MENDONGENG DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN | Utomo | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 901 1666 1 SM

M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 1
MENDONGENG DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN
Sukarno Budi Utomo*

Abstrak
Cerita atau dongeng merupakan suatu tindakan atau cara yang bijak dan cerdas untuk
mendidik dan menasehati anak. Dongeng dapat memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan
akan imajinasi dan fantasi anak. Anak akan lebih asyik dalam menyimak dongeng yang berisi
nasihat adan ajaran atau didikan. Keinginan dan sikap-sikap positif tersebut tentu akan
berdampak pada perkembangan pribadi anak usia dini.
Dampak metode bercerita atau mendongeng bagi guru akan memiliki sikap-sikap positif
seperti berpikir kritis, memiliki rasa tanggung jawab, lebih waspada terhadap praktek
pembelajarannya sendiri. Lebih berhati-hati terhadap metode, persepsi, pemahaman dan
keseluruhan pendekatan dalam pembelajarannya. Mampu untuk mengantarkan guru untuk lebih
professional, berwawasan luas dan mampu memberi kontribusi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan.
Kata Kunci: Dongeng, pendidikan

Teknik

Pendahuluan


mendongeng

yang

baik

mempunyai dampak luar biasa terhadap
Seni mendongeng
penurutan

cerita

lisan

sebagai tradisi
di

Indonesia


dunia pendidikan anak usia dini. Dongeng
mengandung

kebenaran,

ajaran

moral.

sebenarnya sudah tumbuh sejak berabad-

Bahkan sindirian yang sangat baik. Oleh

abad silam. Hidup para pendongeng bahkan

karena

dijamin oleh raja. Mereka mendapat gelar

sangatlah


dari kerajaan sebagai juru hibur. Saat Sang

mendongeng

Raja sedang berduka, pendongeng diundang

terjadi proses approach yang kondusif

sebagai pelipur lara.

dalam rangka mentransfer ilmu atau nasihat

Berpijak

dari banyaknya keluharan

itu

para


guru

perlu

atau

pendidik

menguasai

dalam

teknik

pembelajaran

agar

kepada anak didik.


orang tua, guru serta pendidik di lembaga

Untukmenanggulangi berkembangnya

formal maupun informal yang kesulitan

ilmu pengetahuand dan teknologi di dunai

dalam hal berkomunikasi dengan anak

maya serta berkembang pesatnya film-film

didik. Sementara proses komunikasi dengan

atau cerita video impor yang kadang tidak

anak

sesuai dengan norma atau etika ketimuran,


didik

sangatlah

penting

dalam

pendidikan. Di Negara maju mendongeng

maka

dijadikan

mendongeng agar lebih menarik dan terasa

kebiasaan

komunikasi pendidikan.


dalam

proses

perlu

manfaatnya

merekonstruksi

bagi

anak

didik

teknik

Dongeng


diidentikkan sebagai suatu cerita bohong,

* Sukarno Budi Utomo adalah praktisi pendidikan, anggota Dewan Kesenian Ngawi

2 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013

bualan, khalayan atau cerita yang mengada-

sebagai media pendidikan yang mudah

ada dan tidak ada manfaatnya. Benar,

diterima oleh anak-anak.

dongeng adalah cerita rekaan, tetapi tidak
Pelajaran penuh makna

berarti dongeng tidak bermanfaat. Justru
aspek


Pada anak usia dini bercerita menjadi

intelektual, kepekaa, kehalusan budi, emosi,

salah satu aktivitas penting karena kegiatan

seni, fantasi, dan imajnasi. Tidak hanya

bercerita merupakan salah satu metode

mengutamakan otak kiri, tetapi juga otak

pembelajaran

kanan.

menjadi pelajaran penuh makna yang

dongeng


bisa

mengaktifkan

Seiring dengan perjalanan zaman,
tradisi lisan tidak bisa menghindar dari

memegang

tempat

dalam

sarana

bahasa

peranan


tertua

penting

dan

dalam

sosialisasi nilai-nilai baru kepada anak.
Bercerita dapat bermanfaat untuk

persaingan dengan budaya modern untuk
memperoleh

seni

mendorong

anak

mencintai

bahasa,

komunkasi modern seperti media cetak,

membantu perkembangan anak, member

elektronik, bioskop, dan dunia panggung.

wadah pada anak untuk belajar berbagai

Kegiatan mendongeng sedikit demi sedikit

emosi dan perasaan (sedih, gembira, marah

terkikis

kemajuan

senang, cemas), menghidupkan suasana

teknologi. Namun kondisi ini tidak berlama-

pembelajaran, memegang peranan penting

lama. Di Negara maju dan berkembang,

dalam sosialisasi nilai-nilai baru pada anak

kegiatan mendongeng mulai dilirik lagi.

dan mentransmisikan nilai-nilai budaya.

oleh

hiruk

pikuk

Bahkan sudah dikomputerisasikan dan di

Cerita dapat digunakan oleh orang tua

setiap perpustakaan diadakah ceramah

dan guru sebagai sarana mendidik dan

tentang dongeng. Dongeng mulai marak

membentuk

kembali di ruang kelas hingga menembus

pendekatan transmisi budaya atau cultural

dunia maya internet. Di Indonesia, meski

transmission approach (Suyatno dan Abas,

masih sedikit terhambat, saat ini kegiatan

2001).

mendongeng

ditanamkan

bahkan

telah

sudah

mulai

berkembang

manjamur,
sejumlah

perkumpulan pendongeng.
Jelaskan, baik pada masa lalu maupun

kepribadian

Dalam

cerita,

pada

anak

nilai-nilai

diri

anak

melalui

luhur
melalui

penghayatan terhadap mankan dan maksud
cerita (meaning ang attention of story). Anak
melakukan serangkaian kegiatan kognisi

masa kini, kehadiran pendongeng memang

dan

afeksi,

mulai

sangat dibutuhkan sebagai media hiburan

komperehensi, hingga inferensi terhadap

yang bernilai luhur, sekaligus sabagai media

nilai-nilai

hiburan yang bernilai luhur, sekaligus

dalamnya. Melalui kegiatan ini transmisi

moral

yang

dari

intepretasi,

terkandung

di

budaya terjadi secara ilmiah, bawah sadar,

M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 3
dan

akumulatif

hingga

jalin

menjalin

bahwa

anak-anak

menggunakan

dan

Anak

mengontrol bahasa selama terjadi interaksi

memiliki referensi yang mendalam setelah

dengan bahan cerita atau selama kegiatan

menyimak anak melakukan serangkaian

bercerita berlangsung.

membentuk

kepribadian

anak.

aktivitas kognisi dan afeksi yang rumit dari

Hal yang tidak kalah penting yang

fakta cerita seperti nama tokoh, sifat tokoh,

membuat cerita memiliki arti penting dalam

latar tempat, dan budaya serta hubungan

pendidikan anaka dalah karena bercerita

sebab akibat dalam alur cerita dan pesan

memenuhi criteria pendidikan efeltif untuk

moral yang tersirat di dalamnya. Makna

mendidik, membina, da mengembangkan

kebaikan, kejujuran, kerja sama, misalnya,

moral anak yang tidak mungkin dicapai oleh

berakumulasi pada benak anak mengisi

metode ceramah atau direktif (perintah).

lobus-lobus dalam leksikon mental dan

Lebih lanjut, Campbell (Campbell dan

ensiklopedi mental. Proses ini terjadi secara

Dickinson, 2002: 18-19) menyatakan bahwa

lebih

metode bercerita merupakan metode yang

kuat

daripada

jika

anak

sangat tepat untuk memberikan wawasan

mendengarkan nasihat atau paparan.
Disamping itu, kebermaknaan cerita

sejarah dan budaya yang bermacam-macam

terletak pada aktivitas menyimak cerita itu

itu dibandingkan dengan sejarah tertulis.

sendiri,

kegiatan

Sebelum membaca dan menulis menjadi hal

berbahasa yang paling banyak dilakukan

umum, kegiatan bercerita telah digunakan

anak adalah menyimak. Kajian Paul Ramkin

untuk menyampaikan sejarah budaya yang

mengenai kegiatan berkomunikasi anak

meliputi harapan, ketakutan, nilai, dan

menunjukkan bahwa 45% waktu anak

prestasi orang-orangnya. Selain itu, kegiatan

digunakan

bercerita

terutama

karena

untuk

menyimak.

Barulah

sebagai

sarana

komunikasi

30%

linguistik yang kuat dan menghibur dapat

waktunya untuk berbicara, 16% untuk

mengajarkan siswa dalam mengenal ritme,

membaca, dan 9 % untuk menulis (Cox,

pitch (pola titi nada), dan nuansa bahasa.

setelah

itu

anak

1999: 151-152).

menghabiskan

Ini berarti menyimak

berfungsi sentral dalam kehidupan anak.

Dampak mendongeng

Selain itu, menyimak merupakan aktivitas
dasar manusia yang membuatnya memiliki

Sebagian besar waktu menyimak anak
digunakan utnuk menyimak cerita. Walter
(Beaty,

1996)

penting

bercerita

sebagai

berikut.

banyak pengetahuan.

Loban

Arti

melalui

studi

longitudinalnya pada anak TK menemukan

a. Sebagai alat pendidikan budi pekerti
b. Sebagai metode dan materi yang dapat
diintegrasikan
keterampilan lain

dengan

dasar

4 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013

c. Memberi ruang lingkup yang bebas

disediakan oleh pusat kurikulum.

(kepekaan social)
d. Memberi

pekerti dapat mengacu pada rumusan yang

contoh

menyikapi

Bercerita pada kurikulum

suatu

memperoleh

permasalahan

perhatian serius.

1984

Hal

ini

e. Memberi barometer sosial

didasarkan pada proses perkembangan

f.

anak

Memberi pelajaran budaya dan budi
pekerti

g. Memberi ruang gerak merangkap dan

yang

berada

pada

masa

kaya

imajinasi . Selain itu, pengenalan konsepkonsep yang abstrak memperoleh gambaran
kongkret dalam benak anak melalui cerita.

mengaplikasikan nilai
h. Memberi efek psikologis positif

Selain itu cerita mendekatkan konsep-

i.

Membangkitkan rasa ingin tahu

konsep

j.

Memberi daya tarik bersekolah

bermakna bagi anak. Dengan demikian,
kebermaknaan

k. Memberi makna bagi proses belajar
Arti

pentingnya

bercerita

tersebut

bagi

pada

dan

konteks

yang

kemudahan

materi

pembelajaran dapat dicapai.
Bercerita dalam kurikulum berbasis

pendidikan anak usia dini tidak dapat
dilepaskan dari kemampuan guru dalam

kompetensi

mentransformasikan

psikologis dan linguistic pada siswa sesuai

kehidupan

dalam

nilai-nilai
bentuk

cerita

luhur
atau

minat

memberikan

anak,

pengalaman

sesuai

dengan

dan

kebutuhan

tingkat

dongeng. Kemampuan gurulah sebenarnya

perkembangan

yang menjadi tolok ukur kebermankaan

menyenangkan karena bertolakn dari minat

cerita atau dongeng. Tanpa itu, dongeng

dan kebutuhan siswa, hasil belajar bertahan

atau cerita tidak akan memberikan makna

lebih lama karena lebih berkesan dan

apa-apa bagi anak didik.

bermakna, mengembangkan keterampilan

Sampai detik ini, bercerita masih

anak,

berpikir siswa dengan permasalahan yang

menjadi salah satu pilihan bagi orang tua

dihadapi

dan guru dalam menanamkan budi pekerti

kepekaan sosial, toleransi, komunikasi dan

pada anak. Hal itu disadari pada keyakinak

tanggap terhadap gagasan atau perasaan

bahwa

orang lain. Dengan kata lain bercerita sesuai

budi

pekerti

bukanlah

mata

pelajaran tetapi lebih merupakan program

dan

menumbuhkembangkan

dengan model pembelajaran tematik.

pendidikan untuk menciptakan kondisi atau
suasan kondusif bagi penerapan nilai-nilai

Karakteristik cerita atau dongeng

budi pekerti. Pendidikan budi pekerti
dilakukan setiap saat selama kurun waktu

Guru yang baik adalah mereka yang

berlangsungnya kegiatan pembelajaran di

mampu

lingkungan

stimulasi pada anak sesuai dengan karakter

sekolah.

Kompetensi

budi

memberikan

pemuasan

dan

M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 5
Menurut

permasalahannya). Cerita menjadi menarik

Horatius, hakekat cerita adalah duice et utile

bagi anak karena menyerupai hidup yang

yang

sebenarnya, tetapi juga tidak sama dengan

cerita

dan

perkembangan.

artinya

bermanfaat.

menyenangkan
Menyenangkan

dan
karena

kehidupan itu sendiri (Sudjiman, 1991).
Cerita

memberikan bahan lain dari sisi kehidupan

untuk

anak

dapat

manusia. Bermanfaat karena di dalam cerita

dikategorikan sebagai karya sastra. Hanya

banyak mengandung nilai-nilai kehidupan

saja

yang dapat diresapi.

Meskipun demikian, membuat cerita untuk

prioritas

penikmatnya

berbeda.

Cerita menjadi sarana penuntun

anak tetap harus memenuhi persyaratan.

perilaku yang baik, kritik yang halus (tidak

Membuat cerita untuk anak, terlebih cerita

menyakitkan hati) agar terbentuk pola

tertulis,

norma dan perilaku halus dan baik. Cerita

pendalaman,

yang

pertanggungjawaban,

dipaparkan

oleh

orang

yang

membutuhkan
pengendapan,

penelitian,

baik,

seperti

pembacanya itu sendiri (Epstein, 1991).

konflik

Oleh karena itu cerita untuk anak tetap

kehidupan yang sesungguhnya. Orang yang

memilik unsur-unsur utama pembangunan

mendengarkan cerita dapat ikut berdebar-

fiksi, seperti tema dan amanat, tokoh, alur,

debar, takut, khawatir, senang dan lega,

setting,

kadang

kebahasaan. Unsur-unsur tersebut diolah

berhadapan

langsung

menjerit,

dengan

berterikan,

dan

sudut

pengetahuan

energi

yang

pendengarnya

dan

kejujuran,

membawakan penghayatan tokoh dengan
maka

besar

ketekunan,

pandang,

dana

tentang

sarana

sedemikian rupa sehingga tercerna oleh

sebagainya.
Pada saat menyimak cerita atau

anak.

anak-anak

Cerita lisan untuk anak memang

memutuskan hubungan dengan dunia nyata

memiliki berbagai kelebihan. Meskipun

untuk sementara waktu, masuk ke dalam

demikian, karena cerita tersebut dipengarui

dunia imajinasi yang bersifat pribadi. Secara

oleh kepiwaian pencerita, maka cerita yang

fisik mungkin mereka terbengong-bengong,

baik secara tertulis mungkin akan menjadi

tetapi dengan tuntutan si pendongeng,

tidak menarik ketika diceritakan oleh orang

imajinasi anak aktif mengikuti peristiwa-

yang tidak pandai bercerita.

dongeng,

sesungguhnya

peristiwa dalam cerita. Selain itu, cerita juga

Aspek perkembangan anak yang

membekali anak-anak dengan sesuatu yang

perlu dikembangkan dalam sebuah cerita

bermanfaat bagi hidup mereka selanjutnya

meliputi aspek bahasa, social, emosi, moral,

karena cerita menyajikan

imitation of

dan

kognisi.

Cerita

bukan

sekedar

life (konsepsi mimesis yang membuat anak-

tumpukan atau jajaran peristiwa. Cerita

anak

dibangun berdasarkan elemen-elemen yang

lebih

memahami

hidup

dan

6 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013

saling mengait satu sama lain. Untuk

6. Anak-anak keluar ruangan, melepaskan

memahami isi dan unsur cerita itu, anak

diri dari arena cerita, berjalan-jalan,

harus menggunakan kognitifnya. Walaupun

mengganggu teman. Sesekali mereka

masih pada tingkat yang sederhana, anak

melihat kepada guru kemudian kembali

sebenarnya melakukan kegiatan kognitif,

ke aktivitas semula.

seperti mengidentifikasi unsur-unsur cerita,

Indikator yang mungkin dirasakan

menafsirkan makna dan maksud cerita,

oleh guru antara lain:

menganalisis mana tokoh baik dan jahat,

a. Guru merasa belum siap bercerita,

menyatukan kembali peristiwa yang terjadi

namun

menjadi

bercerita. Akibatnya guru mereka tidak

plot

sederhana

yang

mampu

anak-anak

dibentuk dalam benaknya, dan menilai

memiliki

mana perbuatan yang pantas ditiru dan

sebelumnya. Guru sendiri menyatakan

yang tidak. Dengan kegiatan itu, anak akan

bahwa detil yang terlupakan. Selain itu,

memperoleh sejumlah pengalaman kognitif

kata-kata yang diucapkan kurang tertata,

yang mengacu pada kualitas pemahaman

kurang terencana, dan kurang tepat.

dan apresiasinya terhadap dongeng yang

persiapan

memaksakan

yang

matang

b. Guru merasa bosan bercerita dengan
materi yang itu-itu juga dari waktu ke

dibawakan oleh guru.
Cerita dapat dikatakan tidak berhasil

waktu. Adakalanya guru merasa hafal
dengan dongeng yang setiap minggu

apabila:
kurang

mereka ceritakan kepada anak-anak,

kesibukan

sendiri, sibuk berbicara dengan teman

seperti Kancil Nyolong Timun, Sabuk

atau tidak menghiraukan guru.

sendiri merasa tidak perlu menambah

1. Anak-anak

gaduh,

memperhatikan,

memiliki

Nabi Sulaiman, Harimau dan Tikus. Guru

tegang,

perbendaharaan dongengnya. Akibatnya,

menangis ketakutan, bereaksi terlalu

ia bercerita dengan materi yang sama

berlebihan.

dari waktu ke waktu, tanpa inovasi

2. Anak-anak

tampak

terlalu

3. Anak-anak memberikan reaksi verbal

tertentu. Dongeng langsung (tanpa alat

yang berisi penolakan, Ngak mau itu

peraga) justru membuat guru merasa

4. Anak-anak terlihat berpikir terlalu keras,

tidak optimal, cenderung datar dan

lagi!

jenuh. Akibatnya kualitas penceritaan

terlihat tidak santai, dan akhirnya jenuh.

monoton.

5. Anak-anak melihat kepada guru, diam

c. Guru merasa banyak kehilangan fakta

ketika guru bercerita, tetapi tidak dapat

cerita. Dalam hal ini guru berusaha keras

menjawab pertanyaan cerita serta tidak

untuk menghafal semua unsur yang ada

mampu memberikan tanggapan apa-apa.

dalam teks sumber. Namun sayangnya

M E N D O N G E N G D A L A M P E R S P E K T I F ………| 7
banyak yang luruh di tengah jalan.

interpolasi

Perhatian guru terbagi mengingat cerita

pengurangan dan penyesuaian sesuai

dengan improvisasi. Akibatnya cerita

tujuan penceritaan. Gunakan buku jika

guru terlihat kurang lancer dan kurang

belum dapat bercerita secara langsung.

unsur),

3) Biasakan melakukan persiapan. Jangan

utuh.
d. Guru merasa tidak diperhatikan siswa.
Banyaknya

siswa

yang

gaduh

dan

berbicara sendiri membuat guru jengah
dan

(penambahan

kurang

senang.

Namun

guru

hanya

mengandalkan

pengalaman.

Lakukan inovasi dan perbaikan bercerita
secara periodik.
4) Carilah

tempat

lain

jika

perlu.

dengan

Integrasikan dengan kegiatan lain seperti

member kemakluman,

Namanya juga

karyawisata, PKL, dan berjalan-jalan

berpikir

cerita

berusaha

menghibur

diri

anak-anak! Kondisi ini membuat guru
yang

5) Untuk mengurangi gangguan suara dari

disampaikannya mungkin tidak menarik.

luar lakukan pengaturan kelas dengan

bahwa

mengenali lingkungan.

baik. Hindari penataan kursi satu muka
seperti pembelajaran formal di kelas

Kiat Mendongeng

yang lebih tinggi.
Berikut beberapa kita mendongeng

6) Gunakan bercerita sebagai pengantar
materi

yang perlu diperhatikan.
1) Berceritalah tentang sesuatu yang benarbenar dikuasai. Jangan menceritakan
materi cerita yang belum dikenal benar.

pembelajaran

sebagaimana

disarankan oleh kurikulum yang berlaku
untuk anak usia dini.
7) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

Hal ini akan menghindarkan guru dari

mendongeng

kuasai

materi

keragu-raguan,

dongeng, kuasai teknik vokal

(warna

lupa

fakta,

dan

adalah

ketergangguan dalam bercerita. Alihkah

suara) seperti suara anak, bapak, kakek,

kegiatan bercerita ke kegiatan lain jika

binatang dan sebagainya. Perhatikan

guru tidak merasa yakin atau hilang

ekspresi wajah dalam bercerita. Olah

minat bercerita.

tubuh dalam mengekspresikan kalimat

2) Carilah sumber-sumber baru; ujicobakan

dalam bercerita. Pakailah alat bantu atau

dulu kepada anakn sendiri. Dengan

peraga seperti boneka. Memberikan efek

bertambahnya

suara atau musik untuk menambah

perbendaharan

cerita,

guru sendiri sebenarnya juga memiliki
kepuasan. Jangan berpatokan terlalu
kaku tentang sumber cerita. Guru dapat
merekonstruksi

cerita,

melakukan

hidup suasana dalam bercerita.

8 | JURNAL AGASTYA VOL 03 NO 01 JANUARI 2013

Agus DS. 2007. Mendongeng
Yogyakarta: Kanisius.

Penutup

Memberikan nasihat dan pelajaran
melalui cerita atau dongeng adalah suatu
tindakan atau cara yang bijak dan cerdas
sebab mendidik dan menasehati anak
melalui dongeng dapat memberikan efek
pemuasan

terhadap

kebutuhan

akan

imajinasi dan fantasi anak. Dengan dongeng
anak akan lebih asyik dalam menyimak
dongeng yang berisi nasihat adan ajaran
atau didikan. Keinginan dan sikap-sikap
positif tersebut tentu akan berdampak pada
perkembangan pribadi anak usia dini.
Dampak bagi guru dengan metode
bercerita atau mendongeng akan memiliki
sikap-sikap positif seperti berpikir kritis,
memiliki

rasa

tanggung

waspada

jawab,

terhadap

lebih

praktek

pembelajarannya sendiri. Lebih berhati-hati
terhadap metode, persepsi, pemahaman dan
keseluruhan

pendekatan

pembelajarannya.
mengantarkan

dalam

Mampu
guru

untuk

untuk

lebih

professional, berwawasan luas dan mampu
memberi

kontribusi

terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan.

Daftar Pustaka

Yayat Nursantara. 2004. Teknik Vokal.
Yogyakarta: Erlangga.
Jacob Sumardjo.
Bandung: ITB

2000.

Filsafat

Seni.

Bareng.

Andi Yudha. 2007. Cara Pintar Mendongeng
Tadzkiroatun Musfiroh. 2008. Cerita Untuk
Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara
Wacana