101013 AKJ 2005 12 12 Workshop Ekonomi Perbankan Dengan Wartawan Se DIY

NASKAH APA KABAR JOGJA
Judul
: Workshop Ekonomi Perbankan dengan wartawan se DIY
Lokasi
: Salatiga
Reporter & Camerawan : Aning dan Nanang

Tanggal Liputan

: 10 & 11 Desember 2005

Belum hilang dari ingatan kita bahwa kabinet Reshuffle terbatas baru saja usai// berbagai pro dan kontra terus
bergulir dan media cetak maupun elektronik beramai-ramai mengulas dan memprediksi kemana arah ekonomi Indonesia
setelah Reshuffle ini// Untuk mengulas itu semua/ maka pada tanggal 10 dan 11 desember 2005 kemarin/ Bank Indonesia
Yogyakarta mengadakan Workshop Ekonomi Perbankan dengan wartawan se propinsi DIY di Salatiga // Dimana dalam
Workshop tersebut selain mengundang wartawan se DIY/juga mengundang Staf dan Karyawan Wakil dari Bank
Indonesia Pusat Jakarta//Selain itu hadir juga dalam acara tersebut Djarot Sumartono selaku pimpinan Bank Indonesia
Yogyakarta dan Deputi Direktur DKM/Triono Widodo//
Beberapa waktu lalu Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengumumkan bahwa kenaikan suku bunga BI Rate yang
menjadi patokan suku bunga oleh Perbankan Nasional/sebesar 50 basis poin menjadi 12,75%//Kenaikan suku bunga ini
diikuti isyarat apabila suku bunga untuk beberapa waktu mendatang belum bisa di turunkan mengingat sampai dengan

Triwulan III 2006 tekanan terhadap suku bunga masih terjadi//Deputi Gubernur Senior Bank indonesia Pusat Miranda
Goeltom mengatakn bahwa kebijakan cenderung ketat ini di perkirakan akan berlangsung sampai kuartal III tahun
2006/yang artinya sangat kecil kemungkinan akan ada penurunan suku bunga//Di perkirakan tekanan inflasi masih terjadi
namun mulai Tri wulan III 2006/tekanan itu mengalami penurunan/sehigga sampai dengan akhir tahun depan tingkat
inflasi bisa berada pada pada level Single digit yaitu 8%//Sementara itu Gubernur BI Burhanudin Abdullah
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mencapai 5,3% sampai 5,6%/mengingat kondisi
perekonomian Global yang kurang menguntungkan/Terutama meningkatnya harga minyak dunia dan Siklus pengetatan
kebijakan moneter global yang menyebabkan upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makro
mengalami gangguan yang cukup berarti//Sementara itu Bank Indonesia pada tahun 2006 memperkirakan bahwa
pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada konsumsi //Asumsi ini mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Global
yang relatiftetap serta kedalamanpermasalahan yang ada di tahun 2005//
Sampai dengan tri wulan III tahun 2005 /di tengah-tengah kondisis makro ekonomi nasional yang kurang
menggembirakan/kondisi makro ekonomi DIY cukup baik/yakni masih dapat tumbuh sebesar 5,30%/Namun hal ini tidak
di ikuti oleh dua sektor lain/yakni pengolahan dan pertanian yang mengalami kontraksi sebesar 0,37%//sehingga kontraksi
ini disinyalir di sebabkan oleh dampak tidak langsung kenaikan BBM//Sehingga secara Garis besara laju perkembangan
ekonoi DIY di picu oleh masih berlangsungnya beberapa proyek kontruksi/pembayaran gaji ke 13/dan periode mulainya
tahun ajaran serta berlangsungnya masa liburan sekolah//

Aning dan Nanang AKJ RBTV


ACC

Redaktur

Narator

Editor

1