Kelas IV SDN Marente Berdasarkan
HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA
KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI MARENTE ALAS
KABUPATEN SUMBAWA BESAR NTB
1
2
3 Endy Bebasari Ardhana Putri , Novan Sanjaya , Rabiatul Adawiyah 1,3)
Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram
2)
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram Jl. Swakarsa III No. 10 Kekalik Mataram NTB
ABSTRAK
Sarapan bagi anak sekolah bermanfaat untuk menghasilkan energi dalam kemampuan berpikir dalam proses belajar di sekolah. Menurut data riskesdas masih ada anak sekolah yang kekurangan energi, kemungkinan karena tidak memliki kebiasaan sarapan sesuai anjuran Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Depkes RI. Hal ini akan mempengaruhi prestasi akademiknya karena tidak mampu berkonsentrasi saat belajar di sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kebiasaan sarapan dengan prestasi akademik siswa kelas IV SDN Marente Alas Kabupaten Sumbawa Besar. Penelitian ini merupakan uji korelasi dengan dua variable utama yang diuji dengan menggunakan uji t 2 sampel bebas dari SPSS 18 (α=0,05). Variable tersebut adalah kebiasaan sarapan dan prestasi akademik siswa kelas IV SDN Marente. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak terdapat hubungan keduanya (p=0,807) karena terdapat energi yang dibutuhkan siswa untuk konsentrasi belajar menuju prestasi akademik baik tidak bergantung dari sarapan di rumah. Tidak menutup kemungkinan siswa tetap mengkonsumsi makanan mengandung energi di sekolah sehingga memperoleh prestasi akademik yang baik.
Kata Kunci: Sarapan; Prestasi; Siswa.
RELATIONSHIP OF BREAKFAST HABITS AND ACADEMIC ACHIEVEMENTS
OF FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL OF MARENTE
IN SUMBAWA BESAR NTB
ABSTRACT
Breakfast for student is beneficial to generate energy for increasing concentrate inlearning process. According to the data of riskesdas (2013), there are still students who
are lack of energy, probably because they do not possess breakfast habits as recommended
by DEPKES RI about General Guidelines for Healthy Nutrition (PUGS). This will affect to
decreasing their academic achievement because it’s the lack of energy make unable toconcentrate while studying in school. The purpose of the study was to determine whether
there is a relationship between breakfast habits with academic achievement of fourth grade
students of SDN Marente Alas Kabupaten Sumbawa Besar. This research used a
correlation test with two main variables tested by using independent sample t test from
SPSS 18 (α = 0,05). The variables are breakfast habits and academic achievement of
fourth grade students of SDN Marente. The conclusion that can be drawn is that there is
no relation between them (p = 0,807) because there is energy needed by students to
concentrate learning toward academic achievement either independent of home. Did not
rule out students continue to consume food containing energy in school so as to obtain
good academic achievement.Keywords: Breakfast; Achievement of academic; Student.
PENDAHULUAN
Data Riskesdas (2013) menunjukkan status gizi umur 5-12 tahun (menurut
IMT/U) di Indonesia memiliki prevalensi kurus sebanyak 11,2%, terdiri dari 4,0% sangat kurus dan 7,2% kurus. Hal ini menunjukkan bahwa satus gizi kurang tersebut diakibatkan oleh kekurangan konsumsi energi yang bisa diperoleh dari pola makan yang benar. Pola makan yang benar menurut Depkes RI (2008) adalah mengikuti pedoman gizi umum seimbang yaitu selalu sarapan pagi. Namun, dalam penelitian (Meriska dkk, 2013) terdapat bahwa 52% anak sekolah dasar di Bandar Lampung tidak memiliki kebiasaan sarapan sebelum sekolah.
Berdasarkan wawancara dalam survei pendahuluan pada bulan April 2016 di SDN Marente Alas Sumbawa Besar, diketahui bahwa sebanyak 16 siswa dari 22 siswa tidak biasa sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah (72%). Sarapan adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung sebagian besar energi dan dilakukan antara jam 6 sampai jam 9 pagi hari (Depkes RI, 2008).
Sarapan bermanfaat untuk konsentrasi belajar anak sekolah dasar karena menghasilkan energi untuk berpikir. Mekanismenya adalah bahwa selama proses pencernaan, karbohidrat di dalam tubuh menjadi molekul-molekul gula sederhana yang kecil seperti fruktosa, galaktosa dan glukosa. Glukosa ini merupakan bahan bakar otak sehingga dapat membantu dalam mempertahankan konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan dan memberikan kekuatan untuk otak (Almatsier, 2012). Memudahkan konsentrasi belajar dan menyerap pelajaran akan memperoleh prestasi menjadi lebih baik (Depkes, 2008).
Kebiasaan sarapan perlu partisipasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak usia sekolah. Hal ini sesuai dengan Ihsan (2011) yang mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk menjaga kecukupan energi anak sekolah, perlu pendidikan kesehatan dari orang tua yaitu membiasakan sarapan sebelum ke sekolah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian untuk melihat ada tidaknya hubungan kebiasaan sarapan dengan prestasi akademik siswa kelas IV SDN Marente Sumbawa Besar NTB.
BAHAN DAN METODE
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Marente yang berjumlah 22 orang. Teknik sampling yang dipilih adalah total sampling sehingga sampel dalam peneilitian ini berjumlah 22. Penelitian ini menggunakan uji korelasi dengan dua variabel yaitu kebiasaan sarapan dan prestasi akademik siswa kelas
IV SDN Marente. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji t sampel bebas dengan alat bantu program SPSS 18.
Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juli 2016. Data yang diambil ada dua jenis yaitu data primer dan skunder. Dalam pengambilan data primer, dilakukan wawancara pada siswa kelas IV SDN Marente dengan menggunakan kuesioner tentang kebiasaan sarapan dan data skunder diambil secara dokumentasi dari laporan nilai semester (rapor) kelas IV SDN Marente.
HASIL DAN BAHASAN 1. Karakteristik Siswa a. Umur
Sumber: Data Skunder Dari seluruh siswa kelas SDN Marente, jumlah usia terbanyak adalah 10 tahun (50%). Usia terbanyak kedua adalah usia 11 tahun (41%). Peraturan pemerintah mengenai usia masuk sekolah dasar adalah 7 tahun ke atas, maka siswa tersebut memenuhi standar menurut umur karena pada kelas
2. Data Khusus a. Kebiasaan Sarapan
12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia 14 tahun (Arisman, 2010).
55 Total 22 100 Sumber: Data Skunder Hasil penelitian paada tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan adalah yang terbanyak yaitu 12 responden (55%). Kecepatan pertumbuhan wanita dan laki-laki hampir sama pada usia 9 tahun. Selanjutnya, antara usia 10-12 tahun, pertumbuahan anak wanita percepat lebih dulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi. Puncak petambahan berat badan dan tinggi badan wanita tercapai pada usia masing-masing
12
2 Perempua n
45
10
1 Laki-laki
Jumla h (n) Perse n (%)
N o Jenis kelamin
Tabel 2. Karakteristik Siswa Kelas IV SDN Marente Berdasarkan Umur Tahun 2016
Distribusi karakteristik siswa menurut jenis kelamin dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
b. Jenis Kelamin
IV sebagian besar siswa berumur 10 tahun dan lebih dari 10 tahun. Hal ini akan mempengaruhi tingkat penerimaan pembelajaran sesuai usia yang sudah tepat pada siswa kelas IV SDN Marente. Hal ini sesuai dengan pendapat Adriani dan Wirjatmadi (2014) terdapat faktor yang memperburuk keadan gizi pada anak-anak. Pertama yaitu anak-anak dalam usia ini umumnya sudah dapat memilih dan menentukan mana yang disuka dan mana yang tidak disuka. Anak sering kali memilih makanan yang salah, dalam usia ini anak-anak gemar sekali jajan. Kedua, kebiasaan jajanan. Hal ini mungkin sudah menjadi kebiasaan di rumahnya atau mungkin akibat pengaruh teman-temannya. Anak kadang menolak untuk makan pagi di rumah, dan sebagai gantinya meminta uang untuk jajan di sekolah.
41 Total 22 100
Karakteristik sampel menurut umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
2
Tabel 1. Karakteristik Siswa Kelas
IV SDN Marente Berdasarkan Umur Tahun 2016 No Umur
(Tahun) Jumlah (n) Persen
(%)
1
9
9
9
2
10
11
50
3
11
Kebiasaan sarapan pada siswa SDN Marente dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel
3. Distribusi Siswa Berdasarkan Kebiasaan Sarapan di SDN Marente Tahun 2016
Sarapan jumlah (n)
Tabel 4. Distribusi Prestasi Akademik Siswa Kelas
Suryabrata (2006) membedakan kondisi individual si pelajar menjadi 2 kelompok yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor psiologis pada umumnya akan mempengaruh terhadap belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan sehat jasmani dan rohani akan berlainan belajar dengan orang yang dalam keadaan tidak sehat. Anak yang kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mengatuk dan tidak mudah dalam menerima pelajaran. Di samping itu faktor psikologis seseorang juga berperan dalam proses belajar, faktor
Sumber: Data Skunder Dari hasil analisa data pada tabel 4 di atas menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan perestasi belajar dengan kategori baik dan kurang adalah 11 responden (50%). Prestasi belajar sisiwa sekolah dasar ditunjukan dalam bentuk skor atau angka dalam kartu hasil belajar atau rapor yang diberikan setiap akhir semester atau triwulan sebagai bentuk pengungkapan kemempuan yang dimiliki siswa.
50 Total 22 100
11
2 Nilai rata-rata: <80
50
11
1 Nilai Rata-rata: 80-100
(n) Persen (%)
IV SDN Marente tahun 2016 No Prestasi Akademik Jumlah
Distribusi prestasi akademik siswa dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Persen (%)
No Kebiasaan
Sarapan pagi erat kaitannya dengan kemampuan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Soetjiningsih (2000), makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang pada anak, karena anak dalam masa tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan bergizi menyebabkan menurunnya fungsi otak pada perkembangan anak.
Menurut Khumaidi (2005), faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pagi yaitu terjadi atas faktor instrinsik (berasal dari dalam diri manusia). Dan faktor ekstrinsik (berasal dari luar diri manusia). Adapun faktor instrinsiknya yaitu, asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan yang sakit, dan penilaian mutu terhadap makanan. Faktor ekstrinsiknya yaitu, lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya dan agama, dan lingkungan ekonomi.
Dari hasil analisa data pada tabel 3 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan sarapan pagi dengan katagori sarapan yaitu 5 responden (19%), dan katagori Tidak Sarapan sebanyak 17 responden (19%). Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden dengan 2 pertayaaan mengenai sarapan pagi. Dua pertanyaan yang diajukan kepada 22 responden, yaitu jam berapa dan jenis makanan yang dikonsumsi.
81 Total 22 100 Sumber: data primer
17
2 Tidak Sarapan
19
5
1 Sarapan
b. Prestasi Akademik kemauan, motivasi, minat, dalam beberapa zat gizi yang perhatian, konsentrasi, perasaan diperlukan tubuh, seperti protein, atau emosi, ingatan, bakat dan lemak, vitamin dan mineral. kecerdasan. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat juga untuk berfungsinya proses
c.
fisiologi dalam tubuh. Pertumbuhan
Hubungan Kebiasaan sarapan Dengan Prestasi Akademik otak banyak terkait dengan masukan Siswwa Kelas IV SDN Marente
nutrusi dan suplai oksigen. Otak akan mengalami penurunan dalam Hubungan Kebiasaan Sarapan berkonsentrasi dengan kurangnya dengan prestasi akademik siswa asupan oksigen ke otak, kurang energi kelas IV SDN Marente dapat dan protein, serta kekurangan energi dilihat pada tabel di bawah ini: zat tertentu (Almatsier, 2007).
Berbeda halnya dengan penelitian
Tabel 5. Tabulasi silang antara ini, siswa yang tidak sarapan pagi Kebiasaan Sarapan dengan tetap memiliki prestasi belajar yang Prestasi Akademik Siswa Kelas baik. Hal ini dikarenakan bahwa tidak
IV SDN Marente kecamatan
menutup kemungkinan siswa
Alas Kabupaten Sumbawa mengkonsumsi makanan ketika Tahun 2016 berada di sekolah. Walaupun tidak Kategori prestasi belajar
Pers disebut sebagai sarapan oleh peneliti, Kebiasaan Jmlh en No
Baik Kurang
siswa masih memungkinkan untuk
sarapan (n) (%) (n) (%) (n) (%)
memiliki energi yang cukup untuk
1 Tidak
7
32
10
45
17
77
konsentrasi belajar. Dalam
2 Ya
4
18
1
5
5
23
keterbatasan penelitian, tidak diukur
11
50
11
50 22 100
status gizi siswa. Selain itu, dalam penelitian ini terdapat kemungkinan bahwa siswa yang tidak memiliki
Dari hasil analisa dengan Uji t kebiasaan sarapan di rumah, sampel bebas diperoleh p value = mengkonsumsi sarapan di sekolah. 0,807 > 0,05 yang artinya H diterima dan Ha ditolak. Hal inidapat Karena sarapan yang dimaksud disimpulkan bahwa tidak ada peneliti tidak termasuk sarapan di sekolah, maka belum dapat dipastikan hubungan yang signifikan antara bahwa siswa kelas IV SDN Merante Kebiasaan Sarapan pagi dengan tidak benar-benar mengabaikan Prestasi belajar pada anak kelas IV SDN Marente Kecamatan Alas sarapan. Sarapan tetap dilakukan Kabupaten Sumbawa. hanya tidak di rumah sehingga masih menghasilkan energi untuk
Ada 2 manfaat yang bisa diambil melakukan proses belajar di sekolah dari sarapan pagi. Pertama, sarapan dan pada akhirnya memiliki prestasi pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk yang baik. meningkatkan kadar gula darah. Saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah diadakannya Dengan kadar gula darah terjamin pendidikan kesehatan tentang pola normal, maka gairah dan konsentrasi makan yang baik terutama pentingnya belajar bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk sarapan bagi siswa sekolah di SDN meningkatkan produktifitas. Kedua, Marente Alas Sumbawa Besar. pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan konstribusi penting
SIMPULAN DAN SARAN
Depkes RI. (2008). Pedoman Umum Gizi Seimbang. seimbang.gizi.depkes.go.id/downloa d/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pd f.Diakses 21 Agustus 2017. Ihsan. (2011). Dasar-dasar Kependidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Soetjiningsih. (2000). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Kedokteran Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan.
Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013
10 November 2017. Riskesdas 2013. (2013). Badan Penelitian
Jakarta: Penerbit BPK Gunung Mulia. Meriska dkk,(2013). Perilaku Sarapan Pagi Anak Sekolah Dasar. poltekkes- tjk.ac.id/ejurnal/index.php/JK/article /download/72/65. Diakses
Jakarta: Rineka Cipta. Khumaidi, M, 1994. Gizi Masyarakat.
Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan kebiasaan sarapan dengan prestasi akademik siswa kelas IV SDN Merante (p=0,807). Dalam penelitian ini terdapat kemungkinan bahwa siswa yang tidak memiliki kebiasaan sarapan di rumah, mengkonsumsi sarapan di sekolah. Karena sarapan yang dimaksud peneliti tidak termasuk sarapan di sekolah, maka belum dapat dipastikan bahwa siswa kelas
IV SDN Merante tidak benar-benar mengabaikan sarapan. Sarapan tetap dilakukan hanya tidak di rumah sehingga masih menghasilkan energi untuk melakukan proses belajar di sekolah dan pada akhirnya memiliki prestasi yang baik. Saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah diadakannya pendidikan kesehatan tentang pola makan yang baik terutama pentingnya sarapan bagi siswa sekolah di SDN Marente Alas Sumbawa Besar.
Ensiklopedia Perkembangan Anak .
Kedokteran. Brown. (2005).
Jakarta : PT : GramediaPustakaUtama. Arisman. (2010). Gizi Dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC
Jakarta : Kencana Prenada Media Group Almatsier. (2012). Prinsip Ilmu Gizi.
Adriani dan Wirjatmadi. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus. Kehidupan.
RUJUKAN
Diakses 23 April 2016