PROS Rahmawati, Sri M, Siti S, A Sriyanto, Eko Sistem Inovasi Daerah Wonogiri fulltext

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

SISTEM INOVASI DAERAH WONOGIRI UNTUK
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DENGAN KEUNGGULAN
DAERAH
Rahmawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
rahmaw2005 @ yahoo.com
Sri Murni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
Siti Supeni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi
Antonius Sriyanto
Pemerintah Daerah Wonogiri
Eko
Pemerintah Daerah Wonogiri

SARIPATI

Percepatan penerapan, difusi dan pembelajaran inovasi di semua lapisan serta capaian inovasi
di semua lapisan, capaian tujuan inovasi manakala disusun perencanaan pembangunan yang terintegrasi
terhadap potensi dan unggulan daerah yang mempunyai daya saing, tersedianya data inovasi yang
menyeluruh dan akurat. Paradigma sektoral, pembangunan yang spasial dan temporal perlu ditinjau
kembali karena hakekat pembangunan adalah manusia dan lingkungan seutuhnya (Santosa dkk,
2012).Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun model sistem inovasi daerah pemda
Wonogiri.Metoda pendekatan pembangunan daerah yang dilakukan secara sistemik dan
sistematis,melalui pendekatan pembangunan SIDa ini, keseluruhan pelaku, lembaga, jaringan,
kemitraan, aksi, proses produksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan dan
difusi inovasi serta proses pembelajar an dilaksanakan untuk mencapai pembangunan daerah Kabupaten
Wonogiri.
Kata kunci: sistem inovasi daerah, pemda Wonogiri.

PENDAHULUAN
Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (2010) mengatakan bahwa untuk
menjadi bangsa yang menguasai iptek, kita harus menempatkan inovasi sebagai urat nadi kehidupan
bangsa Indonesia.Kita harus bisa menjadi innovation nation rumah bagi manusia-manusia yang k re at if
dan inovatif.
Pemerintah telah mengundangkan Undang Undang No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3Iptek) yang

antara lainisinya mengamanatkan daerah untuk menyusun kebijakan sbategis pembangunan iptek di
daerahnya. Disadari bahwa peningkatan daya saing dan kohesi sosial merupakan permasalahan dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam era globalisasi.Daya saing dan kohesi sosial bangsa
hanya akan terwujud manakala pembangunan didasarkan inovasi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

789

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Pengembangan sistem inovasi daerah di Indonesia dipandang sangat urgenmengingat berbagai
hal yang saling terkait terutama kelemahan-kelemahanperkembangan sistem inovasi Indonesia sejauh
ini, keragaman daerah, proscs""transisi" dalam pembangunan dalam upaya pemulihan dari krisis
multidimensi. Halyang tidak dapat diabaikan dalam proses transisi tersebut terutama berkaitandengan
otonomi daerah dan perkembangan perundangan terkait (Taufik, 2005).Membangun iptek diperlukan
komitmen komponen yang terlibat dalam sistem iptek, antara lain:

a.

Seluruh elemen masyarakat untuk mendorong agar iptek mampu berkontribusi dalam
membangun sistem perekonomian yang tangguh,

b.

Hasil-basil litbangyasa LPND-Ristek seyogyanya dimanfaatkan oleh masyarakat,

c.

Pemanfaatan fasilitasi yang disediakan pemerintah (pusat) secara optimal,

d.

Perlunya membangun jejaxing iptek, baik di tingkat daerah, regional, nasional dan internasional
agar proses inovasi berlangsung cepat, dan

e.


Pembangunan iptek berkerangka penguatan sistem inovasi untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan (Menristek, 2010).

Strategi Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Wonogiri 2011 - 2015 merupakan rumusan arah,
prioritas serta kerangka kebijakan strategis jangka menengah SIDa di Kabupaten Wonogiri untuk
periode tahun 2011 - 2015.
Sistem inovasi dibutuhkan karena karaktcristik pasar yang dinamis, kompetisi global,
kecenderungan membentuk jejaring, posisi tenaga kerja denganupah tinggi, ketrampilan luas dengan
berbagai disiplin, pembelajaran tanpa kenal waktu dan sepanjang hay at, dan pengelolaan SDM
kolaboratf serta rendahnya jiwa kewirausahaan masyarakat. kondisi ini mendesak dibentuknya suatu
sistem untuk mengatasi permasalahan di masyarakat yang semakin kompleks.
Berbagai masalah yang dihadapi oleh pemda Wonogiri antara lain SDM yang berkualitas
rendah, pertumbuhan ekonomi kurang, perusahaan besar dan UKM belum terjalin kerjasama produktif
dan sinergi. Animo masyarakat menjadi PNS masih menjadi prioritas utama, padahal ncgara yang maju
sedikitnya 2% jumlah penduduknya menjadi pengusaha. Indonesia saat ini baru mencapai 0,18%.
Dalam pembangunan ekonomi nasional dan daerah, berdasarkan data BPPS 2009, ditinjau dari
ekspor (non migas), selama triwulan pertama tahun 2009 terjadi penurunan nilai dan volume eskpor
secara nasional yang drastis. Bahkan boleh dikatakan mencapai titik terendah. Ekspor (non migas) pada
bulan Januari dan Pebruari 2009 hanya mencapai sekitar 6,5 milliar US dollar, sesudah itu secara
perlahan-lahan ekspor mulai mengalami peningkatan. Terakhir, pada bulan Oktober ekspor mencapai

nilai ekspor tertinggi, yaitu mencapai 10 milliar US dollar. Secara akumulatif, jika dibandingkan
dengan tahun 2008 lalu, tahun 2009 ekspor Indonesia menurun 22,31 persen, namun yang menarik
fenomena yang terjadi pada bulan September dan Oktober Tahun 2009, dimana ekspor mengalami
peningkatan yang sangat luar biasa besar. Meningkat 20,72 persen bila ditinjau dan dibandingkan dari
bulan September 2009 ke Oktober 2009, dan meningkat 10,12 persen jika diperbandingkan antara
ekspor bulan Oktober 2008 dengan Oktober 2009. Dua bulan terakhir ini dapat menjadi hal yang
menggembirakan.Setidaknya "tcrbaca' bahwa ekspor non migas, yang sebagian besar dilakukan oleh
UMKM terus tumbuh.Tetapi ada suatu hal yang harus diperhatikan, yaitu soal kualitas.Baik kualitas
produk, kualitas layanan, maupun kualitas distribusi.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi daerah dalam beberapa hal berbeda dengan
pengembangan ekonomi nasional, yaitu (Meyer-Stamer, 2003 dalam Rahmawati dkk., 2009): (i)
terdapat sejumlah instrumen yang digunakan untuk pembangunan ekonomi, berada di luar jangkauan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

790

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

inisiatif lokal, (ii) pembangunan ekonomi nasional dirumuskan dan dilaksanakan oleh pemerintah;
sebaliknya, pada pembangunan ekonomi daerah yang paling ekstrim, didesain dan dan dilaksanakan
oleh pelaku swasta tanpa partisipasi dari pemerintah, serta (iii) program pembangunan ekonomi
nasional mencakup pengertian yang jelas mengenai pembagian tugas antara badan legislatif dan
eksekutif dari pemerintah; sebaliknya inisiatif pembangunan daerah biasanya mencakup definisidefinisi peran yang samar.
Sistem inovasi daerah adalah sebuah konsep tentang penataan jejaring yang kondusif melalui
jejaring (network). Secara umum jejaring merupakan pemetaan dari interaksi aktor-aktor lembaga serta
variabel lainnya sehingga membentuk pola (pattern) jejaring tertentu.Pengertian jejaring dalam SIN
dapat dipersepsikan secara sempit (narrow) maupun luas (broader).Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Kabupaten Wonogiri adalah suatu kesatrran dari sehimpunan aktor (pelaku), kelembagaan, hubungan
interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi,
difusinya dan proses pembelajaran (termasuk teknologi dan aplikasi secara luas) melalui dokumen SIDa
Kabupaten Wonogiri 2011-2015 memiliki kedudukan sebagai pengejawantahan operasional dari
peraturan perundang-rrndangan terkait secara kontekstual bagi Kabupaten Wonogiri, serta
pengejawantahan dan pemfokusan dari kerangka kebijakan inovasi (pembangunan jangka menengah)
Kabupaten Wonogiri sehubrrngan dengan pengembangan inovasi daerah sebagai bagian integral dari
sistem inovasi nasional. SIDa dapat menjadi acuan bagi perangkat pemerintah kabupaten Wonogiri dan
stakeholder dalam mengembangkan inovasi, difusi dan pembelajarannya.Dokumen Strategi Inovasi

Daerah berfungsi sebagai acuan dalam: 1. Perumusan kebijakan inovasi beserta instrrrmen kebijakannya
di Kabupaten Wonogiri; 2. Penyusunan rencana tindak tahunan pengembangan sistem
inovasi dan
daya saing Kabupaten Wonogiri.
RPJMD Tahun 2006-2010 Kabupaten Wonogiri di bidang Riset Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (RIPTEK) telah mengarah kepada kebijakan SINas. RPJMD tersebut telah dijabarkan dalam
tujuan, kebijakan, program dan kegiatan strategis rmtuk mewujudkan visi masyarakat "berdaya saing".
Kegiatan strategis dimaksud yaituMengembangkan kegiatan riset unggulan daerah;Melakukan
sosialisasi dan diseminasi penemuan iptek terutama teknologi tepat guna bagi masyarakat;Membentuk
dan memberdayakan dew an riset daerah;Mengembangkan jaringan penelitian pengembangan di daerah.
Keberhasilan pembangunan daerah di bidang IPTEK harus menjunjung prinsip dasar dan nilai-nilai
luhur, yaknkVisioner : memberikan solusi yang bersifat strategis dan perspektif jangka panjang,
menyeluruh dan holistik (saling keterkaitan dalam kesatuan yang utuh);Unggrrl (excellence) :
keseluruhan tahapan pembangunan RIPTEK mulai dari fase inisiasi sampai evaluasi dampak RIPTEK
pada masyarakat. harus dilaksanakan dengan cara yang terbaik;Inovatif : memastikan terciptanya nilai
tambah dan manfaat bagi masyarakat;Akuntabcl : dalam aspek finansial, moral, lingkungan, budaya,
sosial-kemasyarakatan, politis dan ekonomis;Lestari : menjamin keberianjutan inovasi sebagai budaya
kerja bagi para pihak.
Di sisi lain juga periu dukungan dari masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge based
society) yang didukung oleh empat aspek pondasi kehidupan bermasyarakat, yaitu kreasi, pemeliharaan,

diseminasi dan pemanfaatan pengetahuan.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem inovasi dan daya saing tersedia: Sumberdaya
alam; Lingkungan yang relatif kondusif; Infrastruktur yang memadai; Sumberdaya manusia; Tingkat
pendidikan dasar- sampai menengah; Tingkat pendidikan non formal masih terpusat;Kelembagaan yang
mengelola bidang inovasi; Sumber inovasi; Komunikasi dengan lembaga penelitian mudah diakses;
Informasi yang berkaitan dengan inovasi terbatas; Teknologi yang tersedia terbatas dan belum
dimanfaatkan secara meluas; Jaminan pasar-; Jaringan usaha; Regulasi; Iklim usaha; Tantangan global.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

791

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Kabupeten Wonogiri memiliki sumberdaya alam, lingkungan, infrastruktur, manusia
yangberpotensi menjadi dasar pembangunan inovasi. Sistem pemerintahan yang ada telah melakukan

kinerja menuju visi misi yang ada namun kinerja belum tenntegrasi pada basis inovasi.Muara kinerja
pembangunan serta kohesi masyarakat pada umumnya menuju capaian perekonomian yang
tinggi.Sccara insting masyarakat telah berinovasi dalam setiap aktivitas, upaya pembinaan telah
dilakukan namun belum berdasar kebutuhan tetapi berdasar topdown dan pressure.Rehabilitasi dan
konservasi terhadap sumberdaya telah dilakukan meskipun belum secara proporsional karena berbagai
faktor.Inovasi daerah berbasis riptekrap dimungkinkan menjadi base line dalam pembangunan untuk
mencapai peningkatan perekonomian apabila faktor-faktor yang mendorong dapat diwujudkan dan
faktor yang menghambat dapat ditekan.
Hasil penelitian terdahulu yang relevan telah dilakukan oleh team peneliti dan dipublikasikan
di jurnal dewan riset daerah Wonogiri tahun 2012 tentang implementasi SIDA Wonogiri. Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) merupakan sebuah pola pendekatan pembangunan daerah yang dilakukan secara
sistemik dan sistematis. Melalui pendekatan pembangunan SIDa ini. keseluruhan pelaku, lembaga,
jaringan, kemitraan, aksi, proses produksi dan kebijakan yang mempengaruhi arah perkembangan,
kecepatan dan difusi inovasi serta proses pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai pembangunan
sebuah daerah.Sistem Inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dari sehimpunan aktor,
kelembagaan, hubungan, jaringan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah
perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta
proses pembelajaran (Santosa, 2012).

METODE PENELITIAN

Stratcgi yang akan digunakan bekerja sama dengan institusi mitra dalam SIDa melalui nalisis
SWOT, diperlukan langkah- langkah komprehensif: Identifikasi sosial ekonomi budaya masyarakat;
Penentuan prioritas utama pengembangan dan sasaran; Sosialisasi awal program dan dialog partisipatif
masyarakat; Identifikasi kebutuhan dan masalah yang ada; Penyiapan dan penunjukan champion
program;Penyiapan pendamping; Pembentukan organisasi/komite tingkat local; Penyiapan forum
komunikasi antar lembaga dan organisasi; Kolaborasi, keteiiibatan, networking kelembagaan;
Pelatihan, workshop, seminar, dan pendampingan; Pemberian insentif modal/bantuan; Pengembangan
pusat informasi dan basis data; Pemberian bantuan modal pinjaman lunak dan pendampingan insentif;
Peningkatan standar mutu dan sertifikasi; Pengembangan industri: turunan, terkait. dan pendukung;
Promosi dan pameran produk dan potensi; Monitoring dan evaluasi.

HASIL
Setelah dilakukan beberapa kali focus group discussion (FGD)
terwujudlah draft SIDa Wonogiri sebagai berikut:

dan koordinasi maka

1. Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukanpembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan tenaga kerja yang ada
untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih teknologi dan

pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai
tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.Dalam
upaya mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah.Oleh karena itu pemerintah daerah bersama masyarakat dan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

792

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

dengan menggunakan sumber daya yang ada hams memanfaatkan potensi sumber daya yang
mempunyai nilai tambah dalam membangun perekonomian daerah(Wincolin Arsyad, 1999).
Melalui peraturan bersama antara Menteri Riset dan Teknologi dengan Menteri Dalam Negeri
berupaya meningkatkan kapasitas pemerintah daerah terutama berkaitan dengan upaya-upaya
meningkatkan daya saing daerah melalui penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).Peraturan bersama
tersebut mengamanatkan bahwa setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota menetapkan
kebijakan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), dimana dalam perencanaan pembangunan ekonomi
daerah menjadi bagian yang integral dengan rencana Induk Pembangunan Daerah (RIP daerah) dan
masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mempunyai pengaruh
yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Terutama dalam
mengelaborasi potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis
yang menguntungkan dalam menpercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam implementasi SIDa ini harmonisasi dan sinkronisasi yang menghasilkan sinergi positif
an tar sektor pembangunan ekonomi dan iptek menjadi syarat penting dalam menumbuhkembangkan
kapasitas daya saing daerah. Oleh karena itu dalam merumuskan prospek pembangunan daya saing
daerah melalui Penguatan SIDa kedepan perlu diawali dengan melakukan identifikasi permasalahan
dan kondisi perkembangan SIDa saat ini; peluang-peluang yang terbuka baik lingkup regional maupun
lingkup nasional untuk didayagunakan; serta tantangan yang harus diselesaikan.
Agar Penguatan SIDa mempunyai kontribusi positif dalam memperkuat ekonomi daerah, maka
penguatan SIDa harus merupakan bagian Integral Rencana Induk Pembangunan (RIP) lima tahunan
provinsi/kabupaten yang tertuang dalam RPIMD Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Dalam konteks
membangun daya saing daerah adalah merupakan suatu strategi yang potensial untuk diterapkan di
provinsi maupun kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. Strategi
ini tidak dapat berdiri sendiri karena lebih bersifat supply-side. Sisi demand side kurang diperhatikan
karenanya usulan untuk membangun "kcrjasama antar daerah" dapat membantu meningkatkan daya
saing daerah. Daerah dapat menggalang kerjasama antar provinsi dan kabupaten/kota untuk mengambil
manfaat bersama membangun daerah dengan penghematan biaya bersama, sekaligus bersama
mengambil pelajaran yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas produk daerah, dan
kelanggengan hubungan dengan daerah lain berdasar prinsip saling menguntungkan.
Oleh karena itu, arah, strategi, dan Penguatan SIDa yang dirumuskan Roadmap Penguatan
SIDa dibawa menuju satu arah, yaitu Pembangunan dan Penguatan interaksi antar sektor R&D dengan
sektor riil di daerah.Disadari sepenuhnya bahwa untuk menuju adanya interaksi antar sektor riil di dan
antar daerah dipeiiukan pendekatan yang terintegrasi dan strategi kebijakan yang menyeluruh.Oleh
karena itu, Penguatan SIDa diharapkan dapat memberikan impact bagi peningkatan kesejahteraan
rakyat di daerah.
2. Penguatan Kebijakan SIDa
Penguatan Kebijakan SIDa merupakan aktifitas dalam menguatkan kebijakan-kebijakan makro
yang mendukung pelaksanaan penguatan SIDa di daerah.Kebijakan SIDa merupakan pedoman yang
dikeluarkan oleh pemangku kebijakan untuk mementukan dan melaksanakan program dan kegiatan
dalam penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).Penguatan Kebijakan SiDa harus dapat dijadikan acuan
untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di
daerah.Adapun fungsi dari kebijakan SIDa, yaitu:
a. Memberikan petunjuk, rambu dan signal penting dalam menyusun program dan kegiatan agar tidak
terjadi tumpang tindih antar stakeholder pelaksana SIDa;
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

793

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

b. Memberikan informasi mengenai bagaimana strategi penguatan SIDa akan dilaksanakan;
c. Memberikan arahan kepada pelaksana SIDa untuk kelancaran dan keterpaduan upaya mencapai visi,
misi, sasaran dan tujuan.
3. Tim Koordinasi
Tim Koordinasi Penguatan SIDa pada level Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk dan
ditetapkan melalui keputusan kepala daerah dalam hal ini Gubernur dan Bupati/Walikota.Komposisi
Tim Koordinasi menggambarkan para stakeholder yang terkait dengan Penguatan SIDa yaitu
akademisi, pemerintah, dunia usaha dan asosiasi masyarakat.Tim Koordinasi Penguatan SIDa itu
sendiri merupakan perpanjangan tangan dari Kepala Daerah.Dalam pelaksanaannya tim koordinasi
dapat membentuk kelompok kerja dan tim sekretariat. Tim sekretariat berkedudukan di SKPD yang
menjabat sekretaris tim koordinasi.
Tim koordinasi penguatan SIDa provinsi dan kabupaten/kota memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun dokumen Roadmap penguatan SIDa;
Mengidentifikasi potensi manfaat pengembangan inovasi dari teknologi dan merekomendasikan
strategi, kebijakan dan langkah-langkah krusial yang spesifik secara bersama serta membangun
konsensus dan komitmen dari para stakeholder.
b. Mengintegrasikan program SIDa dalam dokumen RPJMD;
Menyepakati secara bersama dari para stakeholder dalam satu dokumen Rencana Induk
Pembangunan (RIP) lima tahunan dan menjadi acuan bagi SKPD dalam penyusunan program.
c. Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi SIDa;
Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi kebijakan-kebijakan yang akan mendukung
pelaksanaan penguatan SIDa.
d. Melakukan penataaan unsur SIDa di daerah;
Meliputi penataan kelembagaan SIDa, sumberdaya SIDa, dan jaringan SIDa agar dapat berdaya guna
dan berhasil guna bagi peningkatan daya saing daerah berbasis sumberdaya.
e. Melakukan pengembangan SIDa di daerah;
Berbasis pada penguatan kebijakan SIDa, dan penataan unsur-unsur SIDa, melaksanakan
peningkatan nilai tambah sumberdaya bagi daya saing daerah.Dengan indikator pencapaian outcome
penguatan SIDa.Pembangunan ekonomi perlu makin diarahkan pada pengembangan ekonomi
berbasis pengetahuan (knowledge-base economic).Namun sebaliknya pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi perlu difokuskan pada upaya pengembangan yang berbasiskan
potensi/kekayaan sumber daya yang dimiliki.Dalam kaitan ini, keragaman potensi daerah/lokal,
teknologi masyarakat (indigenous/grassroot technology) dan penguatan usaha kecil menengah
merupakan hal penting dalam agenda membangun ekonomi daerah yang berdaya saing.
f. Mempersiapkan rumusan kebijakan SIDa di daerah;
Setidaknya mengandung empat komponen pokok.Pertama, untuk menciptakan iklim kondusif agar
seluruh potensi yang ada dapat berkembang dan bersinergi positif (enabling). Hal ini tentunya
berimplikasi antara lain bukan saja pada pengakuan pentingnya pertumbuhan (growth) melainkan
juga keadilan/pemeraataan kesempatan untuk tumbuh berkembang (equity & equality). Kedua,
upaya pendayagunaan sumber daya yang dimiliki juga perlu diprioritaskan pada potensi yang
dimiliki (comparative advantage) agar- menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage)
bangsa (strengthening). Ketiga, peran pemerintah, terfokus pada upaya memfasilitasi, menstimulasi
kemitraan/aliansi/kerjasama, dan investasi produktif.Keempat, percepatan pengembangan kapasitas
untuk membangun, hal ini tentunya perlu menekankan pada upaya percepatan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM), penguatan faktor institusional.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

794

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

g. Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan penguatan SIDa di daerah;
Dimaksudkan agar sinergi dalam peningkatan daya saing daerah berbasis sumberdaya daerah
melalui sistem inovasi daerah.
h. Melakukan monitoring dan evaluasi;
Monitoring dilakukan secara berkala terhadap pelaksanaan penguatan SIDa pada setiap level.
Monitoring dilakukan oleh tim koordinasi dengan periode setiap 6 bulan. Sedangkan evaluasi secara
tentative terhadap pelaksanaan penguatan SIDa dengan mengacu pada capaian indikator-indikator
input, output, dan outcome.
i. Melaporkan hasil pelaksanaan penguatan SIDa;
Kepala daerah melaporkan pelaksanaan, penguatan SIDa di daerahnya kepada Menteri Riset dan
Teknologi melalui Kementerian Dalam Negeri.
4. Penetapan Tema/Bidang Prioritas SIDa
Sistem Inovasi Daerah merupakan salah satu pendekatan pembangunan dengan cara yang
holistik dan sistematis. Sebagai sebuah cara pendekatan Sistem Inovasi Daerah merupakan objek
pembangunan yang akan diusung. Oleh karena itu diperlukan adanya bidang prioritas pembangunan
daerah yang fokus.
Bidang prioritas pembangunan tidak identik dengan sektor pembangunan, walaupun dalam
pengembangannya bidang prioritas memerlukan sektor unggulan sebagai penarik (lokomotif)
perekonomian daerah.
Dalam mementukan bidang prioritas yang hams menjadi bahan pertimbangan adalah:Bidang
prioritas tersebut sangat didukung oleh potensi sumberdaya yang dimiliki daerah;Sesuai dengan visi
pembangunan daerah;Disepakati oleh seluruh stakeholders daerah;Menjadi icon daerah (branding
daerah).
Untuk menentukan bidang prioritas diperlukan beberapa kegiatan sebagai berikut:Melakukan
analisis objektif potensi ekonomi daerah; Melakukan analisis subjektif potensi ekonomi daerah;
Melakukan diskusi partisipatif penentuan bidang prioritas daerah; Menetapkan bidang prioritas daerah.
5. Roadmap Penguatan SIDa
Roadmap penguatan SIDa ditujukan untuk menentukan arah dan memberikan suatu konteks
perencanaan, pendekatan jangka panjang, menentukan prioritas penggunaan sumberdaya secara efisien,
dalam rangka meningkatkan daya saing daerah.Dalam menjalankan penugasan dari gubernur ataupun
bupati/walikota, tim koordinasi menyusun roadmap penguatan SIDa yang didalamnya terdiri
dari:Kondisi SIDa saat ini;Tantangan dan peluang SIDa;Kondisi SIDa yang akan dicapai;Arah
kebijakan dan sbategi penguatan SIDa;Fokus dan program prioritas SIDa;Rencana aksi penguatan
SIDa.Roadmap penguatan SIDa hams dapat mengakomodasi seluruh program dan kegiatan yang
didanai dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanj a daerah provinsi,
anggaran pendapatan dan belanja kabupaten/kota dan lain-lain pendapatan yang sah dan tidak mengikat.
Tim koordinasi hams mengintegrasikan roadmap penguatan SIDa yang telah disusun ke dalam
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Apabila peraturan darah yang
mengatur RPJMD sudah ditetapkan, maka pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota hams
melakukan perubahan peraturan daerah yang mengatur tentang RPJMD.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

795

ISBN: 978-979-3775-55-5

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

6. Sinkronisasi, Harmonisasi Dan Sinergi Kebijakan Terkait Penguatan SIDa
Sinkronisasi, harmonisasi, dan sinergi kebijakan terkait penguatan SIDa adalah agar tidak
terjadi tumpang tindih kebijakan terkait penguatan SIDa yang menjadikan kegiatan penguatan SIDa
menjadi tidak menentu arahnya. Untuk itu, tahapan kegiatan yang harus dilakukan adalah:Inventarisasi
peraturan dan kebijakan pusat dan daerah terkait penguatan SIDa (menghambat, mendukung, peraturan
yang belum ada); Petakan peraturan/kebijakan yang ada terkait penguatan SIDa; Analisis peraturan dan
kebijakan; Rancangan peraturan/kebijakan yang dapat disinkronisasikan, diharmonisasikan dan
disinergikan; Mengusulkan dan merekomendasikan pencabutan, perubahan maupun pembuatan
peraturan kebijakan daerah.

PENUTUP
Rencana aksi penguatan SIDa berdasarkan roadmap penguatan SIDa yang sudah disusun, harus
diintegrasikan ke dalam dokumen RKPD.Apabila peraturan daerah yang mengatur RKPD sudah
ditetapkan, maka harus melakukan perubahan peraturan daerah yang mengatur tentang RKPD.

DAFTAR PUSTAKA
Nurlaela, Rahmawati dan Celviana, 2009,Training For Clidren Enterprenuership Droupouts In Trucuk
Vilage Resources Disbict Klaten. International Confrence SMEs Empowerment: Rhetoric and
Reality Fakultas Ekonomi UKSW Salatiga
Rahmawati, Nurlaela dan Sahid, 2009,Inovative Nethod Response to Tecnological Fit Training Needs
Designing Batik at Weave Fasten to Impecunious Sosiety in Bayat Klaten. Fifth Internasional
Conference di Kuala Global Academy Of Business & Economic Research Lumpur, Malaysia.
Rahmawati dan Nurlaela, 2009, Model of Enterprenuership Training in Tecnological Weave Fasten
Shategi to Improve Business Performen in Jabakan Bayat Klaten, The 1st Indonesia
International Confrence on Inovation Enterpreneurship, and Small Businness ICIES, ITB,
Bandung.
Soenarto, Rahmawati dan Nurlaela. 2010.Model Of Enterpreneur Efforts For Improving Performance
Of Bamboo Cramftsman Handy Craff Withh Batik Design In Vilagge Sumber Trucuk Klaten
District.International Conference ON VTET Research and Networking SEAMEO
VOCTECCH The Risqun International Hotel, Brunei Darusssalam.
Santosa, Puji. Kurnia L. Dan Wibowo M.S. 2012. Strategi inovasi daerah (SID) Kabupaten Wonogiri
tahun 2011-2015.Inisiasi.Vol 1 no 1 Desember.
Santosa, Urip. Peranan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dalam Percepatan Pembangunan Daerah.
file:///C:/Users/Axioo/Documents/Peranan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
Taufik, Tatang. 2005. Pengembangan Sistem Inovasi Daerah: Perspektif Kebijakan".
file:///C:/Users/Axioo/Documents/Bab%208%20-0Strategi%20Inovasi%20Daerah.htm.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

796