PERDA 6 Thn 2007 BP Desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
NOMOR 6 TAHUN 2007
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang

Mengingat

:

:

a.

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
perlu menetapkan pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;

b.


bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud diatas perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa;

1.

2.

3.

4.

5.

Undang–Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang
Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 352) sebagai Undang–Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548) ;
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

6.

7.

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala (Lembaran
Daerah Kabupaten Barito KualaTahun 2000 Nomor 27);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BARITO KUALA
dan
BUPATI BARITO KUALA
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Barito Barito Kuala.
2. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Barito Kuala.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah lainnya sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Barito Kuala.

4. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan
dalam Kabupaten Barito Kuala.
5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan.

6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan.
7. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat
BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
9. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa
dalam memberdayakan masyarakat.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana

keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah
Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama
Kepala Desa.
12. Panitia adalah Panitia Pengangkatan anggota BPD.

BAB II
PEMBENTUKAN BPD
Bagian Pertama
Panitia Pengangkatan BPD
Pasal 2
(1).

3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa bakti anggota BPD, Pemerintah Desa dan BPD
membentuk Panitia yang dituangkan dengan Berita Acara.

(2).

Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur BPD, dan Aparat Desa
paling banyak berjumlah 7 orang terdiri dari :

a.
ketua merangkap anggota;
b.
sekretaris merangkap anggota;
c.
jumlah anggota ganjil disesuaikan dengan kebutuhan.

(3).

Panitia yang mengajukan diri sebagai calon anggota BPD atau berhalangan tetap
keanggotaannya dinyatakan gugur.

(4).

Penentuan kedudukan dalam panitia ditetapkan dengan musyawarah mufakat.
Pasal 3

(1) Panitia sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 mempunyai tugas :
a. menerima usulan bakal calon anggota BPD;
b. melakukan pemeriksaan persyaratan bakal calon;

c. melaksanakan mekanisme pengangkatan calon anggota BPD;
d. menetapkan besarnya biaya pembentukan BPD;
e. membuat berita acara pengangkatan dan melaporkan pelaksanaan pengangkatan calon
anggota BPD kepada Pemerintahan Desa.
(2)

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Tata Tertib
Pengangkatan Anggota BPD yang ditetapkan oleh Panitia.
Pasal 4
Panitia dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Pemerintahan Desa.
Pasal 5
Apabila diantara anggota panitia ada yang ditetapkan sebagai Bakal Calon Anggota BPD,
sakit atau berhalangan tetap, maka keanggotaannya gugur dan dinyatakan tetap digantikan
dari unsur panitia yang sama.
Bagian Kedua
Persyaratan Calon BPD
Pasal 6
Yang dapat diangkat menjadi Anggota BPD adalah penduduk desa Warga Negara Indonesia
dengan syarat-syarat :
a.

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b.
setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Pemerintah;
c.
berpendidikan paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat;
d.
berumur paling rendah 21 tahun;
e.
sehat jasmani dan rohani;
f.
terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan secara sah minimal 2 (dua)
tahun tidak terputus-putus;
g.
berkelakuan baik yang dinyatakan dengan Surat Keterangan yang dikeluarkan
pejabat yang berwenang;
h.
mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat;
i.
bersedia dicalonkan menjadi Anggota Badan Permusyawaratan Desa;
j.

tidak sedang menduduki jabatan tertentu dalam Pemerintah Desa;
k.
bertempat tinggal di desa setempat.

Bagian Ketiga
Jumlah Anggota BPD
Pasal 7
(1).

Jumlah Anggota Badan Permusyawaratan Desa ditentukan
berdasarkan jumlah penduduk desa yang bersangkutan, dengan ketentuan :
a.
jumlah penduduk sampai dengan jumlah 1.500 (seribu lima ratus) jiwa, 5 (lima)
orang anggota;
b.
1501 (seribu lima ratus satu) sampai dengan 2000 (dua ribu ) jiwa, 7 (tujuh)
orang anggota;
c.
2001 ( dua ribu satu) sampai dengan 2500 ( dua ribu lima ratus) jiwa, 9
(sembilan) orang anggota;

d.
lebih dari 2500 ( dua ribu lima ratus) jiwa, 11 (sebelas) orang anggota.

(2). Ketentuan jumlah anggota BPD ditetapkan Pemerintah Desa dan BPD yang dituangkan
dengan Berita Acara.
Bagian Keempat
Mekanisme Pencalonan dan Penggangkatan Anggota BPD
Pasal 8
Bakal calon anggota BPD diusulkan oleh Ketua RT melalui Ketua RW yang
bersangkutan.
(2)
Bakal calon yang diusulkan paling banyak sejumlah RT di RW yang bersangkutan.
(3)
Bakal calon anggota BPD dapat diusulkan dari unsur Ketua Rukun Warga,
Golongan Profesi, Pemuka Agama dan Tokoh atau Pemuka Masyarakat lainnya.
(1)

Pasal 9
(1)

Panitia melakukan seleksi persyaratan bakal calon anggota BPD yang diusulkan
sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
(2)
Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam daftar urut bakal
calon anggota BPD sesuai abjad nama yang ditetapkan oleh Panitia.
Pasal 10
(1)

Anggota BPD diangkat dari bakal calon yang telah ditetapkan sebagai calon yang berhak
diangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
(2)
Penetapan calon anggota BPD, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
cara musyawarah dan mufakat.
Pasal 11
(1)
Panitia menetapkan calon anggota BPD 2 (dua) kali jumlah anggota BPD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).

Jumlah anggota BPD yang diangkat sejumlah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(2)

(1);
Pengangkatan anggota BPD dilakukan dengan musyawarah dan mufakat.
(4)
Hasil pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat final dan tidak bisa
diganggu gugat.
(3)

Pasal 12
Penetapan dan pengangkatan anggota BPD yang berhak diangkat dihadiri oleh Pemerintah Desa,
BPD dan calon yang telah ditetapkan.
Pasal 13
(1)

Hasil musyawarah dan mufakat pengangkatan anggota BPD dituangkan dalam Berita
Acara yang ditandatangani oleh panitia.
(2)
Laporan pelaksanaan pengangkatan anggota BPD dan Berita Acara Pengangkatan
disampaikan oleh Panitia kepada Pemerintahan Desa.
(3)
Berdasarkan laporan pelaksanaan pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Pemerintahan Desa menetapkan anggota BPD terpilih hasil musyawarah dan mufakat dalam
Berita Acara.
(4)
Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme pencalonan dan pengangkatan anggota BPD
diatur dengan tata tertib panitia.
BAB III
PENGESAHAN DAN PELANTIKAN ANGGOTA BPD
Pasal 14
(1). Peresmian anggota BPD hasil pengangkatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 oleh

Pemerintah Desa disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk ditetapkan menjadi anggota
BPD dengan Keputusan Bupati.
(2). Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku sejak saat ditetapkan.

BAB IV
KEDUDUKAN, FUNGSI, WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN BPD
Pasal 15
BPD sebagai Badan Permusyawaratan Desa merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Pasal 16
BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.

Pasal 17
BPD mempunyai wewenang :
a.
membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
b.
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan
Kepala Desa;
c.
mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;
d.
membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
e.
menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat;
f.
menyusun tata tertib BPD.
Pasal 18
(1). BPD mempunyai hak :

a.
meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;
b.
menyatakan pendapat.
(2). Anggota BPD mempunyai hak :
a.
mengajukan rancangan Peraturan Desa;
b.
mengajukan pertanyaan;
c.
menyampaikan usul dan pendapat;
d.
memilih dan dipilih;
e.
memperoleh tunjangan.
Pasal 19
BPD mempunyai kewajiban :
a.
mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan mentaati
segala peraturan perundang-undangan;
b.
melaksanakan
kehidupan
Demokrasi
dalam
penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
c.
mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara
Kesatuan ;
d.
menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat;
e.
memproses pemilihan Kepala Desa;
f.
mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok
dan golongan;
g.
menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat
setempat dan;
h.
menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan.
Pasal 20

(1). BPD mempunyai kewajiban menyampaikan informasi hasil kinerjanya kepada masyarakat.
(2). Penyampaian hasil kinerja BPD disampaikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)

tahun.
(3). Penyampaian hasil kinerja BPD dapat dilakukan melalui pertemuan atau media cetak.
(4). Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan fungsi, wewenang, hak dan kewajiban diatur
dengan tata tertib BPD.
BAB V
LARANGAN ANGGOTA BPD
Pasal 21
Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan
Perangkat Desa.
(2) Pimpinan dan Anggota BPD dilarang :
a.
sebagai pelaksana proyek desa;
b.
merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
c.
melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan
atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
d.
menyalahgunakan wewenang;
e.
melanggar sumpah/janji jabatan.
(1)

BAB VI
KEPENGURUSAN DAN RAPAT- RAPAT BPD
Pasal 22
(1). Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua dan 1 (satu)

orang Sekretaris.
(2). Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari dan oleh Anggota BPD secara
langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus.
(3). Rapat pemilihan pimpinan BPD untuk pertama kalinya dipimpin oleh anggota tertua dan
dibantu oleh anggota termuda.
(4). Kepengurusan hasil pemilihan dituangkan dalam Keputusan BPD.
Pasal 23
Alat kelengkapan BPD seperti Komisi dan/atau Bidang dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan
yang ditetapkan dengan Keputusan BPD.
Pasal 24
(1) Rapat Badan Permusyawaratan Desa dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun.
(2) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Ketua BPD.

(3) Dalam hal Ketua BPD berhalangan, rapat dipimpin oleh Wakil Ketua.
(4) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah anggota BPD dan keputusan ditetapkan
berdasarkan suara terbanyak.
(5) Rapat BPD yang bersifat prinsip dan strategis, dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD dan keputusan ditetapkan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD
yang hadir.
(6) Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen rapat yang
dibuat oleh Sekretaris BPD.
(7) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) ditetapkan dalam
Peraturan Tata Tertib BPD.

BAB VII
KEUANGAN BPD
Pasal 25
(1)
(2)

(3)
(4)
(5)

Pimpinan dan anggota BPD berhak menerima uang tunjangan sesuai kemampuan keuangan
desa.
Tunjangan BPD dan uang sidang selama 1 (satu) tahun anggaran dapat diberikan sesuai
dengan kemampuan Keuangan Desa dengan ketentuan sebanyak-banyaknya 10 % dari
penghasilan tetap Aparat Desa selama 1 (satu) Tahun Anggaran.
Untuk keperluan kegiatan BPD, disediakan biaya sesuai dengan kemampuan keuangan desa
serta Pemerintah Daerah yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) ditetapkan setiap tahun dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Ketentuan lebih lanjut tentang rincian keuangan BPD diatur dengan Tata tertib BPD.

BAB VIII
PEMBERHENTIAN, MASA KEANGGOTAAN DAN PENGGANTIAN
ANTAR WAKTU ANGGOTA BPD
Pasal 26
(1) Pimpinan dan Anggota BPD berhenti bersama-sama pada saat Anggota BPD yang baru telah
ditetapkan peresmiannya.
(2) Masa keanggotaan BPD ditetapkan selama 6 (enam) tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan berikutnya.
(3) Anggota BPD berhenti karena :
a.
permintaan sendiri;
b.
meninggal dunia;
c.
diberhentikan karena melanggar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Peraturan
Daerah ini.

(4) Dalam hal anggota BPD melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
c, Pimpinan BPD mengusulkan kepada Bupati melalui Camat agar anggota BPD yang
bersangkutan diberhentikan.
Pasal 27
(1)

Penggantian antar waktu pimpinan dan anggota BPD diambilkan dari
calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1).
(2)
Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
cara musyawarah untuk mufakat bersama-sama Pemerintah Desa dan BPD.
(3)
Masa jabatan pengganti adalah sisa waktu masa jabatan yang belum
dijalani.
Pasal 28
Pengesahan penetapan pimpinan dan/atau anggota BPD antar waktu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 27 ditetapkan dengan Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usul
diterima.
BAB IX
HUBUNGAN KERJA
Pasal 29
(1)

Hubungan kerja antara Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa dan
Lembaga Kemasyarakatan yang ada di desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.
(2)
Hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah mengambil langkah kebijakan
dalam rangka penyelengaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
desa.
BAB X
PERATURAN TATA TERTIB BPD
Pasal 30
(1)
(2)

Peraturan Tata Tertib BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD.
Peraturan Tata Tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan
dengan kepentingan umum dan perundang-undangan yang berlaku.
(3)
Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Ketua BPD
kepada Kepala Daerah melalui Camat dengan tembusan Kepala Desa paling lambat 7 (tujuh)
hari setelah ditetapkan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala
Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku lagi.
Pasal 32
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 33
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Ditetapkan di Marabahan
pada tanggal
BUPATI BARITO KUALA,

EDDY SUKARMA

Di undangkan di Marabahan
Pada tanggal………………….2007
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BARITO KUALA

H.M. AFLUS GUNAWAN, M.Si
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA
TAHUN 2007 NOMOR 6 SERI D NOMOR SERI 1