Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat | Fitriani | Natural Science: Journal of Science and Technology 1013 3262 1 PB
Jurnal Natural Science Desember 2012 Vol. 1.(1) 7-16
Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan
Jenis Di Wilayah Palu Barat
Zelly Rizky Fitriani1*, M. Rusydi H1, Moh. Dahlan Th. Musa1
1
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
ABSTRACT
Research identify fault lines with resistivity geoelectric measurements in West Palu has been
done. This study aimed to determine the geological structure, and also the type of rock layers
below the surface area of research. This measurement was carried out in two areas in the
western district of Palu, the Kalora and Kabonena, using geoelectric methods resistance type
with Wenner configuration. Data processing was done using software EarthImager 2D. From
the results of treatment, obtained a description of the geological structure in line 2 at Kalora
areas there resistance values between 1212-6000 ohm-m which allegedly was granite layer
that separated by a layer of sandy loam with a resistance value of 200-1000 ohm-m in
coordinates of 119 °49'33,7” BT and 00 ° 52'42, 5" LS, which was characteristic of the fault.
Key Words: geoelectric, Wenner, the fault
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian identifikasi jalur patahan dengan metode geolistrik hambatan jenis
di Wilayah Palu Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur geologi, dan jenis
lapisan batuan bawah permukaan daerah penelitian. Pengukuran ini dilakukan di dua lokasi di
Kecamatan Palu Barat, yaitu Kalora dan Kabonena dengan menggunakan metode geolistrik
hambatan jenis konfigurasi Wenner. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan
menggunakan software EarthImager 2D. Hasil pengolahan, diperoleh Gambaran struktur
geologi berupa patahan pada Lintasan 2 daerah Kalora dengan nilai hambatan jenis antara
1212-6000 ohm-m yang diduga merupakan lapisan granit yang terpisahkan oleh lapisan
lempung berpasir dengan nilai hambatan jenis 200-1000 ohm-m pada koordinat 119°49’33,7”
BT dan 00°52’42,5” LS, yang merupakan ciri adanya patahan.
Kata kunci: geolistrik, wenner, patahan.
PENDAHULUAN
Sulawesi Tengah merupakan daerah rawan gempa karena memiliki aktivitas tektonik tinggi
akibat adanya beberapa jalur patahan dan subduksi mikro lempeng. Stasiun Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG) Palu (2005) mencatat bahwa tidak kurang dari 4 kali
dalam sehari terjadi gempa-gempa kecil (< 3 SR) di Lembah Palu. Catatan sejarah
gempabumi sejak tahun 1927, memperlihatkan bahwa telah terjadi beberapa peristiwa
*
Coresponding author phone (+6287844505453)
Email : [email protected]
Identifikasi Jalur Patahan dengan Metode Geolistrik di Palu Barat (Z.R. Fitriani, et.al.)
7
Jurnal Natural Science Desember 2012 Vol. 1.(1) 7-16
gempabumi merusak di Lembah Palu. Gempabumi Donggala (1927) yang berpusat di selatan
kota Donggala (Kota Palu sekarang), gempabumi Tambu (1968) yang berpusat di Teluk
Tambu dengan kekuatan 6 SR, gempabumi yang terjadi di Lembah Palu (Februari 2005), dan
gempabumi terkini yang terjadi di Kulawi (Agustus, 2012). Semua gempabumi yang terjadi
di Lembah Palu adalah gempabumi dengan kedalaman dangkal (
Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan
Jenis Di Wilayah Palu Barat
Zelly Rizky Fitriani1*, M. Rusydi H1, Moh. Dahlan Th. Musa1
1
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
ABSTRACT
Research identify fault lines with resistivity geoelectric measurements in West Palu has been
done. This study aimed to determine the geological structure, and also the type of rock layers
below the surface area of research. This measurement was carried out in two areas in the
western district of Palu, the Kalora and Kabonena, using geoelectric methods resistance type
with Wenner configuration. Data processing was done using software EarthImager 2D. From
the results of treatment, obtained a description of the geological structure in line 2 at Kalora
areas there resistance values between 1212-6000 ohm-m which allegedly was granite layer
that separated by a layer of sandy loam with a resistance value of 200-1000 ohm-m in
coordinates of 119 °49'33,7” BT and 00 ° 52'42, 5" LS, which was characteristic of the fault.
Key Words: geoelectric, Wenner, the fault
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian identifikasi jalur patahan dengan metode geolistrik hambatan jenis
di Wilayah Palu Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur geologi, dan jenis
lapisan batuan bawah permukaan daerah penelitian. Pengukuran ini dilakukan di dua lokasi di
Kecamatan Palu Barat, yaitu Kalora dan Kabonena dengan menggunakan metode geolistrik
hambatan jenis konfigurasi Wenner. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan
menggunakan software EarthImager 2D. Hasil pengolahan, diperoleh Gambaran struktur
geologi berupa patahan pada Lintasan 2 daerah Kalora dengan nilai hambatan jenis antara
1212-6000 ohm-m yang diduga merupakan lapisan granit yang terpisahkan oleh lapisan
lempung berpasir dengan nilai hambatan jenis 200-1000 ohm-m pada koordinat 119°49’33,7”
BT dan 00°52’42,5” LS, yang merupakan ciri adanya patahan.
Kata kunci: geolistrik, wenner, patahan.
PENDAHULUAN
Sulawesi Tengah merupakan daerah rawan gempa karena memiliki aktivitas tektonik tinggi
akibat adanya beberapa jalur patahan dan subduksi mikro lempeng. Stasiun Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG) Palu (2005) mencatat bahwa tidak kurang dari 4 kali
dalam sehari terjadi gempa-gempa kecil (< 3 SR) di Lembah Palu. Catatan sejarah
gempabumi sejak tahun 1927, memperlihatkan bahwa telah terjadi beberapa peristiwa
*
Coresponding author phone (+6287844505453)
Email : [email protected]
Identifikasi Jalur Patahan dengan Metode Geolistrik di Palu Barat (Z.R. Fitriani, et.al.)
7
Jurnal Natural Science Desember 2012 Vol. 1.(1) 7-16
gempabumi merusak di Lembah Palu. Gempabumi Donggala (1927) yang berpusat di selatan
kota Donggala (Kota Palu sekarang), gempabumi Tambu (1968) yang berpusat di Teluk
Tambu dengan kekuatan 6 SR, gempabumi yang terjadi di Lembah Palu (Februari 2005), dan
gempabumi terkini yang terjadi di Kulawi (Agustus, 2012). Semua gempabumi yang terjadi
di Lembah Palu adalah gempabumi dengan kedalaman dangkal (