Metod Pertemuan 6

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR,
MERUMUSKAN HIPOTESIS

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR
• Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi
yang kuat tentang kedudukan permasalahan yang sedang diteliti.
Asumsi yang harus diberikan tersebut, diberi nama asumsi dasar atau
anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di
dalam pelaporan hasil penelitian nanti.
• Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. anggapan dasar atau
postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya
diterima oleh penyelidik, dimana setiap penyelidik dapat
merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik yang
mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain
diterima sebagai suatu kebenaran.
• Dalam melakukan penelitian anggapan – anggapan dasar perlu dirumuskan secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data.
Anggapan- anggapan semacam inilah yang disebut sebagai anggapan
dasar, postulat atau asumsi dasar.

Peneliti perlu merumuskan anggapan dasar :
• Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi

masalah yang sedang diteliti
• Untuk mempertegas variabel yang menjadi
pusat perhatian
• Guna menentukan dan merumuskan hipotesis

Cara Menentukan Anggapan Dasar
• Dengan banyak membaca buku, surat kabar atau berita
lain
• Dengan banyak menonton berita, ceramah dan
pembicaraan orang lain
• Dengan banyak berkunjung ketempat
• Dengan mengadakan pendugaan mengabstraksi
berdasarkan perbendaharaan pengetahuannya

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa asumsi dasar,
postulat atau anggapan dasar harus didasarkan atas
kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti.

Contoh Judul penelitian :
Studi tentang peranan orang tua terhadap pilihan profesi

anak SMA se-Daerah Istimewa Yogyakarta.
Anggapan dasar yang dapat dirumuskan antara lain :
• Hubungan antara anak dengan oranga tua cukup erat
• Anak tahu tentang keadaan orang tuanya ( pendidikan,
pekerjaan, cita – cita terhadap dirinya dsb )
• Anak SMA sudah memahami berjenis jenis profesi yang
ada, baik dalam wilayah yang sempit maupun wilayah
yang luas

MERUMUSKAN HIPOTESIS
• hipotesis dapat diartikan sebagai satu jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
• Dari arti katanya, hipotesis berasal dari dua
penggalan kata hipo yang artinya di awah
dan thesa yang artinya ke e ara


• Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah ia tidak
boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti
dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa
membantu memenuhi keinginannya atau memanipulasi
data sehingga mengarah pada keterbuktian hipotesis.
Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang
terkumpul. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan,
peneliti dapat bersikap dua hal :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya
hipotesisnya tidak terbukti ( pada akhir penelitian ).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda – tanda
bahwa data yang terkumpul tidak mendukung
terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian perlangsung)
• Apabila peneliti mengambil hak kedua, maka di dalam
laporan penelitian harus dituliskan proses penggantian ini.
Dengan demikian peneliti telah bertindak jujur dan tegas,
sesuatu yang memang diharapkan dari seorang peneliti.

Bagaimana mengetahui kedudukan suatu hipotesis ?

1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan
antara variabel penyebab dan variabel akibat.
2. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada
memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada
penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.

• Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka
hipotesis yang dirumuskan, mempunyai kedudukan
yang kuat dalam penelitian. Walaupun hipotesis sangat
penting sebagai pedoman kerja dalam penelitan,
namun tidak semua penelitian harus berorientasikan
hipotesis. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus
dan penelitian development biasanya tidak
berhipotesis. Tujuan peneliatian jenis ini untuk
mempelajari tentang gejala sebanyak – banyaknya.

Sehubungan dengan hal ini, G.E.R.Brurrough mengatakan
bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
• penelitian

menghitung
banyaknya
sesuatu
(magnetude)
• penelitian tentang perbedaan ( diferensies )
• penelitian hubungan ( relationship )
Ahli lain yaitu deobolt van dalen mengutarakan adanya
tiga bentuk interelationship studies yang termasuk
penelitian hipotesis yaitu :
a. Case Studies
b. Causal Comparative Studies
c. Corelations Studies

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang
penting kedudukannya dalam peneliti. Oleh karena
itu peneliti dituntut untuk dapat merumuskan
hipotesis dengan jelas. Seseorang ahli bernama
Bored dan Gall mengajukan adanya persyaratan
untuk hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat

tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan
adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang
dikemukan oleh para ahli atau hasil penelitian
yang relevan

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalan penelitian :
1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara
variabel X dan Y, adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumus hipotesis kerja ;
a. jika…………………. aka……………
contoh :

Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan
naik.
. ada per edaa a tara…………..da …………………..
contoh :
Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk

desa dalam cara berpakaian
. ada pe garuh……………..terhadap……………….
contoh :
Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.

2. Hipotesis nol ( null hipotesis ) disingkat Ho
Hipotesis nol disebut juga hipotesis statistik karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua
variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X dan variabel Y. dengan
kata lain selisih variabel pertama dan kedua adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol :
a. tidak ada per edaa a tara……………de ga ………….
Contoh :
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan
mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah
. tidak ada pe garuh……………………terhadap………….
Contoh :
Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap
kerajinan mengikuti kuliah.

Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi (Ho) agar peneliti
tidak mempunyai prasangka. Peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh
pernyataan ha. Kemudian dikembangkan lagi ke ha pada rumusan akhir
pengetesan hipotesis.

C. Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis
• Hipotesis perlu dilakukan secara hati – hati setelah
peneliti memperoleh bahan yang lengkap
berdasarkan landasan teori yang kuat. Sebab dalam
merumuskan hipotesis tidak selamanya benar.
• Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya
dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut.
Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis
yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan
dianalisis ternyata hipotesis tersebut ditolak, atau
tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti
merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi
setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis yang
salah tersebut terbukti.
• Keadaan ini akan berbahaya, apabila mengenai

hipotesis tentang sesuatu yang berbahaya.

Contoh:
• Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul,
memang ternyata anak –anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tersebut terbukti.
• Menurut norma umum kesimpulan ini salah, tapi menurut
pembuktin hipotesis mungkin benar. Akibatnya bisa berbahaya
apabila disimpulkan oleh siswa atau mahasiswa bahwa tidak ada
gunanya mereka belajar. Yang salah adalah perumusan
hipotesisnya. Dalam hal lain dapat terjadi perumusan hipotesisnya
benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan.apabila
terjadi hal semacam itu tidak boleh menyalahkan hipotesisnya.
• Kesalahan penarikan kesimpulan mungkin disebabkan karena
kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain
yang mengubah hubungan antara variabel belajar dan variabel
prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan.