ringkasan hasil penelitian ictl bhs inggris

Peningkatan Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Interactive Contextual Teaching
Learning Di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Tawardjono Us.
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, sebagai lembaga pendidikan di
perguruan tinggi negeri, telah menyelenggarakan program Sarjana Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif dalam rangka mempersiapkan mahasiswanya untuk menjadi tenaga pendidik di
Sekolah Menengah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan dalam struktur tenaga kerja
Indonesia. Oleh karena itu para mahasiswa perlu mempunyai bekal baik pengetahuan maupun
ketrampilan yang diharapkan menjadi kualifikasi tenaga kerja pada level tersebut. Di bidang
pengetahuan pokok diperlukan mata kuliah dasar dan pendukung dalam membantu memahami
dan menguasai matakuliah pokok tersebut. Beberapa mata kuliah dasar dan pendukung tersebut
adalah: matematika, fisika, Bahasa Inggris dan statistik. Mata kuliah Bahasa Inggris yang
merupakan salah satu mata kuliah pendukung, akan mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan
dan pemahaman global yang akan dihadapi mahasiswa setelah bekerja nantinya. Namun hasil
yang dicapai dari pembelajaran Bahasa Inggris ini belum seperti yang diharapkan, dalam arti
mahasiswa belum menguasai dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Hal ini bisa dilihat
setiap dibuka semester pendek (SP) pada bulan Juni sampai Agustus, saat mahasiswa libur
panjang, selalu banyak mahasiswa yang mendaftar mata kuliah Bahasa Inggris. Hal ini

menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum mendapat nilai seperti yang mereka
harapkan.
Pengalaman yang di dapat selama ini adalah mahasiswa sulit memahami materi yang
disampaikan dalam mata kuliah Bahasa Inggris ini. Mahasiswa cenderung hanya menerima apa
yang dijelaskan dosen, tidak dapat menemukan konsep belajar sendiri, baik secara individu
maupun kelompok. Dari sekitar 40 mahasiswa di dalam kelas hanya ada beberapa saja yang
bertanya, dan jarang mahasiswa yang mengemukakan ide/gagasannya untuk bagaimana belajar
dengan baik. Jika dosen memberikan tugas kelompok, hanya beberapa mahasiswa saja yang
dengan kesadarannya sendiri mengerjakan, sementara yang lainnya hanya mengandalkan
temannya yang mengerjakan tersebut. Hal ini diduga karena mahasiswa menganggap bahasa
Inggris bukan merupakan bahasa pokok dalam percakapan/komunikasi sehari-hari maupun
bahasa buku. Padahal jika mahasiswa berwawasan ke depan dan ingin mengembangkan ilmunya
lebih jauh lagi banyak buku-buku pengetahuan yang tercetak dalam bahasa Inggris.
Dalam proses pembelajaran belum terjalin komunikasi yang interaktif di antara dosen dan
mahasiswa maupun antar mahasiswa sendiri. Selain itu motivasi dan partisipasi aktif mahasiswa
selama proses perkuliahan ini belum seperti yang diharapkan. Demikian juga konteks pemaparan
materi diduga belum menghubungkannya dengan situasi yang serupa atau mendekati yang
sebenarnya. Kondisi seperti ini tentu saja kurang menumbuhkan sifat kompetitif pada

mahasiswa, yang pada akhirnya banyak mahasiswa yang mengalami kegagalan belajar dengan

mendapatkan nilai dibawah kelulusan.
Dengan latar belakang itulah maka pada kesempatan ini akan diteliti tentang implementasi
pembelajaran kontekstual yang interaktif (Interactive Contextual Teaching Learning) pada mata
kuliah Bahasa Inggris di program studi Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa
Inggris ?
2. Bagaimana meningkatkan kompetensi dan prestasi mahasiswa dalam matakuliah
Bahasa Inggris ?
3. Bagaimana meningkatkan motivasi dan semangat kompetitif mahasiswa pada mata kuliah
Bahasa Inggris ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris ?
2. Meningkatkan kompetensi dan prestasi mahasiswa dalam matakuliah Bahasa Inggris ?
3. Meningkatkan motivasi dan semangat kompetitif mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Inggris
F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada:
1. Mahasiswa, agar mempunyai jiwa kompetitif dan semangat belajar yang tinggi untuk
memperoleh prestasi yang lebih baik
2. Dosen, agar dapat meningkatkan kinerja dan profesionalitas.
3. Jurusan, dapat memberi masukan tentang bagaimana penerapan pembelajaran
kontekstual secara interaktif dalam mata kuliah Bahasa Inggris.
4. Lembaga, dapat membantu meningkatkan prestasi kinerja lembaga

BAB II. KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
2. Pembelajaran Bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan Mata Kuliah Dasar Umum dengan Kode Mata Kuliah
MDU207, diberikan pada Semester Satu/Gasal dan mempunyai bobot 2SKS Teori. Seperti
halnya mata kuliah dasar umum lainnya, Bahasa Inggris memberikan dasar pengetahuan kepada

mahasiswa dalam memahami mata kuliah lain berikutnya, yang dalam hal ini banyak
menggunakan buku referensi dalam bahasa Inggris.
3. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata,
sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari.. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan seharihari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan akan memperoleh makna yang
mendalam terhadap apa yang dipejarinya.
4. Pembelajaran interaktif
Pembelajaran interaktif menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyatakan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta
dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
5. Contextual Teaching Learning
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
6. Pembelajaran Interactive Contextual Teaching Learning (ICTL)
Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang melibatkan interaksi antar mahasiswa,
mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan lingkungan, atau mahasiswa dengan bahan/sumber
pembelajaran lainnya. Interaksi, khususnya bagi mahasiswa perlu diciptakan dan diberi peluang
seluas-luasnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran interaktif merupakan
suatu tuntutan akibat adanya perubahan paradigma pembelajaran dari teacher centered menjadi
student centered. Jordan & Spencer (1993) menegaskan bahwa “. . . student centered learning
demands that not only that teachers are experts in their fields but also -and more importantlythat they understand how people learn”. Jadi betapa pentingnya memperhatikan mahasiswa
sebagai subyek dalam proses pembelajaran.

7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur
(siklus) Raka Joni dkk. (1988) mengenali adanya 5 tahapan pelaksanaan PTK, termasuk tahap
awal berupa proses penghayatan mengenai adanya permasalahan yang perlu mendapat
penanganan. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Pengembangan fokus masalah penelitian
2. Perencanaan tindakan perbaikan
3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi

4. Analisis dan refleksi
5. Perencanaan tindak lanjut.
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai siklus berikut:

Permasalahan

Alternatif pemecahan
(Rencana tindakan)

Pelaksanaan
tindakan I

Refleksi I

Analisis data I

Observasi I

SIKLUS 1


Belum
terselesaikan

Alternatif pemecahan
(Rencana tindakan) II

Pelaksanaan
tindakan II

Analisis data II

Observasi II

SIKLUS 2

Refleksi II

dst. Sampai selesai
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang melibatkan interaksi antar mahasiswa,

mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan lingkungan, atau mahasiswa dengan

bahan/sumber pembelajaran lainnya. Interaksi antar mahasiswa perlu diciptakan dan diberi
peluang seluas-luasnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran ini sangat diharapkan disamping
dosen yang juga harus aktif. Dalam proses pembelajaran ini akan terjadi interaksi aktif antara
dosen dan mahasiswa dan antar mahasiswa sendiri dalam membahas materi yang sedang
disampaikan. Jadi pembelajaran interaktif kontekstual adalah proses pendidikan yang holistik
dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga
mahasiswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya dan
membawanya terlibat dalam kegiatan tersebut.
Bahasa Inggris merupakan mata kuliah dasar dan pendukung dalam mempelajari mata
kuliah lainnya yang berbahasa Inggris, sehingga perlu dipahami dengan baik. Mempelajari
bahasa Inggris dengan baik, maka akan mudah pula dalam mempelajari mata kuliah lainnya
yang menggunakan buku-buku berbahasa Inggris. Dengan demikian dapat diduga bahwa
dengan pembelajaran interaktif akan dapat meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa dalam
mempelajari Bahasa Inggris, dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa yang pada akhirnya
dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar mereka.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penjabaran teori yang disampaikan dan kerangka berpikir yang dibangun,
maka hipotesis yang dirumuskan adalah:
1. Dengan menggunakan metode pembelajaran Interactive Contextual Teaching Learning
(ICTL) akan meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa
Inggris ?
2. Dengan menggunakan metode pembelajaran Interactive Contextual Teaching Learning
(ICTL) akan meningkatkan kompetensi dan prestasi mahasiswa dalam matakuliah Bahasa
Inggris ?
3. Dengan menggunakan metode pembelajaran Interactive Contextual Teaching Learning
(ICTL) akan meningkatkan semangat kompetitif mahasiswa pada mata kuliah Bahasa
Inggris ?

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Lingkup Penelitian
B. Seting dan Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Program Sarjana, Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, yang mengikuti kuliah Bahasa

Inggris pada semester gasal tahun perkuliahan 2009/2010. Karena penelitian ini merupakan
penelitian tindakan maka akan diambil satu kelas sebagai sampelnya, yaitu klas A. Sedangkan
sampel obyek (responden) penelitian diambil seluruh mahasiswa dalam kelas sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tentang minat dan
motivasi mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Inggris, observasi untuk mengamati
keaktifan mahasiswa selama proses pembelajaran, catatan lapangan untuk mengidentifikasi
kejadian-kejadian penting selama proses pembelajaran, dan test untuk mengukur keberhasilan
mahasiswa. Untuk mendukung pengambilan data tersebut digunakan instrumen yang berupa:
angket, lembar observasi dan soal .
E. Skenario Pembelajaran
Beberapa komponen yang akan dipersiapkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Pembuatan soal Bahasa Inggris untuk mengetahui kompetensi mahasiswa
2.
Menentukan media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan topik bahasan
3.
Membuat lembar observasi untuk mahasiswa
4.
Membuat angket untuk mahasiswa untuk mengetahui pendapat dan motivasi mahasiswa

5.
Mengelompokkan siswa di kelas menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari
4-5 mahasiswa dengan variasi kemampuan yang heterogen
F. Siklus Penelitian
Penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus berdasar atas sub topik yang akan
disampaikan. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: tahapan perencanaan,
pelaksanaan/ tindakan, observasi, dan refleksi/evaluasi. Namun seandainya 2 siklus tindakan
itu belum berhasil sesuai yang diharapkan, akan dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai
tercapai hasil yang diharapkan.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini secara umum dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Melakukan pengujian awal (pretest) terhadap mahasiswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman mahasiswa.
2. Melakukan tindakan pertama, dengan menyampaikan materi secara klasikal, dilanjutkan
dengan pemberian tugas untuk mengetahui tingkat kompetensi yang telah dicapai
mahasiswa
3. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan mahasiswa selama proses pembelajaran dan
pengerjaan tugas, untuk mengetahui interaksi antar mahasiswa maupun dengan dosen.
4. Melakukan refleksi terhadap hasil yang telah didapat dari persipan sampai dengan
pelaksanaan, untuk mengetahui kekurangan dan keberhasilan yang telah dicapai selama

proses pembelajaran. Apabila hasil yang diharapkan belum tercapai dilakukan lagi proses
pembelajaran pada siklus berkutnya, sampai tujuan tercapai.
G. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kontekstual interaktif atau
Interactive Contectual Teaching Learning (ICTL) pada mata kuliah Statistik ini dilakukan
dengan siklus pertama dilanjutkan silus kedua. Jika belum berhasil dilanjutkan lagi ke siklus
ke-n sampai tujuan dapat dicapai. Adapun indikator ketercapaian/keberhasilan penelitian ini
adalah:
1. Mahasiswa berpartisipasi aktif
2. Pembelajaran berlangsung menyenangkan, tidak membosankan
3. Mahasiswa belajar dengan penuh gairah dan motivasi
4. Menggunakan berbagai sumber belajar dan media
5. Mahasiswa mudah memahami materi
6. Pembelajaran lebih bermakna dan bermanfaat
7. Mahasiswa menguasai kompetensi materi yang diajarkan yang ditunjukkan nilai rerata
mahasiswa minimal 70 (B).
H. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris
menggunakan ICTL, digunakan lembar observasi. Dari hasil observasi, diskor sesuai dengan
kegiatan dan keaktifan mahasiswa. Rentang skor yang disediakan ada empat jenis, yaitu:
mahasiswa tidak aktif jika memperoleh skor antara 0 – 25, mahasiswa cukup aktif jika skornya
antar 26 – 50, mahasiswa aktif jika memperoleh skor 51 -75, dan mahasiswa sangat aktif jika
skor mahasiswa 76 – 100.
Untuk mengetahui peningkatan pencapaian kompetensi dan prestasi mahasiswa dengan
memberikan tugas kepada mereka, yang selanjutnya dinilai sesuai dengan jawaban yang
diberikan dengan rentang skor 0 – 100. Target minimal yang ingin dicapai adalah jika
mahasiswa mendapatkan nilai minimal 70.
Sedangkan untuk mengetahui pendapat dan motivasi mahasiswa, mereka diberikan
angket kemudian mahasiswa disuruh mengisi sesuai dengan keadaan mereka. Rentang skor
yang disediakan ada empat jenis, yaitu: jika motivasi mahasiswa rendah skornya antara 0 – 25,
mahasiswa motivasinya cukup jika skornya antar 26 – 50, mahasiswa mempunyai motivasi
tinggi jika memperoleh skor 51 -75, dan jika motivasi mahasiswa sangat tinggi jika skor
mahasiswa 76 – 100