Penyakit Tropik Tugas 3 Kelompok 08 Epid16
TUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK
Kelompok 8
Meza Nuraisya
25010113120004
Adhe Arviani Aulia
25010113120019
Yuniar Triasputri
25010113120109
Aprisa Anggie Praditya
25010113120124
Merry Putri R. Sirait
25010113140257
Najla Salsabila Noor
25010113140324
Arman (LJ)
25010115183018
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
1. Pengertian Pencegahan
Pencegahan adalah suatu tindakan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Pencegahan adalah tindakan yang bertujuan menghapus, menghilangkan, atau
meminimalkan dampak dari penyakit dan kecacatan. Konsep ini didefinisikan dalam
konteks tingkat pencegahan, secara tradisional disebut pencegahan primer, sekunder,
dan tersier. tingkat lain (pencegahan primordial, pencegahan kuaterner) juga
digunakan.
a. Pencegahan Primordial
Kondisi, tindakan, dan langkah-langkah yang meminimalkan bahaya
kesehatan dan karenanya menghambat kemunculan dan pembentukan proses dan
faktor-faktor
(lingkungan,
ekonomi,
sosial,
perilaku,
budaya)
diketahui
meningkatkan risiko penyakit. pencegahan primordial dicapai melalui banyak
kebijakan publik publik dan swasta yang sehat dan tindakan lintas sektoral. Ini
dapat dilihat sebagai bentuk pencegahan primer.
b. Pencegahan Primer
Bertujuan untuk mengurangi timbulnya penyakit dengan usaha pribadi dan
komunal, seperti mengurangi risiko lingkungan, meningkatkan status gizi,
imunisasi terhadap penyakit menular, atau meningkatkan persediaan air. Ini adalah
tugas inti dari kesehatan masyarakat, termasuk promosi kesehatan
c. Pencegahan sekunder
Bertujuan untuk mengurangi prevalensi penyakit dengan. Jika penyakit belum
ditemukan obatnya, dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas hidup;
juga akan meningkatkan prevalensi penyakit. Pencegahan sekunder terdiri dari
langkah-langkah yang tersedia untuk individu dan masyarakat untuk deteksi dini
dan intervensi yang cepat untuk mengendalikan penyakit dan meminimalkan
kecacatan; misalnya, dengan menggunakan program skrining. Ini adalah tugas inti
obat pencegahan. Kedua deteksi klinis awal dan screening berdasarkan populasi
biasanya bertujuan untuk mencapai pencegahan sekunder. di penyakit tertentu,
kegiatan ini juga dapat berkontribusi untuk pencegahan tersier
d. Pencegahan tersier
Tindakan yang bertujuan meringankan dampak penyakit jangka panjang dan
cacat dengan menghilangkan atau mengurangi kerusakan, cacat, dan cacat;
meminimalkan penderitaan; dan memaksimalkan tahun potensial atau masa
manfaat. Hal ini terutama tugas rehabilitasi.
e. Pencegahan kuaterner
Prosedur dan kebijakan yang mengidentifikasi individu dan kelompok berisiko
overdiagnosis dan lebih obat, dan bahwa penurunan yang berlebihan intervensi
medis dan sanitasi.
2. Level of Prevention
Berdasarkan riwayat alamiah penyakit, muncul usaha terjadinya pencegahan penyakit
sesuai tahapan tersebut. Level dan Clark membagi pembagian pencegahan penyakit
menjadi lima tingkatan yaitu sebagai berikut:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum dan
khusus.
Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada
masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan masyarakat dan kebersihan
lingkungan. Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang memiliki risiko
terhadap suatu penyakit misalnya dengan melakukan imunisasi. Pencegahan
primer terdiri dari promosi kesehatan dan perlindungan umum dan khusus.
1) Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Merupakan level kesehatan pada tingkat primer. Kegiatan pada tahap ini
ditujukan untuk memperkecil kerentanan dan meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap masalah kesehatan. Kegiatan pada health promotion:
a) Perbaikan dan Peningkatan Gizi.
b) Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan.
c) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih,
perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat.
d) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
e) Olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing individu.
f) Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan
perkembangan kesehatan mental dan sosial.
g) Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2) Perlindungan Umum dan Spesifik (General and spesific protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,
menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini
dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit
tertentu. Upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
tertentu. Kegiatan pada general and spesific protection:
a) Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu.
b) Isolasi terhadap penderita penyakit menular.
c) Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat umum dan
tempat kerja.
d) Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, racun
maupun alergi.
e) Pengendalian sumber-sumber penularan.
b. Pencegahan Sekunder
Tingkat pencegahan sekunder adalah upaya manusia untuk mencegah orang
yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan
komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan sekunder terdiri dari
diagnosis dini dan pengobatan segera.
3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early diagnosis and prompt
treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan
penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.
a) Mencari kasus sedini mungkin.
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin.
c) Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu seperti kusta dan TBC.
d) Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e) Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita
berpenyakit menular.
f) Pemberian pengobatan yang tepat.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi. Pencegahan tersier terdiri dari pembatasan kecacatan
dan rehabilitasi
4) Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation)
Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien
dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih
berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya
kecacatan yang akan timbul.
a) Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan
tidak menimbulkan komplikasi.
b) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c) Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
5) Rehabilitation (Rehabilitasi)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak
menjadi beban orang lain.
a) Mengembangkan
lembaga
rehabilitasi
dengan
mengikutsertakan
masyarakat.
b) Menyadarkan masyarakat untuk menerima kembali dengan memberi
dukungan moral bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
c) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang cacat mampu mempertahankan diri.
d) Penyuluhan dan usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah sembuh dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Porta, Miquel. 2014. A Dictionary of Epidemiology. Oxford University Press.
Rajab, Wahyudin. 2009 Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kelompok 8
Meza Nuraisya
25010113120004
Adhe Arviani Aulia
25010113120019
Yuniar Triasputri
25010113120109
Aprisa Anggie Praditya
25010113120124
Merry Putri R. Sirait
25010113140257
Najla Salsabila Noor
25010113140324
Arman (LJ)
25010115183018
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
1. Pengertian Pencegahan
Pencegahan adalah suatu tindakan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Pencegahan adalah tindakan yang bertujuan menghapus, menghilangkan, atau
meminimalkan dampak dari penyakit dan kecacatan. Konsep ini didefinisikan dalam
konteks tingkat pencegahan, secara tradisional disebut pencegahan primer, sekunder,
dan tersier. tingkat lain (pencegahan primordial, pencegahan kuaterner) juga
digunakan.
a. Pencegahan Primordial
Kondisi, tindakan, dan langkah-langkah yang meminimalkan bahaya
kesehatan dan karenanya menghambat kemunculan dan pembentukan proses dan
faktor-faktor
(lingkungan,
ekonomi,
sosial,
perilaku,
budaya)
diketahui
meningkatkan risiko penyakit. pencegahan primordial dicapai melalui banyak
kebijakan publik publik dan swasta yang sehat dan tindakan lintas sektoral. Ini
dapat dilihat sebagai bentuk pencegahan primer.
b. Pencegahan Primer
Bertujuan untuk mengurangi timbulnya penyakit dengan usaha pribadi dan
komunal, seperti mengurangi risiko lingkungan, meningkatkan status gizi,
imunisasi terhadap penyakit menular, atau meningkatkan persediaan air. Ini adalah
tugas inti dari kesehatan masyarakat, termasuk promosi kesehatan
c. Pencegahan sekunder
Bertujuan untuk mengurangi prevalensi penyakit dengan. Jika penyakit belum
ditemukan obatnya, dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas hidup;
juga akan meningkatkan prevalensi penyakit. Pencegahan sekunder terdiri dari
langkah-langkah yang tersedia untuk individu dan masyarakat untuk deteksi dini
dan intervensi yang cepat untuk mengendalikan penyakit dan meminimalkan
kecacatan; misalnya, dengan menggunakan program skrining. Ini adalah tugas inti
obat pencegahan. Kedua deteksi klinis awal dan screening berdasarkan populasi
biasanya bertujuan untuk mencapai pencegahan sekunder. di penyakit tertentu,
kegiatan ini juga dapat berkontribusi untuk pencegahan tersier
d. Pencegahan tersier
Tindakan yang bertujuan meringankan dampak penyakit jangka panjang dan
cacat dengan menghilangkan atau mengurangi kerusakan, cacat, dan cacat;
meminimalkan penderitaan; dan memaksimalkan tahun potensial atau masa
manfaat. Hal ini terutama tugas rehabilitasi.
e. Pencegahan kuaterner
Prosedur dan kebijakan yang mengidentifikasi individu dan kelompok berisiko
overdiagnosis dan lebih obat, dan bahwa penurunan yang berlebihan intervensi
medis dan sanitasi.
2. Level of Prevention
Berdasarkan riwayat alamiah penyakit, muncul usaha terjadinya pencegahan penyakit
sesuai tahapan tersebut. Level dan Clark membagi pembagian pencegahan penyakit
menjadi lima tingkatan yaitu sebagai berikut:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum dan
khusus.
Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada
masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan masyarakat dan kebersihan
lingkungan. Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang memiliki risiko
terhadap suatu penyakit misalnya dengan melakukan imunisasi. Pencegahan
primer terdiri dari promosi kesehatan dan perlindungan umum dan khusus.
1) Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Merupakan level kesehatan pada tingkat primer. Kegiatan pada tahap ini
ditujukan untuk memperkecil kerentanan dan meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap masalah kesehatan. Kegiatan pada health promotion:
a) Perbaikan dan Peningkatan Gizi.
b) Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan.
c) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih,
perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat.
d) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
e) Olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing individu.
f) Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan
perkembangan kesehatan mental dan sosial.
g) Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2) Perlindungan Umum dan Spesifik (General and spesific protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,
menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini
dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit
tertentu. Upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
tertentu. Kegiatan pada general and spesific protection:
a) Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu.
b) Isolasi terhadap penderita penyakit menular.
c) Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat umum dan
tempat kerja.
d) Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, racun
maupun alergi.
e) Pengendalian sumber-sumber penularan.
b. Pencegahan Sekunder
Tingkat pencegahan sekunder adalah upaya manusia untuk mencegah orang
yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan
komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan sekunder terdiri dari
diagnosis dini dan pengobatan segera.
3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early diagnosis and prompt
treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan
penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.
a) Mencari kasus sedini mungkin.
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin.
c) Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu seperti kusta dan TBC.
d) Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e) Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita
berpenyakit menular.
f) Pemberian pengobatan yang tepat.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi. Pencegahan tersier terdiri dari pembatasan kecacatan
dan rehabilitasi
4) Pembatasan Kecacatan (Disability Limitation)
Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien
dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih
berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya
kecacatan yang akan timbul.
a) Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan
tidak menimbulkan komplikasi.
b) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c) Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
5) Rehabilitation (Rehabilitasi)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak
menjadi beban orang lain.
a) Mengembangkan
lembaga
rehabilitasi
dengan
mengikutsertakan
masyarakat.
b) Menyadarkan masyarakat untuk menerima kembali dengan memberi
dukungan moral bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
c) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang cacat mampu mempertahankan diri.
d) Penyuluhan dan usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah sembuh dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Porta, Miquel. 2014. A Dictionary of Epidemiology. Oxford University Press.
Rajab, Wahyudin. 2009 Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC