Pendidikan Nasional dan Kualitas Manusia Indonesia Dalam Perspektif Sejarah | Hartono | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 1491 3168 1 SM

84 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

Pendidikan Nasional dan Kualitas Manusia Indonesia
Dalam Perspektif Sejarah
Yudi Hartono*

Abstrak
Pendidikan yang tepat dan bermutu dapat disiapkan oleh manusia dan
masyarakat yang memiliki kemampuan dan keunggulan di masa depan. Untuk
mengoptimalkan kontribusi pendidikan, maka semua pihak berkontribusi penting,
termasuk pengelola pendidikan itu sendiri, pihak swasta, pemerintah, dan masyarakat
pada umumnya. Kontribusi pendidikan terhadap kualitas manusia Indonesia sejak
kemerdekaan hingga reformasi menarik untuk dikaji. Orde lama merupakan satu fase
yang berusaha membangun masyarakat sipil yang kuat. Orde lama menghapuskan sistem
pendidikan elitism pada masa kolonial dan memberlakukan politik persatuan nasional.
Pendidikan menjadi wahana penmbangunan karakter bangsa. Orde Baru
mengedepankan moto membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat
Indonesia dan berbagai kebijakan turunannya memberi kontribusi bagi kualitas
manusia bagi dunia industri khususnya untuk mendukung pembangunan ekonomi,
namun terdapat empat masalah pokok dalam pendidikan di Indonesia: pemerataan,
mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Era reformasi memberikan ruang yang cukup

besar bagi perumusan kebijakan-kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif dan
revolusioner. Namun demikian, sistem pendidikan nasional Indonesia terlihat masih
bersifat tambal sulam, mulai dari kebijakan kurikulum, manajemen, sistem
pembelajaran, tuntutan kualitas guru, tuntutan fasilitas dan dana pendidikan, kurang
memiliki prioritas yang ingin dicapai.
Kata Kunci: pendidikan, kualitas sumber daya manusia
Indonesia. Pendidikan yang berkualitas

Pendahuluan

aset

Sumber daya manusia merupakan

berkorelasi positif dengan sumber daya

utama

manusia yang berkualitas.


pembangunan

bangsa.

Ketersediaan sumber daya alam (natural

Kenyataannya, kualitas pendidikan

resources) yang melimpah dan sumber daya

di Indonesia saat ini masih memprihatinkan.

modal

semakin

Hal ini dibuktikan antara lain berdasarkan

canggih, tidak akan berkontribusi yang


data dalam Education For All (EFA) Global

bernilai tambah, tanpa didukung sumber

Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis,

daya manusia (human resources) yang

Armed

berkualitas. Sumber daya manusia yang

dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu

berkualitas akan dapat dicapai melalui

Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan

pendidikan.


Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan

serta

teknologi

Pendidikan

yang

berkontribusi

Conflict

and

Education

yang


signifikan dalam meningkatkan kualitas

di

suatu bangsa, tentunya juga bagi bangsa

pembangunan pendidikan atau education

New

York

(1/3/2011),

* Yudi Hartono adalah Dosen Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Madiun

indeks

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 85
development index (EDI) berdasarkan data


dan Laos (109).1 Kualitas pendidikan akan

tahun

berkorelasi dengan kualitas sumber daya

2008

adalah

0,934.

Nilai

itu

menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari

manusia.


127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi
jika mencapai 0,95-1.

Berdasarkan
Pembangunan

laporan
Manusia

Laporan
(Human

Kategori medium berada di atas

Development Index/HDI) dari 182 negara, 2

0,80, sedangkan kategori rendah di bawah

November 2011 oleh Badan Program


0,80. Total nilai EDI itu diperoleh dari

Pembangunan Perserikatan Bangsa Bangsa

rangkuman

perolehan

(United

penilaian,

yaitu:

empat

angka

kategori

partisipasi

Nation

Program/UNDP),

Indeks

Development
Pembangunan

pendidikan dasar, angka melek huruf pada

Manusia Indonesia berada pada angka 0.617

usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi

dan menempatkan pada peringkat 124 dari

menurut kesetaraan jender, angka bertahan


187 negara. Sedangkan HDI Asia Timur dan

siswa hingga kelas V Sekolah Dasar (SD).

Pasifik

Penurunan

EDI

Indonesia

sebagai

peringkat

regional

yang


meningkat dari 0.428 di 1980 menjadi 0.671

cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada

saat ini, sehingga menempatkan Indonesia

kategori penilaian angka bertahan siswa

di bawah rata-rata regional.

hingga kelas V SD. Kategori ini untuk

Dalam laporannya tersebut, UNDP

menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang

menempatkan Norwegia,

pendidikan dasar yang siklusnya dipatok

Belanda berada di posisi tertinggi dalam

sedikitnya lima tahun. Saat ini Indonesia

HDI 2011. Sementara Kongo, Nigeria dan

masih tertinggal dari Brunei Darussalam

Burundi berada pada peringkat terbawah.2

yang berada di peringkat ke-34. Brunei

Kondisi kualitas sumber daya manusia

Darussalam masuk kelompok pencapaian

(SDM) seperti di atas menyebabkan tingkat

tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi

daya saing bangsa Indonesia dalam tataran

nomor satu Asia.

dunia tergolong rendah. Suhendar (2012)

Adapun

Malaysia

di

menyampaikan bahwa dalam The Global

peringkat ke-65 atau masih dalam kategori

Competitiveness Report 2011-2012 (laporan

kelompok

seperti

tahunan daya saing global tahun 2011-

halnya Indonesia. Meskipun demikian posisi

2012) yang dibuat oleh World Economic

pencapaian

berada

Australia dan

medium

Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari
Filipina (85), Kamboja (102), India (107),

1http://disdikpora.palangkaraya.go.id/beri

ta-160-kualitas-pendidikan-indonesiaranking-69-tingkat-dunia.html, diunduh 6
Juni 2015.
2http://dunia.news.viva.co.id/news/read/2
60961/kualitas-manusia-indonesia-dibawah-rata-rata, diunduh 6 Juni 2015.

86 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

Forum (WEF) menempatkan Indonesia pada

institusi pemerintahan dan secara aktif

posisi ke 46 dari 142 negara di dunia. Pada

dan sistematis menjadikan pendidikan

kawasan ASEAN posisi daya saing Indonesia

sebagai bagian integral dari proses

berada posisi keempat di bawah Singapura,

sosialisasi

Malaysia, dan Thailand.

penataan corak kehidupan berbangsa

Hanya
tepat

dengan

dan

pendidikan

bermutu

yang

ideologi

negara

dan

dan bernegara.

dapat

Menteri PP dan K pertama (Ki Hajar

disiapkan manusia dan masyarakat yang

Dewantara) mengeluarkan instruksi umum

memiliki

yang memerintahkankepada semua kepala

kemampuan

dan

keunggulan

di masa depan.3 Untuk mengoptimalkan

sekolah dan guru untuk:

kontribusi pendidikan tersebut di atas,

1. Mengibarkan Sang Merah Putih setiap

maka

semua

mempunyai

pihak

(stakeholders)

kontribusi

yang

penting

termasuk pengelola pendidikan itu sendiri,
pihak swasta, pemerintah, dan masyarakat

hari dihalaman sekolah.
2. Melagukan lagu kebangsaan Indonesia
Raya.
3. Menghentikan
jepang

kontribusi pendidikan terhadap kualitas

Kimiyago (lagu kebangsaan jepang).

Indonesia

sejak

kemerdekaan

periode

ini

kegiatan

pendidikan di tanah air lebih mengarah
pemantapan

nasionalisme,
pembangunan

4. Menghapus pelajaran bahasa jepang,

tentara jepang.

Masa Orde Lama

pada

nyanyian

serta upacara yang berasal dari bala

hingga reformasi.

Pada

menghapus

bendera

pada umumnya. Tulisan ini akan membahas

manusia

dan

pengibaran

nilai-nilai

identitas

bangsa,

pondasi

dan

ideologis

5. Memberi semangat kebasaan kepada
semua murid.4
Tujuan pendidikan nasional pada
masa tersebut penekanannya adalah pada
penanaman

semangat

patriotisme

dan

kehidupan berbangsa dan bernegara.

peningkatan kesadaran nasional, sehingga

Tujuan utama pendidikan pada periode

dengan semangat itu kemerdekaan dapat

ini adalah nation and character building

dipertahankan

dan kendali utama penyelenggaraan

pendidikan, pengajaran dan kebudayaan

pendidikan

oleh

Rapublik Indonesia dalam tahun 1946

Mereka

mengeluarkan suatu pedoman bagi guru-

menguasai berbagai posisi penting di

guru yang memuat sifat-sifat kemanusiaan

3

4Mustafa

tokoh-tokoh

nasional

dipegang

nasionalis.

Fasli Jalal & Dedi Supriadi (ed), Reformasi
Pendidikan dalam Konteks Otanomi Daerah
(Yogyakarta:Adicita Karya Nusa, 2001), hal. 3.

dan

diisi.

Kementrian

dan Abdullah, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h.
130.

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 87
dan

kewarganegaraan

dasar

2. Pendidikan menengah yang terdiri dari

pengajaran dan pendidikan di negara

sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)

Republik Indonesia yang pada dasarnya

dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)

berintisarikan

bulan

dengan masa belajar untuk masing-

Indonesia

masing terdiri atas sekolah umum dan

Desember

sebagai

Pancasila.

1949

Pada

Republik

mengalami perubahan ketata negaraan dan
Undang-Undang Dasar 1945 diganti dengan

sekolah kejuruan.
3. Pendidikan tinggi selama kurun waktu

konstitusi sementara Rapublik Indonesia

1945-1950

Serikat (RIS). Pada tanggal 5 April 1950

terbuka lebar bagi setiap warga negara

mengenai

yang memenuhi syarat, tetapi karena

dasar-dasar

pendidikan

dan

berkembang

pesat

dan

masa perjuangan maka perkuliahan

pengajaran di sekolah.
Dalam Undang-Undang Nomor 4

kerap kali disela dengan perjuangan ke

Tahun 1950 Bab II Pasal 3 disebutkan

garis depan. Pendidikan tinggi yang ada

bahwa

berbentuk universitas atau perguruan

tujuan

pendidikan

nasional

tinggi dan akademi.

Indonesia adalah membentuk manusia yang
asusila dengan cakap dan warga negara

Para pengajar, pelajar melaksanakan

yang demokratis serta bertanggung jawab

tugasnya dengan sebaik-baiknya walaupun

tentang

dan

serba terbatas. Dengan segala keterbatasan

tanah air. Hal ini berarti bahwa setiap

itu memupuk pemimpin-pemimpin nasional

sistem persekolahan pada waktu itu harus

yang dapat mengatasi masa panca roba

dapat menanamkan dan mengembangkan

seperti rongrongan terhadap NKRI.

kesejahteraan

masyarakat

sifat-sifat demokratis pada anak didiknya
misalnya:
kebebasan

di

dalam

akademis

kampus
yang

Kebijakan

yang

diambil

dalam

muncul

bidang pendidikan tinggi yaitu mendirikan

biasa

universitas di setiap provinsi. Kebijakan ini

luar

ditandai dengan fragmentasi politik yang

bertujuan

begitu

kesempatan memperoleh pendidikan tinggi.

hebat

mahasiswa

di

bebas

kalangan

mahasiswa-

berorganisasi

sesuai

dengan pilihannya.5
Sistem persekolahan pada masa

untuk

lebih

memberikan

Pada waktu itu pendidikan tinggi yang
bermutu terdapat di pulau Jawa seperti UI,
IPB, ITB, Gajah Mada, dan UNAIR, sedangkan

Orde Lama hanya mengenal 3 tingkat:

di

1. Pendidikan rendah, yang terdiri dari

persiapan dosen dan keterbatasan sarana

taman kanak-kanak (1 tahun) dan

dan prasarana mengakibatkan kemerosotan

sekolah dasar (6 tahun)

mutu pendidikan tinggi mulai terjadi.

5Ari

H Gunawan, Kebijakan-kebijakan
pendidikan, (Jakarta, Renika cipta, 1995), h. 36

provinsi-provinsi

Orde
mencanangkan

lama

karena

Presiden

program

kurangnya

Soekarno
pendidikan

88 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

pemberantasan buta huruf, karena selama

pelajar ke pendidikan tinggi, serta

dijajah Belanda, rakyat tidak bisa menikmati

mendidik

pendidikan sehingga mayoritas buta huruf .6

dalam berbagai lapangan khusus,

Pada masa orde lama ini dapat

sesuai

tenaga-tenaga

dengan

dibagi menjadi tiga fase yaitu:

masing

1. Periode 1945-1950 (awal kemerdekaan)

masyarakat.

Usaha untuk memperbaiki tingkat dan

dan

3) Kurikulum

masing-

kebutuhan

pendidikan

tinggi

mutu pendidikan di Indonesia, maka

ditujukan

kaitannya adalah berhubungan dengan:

mahasiswa agar dapat menjadi

a) Peningkatan fasilitas fisik (sarana dan

pimpinan dalam masyarakat dan

dan

Pemerintah mendirikan gedunggedung

sekolah

baru,

gedung

menyiapkan

sekolah

dua

kemajuan

hidup

kemasyarakatan.

menyewa

rumah rakyat dan mengadakan sistem
penggunaan

untuk

dapat memelihara kemajuan ilmu

prasarana pendidikan)

Pada

tahun

Indonesia

ini

semakin

kedaulatan
matang

dan

sampai tiga kali sehari yaitu pagi,

sempurna, maka rancangan pendidikan

siang dan malam hari.

agama pada waktu tersebut semakin

b) Peningkatan

dan

penambahan

disempurnakan dengan dibentuknya

fasilitas personal sekolah (guru dan

panitia

tenaga tata usaha)

Mahmud

yang

diketuai

Yunus

dari

oleh

Prof.

Departemen

Agama dan Mr. Hadi dari departemen P

c) Kurikulum
dan

& K. Hasil dari panitia tersebut adalah

Pengajaran Nomor 4 Tahun 1950

SKB yang dikeluarkan pada bulan

dikeluarkan, maka:

januari 1951, yang isinya adalah:7

Setelah

UU

Pendidikan

rendah

1) Pendidikan agama diberikan mulai

ditujukan untuk menyiapkan anak

kelas IV sekolah rakyat (sekolah

agar

dasar)

1) Kurikulum

pendidikan

memiliki

dasar-dasar
dan

2) Di daerah-daerah yang agamanya

ketangkasan baik lahir maupun

kuat (seperti sumtera, Kalimantan

batin serta mengembangkan bakat

dan

dan kesukaannya.

agama diberikan mulai kelas I SR

pengetahuan,

kecakapan

2) Kurikulum pendidikan menengah
ditujukan

untuk

lain-lain)

dengan

maka pendidikan

catatan

bahwa

mutu

menyiapkan
7Zuhairini

6

bakat

ahli

Anam, S, Sekolah Dasar, Pergulatan Mengejar
Ketertinggalan, (Solo: Wijatri), h.113-148

dkk, 1986, Sejarah Pendidikan Islam,
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana
Perguruan Tinggi Agama, Jakarta, hal. 153.

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 89
Pelajaran 9 7 , ketika itu penyebutanya

pengetahuan umumnya tidak boleh
berkurang
sekolah

dibandingkan
lain

yang

dengan

lebih populer menggunakan leer plan

pendidikan

(rencana pelajaran).

agamanya diberikan mulai kelas IV.

Rencana pelajaran 1947 bersifat

3) Di sekolah lanjutan pertama dan

politis, yang tidak mau lagi melihat dunia

atas (umum dan kejuruan) diberikan

pendidikan

masih

menerapkan

pendidikan agama sebanyak 2 jam

kurikulum Belanda. Asas pendidikan

seminggu.

ditetapkan Pancasila. Susunan rencana

4) Pendidikan agama diberikan pada

pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya

murid-murid sedikitnya 10 orang

memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata

dalam satu kelas dan mendapat izin

pelajaran dan jam pengajarannya, serta

dari orang tua/walinya.

garis-garis besar pengajarannya.9
Rencana

5) Penggngkatan guru agama, biaya
pendidikan

agama

dan

mengutamakan

materi

pelajaran

lebih

pendidikan

watak,

pendidikan agama di tanggung oleh

kesadaran bernegara dan bermasyarakat

departemen agama .

daripada pendidikan pikiran. Materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian

Pembiayaan

sehari-hari. Mata pelajaran untuk tingkat

Besarnya pembiayaan pendidikan
pada

sekolah rakyat ada 16, khusus di Jawa,

kurun waktu ini sulit diperoleh angka-

Sunda, dan Madura diberikan bahasa

angkanya

daerah.

yang

dikeluarkan

pemerintah

secara

pasti,

karena

sebagaimana kita ketahui bahwa waktu

Daftar pelajarannya adalah bahasa

itu kita berada dalam perjuangan fisik

Indonesia, bahasa daerah, berhitung,

untuk mempertahankan kemerdekaan.8

ilmu alam, ilmu hayat, ilmu bumi,

Selama

perjuangan

fisik

mempertahankan

sejarah,

untuk

suara,

kemerdekaan

menggambar,
pekerjaan

menulis,

tangan,

seni

pekerjaan

Indonesia seluruh lapisan masyarakat

keputrian, gerak badan, kebersihan dan

telah terlibat, khususnya para pelajar dan

kesehatan, didikan budi pekerja dan

mahasiswa yang telah mengalami latihan

pendidikan agama. Garis-garis besar

kemiliteran

pada

Jepang.

pengajaran pada saat itu menekankan

Kurikulum

pertama

masa

pada cara guru mengajar dan cara murid

kemerdekaan
8Soenarto,

zaman
pada

namanya

Rencana

N., Biaya Pendidikan di Indonesia :
Perbandingan pada Zaman Kolonial Belanda dan
NKRI, http://www.kompas.com,

mempelajari.
9[8]

Sanjaya, W. Kajian Kurikulum dan
Pembelajaran, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana
UPI, 2007

90 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

2. Periode 1950-1959 (demokrasi liberal)

negeri, pengusaha, anggota ABRI untuk

a. Sistem persekolahan

mendapatkan pendidikan mulai dari TK

Sejak

Agustus

penyelenggaraan
pengajaran
Undang
pengajaran

1950

pendidikan

menggunakan
pokok
Nomor

Undang-

pendidikan
4

dan

Tahun

dan
1950

Republik Indonesia. Susunan sekolah

sampai dengan perguruan tinggi.
2) Pemerintah

memberikan

kesempatan

belajar bagi setiap golongan masyarakat
untuk mencapai tingkat yang tertinggi,
asalkan memenuhi syarat.
3) Pemerintah

memberikan

kesempatan

tersebut adalah sekolah rakyat 6 tahun,

belajar bagi setiap golongan masyarakat

sekolah lanjutan tingkat pertama 3

tanpa membedakan apakah anak laki-

tahun, dan sekolah lanjutan tingkat atas

laki atau perempuan.

3 tahun. Pada tahun 1954 didirikan

Pada tahun 1952 kurikulum di

lembaga pendidikan guru bertingkat

Indonesia mengalami penyempurnaan.

universitas

yang

pertama

yaitu

Pada tahun 1952 ini diberi nama

Pendidikan

Tinggi

Pendidikan

Guru

Rencana

Pelajaran

Terurai

9

.

(PTPG) di Bandung.

Kurikulum ini mengarah pada suatu

b. Kesempatan belajar

sistem pendidikan nasional yang paling

Undang-Undang pendidikan tahun

menonjol

dan

sekaligus

kurikulum

Tiap-tiap

Republik

rencana pelajaran harus memperhatikan

Indonesia mempunyai hak yang sama

isi pelajaran yang dihubungkan dengan

diterima menjadi murid suatu sekolah,

kehidupan sehari-hari.

negara

ini

bahwa

dari

1950 dan 1959 Pasal 17 menyatakan:
warga

1952

ciri

setiap

jika memenuhi syarat yang ditetapkan

Pada masa itu juga dibentuk kelas

unit pendidikan dan pengajaran pada

masyarakat, yaitu sekolah khusus bagi

sekolah itu.

lulusan

Di samping itu, pasal 21 ayat 1

SR

6

tahun

yang

tidak

melanjutkan ke SMP, kelas masyarakat

menyatakan pula bahwa: Pemerintah

mengajarkan

dan bangsa Indonesia menerima ko-

pertanian, pertukangan dan perikanan.

edukasi pendidikan untuk laki-laki dan

Tujuannya agar anak tak mampu sekolah

perempuan bersama-sama.

ke jenjang SMP bisa langsung bekerja.

Dari Undang-Undang tersebut di atas

3. Periode

keterampilan

1959-1966

seperti

(demokrasi

terpimpin)

dapatlah diketahui bahwa:
kesempatan

Tujuan pendidikan nasional yang

belajar bagi setiap golongan masyarakat,

dirumuskan dalam keputusan presiden

seperti anak petani, pedagang, pegawai

nomor 145 Tahun 1965 adalah sebagai

1) Pemerintah

memberikan

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 91
berikut: Tujuan pendidikan nasional baik
yang

diselenggarakan

oleh

pihak

pemerintah maupun oleh pihak swasta,

d. Perkembangan keprigelan (kerajinan)
tangan.
e. Perkembangan jasmani.

dari pendidikan pra sekolah sampai

Konsep pembelajaran pada tahun

pendidikan tinggi supaya melahirkan

1964 mewajibkan sekolah membimbing

warga negara sosialis Indonesia yang

anak agar mampu memikirkan sendiri

asusila, yang bertanggung jawab atas

pemecahan persoalan (problem solving).

terselenggaranya

sosialis

Rencana pendidikan 1964 melahirkan

Indonesia adil dan makmur spiritual

kurikulum 1964 yang menitikberatkan

maupun material dan yang berjiwa

pada pengembangan daya cipta, rasa,

Pancasila.

karya dan moral yang kemudian dikenal

masyarakat

Kebijakan pendidikan pada waktu

dengan istilah panca wardhana.

itu yaitu, Sapta Usaha Tama Dan Panca

menekankan pada pengetahuan dan

Menteri PP&K Nomor 1 Tahun 1959.

kegiatan

Sapta Usaha Tama berisi:

disesuaikan dengan perkembangan anak.

Penertiban aparatur dan usaha-usaha

Cara belajar dijalankan dengan metode

kementrian PP&K:

yang disebut gotong royong terpimpin.

a. Menggiatkan kesenian dan olahraga.

Selain itu pemerintah menerapkan hari

b. Mengharuskan usaha halaman .

Sabtu sebagai hari krida, maksudnya,

c. Mengharuskan penabungan.

pada hari Sabtu siswa diberi kebebasan

d. Mewajibkan usaha-usaha koperasi.

berlatih kegiatan di bidang kebudayaan,

e. Mengadakan kelas masyarakat .

kesenian,

Wardhana

tertuang dalam instruksi

f. Membentuk regu kerja di kalangan
SLA dan Universitas.
Sementara

Panca

Wardhana

cinta

bangsa

dan

tanah air, moral nasional, internal dan

olahraga,

praktis,

dan

yang

permainan

sesuai minat siswa. Kurikulum 1964
adalah alat untuk membentuk manusia
Pancasilais

yang

sosialis

Indonesia,

MPKS No. 11 Tahun 1960.
Penyelenggaraan pendidikan dengan
kurikulum 1964 mengubah penilaian di

keagamaan (moral).
b. Perkembangan

fungsional

dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan

berisikan segi-segi sebagai berikut :
a. Perkembangan

Pada saat itu pendidikan dasar lebih

intelegensi

rapor bagi kelas I dan II yang asalnya
berupa skor 10-100 menjadi huruf A, B,

(kecerdasan).
emosional-artistik

C, dan D. Sedangkan, bagi kelas III hingga

atau rasa keharuana dan keindahan

VI tetap menggunakan skor 10-100.

lahir batin.

Dengan demikian, pada masa orde

c. Perkembangan

92 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

lama,

usaha

pendidikan

pertama

d. Menugaskan peserta didik untuk

ditujukan ke penambahan jumlah

lebih

dan jenis sekolah sesuai dengan

kelompok.

tuntutan rakyat. Pada masa ini untuk
kali

pertama

sejak

bekerja

masyarakat.
f. Mencurahkan

perhatian

lebih

Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar

banyak

Pendidikan

perasaan nasionalis, etis, estetis,

dan

Pengajaran

Di

Sekolah disingkat UUPP.

kepada

perkembangan

dan pembentukan watak. 11

Usaha pembaharuan pendidikan

Kebijakan pendidikan pada masa

juga dilakukan karena isi dan cara-

orde lama sesuai dengan tujuan

cara

negara,

pengajaran

yang

berlaku

yaitu

pendidikan

dianggap tidak sesuai dengan UUPP.

nasionalisme

Serangan

terhadap

pemerintahan Ir. Soekarno (1961-1966).

bersifat

Menteri pendidikan pertama Ki Hajar

ditujukan

pengajaran

klasikal

intelektualistis

Indonesia

oleh

hanya

Dewantara

mengutamakan pembentukan akal.

proklamasi

Untuk

pengajaran

umum, yang isinya menyerukan kepada

yang dapat membentuk kepribadian,

para pengurus upaya membuang sistem

dapat mengembangkan kepercayaan

pendidikan kolonial dan mengutamakan

diri,

patriotisme.

itu

atau

diperlukan

menimbulkan

keberanian,

inisiatif, dan semangat kerja. 10
Djumhur
mengatakan

dan
bahwa

beberapa

bulan

mengeluarkan

Sosialisme

Indonesia

sesudah
instruksi

yang

Danasuparta,

dijalankan oleh pemerintah, di tingkatan

pembaharuan

ke

kebijakan,

sampai

penerapannya

pendidikan masa orde lama meliputi:

dilingkungan pendidikan formal SMP,

a. Pembatasan

pelajaran

SMA, dan perguruan tinggi, merupakan

sampai ke pengetahuan yang siap

salah satu cara menjelaskan tujuan

pakai secara efektif.

pendidikan

bahan

b. Usaha ke arah individualisasi dan
keaktifan peserta didik.
c. Melepaskan hubungan kelas yang
kaku.

dengan

Djumhur & Danasuparta, op.cit., h. 217.

tujuan

Negara.

Pemerintah membuat suatu kurikulum
yang sesuai dengan tujuan tersebut, dan
lahirlah mata pelajaran Ilmu Kewargaan
Negara atau Civics, yang diajarkan di
tingkat SMP dan SMA.

10I.

secara

e. Menghubungkan sekolah dengan

kemerdekaan

ditetapkan Undang-undang No. 12

banyak

11Ibid.,

h. 222.

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 93
Indonesia di era Orde Lama

berlakunya UU No. 4 Tahun 1950 tentang

sarat

dasar-dasar

dengan cita-cita sosialisme. Cita-cita

pengajaran

sosialisme ini termasuk juga dalam

seluruh

bidang

Statuta

Negara

(UGM)

Tambahan

merupakan

Negara

yang

pendidikan.

Universitas

Gadjah

Mada

tahun 1951 sangat tegas menyatakan

pendidikan

dan

sekolah

untuk

di

Indonesia
Tahun

(lembaran

1954

lembaran

Nomor

38.

Negara Nomor

550).

adalah

Tujuan dan dasar pendidikan pada

menyokong sosialisme pendidikan.

Orde Lama dapat dilihat pada pasal 3 dan

Namun, pada tahun 1992, di bawah

4. Pasal 3: Tujuan pendidikan dan

kekuasaan Orde Baru, statute ini

pengajaran adalah membentuk manusia

diganti dengan banyak perubahan

susila yang cakap dan warga Negara

pada isinya.

yang

bahwa

tujuan

Satu

UGM

perubahannya

menghilangkan
tujuan

pasal

menyokong

pendidikan

adalah
mengenai

demokratis

serta

bertanggungjawab tentang kesejahteraan
masyarakatdan

tanah

air.

pendidikan dan pengajaran berdasarkan

Kebijakan

atas asas-asas yang termaktub dalam

pendidikan saat itu dilakukan secara

Pancasila,

UUD

Negara

sentralistik, sebagaimana dijelaskan oleh

Indonesia

dan

atas

Tilaar

kebangsaan Indonesia.

2)

4:

sosialisme

Indonesia.

(2000:

Pasal

bahwa

kebijakan

pendidikan di masa ini diarahkan kepada

Pada

masa

Republik
kebudayaan

Orde

Lama

proses indoktrinasi dan menolak segala

pendidikan banyak diarahkan untuk

unsur budaya yang datangnya dari luar.

nation

Semangat diskriminatif di dalam

and

Pemerintahan

character
secara

building.
aktif

dan

sekolah formal mulai dikikis. Anak-anak

sistematis

dari kalangan buruh dan tani mulai bisa

sebagai bagian integral dari proses

menikmati

sosialisasi

dan

mengenyam

bangku

menjadikan

ideologi

pendidikan

negara

dan

pendidikan. Secara yuridis, pemikiran

penataan corak kehidupan berbangsa

tentang

dan bernegara. Konsep pendidikan ini

pendidikan

nasional

dapat

dilacak dalam Undang-undang Nomor 4
Tahun

1950

tentang

akhirnya berakhir pada Tahun 1965.

dasar-dasar

Masa Orde Baru

pendidikan dan pengajaran di sekolah

Fokus

utama

pembangunan

(Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor

nasional pada era Orde Baru adalah

550) yang pelaksanaannya ditegaskan

bidang

UU

kegiatan kependidikan pada era ini

No.12

Tahun

1954,

tentang

ekonomi,

maka

pelaksanaan

94 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

instrumen

Indonesia untuk satu jenis sekolah semua

nasional.

sama. Penyeragaman pola pikir, sikap, dan

pendekatan

cara kerja dilakukan melalui sentralisasi

pendidikan tersebut dijalankan dengan

kurikulum, pembakuan metode mengajar

paradigma sentralisasi.

dan alat tes, sampai dengan penentuan

difungsikan

sebagai

pembangunan
Strategi,

ekonomi

fokus,

Kebijakan

dan

pendidikan

semuanya

terpusat. Kurikulum ditetapkan di pusat,

kriteria kenaikan ataupun kelulusan peserta
didik.12
Materi

tenaga pendidikan ditentukan dari pusat,

kurikulum

pendidikan

sarana dan prasarana pendidikan diberikan

nasional dari Taman Kanak-kanak hingga

dari pusat, dana pendidikan ditentukan dari

Sekolah Menengah Atas, bahkan perguruan

pusat, semuanya diseragamkan dari pusat.

tinggi

Maka yang terjadi adalah masyarakat pasif,

karakteristik setiap daerah. Penyeragaman

tidak tahu dan tidak dapat berlibat di dalam

kurikulum

kehidupan pendidikan. Padahal, masyarakat

penyeragaman metode mengajar dan sistem

memiliki harapan dan dampak terhadap

evaluasi. Metode Cara Belajar Siswa Aktif

upaya pendidikan di Indonesia, walaupun

disingkat CBSA diterapkan di seluruh

mereka mempunyai perbedaan dalam status

wilayah Indonesia. Padahal, metode CBSA

sosial, peranan dan tanggungjawab.

hanya tepat diterapkan di sekolah yang

dibuat

seragam

juga

tanpa

melihat

diikuti

dengan

adalah

jumlah gurunya cukup, siswanya responsif,

menempatkan pendidikan sebagai kerja

fasilitas pendidikan cukup memadai, dan

non-akademik, pendidikan diselenggarakan

didukung

dengan otorita kekuasaan administratif-

Demikian pula, sistem evaluasi belajar

birokratis, belum menempatkan pendidikan

dengan tes objektif diseragamkan di seluruh

sebagai

Indonesia.13

Hal

yang

ironis

kerja

penyelenggaraan

lagi

akademik
pendidikan

dan
dibawah

otorita keilmuan.
Darmaningtyas

mengungkapkan

oleh

informasi

Pemerintahan
mengedepankan
manusia

Orde

moto

Indonesia

yang

luas.

Baru

membangun

seutuhnya

dan

Orde Baru tidak hanya secara fisik seperti

masyarakat Indonesia . Pada tahun 1969-

pakaian, melainkan juga pola pikir, sikap,

Pendidikan (PPNP) dan menemukan empat

dan cara kerja melalui kurikulum. Kebijakan

masalah

bahwa politik penyeragaman pada masa

1970 diadakan Proyek Penilaian Nasional

pokok

dalam

pendidikan

di

pakaian seragam diberlakukan sejak tahun
1978

dan

berlaku

umum

tanpa

perkecualian, sehingga sejak saat itu warna,
jenis, dan bentuk pakaian sekolah di seluruh

12Darmaningtyas,

Pendidikan Pada dan Setelah
Krisis, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, 1999, h. 129130.
13Ibid., h. 130-132.

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 95
Indonesia: pemerataan, mutu, relevansi, dan

meningkatkan efektivitas pendidikan guru

efisiensi

dengan merombak kurikulum IKIP yang

pendidikan.

digunakan

untuk

Dan

hasilnya

membentuk

Badan

semula

mirip

kurikulum

Universitas

Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

menjadi khas IKIP, dimana kurikulum baru

dan Kebudayaan (BP3K). Depdiknas di

ini terlalu berlebih-lebihan menekankan

bawah Menteri Wardiman Djojohadiningrat

pembelajaran dan mengurangi secara besar-

(kabinet pembangunan VI) mengedepankan

besaran materi bidang studi. Para pedagogi

wacana pendidikan link and match"sebagai

yang tidak sepaham dengan resep ini

Indonesia pada masa itu (Rianti Nugroho,

kurikulum IKIP yang baru ini, bagaimana

2008: 16).

cara memegang kapur pun diajarkan.

upaya

untuk

memperbaiki

pendidikan

dengan

sinis

mengatakan

bahwa

di

Mutu guru lulusan IKIP merosot

Relevansi pendidikan diperhatikan
dengan penyesuaian isi pendidikan dengan

tajam.

kebutuhan pembangunan terhadap sumber

pendekatan

daya manusia yang diperlukan. Kebijakan

tetapi tidak menguasai apa yang harus

ini secara eksplisit muncul pada pelita I, II,

diajarkan.

III, I dan V. Setelah perluasan kesempatan

peningkatan

belajar,

bidang

dengan meningkatkan kualitas guru lewat

adalah

projek

sasaran

pendidikan

perbaikan

selanjutnya

Guru
dan

menguasai

berbagai

metodologi

mengajar,

Kebijakan
mutu

peningkatan

ke

dua

dalam

pendidikan

adalah

mutu

guru

yang

pemberantasan buta aksara. Kenyataan

dilakukan dengan model pelatihan guru

bahwa masih banyak penduduk yang buta

yang sangat terencana mulai dari teori,

huruf ditanggapi pemerintahan Soeharto

praktik sampai on the job training di sekolah

dengan

masing-masing.

pencanangan penuntasan

buta

huruf pada 16 Agustus 1978. Tekniknya

Secara umum praktek pendidikan

adalah dengan pembentukan kelompok

juga mengalami variasi pula yang dibedakan

belajar atau kejar.

menurut

Dengan mencanangkan wajib belajar
9 tahun, termasuk juga yang tak kalah

jenis,

jalur,

dan

jenjang

pendidikan.
1. Jenis pendidikan

populer adalah dibukanya program SD

Pada umumnya pendidikan menurut

Inpres untuk daerah-daerah terpencil dan

jenisnya dibedakan menjadi tiga macam,

terisolir di berbagai belahan daerah di

yaitu:

Indonesia.

a. Pendidikan Formal, menunjuk pada

Program

wajib

belajar

dicanangkan pada 2 Mei 1984. Bank Dunia

sistem pendidikan persekolahan.

pada tahun-tahun akhir 1970-an dan awal

Pendidikan jenis ini atau sistem

tahun 1980-an memberikan resep untuk

persekolahan

ini

adalah

jenis

96 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

sudah

biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan

terstandarisasi secara legal-formal.

keagamaan, pendidikan akademik, dan

Baik dalam jenjang-jenjangnya, lama

pendidikan profesional.

pendidikan

yang

kurikulumnya,

Sedangkan jalur pendidikan luar

persyaratan unsur pengelolaannya,

sekolah merupakan jalur pendidikan

persyaratan usia.

yang diselenggarakan diluar pendidikan

belajarnya,

paket

b. Pendidikan

nonformal,

memiliki

sekolah

melalui

kegiatan

belajar

karakteristik yang berbeda dengan

mengajar yang tidak harus berjenjang

yang di atas, dapat dikatakan relatif

dan

lebih lentur, fleksibel, dan berjangka

umumnya

pendekprogram penyelenggaraannya

keluarga, kelompok belajar, lembaga

dibandingkan

kursus, dan satuan-satuan yang sejenis.

dengan

jenis

berkesinambungan,

jalur

diselenggarakan

ini
oleh

3. Jenjang pendidikan

pendidikan formal.

Pendidikan ditinjau dari jenjangnya

c. Pendidikan informal, jenis pendidikan
secara

terdiri dari: a) jenjang pra sekolah, b)

terstruktur, lebih merupakan hasil

jenjang pendidikan dasar, c) jenjang

pengalaman

individual-

pendidikan menengah, dan d) jenjang

mandiri. Bentuk nyata dari jenis

pendidikan tinggi. Keempat-empatnya

pendidikan ini adalah pendidikan

merupakan

dalam keluarga. Dalam keluarga tidak

berkesinambungan. Jenjang pendidikan

dikenal

program,

pra sekolah wujudnya adalah: kelompok

lain-lain.

bermain (play group) dan Taman Kanak-

Contoh lain: pendidikan media massa,

kanak (TK). Jenjang pendidikan dasar

acara-acara keagamaan, dan lain-lain.

(SD), Madrassh Ibtidaiyyah (MI), Sekolah

yang

tidak

terorganisir

belajar

standardisasi

kurikulum,

jenjang

dan

mata

rantai

yang

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), serta

2. Jalur pendidikan
pendidikan

Madrasah Tsanawiyyah (MTs). Jenjang

dibedakan menjadi dua, yaitu jalur

pendidikan menengah adalah Sekolah

sekolah dan jalur luar sekolah. Jalur

Menengah

Umum

sekolah merupakan jalur pendidikan

Menengah

Kejuruan

yang berjenjang dan berkesinambungan.

Madrasah Aliyah (MA), adapun jenjang

Jalur ini dilaksanakan oleh sekolah

pendidikan tinggi yaitu contohnya UIN,

melalui kegiatan belajar mengajar. Jalur

UNY, UGM, dan lain-lain.14

Menurut

jalurnya,

(SMU),

Sekolah

(SMK)

dan

sekolah ini terdiri atas sekolah-sekolah
yang

berjenis

pendidikan

umum,

pendidikan kejuaraan, pendidikan luar

14Arif

Rohman, Politik Ideologi Pendidikan,
(Yogyakarta: LaksBang Mediatama, 2009), h.
174.

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 97
Pemerintahan
mengedepankan
manusia

moto

Indonesia

masyarakat

disingkat KTSP. KBK menekankan pada

membangun

eksplorasi kemampuan atau potensi peserta

dan

didik secara optimal, membangun apa yang

berbagai

dipelajari dan mengupayakan penerapan

memberi

dalam kehidupan sehari-hari.

seutuhnya

Indonesia

kebijakan

Baru

Orde

dan

turunannya

kontribusi bagi kualitas manusia bagi
dunia

industri

untuk

mendukung

KBK
setiap

berupaya

peserta

didik

mengkondisikan
agar

memiliki

pembangunan ekonomi, namun terdapat

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-

empat masalah pokok dalam pendidikan

nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan

di

berpikir dan bertindak sehingga proses

Indonesia:

pemerataan,

mutu,

relevansi, dan efisiensi pendidikan.

penyampaiannya harus bersifat kontekstual
dengan

Masa Reformasi
Pada

periode

desentralisasi,

ini

semangat

demokratisasi,

dan

globalisasi yang dibawa oleh gerakan

mempertimbangkan

faktor

kemampuan, lingkungan, sumber daya,
norma, integrasi dan aplikasi berbagai
kecakapan kinerja.
Menurut Rosiman, KBK berorientasi

reformasi menjalar ke semua sektor
sektor

pada pendekatan konstruktivisme yang

tema

terlihat dari ciri-ciri: menekankan pada

pendidikan

ketercapaian kompetensi siswa, baik secara

nasional. Pasca Reformasi tahun 1998,

individual maupun klasikal, berorientasi

terjadi

pada

pembangunan,
pendidikan
utama

termasuk

sehingga

penataan

perubahan

menjadi

sistem

fundamental

sistem pendidikan nasional.
sistem

pendidikan

dalam

Perubahan

tersebut

mengikuti

hasil

penyampaian

belajar

dan

dalam

keberagaman,
pembelajaran

menggunakan pendekatan dan metode yang

yang

bervariasi, sumber belajar bukan hanya

sentralistik menuju desentralistik atau yang

guru, tetapi juga sumber belajar yang lain

lebih dikenal dengan otonomi pendidikan

yang memenuhi unsur edukasi, penilaian

dan

menekankan pada proses dan hasil dalam

perubahan

sistem

kebijakan

pemerintah

otonomi

nasional

itu

upaya penguasaan atau pencapaian suatu

mempengaruhi sistem pendidikan.
Sistem

pendidikan

nasional

menyesuaikan dengan model otonomi. Di
tingkat

manajemen

diberlakukan

kompetensi.15
Salah satu implikasi dari KBK guru
harus lebih banyak waktu dan tenaga untuk

Manajemen Berbasis Sekolah dan di tingkat
kurikulum

diberlakukan

Kurikulum

Berbasis Kompetensi disingkat KBK dan
Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pelajaran

15Rosiman,

Kurikukulum Berbasis Kompetensi
Sebagai Persiapan Ke Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dalam http://labschoolunj.sch.id/smpjkt/publikasi.php?action=
artikel&id=605, diakses 9 Maret 2009.

98 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

memperhatikan siswa secara individual.

tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas

Tarsudi mengemukakan bahwa dengan

Sumber Daya Manusia Indonesia. Tetapi

jumlah siswa setiap kelas tidak kurang dari

disisi lain, sistem pendidikan kita masih

40 orang, ditambah lagi jumlah kelas

melahirkan mismatch terhadap tuntutan

pararel yang harus diampunya, bukan hanya

dunia kerja, baik secara nasional maupun

melelahkan

regional.17

guru,

tetapi

juga

akan

berdampak kepada intensitas dan keajegan

Selain perubahan dari sentralisasi ke

dalam mengelola kelas menjadi tidak dapat

desentralisasi

dipertahankannya lagi untuk memperoleh

perubahan

hasil

meningkatkan mutu sumber daya manusia

penilaian

seobjektif

dan

seadil

mungkin.16

yang
juga

membawa

banyak

bagaimana

untuk

dalam menghadapi persaingan bebas abad

Bebarapa

pakar

praktisi

ke-21. Kebutuhan ini ditampung dalam

pendidikan mencermati kebijakan otonomi

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang

pendidikan sering dipahami sebagai indikasi

Guru dan Dosen, serta pentingnya tenaga

kearah liberalisasi atau lebih parah lagi

guru dan dosen sebagai ujung tombak dari

dikatakan

reformasi pendidikan nasional.

sebagai

dan

indikasi

ke

arah

komersialisasi pendidikan. Hal ini, menurut
Suyanto,

semakin

dikuatkan

dengan

Undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen Pasal 2 ayat

terbentuknya Badan Hukum Pendidikan

(1)

(BHP)

pengamat

mengandung arti bahwa pekerjaan guru

dianggap sebagai pengejawantahan dari

hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang

sistem yang mengarah pada liberalisasi

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

pendidikan.

dan sertifikat pendidik sesuai dengan

yang

oleh

beberapa

Apakah sistem pendidikan yang ada

Guru

sebagai

tenaga

profesional

persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang

saat ini telah efektif untuk mendidik bangsa

pendidikan

Indonesia menjadi bangsa yang modern,

dimaksud

memiliki kemampuan daya saing yang tinggi

pembelajaran (learning agent) adalah peran

di tengah-tengah bangsa lain? Menurut

guru

Suyanto,

berbicara

motivator,

sebagai

bangsa

sepenuhnya

siap

kemampuan,
nampaknya
benar

kita
belum

menghadapi

tertentu.
dengan

antara

lain

Pasal

guru

sebagai

sebagai

pemacu,

(4)

Yang
agen

fasilitator,
perekayasa

pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar
bagi peserta didik.

tantangan persaingan. Sementara, disatu
sisi,
16Tarsudi,

bidang pendidikan kita menjadi

Memandang KBK Komprehensif, dalam
Suara Merdeka Edisi Senin, 04 Juli 2005.

17Suyanto,

2006, Dinamika Pendidikan Nasional
Dalam Percaturan Dunia Global(Jakarta: PSAP
Muhammadiyah, 2006), h.21.

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 99
Sistem Pendidikan Nasional Era

prioritas pendidikan yang akan dicapai.

Reformasi yang diatur dalam Undang-

Akibatnya, muncul berbagai masalah dalam

Undang No. 20 Tahun 2003 diuraikan dalam

dunia pendidikan kita yang belum teratasi.

indikator-indikator akan keberhasilan atau

Permasalahan tersebut antara lain kinerja

kegagalannya,

Peraturan

yang tidak pas dengan tujuan umum

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

pendidikan nasional, produk pendidikan

Standar

yang belum siap pakai, atau tidak sesuai

maka

lahirlah

Nasional

Pendidikan

yang

kemudian dijelaskan dalam Permendiknas

dengan

RI.

rangking pendidikan kita di mata dunia yang
Anggaran

pendidikan

ditetapkan

sesuai dengan UUD 1945 yaitu 20% dari

ketersediaan

lapangan

kerja,

setara dengan negara-negara miskin atau
baru merdeka.
Menyongsong

APBN dan APBD, sehingga banyak terjadi

berbagai

reformasi di dunia pendidikan, terutama

kecenderungan yang aktual

tidak ada

dalam dalam pemberian dana Bantuan

alternatif lain selain perlu penataan kembali

Operasional Sekolah (BOS), Wajib Belajar 9

terhadap dunia pendidikan mulai dari

tahun, dan peningkatan standar penghasilan

filsafat dan tujuan pendidikan, manajemen

Guru dengan adanya sertifikasi guru, serta

pendidikan,

pemberian bantuan pendidikan (Beasiswa)

pembelajaran, dan substansi pengajaran

untuk peningkatan kompetensi guru, dan

secara nasional, regional dan lokal.Sistem

sebaginya.

pendidikan

kurikulum,

nasional

Indonesia

metode

terlihat

Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang

masih bersifat tambal sulam, mulai dari

Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

kebijakan kurikulum, manajemen, sistem

pendidikan

pembelajaran,

nasional

bahwa

pendidik

tuntutan

kualitas

guru,

merupakan tenaga profesional. Kedudukan

tuntutan fasilitas dan dana pendidikan,

guru dan dosen sebagai tenaga profesional

kurang memliki prioritas yang ingin dicapai.

mempunyai

visi

Sementara

terwujudnya

secara

umum,

sesuai

pendidikan seringkali dipandang sebagai

profesionalitas

investasi modal jangka panjang yang harus

untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap

mampu membekali peserta didik untuk

warga

menghadapi kehidupan masa depannya.

penyelenggaraan
dengan

pembelajaran

prinsip-prinsip

negara

dalam

memperoleh

Pendidikan harus mampu mencerahkan

pendidikan yang bermutu.
Menurut

beberapa

pakar

dan

peserta didik dari ketidaktahuan menjadi

praktisi pendidikan, reformasi pendidikan

tahu

Indonesia

pendidikan

kurang

rumusan-rumusan

menggambarkan
permasalahan

dan

dan

memberdayakan,

artinya

mampu membuat mereka

berhasil dalam kehidupan. Secara ideal,

100 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

dunia pendidikan harus mampu berjalan

perspektif yang menganggap pendidikan

beriringan dengan dunia luar. Kendala

sebagai

utama yang dihadapi adalah komitmen

perspektif

pemerintah

investasi produk yang mampu mendorong

yang

tidak

terfokus

pada

sektor

pelayanan

pendidikan

umum

sebagai

ke

suatu

prioritas dalam hal dana pendidikan, baik

pertumbuhan

pada masa lalu dan masa kini. Akibatnya,

bidang kehidupan. Pendidikan bukan bidang

idealisme tersebut masih jauh dari impian

yang terlepas dari kehidupan lainnya.

dan jauh dari kenyataan.

Antara

masyarakat

pendidikan

di

dengan

berbagai

kehidupan

Dengan demikian, dapat dikatakan

hampir-hampir tidak dapat dibedakan sama

bahwa sebenarnya kesadaran pemerintah

sekali (life is education, and education is

Indonesia atas masalah pendidikan masih

life).19

sangat rendah dibandingkan perhatian pada

Pendidikan dan kehidupan telah

sektor lain. Alokasi anggaran pendidikan

menyatu dalam sebuah kerangka filosofis,

seharusnya menjadi urutan utama untuk

bahwa proses pendidikan tidak lain adalah

pengembangan

proses memanusiakan manusia.

Indonesia,
pendidikan

sumber

tetapi
selalu

kepentingan

daya

kenyataan

manusia
anggaran

dasar ini, maka pendidikan dipandang

unutuk

sebagai katalisator dan tenaga penggerak

terkalahkan

pembangunan

Dengan

sektor

lain

terutama untuk sektor ekonomi.

yang dapat menyebabkan faktor-faktor
lainnya berkembang. Hal ini memberikan

Berbagai problem pendidikan yang

aksentuasi

betapa

pembangunan

muncul tersebut di atas bersumber pada

pendidikan sebagai upaya pengembangan

kelemahan pendidikan nasional yang sangat

sumberdaya manusia menjadi semakin

mendasar,

penting dalam pembangunan suatu bangsa.

sehingga

tidak

mungkin

disempurnakan hanya lewat pembaharuan
yang

bersifat

tambal

sulam

(Erratic).

Pembaharuan pendidikan nasional yang
mendasar dan menyeluruh harus dimulai
dari

mencari

paradigma

penjelasan

peran

baru

pendidikan

atas
dalam

pembangunan (Zamroni, 2000:5-6).18
Paradigma

tersebut

Penutup
Dari paparan tentang pendidikan
dan kualitas manusia Indonesia sejak
kemerdekaan hingga era reformasi maka
penulis dapat mengampil simpulan sebagai
berikut:
1. Orde lama merupakan satu fase yang

harus

berusaha membangun masyarakat sipil

berimplikasi pada perubahan perspektif
dalam pembangunan pendidikan, mulai dari
18Zamroni,

Paradigma Pendidikan Masa Depan,
(Yogyakarta: Adipura, 2000), h. 5-6.

19Suyanto,

2006, Dinamika Pendidikan Nasional
Dalam Percaturan Dunia Global(Jakarta: PSAP
Muhammadiyah, 2006), h.ix.

PENDIDIKAN NASIONAL DAN KUALITAS MANUSIA INDONESIA………| 101
yang

kuat,

yang

demokrasi,

berdiri

kesamaan

di

hak

atas

reformasi di dunia pendidikan dan

dan

memberi peluang peningkatan kualitas

kewajiban antara sesame warga Negara
termasuk dalam bidang pendidikan.
Inilah

amanat

menyebutkan

UUD
salah

pembangunan

Namun, sistem pendidikan nasional

yang

Indonesia terlihat masih bersifat tambal

cita-cita

sulam, mulai dari kebijakan kurikulum,

1945
satu

sumber daya manusia.

nasional

adalah

manajemen,

sistem

pembelajaran,

mencerdaskan bangsa. Era orde lama

tuntutan kualitas guru, tuntutan fasilitas

menghapuskan

dan dana pendidikan, kurang memiliki

elitisme

sistem

pada

masa

memberlakukan

pendidikan
kolonial

politik

dan

persatuan

nasional. Pendidikan menjadi wahana
pembangunan karakter bangsa.
2. Orde

Baru

mengedepankan

membangun

manusia

moto

Indonesia

seutuhnya dan masyarakat Indonesia

prioritas yang ingin dicapai.
Daftar Pustaka
Ari H Gunawan. 1995. Kebijakan-kebijakan
Pendidikan. Jakarta: Renika cipta.
Fasli Jalal & Dedi Supriadi (ed). 2001.
Reformasi Pendidikan dalam Konteks
Otanomi Daerah Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa.

dan berbagai kebijakan turunannya

I. Djumhur & H. Danasuparta. 1975. Sejarah
Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu.

memberi

Muh. Said & Juminar Affan, Mendidik dari
Zaman ke Zaman, Jemmars,
Bandung, 1987.

kontribusi

bagi

kualitas

manusia bagi dunia industri khususnya
untuk

mendukung

ekonomi,

namun

pembangunan
terdapat

empat

masalah pokok dalam pendidikan di
Indonesia: pemerataan, mutu, relevansi,
dan efisiensi pendidikan.
Era reformasi
yang

cukup

memberikan ruang

besar bagi perumusan

kebijakan-kebijakan

pendidikan

yang

reformatif

bersifat

baru
dan

revolusioner. Bentuk kurikulum menjadi
berbasis kompetensi. Begitu pula bentuk
pelaksanaan pendidikan berubah dari
sentralistik

menjadi

desentralistik.

Anggaran pendidikan ditetapkan sesuai
dengan UUD 1945 yaitu 20% dari APBN
dan APBD, sehingga banyak terjadi

Sanjaya, W. 2007. Kajian Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung: Sekolah
Pasca Sarjana UPI.
Suyanto & Djihad Hisyam. 2000. Refleksi
dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia Memasuki Milenium III,
Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Suyanto. 2006. Dinamika Pendidikan
Nasional Dalam Percaturan Dunia
Global,
PSAP
Muhammadiyah,
Jakarta.
Soedjiarto. 1999. Memahami Arahan
Kebijakan GBHN 1999-2004
tentang Pendidikan Sebagai
Upaya Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa
dan
Membangun
Peradaban
Negara
bangsa
Indonesia, makalah, PrimagamaIPSI-PGRI, Yogyakarta.
Tilaar, H.A.R.. 1998. Beberapa Agenda
Reformasi Pendidikan Nasional

102 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

Dalam Perspektif Abad 21, Tera
Indonesia, Magelang.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa
Depan, Adipura, Yogyakarta.
Internet:
http://disdikpora.palangkaraya.go.id/berita
-160-kualitas-pendidikan-indonesiaranking-69-tingkat-dunia.html
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/26
0961/kualitas-manusia-indonesiadi-bawah-rata-rata.
http://www.kompas.com

Dokumen yang terkait

INTERAKSIONISME SIMBOLIK DALAM KAJIAN SEJARAH | Setiawati | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 137 237 1 SM

0 1 17

PERAN PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PENGEMBANGAN PENGAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTUR DI LPTK | Soebijantoro | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 121 215 1 SM

0 1 11

PEMUPUKAN SEMANGAT INTEGRASI NASIONAL MELALUI PENDIDIKAN SEJARAH DI SEKOLAH | Sulistiyono | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 117 207 1 SM

0 1 15

LINTASAN SEJARAH FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME DAN AKTUALISASINYA | Pelu | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 711 1294 1 SM

0 0 15

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI INTEGRITAS DAN IDENTITAS NASIONAL DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN | Parji | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 706 1284 1 SM

0 1 10

ANALISIS MUATAN KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP DITINJAU DARI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA | Hartono | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 1458 3069 1 SM

0 0 18

MENDONGENG DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN | Utomo | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 901 1666 1 SM

0 1 8

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH SEJARAH MADIUN BERBASIS KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA | Hartono | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 1465 3083 1 SM

0 0 19

MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF BUDAYA PESISIR | Tri Sulistiyono | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 893 1650 1 SM

0 2 18

PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN POLITIK (KAJIAN REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA MASA ORDE HINGGA REFORMASI) | Hartono | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 879 1623 1 SM

1 0 11