44 HUBUNGAN POLA MAKAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI DI BPS AIDA HARTATIK DESA NDLANGGU KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

  

HUBUNGAN POLA MAKAN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI

DI BPS AIDA HARTATIK DESA NDLANGGU KECAMATAN DEKET

KABUPATEN LAMONGAN

Dharna Afrida Puji Rahayu*, Faizatul Ummah**, Farida Juanita***

  

ABSTRAK

…………......……….…… …… . .…. …… … ......………. …… …… . .….

  Kehamilan memerlukan asupan nutrisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan janin dan ibu selama kehamilan. Kekurangan asupan cairan dan makanan tinggi serat akibat dari pola makan yang tidak tepat meliputi jenis, jumlah, jadwal akan menyebabkan konstipasi pada kehamilan. Pada survey awal ditemukan dari 10 ibu hamil yang diperiksa ditemukan 7 orang atau 70% menderita konstipasi. Tujuan penelitian menganalisis hubungan pola makan ibu hamil dengan kejadian konstipasi di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.

  Desain penelitian ini adalah Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional, populasi pada penelitian ibu hamil sebanyak 30 orang dengan jumlah sampel 30 memenuhi kriteria inklusi. Metode sampling menggunakan tehnik Total sampling, Variabel Independent adalah Pola Makan pada ibu hamil dan variable dependent adalah kejadian konstipasi. Instrument menggunakan kuesioner tertutup untuk pola makan dan wawancara terpimpin untuk kejadian konstipasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan tabel silang.

  Hasil dari penelitian ini hampir sebagian responden ibu hamil dengan pola makan kurang sebanyak 12 orang atau 40.0 % dan sebagian besar ibu hamil mengalami konstipasi sebanyak 17 orang atau 43.3 %, berdasarkan hasil dari tabel silang maka H o ditolak yang artinya terdapat Hubungan antara Pola Makan Ibu Hamil Dengan Kejadian Konstipasi di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Sehingga disimpulkan terdapat hubungan pola makan ibu hamil dengan kejadian konstipasi.

  Bagi petugas kesehatan terutama bidan desa agar memberikan penyuluhan pola makan yang tepat pada ibu hamil yang meliputu jenis, jumlah dan jadwal untuk mencegah timbulnya konstipasi pada kehamilan dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin.

  Kata kunci : Kehamilan, Pola Makan, Konstipasi PENDAHULUAN

  muncul. Rasa ketidaknyamanan selama . …… . … … . kehamilan salah satunya dengan kejadian

  Kehamilan merupakan suatu proses konstipasi (Helen Varney, dkk, 2006 : 536). yang dialami oleh seluruh wanita di dunia.

  Konstipasi merupakan masalah yang Dalam melewati proses kehamilan seorang sering ditemui selama kehamilan, hal ini wanita harus mendapat penatalaksanaan yang terjadi akibat penurunan peristaltis yang benar. Karena ini semua berpengaruh disebabkan relaksi otot polos pada usus besar terhadap morbiditas dan mortalitas. Ini ketika terjadi peningkatan jumlah terbukti dengan angka kematian yang tinggi progesteron. Pergeseran dan penekanan pada di negara Indonesia. Dengan keadaan usus akibat pembesaran uterus atau bagian tersebut memberi support dan memacu untuk presentasi juga dapat menurunkan motilitas memberikan penatalaksanaan yang benar saat pada saluran gastrointestinal sehingga kehamilan. menyebabkan konstipasi (Helen Varney, dkk,

  Tidak semua wanita mengalami 2006 : 539). ketidaknyamanan yang umum muncul selama

  Selama kehamilan, gerakan gerakan kehamilan, tetapi banyak wanita yang makanan melalui usus berlangsung sangat mengalaminya dalam tingkat ringan hingga lambat. Ini memungkinkan nutrien dan air berat. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini diserap dengan lebih banyak, tetapi kadang – didasarkan pada penyebab dan penatalaksanaan didasarkan pada gejala yang kadang juga menyebabkan konstipasi (Penny Simkin, dkk, 2007 : 84)

  Konstipasi berkaitan dengan setidaknya 6 macam kondisi dalam tubuh, diantaranya : (1) Rahim yang membesar menekan rektum dan kolon sehingga mengganggu ekskresi; (2) Peningkatan kadar progesteron merelaksasikan otot saluran cerna, serta menurunkan motilitas; (3) Asupan cairan tidak adekuat; (4) Diet serat tidak cukup; (5) Suplemen zat besi; (6) Kebiasaan defekasi yang buruk; (7) jarang berolahraga dan sering melewatkan satu waktu makan terutama sarapan (Arisman, MB, 2004 : 22 ).

  Pola makan seseorang sangat mempengaruhi terjadinya konstipasi pada kehamilan, pola makan yang tepat meliputi jenis, jadwal dan jumlahnya, membatasi pemberian suplemen zat besi bukan setiap hari, melainkan 2 hari sekali dan berolahraga secara teratur. Dengan pola makan yang benar dan makan–makanan yang mengandung gizi seimbang akan mencegah terjadinya konstipasi pada kehamilan ( Arisman, MB, 2004 : 22).

  Insiden konstipasi pada ibu hamil di Indonesia mencapai 15-20 % (Hendry, 2010). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti pada Tgl 20 Mei 2010 di BPS Ny.Aida Hartatik diperoleh data dari 10 ibu hamil yang diperiksa ditemukan 7 orang atau 70% menderita konstipasi, dan yang normal terdapat 3 atau 30% orang yang tidak menderita konstipasi. Berdasarkan survei awal tersebut masih banyak ibu hamil yang mengalami konstipasi pada masa kehamilan.

  Beberapa faktor yang memungkinkan ibu mengalami konstipasi pada masa kehamilannya, anatara lain : pengetahuan, sosial ekonomi, pola makan, sosial budaya, usia kehamilan, aktivitas fisik, dan obat – obatan.

  Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Semakin tinggi pengetahuan ibu hamil semakin tinggi pula upaya ibu hamil udia sehat atau tidak mengalami konstipasi pada kehamilannya (Soekidjo Notoadmodjo : 2005).

  Tipe masyarakat dalam stratifikasi dibedakan dalam sosial ekonomi. Wanita hamil dengan sosial ekonomi rendah cenderung mengalami gizi yang kurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan untuk mengkonsumsi makanan dan zat gizi, karena mengkonsumsi bahan pangan kaya serat sangat membantu penderita konstipasi (Sarwono Prawiroharjo, 2005). Dengan demikian ibu hamil yang mengalami sosial ekonomi rendah cenderung mengalami gizi yang kurang, sehingga keadaan tersebut memungkinkan untuk terjadinya konstipasi pada kehamilan.

  Pengaruh sosial budaya dapat menguntungkan dan merugikan, pengaruh sosial budaya yang menguntungkan bentuk budaya masyarakat yang mau menerima adanya suatu perubahan misalnya meningkatkan pemberian nutrisi yang bergizi sehingga janin dan ibu hamil dapat tetap sehat, sebaliknya pengaruh yang merugikan adalah budaya yang kolot dan tidak mau menerima perubahan misalnya pada ibu hamil harus pantang makanan tertentu agar anaknya dapat lahir dengan selamat, padahal pantangan tersebut salah. Padahal dengan diet rendah serat, kurang minum dan olahraga justru akan menyebabkan konstipasi (Azwar, S. 2003 : 25).

  Pada masa hamil trimester pertama konstipasi tidak sering dialami oleh ibu hamil, tetapi setelah menginjak usia kehamilan trimester kedua juga ketiga konstipasi akan sering dialami oleh ibu hamil, ini diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan akibat relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron (Varney Helen, dkk, 2006 : 539).

  Aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik yang baik untuk ibu hamil agar terhindar dari kejadian konstipasi, yaitu

METODE PENELITIAN

  dengan : (a) memiliki pola defekasi yang .… … .… baik dan teratur, hal ini mencangkum pola

  Metode atau desain yang digunakan penyediaan waktu yang teratur untuk pada penelitian ini adalah Cross Sectional melakukan defekasi dan kesadaran untuk dengan teknik sampling Total Sampling, tidak mengacuhkan “ dorongan” atau jumlah populasi 30 responden dan sampel menunda defekasi; (b) melakukan latihan sejumlah 30 responden. secara umum, berjalan setiap hari, mempertahankan postur yang baik, latihan HASIL PENELITIAN . … kontraksi otot abdomen bagian bawah secara

  1. Pendidikan teratur, semua kegiatan ini memfasilitasi

  Tabel 1 Distribusi Responden menurut

  sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti

  Pendidikan ibu hamil di BPS

  pada usus besar (Varney Helen, dkk, 2006 :

  Aida Hartatik Desa Ndlanggu 539). Kecamatan Deket Kabupaten

  Obat-obatan yang digunakan ibu hamil

  Lamongan bulan September –

  yaitu tablet Fe dapat menyebabkan konstipasi, Oktober 2010. karena mempunyai efek menciutkan dan kerja yang lebih secara lokal pada mukosa

  No Pendidikan Frekuensi Prosentase

  usus untuk menyebabkan konstipasi (Cholina,

  1 Tidak 1 3.3 %

  2010).

  Sekolah

  2 SD 12 40.0 %

  Sebagai solusi atau konsep untuk

  3 SMP 5 16.7 %

  memecahkan masalah tersebut serta pada

  4 SMA 12 40.0 %

  uraian yang telah disebutkan diatas, upaya

  Total 30 100%

  untuk menghindari dampak tersebut maka bidan dapat meningkatkan pelayanan Berdasarkan tabel 1 di atas dapat kesehatan ibu khususnya dalam KIE guna dijelaskan bahwa ibu hamil di BPS Aida memberikan informasi dan motivasi yang Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket adekuat agar ibu hamil selalu memperhatikan Kabupaten Lamongan hampir sebagian pola makan selama kehamilannya dengan responden ibu hamil berpendidikan SMA cara yang alami, diantaranya adalah; (a) yaitu 12 orang atau 40.0 % dan sebagian bangun subuh kemudian minum segelas air kecil responden ibu hamil tidak sekolah jeruk hangat; (b) lakukan gerak badan ( harus yaitu 1 orang atau 3.3 %. seizin dokter ) lakukan secara teratur; (c) minum air setidaknya 8-10 gelas ( 2-3 liter )

  2. Pekerjaan sehari; jumlah ini pun harus dicocokan

  Table 2 Distribusi responden menurut

  dengan besaran angka kecukupan energi; (d)

  pekerjaan ibu hamil di di BPS

  memperbanyak makanan yang kaya akan

  Aida Hartatik Desa Ndlanggu

  serat (Arisman, MB : 2004). Dalam keadaan

  Kecamatan Deket Kabupaten

  normal cairan akan mengisi sebagian besar

  Lamongan bulan September -

  usus dan feces sehingga feces mudah Oktober 2010. dikeluarkan. Penderita konstipasi sebaiknya minum air yang cukup, kira-kira 8 liter per

  No Pekerjaan Frekwensi Presentase

  hari. Cairan yang mengandung kafein, seperti

  1 Tidak Bekerja 5 16.7 %

  kopi dan kola serta alkohol memiliki efek

  2 Petani 10 33.3 %

  dehidrasi sehingga dapat meyebabkan

  3 Swasta 13 43.3 %

  konstipasi, kurang olahraga dapat

  4 Wiraswasta 2 6.7 %

  menyebabkan terjadinya konstipasi,

  Jumlah 30 100%

  meskipun belum diketahui dengan pasti patogenesisnya. Karena banyaknya faktor Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan yang dapat mempengaruhi kejadian bahwa hampir sebagian Responden ibu konstipasi selama kehamilan, maka peneliti hamil bekerja Swasta sebanyak 13 orang atau membatasi pada pola makan saja.

  43.3 % dan sebagian kecil responden bekerja Wiraswasta sebanyak 2 orang atau 6.7 %.

  Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan ibu hamil di BPS di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan bulan Agustus- September 2010.

  2 Tidak 13 43.3 % Total 30 100 %

  1 Ya 17 56.7 %

  Frekuensi Prosentase

  No Kejadian Konstipasi Ibu Hamil

  Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan bulan September - Oktober 2010.

  6. Data Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil

  Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian responden dengan pola makan kurang sebanyak 12 orang atau 40.0 % dan hampir sebagian responden dengan pola makan sedang sebanyak 8 atau 26.7 %.

  3 Pola Makan Kurang 12 40.0 % Jumlah 30 100%

  2 Pola Makan Sedang 8 26.7 %

  1 Pola Makan Baik 10 33.3 %

  No Pola Makan Frequency Prosentase

  5. Data Pola Makan Pada Ibu Hamil

  3. Umur

  Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa ibu hamil di BPS ibu hamil di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten hampir seluruhnya mempunyai 1 anak yaitu 27 atau 90.0 % dan sebagian kecil mempunyai 2 anak yaitu 3 atau 10.0 %

  2 Anak 3 10.0 % Total 30 100 %

  2

  1 Anak 27 90.0 %

  1

  No Jumlah Anak Frekuensi Prosentase

  Table 4 Distribusi Responden menurut Jumlah Anak pada Ibu hamil di BPS di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan bulan September - Oktober 2010.

  4. Jumlah anak

  Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa ibu hamil di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten seluruhnya berusia 20-35 tahun yaitu 30 orang atau 100 %.

  Total 30 100 %

  No Umur Frekuensi Prosentase 1 20 -35 tahun 30 100 %

  Tabel 3 Distribusi Responden menurut Umur Ibu hamil di BPS ibu hamil di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan bulan September - Oktober 2010.

  Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa ibu hamil di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan sebagian besar ibu hamil mengalami konstipasi sebanyak 17 orang atau 56.7 % dan hampir sebagian ibu hamil tidak mengalami konstipasi sebanyak 13 orang atau 43.3 %. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan mengalami konstipasi.

  7. Hubungan Pola Makan Ibu Hamil Dengan Kejadian Konstipasi

1 Baik

  17

  Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin mudah ibu menerima informasi, semakin banyak pengetahuan yang dimiliki khususnya khususnya pada pola makan ibu hamil, sebaliknya jika pendidikan ibu rendah maka akan menghambat ibu dalam menerima informasi oleh karena itu pendidikan dan pengetahuan ibu hamil yang rendah mengenai pola makan akan menyebabkan ibu tidak melakukan langkah apapun untuk mengatasinya.

  Hal ini disesuaikan dengan teori Soekidjo Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

  Selain pekerjaan, pendidikan juga mempengaruhi pola makan pada ibu hamil. Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa ibu hamil hampir sebagian ibu hamil berpendidikan SMA dan sebagian kecil ibu hamil tidak sekolah.

  Bagi ibu hamil yang sibuk dalam pekerjaanya akan sulit untuk meluangkan waktunya, walaupun sekedar untuk memperhatikan pola makannya dengan baik dan teratur dikarenakan kesibukan dalam pekerjaannya yang menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk memperhatikan pola makan sehingga mencari makanan yang siap saji atau makanan yang instan tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya, padahal ibu hamil harus selalu memperhatikan pola makannya dengan baik dan teratur dengan memperhatikan pola makan dan mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung banyak serat dan cukup asupan cairan dengan jumlah yang dibutuhkan.

  Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu hamil bekerja Swasta dan sebagian kecil ibu hamil bekerja wiraswasta. Menurut Nany venska (2001), bahwa suatu aktivitas rutin pada seseorang memungkinkan untuk menghabiskan waktu dengan pekerjaanya sehingga waktu luangnya pun terbatas.

  Pekerjaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pola makan pada ibu hamil.

  Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu hamil dengan pola makan kurang dan hampir sebagian ibu hamil dengan pola makan sedang. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, pendidikan, umur dan faktor pendukung lainnya adalah faktor pengetahuan.

  .… .…

  PEMBAHASAN

  Dari hasil tabulasi silang pada tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa responden memiliki pola makan baik hampir seluruhnya tidak mengalami konstipasi yaitu 9 orang atau 90.0%, sedangkan responden memiliki pola makan sedang sebagian besar mengalami konstipasi yaitu 6 orang atau 75.0%, dan responden memiliki pola makan kurang hampir seluruhnya mengalami konstipasi yaitu 10 orang atau 83.3%. Jadi dapat disimpulkan ibu hamil yang memiliki pola makan baik maka proporsi kejadian konstipasi akan menurun sedangkan ibu hamil yang memiliki pola makan kurang maka kejadian konstipasi akan meningkat.

  43.3 30 100

  13

  56.7

  16.7 12 100 Total

  Tabel 7 Tabulasi silang Hubungan Pola Makan Ibu Hamil Dengan Kejadian Konstipasi di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan bulan September - Oktober 2010.

  2 Sedan g

  No Pola Makan Kejadian Konstipasi

  Total Ya Tidak f % f % N %

  1

  10.0

  9

  90.0 10 100

  6

  2

  5.0

  2

  25.0 8 100

  3 Kuran g

  10

  83.3

1. Pola Makan Ibu Hamil di BPS Aida Hartatik Desa ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan

  Umur juga mempengaruhi pola makan ibu hamil. Berdasarkan tabel 3 seluruhnya ibu hamil berusia 20-35 tahun.

  Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003) usia merupakan individu yang terhitung mulai saat lahir sampai berulang tahun.

  Umur juga mempengaruhi pola makan ibu hamil dikarenakan pada penelitian ini didapatkan sebagian besar umur ibu hamil lebih dari 35 tahun, dimana pada umur tersebut, ibu hamil mengalami kemunduran terutama pada daya ingat. Sehingga ibu hamil tidak memperdulikan nutrisi pada saat hamil. Mereka beranggapan bahwa semua makanan yang dikonsumsi itu baik, tanpa mempermasalahkan kandungan nutrisi yang ada pada makanan tersebut, sehingga pada penelitian ini didapatkan hampir sebagian ibu hamil memiliki pola makan kurang. Sebaiknya tenaga kesehatan khususnya bidan desa harus lebih meningkatkan penyuluhan tentang nutrisi pada ibu hamil.

  Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa ibu hamil sebagian besar mengalami konstipasi dan hampir sebagian ibu hamil tidak mengalami konstipasi. Konstipasi ibu hamil dipengaruhi oleh faktor pekerjaan dan faktor yang mendukung adalah faktor aktivitas fisik.

  Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian konstipasi pada ibu hamil. Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu hamil bekerja Swasta dan sebagian kecil ibu hamil bekerja wiraswasta. Menurut Nany venska (2001). Bahwa suatu aktivitas rutin pada seseorang memungkinkan untuk menghabiskan waktu dengan pekerjaanya sehingga waktu luangnya pun terbatas.

  Bagi ibu hamil yang sibuk dalam pekerjaanya seperti sebagai pegawai swasta di Pabrik akan sulit untuk meluangkan waktu yang teratur dalam melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak mengacuhkan dorongan atau menunda defekasinya.

  Selain pekerjaan, aktivitas fisik juga mempengaruhi kejadian konstipasi pada ibu hamil. Aktifitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

  ( Varney Helen, dkk, 2006 : 39 ).

  Aktivitas fisik yang baik untuk ibu hamil agar terhindar dari kejadian konstipasi, yaitu dengan : memiliki pola defekasi yang baik dan teratur, melakukan latihan fisik ringan secara teratur seperti : mempertahankan postur tubuh yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur, semua kegiatan ini dapat mencegah atau mengurangi kejadian konstipasi pada ibu hamil.

  Perubahan fisiologi pada ibu hamil dengan kejadian konstipasi disebabkan akibat relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan hormon progesteron.

  3. Hubungan Pola Makan Ibu Hamil Dengan Kejadian Konstipasi

2. Konstipasi Ibu Hamil di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan

  Karena ini menggunakan Total sampling, hasil dari tabulasi silang di atas dapat diketahui yaitu H o ditolak yang artinya terdapat hubungan pola makan ibu hamil dengan kejadian konstipasi di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Maka dapat disimpulkan semakin baik pola makan ibu hamil maka ibu hamil tidak mengalami konstipasi dan begitu pula sebaliknya pola makan ibu hamil yang kurang baik maka ibu hamil akan mengalami konstipasi.

  Berdasarkan tabel 3 di atas menujukkan bahwa ibu hamil yang memiliki pola makan baik hampir seluruhnya tidak mengalami konstipasi, sedangkan ibu hamil yang memiliki pola makan sedang sebagian besar mengalami konstipasi dan ibu hamil yang memiliki pola makan kurang hampir seluruhnya mengalami konstipasi.

  Hal ini sesuai pendapat Sunita Almatsier (2004) untuk mengontrol pola makan, kita perlu menghindari konsumsi makanan yang dapat menyebabkan konstipasi, antara lain yaitu makanan makanan kurang serat, makanan siap saji, dan kurang asupan cairan. Hal ini menunjukkan bahwa jika pola makan baik, maka ibu hamil tidak mengalami konstipasi dengan cara menghindari makanan yang kurang serat dan kurang asupan cairan, sebaliknya jika pola makan kurang baik maka dapat menyebabkan ibu hamil mengalami konstipasi. Dengan demikian ibu hamil disarankan untuk mengatur pola makan yang tepat dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi serat, cukup asupan cairan dan disertai dengan aktivitas fisik ringan yang cukup maka akan bisa mengurangi resiko terjadinya konstipasi yang tidak diinginkan.

  Dari hasil penelitian di atas bila di hubungkan dengan teori atau konsep yang menyebabkan faktor pola makan dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil maka teori tersebut telah di buktikan oleh peneliti berdasarkan hasil tabel silang bahwa terdapat hubungan pola makan ibu hamil dengan kejadian konstipasi.

  Aesculapius Suharsimi, Arikunto, (2006). Prosedur

  Jakarta : Salemba Medika

  Kebidanan dan Analisa Data,

  Hidayat, A,A,A., (2007). Metode Penelitian

  Bina Pustaka Hendry. 2010. Angka Kejadian Konstipasi Ibu Hamil di Indonesia. http://medlineplusoverviewconsti pasi.com. Majalah Farmacia, diakses 10 Juni 2010

  kandungan , Jakarta: Yayasan

  1 Mei 2010 Hanifa Wiknjosastro.(2006). Ilmu

  http://library.usu.ac.id/fk/keperaw atan-cholina.pdf. Diakses: tanggal

  Maternitas ; Ed.4, Jakarta: EGC Cholina, (2010), Konstipasi Pada Ibu Nifas.

  Pustaka Pelajar Bobak, (2004), Buku Ajar Keperawatan

  Pengukurannya . Yogyakarta:

  Jakarta: EGC Azwar, S. 2003. Sikap Manusia Teori dan

  Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta Arisman, MB. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi.

  Kedokteran , Jakarta : Media

  . … Hidayat, A,A,A., (2008). Kebutuhan Dasar Saifuddin AB. (2006) Buku Pedoman Praktis

  Arief Manjoer. (2005). Kapita Selekta

  Rumah Sakit, Jakarta: EGC

  Andi Hartono 2006. Terapi Gizi dan Diet

  Agung. 2010. Faktor-faktor Penyebab Konstipasi Ibu Hamil. http://Wordpress.com. Majalah Kesehatan, Diakses 7 Juni 2010

  . . . DAFTAR PUSTAKA . . .

  Memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada misalnya menjelaskan leaflet, memasang poster, pentingnya pola makan pada ibu hamil dan menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian konstipasi pada ibu hamil sehingga kejadian konstipasi pada ibu hamil dapat menurun.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Dengan masih tinggi jumlah ibu hamil yang mengalami konstipasi maka petugas kesehatan khususnya bidan desa setempat harus lebih meningkatkan penyuluhan kelompok secara berkala tentang ketidak nyamanan ibu hamil khususnya konstipasi pada kehamilan dan memanfaatkan sarana prasarana yang sudah ada misalnya menjelaskan leaflet, brosur, serta memasang poster tentang ketidak nyamanan yang sering terjadi pada ibu hamil.

  B Saran

  3. Ada hubungan antara pola makan ibu hamil dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil yang diteliti Di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Tahun 2010.

  2. Sebagian besar ibu hamil Di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan mengalami konstipasi.

  1. Hampir sebagian ibu hamil Di BPS Aida Hartatik Desa Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan mempunyai pola makan yang kurang.

  A Kesimpulan

  Ma nusia, Jakarta : Salemba Pelayanan Kesehatan Maternal

  Medika

  dan Neonatal . Jakarta: Yayasan

  Bina Pustaka Sarwono Holson. 2010. Definisi Konstipasi Ibu Hamil. Prawirohardjo http://wordpress.com. di akses 15

  Juni 2010 Sarwono, Prawirohardjo. (2005). Ilmu

  kandungan : Cet.4, Jakarta:

  Mubarak Wahit Iqbal. (2007), Kebutuhan Yayasan Bina Pustaka

  Dasar Manusia . Jakarta: EGC

  Sarwono, Prawirohardjo. (2008). Ilmu Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Metodologi Kebidanan . Jakarta: Yayasan

  Penelitian Kesehatan , jakarta : Bina Pustaka

  Rineka Cipta Simkin, Peny. (2007). Kehamilan,

  Nanny Venska. (2001). Diabetes Meningkat Melahirkan, dan Bayi, jakarta :

  karena Wohlstandssyndrom, Arcan

  http://naturindonesia.com/diabetes

  • militus/artikel-tentang-diabetes/. Sunita, Almatsier. (2003). Prinsip Dasar Diakses tanggal 18 maret 2010 Ilmu gizi, Jakarta Timur : Dian Rakyat Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan

  Metodologi Penelitian Ilmu Varney Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan

Keperawatan , Jakarta: Salemba Kebidanan . Jakarta: EGC

  Medika Yayuk Farida Baliwati, dkk. 2004. Pengantar

  Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Pangan dan gizi. Jakarta: Penebar Metodologi Penelitian Ilmu Swadaya.

  Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.