Materi Revisi Anggaran Tahun 2017 Slide Revisi 2017

Integritas  Profesionalisme  Sinergi  Pelayanan  Kesempurnaan

1

1. Batasan Revisi
2. Ruang lingkup Revisi
3. Ketentuan-ketent uan baru revisi anggaran 2017
4. Perbaikan ketentuan revisi
5. Daftar revisi anggaran yang menjadi
kewenangan DJA & DJPB

2

 Revisi Anggaran dilakukan sepanjang tidak mengakibat kan pengurangan alokasi
anggaran terhadap:

 alokasi gaji dan t unjangan yang melekat pada gaji kecuali unt uk pemenuhan belanja
pegawai pada komponen 001 pada Satker yang sama dan/ atau unt uk pemenuhan alokasi gaji
dan t unjangan yang melekat pada gaji pada satker lain sepanjang pergeseran tersebut tidak
mengakibatkan pagu minus;


 pembayaran berbagait unggakan;
 Rupiah M urni Pendamping sepanjang paket pekerjaan masih berlanjut (on-going);
dan/ atau

 paket pekerjaan yang telah dikontrakkan dan/ atau direalisasikan dananya sehingga
dananya menjadi minus.

 Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang t idak mengubah target kinerja dengan
ketentuan sebagai berikut :






t idak mengubah sasaran Program;
t idak mengubah Keluaran (Out put ) kegiatan yang sudah terdapat realisasi anggaran;
t idak mengurangi volume Keluaran (Out put ); atau
tidak menyebabkan volume Keluaran ( Output ) yang telah ditetapkan menjadi tidak
tercapai.




Tidak dikenal adanya pagu minus dalam tahun berjalan:



Jika terdapat pagu minus, harus diselesaikan tahun it u dengan mekanisme reguler
3

Pagu
Bertambah
Pagu
Berkurang

Pagu Berubah
Pergeseran
dalam satu
Program


Pergeseran
dalam antar
Program

Revisi Anggaran

Pagu Tetap
Pergeseran
antar BA

Kewengangan
DJA dengan
persetujuan
DPR

Kesalahan
administrasi

Revisi
Administrasi


Perubahan rumusan
yang tidak terkait
dengan anggaran
Pemenuhan dalam
rangka pencairan
anggaran

4

DJA

 pergeseran anggaran dalam 1
(sat u) Keluaran (Out put ) yang
sama, dalam 1 (sat u) Kegiatan
yang sama, dan antar Satker
dalam w ilayah kerja
Kantor
Wilayah Direktorat
Jenderal

Perbendaharaan yang berbeda;

 pergeseran

anggaran
antar
Keluaran
(Out put ), dalam 1
(sat u) Kegiatan yang sama, dan
antar Satker dalam
wilayah
Kerja Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang
berbeda; atau

 pergeseran

anggaran
antar
Kegiatan dan antar Satker dalam

wilayah kerja Kantor Wilayah
Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan yang berbeda.

DJPB

 pergeseran anggaran dalam 1 (sat u)
Keluaran (Out put ) yang sama, dalam
1 (sat u) Kegiatan yang sama, dan
antar Satker;
 pergeseran
anggaran
antar
Keluaran (Output ), dalam 1 (satu)
Kegiatan yang sama, dan antar
Satker;
 pergeseran anggaran antar Kegiatan,
dalam 1 (sat u) Satker yang sama;
 pergeseran

anggaran
antar
Kegiatan dan antar Satker dalam
wilayah kerja
Kantor Wilayah
Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan.

5

penambahan atau pengurangan pagu anggaran, termasuk pergeseran
rincian anggarannya, meliput i:
 perubahan Anggaran Belanja Yang Bersumber Dari PNBP;

 perubahan anggaran belanja yang bersumber dari pinjaman/ hibah luar
negeri dan dalam negeri, termasuk pemberian pinjaman/ hibah;

 perubahan anggaran belanja yang bersumber dari SBSN, termasuk
penggunaan sisa dana penerbitan SBSN yang t idak terserap pada

tahun-tahun sebelumnya;

 perubahan anggaran belanja pemerintah pusat berupa pagu unt uk
pengesahan belanja yang bersumber dari pinjaman/ hibah luar negeri
yang telah closing dat e;

 perubahan anggaran belanja dan/ atau pembiayaan anggaran sebagai
akibat dari perubahan kurs, perubahan parameter,
kewajiban, dan/ atau pemenuhan kewajiban; dan/ atau

tambahan

 perubahan transfer ke daerah dan dana desa

6



pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN Pengelola Belanja
Lainnya) ke BA K/ L atau antar subbagian anggaran dalam Bagian Anggaran 999

(BA BUN);



pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama atau antar Program
dalam 1 (sat u) bagian anggaran yang bersumber dari rupiah murni unt uk
memenuhi kebut uhan Belanja Operasional;



pergeseran rincian anggaran unt uk Satker Badan Layanan Umum yang sumber
dananya berasal dari PNBP;



pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP yang berasal dari instansi
penghasil;




pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian sisa kewajiban pembayaran
Kegiatan/ proyek yang dibiayai melalui SBSN yang melewat i tahun anggaran
sesuai dengan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;



pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama atau antar Program
dalam 1 (sat u) bagian anggaran unt uk memenuhi kebut uhan Ineligible
Expenditure atas Kegiatan yang dibiayai dari pinjaman dan/ atau hibah luar
negeri;

7

 pergeseran anggaran antara Program lama dan Pogram baru dalam
rangka penyelesaian dokumen DIPA sepanjang telah diset ujui Dewan
Perwakilan Rakyat ;
 pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama dalam
rangka memenuhi kebut uhan selisih kurs;
 pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama dalam rangka


penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya;

 pergeseran anggaran pembayaran kewajiban utang sebagai dampak
dari perubahan komposisi inst rumen pembiayaan utang;
 pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) lokasi yang sama atau antar lokasi
dan/ atau antar kewenangan dalam rangka t ugas pembant uan, urusan
bersama, dan/ atau dekonsent rasi;
 pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor baru;
 pergeseran anggaran dalam rangka penanggulangan bencana;

8

 pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian put usan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht );

 pergeseran anggaran dalam rangka rekomposisi pendanaan antar tahun terkait
dengan
kegiatan kontrak tahun jamak;

 pergeseran anggaran dalam rangka penggunaan Sisa Anggaran Kontraktual atau
Sisa Anggaran Swakelola yang dilakukan dalam 1 (sat u) Program yang sama;

 pergeseran anggaran belanja sebagai akibat dari perubahan prioritas penggunaan
anggaran;

 penggunaan dana Keluaran (Output ) cadangan; dan/ atau
 pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama atau antar Program dalam
1 (sat u) bagian anggaran dalam rangka memenuhi penyelesaian kegiatan yang
ditunda sebagai akibat kebijakan penghematan anggaran tahun sebelumnya.

9

Tambahan ketentuan baru tata cara revisi anggaran TA 2017:

 pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama atau
ant ar Program dalam 1 (sat u) bagian anggaran dalam rangka
memenuhi penyelesaian kegiatan yang ditunda sebagai
akibat kebijakan penghematan anggaran t ahun sebelumnya
(Pasal 34);
 pergeseran anggaran belanja yang bersumber dari PNBP
yang berasal dari instansi penghasil (Pasal 18);
 penyampaian usul revisi oleh K/ L ke Dit jen Anggaran melalui
surat elektronik (Pasal 40);
 penyampaian usul revisi oleh K/ L ke Dit jen Perbendaharaan
melalui surat elektronik (Pasal 45).

10

(1) Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar Program dalam
1 (satu) bagian anggaran dalam rangka memenuhi penyelesaian kegiatan yang
ditunda sebagai akibat kebijakan penghematan anggaran tahun sebelumnya
merupakan pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian paket-paket pekerjaan
yang alokasi anggarannya sudah tercantum pada DIPA TA sebelumnya tetapi
pelaksanaannya hingga akhir tahun lalu ditunda seluruhnya atau sebagian.
(2) Pengajuan usulan revisi anggaran terkait penyelesaian kegiatan yang ditunda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri Keuangan
c.q. Direktur Jenderal Anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Paket-paket pekerjaan yang akan dilanjut kan pada t ahun berkenaan, alokasi anggarannya
t elah t ersedia pada DIPA t ahun lalu yang sebagian atau seluruh dananya diblokir ;
b. Paket-paket pekerjaan yang dilanjut kan pada t ahun berkenaan merupakan paket-paket
pekerjaan yang belum dapat diselesaikan t ahun sebelumnya sebagai dampak dari
kebijakan pemot ongan dan/ atau penghemat an anggaran t ahun sebelumnya, dan hal
t ersebut dinyatakan dalam surat pernyataan dari Sekretaris Jenderal/ Sekret aris Ut ama/
Sekret aris/ Pejabat Eselon I Kement erian/ Lembaga yang dilampiri dengan daft ar paketpaket pekerjaan per DIPA besert a alokasi anggaran yang dibut uhkan; dan/ at au

11

(3) Pergeseran anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama atau antar Program
dalam 1 (sat u) bagian anggaran dalam rangka penyelesaian paket-paket
pekerjaan yang pelaksanaannya hingga akhir tahun sebelumnya dit unda
seluruhnya atau sebagian, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mengurangi target volume Keluaran (Out put ) yang anggarannya digeser atau
dikurangi sebagai sumber dana;
(4) Pergeseran anggaran dalam rangka pelaksanaan paket-paket pekerjaan yang
dit unda dan belum dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mekanisme revisi anggaran sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan M enteri
ini dan batas akhir penerimaan usul revisi tanggal 30 April tahun berkenaan;
(5) Kementerian/ Lembaga wajib menyampaikan revisi terkait dengan pergeseran
anggaran dalam 1 (sat u) Program yang sama atau antar Program dalam 1
(sat u) bagian anggaran dalam rangka memenuhi penyelesaian kegiatan yang
dit unda sebagai akibat kebijakan penghematan anggaran tahun sebelumnya
kepada Komisi terkait di Dewan Perwakilan Rakyat paling lambat 10 hari
setelah penetapan revisi oleh Direktorat Jenderal Anggaran.

12

(1)

Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP yang
berasal dari instansi penghasil hanya dapat dilakukan oleh
kementerian/ lembaga yang menerapkan kebijakan
penggunaan PNBP secara terpusat .

(2)

Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP yang
berasal dari instansi penghasil sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan dalam 1 (sat u) Program yang sama dalam
1 (sat u) Bagian Anggaran (BA).

13

(1) Dalam rangka percepatan penyelesaian usul Revisi Anggaran ke Direktorat Jenderal Anggaran,
penyampaian surat usulan revisi beserta dokumen pendukung dapat disampaikan dalam bent uk dokumen
elekt ronik;
(2) Unt uk menjamin keut uhan, keabsahan, keaslian, serta kebenaran formil dan materiil atas dokumen
elekt ronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diamankan dengan menggunakan sistem
infrast rukt ur kunci publik yang disediakan oleh kementerian yang membidangi komunikasi dan informat ika;
(3) Dokumen elekt ronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan melalui alamat surat elekt ronik
(surel) revisidja@kemenkeu.go.id, dengan menggunakan alamat surel ber-domain .go.id. yang telah
terdaftar di database Direktorat Jenderal Anggaran;
(4) Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/ Sekretaris/ Pejabat Eselon I Kementerian/ Lembaga atau PPA BUN
bertanggung jawab atas keut uhan, keabsahan, keaslian, serta kebenaran formil dan materiil terhadap
segala sesuat u yang terkait dengan pengajuan usulan Revisi Anggaran yang diajukan kepada Direktorat
Jenderal Anggaran melalui surel;
(5) Dalam hal dokumen elektronik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) belum tersedia:

a. Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/ Sekretaris/ Pejabat Eselon I Kementerian/ Lembaga atau PPA BUN
dapat menyampaikan hasil pindaian dokumen pendukung melalui surel dan wajib menyampaikan
dokumen pendukung yang asli pada saat penelaahan dalam hal usul revisi memerlukan penelaahan;
b. Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/ Sekretaris/ Pejabat Eselon I Kementerian/ Lembaga atau PPA BUN
dapat menyampaikan hasil pindaian dokumen pendukung melalui surel dan wajib menyampaikan
dokumen pendukung yang asli pada saat dokumen dinyatakan lengkap dalam hal usul revisi t idak
memerlukan penelaahan.

14

(1) Dalam rangka percepatan penyelesaian usul Revisi Anggaran ke Direktorat
Jenderal Perbendahaaran, penyampaian surat usulan revisi beserta
dokumen pendukung, dapat disampaikan dalam bentuk dokumen
elektronik;
(2) Untuk menjamin keutuhan, keabsahan, keaslian, serta kebenaran formil
dan materiil atas dokumen elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus diamankan dengan menggunakan sistem infrastruktur kunci
publik yang disediakan oleh kementerian yang membidangi komunikasi
dan informatika;
(3) Dokumen elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
dengan menggunakan alamat surel kedinasan yang telah terdaftar di
database Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
(4) Alamat email Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Sulawesi Utara: kanwildjpbnsulut@kemenkeu.go.id;
(5) Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas keutuhan, keabsahan,
keaslian, serta kebenaran formil dan materiil terhadap segala sesuatu yang
terkait dengan pengajuan usulan Revisi Anggaran yang diajukan kepada
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui surel;
(6) Dalam hal dokumen elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
tersedia, Kuasa Pengguna Anggaran dapat menyampaikan scan dokumen
pendukung melalui surel dan wajib menyampaikan dokumen pendukung
yang asli pada saat dokumen dinyatakan lengkap.
15

Antara lain:

 Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebut uhan belanja
operasional (Pasal 4 dan Pasal 16);

 Tunggakan (pasal 24);
 Penggunaan sisa anggaran kontraktual dan swakelola (Pasal 31);
 Penggunaan Out put Cadangan (Pasal 33);
 Perubahan rumusan kinerja dalam database RKA-KL DIPA (Pasal 35);
 Revisi anggaran pada Kuasa Pengguna Anggaran (Pasal 47); dan
 Penambahan pengecualian dalam hal penyampaian usul revisi ke Dit jen
Anggaran melampaui batas akhir yang ditetapkan (Pasal 49).

16

...pergeseran dala satu program yang bersumber dari Rupiah Murni untuk
memenuhi kebutuhan Biaya Operasional...
1. Pergeseran anggaran antar detil
bel pegawai dalam komponen 001
dan/atau detail belanja barang
dalam komponen 002 dalam
peruntukan akun yang sama antar
satker
2. Pergeseran anggaran antar detil
bel pegawai dalam komponen 001
selain gaji dan tunjangan yg
melekat pd gaji dan/atau detai bel
barang dalam komponen 002
untuk memenuhi kebutuhan biaya
operasional dlm satker berkenaan
3. Pergeseran alokasi gaji dan tunj
yg melekat pada gaji utk
memenuhi kebutuhan biaya
operasional komponen 001 pd
satker yg bersangkutan

Ketentuan:
1. Alokasi gaji dan tunjangan yg
melekat pd gaji satker yg
bersangkutan berlebih,
dinyatakan dengan surat
pernyataan KPA
2. Usul revisi tidak menyebabkan
pagu gaji menjadi minus
3. Usul revisi dilakukan setelah
pembayaran gaji dan tunjangan
yang melekat pada gaji bulan

Oktober 2017

17

Per geseran anggaran belanja operasional dalam per untukan akun yang sama
Komponen 001 :
Komponen
001 :
Gaji dan Tunjangan
Gaji dan Tunjangan
1. Gaji pokok;
2. Tunjangan jabatan
str uktural/ fungsional;
3. Tunjangan keluarga;
4. Tunjangan kiner ja;
5. Honorar ium Non PNS;
6. Tunjangan lain yg sah;
7. Lembur ;
8. Uang makan;

Komponen 002 :
Operasional Penyelenggaraan Satker
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kebutuhan sehar i-har i per kantoran;
Bel. Barang Operasional;
Langganan daya dan jasa;
Biaya sewa;
Biaya pemeliharaan peralatan per kantoran;
Biaya per jalanan dinas biasa/ tetap;
Honorar ium pejabat per bendaharaan;

Komponen 001 :
Gaji dan Tunjangan
Komponen 001 :
1. dan
Gaji Tunjangan
pokok;
Gaji
2. Tunjangan jabatan
str uktural/ fungsional;
3. Tunjangan keluarga;
4. Tunjangan kiner ja;
5. Honorar ium Non PNS;
6. Tunjangan lain yg sah;
7. Lembur ;
8. Uang makan;

Gaji dan
t unjangan
melekat
pada gaji

Komponen 002 :
Operasional Penyelenggaraan Satker
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kebutuhan sehar i-har i per kantoran;
Bel. Barang Operasional;
Langganan daya dan jasa;
Biaya sewa;
Biaya pemeliharaan peralatan per kantoran;
Biaya per jalanan dinas biasa/ tetap;
Honorar ium pejabat per bendaharaan;

18

18

Komponen 001 :
Komponen
001 :
Gaji dan Tunjangan
Gaji dan Tunjangan
1. Gaji pokok;
2. Tunjangan jabatan
str uktural/ fungsional;
3. Tunjangan keluarga;
4. Tunjangan kiner ja;
5. Honorar ium Non PNS;
6. Tunjangan lain yg sah;
7. Lembur ;
8. Uang makan;

Komponen 002 :
Operasional Penyelenggaraan Satker
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kebutuhan sehar i-har i per kantoran;
Bel. Barang Operasional;
Langganan daya dan jasa;
Biaya sewa;
Biaya pemeliharaan peralatan per kantoran;
Biaya per jalanan dinas biasa/ tetap;
Honorar ium pejabat per bendaharaan;

Komponen 001 :
Gaji dan Tunjangan
Komponen 001 :
1. dan
Gaji Tunjangan
pokok;
Gaji
2. Tunjangan jabatan
str uktural/ fungsional;
3. Tunjangan keluarga;
4. Tunjangan kiner ja;
5. Honorar ium Non PNS;
6. Tunjangan lain yg sah;
7. Lembur ;
8. Uang makan;

Gaji dan
t unjangan
melekat
pada gaji

Komponen 002 :
Operasional Penyelenggaraan Satker
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kebutuhan sehar i-har i per kantoran;
Bel. Barang Operasional;
Langganan daya dan jasa;
Biaya sewa;
Biaya pemeliharaan peralatan per kantoran;
Biaya per jalanan dinas biasa/ tetap;
Honorar ium pejabat per bendaharaan;

19

19

Pergeseran alokasi gaji dan Tunjangan
yang melekat pada Gaji untuk memenuhi
kebutuhan belanja operasional komponen
001 pada satker yang bersangkutan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. alokasi Gaji dan Tunjangan Yang
Melekat Pada Gaji pada satker yang
bersangkutan

berlebih,

yang

dinyatakan dengan surat

pernyataan

dari Kuasa Pengguna Anggaran;
2. usul revisi tidak menyebabkan

pagu

Komponen 001 :
Gaji dan Tunjangan
Melekat pada gaji
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan
Jabatan
str uktural/
fungsional;

Gaji dan
3. Tunjangan Yang Melekat Pada
Gaji

menjadi

minus;usul

dilakukan setelah pembayaran
dan Tunjangan Yang

revisi

3. Tunjangan
Keluar ga

Komponen 001 :
Gaji dan Tunjangan
4. Tunjangan kiner ja;
5. Honorar ium Non PNS;
6. Tunjangan lain yg sah;
7. Lembur ;
8. Uang makan;

Gaji

Melekat Pada

Gaji bulan Oktober tahun berkenaan;

20

20

Alokasi Gaji Keempat belas
...revisi anggaran untuk memenuhi kebutuhan alokasi gaji keempat belas...

Kebutuhan
alokasi Gaji
keempat belas

1

Dipenuhi dari biaya operasional

2

Dipenuhi dari belanja non operasional
dalam hal biaya operasional tidak
mencukupi

3

Mengajukan usul tambahan
pemenuhan kekurangan dari BA BUN
dalam hal tidak bisa dipenuhi dari
biaya operasional dan belanja non
operasional K/L

21

Penyelesaian Tunggakan
…pengaturan penyelesaian tunggakan tahun anggaran yang lalu…..
Pergeseran anggaran dalam satu Program dalam rangka penyelesaian
tunggakan tahun-tahun sebelumnya dapat dilakukan :
1. Tidak mengurangi volume Output
2. Dicantumkan dalam catatan terpisah per kode akun dalam Hal. IV DIPA
pada tiap-tiap alokasi per DIPA per satker
Ketentuan pembebanan :
1. Tagihan atas pekerjaan/
penugasan yg alokasi
anggarannya cukup
tersedia pada DIPA
tahun sebelumnya
2. Pekerjaan/ penugasan
telah diselesaikan tetapi
belum dibayarkan
sampai dengan
berakhirnya TA

…sampai
dengan 200 juta

…dilampiri surat pernyataan KPA

…di atas 200
juta s.d 2 miliar

….dilampiri hasil verifikasi APIP
K/L

…di atas 2
milyar

…dilampiri hasil verifikasi BPKP

22

Tunggakan Tidak Memerlukan Revisi Anggaran
…beberapa tunggakan dapat dibebankan pada DIPA tanpa
melakukan revisi terlebih dulu…
Tunggakan tahun lalu :
1. Gaji dan tunjangan yg melekat pada gaji
2. Tunjangan kinerja
3. Uang makan
4. Belanja perjalanan dinas pindah
5. Langganan daya dan jasa
6. Tunjangan profesi guru/dosen
7. Tunjangan kehormatan profesor
8. Tunj tambah penghsl guru PNS
9. Tunj kemahalan hakim
10. Tunj hakim adhoc
11. Honor peg honorer/peg pem non PNS/guru tidak
tetap
12. Imbalan jasa layanan bank/pos persepsi
13. Pembayaran jasa bank penatausaha pemberian
pinjaman
14. Bahan makan/perawatan tahanan
15. Pembayaran provisi benda materai

Ketentuan :
1. Tanpa melalui revisi
sepanjang alokasi sdh
tersedia
2. Tidak memerlukan
penyataan KPA/reviu
APIP/BPKP

23

Penggunaan Sisa Anggaran Kontraktual/Swakelola
…sisa anggaran kontraktual/swakelola dapat digunakan…

Pergeseran anggaran
dalam rangka
penggunaan sisa
anggaran kontraktual/
swakelola
Dapat digunakan untuk :
1. Meningkatkan volume Output pada
kegiatan yg sama
2. Meningkatkan volume Output pada
Kegiatan lain dalam Program yg sama
3. Mendanai prioritas nasional yg
dananya belum dialokasikan dalam
DIPA TA berkenaan, namun sasaran
kinerja telah tercantum dalam
RKP/Renja

1. Merupakan sisa anggaran
kontraktual, ermasuk
addendum kontrak sampai
dengan 10%, atau
2. Sisa anggaran swakelola

Usul revisi dapat
diajukan kepada
Kanwil DJPB

Kewenangan revisi ada pada DJA
24

…kewenangan Kanwil DJPB dalam penyelesaian usul revisi yang diajukan KPA….
Revisi Anggaran yang didelegasikan
kepada Kanwil DJPB meliputi :
1. Lanjutan pelaksanaan kegiatan yg
didanai PHLN/PHDN
2. Penambahan/pengurangan
penerimaan hibah langsung
3. Penetapan status pengelolaan
keuangan BLU
4. Pencabutan status pengelolaan
keuangan BLU
5. Penggunaan anggaran belanja yg
bersumber dr PNBP di atas pagu
utk satker BLU
6. Revisi anggaran dalam hal pagu
tetap dlm rangka perubahan
prioritas penggunaan anggaran
sepanjang tidak mengurangi
volume output

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

dlm 1 Output, 1 Kegiatan, 1 satker, 1
Kanwil DJPB
antar Output, 1 Kegiatan, 1 Satker, 1
Kanwil DJPB
satu Output yg sama, 1 Kegiatan yg
sama, antar Satker, 1 Kanwil DJPB
1 antar Output, 1 Kegiatan, antar
Satker, 1 Kanwil DJPBN
Antar Kegiatan, 1 Satker,1 Kanwil
DJPB
1 Kegiatan yg sama, antar satker, 1
Kanwil DJPB
Terkait detil bel peg Komponen 001
utk kebutuhan Biaya Operasional
1 Program, 1 Kanwil DJPB utk
mmenuhi selisih kurs
Sisa anggaran kontraktual/swakelola
Ralat kesalahan administrasi
Perubahan pejabat perbendaharaan
Perubahan nomenkaltur utk DK/TP
Penghapusan/ perubahan/
pencantuman catatan Hal IV terkait
penyelesaian tunggakan
25

Penyelesaian Revisi di Kanwil DJPB
…penyelesaian usul revisi yg diajukan oleh KPA mengikuti alur dibawah ini….
1.
2.
3.
4.
5.
6.

KPA

Persetujuan
Eselon I

ijin
Esl I

Surat usul revisi
Matriks perubahan
ADK
Copy DIPA terakhir
Persetujuan Esl I
Dokumen pendukung
lain

tolak

Kanwil
DJPB
setuju

SPA
N

No

yes

Eselon I
1.
2.
3.
4.
5.

Kewenangan DJA

DJA

1 Output yg sama, 1 Keg yg sama, antar satker
Antar Output, 1 Keg. sama., antar Satker
Antar Keg dalam 1 Satker
Antar Keg, antar atker, 1 Kanwil DJPB
Penggunaan sisa angg kontraktual/swakelola utk
meningkatkan volume Output yg sama/ Output lain
26

Revisi Anggaran pada Kuasa PA
…Kuasa PA dapat melakukan revisi POK dalam batas kewenangannya…
KPA dapat melakukan revisi dg
ketentuan :
1. Antar akun, 1 komponen yg sama, 1
Output, kecuali pergeseran detail bel
peg dalam komponen 001
2. Antar akun dalam 1 jenis belanja yg
sama

Dilakukan dengan :
1. Mengubah POK
2. Ditetapkan KPA
3. Mengubah ADK RKAK/L

Pemutakhiran data POK
1. Menyampaikan usul revisi adminstrasi perubahan rencana
penarikan dan/atau rencana penerimaan Hal III DIPA kpd Kanwil
DJPB
2. KPA mengubah ADK RKA-K/L satker

27

Revisi Anggaran Secara Otomatis
…dalam kondisi tertentu revisi anggaran dapat dilaksanakan secara otomatis…
Dalam hal penyelesaian revisi anggaran ditemukan
kesalahan :
1. Kesalahan pencantuman kantor bayar
2. Kesalahan pencantuman kode lokasi
3. Kesalahan pencantuman sumber dana

DIPA belum
direalisasi

Atas kesalahan
tersebut dapat
dilakukan revisi
secara otomatis

Mekanisme revisi otomatis :
1. KPA menyampaikan surat pemberitahuan kesalahan
kepada Kanwil DJPB dilampiri ADK RKA-K/L
2. Ditemukan adanya kesalahan oleh Kanwil DJPB
3. Berdasarkan surat pemberitahuan dan atau hasil
penelitian Kanwil DJPB mengunggah kembali ADK
RKA-K/L dan disahkan
28

Penyelesaian Pagu Minus
…pagu minus pembayaran gaji dan/tunjangan yg melekat pada gaji wajib diselesaikan
Penyelesaian pagu minus:
Pagu minus terkait pembayaran gaji dan/atau tunjangan yg melekat pada
gaji
1. Revisi penyelesaian pagu minus
merupakan penyesuaian administratif
2. Ketentuan penyelesaian pagu minus :
a. Dipenuhi dari pergeseran sisa
anggaran pada satker bersangkutan
b. Dipenuhi melalui pergeseran antar
Satker dalam satu Program
c. Dipenuhi melalui pergeseran antar
program dalam satu Bagian
Anggaran
d. Dipenuhi melalui BA 999.08

Diajukan kepada Kanwil DJPB

Diajukan kepada DJA

29

Pasal 32
Ayat (2)
Penggunaan
dana
Keluaran
(Output)
cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan
dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. mendanai kebutuhan Biaya Operasional
Satker;
b. mendanai prioritas nasional yang dananya
belum dialokasikan sebelumnya;
c. menambah
volume Keluaran (Output)
prioritas nasional;
d. melakukan
percepatan
pencapaian
Keluaran (Output)
prioritas nasional
dan/atau prioritas Kementerian/ Lembaga;
e. mendanai
Kegiatan yang bersifat
mendesak, kedaruratan atau yang tidak
dapat ditunda; dan/atau
f. Mendanai
kebutuhan
prioritas
Kementerian/ Lembaga.

Pasal 33
Ayat (2)
Penggunaan
dana
Keluaran
(Output)
cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat
dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. mendanai prioritas nasional yang dananya
belum dialokasikan
dalam DIPA tahun
berkenaan namun sasaran kinerjanya telah
tercantum dalam RKP tahun berkenaan
dan/atau Renja K/L tahun berkenaan;
b. menambah volume Keluaran (Output)
prioritas
nasional dan/atau prioritas
Kementerian/Lembaga; dan/atau;
c. Mendanai
Kegiatanyang
bersifat
mendesak, kedaruratan, atau yang tidak
dapat ditunda.

30

Pasal 33
Ayat (4)
Dalam hal terdapat alokasi anggaran yang dituangkan dalam
Keluaran (Output) cadangan, usul penggunaan dana
Keluaran(Output) Cadangan diajukan oleh Sekretaris
Jenderal/Sekretaris
Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I
Kementerian/Lembaga kepada Direktur Jenderal Anggaran
paling lambat pada minggu
pertama bulan April tahun
berkenaan
Ayat (5)
Dalam hal Keluaran (Output) cadangan merupakan akibat dari
penetapan Undang-Undang mengenai APBN Perubahan,
batas akhir pengajuan usul penggunaan dana Keluaran
(Output) cadangan paling lambat pada tanggal 30 Oktober
tahun berkenaan

31

Batas Akhir Pengajuan Usul Revisi Anggaran
…dalam pengajuan usul revisi anggaran perlu diperhatikan batas akhir pengajuan…
Tanggal batas akhir penerimaan usul revisi anggaran
1. 30 Oktober 2017 untuk pengajuan ke DJA
2. 30 November 2017 untuk pengajuan ke Kanwil DJPB
3. 30 Desember 2017 untuk pengajuan revisi belanja yg
dibiayai hibah langsung
4. Dalam hal tanggal akhir penerimaan usul revisi anggaran
bertepatan dengan hari

libur, batas akhir penerimaan
revisi dimajukan pada tanggal sesuai hari kerja
terakhir sebelum tanggal batas akhir
penerimaan usul revisi

32

Tanggung jawab Pengajuan Usul Revisi Anggaran
…pejabat yang bertanggung jawab secara formil dan materiel…

Pada pengaturan revisi anggaran Tahun Anggaran 2017, Surat

Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) telah
dihilangkan, sebagai gantinya…
Menteri Keuangan telah menetapkan bahwa Pengguna
Anggaran dan Kuasa PA bertanggung jawab secara
formil dan materiil terhadap segala sesuatu yang terkait
pengajuan usulan revisi anggaran yang diajukan kepada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
Hal tersebut telah dituangkan dalam Pasal 52 Peraturan Menteri
Keuangan No.10/PMK.02/2017

33

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI
PASAL

1

Perubahan Anggaran Belanja Yang Bersumber Dari PNBP.

DJA

Kanwil
DJPBN

Pasal 2 ayat (2)
huruf a

a kelebihan realisasi atas target PNBP fungsional (PNBP
yang dapatdigunakan kembali) yang direncanakan dalam Pasal 8 ayat (2)
huruf a
APBN atau APBN Perubahan.
berasal dari
kontrak/ Pasal 8 ayat (2)
b Adanya PNBP yang
kerjasama/nota kesepahaman.
huruf b
c adanya Peraturan Pemerintah mengenai jenis dan tarif Pasal 8 ayat (2)
atas jenis PNBP baru.
huruf c
d adanya Satker PNBP baru.
Pasal 8 ayat (2)
huruf d
e Adanya persetujuan penggunaan sebagian dana PNBP
baru atau peningkatan persetujuan penggunaan sebagian Pasal 8 ayat (2)
dana PNBP berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
huruf e
mengenai persetujuan penggunaan sebagian dana PNBP.
f adanya penetapan status pengelolaan keuangan Badan Pasal 8 ayat (2)
Layanan Umum pada suatu Satker.
huruf f
g penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari
PNBP di atas pagu APBN untuk Satker Badan Layanan Pasal 8 ayat (2)
huruf g
Umum dan/atau penggunaan saldo Badan Layanan Umum
dari tahun sebelumnya.









34

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI

PASAL

DJA

h adanya perkiraan PNBP dari kegiatan pendidikan dan
pelatihan berdasarkan surat pernyataan KPA untuk Pasal 8 ayat (2)
huruf h
menambah volume output.



i penurunan atas target PNBP fungsional (PNBP yang
dapat digunakan kembali) yang tercantum dalam APBN atau Pasal 8 ayat (3)
APBN Perubahan sebagai akibat dari adanya perubahan
huruf a
kebijakan Pemerintah atau keadaan kahar.



j Penurunan besaran persetujuan penggunaan sebagian
Pasal 8 ayat (3)
dana PNBP berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
huruf b
tentang persetujuan penggunaan sebagian dana PNBP.



k Pencabutan status pengelolaan keuangan Badan Layanan Pasal 8 ayat (3)
Umum pada suatu Satker.
huruf c
anggaran
belanja
yang bersumber dari
2 Perubahan
Pasal 2 ayat (2)
p injaman/hibah luar negeri dan dalam negeri, termasuk
huruf b
penerusan pinjaman/hibah.
a lanjutan pelaksanaan kegiatan tahun 2016 yang dananya Pasal 9 ayat (2)
bersumberdari PHLN dan/atau PHDN.
huruf a

Kanwil
DJPBN





35

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI

PASAL

b lanjutan pelaksanaan kegiatan tahun lalu yang dananya Pasal 9 ayat (2)
bersumber dari pemberian pinjaman/hibah.
huruf a
c percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN, termasuk Pasal 9 ayat (2)
penerusan pinjaman/hibah.
huruf b
d penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam negeri
terencana yang diterima oleh Pemerintah c.q. Kementerian Pasal 9 ayat (2)
Keuangan
setelah
Undang-Undang
mengenai
huruf c
APBN/APBN Perubahan Tahun Anggaran 2016 ditetapkan
dan
kegiatannya
dilaksanakan
oleh Pasal 9 ayat (3)
Kementerian/Lembaga.
e penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam negeri Pasal 9 ayat (2)
langsung yang diterima setelah Undang-Undang mengenai
huruf d
APBN Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dan kegiatannya
dilaksanakan secara langsung oleh Kementerian/Lembaga.
Pasal 9 ayat (4)
alokasi
pinjaman
proyek
termasuk
f pengurangan
pengurangan alokasi Penerusan Pinjaman, pengurangan
alokasi hibah luar negeri dan dalam negeri termasuk hibah Pasal 9 ayat (6)
luar negeri atau hibah dalam negeri yang diterushibahkan
dan/atau pinjaman yang diteruspinjamkan.

DJA

Kanwil
DJPBN










36

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI

3 Penggunaan Rupiah Murni Pendamping untuk
membiayai kegiatan/proyek lain.
4 Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari SBSN,
termasuk penggunaan sisa dana penerbitan SBSN yang
tidak terserap pada tahun lalu.
5 Perubahan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat berupa
pagu untuk pengesahan belanja yang bersumber dari
pinjaman/hibah luar negeri yang telah closing date.
6 Perubahan anggaran belanja dan/atau pembiayaan
anggaran sebagai akibat dari perubahan kurs dan/atau
perubahan parameter,
tambahan kewajiban, dan/atau
pemenuhan kewajiban.
a Perubahan anggaran kegiatan Kementerian/ Lembaga
yang sumber dananya berasal dari pinjaman atau
hibah luar negeri.
b Penambahan alokasi anggaran belanja pegawai
berupa penyesuaian besaran nilai rupiah belanja
pegawai yang ditempatkan di luar negeri.
c penambahan alokasi anggaran pembayaran kewajiban
utang.

PASAL

DJA

Pasal 9 ayat (7)



Pasal 2 ayat (2)
huruf c
Pasal 11
Pasal 2 ayat (2)
huruf d
Pasal 12

Kanwil
DJPBN




Pasal 2 ayat (2)
huruf e
Pasal 13
Pasal 13 ayat (1)
huruf a
Pasal 13 ayat (2)



Pasal 13 ayat (1)
huruf b



Pasal 13 ayat (1)
huruf c



37

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI
d
e
f
g

penambahan alokasi anggaran subsidi energi.
penambahan alokasi anggaran pembiayaan cicilan
pokok utang
Penambahan alokasi anggaran dalam rangka PMN.
Perubahan pagu anggaran kewajiban penjaminan
pemerintah

7

Perubahan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa.

8

Pergeseran anggaran Bagian Anggaran 999.08 (BA BUN
Pengelola
Belanja Lainnya) ke BA K/L, atau antar
subbagian anggaran dalam BA 999 (BA BUN), termasuk
yang terkait dengan pemberian
penghargaan dan
pengenaan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja
kementerian/lembaga dan/atau pembayaran kurang salur
transfer ke daerah dan dana desa sebagai dampak dari
kebijakan penghematan dan/atau pemotongan anggaran,
dan/atau pembayaran kurang bayar subsidi

PASAL
Pasal 13 ayat (1)
huruf d
Pasal 13 ayat (3)
Pasal 13 ayat (1)
huruf e
Pasal 13 ayat (1)
huruf f
Pasal 13 ayat (4)
Pasal 13 ayat (1)
huruf g
Pasal 2 ayat (2)
huruf f
Pasal 14

Pasal 2 ayat (3)
huruf a
Pasal 15

DJA

Kanwil
DJPBN









38

No.

URAIAN REVISI

KEWENANGAN
Kanwil
PASAL
DJA
DJPBN

Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama yang Pasal 2 ayat (3) huruf
bersumber dari rupiah murni untuk memenuhi kebutuhan Belanja
b
Operasional dalam wilayah kerja Kanwil DJPB.
Pasal 16
10 Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama dalam
wilayah kerja Kanwil DJPB yang berbeda atau antar Program
Pasal 2 ayat (3) huruf
dalam 1 (satu) Bagian Anggaran yang bersumber dari rupiah
b
murni untuk memenuhi kebutuhan Belanja Operasional. *)
Pasal 16
*) Dengan persetujuan Eselon I dalam hal pergeseran
anggaran antar program.
11 Pergeseran rincian anggaran untuk satuan kerja badan Pasal 2 ayat (3) huruf
c
layanan umum yang sumber dananya berasal dari PNBP.
Pasal 17
12 pergeseran anggaran belanja yang
dibiayai dari PNBP yang Pasal 2 ayat (3) huruf
d
berasal dari instansi penghasil.
Pasal 18
13 Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian sisa
Pasal 2 ayat (3) huruf
kewajiban pembayaran kegiatan yang dibiayai melalui SBSN yang
e
melewati tahun anggaran sesuai hasil audit Badan Pengawasan
Pasal 19
Keuangan dan Pembangunan.
14 Pergeseran anggaran antar Program dalam 1 (satu) Bagian
Anggaran untuk memenuhi kebutuhan Ineligible Expenditure Pasal 2 ayat (3) huruf
f
atas kegiatan
yang dibiayai dari pinjaman dan/atau hibah luar
negeri. *)
Pasal 20
*) Dengan persetujuan Eselon I
9












39

No.
15

16

17

18

19

20

21

URAIAN REVISI

KEWENANGAN
PASAL
DJA Kanwil
DJPBN

Pergeseran anggaran antara Program lama dan Program baru Pasal 2 ayat (3) huruf
dalam rangka penyelesaian dokumen DIPA sepanjang telah
g
disetujui Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 21
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau
Pasal 2 ayat (3) huruf
antarProgram dalam 1 (satu) bagian anggaran dalam rangka
h
penyediaan
dana
untuk
penyelesaian
restrukturisasi
Pasal 22
Kementerian/Lembaga.
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam rangka
Pasal 2 ayat (3) huruf i
memenuhi kebutuhan selisih kurs dalam wilayah kerja Kantor
Pasal 23
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda.
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam rangka Pasal 2 ayat (3) huruf
memenuhi kebutuhan selisih kurs dalam wilayah kerja Kantor
i
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 23
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) program yang sama dalam
rangka penyelesaian tunggakan tahun–tahun sebelumnya dalamPasal 2 ayat (3) huruf j
wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Pasal 24
yang berbeda.
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program dalam rangka
penyelesaian tunggakan tahun–tahun sebelumnya dalam wilayahPasal 2 ayat (3) huruf j
Pasal 24
kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Pergeseran anggaran pembayaran kewajiban utang sebagai Pasal 2 ayat (3) huruf
k
dampak dari perubahan komposisi instrument pembiayaan utang.
Pasal 25












40

No.

URAIAN REVISI

KEWENANGAN
PASAL
DJA Kanwil
DJPBN

Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) lokasi yang sama atau
antar lokasi dan/atau antar kewenangan dalam rangka tugas Pasal 2 ayat (3) huruf l
22
pembantuan, urusan bersama, dan/atau dekonsentrasi.*)
Pasal 26
*) Dengan persetujuan Eselon I
Pasal 2 ayat (3) huruf m
Pergeseran anggaran dalam rangka pembukaan kantor baru.
23
24

pergeseran anggaran dalam rangka penanggulangan bencana.

Pasal 27
Pasal 2 ayat (3) huruf n
Pasal 28

pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian putusan
Pasal 2 ayat (3) huruf o
25 pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Pasal 29
(inkracht).
Pergeseran anggaran dalam rangka rekomposisi pendanaan
Pasal 2 ayat (3) huruf p
26 antar tahun terkait dengan kegiatan KTJ. *)
Pasal 30
*) Dengan penetapan dari Menteri K/L pengusul.
pergeseran anggaran dalam rangka penggunaan sisa Anggaran
Pasal 2 ayat (3) huruf q
Kontraktualatau Sisa Anggaran Swakelola yang dilakukan dalam 1
27
Pasal 31 ayat (2) huruf
(satu) Program yang sama untuk mendanai prioritas nasional yang
c
dananya belum dialokasikan dalam DIPA.
pergeseran anggaran dalam rangka penggunaan sisa Anggaran
Pasal 2 ayat (3) huruf q
Pasal 31 ayat (2) huruf
28 Kontraktualatau Sisa Anggaran Swakelola yang digunakan untuk
meningkatkan volume keluaran (output).
a dan b











41

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI

29 Pemenuhan kewajiban negara sebagai akibat dari keikutsertaan sebagai
anggota organisasi internasional.
30 Penggunaan anggaran dalam BA BUN yang belum dialokasikan dalam DIPA
BUN.
31 pergeseran anggaran belanja sebagai akibat dari perubahan prioritas
penggunaan anggaran yang berdampak pada perubahan volume keluaran
(output).
32 pergeseran anggaran belanja sebagai akibat dari perubahan prioritas
penggunaan anggaran sepanjang tidak berdampak pada pengurangan output
33 penghapusan/perubahan/pencantuman catatan halaman IV DIPA berkaitan
denganpemenuhan persyaratan pencairan anggaran, penggunaan Keluaran
(Output) cadangan, dan/atau tunggakan.
34 penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan.

35 pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar Program
dalam 1 (satu) bagian anggaran dalam rangka memenuhi penyelesaian kegiatan
yang ditunda sebagai akibat kebijakan penghematan anggaran tahun
sebelumnya.
36 Revisi administrasi yang disebabkan oleh kesalahan administrasi
a ralat kode kewenangan.
b ralat kode bagian anggaran dan/atau Satker.
c ralat volume, jenis, dan satuan Keluaran (Output) yang berbeda antara
RKA-K/L dan Rencana Kerja Pemerintah atau hasil kesepakatan Dewan
Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah.

PASAL

DJA

Pasal 2 ayat (3)
huruf r
Pasal 2 ayat (3)
huruf s
Pasal 2 ayat (3)
huruf t
Pasal 6 ayat (1)
Pasal 2 ayat (3)
huruf t
Pasal 6 ayat (2)
Pasal 2 ayat (3)
huruf u
Pasal 32
Pasal 2 ayat (3)
huruf v
Pasal 33
Pasal 2 ayat (3)
huruf w
Pasal 34



Pasal 2 ayat (5)
huruf a
Pasal 2 ayat (5)
huruf b
Pasal 2 ayat (5)
huruf c



Kanwil
DJPBN
















42

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI

PASAL

ralat kode akun dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
d sepanjang dalam peruntukkan dan sasaran yang sama, termasuk Pasal 2 ayat (5) huruf d
yang mengakibatkan perubahan jenis belanja
ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
e *) berupa perubahan kantor bayar pada Kanwil DJPB yang berbeda Pasal 2 ayat (5) huruf e
sepanjang DIPA belum direalisasikan.
ralat kode lokasi Satker dan/atau lokasi Kantor Pelayanan
f
Pasal 2 ayat (5) huruf f
Perbendaharaan Negara.
perubahan rencana penarikan dana/atau rencana penerimaan dalam
g
Pasal 2 ayat (5) huruf g
halaman III DIPA.
h ralat cara penarikan PHLN/PHDN, termasuk pemberian pinjaman.
Pasal 2 ayat (5) huruf h

DJA

Kanwil
DJPBN


√*






Pasal 2 ayat (5) huruf i



j ralat nomor register pembiayaan proyek melalui SBSN.
Pasal 2 ayat (5) huruf j
ralat karena kesalahan aplikasi berupa tidak berfungsinya sebagian
k atau seluruh fungsi matematis aplikasi RKA-K/L DIPA.
Pasal 2 ayat (5) huruf k
*) sesuai dengan kasus per kasus kesalahan aplikasi yang terjadi.
37 Revisi administrasi yang disebabkan oleh perubahan rumusan yang
tidak terkait dengan anggaran
perubahan/penambahan nomor register pinjaman dan/atau hibah
a
Pasal 2 ayat (6) huruf a
luar negeri.
perubahan/penambahan nomor register SBSN.
b
Pasal 2 ayat (6) huruf b



i ralat cara penarikan SBSN.

perubahan/penambahan cara penarikan PHLN/ PHDN, termasuk
c pemberian pinjaman. *)
Pasal 2 ayat (6) huruf c
*) Dengan persetujuan Eselon I

√*







43

KEWENANGAN
No.

URAIAN REVISI
d perubahan/penambahan cara penarikan SBSN. *)
*) Dengan persetujuan Eselon I
e perubahan rumusan sasaran kinerja dalam database RKA-K/L DIPA. *)
*) Dengan persetujuan Eselon I

38
39

40
41

42

43

PASAL

DJA

Pasal 2 ayat (6) huruf d



Pasal 2 ayat (6) huruf e
Pasal 30
Pasal 2 ayat (6) huruf f



f perubahan pejabat penandatangan DIPA.
g perubahan nomenklatur bagian anggaran, Program/Kegiatan,
dan/atau Satker.
Pasal 2 ayat (6) huruf g
*) khusus satker untuk kegiatan DKi dan/atau TP.
h perubahan pejabat perbendaharaan.
Pasal 2 ayat (6) huruf h
perubahan atas Undang-Undang mengenai APBN tahun berkenaan
Pasal 3 ayat (1)
perubahan atas Kebijakan Prioritas Pemerintah yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai APBN dan/atau UndangPasal 3 ayat (2)
Undang mengenai Perubahan atas Undang-Undang APBN, termasuk
Pasal 5
kebijakan pemotongan dan/atau penghematan anggaran.
Revisi otomatis
Revisi dalam rangka pengesahan Kegiatan/Keluaran (Output)
tahun
sebelumnyayang dananya bersumber dari PHLN atau
Pasal 54
pemberian Pinjaman.
Pagu minus tahun berkenaan.
Pasal 55
a dipenuhi dari pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program.
b pergeseran anggaran antar Program.
Pagu minus tahun sebelumnya.
Pasal 56
a dipenuhi dari pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program.
b pergeseran anggaran antar Program.

Kanwil
DJPBN





√*














44

45