Efisiensi VII 3 sep 2007 Pembangunan Pertanian yang Berpihak Pada Petani 0

Vol.Vll No. 3. September2007 ISSN:1412-1131

b

t----

ProgramStudiPendidikan
F a k u l t alsl m q S o s i adl a n E k o
q

Vof. Vll No : 3, SePtember 2OOT

ISSN :1412-1131

DAFTARISI
HATAMANJUDUL .----KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
ii
iii


1. PembangunanPertanianyang BerpihakPadaPetani-Oleh : Dwi Harsono
2. PerspektifProses InternalBisnisdalam Balanced
Scorecard -------

155 - 165
166 - 171

Oleh: I GustiAyu KetutRH
danPengembangan
Usaha
3. PeranBUMNdalamPembinaan
172- 182
MikroKecildan Menengah
Oleh : Purwanto
4. Kewirausahaan

183 - 192

5. PemanfaatanInternetSebagaiSumberBelajarOleh

Mahasiswa

193 - 202

6. PajakPendidikan
SebagaiAlternatif
Pembiayaan
Pendicti
kanstudi Komparasi
Indonesia,
Malaysia
dansingapura-- 203- 212
Oleh: IndartoWaluyo

ill

r55
154
PEMBANGUNANPERTANIAN
YANG BERPIHAKPADA PETANI

Oleh
Dwi Harsono
FISEUNY

Halamanini sengaia dikosongkan

Abstrak
Indonesiaadalah negaraagraristapi sektor pertanianjustru
menjadikanpara petani sebagaiburuhdi lahan sendiri.'Saatini
petani menjadi pekerjaan yang dipandang sebelah mata dan
profesi kelas dua di masyarakatIndonesia. Kondisi berakibat
pada semakin ditinggalkannyasektor pertanian oleh angkatan
kerjakarenamemilikimasadepankurangmenguntungkan.
Masalah pertaniandi Indonesiadisebabkanoleh kebijakan
pertanian yang lebih memfokuskanpada peningkatanproduksi
pertaniandan kurang memperhatikankualitashidup para petani.
Keberpihakan pada petani sangat kui'ang dan nilai tambah
pertanian justru tidak dinikmati para petani. Alih-alih
meningkatkanproduksi yang terjadijustru semakin terpuruknya
sektor pertanianmaupunPetani.

Nilaitambahpertanianharusdinikmatioleh petanisehingga
kehidupannyamenjadi semakin baik dan proses prociuksitetap
berlanjut. Petani semakin terberdayakan karena aktivitasnya
bukan lagi bersifatsubsistentapi menjadilebih maju. Kebijakan
ini tidak akan berhasil apabila tidak ada political will dari
pemerintah untuk memperbaikikehidupanpetani. Faktor-fiaktor
yang mempengaruhi kebijakan ini mencakup lintas wilayah,
sektor,dan oelaku.
pertanian,
petani
Kata Kunci: Pembangunan,
Pendahuluan
Indonesia adalah Negara
agraris yang berbasis pada sektor
pertanian. lroni yang terjadi adalah
pertanian tidak bisa menjadi tuan
rumah
di
negerinya sendiri.
Swasembada beras yang tercapai


padatahun 1984 ternyatatidak bisa
dipertahankan dan hanya dua
tahun kemudian Indonesia terusmenerus membuka kran impor
beras (lskandar, 2006). Menjadi
importirberas merupakankecelakaan besar ketika swasembada

Pembangunan Pertanian yang Berpihak Pada Petani (Dwi llarsorto)

r64
kemiskinan. Ketika telah menjadi
miskin, petani semakin terpuruk
karena kemiskinanmenjadikanpetani
rentan, tidak berdaya dan voiceless
ini
(SMERU,
2002).
Kondisi
disebabkan oleh ketidakmampuan
petaniuntukmemperolehnilaitambah

atas produkyang dihasilkannya.Nilai
tambah dari pertanian diambil oleh
pengusahadan dunia industri.
Nilai tambah pertanian harus
dinikmati oleh petani. Dengan nilai
tambah tersebut, petani daPat
membiayai hidupnya di samPing
proses produksi pertanian Yang
menjadimata pencahariannya.Petani
terberdayakan karena
semakin
aktivitasny,a bukan lagi bersifat
subsisten tapi menjadi lebih maju.
itu
rekomendasi
karena
Oleh
kebijakanpertaniankhususnya beras
adalah memberikan nilai tambah
produk pertanian khususnya padi

kepadapetani.
Untuk melaksanakankebijakan
yang memberikannilai tambah produk
pertanian kepada petani adalah tidak
paling
mudah. kejadian yang
merugikan petani adalah ketika
peluang untuk memperoleh nilai
tambah tersebut diinterupsi oleh
pemerintah melalui impor beras.
betul-betul
harus
Pemerintah
mempertimbangan keputusan untuk
mengimpor beras. Kontraksi pasar
terhadap kenaikan harga akibat
kelangkaan dapat diukur sehingga
membuat
terburu-buru
tidak

keputusan.Memang terdapat indikasi

Vol. VII No. 3, &ptember 2007 155: 165

165

bahwa keputusan untuk impor
beras adalah tekanan dari pihak
asing (donatur bantuan). Namun
seiring lunas utang ke beberapa
donatur, Indonesia harus berani
mengambil sikap dan mandiri
dalam membuatkebijakan.
HPP dalam bentuk gabah
sebagai patokan harus diubah
dalam bentuk beras. Ketetapan
HHP setiap daerah juga bisa
berbeda.Dalam hal ini Bulogharus
membeli langsungdari petani atau
koperasipetani.Yang seringterjadi,

Bulog membeli dari pengepul
(tengkulak).Pada saat panen raya,
menarik
Bulog
seharusnya
persedian pasar yang melimPah
sesuai HPP. Namun yang terjadi,
Bulog cenderung bermain sebagai
pengusahadan menekan harga di
tingkatpetani.
Bulog harus mengambil
peran penting dalam memantau
dan mengawasi tata niaga beras.
Selama ini posisi Bulog ambigu
yakni sebagai regulator dan
pemain. Sebagai regulator, Bulog
seharusnya tidak diperkenankan
menjadi pemain. Dalam sepakbola
akan sangat sulit mengalahkantim
yang bermain tapi merangkap

sebagaiwasit.
Kebijakan ini tidak akan
berhasif apabila tidak ada plitical
pemerintah untuk
will
dari
memperbaiki kehidupan petani.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan ini mencakup lintas

Pelaku'
sektor,
9an
wilayah,
pertieOaan kepentingan antar faktor
pasti terjadi dan hal itu sangat
iumian. Ketika setiap f;aktor tidak
bisa duduk bersama maka realisasi
kebijakan ini akan semakin sulit
tenrujud.

Daftar Pustaka
, 2OO2,Buku Paket lnformasi
Penanggulangan
Dasar
Kemiskinan, SMERU research
institute,www.smeru.or.id,
Amir Sodikin, 2006, Perlawanan Bisu
Kaum Tani Tertindas, Fokus
Kompas,25 Nov 2006
MichaelLipton, 1977, Why Poor
People Sfay Poor, Hanrard
UniversityPress
Erizal Jamal dkk., 2006, Analisis
Kebijakan Penentuan Harya
Pembelian Gabah, Balitbang,
DEPTAN
HS. Diffon, 1999, Politik peftanian,
PSDAL-LP3ES,
html, update 23 Nov 2006
Mukhamad Kumiawan, 2006, petani,
Kuli di Lahan Sendiri, Fokus
Kompas,25 Nov 2006
Naomi_Siagian, 2006, penanganan
pertanian
Masalah
Masih
Bercifat
"Ad
ffoc",Sinar
Harapan,

Noer

.html,23 Nov2006Soetrisno, Ketua Umum
perhimpunan
Ekonomi

Pertanian

Indonesia

(PERHEPI), dalam Arin
Widiyanti, 2005, Hanya 2
Prognm Revrfalsasi Sekfor
Pertanian Yang Berjalan,
http://www.detikinet.com/inde
x.php/detik.read/tahun/200S/
bulanIO2ltoVO1 ltime122174 1| i
d news/283360/idkanal/4,
update 26 Nov 2006
Pepih Nugraha,2006, lmpor Beras
Jalan Terus,Fokus Kompas,
25 Nov 2006
Soemitro Padmowifoto,2006,
Pe rtanian Berkelanj utan
SeharusnyaHemat,
Kompas.corn,update23 NOv
2006
Sri Hartati Samhadi,2006,Kambing
Hitam Kemiskinan, Fokus
Kompas, 25 Nov 2006
Yusep fskandar, Refleksi59 Tahun
Kemerdekaan Petani,
http://www.pikiranrakvat.com/cetaU0804/19/ 11
05.htm,update23 Nov 2006
Biodata
Dwi Harsono, lahir di Punrokerto,
15 Januari 1974. Lulus sarjana
jurusan llmu Administrasi Negara
FISIP
Universitas
Jenderal
SoedirmanPunrokertotahun 1998.
Saat ini mengajar pada program
studi
Pendidikan Administrasi
Perkantoran, Fakultas llmu Sosial
UniversitasNegeriYogyakarta

Pembangunan Pertanian
lnng Berpihak pada petani (Dwi Harsono)