PENENTUAN KONSENTRASI NITROGEN DIOKSIDA dari

PENENTUAN KONSENTRASI NITROGEN DIOKSIDA (NO2)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRIESS SALTZMAN DI
WILAYAH FAKULTAS PERTANIAN
DETERMINATION OF CONCENTRATION OF NITROGEN
DIOXIDE (NO2) USING GRIESS SALTZMAN METHOD IN
FACULTY OF AGRICUlTURE
Fajar Ramadani Hikmatullah1, Alfandias Seysna Putra2
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB
Dramaga, Bogor, 16680
[email protected], [email protected]

Abstrak: Udara memiliki berbagai unsur gas yang melindungi atmosfer bumi. Nitrogen merupakan
gas penyusun atmosfer terbesar di muka bumi, jumlahnya mencapai 80% dari jumlah keseluruhan
udara di atmosfer. Penentuan konsentrasi NOx dan NO2 sebagai pencemar di udara pada udara
ambien dapat dilakukan dengan metode Griess Saltzman. Dalam penentuan konsentrasi ini, larutan
penyerap Griess Slatzman akan sangat berperan penting dalam proses penyerapan kadar NO x
maupun NO2 di udara sehingga dapat di ketahui absorbansi dari gas tersebut melalui spektometer.
Berdasarkan pengukuran kadar Nitrogen menggunakan metode Greiss Saltzman, kadar nitrogen di
area parkir masuk ke dalam kategori berbahaya. Hal itu terlihat dari konsentrasi yang didapat 6,54
x 103 Β΅g/m3lebih tinggi dari baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah RI. Oleh karena itu
tindakan pencegahan dan pemulihan harus dilakukan seperti pengurangan penggunaan kendaraan

bermotor, penanaman tanaman penyerap nitrogen seperti kacang, dan menggunakan bahan bakar
bio diesel. Kadar nitrogen diudara dapat ditentukan dengan menggunakan metode Greiss Saltzman
Kata kunci: Nitrogen Dioksida, Griess Saltzman, Impinger
Abstract: Air has a various gas element that protects the Earth's atmosphere. Nitrogen is the largest
atmospheric constituent gases in the earth, amounts to 80% of the total amount of air in the
atmosphere. The determination of the concentration of NOx and NO2 as a pollutant in the air at the
ambient air can be done with the Griess Saltzman method. In the determination of this concentration,
the Griess Slatzman absorbent lateness play an important role in the absorption levels of NO x and
NO2 in the air, so it can be known the absorbance of the gas through the spectrometer.According to
nitrogen concentration measurement using Greiss Saltzman method, nitrogen level in the parking
area of Faperta is in the dangerous category. This is evident from the concentration obtained 6,54
x 103 Β΅g/m3is higher than quality standards set by the Indonesia Government. Therefore, prevention
and recovery act should be done such as reducing the use of motor cycle, plating crops such as bean
that absorb the nitrogen form the air, and using bio-diesel fuel. Levels of nitrogen in the air can be
determined using the Greiss Saltzman.
Keywords: Nitrogen Dioxide, Griess Saltzman, Impinger

PENDAHULUAN
Gas NO2 merupakan salah satu polutan di udara. Nitrogen ketika dioksida akan
menghasilkan gas NO yang jika oksidasi berlanjut, maka akan dihasilkan gas NO2.

Gas ini ketika bereaksi dengan air di atmosfer maka akan membentuk asam nitrat
yang berperan dalam terjadinya hujan asam (Alfiah, 2009). Menurut Leni et al
(2007). larutan penyerap yang banyak digunakan adalah NED atau reagen griess.
Namun, larutan penyerap NED berbahaya dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
kulit. Begitu pula larutan penyerap lainnya seperti HCL, asam sulfanilat yang

merupakan komponen dari larutam penyerap griess saltzman yang dapat
menyebabkan iritasi (BPLHD Jakarta, 2000).
Faktor emisi gas buang kendaraan bermotor menyumbang emisi nitrogen oksida
185 pon/1000 galon, dan bila mesin diesel 222 pon/1000 galon, tapi hanya
menyumbang emisi sulfur oksida 9 pon/1000 galon (Jusuf dan Aniwidianingsih,
2001). Kadar gas nitrogen oksida naik seiring dengan meningkatnya aktivitas lalu
lintas, yaitu meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dan dengan terbitnya
matahari yang memancarkan sinar ultra violet, kadar NO2 meningkat karena
perubahan dari NO menjadi NO2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar
pencemaran NO2 di wilayah fakultas pertanian dan sekitarnya serta untuk
mengetahui proses pengukuran dan pembuatan kurva kalibrasi.

TINJAUAN PUSTAKA
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak

tetap. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah
dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air
yang berupa uap air. Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari
cuaca dan suhu. Udara dalam istilah meteorologi disebut juga atmosfir yang berada
di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Udara
mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan,
baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang normal merupakan
campuran gas-gas meliputi 78% N2; 20% O2; 0,93% CO2; dan sisanya terdiri dari
neon (Ne), helium (He), metan (CH4), dan hidrogen (H2).
Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan
teknologi serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi.
Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa
macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam
pencemaran udara adalah komponen berikut ini:
Tabel 1 Komponen pencemaran udara (Wardana dan Wisnu, 2001)
No
Pencemar
Simbol
1
Karbon Monoksida

CO
2
Nitrogen Oksida
NOx
3
Sulfur Oksida
SOx
4
Hidrokarbon
HC
5
Partikulat
6
Timah Hitam
Pb

Di atmosfer, berbagai polutan udara akan melalui berbagai proses. Baik
pencampuran antara polutan yang satu dengan uang lain yang pada akhirnya akan
meningkatkan komposisi polutan itu sendiri bahkan memunculkan jenis polutan
yang baru. Namun alam memiliki prosesnya sendiri yang secara alamiah dapat

mengurangi maupun memindahkan konsentrasi berbagai partikulat tersebut sebagai
akibat faktor meteorologi. Pencemaran udara akan dipancarkan oleh sumbernya dan
kemudaian mengalami transportasi, dispersi atau pengumpulan karena kondisi
meteorologi maupun topografi (Neiburger, 1995)

METODE
Praktikum diawali dengan mempersiapkan alat-alat yang digunakan pada
praktikum konsentrasi NOx dan NO2. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah Midget Impinger, pompa vakum, flowmeter, labu ukur 100 ml dan

1000 ml, gelas ukur 100 ml, pipet volumetric, pipet ukur 1 ml, dan stirrer.
Praktikum kali ini menggunakan dua prosedur, yaitu: 1) prosedur sampling dan
pengujian sampel dan 2) pembuatan kurva kalibrasi. Pada pembuatan sampling
diawali dengan pengisian botol impinge dengan 10 ml larutan penyerap Griess
Saltzman. Kemudian impinger dan Erlenmeyer asah tertutup yang berisi arang aktif
(berfungsi sebagai perangkap uap) dihubungkan dengan silikon sehingga menjadi
sebuah rangkaian. Setelah itu rangkaian tersebut disambungkan pada flow meter
dan pompa vakum dengan kecepatan alir 0,4 l/menit. Kemudian setelah
pemompaan selama 1 jam selesai kemudian larutan penyerap didiamkan selama 15
menit. Selanjutnya nilai absorbansi pada panjang gelombang 550 nm diukur.

Selanjutnya dalam pembuatan kurva kalibrasi, alat spektrofotometer dioptimalkan
sesuai dengan petunjuk penggunaan alat. Kemudian untuk masing-masing 0,0 ml;
0,1 ml; 0,2 ml; 0,5 ml; 0,8 ml; dan 1,0 ml larutan standar natrium nitrit (0,0164 gr/l)
dimasukkan ke dalam spektrofotometer dengan pipet volumetric atau buret mikro
ke dalam tabung uji 25 ml. Setelah itu, larutan penyerap Griess Saltzman
ditambahkan sampai tanda batas. Kemudian larutan dikocok dengan perlahan dan
dibiarkan selama 15 menit sehingga terjadi pembentukan warna yang sempurna.
Lalu absorbansi dar masing-masing larutan standar diukur kembali dengan
spektrootometer pada panjang gelombang yang sama yakni 550 nm. Setelah itu
kurva kalibrasi antar nilai absorbansi dan jumlah NO2 (ΞΌg) dibuat dengan baik.
Konsentrasi Jumlah NO2 (ΞΌg/m3) dapat diperoleh dengan mencari nilai-nilai lain
sebelumnya seperti nilai koreksi aliran udara, volume sampel udara, dan mencari
volume udara. Nilai koreksi aliran udara dapat diperoleh dengan rumus persamaan:
𝑇
(persamaan 1)
𝑄𝑐 = 𝑄𝑠 π‘Ÿ
π‘‡π‘Ž

Keterangan:
Qc = Koreksi aliran udara (m3/menit)

Qs = Kecepatan aliran udara (m3/menit)
Tr = suhu ruang (oC)
Ta = suhu alat (oC)

Kemudian setelah diperoleh nilai koreksi aliran udara maka dilanjutkan dengan
mencari nilai volume sampel udara yaitu dengan rumus persamaan:
𝑉 = 𝑄𝑐 Γ— 𝑑
(persamaan 4)
Keterangan:
V = volume sampel udara (m3)
Qc = Koreksi aliran udara (m3/menit)
t = lama sampling (menit)
Kemudian setelah diperoleh nilai volume sampel udara maka dilanjutkan dengan
mencari nilai volume udara yaitu dengan rumus persamaan:
𝑃×298
(persamaan 5)
π‘‰π‘Ÿ = 𝑉 Γ—
760×𝑇±273
Keterangan:
Vr = volume udara (m3)

V = volume sampel udara (m3)
P = tekanan udara (mmHg)
Tr = suhu ruang (oC)

Kemudian setelah diperoleh nilai volume udara maka dilanjutkan dengan mencari
nilai konsentrasi NO2 yaitu dengan rumus persamaan:
πœ‡π‘”
𝑏
( 3 ) = Γ— 10
(persamaan 6)
π‘š

π‘‰π‘Ÿ

Keterangan:
b = jumlah NO2 pada sampel yang diperoleh dari kurva kalibrasi (ΞΌg)
Vr = volume udara (m3)

Tidak hanya nilai konsentrasi NO2 (ΞΌg/m3) yang dicari tetapi juga mencari nilai
larutan standar NaNO2 (Cb). nilai larutan standar tersebut diperoleh dengan rumus

persamaan:
πΆπ‘Ž π‘‰π‘Ž = 𝐢𝑏 𝑉𝑏
(persamaan 7)
Keterangan:
Ca = Konsentrasi pada larutan a (ΞΌg/m3)
Va = volume larutan a (m3)
Cb = Konsentrasi pada larutan b (ΞΌg/m3)
Vb = volume larutan b (m3)

PEMBAHASAN
Nitrogen mengalami reaksi kimia dengan O2 menjadi NOx. Ikatan yang
terbentuk antara Nitrogen dan Oksigen mencapai 8 jenis. Ikatan yang berbahaya
dan banyak terdapat di udara adalah NO dan NO2. Nilai NO2 akan bertambah
dengan pesat jika didukung dengan kondisi suhu dan jumlah NO yang memadai.
Oleh karena itu, peningkatan kadar NO2 di kota sangatlah mudah terjadi karena
banyaknya pemicu yang menyebabkan hal tersebut terjadi seperti penggunaan
kendaraan bermotor, generator, pembangkit listrik sampai tempat pembuangan
sammpah yang dapat menghasilkan gas tersebut.
Nitrogen merupakan gas penyusun atmosfer terbesar di muka bumi. Jumlahnya
mencapai 80% dari jumlah keseluruhan udara di atmosfer. Selain itu nitrogen

merupakan gas berbahaya jika jumlahnya melebihi batas yang ditetapkan.
Pertambahan jumlah nitrogen di udara sangatlah cepat. Hal tersebut dikarenakan
pembakaran bahan bakar fosil, sampah, maupun limbah asap hasil indutri yang
terjadi di muka bumi. Semakin tinggi jumlah nitrogen di udara semakin berbahaya
bagi kehidupan makhluk di muka bumi. Oleh sebab itu jumlah nitrogen di udara
harus selalu dikontrol.
Penelitian ini dilakukan pada dalam ruangan untuk mengukur absorbansi dan
luar ruangan untuk mengukur aliran udara. Data dalam ruangan umtuk menentukan
absorbansi dapat dilihat pada tabel berikut.

Larutan Standar

Tabel 1 Data absorban pada larutan standar
Ca (Β΅g)
Va (ml)
Vb (ml)
Cb (Β΅g)

Absorban


0

0

0

0

1

0.1

0.004

0.013

2

0.2

0.008

0.017

3

0.5

0.02

0.031

4

0.8

0.032

0.047

5

1

0.04

0.058

25

1

Absorban

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai absorban akan semakin tinggi saat volume
standar nilainya bertambah juga. Jumlah NaNO juga akan bertambah seiring
bertambahnya volume larutan standar. Hubungan antara absorban dan jumlah
NaNO bisa dilihat pada grafik berikut.
0,08
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0

y = 1,3484x + 0,0043

0

0,01

0,02

0,03
0,04
Cb
Grafik 1 Hubungan antara absorban dan Cb

0,05

Grafik 1 menunjukkan bahwa hubungan antara absorban dan Cb didapat
persamaan y=1,3484x+0,0043. Hal yang selanjutnya dilakukan yaitu pengukuran
di tempat parkir Faperta. Alat dibawa di ruang terbuka dan nilai aliran udara diukur
tiap 15 menit. Suhu sekitar dan suhu alat juga dihitung menggunakan termometer.
Data lebih lengkapnya bisa dilihat di tabel berikut.
Tabel 2 Data perhitungan di luar ruangan
Waktu (detik)
Tr (lingkungan)
Ta (alat)

Qs (l/min)

0

33

34

0.4

15

33.5

33

0.6

30

32

32

0.4

45

33

32

0.4

60

33

33.5

0.4

Rata-rata

32.9

32.9

0.44

Bisa dilihat pada tabel 2 bahwa suhu rata-rata di parkiran Faperta sekitar 32,9Β°C
dan suhu alat rara-ratanya juga sama yaitu 32,9Β°C. Nilai rata-rata kecepatan aliran
udara yaitu 0,44 liter/menit, hal itu didapat karena pada pengukuran saat waktu 15
detik nilai kecepatan aliran udara naik menjadi 0,6 liter/menit.
Hal selanjutnya menghitung berbagai hal yang diperlukan untuk mendapat nilai
konsentrasi NO2, yitu nilai b, koreksi aliran udara (Qs), volume sampel udara (V)
dan volume udara pada 25Β°C (Vr). Nilai b bisa dicari dari persamaan
y=1,3484x+0,0043 dimana b sama dengan x. Nilainya didapatkan yaitu 0,01683.
Nilai Qc bisa dicari dengan cara nilai rata-rata Qs dikalikan dengan hasil bagi suhu
lingkungan dan suhu alat, hasilnya yaitu 0,44. Nilai volume sampel udara dicari
dengan nilai Qc dikalikan 60 menit, hasilnya yaitu 26,4. Kemudian cara mencari Vr
yaitu dengan nilai volume sampel udara dikalikan 298 dibagi suhu lingkungan
dalam satuan Kelvin. Nilai dari Vr yaitu 25,7 liter/menit diubah satuannya menjadi
0,0257 m3/menit. Semua data yang dibutuhkan untuk mencari nilai konsentrasi

NO2 telah didapatkan, selanjutnya mencari nilai konsentrasi NO2 dengan cara nilai
b dibagi nilai Vr dikali 10. Hasil dari perhitungan tersebut yaitu 6,54 Β΅g/m3.

SIMPULAN
Penelitian kali ini praktikan dapat menghitung nilai konsentrasi NO 2 dalam
kurun waktu 1 jam. Pengukuran dilakukan tiap 15 menit dan hasilnya didapat
bahwa konsentraso NO2 di area parkir Faperta yaitu 6,54 Β΅g/m3

Saran
Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai kadar polutan selain NO2
dengan metode yang sama untuk dilakukan penentuan kadar kualitas udara dari
berbagai parameter.

Daftar Pustaka
Alfiah, Taty. 2009. Oksida-oksida Nitrogen. Teknik Lingkungan, Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya
Leni, LQ; KN, Hernandez; BJ Lee. 2007. Comparison of Several Method for
Nitrogen Dioxide and Sulfur Dioxide in Metro Manila Air. Mission
Technologies, Inc. Makati City
[BPLHD]. 2000. Pencemaran Udara. Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Daerah, BAPEDAL. Jakarta
Jusuf, Anwar dan Wahyu Anwidianingsih. 2001. Pengaruh polusi udara terhadap
kesehatan. Lokakarya Strategi Penurunan Emisi Kendaraan Terintegrasi.
Jakarta

LAMPIRAN 1 – BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL PP RI NO 41
TAHUN 1999

LAMPIRAN 2 DOKUMENTASI KEGIATAN