Contoh Makalah Tentang Fungsi Manajemen

Contoh Makalah Tentang "Lembaga Keuangan Non-Bank"

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb…

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya lah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas “Bank
dan Lembaga Keuangan Lain” yang membahas tentang “ Lembaga Keuangan NonBank yang mengenai penyaluran atau bantuan dana yaitu Asuransi di PT. SINAR MAS”
ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula shalawat serta salam selalu kita curahkan
keharibaan kita Nabi Besar Muhammad saw, beserta keluarga dan kerabat beliau
hingga akhir zaman.
Tugas “Bank dan Lembaga Keuangaan Lain ” yang membahas masalah tentang
“Lembaga Keuangan Non-Bank yang mengenai penyaluran atau bantuan dana yaitu
Asuransi di PT. SINAR MAS” ini akan menjelaskan seberapa efektifkah lembaga
asuransi tersebut terhadap masyarakat. Bagaimana sejarah perkembangan asuransi di
Indonesia, Serta apa manfaat dan resiko yang bisa di timbulkan oleh Lembaga
Keuangan Non-Bank tersebut.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena
keterbatasannya ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini. Akhirnya kepada segenap pembaca,
penulis mengucapkan terimakasih & semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

melimpahkan kasih saying dan memberkati usaha kita semua. Amin…
Wassalamualaikum Wr. Wb…
Banjarmasin,Desember 2011
Hormat Saya,
Penulis

LATAR BELAKANG
SEJARAH BERDIRINYA ASURANSI PT.SINAR MAS
PT Asuransi Sinar Mas merupakan perusahaan salah satu perusahaan asuransi
terbesar dalam hal premi bruto di Indonesia. Kantor Pusat PT Asuransi Sinar Mas
berlokasi di Jakarta Pusat. Seiring dengan perkembangan perusahaan, PT Asuransi
Sinar Mas membuka banyak kantor cabang dan perwakilan secara simultan. Saat ini
PT Asuransi Sinar Mas mempunyai 31 kantor cabang, 3 kantor agency dan 45 kantor
perwakilan dengan 1.085 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.
PT Asuransi Sinar Mas didirikan di Jakarta dengan nama PT Asuransi Kerugian
Sinar Mas Dipta pada tahun 1985. Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman, pada
tahun 1991 nama perusahaan diganti menjadi PT Asuransi Sinar Mas. Berbagai produk
asuransi umum disediakan bagi para nasabah. Dalam menjalankan perusahaan, PT

Asuransi Sinar Mas didukung oleh perusahaan asuransi dan reasuransi internasional

baik secara langsung maupun melalui broker reasuransi internasional yang mempunyai
reputasi yang baik.
Memberikan kepuasan untuk semua nasabah merupakan faktor utama yang
menjadi komitmen PT Asuransi Sinar Mas. Berbagai fasilitas dan kemudahan selalu
dikembangkan dan disediakan bagi para nasabah, seperti fasilitas pelaporan klaim
melalui telepon, email, website, fax ataupun sms. Dengan kerjasama tim yang baik
dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, PT Asuransi Sinar Mas mendapatkan
penghargaan Service Quality Award 2007 dari majalah Marketing.Peranan dan
dukungan yang baik dari pemegang saham, karyawan dan partner bisnis Perusahan
juga sangat penting dalam keberhasilan PT Asuransi Sinar Mas.

PERMASALAHAN
PERMASALAHAN YANG TIMBULKAN DARI PEMBAHASAN INI ADALAH:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tak tertentu
Masyarakat Indonesia pada umumnya masih belum menjadikan asuransi menjadi salah satu
kebutuhan bagi kelangsungan kehidupan keluarga. Oleh karena itu kami mencoba untuk memberikan

ulasan seputar pentingnya asuransi bagi keuangan keluarga, baik jangka pendek maupun panjang.
Sebagai contoh, asuransi jiwa (life insurance).

Selain itu tidak adanya perlindungan hukum terhadap asuransi juga menjadi
salah satu masalah dari asuransi ini. Sebagai contoh, pada Kasus Bakrie Life lebih sulit
diselesaikan karena hingga kini belum ada perlindungan hukum terhadap dana
nasabah asuransi. Nasabah asuransi sebagai pihak konsumen selama ini hanya
dilindungi oleh UU Perlindungan Konsumen (UU 8/ 1999). Namun demikian, UU
Perlindungan Konsumen tidak mengatur mekanisme penjaminan dan pengembalian
dana nasabah jika terjadi kasus perusahaan asuransi bermasalah. Di samping itu, UU
Perlindungan Konsumen lebih banyak berfokus pada pengaturan dan perlindungan
hak-hak konsumen dan terlaksananya kewajiban produsen secara umum. Padahal,
yang lebih dibutuhkan oleh nasabah asuransi adalah kepastian pengembalian dana
mereka jika terjadi kasus kegagalan usaha yang menimpa perusahaan asuransi. Kasus
Bakrie Life juga memunculkan fakta adanya kelemahan dalam aturan hukum di bidang
asuransi. Hal ini disebabkan UU 2/ 1992 tentang Usaha Perasuransian yang dibentuk
pada masa Orde Baru belum pernah direvisi hingga saat ini, padahal UU Bank
Indonesia dan UU Perbankan telah direvisi beberapa kali mengikuti perkembangan
sosial-ekonomi-politik yang begitu cepat di era Reformasi.


PEMBAHASAN
SIMAS ASURANSI KREDIT

Simas Penjaminan Kredit merupakan salah satu layanan jasa yang diberikan
oleh SIMAS sebagai lembaga keuangan yang menjembatani Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) guna mendapatkan kemudahan memperoleh kredit dari Lembaga
Keuangan Bank/ Non Bank lainnya.

Manfaat simas Penjaminan Kredit :
Manfaat yang dapat dinikmati pengguna simas penjaminan kredit
1. Membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam rangka pemenuhan kekurangan
persyaratan atas penyerahan barang jaminan yang ditetapkan oleh Lembaga
Pembiayaan Keuangan baik Bank maupun Non-Bank.
2. Membantu Lembaga Keuangan Bank, Non-Bank dan Badan Usaha Pemberi Kredit
untuk mengalihkan sebagian risiko finansial atas kegagalan kewajiban pengambilan
kredit oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Simas Penjaminan Kredit ini umumnya lebih diarahkan pada kegiatan
pembiayaan untuk mendukung penyelesaian proyek-proyek jasa konstruksi baik yang
dimiliki oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah.


Keunggulan simas Penjaminan Kredit
Penjaminan Kredit dari SIMAS memiliki keunggulan antara lain :
 Struktur permodalan SIMAS yang kuat
 Memiliki keterkaitan produk (product link) dengan produk Financial Risk lainnya yang
dimiliki SIMAS (one stop financial risk service).
 Memiliki fleksibilitas dalam mengantisipasi pasar melalui pengembangan produk
SIMAS penjaminan kredit.




Jenis kredit yang dapat dijamin oleh simas penjaminan produk :
Kredit dengan plafond per debitur di atas Rp. 500.000.000,Kredit dengan plafond per debitur di bawah Rp. 500.000.000,Dengan persyaratan baik jumlah debitur maupun manajemen
dikategorikan massal (berkelompok).

pengelolaan

Mekanisme Permintan simas Penjaminan Kredit






Permintaan SIMAS Penjaminan Kredit dilaksanakan secara kasus per kasus ke SIMAS
dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut :
Profil Perusahaan Calon Debitur (Terjamin)
Copy atau tembusan permohonan Kredit dari Terjamin Kepada Lembaga Keuangan
Bank atau Non-Bank lainnya.
Copy Neraca Keuangan, Laba/Rugi dan Cash Flow untuk 3 tahun terakhir.
Surat pernyataan kesanggupan membayar ganti rugi (SPKMGR).

Kriteria Umum Usaha yang dapat dijamin oleh SIMAS Penjaminan Kredit :
 Memiliki ijin usaha yang ditentukan oleh pihak yang berwenang
 Tidak bertentangan dengan norma hukum yang berlaku
 Tidak sedang dalam proses kepailitan atau telah dinyatakan pailit atau bubar demi
hukum
 Tidak memiliki tunggakan kredit yang digolongkan kualitas kredit yang diragukan

Masyarakat Indonesia pada umumnya masih belum menjadikan asuransi menjadi salah satu
kebutuhan bagi kelangsungan kehidupan keluarga. Oleh karena itu kami mencoba untuk memberikan

ulasan seputar pentingnya asuransi bagi keuangan keluarga, baik jangka pendek maupun panjang.
Sebagai contoh, asuransi jiwa (life insurance). Secara singkat asuransi jiwa merupakan penyisihan dana
untuk memproteksi atau menjaga kelangsungan kehidupan keluarga yang dicintai. Bila Anda masih
lanjang dan belum menikah maka mungkin akan lebih baik bila Anda membeli asuransi kesehatan (bila
tidak ada benefit dari perusahaan). Atau mungkin Anda dapat membeli asuransi untuk penyakit-penyakit
kristis atau biasa disebut asuransi critical illness. Dengan asuransi ini, bila Anda terdiagnosa, maka Anda
akan mendapatkan uang sekaligus atau lum sump, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
harian Anda.

KETIADAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH
ASURANSI
Pengamat ekonomi Yanuar Rizky, sebagaimana dikutip Harian Sinar Harapan
(17 September 2009) mengatakan bahwa permasalahan konflik antara nasabah
dengan Bakrie Life tidak bisa dilepaskan dari pengawasan Bapepam-LK yang lemah
dan tidak serius. Bapepam-LK terkesan hanya cuci tangan sehingga melihat masalah
ini hanya sebatas permasalahan kontrak pengelolaan dana antara nasabah yang
dirugikan dengan Bakrie Life. Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, Isa
Rachmatarwata, sebagaimana dikutip Harian Bisnis Indonesia (17 September 2009)
juga meminta para nasabah yang dirugikan Bakrie Life untuk menyelesaikan persoalan
tersebut berdasarkan kontrak yang berlaku, sebab dalam setiap kontrak asuransi

biasanya disebutkan tentang bagaimana cara penyelesaian masalah jika terjadi
sengketa. Isa Rachmatarwata juga menegaskan agar para nasabah harus siap
menempuh cara penyelesaian sengketa sesuai dengan polis, sebab jika pihak regulator
ikut mengintervensi malah tidak sesuai dengan kontrak.

KELEMAHAN ATURAN HUKUM DAN PENTINGNYA REFORMASI
HUKUM ASURANSI

1.
2.
3.
4.

Kasus Bakrie Life juga memunculkan fakta adanya kelemahan dalam aturan
hukum di bidang asuransi. Hal ini disebabkan UU 2/ 1992 tentang Usaha Perasuransian
yang dibentuk pada masa Orde Baru belum pernah direvisi hingga saat ini, padahal UU
Bank Indonesia dan UU Perbankan telah direvisi beberapa kali mengikuti
perkembangan sosial-ekonomi-politik yang begitu cepat di era Reformasi.
Kelemahan aturan dalam UU 2/ 1992 meliputi 4 (empat) hal sebagai berikut :
UU 2/ 1992 belum mencantumkan secara jelas peran Bapepam-LK sebagai otoritas

regulator dan pengawas perusahaan asuransi di bawah kendali Menteri Keuangan.
UU 2/ 1992 belum mengatur tentang pemasaran produk-produk asuransi hibrida.
UU 2/ 1992 belum mengatur pembentukan lembaga penjamin dana nasabah asuransi.
UU 2/ 1992 belum mengatur peran lembaga penjamin dana nasabah asuransi dalam
upaya penyelamatan maupun kepailitan/ likuidasi perusahaan asuransi.
Kelemahan pertama dapat diatasi dengan membuat UU tentang Bapepam-LK
sehingga kedudukan Bapepam-LK lebih independen (tidak lagi di bawah Menteri
Keuangan) sehingga kedudukannya setara dengan Bank Indonesia. DiAmerika Serikat,
lembaga pengawas pasar modal dan pengawas perusahaan asuransi berdiri sendiri-

sendiri dan berstatus independen karena tidak bertanggung-jawab kepada Menteri
Keuangan. Kelemahan pertama ini juga dapat diatasi melalui pembentukan lembaga
superbody seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang independen dan bertugas
mengawasi seluruh perusahaan di sektor jasa keuangan.. Pola pengawasan model
OJK mirip dengan pola pengawasan yang diterapkan di Inggris.
Kelemahan kedua dapat diatasi dengan merevisi UU 2/ 1992 dengan
memasukkan aturan pemasaran produk asuransi hibrida serta ketentuan kerjasama
pemasaran produk jasa keuangan. Ketentuan semacam ini diperlukan guna menjamin
adanya kepastian dan perlindungan hukum, sehingga kegiatan tersebut tidak sampai
merugikan nasabah asuransi seperti pada kasus Bakrie Life. Penempatan portofolio

investasi dalam asuransi unit-link juga harus diatur dan dibatasi seperti halnya
ketentuan BMPK di perbankan.
Kelemahan ketiga dan keempat dapat diatasi dengan membuat aturan
pembentukan lembaga penjaminan dana nasabah asuransi, yaitu lembaga yang cara
kerjanya mirip LPS. Pembentukan lembaga ini dapat diatur dalam bentuk UU tersendiri,
atau dalam bentuk amandemen UU 2/ 1992 tentang Usaha Perasuransian. Seperti
LPS, lembaga ini sebaiknya juga diberi peran sebagai penyelamat maupun likuidator
perusahaan asuransi bermasalah. Jika Pemerintah dan DPR lebih memilih opsi
pembentukan OJK, maka peran lembaga ini cukup sebatas melakukan usaha
penjaminan dana nasabah asuransi.
Mengingat begitu kompleksnya reformasi hukum di bidang keuangan, maka
Pemerintah dan DPR sudah seharusnya segera merevisi paket RUU bidang keuangan
yang sudah tertunda sejak tahun 2003. Munculnya kasus Bakrie Life, kasus Antaboga
Sekuritas, dan kasus sejenis lainnya, semestinya mulai menyadarkan Pemerintah dan
DPR agar tidak hanya mereformasi perbankan dan bank sentral tetapi juga
mereformasi lembaga keuangan non-bank khususnya pasar modal, asuransi, dan dana
pensiun.
Program penjaminan harus diarahkan guna melindungi dana nasabah asuransi
agar tingkat kepercayaan masyarakat tetap tinggi. Lembaga penjaminan dana nasabah
asuransi, sebagaimana LPS, juga harus diberi peran sebagai lembaga penyelamat dan/

atau likuidator perusahaan asuransi bermasalah. Dengan tambahan peran sebagai
penyelamat dan likuidator tersebut, maka lembaga penjaminan ini dapat lebih mudah
memberi kepastian pengembalian dana nasabah asuransi. Pendanaan lembaga
penjaminan ini dapat berasal dari sumbangan Pemerintah, serta premi yang dikutip dari
perusahaan asuransi dan nasabah asuransi. Mekanisme kerja lembaga ini mirip
dengan perusahaan re-asuransi. Bedanya, kalau perusahaan re-asuransi berfungsi
melindungi perusahaan asuransi, maka lembaga penjaminan berfungsi melindungi
nasabah asuransi.

PENUTUP
Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi
(tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan resiko
dari nasabah kepada perusahaan asuransi.
Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai
dengan uang yang dialami nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang
mungkin/belum pasti akan terjadi (Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss).
Misalnya :
1.
Resiko terbakarnya bangunan dan/atau Harta Benda di dalamnya sebagai akibat
sambaran petir, kelalaian manusia, arus pendek.
2.
Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan karena
pencurian.
3.
Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.
4.
Banjir, Angin topan, badai, Gempa bumi, Tsunami.
Setiap asuransi pasti bermanfaat, yang secara umum manfaatnya adalah :
1.
Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu
pihak.
2.
Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak
tenaga, waktu dan biaya.
3.
Transfer Resiko, dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau
perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko)
ke perusahaan asuransi
4.
Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul
yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
5.
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
Diposkan oleh ANna_27 di 04.22