BAB II DASAR TEORI 2.1 Antena Mikrostrip - Rancang Bangun Antena Mikrostrip Patch Array Segiempat Triple-Band ( 2,3 Ghz, 3,3 Ghz Dan 5,8 Ghz )

BAB II DASAR TEORI

2.1 Antena Mikrostrip

  Antena merupakan suatu alat yang digunakan untuk melepaskan gelombang elektromagnetik ke ruang bebas, dan sebaliknya menerima gelombang elektromagnetik dari ruang bebas[3]. Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energi elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energi elektromagnetik dari ruang bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.

Gambar 2.1 memperlihatkan Antena transceiver [4].

  Antena Antena Tx Gelombang elektromagnetik Rx

Gambar 2.1 Antena sebagai pengirim dan penerima

  Antena mikrostrip adalah salah satu jenis antena yang mempunyai kelebihan dalam hal bentuk yang sederhana, ringan dan dapat dibuat sesuai kebutuhan. Konsep antena mikrostrip di usulkan pertama kali oleh

  Deschamps pada awal tahun 1950 dan dibuat sekitar tahun 1970 oleh Munson dan Howell. Antena mikrostrip merupakan salah satu antena gelombang mikro yang digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem telekomunikasi modern [1].

  Antena array adalah susunan dari beberapa antena yang identik. Dalam antena mikrostrip

  patch, yang disusun secara array adalah bagian patch. Untuk

  membentuk pola yang memiliki keterarahan tertentu, diperlukan medan dari setiap elemen array berinterferensi secara membangun pada arah yang diinginkan dan berinterferensi secara merusak pada arah yang lain.

  Antena mikrostrip array merupakan sebuah antena yang tersusun atas tiga elemen, yaitu: elemen peradiasi

  (radiator), elemen substrate dan elemen

  pentanahan (ground). Elemen peradiasi atau sering juga disebut sebagai patch berfungsi untuk meradiasi gelombang elektromagnetik dan terbuat dari lapisan logam yang memiliki ketebalan tertentu. Berdasarkan bentuknya, patch memiliki jenis yang bermacam-macam yaitu: bujur sangkar (square), persegi panjang

  (rectangular), garis tipis (dipole), lingkaran, elips dan segiempat[5].

  Elemen substrat berfungsi sebagai bahan dielektrik dari antena mikrostrip yang membatasi elemen peradiasi dengan elemen pentanahan. Elemen ini memiliki jenis bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai konstanta dielektrik dan ketebalannya. Kedua nilai tersebut mempengaruhi frekuensi kerja,

  

bandwidth, dan juga efisiensi dari antena yang akan di buat. Semakin tebal

  substrat maka bandwidth akan semakin meningkat, tetapi berpengaruh terhadap timbulnya gelombang permukaan. Gelombang permukaan pada antenna mikrostrip merupakan efek yang merugikan karena akan mengurangi sebagian daya yang seharusnya dapat digunakan untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke arah yang di inginkan. Elemen pentanahan berfungsi sebagai pembumian bagian antena mikrostrip .

  Antena mikrostrip mempunyai beberapa keuntungan, di bandingkan dengan antena lain, yaitu [1] :

  1. Low profile ( mempunyai ukuran yang kecil dan ringan) 2.

  Mudah difabrikasi dan tidak memakan biaya yang besar 3. Dapat berdiri dengan kuat ketika diletakkan pada benda yang rigid 4. Polarisasi linier dan sirkular mudah didapat hanya dengan feeding yang sederhana

  5. Dapat digunakan untuk aplikasi dual polarisasi, dual-frekuensi maupun tripel- frekuensi band

  6. Feed line dan matching dapat difabrikasi langsung dengan struktur antena Selain dari segala kelebihan yang dimiliki antenna mikrostrip, terdapat juga beberapa keterbatasan yaitu :

  1. Gain yang lebih rendah (-6dB) 2.

  Bandwidth yang sempit, namun dapat diperbaiki dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan menambah ketebalan dari substrat.

  3. Mempunyai kemurnian polarisasi yang rendah 4.

  Mempunyai efisiensi yang rendah 5. Dapat terjadi radiasi yang tidak diinginkan pada feed line-nya 6. Timbulnya surface wave (gelombang permukaan)

  Perkembangan antena mikrosrtip didasarkan pada pemikiran untuk mendapatkan teknologi printed circuit yang tidak dapat diterapkan pada komponen rangkaian dan saluran transmisi, tetapi juga untuk elemen peradiasi suatu sistem elektronik. Bentuk antena mikrostrip secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Antena Mikrostrip

  Adapun keterangan dari struktur gambar antena mikrostrip diatas yang terdiri dari lapisan dielektrik atau substrat dengan nilai permivitas tertentu yang berada diantara dua lapisan konduktor pada lapisan bawah dan lapisan atas. Lapisan konduktor atas dinamakan patch yang berfungsi sebagai elemen peradiasi sedangkan lapisan konduktor bawah berfungsi sebagai ground.

  Bentuk

  patch dapat bermacam-macam. Patch antena terhubung dengan

feed line yang berfungsi sebagai saluran pancatu antena. Berdasarkan bentuknya,

patch antena mikrostrip memiliki bentuk yang bermacam-macam antara lain:

  bujur sangkar (square), persegi panjang (rectangular), lingkaran (Circular),

  

Circular ring, elips (elliptical) dan segitiga (triangular). Gambar 2.3

  menunjukkan bentuk patch antena mikrostrip.

  Circular ring circular elliptical triangular Rectangular square

Gambar 2.3 Bentuk patch antena mikrostrip

  2. 2 Parameter-parameter Antena

  Parameter-parameter antena digunakan untuk menguji atau mengukur performa antena yang digunakan, yaitu VSWR, frekuensi antena, bandwidth, gain antena, dan polaradiasi [3].

2.2.1 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)

  Pada saat sinyal merambat ke arah tertentu dalam saluran transmisi, maka perbandingan antara tegangan dan arus sinyal dapat dilihat sebagai impedansi karakteristik saluran. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah sebagai perbandingan antara tegangan rms maksimum (|V|max) dan minimum (|V|min) yang terjadi pada saluran yang tidak

  match. Apabila saluran transmisi dengan

  beban tidak sesuai (missmatch), dimana impedansi saluran tidak sama dengan impedansi beban dan gelombang dibangkitkan dari sumber secara berkelanjutan,

  • + maka dalam saluran transmisi selain ada tegangan datang juga terjadi

  V

  • + -

  tegangan pantul Akibatnya, dalam saluran akan terjadi

  V interferensi antara

  V

  • - dan yang membentuk gelombang berdiri

  V (standing wave)

  Perbandingan antara level tegangan yang datang menuju beban dan yang kembali ke sumbernya disebut koefisien pantul datau koefisien refleksi yang dinyatakan dengan simbol Г.

  Harga koefisien pantul dapat bervariasi antar 0 samapi 1.jika bernilai 0, artinya tidak ada pantulan dan jika bernilai 1 artinya sinyal yang datang ke beban seluruhnya dipantulkan kembali ke sumbernya. Dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

  − (2.1)

  Γ =

  • Hubungan antara koefisien refleksi, imedansi karakteristik dan impedansi beban dapat dinyatakan seperti persamaan berikut :

  −

  (2.2) = Γ =

  

  • Dimana :

  L

  : impedansi beban (load)

  • Z : impedansi saluran

  lossess

  • Zo Koefisien refleksi tegangan memiliki nilai kompleks, untuk beberapa kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari Г adalah nol, maka:

  Г = -1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat

  Г = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna Г = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka

  Gelombang berdiri memiliki tegangan maksimum dan minimum dalam saluran yng besarnya tergantung pada tegangan maupun arus pantul. Secara sederhana rumus untuk menentukan VSWR adalah :

  τ

  • 1

  V max s = =

  τ

  V min

  1 −

  (2.3)

  Besar nilai VSWR yang ideal adalah bernilai 1, yang artinya tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Nilai dari VSWR menjadi salah satu acuan untuk melihat, apakah antena sudah dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan. Semakin besar nilai VSWR menunjukkan daya yang dipantulkan semakin besar.

  Pengukuran VSWR dapat di lakukan dengan menggunakan SWR meter yang di hubungkan dengan antena menggunakan kabel koaxial. Pada transmisi daya RF apabila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dangan impedansi saluran beban, maka akn timbul daya pantulan, pada saluran transmisi.

2.2.2 Frekuensi

  Frekuensi resonansi adalah rekuensi dimana antena mikrostrip memiliki impedansi resitif (nilai reaktansi impedansi sama dengan nol). Tetapi sangatlah sulit untuk mendapatkan nilai reaktansi input nol, sehingga frekuensi resonansi antenna mikrostrip dianggap terjadi ketika nilai reaktansi input minimum dengan nilai resistansi maksimum. Frekuensi resonansi tidak selalu sama dengan frekuensi kerja yang diinginkan sehingga pada frekuensi kerja nilai reaktansi memiliki nilai yang berpengaruh pada impedansi input antena mikrostrip. Pada umumnya frekuensi resonansi menjadi acuan frekuensi kerja antena. Frekuensi resonansi antenna mikrostrip dapat diperoleh melalui persamaan:

  Vo fr =

  2 Leff r ε

  (2.4)

  Dimana : = frekuensi resonansi

  fr

  Vo = kecepatan cahaya di ruang bebas L = panjang antena

  r = konstanta dielektrik

  ε

2.2.3 Bandwidth

  Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang frekuensi yang

  berhubungan dengan beberapa karakteristik antena lain nya, seperti, impedansi masukan,

  bandwidth, polarisasi, gain. Besarnya bandwidth dapat dinyatakan

  dalam persamaan[6] :

  f

  2 f

  1 BW=

  

x 100 %

fc (2.5)

  Dimana : BW = bandwidth (%)

  f2 = frekuensi tertinggi (Hz) f1 = frekuensi terendah (Hz) fc = frekuensi tengah (Hz)\

  Bandwidth yang dinyatakan dalam persen seperti pada rumus di atas biasanyadigunakan untuk menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit (narrow band). Sedangkan untuk band yang lebar (broad band) biasanya digunakan defenisi

  rasio antara batas frekuensi atas dengan frekuensi bawah.

2.2.4 Gain Antena

  Gain adalah perbandingan antara intensitas radiasi suatu antena pada suatu arah utama dengan intensitas radiasi dari antena isotropik yang menggunakan sumber daya masukan yang sama [3]. Gain antena mikrostrip

  patch rectangular diperoleh dengan menggunakan persamaan [7]:

  4 ( (2.6)

  

2

= )

  Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi, maka terlebih dahulu harus ditentukan frekuensi kerja ( ) yang digunakan, agar dapat mencari panjang

  f r

  gelombang di ruang bebas ( ) pada Persamaan 2.6 [8]:

  λ = (2.7)

  Setelah nilai ( ) diperoleh, maka ( ) merupakan

  

λ λ g dapat dihitung. Dimana λ g

  panjang gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan Persamaan 2.7 [8]:

  = (2.8)

  dimana : G = gain antena = panjang gelombang bahan dielektrik

  λ Ada dua jenis parameter penguatan ( gain), yaitu absolute gain dan relative

  

gain. Absolute gain pada sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan

  antara intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh antena teradiasi secara isotropik. Intensitas radiasi yang berhubungan dengan daya yang diradiasikan secara isotropik sama dengan daya yang diterima oleh antena ( P )

  in dibagi 4π. Absolute gain ini dapat dihitung dengan

  persamaan [7]:

  ( ,∅)

  (2.9) = 4

  Sedangkan relative gain didefenisikan sebagai perbandingan antara perolehan daya pada sebuah arah dengan perolehan daya pada antena referensi pada arah yang direferensikan juga. Daya masukan harus sama di antara kedua antena. Akan tetapi, antena referensi merupakan sumber isotropic yang lossless ( (

  P in lossless)). Secara rumus dapat dihubungkan pada persamaan [4]: ( , )

  (2.10) = 4

  ( )

  Pengukuran dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dengan pengukuran absolut dan pengukuran banding relatif. Pengukuran absolut menggunakan pembanding dengan antena isotropis yaitu dengan dua antena, tiga antena, ekstrapolasi medan dekat dan menggunakan medan refleksi tanah. Sedangkan pengukuran banding relatif menggunakan antena pembanding yang sudah diketahui gainnya seperti antena dipole λ/2 (gain 2,14dBi).

2.2.5 Pola Radiasi

  Pola radiasi adalah fungsi matematika dari sifat radiasi antena sebagai fungsi ruang. Sifat radiasi tersebut meliputi kerapatan flux, intensitas radiasi, kuat medan.

  Pola radiasi antena mikrostrip memiliki fenomena yang sama dengan antena konvensional [6]. Sifat dari radiasi yang paling diutamakan adalah persebaran secara tiga dimensi atau dua dimensi dari energi yang diradiasikan antena. Pola radiasi antena seperti diperlihatkan pada Gambar 2.4 terdiri dari:

  3.1 Main lobe

Major lobe disebut juga main lobe didefinisikan sebagai radiation lobe yang berisi

  arah radiasi maksimum. Major lobe merupakan daerah pancaran terbesar sehingga dapat menentukan arah radiasi dan mempunyai daya yang besar.

  3.2 Side lobe Side lobe terdiri dari :

  1. first side lobe yaitu minor lobe yang posisinya paling dekat dengan main lobe.

  2. second side lobe yaitu minor lobe yang posisinya setelah first side lobe.

3. Back lobe yaitu minor lobe yang posisinya berlawanan dengan main lobe dimana keberadaannya tidak diharapkan.

  3.3 Half Power Beamwidth ( HPBW) Half Power Beamwidth adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titiktitik ½

  HPBW

  Gambar 2.4: Pola radiasi antena mikrostrip Terdapat dua jenis pengukuran pola radiasi yang pertama adalah pengukuran representasi secara rectangular yang kedua adalah polar plot. Polar plot adalah pengukuran yang paling sering di pakai karena plot ini menyediakan visualisasi baik pada distribusi visualisasi pada ruang bebas. Biasanya rekaman dirancang untuk grafik pola relatif. Pola pada antena dalam berbagai ruangan, peralatan rekaman yang biasanya ditempatkan anechoic. Untuk menyediakan ruangan bebas interferensi biasanya ruangn di tutup selama pengukuran. Alat rekaman yang di sebut test posisioner merupakan suatu penyangga yang dapat di putar (azimuth dan elevasi), di kontrol dengan indikator posisi. Pola radiasi ditentukan dalam daerah medan jauh untuk jarak radial dan frekuensi yang konstan

  2.2.6 Return Loss

  Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan

  • - +

  (

  V ) dibanding dengan gelombang yang dikirim ( V ). Return loss dapat terjadi

  akibat adanya diskontinuitas di antara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss bervariasi tergantung pada frekuensi. Persamaan return loss dapat didefinisikan sebagai berikut [1]:

  = 20 | | (2.11) Nilai return loss yang baik adalah di bawah – 9,54 dB, sehingga dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain saluran transmisi sudah

  

matching. Nilai parameter ini menjadi salah satu acuan apakah antena sudah bekerja

pada frekuensi yang diharapkan atau tidak [3].

  2.2.7 Impedansi Masukan

  Impedansi masukan merupakan impedansi yang direpresentasikan oleh antena pada terminalnya. Terminal yang sesuai sangat dibutuhkan untuk sebuah antena. Impedansi masukan biasanya dipengaruhi oleh antena lain atau objek yang ada di sekitarnya, tetapi pada umumnya sebuah antena diasumsikan sudah terisolasi. Secara matematis impedansi masukan dirumuskan sebagai berikut [3]:

  • = (

  ) Ω (2.12) dimana: = impedansi masukan

  Z in R = tahanan terminal antena in

  X = reaktansi masukan in

  Dari persamaan di atas, komponen yang diharapkan adalah daya

  Z in real ( R ) yang menggambarkan banyaknya daya yang hilang melalui panas atau radiasi. in

  Komponen imajiner ( ) mewakili reaktansi dari antena dan daya yang tersimpan

  X in

  pada medan dekat antena. Adapun Z untuk antena mikrostrip patch rectangular

  in

  untuk nilai VSWR ≤ 2 dapat dirumuskan sebagai [1]:

  

2

  2

  = 90 (Ohm) (2.13) � �

  

−1

2.3 Lokasi Titik Pencatu

  Teknik pencatuan pada antena mikrostrip dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode-metode yang dapat digunakan di bagi dalam dua kategori, yaitu terhubung (contacting) dan tidak terhubung (non-contacting). Untuk metode terhubung, daya RF dicatukan secara langsung ke patch radiator dengan menggunakan elemen penghubung[5]. Untuk metode tidak terhubung, dilakukan pengkopelan medan elektromagnetik untukk menyalurkan daya di antena saluran mikrostrip dengan patch. Beberapa teknik pencatu yang sering dugunakan, yaitu : teknik microstrip

  line, coaxial probe, aperature coupling dan proximity coupling [4].

2.4 Teknik Array

  Antena mikrostrip memiliki beberapa kelebihan, namun juga memiliki kelemahan yang sangat mendasar, yaitu bandwidth yang sempit keterbatasan gain dan daya yang rendah. Hal ini dapat diatasi dengan menambah patch secara array.

  Antena array merupakan gabungan dari beberap eleman peradiasi yang membentuk suatu jaringn. Antenamikrostrip array dapat berbentuk seri, pararel atau gabungan keduanya. Dalam antena mikrostrip patch, yang disusun secara array adalah bagian patch[5].

  Pada antenna array terdapat array factor yang merupakan factor pengali medan elektrik dari elemen tunggal.

  Array factor inilah yang menentukan

  bagaimana bagaimana pola radiasi dan seberapa besar daya yang di radiasikan oleh antena tersebut. Antena array yang terdiri dari elemen dan magnitude yang identik serta setiap elemen memiliki fasa progresif yang disebut uniform array.

  Untuk menghasilkan pola radiasi yang mengarah pada sudut tertentu pada berkas aksimumnya dan nilai

  null pada berkas minimumnya diperlukan

  pengaturan jarak dan beda fasa eksitasi pada masing-masing element antena

  

array. Pengaturan jarak antar elemen dilakukan dengan cara mengeser elemen-

  elemen pada antena array dengan jarak pisah tertentu, sedangkan untuk memberikan perbedaan fasa eksitasi antar elemen antena array dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya dengan memberikan perbadaan ukuran dan panjang saluran mikrostrip pada masing-masing elemen.

2.5 Antena Triple – Band

  Antena triple band merupakan suatu jenis antena yang dapat bekerja secara bersamaan pada 3 range frekuensi yang berbeda tanpa memerlukan 3 buah antena yang berbeda fisik. Kelebihan lainnya dapat mengurangi

  drop call dan

  gangguan network busy[5]. Jenis antena ini dapat menjangkau lebih jauh lagi frekuensi gelombang elektromagnetik dibanding dengan antena single band dan

  

dual band sehingga hubungan internasional akan semakin meningkat karena

  frekuensi akan semakin mudah untuk dijangkau. Antena tiple-band merupakan solusi untuk mencakup daerah yang berbeda frekuensi jaringannya[5].

2.5.1 Antena Mikrostrip Patch Segiempat

  Untuk mencari dimensi antena mikrostrip ( W dan L), harus diketahui terlebih dahulu parameter bahan yang digunakan yaitu tebal dielektrik (

  h),

  konstanta dielektrik ( ), tebal konduktor ( t) dan rugi – rugi bahan. Panjang antena

  ε r

  mikrostrip harus disesuaikan, karena apabila terlalu pendek maka bandwidth akan sempit sedangkan apabila terlalu panjang bandwidth akan menjadi lebih lebar tetapi efisiensi radiasi akan menjadi kecil[5]. Dengan mengatur lebar dari antena mikrostrip (

  W) impedansi input juga akan berubah. Pendekatan yang digunakan

  untuk mencari panjang dan lebar antena mikrostrip dapat menggunakan persamaan [5]: (2.14)

  =

  (

  • 1)

  2 �

  2

  dimana :

  W : lebar konduktor

  8 c : kecepatan cahaya di ruang bebas ( 3x10 )

  : frekuensi kerja antenna

  f o

  Sedangkan untuk menentukan panjang

  patch (L) diperlukan parameter ΔL yang merupakan pertambahan panjang dari L akibat adanya fringing effect.

  Pertambahan panjang dari L (

  ΔL) tersebut dirumuskan dengan [8]:

  • 0,3 +0,264 � �� �

  ℎ

  (2.15) ∆ = 0,412ℎ

  • 0,8 � −0,258�� �

  ℎ

  dimana h merupakan tinggi substrat atau tebal substrat, dan adalah konstanta dielektrik relatif yang dirumuskan sebagai berikut [8]:

  • 1

  1 −1

  • =

  � � (2.16)

  2

  2 � �1+12ℎ

  dengan panjang patch (L) dirumuskan oleh [8]: = − 2∆ (2.17) dimana L eff merupakan panjang patch efektif yang dapat dirumuskan dengan [6]:

  (2.18) =

  

2

2.5.2 Antena Mikrostrip patch segiempat Array

  Antena

  array adalah susunan dari beberapa antena yang identik. Dalam

  antena mikrostrip yang di susun secara array adalah bagian patch. Medan total dari antena array ditentukan oleh penjumlahan vektor dari medan yang diradiasikan oleh elemen tunggal[5]. Proses perancangan antena yang dilakukan untuk mendapatkan antena array pada dasarnya sama dengan pendesainan antena elemen tunggal. Hal yang membedakan pada sistem array adalah peletakan masing-masing patch pada jarak tertentu yang sesuai dengan panjang gelombang yang merambat pada bidang dielektrik[8]. Proses pendesainan ini dilakukan dengan menggunakan frekuensi 2.35 GHz, 3.35 GHz dan 5.8 GHz. Bentuk

  patch

  antena segiempat elemen tunggal dan segiempat array dapat dilihat seperti pada

Gambar 2.5 :

  1

  1

  (a) (b) 1

  1 Gambar 2.5 Struktur Antena Mikrostrip (a) patch segiempat elemen tunggal,

  (b) patch segiempat tiga elemen

2.6 T-Junction

  T- junction merupakan sebuah teknik power divider yang umum digunakan pada konfigurasi antena array. Gambar 2.5 Menunjukkan bentuk T- junction pada AWR 2004.

  50 Ω 86,6 Ω

  50 Ω 50 Ω

  50 Ω 1 1 Gambar 2.6 T-junction

  T- junction berfungsi untuk menggabungkan pencatu pada patch tiap-tiap frekuensi, baik dua frekuensi maupun tiga frekuensi menjadi satu pencatu yang akan dihubungkan ke konektor[5]. Power divider adalah salah satu teknik yang dapat mendukung impedansi

  matching pada saluran transmisi khususnya untuk

  antena mikrostrip array[5]. Untuk mendukung impedansi matching pada saluran transmisi khususnya untuk antena mikrostrip diperlukan tekhnik power devider.

2.7 Perangkat Lunak AWR

  AWR Microwave 2004 adalah penggabungan dari microwave office dan

office analog yang merupakan perangkat lunak untuk mendesain dan menganalisis

  alat integrasi yang kuat untuk RF, microwave, millimeterwave, analog dan desain RFIC [9].

  Microwave office dan office analog digunakan untuk merancang desain

  sirkuit yang linear dan non-linear dan struktur EM serta menghasilkan tata letak representasi dari hasil desain tersebut.

  Metode yang digunakan dalam menganalisis antena antena adalah method

  

of moment (MoM). Metode MoM pertama kali diperkenalkan pada metode matematika dimana ide dasarnya adalah untuk mengubah satu persamaan integral kedalam suatu persamaan matriks yang kemudian dapat diselesaikan dengan persamaan numerik [3]. Adapun kemampuan dan aplikasi dari Microwaeve Office adalah sebagai berikut : a.

  Perancangan schematic/layout.

  b.

  Simulasi rangkaian linier dan non linier.

  c.

  Analisa EM d. Sintesis, optimasi, dan analisis hasil e. DRC/L vs skematik f. Process designskits (PDKs) dari berbagai perancangan g.

  Microwave Integrated Circuits (MIC).

  h.

  Papan cetak perancangan RF (PCB). i.

  Rakitan microwave terpadu.

  Dalam menggunakan simulator AWR Microwave Office 2004 diperlukan beberapa setting parameter yang bertujuan untuk mendapatkan hasil simulasi yang mendekati hasil dari pengukuran secara langsung. Adapun setting simulator yang digunakan dalam menjalankan simulasi adalah sebagai berikut :

  1. Melakukan setting rentang frekuensi simulasi dengan menentukan frekuensi awal dan batas frekuensi serta step frekuensi. Ini dilakukan dengan cara memilih Option > Project Option atau bisa juga dengan cara memilih langsung dari Project Option.

2. Menggunakan fitur Harmonic Balance yang merupakan salah satu fitur pada

  AWR

   Microwave Office berfungsi meningkatkan akurasi hasil simulasi yang diinginkan. Untuk mendapatkan settingan Harmonic Balance dilakukan dengan memilih Option > Default Circuit Option.

  3. Dalam simulator AWR Microwave Office 2004 terdapat 3 spesifikasi mesh yang ditawarkan dalam perancangan yaitu;

  low, normal dan high. Spesifikasi tersebut akan mempengaruhi keakuratan hasil simulasi yang didapatkan[9].