Perilaku Kurs IDRUSD Berdasarkan Model Hooper-Morton
Media Trend
Berkala Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan
http://journal.trunojoyo.ac.id/mediatrend
Perilaku Kurs IDR/USD Berdasarkan Model Hooper-Morton
Alvin Sugeng Prasetyo 1*
1 Universitas Trunojoyo Madura
Informasi Artikel
ABSTRACT
Sejarah artikel:
This study aims to analyze the behavior of the rupiah/US$ based on the
Diterima September 2018 Disetujui Oktober 2018
Hooper-Morton model approach. The method used is ECM with time series
Dipublikasikan Oktober
data of 2002 quarter 1 to 2017 quarter 4 in Indonesia. The conclusion of
this study is the difference of M2 growth, the difference of economic growth,
Keywords:
the difference of inflation, and the difference of growth of trade balance
rupiah/US$,
have significant influence to rupiah/US$ in long term and short term.
Hooper-Morton model, Error Correction Model (ECM)
© 2018 MediaTrend
Penulis korespondensi: E-mail: [email protected]
DOI: http://dx.doi.org/10.21107/mediatrend.v13i2.4368 2460-7649 © 2018 MediaTrend. All rights reserved. Terakreditasi Kemenristekdikti Nomor 21/E/KPT/2018
Perilaku Kurs IDR/USD....... MediaTrend 13 (2) 2018 p. 262-276
Pendahuluan
rate dan beralih menjadi sistem nilai tukar Pergerakan kurs suatu negara mengambang bebas ( floating exchange selalu menjadi topik pembahasan yang rate system). Ada dua alasan beralihnya menarik untuk dilakukan penelitian. Kurs sistem nilai tukar dari managed floating memiliki peranan dalam keberhasilan exchange rate system menjadi floating atau kegagalan sistem perekonomian exchange rate system. Pertama, penera- terbuka (Bitzenis dan Marangos, 2007). pan floating exchange rate system sesuai Pergerakan kurs berdampak pada kondisi dengan perkembangan moneter di ka- stabilitas ekonomi suatu negara, dan ber- wasan Asia Tenggara. Kedua, perubahan dampak pada nilai investasi internasional nilai tukar bertujuan untuk menyelamatkan (Bitzenis dan Marangos, 2007). Kondisi cadangan devisa. Sistem nilai tukar di- tersebut merupakan dampak negatif yang rubah membuat para spekulan sulit mem- ditimbulkan dari pergerakan kurs sehing- prediksi intervensi Bank Indonesia.
ga kurs perlu dikendalikan oleh kebijakan Perubahan sistem kurs dari makroekonomi.
managed floating exchange rate sys- Pergerakan kurs sering mendomi- tem menjadi sistem nilai tukar mengam- nasi dalam diskusi penentuan kebijakan bang bebas ( floating exchange rate sys- makroekonomi (Bitzenis dan Marangos, tem) akan mengakibatkan kurs IDR/USD 2007). Pembahasan secara empiris oleh mengalami fluktuasi. Fluktuasi kurs IDR/ para peneliti bidang ekonomi moneter USD pada pasar valuta asing dapat dista-
atau internasional tentang pergerakan bilkan dengan kebijakan yang dibuat oleh kurs suatu negara terus berkembang. Bank Indonesia. Kurs IDR/USD melemah, Kurs suatu negara menjadi indikator bagi Bank Indonesia memiliki sejumlah cara negara yang menganut open economy untuk meredam pelemahan nilai tukar system. Kurs suatu negara stabil maka tersebut. Bank Indonesia melakukan kebi- open economy system yang dianut akan jakan twin operation (BI, 2010). Kebijakan berhasil, namun sebaliknya, jika kurs su- ini berupa intervensi di pasar valuta asing lit untuk distabilkan maka mengakibatkan (valas) dan pasar Surat Berharga Negara kegagalan dalam open economy system (SBN). Kebijakan lain untuk mestabilkan (Bitzenis dan Marangos, 2007). Perma- kurs IDR/USD dengan cara menaikkan BI salahan pergerakan kurs dialami oleh rate.
Indonesia. Krisis moneter 1997/1998 Perilaku kurs IDR/USD dapat diten- membuat Indonesia meninggalkan sistem tukan menggunakan model penentu kurs. nilai tukar managed floating exchange Salah satu model penentuan kurs IDR/
USD yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 1 Perbedaan Model Penentu Kurs
Sumber:SarantisdanStewart(1995),MeesedanRogoff(1983),danGandolfodkk (1990), diolah
Alvin Sugeng Prasetyo. MediaTrend 13 (2) 2018 p.262-276
adalah model Hooper-Morton (1982). Perbedaan variabel i-i* terjadi pada Menurut Dua dan Rajan (2011), model model Bilson dengan model Dornbusch- Hooper-Morton merupakan perluasan dari Frankel, serta Hooper-Morton. Model sticky price formulation dengan mema- Bilson di ringkasan Tabel 1, variabel i-i*
sukkan perubahan nilai tukar dalam jang- memiliki tanda positif, berarti ketika tingkat ka panjang. Dua dan Rajan (2011) juga bunga domestik meningkat secara rela- mengatakan bahwa model Hooper-Morton tif terhadap suku bunga luar negeri, akan (1982) mengasumsikan perubahan nilai ada pelemahan dalam mata uang domes- tukar jangka panjang berkorelasi dengan tikmelaluiinflasi(Pratomo,2008).Dalam shock neraca perdagangan.
model Frankel, dan Dornbusch, serta Tabel 1 menunjukkan perbe- Hooper-Morton, variabel i-i* memiliki tanda daan model penentu kurs Hooper-Morton negatif, ini berarti peningkatan suku bunga dengan model penentu kurs lain. Hal ini akan mengakibatkan capital inflow me- menunjukkan model penentu kurs bukan ningkat yang kemudian berdampak positif hanya model Hooper-Morton saja, tetapi pada kurs domestik sehingga menyebab-
masih ada model penentu kurs lain seperti kan kurs domestik menguat (apresiasi). Frenkel,Bilson,Dornbusch,danFrankel.
Variabel TB-TB * hanya dimiliki oleh Secara keseluruhan perbedaan model Hooper-Morton. Variabel ini memi- model Hooper-Morton dengan model liki tanda “-“, berarti variabel selisih neraca penentu kurs lainnya terletak pada selisih perdagangan (TB-TB*) berdampak nega- variabel trade balance. Tabel 1 terlihat bah- tif terhadap kurs. Neraca perdagangan wa, variabel trade balance dalam model suatu negara meningkat mengindikasi- Frenkel, Bilson, Dornbusch, dan Frankel kan bahwa meningkatnya nilai ekspor memiliki angka 0. Artinya, mereka tidak neto, meningkatnya ekspor neto akan memasukkan variabel trade balance ke- meningkatkan permintaan terhadap mata dalam model. Variabel model penentu kurs uang domestik sehingga mata uang do- Hooper-Morton lebih lengkap dari model mestik terapresiasi akibatnya kurs turun Frenkel, Bilson, Dornbusch, dan Frankel (Aimon, 2013). dalam menjelaskan pergerakan kurs.
Kardoyo dan Kuncoro (2002) Variabel M-M * dan π-π* pada Tabel meneliti tiga mata uang negara, yaitu
1 diatas memiliki tanda “+” bearti variabel Indonesia , Amerika Serikat dan Jepang . M-M * dan π-π* berdampak positif terhadap Negara domestik adalah Indonesia
kurs. Kurs diperkirakan akan terdepresiasi sedangkan negara asing adalah Amerika jika pasokan uang domestik tumbuh lebih Serikat dan Jepang. Kesimpulan dari cepat dibandingkan dengan uang bere- penelitian Kardoyo dan Kuncoro (2002) dar asing (Acheampong, 2007). Pengaruh adalah kurs Rp/Yen dipengaruhi oleh vari- π-π* terhadap kurs adalah apabila tingkat abel inflasi dan JUB, sedangkan nilai tu- ekspektasi inflasi domestik lebih tinggi kar rupiah terhadap dolar dipengaruhi oleh daripada tingkat ekspektasi inflasi asing, JUB,pendapatan,sukubunga,daninflasi. maka demand for real money domestik Kardoyo dan Kuncoro (2002) meneliti kurs akan menurun, sehingga kurs domestik Rp/Yen dan kurs Rp/US$.
mengalami depresiasi. Variabel Y-Y* me- Pemilihan model model Hooper- miliki tanda “-“, berarti variabel Y-Y* ber- Morton karena lebih lengkap dalam dampak negatif terhadap kurs. Kurs akan menjelaskan variasi pergerakan kurs IDR/ mengalami apresiasi jika pendapatan riil USD pada pasar valut asing dibandingkan domestik tumbuh lebih cepat dari pendapa- model Frenkel-Bilson dan model tan riil asing.
Dornbusch-Frankel.Pemilihanmatauang asing dolar Amerika Serikat sebagai pem-
Perilaku Kurs IDR/USD....... MediaTrend 13 (2) 2018 p. 262-276
banding, karena dolar US memiliki nilai teori PPP didasarkan pada sebuah asumsi yang relatif stabil dan dominan dalam tran- implisit yang pada intinya dalam hubungan saksi internasional serta diterima sebagai keuangan internasional tidak ada biaya alat tukar di berbagai negara di dunia.
transportasi, tarif, atau berbagai hambatan Berdasarkan latar belakang studi lain yang mengahalangi kegiatan arus ini, dengan melihat adanya fluktuasi kurs perdagangan barang atau uang secara rupiah/US$, maka studi ini bertujuan un- bebas. Relative PPP ( Purchasing Power tuk mengetahui perilaku kurs rupiah/US$ Parity) menyatakan bahwa nilai tukar akan berdasarkan pendekatan model Hooper- berubah sesuai dengan perubahan tingkat Morton, sehingga metode yang digunakan inflasiyangterjadidalamsuatunegara. yaitu Error Correction Model (ECM).
Teori Paritas Suku Bunga Tinjauan Literatur
Teori yang paling dikenal dalam
Landasan Teori
literatur keuangan internasioanal adalah
Teori Purchasing Power Parity
interest rate parity (IRP). Menurut doktrin Teori Purchasing Power Parity di- IRP, nilai kurs bergantung pada tingkat munculkan oleh Lansell. Teori Purchasing negara yang bersangkutan. Sistem float- Power Parity bermanfaat untuk mentukan ing exchange rate system, tingkat bunga faktor yang berpengaruh pada kurs dengan
domestik cenderung disamakan dengan negara yang menganut sistem mengam- tingkat bunga luar negeri dengan memper- bang bebas ( floating exchange rate sys- hitungkan perkiraan laju depresiasi mata tem). Kurs dengan harga relatif di negara uang negara yang bersangkutan terhadap yang bersangkutan memiliki hubungan negara lain. Menurut teori paritas suku proporsial.
bunga, terjadinya apresiasi kurs asing Teori PPP memiliki dua penger- terhadap kurs domestik karena di pasar tian, yaitu, pengertian secara absolut dan uang, tingkat bunga domestik lebih tinggi pengertian secara relatif. Teori PPP se- daripada dunia sehingga banyak investor cara absolut diartikan sebagai rasio anta- melakukan melakukan buy sekuritas do- ra harga dalam negeri dengan harga luar mestik, namun banyaknya kurs domestik negeri sedangkan teori PPP secara relatif yang diterima setahun kemudian dan saat diartikan sebagai rasio antara price index jatuh tempo, maka menyebabkan forward dalam negeri dengan price index negara rate dari kurs domestik terdepresiasi dan lain. Teori PPP secara absolut ditunjuk- kurs asing terapresiasi. kan pada persamaan (1) sedangkan teori
PPP secara relatif dapat dirumuskan dan Teori International Fisher Effect
dijabarkan sebagai berikut: Teori International Fisher Effect (IFE) adalah konsep penting di bidang
ekonomi dan keuangan yang meng- hubungkan suku bunga, inflasi dan nilai tukar (Shalishali, 2012). Mirip dengan teo-
P untuk negara domestik dan Purchasing Power Parity (PPP), IFE
ri
mengaitkan perubahan dalam nilai tukar tanda P US menunjukkan tanda price index dengan perbedaan suku bunga, daripada untuk negara asing. Persamaan dari (1)
IND
dapat disimpulkan bahwa keseimbangan perbedaantingkatinflasidiantaranegara- nilai tukar IDR/USD terjadi jika nilai tukar negara . Tingkat bunga nominal akan se- cara otomatis samadengantingkatinflasirelatifdikedua mencerminkan perbedaan
negara. Menurut Salvatore (1997: 45), inflasidenganparitasdayabeliatautidak ada sistem arbitrase.TeoriIFEmenunjuk-
Alvin Sugeng Prasetyo. MediaTrend 13 (2) 2018 p.262-276
kan bahwa mata uang negara manapun Model Sticky Price Monetary
dengan suku bunga yang relatif lebih tinggi Pemodelan nilai tukar juga telah akan terdepresiasi karena tingkat bunga menjadi isu penting di bidang keuangan in- nominalyangtinggimencerminkaninflasi ternasional karena model kurs dapat digu-
yang diharapkan, dengan asumsi bahwa nakan untuk menjelaskan perilaku kurs di tingkat pengembalian riil sama di selu- suatu negara (Aimon, 2013). Sticky price ruh negara, perbedaan suku bunga antar monetary model merupakan salah satu negara dapat dikaitkan dengan perbedaan model yang menjelaskan perilaku kurs. tingkatinflasiyangdiharapkan(Shalishali, Model sticky price monetary diterapkan di 2012).
negara kecil dan terbuka ( small open coun- try) dengan implikasinya negara bertindak
Model Flexible Price Monetary Model
selaku price taker,baikdipasarfinansial Model penentu nilai tukar yang maupun di pasar barang dan menerima dikembangkan oleh Bilson dan Frenkel suku bunga dunia (Pratiwi, 2012). Sticky disebut juga Chicago Theory. Model Price Monetary Model telah dikembangkan moneter nilai tukar dikatakan Chicago The- olehDornbuschdanFrankel.Berdasarkan ory karenahargadiasumsikansifatfleksi- pendekatan sticky price monetary model, bel. Model moneter Chicago disebut juga nilai tukar dipengaruhi oleh money supply, dengan Flexible Price Monetary Model.
gross domestic product, interest rate, dan Harga bersifat fleksibel akan berdampak inflation (Hassan dan Gharleghi, 2015). pada perubahan tingkat bunga nominal Berdasarkan versi harga kaku, koefisien yang mencerminkan perubahan dalam penawaran uang dan tingkat inflasi ber- tingkat ekspektasi inflasi. Ketika tingkat pengaruh positif terhadap nilai tukar, se- bunga domestik naik relatif terhadap suku dangkan suku bunga dan tingkat pendapa- bunga luar negeri, akan ada penurunan tan riil (y) berpenaruh negatif terhadap nilai dalam mata uang domestik melalui in- tukar (Tjahjawandita dan Santoso, 2010).
flasidanmatauangdomestikmengalami Sticky Price Monetary Model mun- depresiasi (Pratomo, 2008). Selain itu, cul akibat dari adanya kritikan pada asum- menurut Shylajan dkk., (2011) model ini sihargafleksibel.Dornbusch(1976)dalam juga mempertahankan teori PPP ( Purchas- (Isaac dan Mel, 2011) mengkritik asumsi ing Power Parity) dan International Fisher harga fleksibel. Dornbusch (1976) dalam Effect(IFE)atauUncovered Interest Rate (Isaac dan Mel, 2011) mengasumsikan Parity (UIRP).
hargafleksibeldalamjangkapendektidak Flexible price monetary approach realistis, justru teori PPP mengasumsikan merupakan model penentu nilai tukar bahwa harga kaku dalam jangka pendek yang dibangun oleh Bilson. Pendeka- danfleksibeldalamjangkapanjang.Teori tan model penentu kurs yang dibangun PPP tidak berlaku dalam jangka pendek oleh Bilson disebut juga Monetary Ap- karena keseimbangan nilai tukar jangka proach. Berdasarkan teori pendekatan pendek seringkali terdeviasi dari keseim- moneter ( Monetary Approach), nilai tukar bangan dari keseimbangan nilai tukar jang- dipengaruhi oleh selisih jumlah uang bere- kapanjangyangsangatfluktuatif(volatile ) dar, pendapatan nasional dan selisih suku (Pratiwi, 2012). Sticky price monetary bunga dalam negeri dengan luar negeri model berlaku untuk periode jangka waktu (Aimon, 2013). Variabel selisih suku bun- panjang dengan memegang asumsi PPP,
ga memiliki tanda positif ini menunjukkan sehingga tidak valid untuk analisis jangka model penentu kurs tersebut merupakan pendek dan menengah (Iskandarsyah, modelpenentukursrezimfleksibel.
Perilaku Kurs IDR/USD....... MediaTrend 13 (2) 2018 p. 262-276
Model sticky price monetary yaitu money supply bersifat endogen, arti- mengindikasikan bahwa depresiasi nilai nya, money supply dipengaruhi secara tukar domestik tidak hanya dipengaruhi positif dengan tingkat bunga pasar, teori oleh monetary shock, tetapi juga oleh PPP hanya berlaku dalam jangka panjang, the liquidity-induced yang dapat menu- dan teori paritas suku bunga kemungkinan runkan tingkat bunga domestik dan me- berlaku dalam jangka pendek. nimbulkan capital outflow (Iskandarsyah,
2010). Kekakuan harga dalam jangka Model Hooper-Morton
pendek juga membawa implikasi nilai tukar Tahun 1982, model penentu kurs mengalami
overshooting. Overshooting yang dibangun oleh Dornbusch dan yaitu depresiasi kurs lebih banyak dalam Frankel diperluas oleh Hooper-Morton
jangka pendek daripada jangka panjang dengan melibatkan variabel neraca perda- (Mishkin, 2008:132).
gangan ( trade balance). Penggunaan Sticky Price Monetary Model juga variabel neraca perdagangan didasar- disebut sebagai Keynesian theory. Teori kan pendapat Morton bahwa terdapat Keynesian menyebutkan bahwa terdapat perubahan nilai tukar dalam jangka pan- hubungan negatif antara nilai tukar mata jang yang berhubungan dengan neraca uang asing dan suku bunga nominal. Pe- perdagangan. Hooper-Morton mengang- rubahan suku bunga nominal merupakan gap koefisien dari nilai neraca perda- refleksi dari kebijakan uang ketat (tight gangan (TB) tidak mungkin nol. Neraca money policy) oleh pemerintah. Money perdagangan (TB) suatu negara yang supply lebih banyak dari money demand, mengalami defisit terus menerus akan maka otoritas moneter akan melakukan memperlemah nilai tukar mata uang do- kebijakan uang ketat dengan menaikkan mestikkarenadefisitneracaperdagangan suku bunga. Kenaikan suku bunga akan membutuhkan mata uang asing untuk meningkatkan arus kapital ( capital in- menutupnya. Begitu pula sebaliknya, jika flow) yang akan berdampak positif pada neraca perdagangan mengalami surplus apresiasi kurs domestik. Teori Keynesian maka nilai tukar mata uang domestik akan juga menunjukkan bahwa harga bersifat menguat terhadap mata uang asing. kaku ( sticky) dalam jangka pendek dan Bentuk persamaan dari model penentu PPP tetap dipertahankan dalam jangka kurs Hooper-Morton (1982) dapat ditulis panjang. Konsekuensi dari kekakuan sebagai berikut: harga adalah perubahan tingkat bunga nominal mencerminkan perubahan dalam kebijakan moneter kontraktif. Sticky Price Monetary Model muncul akibat dari adanya
kritikanpadaasumsihargafleksibel. Model sticky price monetary Jikakoefisien
dan , menunjukkan bahwa peningkatan inflasi m aka model penentu kurs tersebut meru- dapat memengaruhi fluktuatif kurs (Isaac pakanmodelpenentukursrezimfleksibel,
dan Mel, 2011). Tingkat inflasi domestik namun jika , maka model penentu
lebih tinggi daripada tingkat inflasi asing, kurs rezim sticky. Dengan intercept maka maka demand for real money domestik persamaan (2) menjadi: akan menurun, sehingga kurs domestik mengalami depresiasi (Pratomo, 2008). Tucker dkk., (1989:62) dalam Kardoyo
dan Kuncoro (2002) asumsi-asumsi yang dimana dipakai pada Sticky Price Monetary Model
Alvin Sugeng Prasetyo. MediaTrend 13 (2) 2018 p.262-276
TB, TB* adalah neraca perdaga- Berbeda dengan literatur jurnal ngan domestik dan neraca perdagangan yang ditulis oleh Kardoyo dan Kuncoro asing. Jika neraca perdagangan suatu (2002), literatur jurnal yang ditulis oleh negara meningkat mengindikasikan me- Nuryadin dan Santoso (2004), Wibowo ningkatnya nilai ekspor netto ( net ex- dan Amir (2005), Aimon (2013), Triyono port), meningkatnya ekspor netto akan (2008), dan Oktavia dkk., (2013). Nuryadin meningkatkan permintaan terhadap mata dan Santoso (2004), Triyono (2008) meng- uang domestik sehingga mata uang domes- gunakan ECM ( Error Correction Model), tik terapresiasi (Aimon, 2013). Sedangkan namun Triwibowo dan Hidayat dan Amir menurut (Sukirno, 2007:208), jika neraca (2005) menggunakan metodologi Regresi pembayaran mengalami surplus, maka dengan RMSE. Aimon (2013), Oktavia ekspor dan capital inflow melebihi impor dkk., (2013) menggunakan metodologi si- dan capital outflow, keadaan ini menye- multan TSLS ( Two Stage Least Squared).
babkan nilai tukar nominal mengalami Hasil penelitian dengan metode depresiasi. Apabila ekspor lebih besar dari ECM dari literatur jurnal yang ditulis impor maka disebut surplus perdagangan Nuryadin dan Santoso (2004), Triyono (Mishkin, 2003:147). Rezim flesksibel (2008) memiliki kesimpulan masing- menjelaskan bahwa tingkat bunga domes- masing . Kesimpulan penelitian Nuryadin tik naik relatif terhadap suku bunga luar dan Santoso (2004) adalah semua varia- negeri, akan ada penurunan dalam mata bel independen (selisih CPI, selisih suku
uang domestik melalui inflasi dan mata bunga, selisih JUB, selisih PDB riil, dan uang domestik mengalami depresiasi cadangan devisa) signifikan dalam me- (Pratomo , 2008). Rezim sticky menjelas- nentukan nilai tukar Rp/US$ baik jangka kan bahwa depresiasi nilai tukar domes- panjang maupun jangka pendek. Kesim- tik tidak hanya dipengaruhi oleh monetary pulan dari penelitian Triyono (2008) adalah shock, tetapi juga oleh the liquidity-induced dalam jangka panjang, variabel inflasi, yang dapat menurunkan tingkat bunga do- JUB, BI Rate, dan impor mempengaruhi mestik dan menimbulkan capital outflow perubahan nilai tukar rupiah, sedangkan (Iskandarsyah, 2010).
dalam jangka pendek, hanya variabel JUB yangberpengaruhsecarasignifikanterha-
Penelitian Terdahulu
dap nilai tukar rupiah.
Kardoyo dan Kuncoro (2002) Wibowo dan Amir (2005) menga- meneliti tiga mata uang negara, yaitu nalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Indonesia, Amerika Serikat dan Jepang. kurs nominal IDR/USD dalam periode Negara domestik adalah Indonesia 2000:M1-2005:M6 menggunakan Regresi sedangkan negara asing adalah Amerika dengan RMSE. Kesimpulan dari penelitian Serikat dan Jepang. Kardoyo dan Kuncoro Wibowo dan Amir (2005) adalah faktor- (2002), menganalisis pergerakan Rp/ faktor yang mempengaruhi besaran nilai US$ dan Rp/Yen dalam periode 1983:Q2- tukar rupiah terhadap US$ adalah selisih 200:Q3 dengan metodologi regresi dengan
pendapatan riil Indonesia dan Amerika, BOX-JENKINS. Kesimpulan yang diper- selisih inflasi Indonesia dan Amerika, oleh dari Kardoyo dan Kuncoro (2002) selisih tingkat suku bunga Indonesia dan kurs rupiah terhadap yen dipengaruhi oleh Amerika, serta nilai tukar rupiah/US$ ( lag variabel inflasi dan JUB, sedangkan nilai -1).
tukar rupiah terhadap dolar dipengaruhi Aimon (2013), dan Oktavia dkk., oleh JUB, pendapatan, suku bunga, dan (2013) menggunakan metodologi simul- inflasi.
tan TSLS untuk menentukan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kesim-
Perilaku Kurs IDR/USD....... MediaTrend 13 (2) 2018 p. 262-276
pulan dari penelitian Aimon (2013) adalah perbedaan interest rate 3 bulan, perbe- variabel pertumbuhan jumlah uang bere- daan JUB, dan perbedaan PDB riil.
dar secara luas Indonesia-Amerika, selisih Setelah mengulas jurnal terdahulu variabel suku bunga negara Indonesia- yang telah dijadikan acuan pada pene-
Amerika,selisihvariabelinflasiIndonesia- litian ini. Selanjutnya, mengulas perbe- Amerika, selisih pertumbuhan ekonomi daan dan persamaan penelitian ini dengan antara Indonesia dengan Amerika, selisih jurnal terdahulu. Perbedaan penelitian ini variabel neraca perdagangan negara dengan penelitian terdahulu terletak pada Indonesia dengan negara Amerika ber- periode penelitian. Persamaan penelitian pengaruh signifikan terhadap kurs Rp/ ini dengan jurnal terdahulu terletak pada US$. Kesimpulan dari penelitian Oktavia metodologi. Penelitian ini menggunakan dkk., (2013) adalah money supply berpen- metodologi ECM karena bertujuan un- garuhsignifikandenganarahpositifterha- tuk menguji korelasi jangka panjang dan dap kurs rupiah, PDB riil berpengaruh sig- jangka pendek. Jurnal terdahulu yang nifikan dengan arah positif terhadap kurs penggunaan metodologi sama dengan rupiah,sukubungaberpengaruhsignifikan penulisan ini seperti jurnal yang ditulis oleh dengan arah negatif terhadap kurs rupiah. Nuryadin dan Santoso (2004), Triyono
inflasiberpengaruhsignifikanpositifterha- (2008), serta Sarantis dan Stewart (1995). dap kurs rupiah, dan neraca perdagangan Mereka menggunakan metodologi berupa tidakberpengaruhsignifikandenganarah ECM untuk menganalisis pergerakan kurs negatif terhadap kurs.
masing -masing yang diteliti. Penelitian tentang penentuan kurs
dengan mata uang lain dilakukan oleh Hipotesis
Sarantis dan Stewart (1995). Mereka Diduga variabel selisih pertumbu- menguji dan menganalisis US$/Pound, D- han M2 Indonesia-Amerika Serikat, varia-
Mark/Pound,kursYen/Pound,danF-franc/ bel selisih pertumbuhan ekonomi Indonesia poundmenggunakanmodelFPM(Flexible dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Price Monetary Model), SPM (Sticky Price Serikat, variabel selisih suku bunga bank Monetary Model), Hooper-Morton model, Indonesia dengan The Fed Rate, varia- portfolio balance model, dan uncovered belselisihinflasiIndonesiadenganinflasi interest rate parity. Metodologi yang di- Amerika Serikat, dan variabel selisih per- gunakan oleh mereka adalah ECM, Koin- tumbuhan neraca perdagangan Indonesia tegrasi, dan uji non-nested. Hasil empiris dengan pertumbuhan neraca perdagangan jangka panjang dari persamaan nilai tukar Amerika Serikat berpengaruh signifikan dengan model dinamis memberikan du- terhadap kurs IDR/USD dalam jangka kungan kuat pada uncovered interest rate pendek dan jangka panjang. parity dan portfolio balance model sedang- kan model moneter tidak mendukung.
Metode Penelitian
Fullertondkk.,(2001)jugameneliti Jenis data yang digunakan dalam tentang kurs peso Meksiko/US$ untuk penelitian ini adalah data sekunder yang periode1976-2000.Fullertondkk.,(2001) bersifat runtut waktu ( time series). Data menganalisis kurs peso Meksiko/US$ runtun waktu ( time series) adalah jenis dengan model neraca pembayaran dan data yang dikumpulkan menurut urutan model moneter. Pendekatan yang digu- waktu dalam suatu rentang waktu tertentu. nakan adalah ECM. Kesimpulan yang di- Data runtut waktu ( time series) yang di- peroleh Fullerton dkk., dalam penelitian- gunakan dalam penelitian ini dimulai dari nya adalah nilai tukar peso Meksiko/US$ periode 2002:Q1 sampai periode 2017:Q4. dipengaruhi oleh perbedaan tingkat harga, Sumber penelitian ini dari SEKI (Statistik
Alvin Sugeng Prasetyo. MediaTrend 13 (2) 2018 p.262-276
Ekonomi dan Keuangan Indonesia) Bank dapat disimpulkan data tersebut tidak sta- Indonesia dan Federal Reserves Bank of sioner pada derajat level. Permasalahn St. Louis.
tersebut harus dilakukan differencing data Langkah pertama pada prose- untuk memperoleh data yang stasioner dur pengujian ECM adalah melakukan uji pada derajat yang sama di first different, stasioner data dan derajat integrasi. Data yaitu dengan mengurangi data tersebut time series dikatakan stasioner jika tidak dengan data periode sebelumnya.
terdapat akar-akar unit. Data time series Langkah kedua pada prosedur juga dikatakan tidak stasioner jika mean, pengujian ECM adalah melakukan uji koin- varians, dan kovariansnya tetap sama tegrasi. Sebelum melakukan uji kointegra- (pada lag yang berbeda sekalipun). Selain si, harus melakukan regresi dan kemudian itu, suatu proses stokastik dapat dikatakan mendapatkan residualnya. Dari hasil re- stasioner jika mean dan varians konstan sidual yang sudah didapat kemudian diuji sepanjang waktu serta nilai kovarians denganDF(Dickey Fuller)danADF(Aug- antara dua periode bergantung pada ja- mented Dickey Fuller). Hipotesis untuk
rak atau gap antara dua periode waktu uji kointegrasi yakni: H 0 Variabel didalam dan tidak pada periode actual, di mana model tidak ada kointegrasi; H 1 Variabel kovarians dihitung (Gujarati dan Porter, didalam model ada kointegrasi. Kriteria 2012:445). Stationary test data time series pengujian dari hipotesis diatas adalah: H 0 dapatmenggunakanADFtest (Augmented ditolakjikaprobADFresidualkurangdari Dickey Fuller).
5% ; H 0 diterima jika prob ADF residual
PersamaanADFadaduajenistan- lebih dari 5. pa trend dan menggunakan trend. Persa- Langka ketiga yaitu menganali-
maan ADF tanpa trend (3) dengan ADF sis estimasi jangka panjang dan jangka menggunakantrend(4)(GujaratidanPor- pendek. Berikut ini model dalam jangka
ter, 2012: 449): panjang dan jangka pendek:
Model Estimasi Jangka Panjang
ER1 t =θ+α 1 SM2G t +α 2 SEG t +α 3 SIR t +
4 SINF α t +α 5 STBG t +ε t …………......(6) dimana θ adalah Konstanta jangka pan-
jang,
1 t ,α adalah Bentuk turunan perta- ∆Y α 2 ,α 3 ,α 4 ,α 5 adalahKoefisienvaria- bel indeden jangka panjang, ER1 adalah
dimana
ma, β 1 adalah konstanta, Y adalah Variabel
adalah Selisih per- yang diamati, m adalah Panjang kelam-
kurs IDR/USD,
SM2G t
tumbuhan M2 Indonesia dengan Amerika banan, T adalah Trend, ε t adalah residual.
Serikat,
SEG t adalah Selisih pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Amerika Seri-
Hipotesis nol (H 0 ) menunjukkan
kat, SIR adalah Selisih BI rate dengan adanya unit root dan hipotesis satu (H
menunjukkan kondisi tidak ada The Fed rate, SINF t adalahSelisihinflasi
unit root.
UjistasioneritasinimenunjukkannilaiADF Indonesia dengan Amerika Serikat, ST- adalah Selisih pertumbuhan trade
bal- Mackinnon ance Indonesia dengan Amerika Serikat, ε t critical value, maka data tersebut stasioner
BG t
statistik yang lebih besar dari
karena tidak mengandung unit root (H 0 di-
adalah Error term.
tolak). Sebaliknya jika nilai ADF statistik kurang dari Mackinnon critical value, maka
Perilaku Kurs IDR/USD....... MediaTrend 13 (2) 2018 p. 262-276
Model Estimasi Jangka Pendek
baliknya, jika tidak mengandung unit root berarti data time series tersebut stasioner
DER1 t =γ+β 1 DSM2G t +β 2 DSEG t +β 3 DSIR t dan tidak menimbulkan masalah regresi +β 4 DSINF t +β 5 DSTBG t +β 6 ECT t-1 +ε t …..(7) lancung atau spurious regression. Berdasarkan Tabel 2 terdapat 3 dimana γ adalah konstanta jangka pendek, variabel yang tidak mengandung unit root β 1 ,β 2 ,β 3 ,β 4 ,β 5 adalah koefisien variabel pada I(0), yaitu selisih BI rate dengan the independen jangka pendek, β 6 adalah fed rate, selisih inflasi Indonesia dengan
koefisien Error Correction Term, ER1 t Amerika Serikat, dan selisih pertumbuhan adalah kurs IDR/USD, SM2G t adalah trade balance Indonesia dengan Amerika selisih pertumbuhan M2 Indonesia dengan
Serikat, sedangkan tiga variabel lainnya ti- Amerika Serikat, SEG t adalah selisih per- dak stasioner pada tingkat level, sehingga tumbuhan ekonomi Indonesia dengan sehingga dilakukan first difference. Hasil Amerika Serikat, SIR t adalah selisih BI rate uji stasioner I(1) pada Tabel 2 menunjuk- dengan The Fed rate, SINF t adalah selisih kan bahwa semua variabel (selisih per- inflasiIndonesiadenganAmerikaSerikat, tumbuhan M2 Indonesia-Amerika Serikat, STBG t adalah selisih pertumbuhan trade variabel selisih pertumbuhan ekonomi balance Indonesia dengan Amerika Seri- Indonesia dengan pertumbuhan ekono- kat, D adalah first difference, ECT adalah mi Amerika Serikat, variabel selisih suku Error Correction Term, ε t adalah error term. bunga bank Indonesia dengan The Fed
Rate , variabel selisih inflasi Indonesia ECT ( Error Correction Model) dalam denganinflasiAmerikaSerikat,danvaria- modeljangkapendekmerupakankoefisien bel selisih pertumbuhan neraca perda- penyesuaian ( coeficient of adjustment) gangan Indonesia dengan pertumbuhan yang juga sekaligus menunjukkan kecepa- neraca perdagangan Amerika Serikat,
tan penyesuaian ( speed of adjustment) serta kurs rupiah/usd) stasioner pada first antara nilai aktual ( actual) dengan nilai di- difference and trend. Stasioneritas terse- inginkan ( desired) yang akan dieliminasi but dapat dilihat variabel-variabel tersebut dalam satu periode. Karakteristik model memiliki nilai probabilitas kurang dari 5 ECM yang valid manakala memenuhi ke- persen. Hasil uji stasioner I(1) memberikan tentuanbahwanilaikoefisienECTsecara makna bahwa variabel yang digunakan statistikharussignifikandanbernilainega- dalam studi ini tidak mengandung masalah tif (Yuliadi, 2007). Apabila syarat tersebut unit root. terpenuhi maka ECM dapat digunakan un-
UjikointegrasiEngleGrengerdigu- tuk estimasi.
nakan untuk melihat adanya hubungan ke- seimbangan jangka panjang antar variabel,
Hasil dan Pembahasan
serta melihat kemungkinan adanya com-
Uji Stasioneritas
mon stochastic trend sepanjang waktu. Uji yang digunakan untuk meli- Berdasarkan Tabel 3, yaitu hasil uji Kointe- hat terdapat masalah unit root atau tidak grasiEngleGrenger,terdapatkointegrasi, yaitu uji stasioneritas. Data yang terdapat hal ini dapat ditunjukkan pada probADF
unit root berarti tidak stasioner sehingga tingkat I(0) dan I(1) untuk residual jangka dapat menyebabkan masalah regresi lan- panjang kurang dari 5 persen, sehingga cung atau spurious regression, namun se- dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
jangka panjang antar variabel.
Alvin Sugeng Prasetyo. MediaTrend 13 (2) 2018 p.262-276
Tabel 2 Uji Stasioneritas
Sumber: data diolah
Tabel 3 Uji Kointegrasi Engle Granger
Sumber: data diolah Hasil Estimasi Jangka Panjang dengan ekonomi Indonesia dengan Amerika
Variabel Exchange Rate Serikat berpengaruh signifikan positif ter- ER1 t = 0,42 - 0,61 SM2G t + 1,61 SEG t - 1,86 hadap kurs IDR/USD, dengan interpretasi t + 1,59 SINF SIR t - 0,033 STBG t
peningkatan selisih pertumbuhan ekonomi SE (0,049) (0,271) (0,789) (0,789)
Indonesia dengan Amerika Serikat me- (0,564) (0,024)
ningkat sebesar 1 persen, maka depresi- Prob (0,396) (0,028)* (0,046)* (0,022)*
asi kurs IDR/USD sebesar 1,61 persen, (0,006)* (0,048)*
asumsi ceteris paribus. 3) Perbedaan BI rate- The Fed rate berpengaruh signifikan dimana ER1 t adalahkursIDR/USD,SM2G t negatif terhadap kurs rupiah/US$, dengan
adalah selisih pertumbuhan M2 Indonesia interpretasi peningkatan selisih BI rate dengan Amerika Serikat, SEG t adalah dengan The Fed rate meningkat sebesar
selisih pertumbuhan ekonomi Indone-
1 persen, maka apresiasi kurs IDR/USD sia dengan Amerika Serikat, SIR t adalah sebesar 1,86 persen, asumsi ceteris pa- selisih BI rate dengan The Fed rate, SINF t ribus. 4) Selisih inflasi Indonesia dengan adalah selisih inflasi Indonesia dengan Amerika Serikat berpengaruh signifikan AmerikaSerikat,STBG t adalah selisih per- positif terhadap kurs IDR/USD, dengan tumbuhan trade balance Indonesia dengan
interpretasi peningkatan selisih inflasi AmerikaSerikat,*)adalahSignifikanpada Indonesia dengan Amerika Serikat sebesar level 5%.
1 persen, maka depresiasi kurs IDR/USD sebesar 1,59 persen, asumsi ceteris pari- Hasil estimasi jangka panjang bus. 5) Selisih pertumbuhan trade balance menunjukkan: 1) Selisih pertumbuhan Indonesia dengan Amerika Serikat ber- M2 Indonesia dengan Amerika Serikat pengaruh signifikan positif terhadap kurs berpengaruh signifikan negatif terha- IDR/USD, dengan interpretasi penurunan dap kurs IDR/USD, dengan intrepretasi trade balance Indonesia dengan Amerika peningkatan selisih pertumbuhan M2 Serikat sebesar 1 persen, maka depresi- Indonesia dengan Amerika Serikat me- asi kurs IDR/USD sebesar 0,033 persen, ningkat sebesar 1 persen , maka apresiasi asumsi ceteris paribus. kurs IDR/USD sebesar 0,61 persen, asum- si ceteris paribus. 2) Selisih pertumbuhan
Perilaku Kurs IDR/USD....... MediaTrend 13 (2) 2018 p. 262-276
Hasil Estimasi Jangka Pendek dengan kurs IDR/USD, dengan interpretasi penu- Variabel Exchange Rate
runan selisih trade balance Indonesia DER1 t = 0,003 + 0,31 DSM2G t + 2,30 DSEG t
dengan Amerika Serikat sebesar 1 persen,
maka depresiasi kurs IDR/USD sebe- DSTBG t - 0,27 ECT (t-1)
+ 0,39 DSIR t + 1,34 DSINF t - 0,01
sar 0,01 persen, asumsi ceteris paribus. SE (0,008) (0,254) (0,991) (1,201)
6) Nilai koefisien dari ECT sebesar -0,27 (0,466) (0,013) (0,089)
dan secara statistik signifikan (0,004< Prob (0,699) (0,224) (0,024)* (0,749)
0,05), ini berarti model ECM dalam pene- (0,006)* (0,001)* (0,004)*
litian ini dapat digunakan. Nilai ECT yaitu -0,27 memberikan makna bahwa speed
dimana ER1 t adalah kurs IDR/USD, of adjustment kurs rupiah/US$ menuju ke SM2G t adalah selisih pertumbuhan M2 kondisi equilibrium sebesar 0,27 persen
Indonesia denganAmerika Serikat, SEG t per kuartal.
adalah selisih pertumbuhan ekonomi Indo-
nesia dengan Amerika Serikat, SIR t adalah Pembahasan
selisih BI rate dengan The Fed rate,SINF t Selisih pertumbuhan M2 Indonesia adalah selisih inflasi Indonesia dengan dengan Amerika dalam jangka panjang AmerikaSerikat,STBG t adalah selisih per- jugaberpengaruhsignifikannegatifterha- tumbuhan trade balance Indonesia den- dap kurs rupiah/USD. Intrepretasi pening- gan Amerika Serikat, D adalah first differ- katan selisih pertumbuhan M2 Indonesia ence, ECT adalah Error Correction Term, dengan Amerika Serikat meningkat sebe- *)adalahsignifikanpadalevel5%
sar 1 persen, maka apresiasi kurs IDR/ USD. Selisih pertumbuhan M2 Indonesia
Hasil estimasi jangka pendek dengan Amerika Serikat meningkat akan menunjukkan: 1) Selisih pertumbuhan menekan tingkat bunga domestik sehing- M2 Indonesia dengan Amerika Serikat ga modal mengalir keluar. Kondisi tersebut tidak berpengaruh signifikan negatif ter- dapat menyebabkan penawaran rupiah hadap kurs IDR/USD. 2) Selisih per- melebihi permintaan rupiah di pasar valuta tumbuhan ekonomi Indonesia dengan asing, sehingga kurs IDR/USD mengalami
Amerika Serikat berpengaruh signifikan depresiasi, namun Pemerintah dan Bank positif terhadap kurs IDR/USD, dengan Indonesia saling bekerja sama untuk me- interpretasi peningkatan selisih pertum- nahan aliran modal yang akan keluar. Hal buhan ekonomi Indonesia dengan Ameri- ini dilakukan oleh kedua lembaga terse- ka Serikat meningkat sebesar 1 persen , but supaya kurs/US$ tidak tertekan lebih maka depresiasi kurs IDR/USD sebesar dalam. Pemerintah Indonesia memberikan 2,3 persen, asumsi ceteris paribus. 3) insentiffiskalkepadainvestorasingyang Perbedaan BI rate-The Fed rate tidak ber- mau melakukan reinvestasi foreign direct pengaruhsignifikannegatifterhadapkurs investment(FDI)-nyadiIndonesiaatauti- rupiah/US$. 4) Selisih inflasi Indonesia dak memulangkan (repatriasi) FDInya ke dengan Amerika
negara asal. Sejumlah insentif yang dapat signifikan positif terhadap kurs IDR/USD, diberikan yakni berupa penundaan atau dengan interpretasi peningkatan selisih pengurangan pajak. Bank Indonesia mem- inflasi Indonesia denganAmerika Serikat perbanyak instrumen investasi dan men-
Serikat
berpengaruh
sebesar 1 persen, maka depresiasi kurs jaga defisit transaksi berjalan agar tidak IDR/USD sebesar 1,34 persen, asumsi semakin melebar.
ceteris paribus. 5) Selisih pertumbuhan Selisih pertumbuhan M2 Indonesia trade balance Indonesia dengan Amerika dengan Amerika dalam jangka pendek Serikat berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh terhadap kurs rupiah/USD,
Alvin Sugeng Prasetyo. MediaTrend 13 (2) 2018 p.262-276
tetapitidaksignifikan.Hasilinimenunjuk- kan bahwa pertumbuhan M2 Indonesia dengan Amerika kurang berperan dalam mempengaruhi kinerja kurs rupiah/US$ dalam jangka pendek. Peningkatan M2
dalam jangka pendek tidak akan ber- pengaruh terhadap tingkat harga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Dornbusch (1976) dalam (Isaac dan Mel,
2011)bahwahargatidakbersifatfleksibel dalam jangka pendek, sehingga asumsi PPP (Purchasing Power Parity) tidak ber- laku. Teori PPP tidak berlaku dalam jangka pendek karena keseimbangan kurs rupiah/ US$ dalam jangka pendek seringkali ter-
deviasi. Bank Indonesia diharapkan dapat menjaga agar rupiah tidak deviasi terha- dap fundamental, sebab jika rupiah terdi- viasi akan menciptakan pelemahan daya saing Indonesia.
Selisih pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Amerika dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh signifikanterhadapkursrupiah/USD.Hasil ini memberikan arti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat baik dalam jangka pendek maupun jangka pajang tetap berperan dalam mempenga- ruhi kinerja kurs rupiah/US$. Diharapkan pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia tetap menjaga stabilitas pertumbuhan eko- nomi.
Hasil estimasi jangka panjang menunjukkantandakoefisienselisihsuku bunga BI rate dengan The Fed Rate kurangdarinol(negatif)dansignifikan,se-
hingga semakin kecil gap kedua variabel tersebut akan mengakibatkan kurs rupiah/ USD mengalami tekanan, karena semakin
tinggi suku bungaThe Fed dibandingkan suku bunga Bank Indonesia akan terjadi pelarian modal dari Indonesia keluar negeri, sehingga Bank Indonesia harus dapat mengantisipasi dan mengimbanginya . Ha- silsignifikasipengaruhsukubungaBIrate terhadap kurs rupiah/US$ menandakan bahwa BI rate merupakan instrumen yang berperan untuk mempengaruhi kinerja kurs
rupiah dalam jangka panjang, namun ada sisi negatif jika BI rate tetap dipertahankan tinggi dalam jangka panjang, yaitu pasar saham Indonesa akan ditinggalkan oleh investor, karena kenaikan BI rate dalam jangka panjang akan mendorong high risk pada pasar saham.
KoefisienselisihsukubungaBIrate denganTheFedRate negatif dalam jangka panjang, hal ini juga menunjukkan bahwa model penentu kurs rupiah/US$ menga- nut rezim sticky. Rezim sticky memberi- kan arti bahwa harga-harga di Indonesia dalam jangka pendek bersifat kaku, se- dangkan dalam jangka panjang bersifat
fleksibel. Kekakuan harga dalam jangka pendek membawa implikasi kurs rupiah/ US$ mengalami overshooting (pelemahan kurs rupiah/US$ jauh dari keseimbangan fundamentalnya). Pelemahan kurs rupiah/
US$ dalam jangka pendek terjadi karena permintaan dolar lebih tinggi dibandingkan dengan rupiah dalam pasar valuta asing.
Selisih inflasi Indonesia dengan Amerika dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap kurs rupiah/USD. Hasil ini memberikan
arti bahwa inflasi Indonesia danAmerika Serikat baik dalam jangka pendek mau- pun jangka pajang tetap berperan dalam
mempengaruhi kinerja kurs rupiah/US$. Teori purchasing power parity (PPP) mengungkapkan perubahan kurs akan menyesuaikan dengan besaran selisih
tingkatinflasidiantaraduanegara.Peruba- han tingkat inflasi dapat mempengaruhi permintaanmatauangrupiah/US$.Inflasi Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika, mengakibatkan permin- taan mata uang rupiah akan menurun, sehingga kurs rupiah/US$ mengalami depresiasi . Menurut Bank Indonesia (2017), Pemerintah dan Bank Indone- sia memiliki cara untuk menjaga stabili-
tasinflasiseperti(1)memastikanpangan cukup, cadangan pangan diperkuat dan manajemen operasi pasar yang dilakukan Bulog diperbaiki; manajemen dan penge-
Perilaku Kurs IDR/USD....... MediaTrend 13 (2) 2018 p. 262-276
lolaan produksi diperbaiki, meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras me- lalui revitalisasi penggilingan; menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan dengan kualitas yang terjaga; membangun sistem data produksi yang akurat melalui pem- bangunan dan pemanfaatan e-commerce untuk pangan; dan memfasilitasi sinergi petani dan industri hilir, (2) mengatur be- saran dan waktu kenaikan kebijakan ad- ministered prices serta mengendalikan dampak lanjutan yang berpotensi timbul, dalam hal terdapat kebijakan penyesuaian administered prices, dan (3) penyelengga-
raanRakornasPengendalianInflasi; Selisih pertumbuhan trade balance Indonesia dengan Amerika Serikat ber-
pengaruhsignifikanterhadapkursrupiah/ US$ dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Neraca perdagangan Indonesia merupakan salah faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja kurs rupiah/ US$. Neraca perdagangan Indonesia
yang mengalami defisit dibandingkan neraca perdagangan Amerika Serikat akan
menekanrupiah/US$.Defisitperdagangan Indonesia terjadi karena jumlah impor lebih besar dibandingkan ekspor. Artinya, Indonesia lebih banyak membeli produk
dari negara partner dagang dibandingkan Indonesia menjual produknya ke negara lain. Sumber defisit neraca perdagangan Indonesia yaitu impor migas. Peningka- tan nilai impor migas merupakan dampak dari harga minyak dunia yang juga melon- jak naik. Pemerintah dan Bank Indonesia sepakat tentang kebijakan pengurangan impor migas, yaitu mempercepat pencam- puran 20 persen biodiesel ke dalam Ba- han Bakar Minyak (BBM) jenis Solar, atau biasa disebut B-20. Kebijakan tersebut di- harapkan dapat memperbaiki kinerja kurs rupiah/US$ sehingga rupiah.
Simpulan
Hasil estimasi memberikan infor- masi bahwa perbedaan pertumbuhan M2
(SM2G),variabelperbedaanpertumbuhan ekonomi (SPDBRG), variabel perbedaan suku bunga (SIR), variabel perbedaan variabelinflasi(SINF),danvariabelselisih neraca perdagangan (LSTB) berpengaruh
significant terhadap variabel kurs rupiah/ US$ dalam long term. Berbeda dengan hasil estimasi jangka panjang, hasil jang- ka pendek menyimpulkan bahwa variabel selisihpertumbuhanM2(SM2G),variabel selisih pertumbuhan PDB riil (SPDBRG), variabelselisihinflasi(SINF),danvariabel selisih neraca perdagangan (LSTB) ber-
pengaruhsignifikanterhadapvaribelkurs nominal IDR/USD (LER), kecuali variabel
selisih suku bunga (SIR).
Daftar Pustaka
Acheampong, I. K. 2007. A Monetary Ap-
proach to Exchange Rate Liberalization RegimeinGhana.International Journal
of Management Research and Technol- ogy. Vol. 1(1):1-20.
Aimon, Hasdi. 2013. Prospek Perdagangan
Luar Negeri Indonesia-Amerika Serikat Dan Kurs. Jurnal Kajian Ekonomi. Vol.I, No. 02.
Bank Indonesia. 2010. Laporan Perekono-
mian Indonesia 2010. Jakarta: Bank Indonesia.
Bitzenis, Aristidis, and Marangos, John. 2007.
The Monetary Model of Exchange Rate Determination: The Case of Greece (1974–1994). Int. J. Monetary Econom- ics and Finance. Vol. 1(1): 126-139.
Dua, Pamidan and Ranjan, Rajiv. 2011.
ModelingAndForecastingTheIndian RE/US Dollar Exchange Rate. Working Paper No. 197. India: Department of Economics, Delhi School of Economics.
FullertonJr.,ThomasMandMiwaHat-
tori. 2001. Error Correction Exchange RateModelling: Evidence for Mexico.
Journal Of Economics and Finance. Vol. 25 Number 3 page 358-368.
Alvin Sugeng Prasetyo. MediaTrend 13 (2) 2018 p.262-276
Fullerton,ThomasM,Jr.danJoséJoaquín Oktavia, Adek Laksmi, dkk. 2013. Analisis Lopez. 2005. Error Correction Ex-
Kurs dan Money Supply di Indonesia. changeRateModelingForMexico:
Jurnal Kajian Ekonomi. Januari 2013. 1980-2001. International Journal of
Vol. I. No. 02.
Applied Econometrics and Quantitative Pratomo, Wahyu Ario. 2008. Exchange Rate Studies. Vol.2-3(2005).
ofIndonesia:DoesRupiahOvershoot?. Gandolfo,Giancarlodkk.1990.Structural
MPRA Paper No. 7381. Model vs Random Walk: The Case
of the Lira/$ Exchange Rate. Eastern Ekonomi Internasional.
Salvatore, Dominick.
Economic Journal. Volume XVI. No. 2. Jilid 2. Terjemahan oleh Haris Munan- dar. 1997. Jakarta: Erlangga.
April-June 1990. Gujarati,DamodarN.danDawnC.Porter. Sarantis, Nicholas and Stewart, Chris. 1995. Dasar Dasar Ekonometrika. Edisi Ke- Monetary and Asset Market Models for Sterling Exchange Rates: A Cointegra-
lima Buku 2. Terjemahan oleh Raden
Carlos Mangunsong. 2012. Jakarta: Journal of Economic
tion Approach.
Integration. Vol. 10, No. 3 (September Salemba Empat. 1995), pp. 335-371.
Hooper, Peter, and Morton, John. 1982. Fluctuationsinthedollar:Amodelof Shalishali, Maurice K. 2012. A Test of the
InternationalFisherEffectinSelected nominal and real exchange rate de-
termination. International Journal
Journal of International of Humanities and Social Science. Vol. Money and Finance. Vol. 1(5):39-56.
Asian Countries.
2(4):86-92.
Kardoyo, Hadi dan Kuncoro, Mudrajad. Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi: 2002. Analisis Kurs Valas Dengan
Pendekatan Box-Jenkins: Studi Empiris Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
PT.RajaGrasindoPerseda. Rp/US$ dan Rp/Yen, 1983.2-2000.3.
Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 7, Triyono. 2008. Analisis Perubahan Kurs Ru- No. 1 hal. 7-20.
piah Terhadap Dollar Amerika. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 9. No. 2.
Meese, Richard dan Rogof, Kenneth. 1983.
TheOut-of-SampleFailureofEmpirical Desember 2008. hal. 156 - 167. Exchange Rate Models: Sampling Error Wibowo, Tri dan Amir, Hidayat. 2005.
orMisspecification?.National Bureau Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi of Economic Research. Page 67-112.
Nilai Tukar Rupiah. Kajian Ekonomi dan Keuangan. Vol. 9 No. 4, Desember
Mishkin,S.Frederic.2003.The Economic of Money, Banking, and Financial hal. 17-41.
Markets, Edisi Ke-7. Terjemahan Lana Yuliadi, Imamudin. 2007. Analisis NilaiTukar SoelistianingsihDanBetaYulianitaG.
Rupiah Dan Implikasinya Pada Per- Jakarta: Salemba Empat.
ekonomian Indonesia: Pendekatan Error Correction Model (ECM). Jurnal
Nuryadin, Didi dan Santoso, Bagus. 2004. Analisis Aplikasi Model Neraca Pem-
Ekonomi Pembangunan. Vol. 8, No. 2, Desember 2007, hal. 146 – 162.
bayaran Dan Model Moneter Terhadap Nilai Tukar Rupiah/Dolar, Periode 1980:1 – 2000:4. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.