Perbup Nilai Perolehan Air Tanah
BUPATI KERINCI
PERATURAN BUPATI KERINCI
NOMOR 19 TAHUN 2012
TENTANG
NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DI KABUPATEN KERINCI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KERINCI,
Menimbang
:
Mengingat
:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat (3)
Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Nilai
Perolehan Air Tanah di Kabupaten Kerinci;
1. Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958
tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun
1957 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra
Tingkat II dalam Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatera Tengah sebagai Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1643);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang
undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
1
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang
Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan
Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib
Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 153,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5179);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah ;
10. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Produk
Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci
Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Kerinci Nomor 6);
11. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci.
(Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2007 Nomor
15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci
Nomor 8 ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci
(Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2008
Nomor 6);
12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Kewenangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah
Kabupaten Kerinci Tahun 2008 Nomor 8);
13. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2011
Nomor 21);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN
BUPATI TENTANG NILAI PEROLEHAN AIR
TANAH DI KABUPATEN KERINCI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kerinci.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Kerinci.
2
3. Bupati adalah Bupati Kerinci.
4. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, yang
selanjutnya disebut Dinas PERINDAG DAN ESDM, adalah Dinas yang
salah satu Tupoksinya mengelola Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Kerinci.
5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, yang selanjutnya
disebut DPPKA, adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Kerinci.
6. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
8. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah,
9. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
dibawah permukaan tanah.
10. Volume pemakaian air tanah adalah jumlah besaran air tanah yang
diambil dan/atau dimanfaatkan yang dihitung dalam satuan meter kubik
(m³).
3
11. Harga dasar air tanah adalah harga air tanah per satuan meter kubik (m )
yang ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan dan/atau pemanfaatan
air tanah.
12. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
13. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan daerah.
14. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan usaha milik negara (BUMN), atau Badan usaha milik
daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
15. Niaga adalah setiap kegiatan yang menggunakan air tanah dengan sematamata bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
16. Industri adalah setiap kegiatan yang menggunakan air sebagai bahan
baku, yang produksi akhirnya berbentuk minuman.
17. PDAM Tirta Sakti adalah Perusahaan Daerah Air Minum milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Kerinci.
3
BAB II
DASAR PENGENAAN PAJAK AIR TANAH
Pasal 2
(1) Dasar pengenaan pajak air tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah.
(2) Nilai Perolehan Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam
rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh
faktor-faktor berikut :
a. jenis sumber air;
b. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;
c. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
d. kualitas air; dan
e. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan
dan/atau pemanfaatan air.
(3) Besarnya nilai perolehan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
Pasal 3
Tarif penggunaan pajak air tanah di kelompokkan berdasarkan 3 (tiga)
klasifikasi yaitu :
a. niaga;
b. industri;dan
c. PDAM Tirta Sakti.
BAB III
TARIF PAJAK
Pasal 4
(1) Tarif pajak air tanah ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).
(2) Penghitungan Besaran Pokok Pajak Air Tanah (BPPAT) yang terutang
dengan cara mengalikan tarif pajak sebesar 20% dengan NPA (volume
pemakaian air per meter kubik dan harga satuan) sebagaimana rumus
sebagai berikut :
BPPAT = NPA (volume x harga satuan) x 20%
BAB IV
VOLUME AIR
Pasal 5
(1) Volume air yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
berdasarkan catatan meter air dan/atau alat ukur lainnya.
(2) Meter air dan/atau alat ukur lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dipasang pada setiap tempat pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah.
4
Pasal 6
Volume air yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan
setiap bulan kalender.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kerinci.
.
Ditetapkan di Sungai Penuh
pada tanggal 19 Juli 2012
B UPA TI KE RINCI,
H. MURASMAN
5
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KERINCI
NOMOR 19 TAHUN 2012
TANGGAL 19 JULI 2012
TENTANG
BESARNYA NILAI PEROLEHAN AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN
PAJAK AIR TANAH
VOLUME AIR (m3) DAN NILAI PEROLEHAN AIR (Rp/m 3)
KELOMPOK
NO
< 51 m3
51 – 500
m3
501 –
1000 m3
1001 – 2500
m3
>2500 m3
1
Niaga
300
400
500
600
700
2
Industri
PDAM
2000
150
2500
150
3000
150
3500
150
4500
150
3
BU PATI K ER IN C I,
H. MURASMAN
6
PERATURAN BUPATI KERINCI
NOMOR 19 TAHUN 2012
TENTANG
NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DI KABUPATEN KERINCI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KERINCI,
Menimbang
:
Mengingat
:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat (3)
Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Nilai
Perolehan Air Tanah di Kabupaten Kerinci;
1. Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958
tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun
1957 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra
Tingkat II dalam Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I
Sumatera Tengah sebagai Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1643);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang
undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
1
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang
Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan
Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib
Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 153,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5179);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah ;
10. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Produk
Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci
Tahun 2007 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Kerinci Nomor 6);
11. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci.
(Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2007 Nomor
15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci
Nomor 8 ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci
(Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2008
Nomor 6);
12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Kewenangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah
Kabupaten Kerinci Tahun 2008 Nomor 8);
13. Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2011
Nomor 21);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN
BUPATI TENTANG NILAI PEROLEHAN AIR
TANAH DI KABUPATEN KERINCI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kerinci.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Kerinci.
2
3. Bupati adalah Bupati Kerinci.
4. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, yang
selanjutnya disebut Dinas PERINDAG DAN ESDM, adalah Dinas yang
salah satu Tupoksinya mengelola Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Kerinci.
5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, yang selanjutnya
disebut DPPKA, adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Kerinci.
6. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
8. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah,
9. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
dibawah permukaan tanah.
10. Volume pemakaian air tanah adalah jumlah besaran air tanah yang
diambil dan/atau dimanfaatkan yang dihitung dalam satuan meter kubik
(m³).
3
11. Harga dasar air tanah adalah harga air tanah per satuan meter kubik (m )
yang ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan dan/atau pemanfaatan
air tanah.
12. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
13. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan daerah.
14. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan usaha milik negara (BUMN), atau Badan usaha milik
daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
15. Niaga adalah setiap kegiatan yang menggunakan air tanah dengan sematamata bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
16. Industri adalah setiap kegiatan yang menggunakan air sebagai bahan
baku, yang produksi akhirnya berbentuk minuman.
17. PDAM Tirta Sakti adalah Perusahaan Daerah Air Minum milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Kerinci.
3
BAB II
DASAR PENGENAAN PAJAK AIR TANAH
Pasal 2
(1) Dasar pengenaan pajak air tanah adalah Nilai Perolehan Air Tanah.
(2) Nilai Perolehan Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam
rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh
faktor-faktor berikut :
a. jenis sumber air;
b. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;
c. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
d. kualitas air; dan
e. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan
dan/atau pemanfaatan air.
(3) Besarnya nilai perolehan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.
Pasal 3
Tarif penggunaan pajak air tanah di kelompokkan berdasarkan 3 (tiga)
klasifikasi yaitu :
a. niaga;
b. industri;dan
c. PDAM Tirta Sakti.
BAB III
TARIF PAJAK
Pasal 4
(1) Tarif pajak air tanah ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen).
(2) Penghitungan Besaran Pokok Pajak Air Tanah (BPPAT) yang terutang
dengan cara mengalikan tarif pajak sebesar 20% dengan NPA (volume
pemakaian air per meter kubik dan harga satuan) sebagaimana rumus
sebagai berikut :
BPPAT = NPA (volume x harga satuan) x 20%
BAB IV
VOLUME AIR
Pasal 5
(1) Volume air yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
berdasarkan catatan meter air dan/atau alat ukur lainnya.
(2) Meter air dan/atau alat ukur lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dipasang pada setiap tempat pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah.
4
Pasal 6
Volume air yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan
setiap bulan kalender.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kerinci.
.
Ditetapkan di Sungai Penuh
pada tanggal 19 Juli 2012
B UPA TI KE RINCI,
H. MURASMAN
5
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KERINCI
NOMOR 19 TAHUN 2012
TANGGAL 19 JULI 2012
TENTANG
BESARNYA NILAI PEROLEHAN AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN
PAJAK AIR TANAH
VOLUME AIR (m3) DAN NILAI PEROLEHAN AIR (Rp/m 3)
KELOMPOK
NO
< 51 m3
51 – 500
m3
501 –
1000 m3
1001 – 2500
m3
>2500 m3
1
Niaga
300
400
500
600
700
2
Industri
PDAM
2000
150
2500
150
3000
150
3500
150
4500
150
3
BU PATI K ER IN C I,
H. MURASMAN
6