangunan BIJB

 Persepsi tentang peluang terbukanya lapangan pekerjaan baru  19  20  21,22,23  24,25 Masyarakat

3. Sikap masyarakat

 Dampak

pembangunan BIJB  Sikap terhadap

masalah

pembebsasan lahan

 26,27,28

 29,30 Masyarakat

4. Perilaku masyarakat

 Masalah

pembebasan lahan  Pesiapan perubahan

mata pencaharian  Dukungan terhadap

pembangunan BIJB

 31,32,33,34,35  36,37

 38


(32)

G. Teknik Pengumpulan Data

Setelah ditentukan metode penelitiannya, selanjutnya ditentukan teknik pengumpulan datanya. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui sejumlah informasi yang berkaitan dengan respon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:

1. Observasi atau Survey Lapangan

Tika (2005: 44) menjelaskan bahwa observasi atau survey lapangan adalah:

Cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada suatu objek penelitian. Observasi ini dapat dibagi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung.

Selain itu menurut Riduwan (2011:30) observasi yaitu “melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”. Dalam penelitian ini dilakukan observasi langsung, yang berarti peneliti turut ambil bagian bersama objek yang dioperasi, dalam hal ini peneliti mengamati langsung bagaimana kondisi lokasi penelitian maupun kondisi lokasi yang akan dijadikan sebagai Bandar Udara tersebut, serta untuk mengetahui respon masyarakat terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat tersebut.

2. Angket/Kuesioner

Angket/Kuesioner merupakan teknik penelitian berupa penyebaran instrumen berisi sejumlah pertanyaan yang harus diisi oleh responden. kuesioner meupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dan dapat juga untuk mengumpulkan informasi-informasi yang kualitatif.

Selain itu menurut Riduwan (2011:25) “angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (peneliti)”. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.


(33)

Kuesioner ini ditujukan untuk masyarakat untuk memperoleh data tentang respon masyarakat yang meliputi persepsi, sikap dan perilaku masyarakat serta berbagai hal yang menyangkut pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

3. Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi” (Nasution dalam Tika, 2005:49). Selain itu menurut Riduwan (2011:29) “wawancara adalah suatu carapengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”.

Teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi langsung kepada masyarakat rencana pembangunan BIJB ini, serta bagaimana persepsi, sikap maupun perilaku masyarakat terhadap rencana pembangunan BIJB tersebut, selain itu wawancara juga dilakukan kepada pemerintah atau instansi yang terkait mengenai rencana pembangunan BIJB tersebut, dan bagaimana tanggapan pemerintah mengenai respon yang diberikan oleh masyarakat, serta apa saja yang yang telah dilakukan dalam mempersiapkan rencana pembangunan BIJB tersebut sehingga pembangunan tersebut dapat sukses dilaksanakan.

4. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk memperoleh data penelitian yang relevan mengenai penelitian ini. Studi literatur ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku, jurnal, maupun surat kabar yang berkaitan dengan topik penelitian.

5. Studi Dokumentasi

“Studi dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto,film dokumenter, dan data yang relevan”. (Riduwan, 2011:31)


(34)

Studi dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait maupun secara langsung dari objek yang diteliti. Data yang dikumpulkan berupa data tentang karakteristik wilayah dan kependudukan kecamatan Kertajati, serta data tentang berbagai peraturan pemerintah yang berhubungan dengan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat ini.

H. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan yang berkaitan dengan penelitian ini terkumpul, kemudian tahapan selanjutnya adalah melalukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan data yang terkumpul melalui instrumen penelitian.

2. Editing

Langkah ini dilakukan untuk memeriksa atau meneliti kembali data yang telah terkumpul apakah data tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi.

3. Coding

Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Langkah ini dilakukan dalam rangka pengklasifikasian jawaban dari para responden maupun informasi yang didapat berdasarkan kategorinya sehingga memudahkan proses berikutnya.

4. Skoring

Skoring ini adalah proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden. Penghitungan skoring dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang pengukurannya sebagai berikut:


(35)

a. Pernyataan Positif:

Skor 5 untuk jawaban sangat setuju Skor 4 untuk jawaban setuju Skor 3 untuk jawaban netral Skor 2 untuk jawaban tidak setuju Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju b. Pernyataan Negatif :

Skor 1 untuk jawaban sangat setuju Skor 2 untuk jawaban setuju Skor 3 untuk jawaban netral Skor 4 untuk jawaban tidak setuju Skor 5 untuk jawaban sangat tidak setuju 5. Tabulasi Data

Setelah proses editing dan coding, tahapan selanjutnya adalah melakukan tabulasi data yaitu proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

6. Interpretasi Data

Langkah ini dilakukan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh, sesuai dengan pertanyaan dan maksud dalam penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong dalam Hasan (2004:29) yang dimaksud analisis data adalah:

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, ketergori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tujuan analisis data antara lain untuk memecahkan masalah-masalah penelitian, memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian, memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian, dan bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi dan saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya.


(36)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase

Anallisis persentase adalah suatu cara yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban responden dan fenomena-fenomena dilapangan. Langkah ini juga dilakukan untuk melihat besar kecilnya proporsi dari setiap jawaban pada setiap pertanyaan sehingga data yang diperolah selanjutnya mudah untuk dianalisa.

Dalam penelitian ini analisis persentase ini digunakan untuk menganalisis respon, yang dilihat dari persepsi, sikap serta perilaku masyarakat dalam merespon rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan: P: Persentase n : jumlah sampel f : frekuensi

Menurut Santoso (2001:229) kriteria presentase yang digunakan dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Prosentase Rumus Formula

Jenjang (%) Keterangan

0 Tidak seorangpun 1-24 Sebagian kecil 25-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-74 Sebagian besar

75-99 Hampir

100 Seluruhnya


(37)

2. Skala Likert

Selain itu pada penelitian ini juga menggunakan skala Likert atau yang disebut juga summated rating scale. Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Biasanya format Skala Likert merupakan perpaduan antara kesetujuan dan ketidak setujuan.

Menurut Sugiyono (2011: 93) “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Tabel 3.6 Skala Likert

No. Simbol Keterangan Skor Item

Positif

Skor Item Negatif

1. SS Sangat Setuju 5 1

2. S Setuju 4 2

3. N Nertal 3 3

4. TS Tidak Setuju 2 4

5. STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Riduwan(2011:13)

Berdasarkan jawaban responden selanjutnya akan diperolah satu kecenderungan atas jawaban responden tersebut. Angket/Kuesioner yang dibagikan dilakukan dengan menggunakan skala Likert dengan perhitungan skor atas jawabannya sebagai berikut:


(38)

a. Pernyataan Positif

Skor Indeks = ((F1 x 1) + (F2 x 2) + (F3 x 3) + (F4 x 4) + (F5 x 5)) Keterangan:

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Tidak Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (Tidak Setuju)

F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 ( Ragu) F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 ( Setuju) F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Setuju) b. Pernyataan Negatif

Skor Indeks = ((F1 x 1) + (F2 x 2) + (F3 x 3) + (F4 x 4) + (F5 x 5)) Keterangan:

F1 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (Sangat Setuju) F2 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 ( Setuju) F3 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 ( Ragu)

F4 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 ( Sangat Setuju) F5 = Frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (Sangat Tidak Setuju)

Pada angket/kuesioner ini, angka jawaban responden dimulai dari angka 1 sampai 5. Sikap dan persepsi masyarakat ini dinyatakan dalam tinjauan kontimun. Untuk melihat sikap dan persepsi masyarakat secara keseluruhan, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan total skor maksimal : skor tertinggi x jumlah responden 2. Menentukan total skor minimal: skor terendah x jumlah responden 3. Persentase skor : (total skor : nilai maksimal) x 100

Setelah melakukan perhitungan tersebut, dilakukan interpretasi skor untuk melihat hasil persepsi dan sikap masyarakat tersebut. Berikut adalah kriteria interpretasi skor menurut Riduwan (2011:15):


(39)

Tabel 3.7. Kriteria Interpretasi Skor

Angka 0% - 20% Sangat lemah

Angka 21% - 40% Lemah

Angka 41% - 60% Cukup

Angka 60% - 80% Kuat

Angka 80% - 100% Sangat Kuat Sumber : Riduwan (2011: 15)


(40)

128

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian serta analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) merupakan Bandar Udara Internasional aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Majalengka. Kawasan inti Bandar Udara tersebut rencananya akan memerlukan luas lahan sekitar 1800 Ha, yang meliputi lima desa di Kecamatan Kertajati, yaitu Desa Kertajati, Desa Kertasari, Desa Bantarjati, Desa Sukamulya, dan Desa Sukakerta. Rencana pembangunan tersebut telah sejalan dengan RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031.

2. Masyarakat Kecamatan Kertajati memiliki persepsi yang positif terhadap rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Sebagian masyarakat menilai bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah sudah dilakukan dengan baik. Selain itu, masyarakat pun setuju bahwa Kecamatan Kertajati cocok untuk dijadikan lokasi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Dengan adanya pembangunan BIJB masyarakat pun setuju bahwa pembangunan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kecamatan Kertajati. Selain itu, sebagian besar masyarakat juga setuju apabila dengan adanya pembangunan BIJB ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, baik di bidang industri, perdagangan, jasa, maupun yang lainnya sehingga dengan adanya pembangunan BIJB tersebut dapat merubah pola mata pencaharian masyarakat. Masyarakat berharap mereka dapat dilibatkan langsung baik dalam proses pembangunan maupun ketika pembangunan Bandar Udara


(41)

129

tersebut sudah beroperasi, sehingga tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan pun bisa tercapai.

3. Sebagaian masyarakat Kecamatan Kertajati bersikap positif atau setuju dengan adanya pembangunan BIJB tersebut, namun sebagain lagi bersikap kurang mendukung, karena mereka menilai dengan adanya rencana pembangunan BIJB akan menimbulkan berbagai pencemaran seperti pencemaran udara dan kebisingan. Selain itu, mengenai pembebasan lahan baik itu harga lahan, pembayaran, maupun mekanisme pembebbasan lahan yang sampai saat ini masih menjadi masalah karena masih belum terjadi kesepakatan antara pemerintah maupun masyarakat yang tergusur. Namun, sebagian lagi menilai bahwa pembebasan lahan tersebut sudah berjalan dengan baik.

4. Perilaku masyarakat dalam merespon rencana pembangunan BIJB dapat dikatakan positif. Meskipun masih terdapat beberapa warga yang masih enggan untuk membebaskan lahannya, namun sebagian besar masyarakat sudah bersedia untuk membebaskan lahannya dan akan segera mencari tempat tinggal yang baru. Selain itu, sebagian masyarakat pun berencana untuk membeli lahan disekitar pembangunan BIJB sebagai investasi mereka. masyarakat pun setuju bahwa setelah dibangunnya BIJB tersebut mereka akan beralih mata pencaharian, dari sektor pertanian ke sektor lainnya seperti di bidang industri, jasa, perdagangan dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagian masyarakat pun berantusias untuk mempersiapkan keterampilan mereka untuk mencari pekerjaan baru setelah BIJB tersebut dibangun.

5. Berdasarkan hasil penelitian, dengan melihat persepsi, sikap dan perilaku masyarakat dalam merespon pembangunan BIJB ini, dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap rencana pembangunan BIJB adalah positif. Meskipun terdapat masyarakat yang setuju dan yang kurang setuju, namun sebagain besar masyarakat menyatakan setuju dan mendukung pembangunan BIJB ini, karena masyarakat berharap dan ingin sekali tujuan dari pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini dapat


(42)

130

tercapai. Respon masyarakat ini lebih dipengaruhi oleh faktor ekternal, yaitu dari rencana pembangunan BIJB tersebut, sedangkan faktor internal dari individu masyarakatnya itu sendiri, seperti matapencaharian, pendapatan maupun kodisi rumah mereka tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap respon yang mereka berikan.

6. Pemerintah Kabupaten Majalengka beserta pemerintah Kecamatan Kertajati telah merencanakan suatu program yaitu program Rekayasa Sosial, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat dalam mempersiapkan kemungkinan perubahan pola mata pencaharian masyarakat. Selama ini sebagian besar masyarakat Kecamatan Kertajati hanya mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu program ini dilakukan untuk memberikan sosialisasi maupun pelatihan agar masyarakat siap untuk beralih mata pencaharian ke sektor industri, perdagangan, jasa, pariwisata, maupun sektor lainnya sehingga kesejahteraan masyarakat pun dapat meningkat.selain itu pemerintah juga berencana akan membangun Sekolah Penerbangan untuk dapat memberikan pendidikan myang berkaitan dengan penerbangan, sehingga dapat mencetak lulusan yang dapat bekerja di Bandar Udara tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahsan dan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi diantaranya:

1. Bagi pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi atau pendekatan dengan yang lebih intensif kepada masyarakat yang tergusur, terutama kepada masyarakat yang belum mau untuk membebaskan lahannya, agar pembebasan lahan tersebut segera dapat diselesaikan sehingga pembangunan BIJB pun dapat segera dilakukan. Karena masalah pembebasan lahan tersebut menjadi salah satu kendala untuk dimulainya pembangunan Bandar Udara ini.

2. Bagi masyarakat Kecamatan Kertajati hendaknya mempersiapkan keterampilannya, untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan pola


(43)

131

mata pencaharian. Pelatihan tersebut akan lebih baik apabila dilakukan mulai dari sekarang, sehingga ketika Bandar Udara tersebut sudah dibangun maka masyarakat pun sudah siap untuk dapat mencari pekerjaan baru yang lebih baik, sehingga kesejahteraan masyarakatpun dapat meningkat. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam program-program yang telah disiapkan oleh pemerintah.

3. Bagi seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan BIJB ini, baik pemerintah maupun masyarakat hendaknya saling bekerjasama untuk mendukung pembangunan BIJB ini, sehingga pembangunan tersebut dapat berjalan dengan baik serta tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan pun bisa dicapai.

4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian berkaitan dengan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dapat meneliti aspek lainnya, misalnya meneliti aspek kesesuaian fisik Kecamatan Kertajati sebagai lokasi pembangunan Bandar Udara, maupun dapak meneliti dampak, baik dampak fisik maupun dampak sosial akibat pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), serta aspek lainnya yang belum diteliti pada penelitian ini.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti Adji. (2011). Perencanaan Pembangunan Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Adisasmita, Sakti Adji. (2011). Transportasi dan Pengembangan Wilayah.. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta: Wahana Komputer.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BPS Kecamatan Kertajati. (2012). Kecamatan Kertajati Dalam Angka. Kantor BPS Kabupaten Majalengka.

Direktorat Jendral Perhubungan Udara. (2012). Tentang Bandara Internasional.

Eddy, K. (2009). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.

Fatimah, Neneng Fenti. (2011). Sikap Masyarakat terhadap Pembangunan PLTU II Jawa Barat di Desa Citarik Kecamatan Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS-UPI. Tidak diterbitkan.

Hadi, S. (2009). Aspek Sosial Amdal Sejarah, Teori, dan Metode. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


(45)

Hasan, Ikbal (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta. Bumi Aksara.

Husein, M Harun (1992). Berbagai Aspek Hukum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Karda. (2010). Kertajati Aerocity. Transportasi Jawa Barat.

Keputusan Menteri Perhubungan No. 11 Tahun 2004 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional

Keputusan Menteri Perhubungan No. 34 Tahun 2005 Tentang Penetapan lokasi Bandara di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat

Keputusan Menteri Perhubungan No. 48 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum

Koentjaraningrat (1990). Pengantar Ilmu Antopologi. Jakarta: Rineka Cipta Mahdani, Asri. (2011). Respon Penduduk Terhadap Rencana Pengaktifan

Kembali Kereta Api Bandung-Ciwidey. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS-UPI. Tidak diterbitkan.

Nawawi, Hadari. (1991). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2010, tentang Pembangunan Dan Pengembangan Bandar Udara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity


(46)

Rafi’i, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa Rakhmat, J. (1998). Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya Riduwan. (2011). Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung :

Alfabeta

Siagian, Sondang P. (1979). Administrasi Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung

Sirait, Antay. (2011). Pemprov Jabar antisipasi Dampak Pembangunan Bandara. Website Resmi Pemprov Jabar

Soemarwoto, Otto. (1988). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alpabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Geografi Pembangunan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Tika, Moh Pambudu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi

Aksara

Tjokroamidjojo, Bintoro. (1984). Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung

Umar, Husein (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Raja

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andioofset Wirawan, Sarlito (1991). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo


(1)

tersebut sudah beroperasi, sehingga tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan pun bisa tercapai.

3. Sebagaian masyarakat Kecamatan Kertajati bersikap positif atau setuju dengan adanya pembangunan BIJB tersebut, namun sebagain lagi bersikap kurang mendukung, karena mereka menilai dengan adanya rencana pembangunan BIJB akan menimbulkan berbagai pencemaran seperti pencemaran udara dan kebisingan. Selain itu, mengenai pembebasan lahan baik itu harga lahan, pembayaran, maupun mekanisme pembebbasan lahan yang sampai saat ini masih menjadi masalah karena masih belum terjadi kesepakatan antara pemerintah maupun masyarakat yang tergusur. Namun, sebagian lagi menilai bahwa pembebasan lahan tersebut sudah berjalan dengan baik.

4. Perilaku masyarakat dalam merespon rencana pembangunan BIJB dapat dikatakan positif. Meskipun masih terdapat beberapa warga yang masih enggan untuk membebaskan lahannya, namun sebagian besar masyarakat sudah bersedia untuk membebaskan lahannya dan akan segera mencari tempat tinggal yang baru. Selain itu, sebagian masyarakat pun berencana untuk membeli lahan disekitar pembangunan BIJB sebagai investasi mereka. masyarakat pun setuju bahwa setelah dibangunnya BIJB tersebut mereka akan beralih mata pencaharian, dari sektor pertanian ke sektor lainnya seperti di bidang industri, jasa, perdagangan dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagian masyarakat pun berantusias untuk mempersiapkan keterampilan mereka untuk mencari pekerjaan baru setelah BIJB tersebut dibangun.

5. Berdasarkan hasil penelitian, dengan melihat persepsi, sikap dan perilaku masyarakat dalam merespon pembangunan BIJB ini, dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap rencana pembangunan BIJB adalah positif. Meskipun terdapat masyarakat yang setuju dan yang kurang setuju, namun sebagain besar masyarakat menyatakan setuju dan mendukung pembangunan BIJB ini, karena masyarakat berharap dan ingin sekali tujuan dari pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini dapat


(2)

tercapai. Respon masyarakat ini lebih dipengaruhi oleh faktor ekternal, yaitu dari rencana pembangunan BIJB tersebut, sedangkan faktor internal dari individu masyarakatnya itu sendiri, seperti matapencaharian, pendapatan maupun kodisi rumah mereka tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap respon yang mereka berikan.

6. Pemerintah Kabupaten Majalengka beserta pemerintah Kecamatan Kertajati telah merencanakan suatu program yaitu program Rekayasa Sosial, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan bagi masyarakat dalam mempersiapkan kemungkinan perubahan pola mata pencaharian masyarakat. Selama ini sebagian besar masyarakat Kecamatan Kertajati hanya mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu program ini dilakukan untuk memberikan sosialisasi maupun pelatihan agar masyarakat siap untuk beralih mata pencaharian ke sektor industri, perdagangan, jasa, pariwisata, maupun sektor lainnya sehingga kesejahteraan masyarakat pun dapat meningkat.selain itu pemerintah juga berencana akan membangun Sekolah Penerbangan untuk dapat memberikan pendidikan myang berkaitan dengan penerbangan, sehingga dapat mencetak lulusan yang dapat bekerja di Bandar Udara tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahsan dan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi diantaranya:

1. Bagi pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi atau pendekatan dengan yang lebih intensif kepada masyarakat yang tergusur, terutama kepada masyarakat yang belum mau untuk membebaskan lahannya, agar pembebasan lahan tersebut segera dapat diselesaikan sehingga pembangunan BIJB pun dapat segera dilakukan. Karena masalah pembebasan lahan tersebut menjadi salah satu kendala untuk dimulainya pembangunan Bandar Udara ini.

2. Bagi masyarakat Kecamatan Kertajati hendaknya mempersiapkan keterampilannya, untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan pola


(3)

mata pencaharian. Pelatihan tersebut akan lebih baik apabila dilakukan mulai dari sekarang, sehingga ketika Bandar Udara tersebut sudah dibangun maka masyarakat pun sudah siap untuk dapat mencari pekerjaan baru yang lebih baik, sehingga kesejahteraan masyarakatpun dapat meningkat. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam program-program yang telah disiapkan oleh pemerintah.

3. Bagi seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan BIJB ini, baik pemerintah maupun masyarakat hendaknya saling bekerjasama untuk mendukung pembangunan BIJB ini, sehingga pembangunan tersebut dapat berjalan dengan baik serta tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan pun bisa dicapai.

4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian berkaitan dengan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dapat meneliti aspek lainnya, misalnya meneliti aspek kesesuaian fisik Kecamatan Kertajati sebagai lokasi pembangunan Bandar Udara, maupun dapak meneliti dampak, baik dampak fisik maupun dampak sosial akibat pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), serta aspek lainnya yang belum diteliti pada penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti Adji. (2011). Perencanaan Pembangunan Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Adisasmita, Sakti Adji. (2011). Transportasi dan Pengembangan Wilayah.. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta: Wahana Komputer.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BPS Kecamatan Kertajati. (2012). Kecamatan Kertajati Dalam Angka. Kantor BPS Kabupaten Majalengka.

Direktorat Jendral Perhubungan Udara. (2012). Tentang Bandara Internasional.

Eddy, K. (2009). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.

Fatimah, Neneng Fenti. (2011). Sikap Masyarakat terhadap Pembangunan

PLTU II Jawa Barat di Desa Citarik Kecamatan Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi

FPIPS-UPI. Tidak diterbitkan.

Hadi, S. (2009). Aspek Sosial Amdal Sejarah, Teori, dan Metode. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


(5)

Hasan, Ikbal (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta. Bumi Aksara.

Husein, M Harun (1992). Berbagai Aspek Hukum Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Karda. (2010). Kertajati Aerocity. Transportasi Jawa Barat.

Keputusan Menteri Perhubungan No. 11 Tahun 2004 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional

Keputusan Menteri Perhubungan No. 34 Tahun 2005 Tentang Penetapan lokasi Bandara di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat

Keputusan Menteri Perhubungan No. 48 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum

Koentjaraningrat (1990). Pengantar Ilmu Antopologi. Jakarta: Rineka Cipta

Mahdani, Asri. (2011). Respon Penduduk Terhadap Rencana Pengaktifan

Kembali Kereta Api Bandung-Ciwidey. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Geografi FPIPS-UPI. Tidak diterbitkan.

Nawawi, Hadari. (1991). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2010, tentang Pembangunan Dan Pengembangan Bandar Udara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity


(6)

Rafi’i, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa

Rakhmat, J. (1998). Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya

Riduwan. (2011). Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

Siagian, Sondang P. (1979). Administrasi Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung

Sirait, Antay. (2011). Pemprov Jabar antisipasi Dampak Pembangunan

Bandara. Website Resmi Pemprov Jabar

Soemarwoto, Otto. (1988). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alpabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Geografi Pembangunan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Tika, Moh Pambudu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi Aksara

Tjokroamidjojo, Bintoro. (1984). Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung

Umar, Husein (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Raja

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andioofset