ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MANFAAT LAPORAN KEUANGAN

  

KEBUTUHAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN;

  

LAPORAN KEUANGAN UNTUK AKUNTABILITAS PUBLIK;

  

LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI.

KEBUTUHAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

  

Informasi keuangan merupakan suatu kebutuhan

bagi para pengguna (stakeholders);

   Laporan keuangan disajikan kepada stakeholder untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga

keputusan yang diambil lebih berkualitas dan tepat

sasaran ;

   Laporan keuangan merupakan cermin untuk melihat kondisi keuangan republik tercinta ini ;

   Neraca merupakan cermin utama untuk melihat apa

yang ada di republik, terutama menyangkut hal-hal

yang salah urus atau hal-hal yang tidak diurus maupun yang belum diurus;

LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI

  

Era keterbukaan, teknologi informasi & komunikasi

sedemikian maju, masyarakat semakin mudah untuk

mendapatkan berbagai informasi dengan biaya relatif murah.

   Setiap rupiah uang publik harus dipertanggung- jawabkan kepada masyarakat yang telah memberikan uangnya untuk membiayai pembangunan dan operasional pemerintahan;

   Dalam hal pengelolaan uang publik, masyarakat semakin cerdas menuntut adanya transparansi.

   Transparansi pengelolaan keuangan pemerintah merupakan tuntutan publik yang harus direspon secara positif.

LAPORAN KEUANGAN UNTUK

  AKUNTABILITAS

  

Laporan keuangan merupakan gambaran adanya

akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan.

  

Akuntabilitas adalah “amanah” berarti pemangku

kekuasaan adalah mereka yang terpercaya dan bertanggung jawab dalam mengelola sumberdaya publik yang diberikan kepadanya;

   Tidak adanya laporan keuangan menunjukkan lemahnya akuntabilitas;

   Lemahnya akuntabilitas megindikasikan lemahnya sistem, selanjutnya berimbas pada membudayanya korupsi sistematik ; Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan menyediakan informasi mengenai:

   kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran,

  

kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi

dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundangan,

  

jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai, Tujuan Laporan Keuangan  bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya,

   posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

   perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Manfaat Laporan Keuangan Memberikan informasi untuk:

   menentukan dan memprediksi kondisi kesehatan keuangan pemerintah terkait dengan likuiditas dan solvabilitasnya;

   menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi;

   memonitor kinerja, kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;

   perencanaan dan penganggaran; Manfaat Laporan Keuangan  mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional:

  

menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas

sehingga memudahkan analisis dan melakukan

perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan,

membandingkan dengan kinerja periode-periode

sebelumnya, dan dengan kinerja unit yang lain;

   mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, dan

efektivitas operasi, program, aktivitas, dan fungsi

tertentu di dalam pemerintahan;

   mengevaluasi hasil (outcome) suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target;

  

mengevalauasi tingkat pemerataan dan keadilan

(equtiy & equality)

PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

   Analisis laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan terhadap berbagai macam

informasi yang disajikan dalam laporan keuanga n

   Dalam melakukan analisis, setiap pengguna laporan harus mengidentifikasi informasi yang

harus dipilih untuk dianalisis, teknik analisis yang

tepat, ruang lingkup, kedalaman analisis dengan

menggunakan pertimbangan yang cermat agar dapat memperoleh informasi yang diinginkan untuk mendukung keputusan-keputusan yang diambilnya.

PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

  

  Masyarakat;

  

  Para wakil rakyat;

  

  Lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;

  

  Pemberi atau yang berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman

  

  Manajeman pemerintah

  TUJUAN ANALISIS Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-udangan Mengukur dan mengevalusasi kinerja pemerintah T U J Mengukur potensi pendapatan atau sumber ekonomi U A N Mengetahui kondisi keuangan Mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajibannya

TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS

  Semakin besar permasalahan yang dihadapi dan semakin panjang waktu yang menjadi kepentingan pengguna akan diperlukan analisis yang semakin mendalam dengan menggunakan berbagai teknik dan metode analisis.

TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS

  Contoh: Seorang calon investor yang akan menanamkan uang untuk jangka waktu yang panjang akan membutuhkan banyak informasi dengan ruang lingkup yang luas, dan melakukan analisis secara mendalam dengan menggunakan berbagai teknik analisis. Mereka akan membutuhkan informasi mengenai:

   potensi ekonomi di masa yang akan datang

   mengukur tingkat keuntungan yang dikehendaki

   mengukur berapa lama investasinya akan diperoleh kembali.

TINGKAT KEDALAMAN ANALISA

  Contoh: Sebaliknya mungkin ada pejabat pemerintah yang hanya ingin mengetahui naik-turunya pendapatan pajak atau bukan pajak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Karena kebutuhannya sangat sederhana maka ia hanya akan membandingkan antara pajak dan bukan pajak dengan tahun anggaran sebelumnya.

PRASYARAT ANALISIS

  Prasysarat analisis yang harus dipahami oleh pengguna, antara lain:

  1. Laporan keuangan disusun berdasarkan SAP dan

kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh pemerintah

2.

  Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan

mungkin dipengaruhi oleh suatu kondisi atau masalah

tertentu yang spesifik 3. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang ekstrim atau luar biasa juga harus dieliminasi supaya tidak meyesatkan.

  4. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus dilaksanakan secara hati-hati, terlebih lagi jika yang digunakan sebagai pembanding adalah laporan keuangan

METODE ANALISIS

  

Analisis horisontal: dilaksanakan dengan

membandingkan angka-angka dalam suatu laporan keuangan kementerian negara/lembaga dengan kementerian negara/lembaga lainnya, antara pemerintah dengan pemerintah lainnya.

   Analisis vertikal: dilakukan dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama .

  PEMBANDING 1.

  Evaluasi hasil analisa laporan keuangan akan dibandingkan dengan kriteria atau tolok ukur yang ditetapkan.

2. Tolok ukur yang dapat digunakan dalam

  melakukan analisa ini antara lain: 1) informasi internal dari kementerian negara/lembaga yang bersangkutan, berupa:

a. rencana kerja dan anggaran atau dokumen lainnya

  b. laporan keuangan periode sebelumnya 2) informasi eksternal, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan K/L lainnya.

TEKNIK ANALISIS

  Teknik analisa laporan keuangan meliputi : 

  Analisis perubahan laporan keuangan 

  

Analisis persentase per komponen

  Analisis trend 

  Analisis rasio 

  Analisis sumber dan penggunaan dana 

  Analisis ketaatan terhadap peraturan

ANALISIS PERUBAHAN LAPORAN KEUANGAN

   Pengertian

eknik analisa yang dilakukan dengan

  T

memperbandingkan pos-pos yang sama

dari dua laporan keuangan suatu K/L dengan dua periode yang berlainan

   Tujuan ntuk mengetahui perubahan suatu pos

  U dari periode yang satu ke periode yang lain

ANALISIS PERUBAHAN

  Realisasi 2006 Realisasi 2005

  Rp % 409.203.019 347.031.113 62.171.906 17,92 395.971.535 331.791.943 64.179.592 19,34 13.231.483 15.239.170 (2.007.687) -13,17 226.950.066 146.888.310 80.061.756 54,51 167.473.800 110.467.256 57.006.544 51,60

A. Pendapatan Negara dan Hibah

I. Penerimaan Perpajakan

  22.973.056 12.835.193 10.137.863 78,98 36.503.209 23.585.859 12.917.350 54,77 1.834.050 1.304.782 529.268 40,56 637.987.136 495.224.207 142.762.929 28,83

  2. Bagian Pem. atas Laba BUMN

  3. PNBP. Lainnya

  III. Penerimaan Hibah Jumlah Pendapatan Negara & Hibah (A.I+A.II+A.IIII)

  1. Pajak Dalam Negeri

  2. Pajak Perdagangan Internasional

II. Penerimaan Negara Bukan Pajak

  1. Penerimaan Sumber Daya Alam Uraian Kenaikan (Penurunan)

  ANALISIS PERUBAHAN Uraian Realisasi 2006 Realisasi 2005 Kenaikan (Penurunan) Realisasi 2006 vs 2005

  B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 440.032.084 361.155.202 78.876.882 21,84 1. Belanja Pegawai 73.252.287 54.254.195 18.998.092 35,02 Rp % 4. Pembayaran Bunga Utang 79.082.563 65.199.594 13.882.969 21,29 3. Belanja Modal 54.951.875 32.888.839 22.063.036 67,08

  2. Belanja Barang 47.181.912 29.171.687 18.010.225 61,74 6. Bantuan Sosial 40.708.566 24.903.485 15.805.081 63,47

  5. Subsidi 107.431.785 120.765.318 (13.333.533) -11,04 7. Belanja Lain-lain 37.423.093 33.972.081 3.451.012 10,16

  II. Transfer untuk Daerah 226.179.954 150.463.868 75.716.086 50,32 1. Dana Perimbangan 222.130.617 143.221.256 78.909.361 55,10

a. Dana Bagi Hasil 64.900.298 49.692.261 15.208.037 30,60

2. Dana Otsus & Penyesuaian 4.049.336 7.242.612 (3.193.276) -44,09

c. Dana Alokasi Khusus 11.566.134 4.763.567 6.802.567 142,80

  

b. Dana Alokasi Umum 145.664.184 88.765.427 56.898.757 64,10

III. Suspen

b. Dana Penyesuaian 561.052 5.467.300 (4.906.248) -89,74

  

a. Dana Otonomi Khusus 3.488.284 1.775.312 1.712.972 96,49

916.774 (1.986.652) 2.903.426 -146,15 Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 667.128.813 509.632.418 157.496.395 30,90

ANALISIS PERUBAHAN

  Rp % 55.982.075 19.144.695 36.837.380 192,42 11.555.466 8.901.481 2.653.985 29,82 7.357.400 (13.700.000) 21.057.400 -153,70

  5.055.702 6.563.537 (1.507.835) -22,97 35.985.507 22.574.677 13.410.830 59,41 (3.972.000) (5.195.000) 1.223.000 -23,54 (26.566.486) (10.271.960) (16.294.526) 158,63

  26.114.584 26.840.442 (725.858) -2,70

  a. Penarikan Pinjaman Program 13.579.552 12.264.809 1.314.743 10,72

  b. Penarikan Pinjaman Proyek 12.535.032 14.575.632 (2.040.600) -14,00 (52.681.070) (37.112.409) (15.568.661) 41,95

  Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) 29.415.590 8.872.728 20.542.862 231,53 Uraian Kenaikan (Penurunan) Realisasi 2006 vs 2005

  Realisasi 2005 Realisasi 2006

I. Pembiayaan Dalam Negeri

  1. Rekening Pemerintah

  2. Dana Moratorium

  1. Penarikan Pinjaman LN (Bruto) 2. Pemb.Cicilan Pokok Utang LN.

  3. Privatisasi & Penj.Aset Prog. Restr

  4. Surat Utang Negara (Neto)

  5. Penyertaan Modal Negara

II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)

  Kesimpulan dari hasil analisa 

  

Pendapatan Negara mengalami kenaikan secara rata-

rata 28,83 %, kecuali Pajak Perdagangan Internasional turun sebesar 13,17 %,

   Belanja Pemerintah Pusat secara keseluruhan meningkat secra rata-rata 21,84%, kecuali Belanja Subsidi turun 11,04 %.

   Transfer untuk Daerah meningkat tajam secara

siknifikan yaitu 50,32 %, kecuali Dana Penyesuaian

turun 89,74 %.

   Pembiayaan Dalam Negeri meningkat tajam, yaitu mencapai 192,42%, sedangkan Pembiayaan Luar Negeri menurun sebesar 41,95%.

ANALISIS PERUBAHAN

ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN

   Pengertian

uatu teknik analisa yang dilakukan dengan

  S membandingkan antara suatu pos terhadap

totalnya dalam laporan keuangan yang sama.

   Tujuan ntuk mengetahui seberapa besar kontribusi

  U suatu pos dalam bentuk angka total. Ilustrasi Belanja pegawai selama satu tahun anggaran Rp3 milyar, yang terdiri:

  Gaji Rp1 milyar, Honorarium Rp1,5 milyar Lainnya Rp0,5 milyar. Angka ini memperlihatkan bahwa besarnya gaji hanya 1/3, sedangkan honorarium mencapai ½ atau 50%. Angka yang demikian sudah memberikan sinyal adanya kelemahan atau kesalahan dalam pemberdayaan sumber daya manusia.

ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN

  Naik No Analisa prosentase per komponen menurut tahun 2006 2005 (Turun) A Pendapatan

  1 Pajak Dalam Negeri dengan total Pendapatan 62,06% 67,00% -4,94%

  2 Penerimaan SDA dengan total Pendapatan 26,25% 24,57% 1,68%

  3 Laba BUMN dengan total Pendapatan 3,60% 2,59% 1,01% B Belanja

  1 Belanja Pemerintah Pusat dengan total Belanja 65,95% 70,86% -4,91%

  2 Belanja Pegawai dengan total Belanja Pusat Pemerintah 10,98% 10,64% 0,34%

  3 Belanja Bunga Utang dengan total Belanja Pusat Pemerintah 11,85% 12,79% -0,94%

  4 Belanja Subsidi dengan total Belanja Pusat Pemerintah 16,10% 23,69% -7,59%

  5 Transfer untuk Daerah dengan total Belanja 33,90% 29,52% 4,38%

  6 Dana Bagi Hasil dengan total Total Belanja 9,72% 9,75% -0,03%

CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS PERSENTASE

  PERKOMPONEN

ANALISIS TREND

   Pengertian Teknik analisa yang dilakukan dengan membandingkan pos-pos yang sama dari beberapa periode yang berurutan (time serries data).

   Tujuan

ntuk memahami arah atau kecenderungan

u suatu pos dari waktu ke waktu.

  Ilustrasi

ANALISIS TREND

  Berikut ini ilustrasi trend dalam bentuk grafk 400 atas pendapatan tersebut. 300 350 Pendapatan Pajak 250 200 Pertambahan Nilai Pendapatan Cukai 100 150 Pendapatan Bea Masuk

  50 1 2 3 4

5

CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS

  TREND

ANALISIS RASIO

   Pengertian T eknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama. Rasio-rasio yang diperoleh selanjutnya akan dibandingkan dengan rasio yang sama di K/L yang bersangkutan untuk periode yang berlainan

atau akan dibandingkan dengan rasio pos yang sama

dari K/L lainnya.

   Tujuan Untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, efisiensi serta kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh hasil untuk membiayai pengeluarannya.

  ASET

31 Des 2006

  31 Des 2005

Aset Lancar 125,98 triliun 128,55 triliun

Kas

  38,19 triliun 46,19 triliun Investasi Jangka 663,55 triliun 650,49 triliun Panjang

  

Aset Tetap 343,92 triliun 314,17 triliun

Dana Cadangan 1,73 triliun

Aset Lainnya 86,50 triliun 78,20 triliun

  

Total Aset 1.219,96 triliun 1.173,13 triliun

  KEWAJIBAN

31 Des 2006

  31 Des 2005 Kewajiban Jangka 108,14 triliun 138,03 triliun Pendek

  Kewajiban Jangka 1.221,92 triliun 1.204,02 triliun Panjang

Total Kewajiban 1.330,06 triliun 1.342,05 triliun

ANALISIS RASIO

  2006 2005 Current Ratio= Current Asset

  1,17 0,93 Current Liabilities Quick Ratio = Cash

  0,33 0,35 Current Liabilities Solvabilitas Ratio= Total Asset

  0,92 0,87 Total Liabilities

  DANA

  • Pengertian Teknik analisa untuk mengetahui dari mana pemerintah memperoleh dana dan bagaimana pemerintah tersebut menggunakan dana yang diperolehnya selama tahun berjalan.
  • Tujuan Analisa ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui:

   sumber dana selama satu tahun anggaran

   penggunaan dana selama satu tahun anggaran

   kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya

   sumber dana yang digunakan untuk memperoleh aset

   dari mana defisit anggaran ditutup

   ke mana surplus anggaran digunakan

  DANA

  Arus kas diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

   arus kas dari aktifitas operasi

   arus kas dari aktifitas investasi aset non keuangan

   arus kas dari aktifitas pembiayaan

   arus kas dari aktifitas non anggaran

  DANA Arus kas dari aktifitas operasi mencerminkan kemampuan pemerintah untuk mendanai kebutuhan operasionalnya.

  • mencerminkan penerimaan kas operasional

    mencukupi kebutuhan operasionalnya. Arus kas dari aktifitas operasi negatif

  Arus kas neto dari aktifitas operasi positif

  • mencerminkan pemerintah tidak mampu mandiri, berarti tidak mampu menggali potensi pendapatan sehingga biaya operasi tidak mencukupi.

  DANA Arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari penjualan aset tetap dan perolehan aset tetap.

  • Arus kas dari aktifitas investasi positif berarti pemerintah sedang mengurangi/tidak menambah aset tetap yang dimilikinya. Arus kas dari aktifitas investasi negatif berarti
  • pemerintah sedang membangun dan mengadakan sarana dan prasarana.

  DANA

  Arus kas dari aktifitas pembiayaan

  • mencerminkan dari mana pemerintah memperoleh dana untuk menutup defisit dan ke mana pemerintah mengalokasikan adanya surplus dana. Jumlah ini arus kas dari aktifitas
  • pembiayaan ini seharusnya berimbang dengan jumlah surplus/defisit.

ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

  Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah.

  DANA

  I. Arus Kas Masuk Tahun 2006 Tahun 2005 Total Penerimaan Perpajakan 409.203.019 346.859.857 Total PNBP

  226.914.454 146.761.634 Total Penerimaan Hibah 1.834.051 1.326.497 Total Penjualan Aset

  35.612 126.676 Total Penerimaan Pembiayaan 147.875.945 91.926.664 Total Non Anggaran 3.218.046 10.844.852 Total Arus Masuk Kas 789.081.127 597.846.180

  II Arus Kas Keluar Total Belanja 611.840.408 472.472.997 Total Pembelian Aset 55.288.405 37.009.878

  Total Pembiayaan 118.460.355 83.053.935 Jumlah Arus Kas Keluar 785.589.168 592.536.810 Kenaikan/Penurunan Kas 3.491.960 5.309.370

  Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan

  Pengertian

Teknik analisa yang dilakukan dengan cara

menguji apakah peraturan-peraturan yang

ada telah ditaati.

   Tujuan Untuk mayakini bahwa semua peraturan perundang-undangan telah dipatuhi . PRINSIP 1.

  Pendapatan dan belanja diatur dalam undang- undang APBN

  2. Prinsip prealabel, yaitu anggaran harus

  disahkan sebelum ada penggunaan 3. Prinsip universalitas, yaitu semua jenis pengeluaran harus dicantumkan dalam anggaran

  4. Prinsip spesialitas, yaitu anggaran yang telah

  disediakan dalam mata anggaran pengeluaran tertentu tidak diperkenankan untuk digeser PRINSIP 5.

  Prinsip periodisitas, yaitu laporan disusun secara berkala sesuai dengan peraturan

6. Azas bruto, yaitu tidak diperbolehkan adanya

  offsetting antara pendapatan dan belanja 7.

  Anggaran belanja merupakan plafon 8. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan pedoman yang mengatur pelaksanaan anggaran ANALISIS THD UU APBN Anggaran 2006 Realisasi 2006 Rp % 478.249.290 440.032.084 (38.217.206) (7,99) 78.904.457 73.252.287 (5.652.170) (7,16) 55.506.999 47.181.912 (8.325.087) (15,00) 66.723.899 54.951.875 (11.772.024) (17,64) 82.494.656 79.082.563 (3.412.093) (4,14) 107.627.567 107.431.785 (195.782) (0,18) 44.590.994 40.708.566 (3.882.428) (8,71) 42.400.714 37.423.093 (4.977.621) (11,74) 220.849.845 226.179.954 5.330.109 2,41 216.797.725 222.130.617 5.332.892 2,46

  a. Dana Bagi Hasil 59.563.725 64.900.298 5.336.573 8,96 b. Dana Alokasi Umum 145.664.200 145.664.184 (16) (0,00) c. Dana Alokasi Khusus 11.569.800 11.566.134 (3.666) (0,03) 4.052.120 4.049.336 (2.784) (0,07) a. Dana Otonomi Khusus 3.488.284 3.488.284 0,00 b. Dana Penyesuaian 563.836 561.052 (2.784) (0,49) 916.774 699.099.136 667.128.813 (31.970.323) (4,57) Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 7. Belanja Lain-lain II. Transfer untuk Daerah 1. Dana Perimbangan 2. Dana Otsus & Penyesuaian 4. Pembayaran Bunga Utang 5. Subsidi 6. Bantuan Sosial III. Suspen I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal Kenaikan (Penurunan) Realisasi 2006 vs Uraian ANALISA HORIZONTAL ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2006 B. Belanja Negara

  LATIHAN

  PERTANYAAN 

  TINGKAT PENCAPAIAN TARGET?

  

  TINGKAT PERTUMBUHAN?

  

  EFISIENSI? PROFIT CENTER

  

  EFISIENSI? COST CENTER

  

  SATKER MANA YANG LEBIH BAGUS?

  SOLUSI 

  SATKER A

  

  SATKER B TELAAH LAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATKER

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH

  1. Dokumen sumber:

  DIPA, DIPAL, Rev. DIPA/DIPAL, POK, SSBP, SSPB, dan SPM&SP2D.

  2. Format Laporan:

   LRA Satuan Kerja/W/E1/Departemen

   LRA: Realisasi Belanja

   LRA: Realisasi Pendapatan

   LRA: Realisasi Pengembalian Belanja

   LRA: Realisasi Pengembalian Pendapatan

UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH

  

  Kementerian negara/lembaga

  

  Eselon 1

  

  Wilayah provinsi

  

  Satuan Kerja

  

  Jenis Satuan Kerja

UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH

  

  Fungsi,

  

  Sub Fungsi,

  

  Program,

  

  Kegiatan,

  

  Output,

   Sumber Dana dan Cara Penarikan. 

  Jenis Belanja (2 digit, 4 digit, dan 6 digit)

  

  Jumlah Rupiah (anggaran dan realisasi)

  NERACA

  Kas di Bendahara Pengeluaran

  Minus (kurang):  SPM/SP2D UP/TUP ada yang belum rekam.

   Terlalu besar:

   SPM GU Nihil masih ada yang belum direkam. 

SSBP berupa pengembalian UP belum direkam.

  

Kas di Bendaharawan Pengeluaran = Uang

Muka dari KPPN.

  MAK(MAP) yang Mempengaruhi Akun “Kas di Bendahara Pengeluaran” Kode MAK Kredit Debet Uraian MAK (MAP) (MAP 825111 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Rupiah - )

  • - 825112 Pengeluaran Uang Persediaan Dana 825113 Pengeluaran Uang Persediaan Pengguna PNBP - (Swadana) Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dana Rupiah)
  • - (815112) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan - (815111) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan (815113) Pengguna PNBP (Swadana)) Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri) - (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Tahun Anggaran yang Lalu)- (815114) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan

      Kas di Bendahara Penerima

      Cermati apakah pada tanggal neraca masih terdapat kas di bendahara penerima (kas yang diterima dari PNBP) yang belum disetor ke kas negara.

       Jika ada, sajikan nilai kas tersebut di neraca sebesar nilai yang ada pada bendahara penerima.

       Akun “Kas di Bendahara Penerima” = “Pendapatan yang Ditangguhkan”

      

    Kas Lainnya dan Setara Kas

      Berupa:

      1. Bunga jasa giro yang belum disetor ke kas negara

      2. Pungutan pajak yang belum disetor ke kas negara

      

    3. Penerimaan hibah langsung berupa kas (dalam/luar negeri)

      

    4. Belanja yang tidak jadi direalisir atau pengembalian belanja

      

    5. Belanja (gaji/honor) yang belum dibayarkan kepada yang

    berhak

       Saldo Akun ‘Kas Lainnya dan Setara Kas’ butir 1-4 = Pendapatan yang Ditangguhkan

      

    Saldo akun ‘Kas Lainnya dan Setara Kas’ butir 5 =

    Utang Kepada Pihak Ketiga

      Persediaan

      Sering terjadi tidak ada nilai persediaan pada Neraca baik pada laporan semester maupun akhir tahun.

      

      Mintalah laporan persediaan ke bagian barang, terutama pada akhir semester, karena pada semester satuan kerja seharusnya mempunyai persediaan.

      

      Persediaan = Cadangan Persediaan

      Bagian Lancar TGR/TPA

      TGR/TPA biasanya mencakup masa pelunasan lebih dari satu tahun anggaran.

      

      Jika pada akhir tahun masih terdapat saldo, dilakukan reklasifikasi untuk menentukan Bagian Lancar (yang jatuh tempo pada tahun depan)

      

      Jumlah Bagian Lancar TGR/TPA ini dimasukkan ke kelompok aset lancar, sedangkan sisanya (TPA/TGR) disajikan dalam kelompok Aset Lainnya.

      Disesuaikan

      Periksa apakah masih ada akun “<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan” 

      Akun ini masih muncul, mungkin disebabkan oleh: 

      Penerimaan ADK dari Aplikasi SIMAK-BMN belum dilakukan, 

      

    Penerimaan ADK dari SIMAK-BMN sudah dilakukan

    tetapi terdapat Aset berikut SPM/SP2D nya yang belum direkam

      

    Penerimaan ADK dari SIMAK-BMN sudah dilakukan

    tetapi ada kesalahan dalam perekaman nomor SPM/SP2D ataupun jumlah rupiah SPM

       Pada akhir Semester atau Tahun akun ini tidak boleh lagi muncul di neraca.

      MAK yang Menimbulkan Akun “<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan” Mata Anggaran Akun-akun Neraca

    Pengeluaran yang ditimbulkan

      Kode Uraian Kode Uraian MAK BB

      531111 Belanja Modal Tanah 13121 Tanah Sebelum

      1 Disesuaikan 532111 Belanja Modal 13141 Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin

      1 Sebelum Disesuaikan

    533111 Belanja Modal 13161 Gedung dan Bangunan

    Gedung dan

      1 Sebelum Disesuaikan Bangunan 534111 Belanja Modal Jalan dan Jembatan 13181 Jalan, Irigasi, dan 534112 Belanja Modal Irigasi

      1 Jaringan Sebelum 534113 Belanja Modal Disesuaikan

      Aset Tetap

      Bandingkan nilai aset tetap di Neraca dengan

    Laporan BMN Intrakomtabel. Nilai aset tetap non

    KDP di neraca seharusnya sama dengan total nilai BMN di LBMN Intrakomtabel.

       Bandingkan pertambahan nilai aset tetap di Neraca dengan Realisasi Belanja Modal pada LRA.

       Jika akuntansi BMN masih dikerjakan secara manual, periksa kebenaran mapping antara

    laporan BMN dengan akun aset tetap di Neraca.

       Total nilai aset tetap harus sama dengan nilai akun “Diinvestasikan Dalam Aset Tetap”

      Akun-akun Aset Tetap Kode Akun Uraian Akun 131111 Tanah 131211 Tanah Sebelum Disesuaikan 131311 Peralatan dan Mesin 131411 Peralatan dan Mesin Sebelum Disesuaikan 131511 Gedung dan Bangunan 131611 Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan 131711 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

    131811 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Sebelum

    Disesuaikan 131911 Aset Tetap Lainnya 132111 Konstruksi Dalam Pengerjaan

      Aset Lainnya

      Lakukan reklasifikasi pada akhir tahun untuk TPA/TGR yang akan jatuh tempo pada tahun berikutnya.

      

      Yakinkan bahwa nilai TPA/TGR yang terdapat pada neraca akhir tahun adalah nilai setelah dikurangai bagian lancar-nya.

      

      Total Aset Lainnya = Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya.

      LATIHAN

    ANALISIS LKPP

      Terima Kasih