PROS Ika Noviawati, Intiyas U Pengaruh Locus of Control fulltext

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KEADILAN DISTRIBUTIF,
KEADILAN PROSEDURAL, DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN
Ika Noviawati
Universitas Kristen Satya Wacana
Intiyas Utami
Universitas Kristen Satya Wacana
intiyas@staff.uksw.edu
ABSTRAK
Budgeting is fundamental in management activities. However, in the preparation and
implementation do not always according to expectations. The negative behavior occur is
probably to budgetary slack. Many factors may affect budgetary slack. Locus of control,
distributive justice, procedural justice, and trust are an independent variable affecting
budgetary slack. This study aims to provide empirical evidence that budgetary slack is affected
by the independent variable. Samples were made to the division manager and section head of
PT. Apac Inti Corpora, Semarang.
Based on validity and reliability test variable declaration stating that all variables
valid and reliable. The results of multiple regression test showed that the locus of control and

procedural justice affect budgetary slack, but instead of distributive justice and trust does not
have an influence on budgetary slack. This research is expected to help the company understand
the causes and consequences factor budgetary slack in order to minimize the budgetary slack,
as well as to increase knowledge for academia.
Keywords: Locus of Control, Distributive Justice, Procedural Justice, Trust, Budgetary slack

PENDAHULUAN
Penganggaran adalah elemen penting dalam aktivitas manajemen. Anggaran bukan
hanya sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai alat koordinasi,
komunikasi, motivasi, dan evaluasi kinerja (Hansen dan Mowen 2006). Dalam penyusunan dan
pelaksanaan anggaran perlu melibatkan beberapa pihak, manajemen tingkat atas sampai
manajemen tingkat bawah (Hardiwinoto 2010). Anggaran biasa digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi kinerja karyawan. Hal ini menyebabkan karyawan berusaha untuk mendapat
penilaian yang baik dari atasan, dengan berusaha mencapai target anggaran. Akan tetapi tidak
semua anggaran yang telah direncanakan akan berjalan sesuai dengan dengan harapkan.
Perilaku negatif yang timbul karena adanya banyak pihak turut andil dalam penyusunan
anggaran serta resiko tidak tercapainya target anggaran adalah kecenderungan karyawan untuk
menciptakan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan karyawan dengan meninggikan
anggaran biaya operasi perusahaan atau menurunkan pendapatan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran berdasarkan

penelitian terdahulu. Partisipasi anggaran, asimetri informasi, locus of control, kewajaran
prosedural, kewajaran distributif, kepercayaan, komitmen tujuan anggaran, dan persepsi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1681

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

keadilan (Dunk 1993; Triana dkk., 2012; Maiga and Jacops 2007; Hardiwinoto 2010; Özer and
Yilmaz 2011). Teori yang dapat menjelaskan tentang senjangan anggaran dengan partisipasi
anggaran adalah teori keagenan. Dalam teori ini menjelaskan bahwa prinsipal dan agen
merupakan dua pelaku ekonomi yang berusaha memaksimalkan utility-nya masing-masing
(Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan anggaran merupakan hal yang penting karena berkaitan
dengan keabsahan anggaran manajemen dan berhubungan dengan perilaku akuntansi, tetapi
merupakan area yang sulit untuk dikendalikan, sehingga perlu untuk diteliti lebih lanjut.
Senjangan anggaran diduga dipengaruhi oleh locus of control, keadilan distributif, keadilan
prosedural, dan kepercayaan.
Locus of control merupakan keyakinan yang dimiliki karyawan dalam merencanakan

anggaran, karyawan dengan locus of control yang baik akan dapat menyusun anggaran dengan
tanggungjawab yang besar sehingga tidak mungkin timbul senjangan. Triana dkk., (2012)
membuktikan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Keadilan
dalam proses penganggaran juga penting. Keadilan dalam pendistribusian dan prosedur
anggaran disetiap divisi. Dengan distribusi anggaran yang sama dan sesuai kebutuhan
karyawan, karyawan merasa anggaran yang diterima sesuai yang diharapkan, sehingga tidak
akan melakukan senjangan. Penelitian Maiga dan Jacobs (2007) menunjukkan bahwa keadilan
distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan untuk
melakukan senjangan anggaran. Prosedur yang adil mampu mengurangi asimetri informasi
dalam proses penganggaran, yang dapat mengatasi senjangan anggaran. Didukung penelitian
Özer and Yilmaz (2011) bahwa keadilan prosedur dalam penganggaran mampu mengurangi
keinginan karyawan untuk melakukan senjangan.
Selain itu, perlu ditumbuhkan kepercayaan antara atasan dengan bawahan serta
diberikan keadilan yang sama antar karyawan untuk meningkatkan pertukaran informasi dalam
proses anggaran. Kepercayaan yang besar mampu mengurangi timbulnya senjangan anggaran
(Maria dan Nahartyo 2014). Dengan adanya locus of control yang baik, kepercayaan, dan
keadilan yang sama diharapkan mampu meminimalkan kecenderungan karyawan untuk
melakukan senjangan anggaran. Penelitian ini mengulas tentang senjangan anggaran yang
mungkin terjadi di perusahaan dengan menguji empat variabel: yaitu locus of control, keadilan
distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan. Persoalan penelitian untuk menguji lebih

dalam apakah locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural dan kepercayaan
berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Tujuan penelitian untuk memberikan bukti empiris bahwa senjangan anggaran timbul
karena adanya pengaruh dari locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan
kepercayaan. Manfaat penelitian ini untuk akademia, untuk memberikan kontribusi sebagai
literatur tambahan, pengembangan teori lebih tepatnya tentang akuntansi keperilakuan dan
managemen, serta sebagai media bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir,
menambah pengetahuan, dan untuk penulis sebagai wadah penerapan ilmu yang telah
dipelajari. Pengujian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh variabel
locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan
anggaran. Manfaat lain untuk perusahaan, sebagai bahan referensi dan masukan dalam
memahami faktor-faktor penyebab senjangan anggaran sehingga dapat meminimalkan dan/atau
mencegah terjadinya senjangan anggaran perusahaan.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1682

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

TELAAH TEORITIS
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi
(agency theory). Pemilik/ pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan manajemen sebagai
agen. Teori keagenan mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam
perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang
memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen
merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen
berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan oleh prinsipal.
Namun hubugan kegenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan
pemegang saham.
Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat
dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan
yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi
adalah muncul konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih
besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer
menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang
sebesar–besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.

Senjangan Anggaran
Senjangan secara umum diartikan sebagai sumber daya dan pengupayaaan aktivitas
yang tidak dapat dijustifikasi dengan mudah dalam bentuk kontribusinya pada tujuan organisasi
(March dalam Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan yang terjadi selama proses penyusunan
anggaran disebut senjangan anggaran. Senjangan anggaran didefinisikan sebagai perbedaan
antara anggaran yang dibuat dengan jumlah anggaran yang sebenarnya dibutuhkan untuk
operasi perusahaan dengan sumberdaya yang diajukan dalam anggaran. Menurut Dunk (1993)
senjangan merupakan suatu keadaan dimana perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang
tinggi dari yang seharusnya, biasanya dilakukan oleh manager dengan menaikkan biaya atau
menurunkan pendapatan. Pengertian lain senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah
anggaran yang diajukan oleh karyawan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi,
mungkin terjadi dikarenakan ketidakpastian lingkungan bisnis dimasa mendatang, atau
mungkin dengan sengaja dilakukan untuk kepentingan karyawan itu sendiri (Wang and Song
2012).
Locus of Control
Locus of control didefinisikan sebagai besarnya keyakinan karyawan terhadap
kemampuannya dalam menghadapi tantangan dalam bekerja tergantung pada dirinya sendiri
dan juga lingkungannya (Triana dkk,. 2012). Pello (2014) menjelasakan konsep locus of control
berkaitan dengan pembelajaran sosial, dan menjadi aspek yang penting dalam penelitian
tentang personaliti atau kepribadian seseorang.Pada variabel locus of control terdapat dua

kategori yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal
yaitu keyakinan sesesorang yang lebih didominasi oleh diri sendiri, bahwa individu yakin dapat
bertanggungjawab atas perilaku kerja mereka. Locus of control eksternal merupakan keyakinan
seseorang bahwa keberhasilan dan perilaku dalam bekerja dikarenakan faktor dari luar diri
mereka.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1683

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Keadilan Distributif

Keadilan distrubutif didefinisikan sebagai kesamaan atau keadilan berkaitan
dengan pendistribusiansumberdaya pada setiap karyawan, dimana karyawan menerima
distribusi sumberdaya untuk mendapatkan keseimbanganantara masukan dan keluaran
(Maiga and Jacobs 2007).Keadilan distributif merupakan turunan dari teori ekuitas

yang dikembangkan oleh Adams (1965), dimana teori ini menjelaskan bahwa seseorang
cenderung untuk menilai status sosial mereka dengan penghasilan seperti rewards dan
sumberdaya yang mereka terima (Maria dan Nahartyo 2014). Sumberdaya yang
dimaksud mencakup masalah anggaran, penggajian, promosi, maupun pemecatan
Keadilan Prosedural
Keadilan prosedural didefinisikan kesamaan terhadap prosedur maupun proses yang
digunakan untuk membuat keputusan anggaran oleh anggota organisasi. Özer dan Yilmaz
(2011) menyatakan bahwa persepsi keadilan prosedur adalah persepsi terhadap proses
pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang sepenuhnya adil. Dalam hal ini, proses yang
adil menjadi norma yang diterima umum terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun
dalam konteks proses pengambilan keputusan organisasi. Karyawan akan menerima keputusan
apapun apabila dalam proses pengambilan keputusan dilaksanakan secara adil, kesamaan dalam
metode, proses, dan tata cara perencanaan anggaran.
Kepercayaan
Kepercayaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk peka pada tindakan
yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa keyakinan dan
tanggungjawab (Hardiwinoto 2010). Keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan
memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan. Kepercayaan merupakan
pondasi penting untuk kesuksesan antara atasan dan bawahan, juga sebagai arah menentukan
pilihan yang tersedia (Maria dan Nahartyo 2014). Kepercayaan merupakan kondisi mental yang

didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosial seseorang.

Perumusan hipotesis
Locus of Control dengan Senjangan Anggaran
Locus of control merupakan karakteristik kepribadian karyawan dalam mengendalikan
anggaran yang akan direncanakan. Seorang karyawan dengan locus of control yang baik, akan
merasa bahwa dirinya memiliki keyakinan untuk dapat merencanakan dan menyusun anggaran
dengan baik agar dapat mencapai tujuan anggaran sehingga tidak akan melakukan senjangan
anggaran. Namun jika karyawan memiliki locus of control yang kurang baik, maka karyawan
tersebut bisa saja melakukan senjangan. Hal ini karena adanya dorongan untuk dapat mencapai
target anggaran, serta untuk mendapat penilaian yang baik dari atasan.
Penelitian Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) menjelaskan bahwa locus of control
tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran karena para manajer berkeyakinan mampu
mengendalikan diri mereka jika dihadapkan dengan anggaran sehingga tidak akan terjadi
senjangan anggaran. Dari uraian di atas, peneliti membuat hipotesis:
H1 : Locus of control berpengaruh terhadap senjangan anggaran.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana


1684

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Keadilan Distributif dengan Senjangan Anggaran
Keadilan distributif mengarah pada keadilan dari tingkat atas sampai bawah, sehingga
setiap anggota organisasi merasa menerima sumberdaya yang layak. Jika seorang karyawan
mendapatkan sumberdaya yang tidak sesuai harapan, tidak menutup kemungkinan karyawan
tersebut akan melebihkan anggaran. Keadilan distributif merupakan proporsionalitas yang
artinya karyawan merasa cukup adil dalam menerima anggaran dan telah sesuai dengan
kebutuhan. Dengan distribusi anggaran secara tepat dan adil yang diberikan kepada setiap
karyawan, karyawan merasa anggaran yang diterima sesuai harapan dan berkeyakinan mampu
mencapai tujuan anggaran sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya senjangan anggaran.
Sebaliknya, jika distribusi anggaran tidak adil dan tidak sesuai kebutuhan karyawan, maka
karyawan akan cenderung melakukan senjangan demi memenuhi kebutuhan anggaran.
Penelitian Maiga dan Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014) menunjukkan bahwa
keadilan distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan
untuk melakukan senjangan anggaran, hal ini karena karyawan berkeyakinan dan percaya
bahwa anggaran yang diterima sudah layak sehingga karyawan berkomitmen akan mencapai

target anggaran dengan baik .Dari penjelasan di atas dapat ditarik hipotesis hubungan sebagai
berikut:
H2 : Keadilan distributif berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Keadilan Prosedural dengan Senjangan Anggaran
Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan prosedur dan tata cara pengambilan
keputusan. Berkaitan dengan persepsi karyawan kesamaan prosedural yang diterapkan dalam
semua alokasi sumber daya, serta memungkinkan karyawan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan. Persepsi tentang keadilan prosedural berkaitan dengan atasan atau
pembuat keputusan. Dengan diberikannya prosedur dan tata cara yang sama pada setiap bagian
perusahaan, kinerja karyawan dalam penyusunan anggaran akan lebih baik dan pengaruh
karyawan untuk melakukan senjangan anggaran akan menurun.
Özer dan Yilmaz (2011) menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh negatif
terhadap senjangan anggaran, hal ini karena keadilan prosedural sebagai mediator iklim kerja
yang etis serta keefektifan pengendalian anggaran yang baik pada perusahaan sehingga
menurunkan terjadinya senjangan anggaran. Berdasarkan penjelasan di atas ditarik hipotesis
sebagai berikut:
H3 : Keadilan prosedural berpengaruh terhadap senjangan anggaran
Kepercayaan dengan Senjangan Anggaran
Kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang melakukan
hubungan tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Kepercayaan terjadi ketika atasan yakin dengan kemampuan dari bawahannya yang
dipercaya. Dalam penyusunan anggaran yang dilakukan oleh karyawan perlu diberikan
kepercayaan sepenuhnya oleh atasan. Semakin besar kepercayaan yang diberikan, maka dapat
meminimalkan senjangan anggaran.
Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan bahwa kepercayaan bawahan terhadap atasan
dapat meminimalisasi kecenderungan bawahan dalam melakukan senjangan anggaran. Karena
karyawan merasa kepercayaan atasan penting dalam proses penganggaran. Dengan penjelasan
di atas rumusan hipotesis sebagai berikut:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1685

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

H4 : Kepercayaan berpengaruh terhadap senjangan anggaran
Berdasarkan pengembangan hipotesis-hipotesis di atas, maka dapat dibuat model
penelitian adalah sebagai berikut:
Variabel independen

Locus of control

(X1)

Keadilan distributif (X2)

H1
Variabel dependen
H2

SenjanganAnggaran(Y)
H3

Keadilan prosedural (X3)

Kepercayaan

(X4)

H4

Gambar 1
Model penelitian
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Peneitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Apac Inti Corpora sebuah perusahaan garment di
Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Apac Inti
Corpora. Sampel dilakukan kepada para karyawan (manager dan section head) yang diberikan
wewenang untuk ikut terlibat dalam menyusun anggaran perusahaan manufaktur tersebut.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dependen
Senjangan anggaran merupakan perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik
(Triana dkk., 2012), sebagai selisih alokasi sumber daya yang sengaja dibuat karyawan
dipergunakan untuk kepentingan sendiri. Senjangan anggaran diciptakan agar bawahan lebih
mudah mencapai target anggaran perusahaan (Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan anggaran
diukur dengan empat indikator.
Variabel independen
Locus of control merupakan keyakinan karyawan pada kemampuannya dalam
menghadapi tantangan yang berkaitan dengan anggaran (Triana dkk., 2012). Locus of control
diukur dengan sebelas indikator untuk mengukur kepribadian karyawan. Tujuh indikator untuk
mengukur locus of control internal dan empat indikator untuk mengukur locus of control
eksternal. Semakin tinggi skor, maka karyawan cenderung memiliki locus of control internal,
dan semakin rendah skor cenderung memiliki locus of control eksternal.
Keadilan distributif merupakan teori proposionalitas distribusi anggaran untuk
kegiatan perusahaan, diukur dengan menggunakan tanggapan manajer pada lima indikator.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1686

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Skala dikembangkan untuk digunakan dalam lingkungan penganggaran dan menilai berbagai
perbandingan basis (kebutuhan, harapan, dan apa yang pantas) bahwa para manajer dapat
menggunakan ketika menilai keadilan distributif (Hardiwinoto 2010). Keadilan distributif
diukur dengan lima indikator.
Keadilan prosedural merupakan persamaan dalam prosedur maupun tata cara dalam
penganggaran, dinilai menggunakan tanggapan terhadap keadilan prosedural pada perusahaan.
Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan proses yang adil menjadi norma yang diterima umum
terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun dalam konteks proses pengambilan
keputusan organisasi. Keadilan prosedural diukur dengan delapan indikator.
Kepercayaan merupakan suatu kepasrahan yang didalamnya terdapat unsur keyakinan
dan kejujuran terhadap orang lain. Dimana kepercayaan merupakan suatu hal yang penting
dalam penganggaran, sangat tidak mungkin bahwa seorang atasan yang tidak dipercaya oleh
bawahannya bisa berhasil mencapai komitmen tujuan perusahaan (Hardiwinoto 2010).
Kepercayaan diukur dengan empat indikator untuk mengukur kepercayaan dan keyakinan
karyawan.
Sumber Data dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara
survey dan membagikan kuesioner kepada para responden yaitu para karyawan (manager dan
section head) PT Apac Inti Corpora yang diberikan wewenang untuk terlibat dalam menyusun
anggaran (Triana dkk., 2012).
Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dengan metode kuesioner, yang dibagikan kepada karyawan yang
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Kuisioner yang disebar sebanyak 60 kuisioner, dan
yang dapat diolah sebanyak 46 kuisioner. Variabel diukur dengan instrumen yang terdiri dari
pernyataan dengan instrumen berskala Likert 1 sampai 5 dari sangat tidak setuju sampai sangat
setuju. Pengujian kualitas instrumen penelitian dengan uji validitas yang bertujuan untuk
menguji apakah variabel-variabel tersebut sah serta uji reliabilitas bertujuan untuk menguji
apakah variabel tersebut handal dan dapat dipercaya. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara dua variabel
atau lebih, serta menunjukkan arah hubungan variabel independen dan dependen (Ghozali
2011).
ANALISIS DATA
Analisis Deskriptif
Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik
responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, jabatan sekarang, pendidikan terakhir, dan usia
responden sesuai dengan tabel 1.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1687

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Tabel 1
Karakteristik Responden
Berdasarkan
Jabatan Sekarang

Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir

Usia Responden

Jumlah

Prosentase

Manager

16

35%

Section Head

30

65%

Pria

41

89%

Wanita

5

11%

SLTA

13

28%

D3

11

24%

S1

20

43%

S2

2

4%

51 tahun

2

4%

Sumber data: Data primer yang diolah, 2014

Tabel di atas menunjukkan responden yang terlibat dalam menyusun anggaran
berdasarkan jabatan responden sekarang. 65 persen menjabat sebagai section head dan
35persen menjabat sebagai manager. Karakteristik para responden berdasarkan jenis
kelamin. Prosentase responden pria 89persen dan sisanya 11persen adalah responden
wanita. Hal ini menunjukkan bahwa posisi karyawan (manager dansection head)
didominasi gender pria. Karakteristik ketiga pendidikan terakhir para responden.
43persen lulusan sarjana, 28persen lulusan sekolah menengah atas, 24persen lulusan
diploma, dan sisanya 4persen lulusan magister. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan
sarjana mendominasi para responden. Karakteristik responden berdasarkan usia.
67persen berusia 41-50 tahun, 26 persen berusia 31-40 tahun, dan sisanya 2 persen
berusia dibawah 30tahun dan 4 persen di atas 51 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
para responden berusia matang.
Statistik Deskriptif
Variabel dalam penelitian dideskripsikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel
Locus of Control

N
46

Mean
3,7
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1688

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Keadilan Distributif
Keadilan Prosedural
Kepercayaan
Senjangan Anggaran

46
46
46
46

Sumber data: Data
primer
yang
diolah, 2014

3,8
3,7
3,7
3,9

Keterangan
:
Tetapan interval adalah ((5-1)/ 2) = 2, dikategorikan rendah bila skor rata-rata antara12,9 dan kategori tinggi bila skor rata-rata 3-5.
Tabel menunjukkan jumlah responden sebanyak 46 orang. Locus of control dengan
rata-rata 3,7, termasuk dalam kategori tinggi artinya karyawan cenderung memiliki locus of
control internal. Keadilan distributif dengan rata-rata 3,8, termasuk kategori tinggi artinya
karyawan sudah mendapatkan keadilan distributif yang tinggi. Keadilan prosedural dengan
rata-rata 3,7, termasuk kategori tinggi artinya karyawan sudah mendapatkan keadilan dalam
prosedur anggaran. Kepercayaan dengan rata-rata 3,7, termasuk kategori tinggi artinya
karyawan merasa sudah mendapatkan kepercayaan tinggi. Senjangan anggaran rata-rata 3,9,
termasuk kategori tinggi artinya karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran.

Uji Validitas Variabel
Pengujian
validitas
menggunakan
metode
product
moment
correlations(pearson correlations). Pengujian dilakukan terhadap 32 item pernyataan.
Berdasarkan hasil uji validitas pada pearson correlations terdapat tanda flag significant
correlations danprobabilitas signifikansemua indikator diketahui dibawah 0,05
(terlampir pada tabel 2), sehingga pernyataan variabel semuanya valid/sahih.
Uji Reliabilitas Variabel
Uji reliabilitas menggunakan cronbach's alpha, dan menghasilkandata seperti
tabel 3 berikut ini:

Variabel

Tabel 4
Uji Realibitas Data
Cronbach's Alpha

Realibilitas

Locus of Control

0,712

Reliabel

Keadilan Distributif

0,829

Reliabel

Keadilan Prosedural

0,889

Reliabel

Kepercayaan

0,721

Reliabel

Senjangan Anggaran

0,708

Reliabel

Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Dari tabel di atas menunjukkan reliabilitas masing-masing variabel. Locus of
control dengan cronbach’s alpha 0,712, keadilan distributif dengan cronbach’s alpha
0,829, keadilan prosedural dengan cronbach’s alpha 0,889, kepercayaan dengan
cronbach’s alpha 0,721, dan senjangan anggaran dengan cronbach’s alpha 0,708.
Semua variabel dinyatakan reliabel/handal karena cronbach’s alpha lebih besar dari
0,6.
Pengujian Hipotesis dan Hasil

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1689

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Dinyatakan
berpengaruh jika variabel memiliki thitung lebih besar dari ttabel (2,015) dan signifikansi di bawah
0,05, sebaliknya dinyatakan tidak berpengaruh jika variabel memiliki thitung lebih kecil dari ttabel
(2,015) dan signifikansi di atas 0,05. Hasil pengolahan uji regresi berganda dapat di lihat pada
tabel 5.
Tabel 5
Uji Regresi Berganda
Variabel

Unstandardized
Coefficients B

Nilai t

Sig.

(Constant)

8,199

2,524

0,016

Locus of Control

0,174

2,994

0,005

Keadilan Distributif

-0,171

-1,293

0,203

Keadilan Prosedural

0,185

2,164

0,036

Kepercayaan

-0,105

-0,640

0,526

Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Hasil dari uji regresi berganda menunjukkan locus of control dengan thitung (2,994),
signifikansi sebesar0,005, dan hasil koefisien (b) 0,174. Keadilan distributif dengan t hitung (1,293), signifikansi sebesar 0,203, dan hasil koefisien (b) -0,171. Keadilan prosedural dengan
thitung (2,164), signifikansi0,036, dan hasil koefisien (b) 0,185. Kepercayaan dengan thitung (0,640), signifikansi sebesar 0,526, hasil koefisien (b) -0,108. Dari hasil di atas, menunjukkan
bahwa variabel yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran adalah locus of contol dan
keadilan prosedural. Sedangkan keadilan distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh
terhadap senjangan anggaran.
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis yang pertama terbukti, locus of control berpengaruh terhadap
senjangan anggaran. Hal ini menjelaskan bahwa ternyata karyawan memiliki locus of control
yang kurang baik, artinya karyawan tidak mempunyai keyakinan untuk dapat menyusun
anggaran perusahaan dan melaksanakan target anggaran dengan baik, sehingga melakukan
senjangan anggaran untuk dapat mencapai anggaran yang ditetapkan perusahaan. Tujuan lain
karyawan yang melakukan senjangan anggaran adalah untuk kepentingan sendiri sebagai
pencitraan agar karyawan dinilai mampu mencapai target anggaran.
Hasil pengujian ini berbeda dengan Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) yang
menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran karena
karyawan mempunyai keyakinan mampu mengendalikan dirinya jika dihadapkan dengan
anggaran, sehingga karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran. Setiap individu
dengan locus of control yang baik akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, karena
apapun hasil dari pekerjaannya entah baik atau buruk mereka akan bertanggungjawab atas
kinerjanya tersebut, sehingga dalam hal ini setiap individu tidak akan melakukan senjangan
anggaran.
Pengujian hipotesis kedua tidak terbukti, menunjukkan keadilan distributif tidak
berpengaruh terhadap senjangan. Nilai koefisien keadilan distributif bernilai negatif, artinya
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1690

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

semakin tinggi keadilan yang diberikan atasan, maka senjangan yang timbul akan menurun.
Hasil ini menjelaskan bahwa karyawan tidak akan melebihkan aggaran karena atasan mereka
sudah memberikan distribusi anggaran yang baik serta proposionalitas anggaran yang sama,
sehingga karyawan merasa bahwa dirinya mendapatkan keadilan. Dengan keadilan distributif
karyawan akan bekerja dengan sebaik-baiknya, mampu mencapai tujuan perusahaan tanpa
melakukan senjangan anggaran.
Penelitian ini sejalan dengan Maiga and Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014).
Hasil penelitian mereka menjelaskan pentingnya memahami partisipasi anggaran dalam
meningkatkan keadilan distributif yang pada gilirannya diharapkan dapat menciptakan
kepercayaan yang mengarah ke komitmen tujuan anggaran yang akhirnya mengurangi
kecenderungan untuk menciptakan senjangan.
Pengujian hipotesis ketiga terbukti, menunjukkan keadilan prosedural berpengaruh
terhadap senjangan anggaran. Pengujian ini menjelaskan bahwa prosedur atau tata cara dalam
anggaran mampu mempengaruhi anggaran. Hal ini dimungkinkan karena prosedur yang
diberikan kurang adil pada setiap divisi, sehingga dapat menimbulkan senjangan. Selain itu,
prosedur yang tidak sama bisa menyebabkan kekeliruan dalam mengambil keputusan anggaran,
kekeliruan ini dapat menghambat tujuan perusahaan dan untuk dapat mencapai tujuan
perusahaan, karyawan bisa saja melakukan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan untuk
memenuhi target anggaran yang ditetapkan perusahaan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan Özer and Yilmaz (2011) yang menjelaskan bahwa
keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Hal ini karena persepsi
keadilan prosedural sebagai variabel mediator mampu meningkatkan iklim kerja yang etis serta
dapat melaksanakan keefektifan dalam pengendalian anggaran yang baik pada perusahaan
sehingga menurunkan terjadinya senjangan anggaran.
Pengujian hipotesis keempat tidak terbukti, menunjukkan variabel kepercayaan tidak
berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Nilai koefisien kepercayaan bernilai negatif, artinya
semakin tinggi kepercayaan yang diberikan, maka senjangan semakin menurun. Kepercayaan
merupakan suatu keyakinan dan keterbukaan antar karyawan, sehingga dapat saling bertukar
informasi secara baik. Kepercayaan terhadap kemampuan karyawan, percaya bahwa karyawan
mampu menyusun anggaran dan melaksanakan tugas anggaran dengan baik. Semakin tinggi
tingkat kepercayaan atasan dan bawahan maka akan meminimalisasi terjadinya senjangan
anggaran.
Hal ini sejalan dengan penelitian Hardiwinoto (2010); Maria dan Nahartyo (2014) yang
menyatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap atasan akan lebih
sedikit melakukan senjangan anggaran jika dibandingkan dengan individu yang memiliki
kepercayaan yang rendah terhadap atasan karena bawahan telah berpartisipasi menyusun
anggaran dengan sebaiknya dan mendapat kepercayaan yang besar dari atasan. Kepercayaan
timbul karena adanya keadilan yang diberikan atasan, sehingga karyawan merasa mampu untuk
mencapai komitmen tujuan anggaran.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1691

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan, keterbatasan dan
saran sebagai berikut:
Kesimpulan
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control, keadilan distributif,
keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan anggaran yang dilaksanakn di PT
Apac Inti Corpora. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi sebagai literatur tambahan
untuk akademia, serta dapat membantu mengatasi senjangan anggaran yang mungkin terjadi
sehingga mengurangi dampak negatif timbulnya senjangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel locus of control dan keadilan prosedural
berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Karyawan yang bekerja di perusahaan ternyata
memiliki locus of control yang kurang baik. Artinya karyawan kurang berkeyakinan untuk
dapat mencapai target anggaran, sehingga melakukan senjangan anggaran. Selain itu, prosedur
anggaran yang diberikan perusahaan belum dirasa adil oleh karyawan, sehingga karyawan
merasa perlu melakukan senjangan aggaran untuk mengantisipasi bila target anggaran tidak
tercapai. Sedangkan variabel keadilan distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh terhadap
senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah mendapatkan
distribusi anggaran yang adil dari perusahaan serta diberikan kepercayaan yang besar oleh
atasan, sehingga karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran.
Keterbatasan
Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan. Dengan menggunakan
kuisioner dan diserahkan pada personalia PT. Apac Inti Corpora, penulis tidak dapat melakukan
wawancara langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi tambahan. Karena tidak
bertemu langsung dengan responden, penulis tidak bisa memastikan bahwa yang mengisi
kuisioner adalah karyawan yang bersangkutan.
Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan kuisioner
yang lebih baik, dan dapat wawancara dengan responden langsung untuk dapat menambah
informasi, mengembangkan perspektif penelitian dengan objek lain, mengembangkan model
penelitian, sehingga lebih dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi senjangan
anggaran. Untuk perusahaan, agar lebih memonitor serta memperhatikan pihak-pihak yang
terlibat dalam penyusunan anggaran. Atasan dapat memilih karyawan dengan locus of control
yang baik, atau bila perlu karyawan diberikan motivasi atau dorongan agar berkeyakinan
mampu merencanakan anggaran dengan baik, yang bertujuan untuk meminimalisasi timbul
senjangan anggaran. Selain itu, memperbaiki prosedur anggaran mungkin perlu untuk
dilakukan agar senjangan dapat diantisipasi, serta pentinganya meningkatkan keadilan
prosedural dalam perencanaan dan penyusunan anggaran.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1692

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Drs.M.Com.(hons,), Akt.Ph.D. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good
Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori
Keagenan). Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar Universitas Diponegoro.
Dunk, A. S. 1993. The Effect Of Budget Emphasis And Information Asymetry On The Relation
Between Budgetary Participation And Slack. The Accounting Review, volume 68 (2):
400-410
Erfan, A. 2013. Pengaruh Persepsi Keadilan Prosedur, Efektifitas Pegendalian Anggaran
&Iklim Kerja Etis Terhadap Kecederugan Melakukan Budgetary Slack Pada
Organisasi Publik. Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hansen, D dan Mowen, M. 2006. Management Accounting. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Hardiwinoto. 2010. Analisis Partisipasi Anggaran Terhadap Budget Slack: Persepsi Kewajaran
Prosedural Dan Distributif, Kepercayaan Manajerial, Dan Komitmen Tujuan
Anggaran Sebagai Faktor Intervening. Maksimum, volume 1 (1): 1-14.
Ikhsan, A. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jensen, M and Mekling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and
Ownership Structure. Journal of Financial Economics, volum 3(4): 305-360.
Maiga, A. S and Jacobs, F. A. β007. Budget Participation’s Influence on Budget Slack: The
Role Of Fairness Perceptions, Trust, And Goal Commitment. Journal of Applied
Management Accounting Research, volume 5 (1): 39-58.
Maria, D dan Ertambang, N. 2014. Influence Of Fairness Perception And Trust On Budgetary
Slack: Study Experiment On Participatory Budgeting Contex. Simposium Nasional
Akuntansi XV, Banjarmasin.
Mas’ud, F. β00ζ. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Universitas
Diponegoro.
Özer, G and Emine, Y. 2011. Effects of Procedural Justice Perception, Budgetary Control
Effectiveness and Ethical Work Climate on Propensity to Create Budgetary Slack.
Business and Economics Research Journal, volume 2 (4): 1-18.
Pello, E. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Locus Of Control Pada Hubungan Antara
Penganggaran Partisipatif Dengan Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, volume 6 (2): 287-305.
Putranto, Y.A. 2012. Pengaruh Moderasi Informasi Asimetri Dan Group Cohesiveness
Terhadap Hubungan Partisipasi Penganggaran Dengan Budgetary Slack. Jurnal
Economia, volume 8 (2): 116-126.
R. Nanda H.A. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Dengan Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating.
Universitas Diponegoro.
Santoso, S. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1693

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Sinaga, M.T. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan
Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi. (diunduh 24
Oktober 2013).
Tjahyanti, R. D. 2004. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi,
Keterlibatan Kerja, Dan KetidakPastian Lingkungan Terhadap Senjangan Anggaran.
Tesis Akuntansi Universitas Diponegoro
Triana, M. dkk. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Dan Locus Of Control
Terhadap Slack Anggaran (Survei Terhadap Hotel Berbintang Di Kota Jambi). EJurnal Binar Akuntansi (1): 51-61.
Wang, D dan Jianbo S. 2012. Is budget slack immoral?. Renmin University of China.
______________. 2013. Measuring The Spread Of Budget Slack. Renmin University of China.
Wijaya, T. 2012. Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20. Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka.

Lampiran Pernyataan Kuisioner
Locus of Control
STS

Pernyataan


TS

N

S

Saya yakin mampu memberi kontribusi dalam
menyusun anggaran

 Saya yakin dapat menjadi seorang pemimpin
 Saya berhasil karena kerja keras sendiri
 Saya sukses karena kemampuan dan usaha saya


Saya dapat menetukan apa yang terjadi dalam
hidup saya



Kegagalan dan keberhasilan saya menyusun
anggaran tergantung pada diri saya



Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat
perbuatan saya sendiri



Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat
ketidak beruntungan



Saya merasa keefektifan saya dalam menyusun
anggaran ditentukan oleh senior saya



Kesuksesan saya dalam pekerjaan karena faktor
keberuntungan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1694

SS

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Tidak baik melakukan perencanaan terlalu jauh
 kedepan, karena mungkin banyak hal dapat
berubah

Keadilan Distributif

Pernyataan

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

 Divisi saya menerima anggaran yang layak
 Anggaran cukup mencerminkan kebutuhan
divisi saya
 Divisi saya mengharapkan anggaran yang
sesuai
 Anggaran yang ditetapkan sudah wajar
Supervisor saya menunjukkan perhatian dan
 kepekaan ketika mendiskusikan batasan
anggaran divisi saya
Keadilan Prosedural

Pernyataan
 Prosedur penganggaran diaplikasikan secara
konsisten dengan semua divisi
 Prosedur penganggaran diaplikasikan secara
konsisten sepanjang waktu
 Keputusan anggaran divisi saya berdasar
informasi yang akurat dan opini yang baik
 Saya mempunyai kesempatan untuk meninjau
prosedur penganggaran divisi saya
 Prosedur penganggaran saat ini sesuai standar
etika dan moralitas
Keputusan berkaitan dengan anggaran tidak
 pilih kasih antara divisi satu dengan yang
lainnya
 Prosedur penganggaran saat ini menunjukkan
perhatian pada semua divisi
Pembuat keputusan berkaitan dengan
 anggaran, menjelaskan dengan baik alokasi
anggaran divisi
Kepercayaan

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1695

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

Pernyataan



Saya sulit mempercayai orang lain dalam menyusun
anggaran



Saya dapat mempercayai karyawan
berpartisipasi karena rekomendasi atasan



Saya ragu untuk dapat mempercayai karyawan lain
dalam menyusun anggaran



Saya sangat percaya pada karyawan lain karena
kemampuannya

STS

TS

N

S

STS

TS

N

S

SS

untuk

Senjangan Anggaran

Pernyataan



Saya harus memonitor biaya pada divisi saya
secara hati-hati karena keterbatasan anggaran



Penyusunan anggaran divisi saya tidak memiliki
target khusus



Target anggaran tidak
peningkatan efisiensi



Target anggaran sulit untuk dicapai

bertujuan

untuk

Lampiran pengujian validitas
Tabel 3
Hasil Uji Validitas
Variabel

Pearson Correlations

Signifikan

Validitas

Keadilan Distributif

KD1
KD2
KD3
KD4
KD5

0,879**
0,863**
0,594**
0,771**
0,754**

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Keadilan Prosedural

KP1
KP2
KP3
KP4

0,803**
0,813**
0,729**
0,692**

0,000
0,000
0,000
0,000

Valid
Valid
Valid
Valid

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1696

SS

3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014

KP5
KP6
KP7
KP8

0,833**
0,837**
0,744**
0,691**

0,000
0,000
0,000
0,000

Valid
Valid
Valid
Valid

Kepercayaan

KCY 1
KCY2
KCY3
KCY4

0,765**
0,739**
0,625**
0,812**

0,000
0,000
0,000
0,000

Valid
Valid
Valid
Valid

Locus of Control

LOC1
LOC2
LOC3
LOC4
LOC5
LOC6
LOC7
LOC8
LOC9
LOC10
LOC11

0,539**
0,653**
0,629**
0,605**
0,340*
0,571**
0,583**
0,509**
0,418**
0,398**
0,454**

0,000
0,000
0,000
0,000
0,021
0,000
0,000
0,000
0,004
0,006
0,002

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Senjangan Anggaran

SA1
SA2
SA3
SA4

0,677**
0,716**
0,708**
0,755**

0,000
0,000
0,000
0,000

Valid
Valid
Valid
Valid

Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana

1697