TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBAI'GAN HIPOTESIS
IURMU RK;ETAKAMATISI
Vol.6 No.
1, Februari
DATI
I(EIAT(UTI
2010
Hal.48 - 61
Pengaruh Risiko Kredit terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan
Perbankan
Quiteria Costa Ximenes Belo
Alumni Fakultas Ekonomi UKDW Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh resiko kredit pada perusahaan perbankan di Indonesia.
Sample penelitian ini adalah perusahaan yartg go public selama tahvn 2003-2007.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan menggunakan
model Regresi Levene
WS. Hasll penelitian menunjukkan
bahwa Risiko Kredit
berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham. Apabila semakin tinggi risiko
kredit perbankan akan menurunkan harga saham bank tersebut.
Kata Knnci: Risiko Kredit, Perubahan Harga Soham.
PENDAHULUAN
Sebagai industri yang berkernbang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang
semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks
terutama karena kegiatan usaha perbankan melibatkan pengelolaan uang masyarakat
yang diputar dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian suratsurat berharga dan benhrk penanaman dana lainnya. Dengan kegiatan yang kompleks
seperti di atas maka perbankan membutuhkan praktek manajemen risiko bagi kegiatan
usaha. Salah satu kegiatan perbankan adalah pemberian kredit dengan implikasi risiko
kredit atau kerugian yang cukup besar. Jika bank mremilih mengalokasikan aktiva
produktif sebagai pinjaman maka bank akan dihadapkan kepada risiko kredit yaitu
risiko yang terjadi karena peminjam tidak mampu aiau gagal membayar utang
ftewajiban) pada jatuh tempo.
Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor intemal mauprm
faktor ekstemal. faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam
perusahaan, yaitu kinerja perusahaan baik kinerja keuangannya maupun kinerja
manajemen, kondisi perusahaan dan prospek perusahaan. Faktor ekstemal meliputi
berbagai informasi di luar perusahagn, yaitu informasi ekonomi, politik, dan kondisi
pasar.
Upaya untuk menghitung pengaruh risiko kredit terhadap perubahan harga saham
pada perusahaan perbankan dapat juga menggunakan model dari Altman Z-score yang
berupa fungsi diskriminan- Rasio-rasio yang digunakan sebagai alat analisis dalam
fungsi diskriminat adalah rasio likuiditas dalam hal ini terdiri atas working capital/total
49
JRAK, Februari
20IA
assets, rasio profitabilitas terdiri dari retained earningshotal asssets dat earning before
interest and tac/total dssets, serla rasio rentabilitas yaitu terdiri dari market value of
equily/book value of debt dwr sales/total qssets, setelah fungsi diskriminan diketahui
tahap berikutnya adalah menggunakan fungsi tersebut unhrk memprediksi risiko laedit
baik dari debitur yang tidak memenuhi kewajibannya maupun debitur yang memenuhi
kewajibanya (kegagalan bayar), sehingga dengan adanya fungsi diskriminan dapat
mengetahui perusahaan perbankan yang mengalami tingkat risiko kredit yang tinggi
atau sebaliknya, adanya kegagalan bayar dari debitur mengakibatkan kebangkrutan
ataupun risiko terhadap perbankan, timbulnya kebangkrutan tidak hanya dipengaruhi
oleh risiko gagalbayar tetapi dapat juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti inforrnasi
perusahaan, kebijakan pemerintah, risiko geografis, risiko inflasi dan faktor luar
lainnya.
Risiko kredit perbankan berpengaruh terhadap perubahan harga saham karena
perbankan tidak mengelola risiko kredit dengan baik maka memiliki dampak
penunman terhadap perubahan harga saham, karena bagi investor informasi perubahan
jika
harga saham lebih bernilai dibanding harga saham sehingga investor cenderung melihat
harga sahamnya naik atau hrun bukan besanrya harga saham saat ini. Jadi perbankan
lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Dengan adanyapengelolaan risiko yang baik
maka perubahan harga saham di pasar pun mengalami peningkatan disamping itu dapat
menarik investor untuk menginvestasikan sahamnya di perbankan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBAI'GAN HIPOTESIS
Risiko Kredit Perbankan
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak
yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas
pembayaran. Kepercayaan merupakan falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank.
Disamping itu, sebagai lembaga kepercayaan bank dalam operasinya lebih banyak
menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan modal sendiri dari pemilik atau
pemegang saham. Pengelola bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk senantiasa
menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuidilas yang cukup dengan pencapaian
rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memahami sesuai
dengan j enis penanamannya.
Bank memiliki karakteristik yang unik dalam peranannya sebagai lembaga
intermediasi sekaligus sebagai agen pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
Sifat uniknya terutama terlihat pada storrktur pennodalannya dengan tingkat leverage
yang jauh lebih tinggi ketimbang leverage yang terbentuk dalam perusahan bidang
induslri. Leverage yang tinggi dalam perbankan itu jusfu terbentuk dengan turut
memanfaatkan dana-dana masyarakat yang mempercayzkannya pada bank. Hal ini
menyebabkan bank berada dalam posisi yang sangat shategis dan sekaligus rawan risiko
pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
50
(Ali, 2006). Ali (2004) dalam Nasution (2004) risiko kredit terjadi akibat dari gagalnya
penerima kredit (debitu) dalam memenuhi perjanjian kredit tmhrk melunasi
pembayaran angsuran pokok dan bunga kredit pada bank. Risiko kredit timbrrl akibat
dari komposisi atau stnrktur sumber dana bank yang conderung menghasilkan biaya dan
rata-rata yang tinggl yang mendorong bank menetapkan suku bunga penempatan dan
(porbofolio laedit) dengan tingkat yang tinggi untuk mempertahankan margin. Tingkat
bunga yang tinggi ini dimanfaatkan oleh para spekulasi sehingga portofolio kredit yang
demikian memiliki risiko kredit yang tinggi.
Metode Altman Z-Score
Model scoring laedit pada dasarnya ingin melihat risiko kredit (potensi
kegagalan bayar) berdasarkan skor tertentu yang dihasilkan melalui model tertentu
(Hanafi, 2009). Bagian berikut ini akan membicarakan salah satu model scoring, yaitu
model diskriminan. Untuk mengestimasi persamaan model diskriminan, yaitu dengan
menggunakan variabel dependen (tidak bebas) yang bersifat kategori, yaitu gagal bayar
dan tidak gagal bayar, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai variabel
tidak bebas. Altman (1968) dalam Hanafi, (2009) frrngsi dislriminan yang diestimasi
adalah:
Z:1,2X1+ 1,4X2+
3,3 X3+
0,6)q+
1,0 x5
Keterangan:
Z
Xr
; Overall score
: Rasio Modal kerlalTotal asset
Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Sedangkan
current assets pada perusahaan perbankan terdiri dari cash on hand and banks,
placement in other banks, notes and securilies, loan and investmen. Current liabilities
terdiri dari demand deposit, time deposit, dan saving deposit. Sedangkan totql assets
adalah semua a,r^rer,e yang ada di dalam perusahaan tersebut. Menurut Supardi (2003)
dalam Fakhrurozie Q007) rasio ini pada dasarnya merupakan salah satu rasio likuiditas
yang mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Hasil rasio tersebut dapat negatif apabila aktiva lancar lebih kecil dari kewajiban lancar.
Jika dikaitkan dengan indikator - indikator tersebut di atas,'maka indikator yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah
indikator-indikator internal seperti, ketidakcukupan kas, utang dagang membengkat
utilisasi modal (harta kekayaan) menurun, penambahan utang yang tidak terkendali.
Rasio Laba yang ditahan/ Total asset
Rasio ini merupakan rasio profitabilitias yang mendeteksi atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu. Retained earnings
di sini
adalah laba ditahan. Menurut Mulyono (1994) dalam Fakhrurozie Q0A7)
57
JRAK, Februari 2AL0
retained earning/total assets rasio profitabilitas yang dapat mendeteksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntunganyatgditinjau dari kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets
sebagai ukuran efisiensi usaha. Rasio ini mengatur akumulasi laba selama perusahaan
beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin larna
perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancax akumulasi laba ditahan. Hal
tersebut menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada umumnya akan
menunjukkan hasil rasio tersebut yang rendah, kecuali yang labanya sangat besax pada
masa awal berdirinya.
Rasio Laba sebelum bunga
Supardi (2003) dalam Fakhrurozie (2007) rasio ini merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio
Earning Before Interest and Tax di sisni adalah operating income. Rasio ini merupakan
kontributor terbesar dari model tersebut. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan
dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan
diarttaranya adalah, piutang dagang meningkat, kerugian dalam beberapa kwartal,
persediaan meningkat, penjualan menurun, terlambaffrya hasil penagihan piutang,
kredibilitas perusahaan berkurang seria kesediaan memberi kredit p4da konsumen yang
tak dapat membayarpada waktu yang telah ditetapkan.
Rasio Nilai pasar saham./Nilai buku saham
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan
jaminan kepada setiap hutangnya melalui modarnya sendiri Adnan, (2001) dalam
Fakhrurozie (2007), rasio market value equity di sini adalah closirug price tahunan dikali
dengan total share tahunan. Modal yang dimaksud di sini adalah gabungan nilai pasar
dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar daxr
hutangjangka panjang.
Rasio penju abnl Totsl asset
Menurut M. Akhyar Adnan (2001) dalam Fakhruro zie (2007),rasio ini merupakan rasio
yang mendeteksi kemampuan dana perusahaanyangtertanam dalam keseluruhan aktiva
yang berputax dalam satu periode tertrentu. Rasio ini mengukur kemamprrrn manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. sales yang dipakai pada
perusahaan perbankan adalah revenue.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham
Menurut Kasmir (2002) dalam Ardiani eo07), beberapa rasio keuangan yang yang
dianggap penting adalah:
a.
Rasio likuiditas
pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
52
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank. Dalam raslo
ini terdiri dari beberapa jenis rasio yaitu: Banking ratio, Asset ta loan ratio,
Loan to deposit ratio, Quick ratio, Investing policy ratio, Investment portofolio
ratio, cash ratio, Investment risk ratio, Liquidity risk rasio, Credit risk ratio,
Deposit risk ratio.
Rasio Solvabilitas
b.
ini
bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam menjalankan
aktivitasnya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu: capital adequaty
ratio, primary ratio, risk assets ratio, secondary risk ratio, capital risk, capital
Rasio
ratio.
Rasio Rentabilitas
c.
Rasio
ini
bertujuan untuk mengukur efektifitas bank dalam mencapai
tujuannya. Dalam rasio ini terdiri dari: net profit margin, gros profit margin,
leverage multiplier, ROE, ROA, net income on total assets, interest margin on
loan, assets utilization, rate return on loan, interest expense ratio, dan
sebagainya.
Penelitian Terdahulu
Upaya untuk monghitung pengmuh risiko kredit terhadap perubahan harga saham
pada perusahaan perbankan dapat juga menggunakan model dari Alman Z-scote yang
berupa fungsi diskriminan. Rasio-rasio yang digunakan sebagai alat analisis dalam
fimgsi diskriminan adalah rasio likuiditas dalam hal ini terdiri atas working capital/total
assets, rasio profitabilitas terdiri dariretained earnings/total asssets dan earning before
interest and tax/total assets, serCa rasio rentabilitas yaitu terdiri dari market value of
equity/book value of debt dan saleshotal assets, setelah fungsi diskriminan diketahui
tahap berikutnya adalah menggunakan frrngsi tersebut untuk memprediksi risiko kredit
baik dari debitur yang tidak memenuhi kewajibannya mauprm debitur yang memenuhi
kewajibanya (kegagalan bayar), sehingga dengan adanya firngsi diskriminan dapat
mengetahui perusahaan perbankan yang mengalami tingkat risiko kredit yang tinggi
atau sebaliknya, adanya kegagalan bayar dari debitur mengakibatkan kebangkrutan
ataupgn risiko terhadap perbankan, timbulnya kebangkrutan tidak hanya dipengaruhi
oleh risiko gagalbayar tetapi dapat juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti inforrnasi
perusahaan, kebijakan pemerintah, risiko geografis, risiko inflasi dan faktor luar
Iainnya.
Irwin (1998) dan Sutoyo (2000) dalam Setyogroho (2000) mengemukakan
rregara ekonomi maju dan berkembang tata-tata jumlah aktiva
produktif bank umum yang disalurkan dalam kredit berkism sekitar 60-70%. Sedangkan
di Indonesia sesuai laporan tahunan Bank Indonesia tahun 199611997 asset produktif
perbankan nasional mencapai 81,7yo yang disalurkan kembali ke masayarakat dalam
bahwa
di banyak
bentuk kredit.
53
JRAK, Februari
20L0
Banyak penelitian menunjukkan adartya sejumlah variabel keuangan yang
berpengaruh terhadap harga saham. studi pada Dhaka stock Exchange Mobarek dan
Mollah (2005) dalam Santoso Q009), yang melibatkan data dari 123 perusahaan non
jasa keuangan pada periode lg88-lgg7, memrnjukkan variabel ukuran perusahaan,
volume perusahaan, tingkat aliran kas masuk ke perusahaan, tingkat keuntungan
(earning yield) mempunyai pengaruh yang signifrkan padaharga saharn (share return).
Beta dalam model CAPM bukanlah satu-satunya indikator risiko sebuah saharn, namun
sejumlah penelitian menunjukkan bahwa deviasi dari model CAPM yang linear pada
trade-off antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return) yang disebabkan oleh
variabel-variabel yang telah disebutkan diatas. Walaupun hasil penelitian di sejumlah
tempat menunjukkan hasil berbeda, namun hal itu lebih disebabkan persepsi akan
pengembalian investasi yang tidak sarna diantara para investor, disamping adanya
pengaruh mikro pasar yang berbeda.
Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini variabel independen adalah risiko kredit sedangkan untuk variabel
dependen merupakan perubahan harga sahanr, alasan memakai perubahan harga saham
karena data yarry didapatkan lebih riil, disamping itu kgrena bagi investor informasi
perubahan harga saham lebih bernilai dibanding harga saham. Investor cenderung
melihat harga sahamnya naik atau turun bukan besarnya harga saham saat ini. Adanya
perubahan harga saham dapat menarik investor unhrk menananrkan saharnnya di
perbankan, oleh karena itu investor lebih tertarik jika saham perbankan mengalami
perubahan harga saham dari waktu ke waktu dan sebagai salah satu pertimbangan bagi
investor untuk menanamkan saham, dengan cara jika investor ingin menanamkan
sahamnya maka terlebih dahulu membandingkan data sekarang dengan data yang
kemarin secara relatif. Berdasarkan uraian diatas maka disusun hipotesis penelitian:
Hr : Risiko kredit berpengaruh negatif terhadap perubahanharga saham.
METODA PENELITIAN
Populasi, Sampel dan Metoda Sampling
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yattg go public di Indonesia. Dalam
penelitian ini metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
yaitu sampel yang dipilih dari populasi sesuai yang dikehendaki oleh penulis akan
dijadikan sampel penelitian dengan kriteria:
1. Perusahaan perbankan yang tr;rdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
zoo32007
2. Tersedia data secara lengkap pada periode penelitian pada tahun 2003-2007.
Berdasarkan kriteria seperti tersebut diatas, terdapat 20 perusahaan perbankan yang
memenuhi persyaratan untuk menjadi sampel dalam penelitian.
Pemgaruh Resiko fueditTedradap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi
Muftini
il
Definisi Variabel dan Pengukurannya
Variabel Independen
Variabel independe,n dalam penelitian ini adalah nilai rasio keuangan Altrnan Z'score.
persamaan sebagai
Untuk menghitung rasio keuangan dmi Altnan Z-score
berikut
:
Z:1,2X1+ 1,4X2+ 3,3X3+ 0,6)Q+
1,0X5
Keterangan:
Z
X1
Xz
Xj
Xa:
X5:
: Overall score
:Working CapitallTotal Assets
Retained Earnings/Total Assets
:Earnings Before Interest and TmeslTotal Assets
Marlret Yalue Equity/Book Yalue of Total Liabilities
:
Sales/Total Assets
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian
ini
adalah perubahan hmga saham yang diukur
dengan menggunakan retuft, sahatlrt. Return ini merupakan selisih harga sekarang dan
sebelumnya secara relatif. Untuk mengukur return saham dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
&:
P,-P,-r
T,
Keterangan:
&
P,
P.-r
:
Retum saham
/
ke t-l
: Harga saham periode ke
:
Harga saham periode
Uji Ilipotesis
Regresi sederhana digunakan untuk menganalisis pengaruh risiko laedit ba*denganZscore terhadap perubahan harga saham. Rumus yang digunakan adalah diadopsi dari
Algifari (2000) dalam Fakhruro zie (2007), sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
y_a+bx
Keterangan:
Y
a
b
x
: Perubahan Harga Saham
(Variabel Dependen)
Konstarfia
: Koefisien Variabel Independen
: Nilai Z-Score (Variabel Independen)
:
55
JRAK, Februari
2010
ANALISIS
Gambaran I)ata
Sampel dalarn penelitian dari tahun 2003 sanrpai dengan ta}rrxr 2007 ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indones ia yangberjumlah 20 bank.
Gambaran data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel di bawah
ini:
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel
Risiko kredit
Prbhn Hargasaham
Minimum
Mmimum
1.27
- 0.79
Mean
9.55
1.3535
24.00
0.6196
Sumber: Data Sekunder Diolah
Dari Tabel
I
diatas, rnenunjukkan bahwa risiko kredit terendah dari indushi
perbankan di Indonesia sebesar -1,27 dan tertinggi memiliki risiko 9,55 sedang rata-rata
risiko kredit adalah 1,3535. perubahan harga saham indushi perbankan turun sebesar
0,79Yo dan naik maksimum 24o/o. Rata-rata perubahan harga saham perbankan selama
perioda penelitian nail 6l,96\0.
Uji llipotesis
Hasil pengolahan data dengan menggunakan
SPSS
hasil:
for
Windows versi 15,0. diperoleh
Tabel 2
Hasil Regresi
Variabel
Koefisien
t-hitung
sig.
Konstanta
0.733
2.105
0.007
Z-Score
-0.243
-0.974
0.098
Berdasarkan hasil regresi diatas dapat diketahui bahwa nilaiZ-score berpengaruh
terhadap perubahan harga saham pada alfa 10olo. Persamaan regresi tersebut kernudian
dilakukan uji asumsi ldasik. Setelah dilakukan uji asumsi klasik ternyata tidak ada
pelanggaran asumsi klasik kecuali norrnalitas error terrr. Oleh karena itu dilakukan
perbaikan model dengan regresi WLS dengan menggunakan error term sebagai factor
penimbang. Setelah dilalokan perbaikan model diperoleh hasil seperti dalam Tabel 3 di
bawah ini:
Tabel 3
Pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
56
Ilasil Regresi Levene WLS
Koefisien
Variabel
Risiko Kredit
-2.538
t-Statistik
sie.
-3.t12
0.00s
Dari Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa risiko kredit berpengaruh negative
terhadap perubahan harga saham pada alfa 1%. tingkat alfu 1%. Apabila risiko kredit
meningkat, maka akan menurunkan harga saharn. Hal ini menunjukkan bahwa investor
cukup peka dengan risiko laedit perbankan. Investor akan mempertimbangkan risiko
kredit yang dihadapi oleh perbankan sebelum melakukan transaksi saham sektor
pertankan. Risiko kredit yang tinggi akan direspon dengan menjual saham yang telah
dimilikinya sehingga hal ini akan menyebabkan penurunan harga saham. Penelitian ini
mendukung penelitian Nasution (2004) hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh
risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar terhadap return sahal;;r sebagai
cerminan respon investor terhadap risiko kredit.
Puta (2009), dalam artikelnya yang berjudul pertumbuhan tingkat return saham
berpendapat bahwa semakin besar jurrlah laedit yang diberikan oleh bank maka akan
semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan, namun dilain pihak semakin
besar jumlah kredit yang diberikan diharapkan bank akan mendapatkan return yang
tinggi pula. Hal tersebut akan mempengaruhi penilaian investor dalam mengambil
keputusan investasinya sehingga secara bersamaan akan mempengaruhi permintaan dan
perawaran saham di pasar modal yang mempengaruhi harga saham dan berdampak
pada pertumbuhan tingkat return saham bank. Penelitian ini mendukung juga penelitian
penulis.
Penelitian ini mendukung penelitian Barros (2009) dalam artikelnya yaitu jenis
risiko di dalam bisnis perbankan, bila suatu bank tidak dapat mengelola risiko usahanya
dengan baik maka para pemegang saham akan menderita kerugian yang besar pula
karena terjadinya penurunan nilai investasi yang telah ditanamkan kepada bank tersebut,
atau kemungkinan berkurangnya dividen yang akan diterima akibat turunnya
keuntungan bank tersebut
Risiko kredit yang terdapat pada bank jika tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan kerugian bank yang kemudian mengurangi posisi modal, menurunnya
posisi modal akan menurunkan risiko kecukupan modal yang kemudian berimbas pada
kesehatan
ban!
menurunnya kepercayaan masyarakat, dan kemudian
menimbulkan biaya dana yang semakin tinggi. Lukman (2000) dalam Simanjuntak
(2008) menyatakan sebelum aktivitas pemberian kredit dan investasi dilakukan maka
pihak bank harus melakukan prioritas-prioritas yang wajib dilatrukan. Prioritas tersebut
adalah primary reserve yaitu sumber utama bagi likuiditas bank maupun penarikan
dana masyarakat yang di simpan pada bank maupun penarikan (pencairan) kredit sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat oleh pihak bank dan debitur kredit.
57
JRAK, Februari
2010
cadangan primer juga digunakan untuk penyelesaian kliring antar bank dan
kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus segera dibayar. Prioritas kedua adalah
cadangan sekunder, tujuan utama cadangan sekunder adalah sebagai cadangan
pengganti (pelengkap) bagi cadarryan primer. Tujuan dari cadangan primer tidak
mencukupi dan memenuhi likuiditas jangka pendek yang tidak dapat diperkirakan dari
deposan. Keuntungan lain dari secondary reserve ini adalah karena terdiri dari suratsurat berharga jangka pendek seperti sertifftat bank Indonesia (SBI), surat berharga
pasar rxrng (SBPU), dan sertifikat deposito yang mudah diperjualbelikan guna
memenuhi kebutuhan likuiditas yang tidak semuanya dapat diperkirakan.
Dengan adarrya kedua dana cadangan tersebut maka bank lebih memilih
altematif yang tepat dalam memenuhi fungsinya sebagai lembaga perantara/intermediasi
bagi masyarakat yaitu mampu mengembalikan/memberikan kewajibannya dalam
memberikan suku bunga simpan dan pemberian kredit terhadap masyarakat. Selain itu
darru cadangan (primer dan sekunder) merupakan sebagian laba bank yang disisihkan
dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup
kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari. Dana cadangan ini dapat digunakan
dalam menghadapi risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat bank tidak
dapat menarik kembali sebagian atau seluruh aktiva produktifrrya yaitu berupa
pemberian kredit oleh bank. Sehingga dengan tersedianya dana cadangan tersebut maka
pihak bank dapat menggunakan dana tersebut sebagai altematif untuk memperkecil
risiko tinggi baik risiko
risiko kredit yang terjadi pada bank yang diteliti.
Dalam aktivitas pemberian kredit, bank dapat menggrmakan dana pihak I atau II.
Ketika bank memilih menggunakan dana dari modal sendiri (dana pihak I) sebagai
alterratif pemberian kredit maka bank akan terhindax dari kerugian atas penarikan dana
jangka pendek yang tak terduga yang dilakukan oleh pihak ketiga. Karena kerugian
pasax maupun
yang mungkin terjadi akibat risiko kredit (gagal bayar dari masyarakat) dapat
ditanggung oleh pihak bank tanpa dengan dana bank sendiri, dengan kata lain tidak
mengorbankan dana masyarakat (dana pihak III) sebagai penanggung jawab atas
kemungkinan terjadinya risiko kredit. Sehingga ketika bank menggunakan modal
sendiri maka kepercayaan masyarakat akan reputasi bank akan tetap bemilai tinggi dan
fungsinya sebagai lembaga perantara (lembaga intermediasi) berjalan dengan baik.
Ketika bank memilih dana pihak
II
(pinjaman dari luar) sebagai altematif
pemberian kredit, maka dalam hal ini bank juga mempertimbangkan besar bunga kredit
yang ditawarkan ketika melakukan pinjaman dari luar (pihak II) lebih kecil dari suku
bunga kredit yang ditawarkan kepada masyarakat dan sebaliknya suku bunga kredit
yang diberikan kepada penerimaan kredit lebih besar dari suku bunga pinjam yang harus
dibayarkan pihak bank kepada pihak It. Simanjuntak (200g).
Rendahnya suku bunga diskonto, akan menguntungkan bagi pihak bank yang
memilih altematif dana pihak II (pinjaman dari luar) sebagai aktivitas pemberian kredit.
Dimana tingkat suku bunga diskonto yang ada pada saat int (5.25%) lebih kecil dari
beban suku bunga kredit (13-14%) yang akan diterima oleh bank atas pemberian kredit
Pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
58
terhadap peminjam (debitur). Dengan kata lain spread (+8%o) yang terima oleh bank
menjadi lebih besar ketika bank memakai dana pihak II (pinjaman dari bank) jika
dibandingkan bank msmilih atau menggunakan dana pihak. Sedangkan ketika bank
memilih dana pihak III dalam pemberian kredit maka bank harus memenuhi suku bunga
simpan sebesar (8-9%\ dan jika dibandingkan dengan suku bunga kredit yang diterima
oleh bank (13-14%) maka spread yang diterima oleh bank hanya sebesar (+6%).
Dengan demikian penggunaan dana pihak II menjadi lebih menguntungkan/aman
aktivitas pemberian kredit terhadap masyarakat Adam (2009) dalam Simanjuntak
(2008).
Dalam penelitiau ini bank dianjurkan untuk lebih bijak dalam memilih sumber
dana yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan usahanya baik dalam pemberian kredit
maupun kegiatan investasi lainnya. Hal ini penting dilakukan karena kegiatan usaha
bank yang kompleks dalam memperoleh keuntungan.
Dampak dari krisis global yang terjadi dirasakan oleh investor pada sektor
perbankan. Sebagai contoh investor yang menginvestaikan dananya di saham BBRI
(Bank Rakyat Indonesia Tbk) pada tansaksi 14 Oktober 2008 capital gain yang
diperoleh sebesar Rp 400 per lembar saham, namun pada transaksi tanggal 15 Oktober
2008 besarnya capital lose yang di tanggung oleh investor Rp350. Hal ini menunjukkan
bahwa harga saham sangat berfluktuatifpada saat krisis berlangsung, sehingga investor
lebih mengutamakan capital gain yang akan di peroleh tanpa mempertimbangkan lama
kepemilikan saham. Investor cenderung memperhitungkan disposition effect dengarr
melihat apakah posisi menguntungkan ketika mau menjual saham (winning investment
position) dan menggunakan analisis teknikal dalam mengambil keputusan investasi.
Pengaruh Z-Score Terhadap Ilarga Saham.
Dari hasil perhitungan Altrnan Z-score tahun 2003 sampai dengan tahm 2OO7
diperoleh sebagian besar nilai Z-score masih di bawah 1,81 yang berarti bank-bank
tersebut masuk dalam kategori perusahaan yang berpotensi tidak sehat sehingga
mengakibatkan tingkat risiko kredit yang tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan teori Altman yang menyatakan bahwa jika
suatu
perusahaan menghasilkan Z-score lebih rendah dari 1,81 maka akan ditempatkan pada
wilayah atau posisi yang memiliki risiko kredit yang tinggi. Dengan tingginya risiko
kredit (gagal bayar) maka dalam hal ini bank lebih hati-hati dalam mengelola dana yang
tersedia. Dengan kata lain pengelolaan data yang baik penting untuk diperhatikan
dalam pemberian lcedit oleh bank. Dalam hal ini maka bank dituntut untuk bijaksana
dalam menggunakan sumber dana yang lebih tepat dalam penempatan dana pada kredit.
penelitian Beaver dalam Akhyar (2001) dan
Hasil penelitian ini
Fakhrurozie (2007),yang menyatakan bahwa para investor mengakui dan menyesuaikan
posisi yang baru dari perusahaan yang mengalami kebangkrutan yang selanjutnya rasio
kouangan tersebut memberikan informasi ke dalam harga saham. Mas'ud (2003) dalam
5g
JRAK, Februari
2010
Fakhrurszie Q007),juga memberikan gambaran bahwa rasio keuangan mempengaruhi
harga saharn, tetapi hanya sedikit dan untuk waktu tidak yang lama.
Apriliana (2005) dalam Fakhrurozie Qo07), menunjukan bahwa potensi
kebangkrutan Altrnan z-score berpengaruh terhadap harga saham, dan tentang
hubungan kebangkrutan Altman Z-score lerhadap harga saham diperoleh korelasi
sebesar 0,181 atau l9,llyo, juga diperoleh pengaruh rasio keuangan model Altman
terhadap harga saham pada perusahaan properti dar. real estate sebesar 29,34yo. Dari
kedua penelitian tersebut juga mendukung hasil penelitian ini.
SIMPULANDAl\ SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa variabel risiko kredit berpengaruh negatif terhadap
perubahan harga saham. Dalam bisnis perbankan ketika ingin mencapai return yang
tinggi maka harus berhadapan dengan risiko tinggi. Dengan demikian risiko kredit yang
terdapat pada bank jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan kerugian
bank yang kemudian mengtuangi posisi modal, menurunnya posisi modal akan
risiko kecukupan modal yang kemudian berimbas pada menurunnya
kesehatan bank, menurunnya kepercayaan masyarakat, dan kemudian menimbulkan
biaya dana yang semakin tinggi.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Penelitian ini memakai fungsi diskriminan pertama yang diestimasi oleh penelitian
Altrnan Z-score. Karena metoda ini merupakan salah satu metoda yang mengukur rasio
keuangan dalam perbankan akrbat gagal bayar dari debitur yang mengakibatkan risiko
laedit. Disarankan peneliti berikutnya tidak langsung menggunakan koefisien Altrnan
Z-score tapi dibuat dulu analisis diskriminan baru diregresikan
Ali, M. H,
DAFTARPUSTAKA
2006, Manojemen Risika, strategi perbankan Dan Dunio (Jsaho
Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Ardiani,
Barros,
A,
2007, Analisis Pengaruh Kinerja keuangan Terhadap perubahan Harga
Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta (BEJ), skripsi st
Alruntansi, Tidak dipublilwsikan (Jniversitas Nagefi Semarang.
Y,
2009, Jenis Risiko Didalam Bisnis
perbankan.
http://www.yadiebaroos.conr/2009/09/jenis-risiko-didalam-bisnisperbankan.
Pemgaruh Resiko KreditTerlradap Perubahan...,Quiteria Qosta Xmenes Belo & Umi
Mufini
60
hfrrl? Zx :3bc722ab&acd4ad4, diakses pada hari Saturday, September
12,
2009, Yogyakarta.
Edrabra, 2009, Mengapa Diperlukan Manajemen Risiko Kredil.
http:/ledratna.wordpress.com/2008/03/17lmeneapa-diperlukan-manajemenrisiko-*rediU. Diakses tanggal 17 maret 2008.
Fakhrurozie, 2007, Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank Dengan Metode Alfrnan ZScore Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta,
Skripsi Sl Alatntansi, Tidak dipublikasikon (Jniversitas Negeri Semarang.
George C, Anders S,Hideto M, dan Vincent D,2}O6,Credit Derivatives, A primer on
Credit Rislq Modeling, and Inshuments Penerbit Wharton University of
Pennsylvania. New JerseY 07458.
Ghozali, I,2}O6,Aplikasi Analisis Multivariate dengan progmm SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hanafi, M,20}6,Manajemen Risiko. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN Yogtakarta.
Jogiyanto,H,M, 1998, Teori Poriofolio dan Analisis Investasi. Edisi
I,
BPFE
Yogtakarta.
Latif, A,2009, Bunga Kredit Tinggi, Risiko Atau Inefisien. Sumber: Harian Seputar
Indonesia"
Nasution, D,2004, Analisa Korelasi Risiko Kredit Dan Risiko Pasar Terhadap Return
Saham Pada Bank-Bank Di Indonesia" Tesis Magister Alantansi, Falailtas
Ekonomi Univ ers itas Indone s ia.
2009,
Putrq
Pertumbuhan Tingkat
Retun
http://putracenter.com/taElperhrmbuhan-tingkat-retun-saham.
Sep.23, 2009, Yogyakarta.
Riyanto,
B,
Saham.
diakses pada
tr995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat, BPFE
Yogtakarta.
Santoso; S, 2009, Pengaruh book-Value @V), Earning Per Share (EPS) Dan Debt
Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham: Studi Kasus Dengan Data Panel
Di Indonesia , Jurnal Riset Alailtansi dan Keuangan, Yol. 5, I , 2-4.
Sebayang, R, 2009, Likuiditas Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split, Stcripsi Sl Tidak
diryblikasikan Falailtas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana. Yogtakarta.
67
JRAK, Februari
2010
Setyogroho, B, 2000, Analisis Risiko Kredit Dengan Metoda Credit Risk Scorfng. Studi Kasus
Pada Debitur Bank X. Tesis 32 Tidak dipublikasikan (Jniversitas Indonesia
Sigit, S, 1999, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen. Fakulns
Elronomi Universitas Sarjana Wi oya Tamonsiswa Yogtakarta.
E, E, 2008,
Pengaruh Riisiko Kredit Dan Risiko Pasar Terhadap
Kebijakan Pendanaan Studi Empiris Sektor Perbankan Di Indonesia Skripsi Sl
Tidak dipublikasikan Universitqs Kristen Duta Wacana. Yogtakarta.
Simanjuntak,
Supranto, 1,1992, Statistik Teori Dan AphkasirAirlangga, Jakarto.
M, 2004, Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Kredit Dan Jaminan
Kredit Studi Kasus Pada PD BPR Bank Pasar Bantul. Slcripsi Sl Tidak
dipub I ikas ikan U nivers itas Kris ten Duta ll/acana. Yogtakarta.
Weston dan Brigham (2001), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham.
Veronicha,
http:/iv,rww.idonbiu.com/2009/05/faktor-faktor-yans-memoengaruhi
harsa.html.
diaksespadaMei 62009.
..........,2003, Indonesia Capital Markets Directory, F.CFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2004, Indonesia Capital Markets Directoryo ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2005, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition,
'. .
......
Jakaxta
..,2006, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2007, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2008, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
Vol.6 No.
1, Februari
DATI
I(EIAT(UTI
2010
Hal.48 - 61
Pengaruh Risiko Kredit terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan
Perbankan
Quiteria Costa Ximenes Belo
Alumni Fakultas Ekonomi UKDW Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh resiko kredit pada perusahaan perbankan di Indonesia.
Sample penelitian ini adalah perusahaan yartg go public selama tahvn 2003-2007.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan menggunakan
model Regresi Levene
WS. Hasll penelitian menunjukkan
bahwa Risiko Kredit
berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham. Apabila semakin tinggi risiko
kredit perbankan akan menurunkan harga saham bank tersebut.
Kata Knnci: Risiko Kredit, Perubahan Harga Soham.
PENDAHULUAN
Sebagai industri yang berkernbang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang
semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks
terutama karena kegiatan usaha perbankan melibatkan pengelolaan uang masyarakat
yang diputar dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian suratsurat berharga dan benhrk penanaman dana lainnya. Dengan kegiatan yang kompleks
seperti di atas maka perbankan membutuhkan praktek manajemen risiko bagi kegiatan
usaha. Salah satu kegiatan perbankan adalah pemberian kredit dengan implikasi risiko
kredit atau kerugian yang cukup besar. Jika bank mremilih mengalokasikan aktiva
produktif sebagai pinjaman maka bank akan dihadapkan kepada risiko kredit yaitu
risiko yang terjadi karena peminjam tidak mampu aiau gagal membayar utang
ftewajiban) pada jatuh tempo.
Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor intemal mauprm
faktor ekstemal. faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam
perusahaan, yaitu kinerja perusahaan baik kinerja keuangannya maupun kinerja
manajemen, kondisi perusahaan dan prospek perusahaan. Faktor ekstemal meliputi
berbagai informasi di luar perusahagn, yaitu informasi ekonomi, politik, dan kondisi
pasar.
Upaya untuk menghitung pengaruh risiko kredit terhadap perubahan harga saham
pada perusahaan perbankan dapat juga menggunakan model dari Altman Z-score yang
berupa fungsi diskriminan- Rasio-rasio yang digunakan sebagai alat analisis dalam
fungsi diskriminat adalah rasio likuiditas dalam hal ini terdiri atas working capital/total
49
JRAK, Februari
20IA
assets, rasio profitabilitas terdiri dari retained earningshotal asssets dat earning before
interest and tac/total dssets, serla rasio rentabilitas yaitu terdiri dari market value of
equily/book value of debt dwr sales/total qssets, setelah fungsi diskriminan diketahui
tahap berikutnya adalah menggunakan fungsi tersebut unhrk memprediksi risiko laedit
baik dari debitur yang tidak memenuhi kewajibannya maupun debitur yang memenuhi
kewajibanya (kegagalan bayar), sehingga dengan adanya fungsi diskriminan dapat
mengetahui perusahaan perbankan yang mengalami tingkat risiko kredit yang tinggi
atau sebaliknya, adanya kegagalan bayar dari debitur mengakibatkan kebangkrutan
ataupun risiko terhadap perbankan, timbulnya kebangkrutan tidak hanya dipengaruhi
oleh risiko gagalbayar tetapi dapat juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti inforrnasi
perusahaan, kebijakan pemerintah, risiko geografis, risiko inflasi dan faktor luar
lainnya.
Risiko kredit perbankan berpengaruh terhadap perubahan harga saham karena
perbankan tidak mengelola risiko kredit dengan baik maka memiliki dampak
penunman terhadap perubahan harga saham, karena bagi investor informasi perubahan
jika
harga saham lebih bernilai dibanding harga saham sehingga investor cenderung melihat
harga sahamnya naik atau hrun bukan besanrya harga saham saat ini. Jadi perbankan
lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Dengan adanyapengelolaan risiko yang baik
maka perubahan harga saham di pasar pun mengalami peningkatan disamping itu dapat
menarik investor untuk menginvestasikan sahamnya di perbankan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBAI'GAN HIPOTESIS
Risiko Kredit Perbankan
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak
yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas
pembayaran. Kepercayaan merupakan falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank.
Disamping itu, sebagai lembaga kepercayaan bank dalam operasinya lebih banyak
menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan modal sendiri dari pemilik atau
pemegang saham. Pengelola bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk senantiasa
menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuidilas yang cukup dengan pencapaian
rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memahami sesuai
dengan j enis penanamannya.
Bank memiliki karakteristik yang unik dalam peranannya sebagai lembaga
intermediasi sekaligus sebagai agen pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
Sifat uniknya terutama terlihat pada storrktur pennodalannya dengan tingkat leverage
yang jauh lebih tinggi ketimbang leverage yang terbentuk dalam perusahan bidang
induslri. Leverage yang tinggi dalam perbankan itu jusfu terbentuk dengan turut
memanfaatkan dana-dana masyarakat yang mempercayzkannya pada bank. Hal ini
menyebabkan bank berada dalam posisi yang sangat shategis dan sekaligus rawan risiko
pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
50
(Ali, 2006). Ali (2004) dalam Nasution (2004) risiko kredit terjadi akibat dari gagalnya
penerima kredit (debitu) dalam memenuhi perjanjian kredit tmhrk melunasi
pembayaran angsuran pokok dan bunga kredit pada bank. Risiko kredit timbrrl akibat
dari komposisi atau stnrktur sumber dana bank yang conderung menghasilkan biaya dan
rata-rata yang tinggl yang mendorong bank menetapkan suku bunga penempatan dan
(porbofolio laedit) dengan tingkat yang tinggi untuk mempertahankan margin. Tingkat
bunga yang tinggi ini dimanfaatkan oleh para spekulasi sehingga portofolio kredit yang
demikian memiliki risiko kredit yang tinggi.
Metode Altman Z-Score
Model scoring laedit pada dasarnya ingin melihat risiko kredit (potensi
kegagalan bayar) berdasarkan skor tertentu yang dihasilkan melalui model tertentu
(Hanafi, 2009). Bagian berikut ini akan membicarakan salah satu model scoring, yaitu
model diskriminan. Untuk mengestimasi persamaan model diskriminan, yaitu dengan
menggunakan variabel dependen (tidak bebas) yang bersifat kategori, yaitu gagal bayar
dan tidak gagal bayar, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai variabel
tidak bebas. Altman (1968) dalam Hanafi, (2009) frrngsi dislriminan yang diestimasi
adalah:
Z:1,2X1+ 1,4X2+
3,3 X3+
0,6)q+
1,0 x5
Keterangan:
Z
Xr
; Overall score
: Rasio Modal kerlalTotal asset
Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Sedangkan
current assets pada perusahaan perbankan terdiri dari cash on hand and banks,
placement in other banks, notes and securilies, loan and investmen. Current liabilities
terdiri dari demand deposit, time deposit, dan saving deposit. Sedangkan totql assets
adalah semua a,r^rer,e yang ada di dalam perusahaan tersebut. Menurut Supardi (2003)
dalam Fakhrurozie Q007) rasio ini pada dasarnya merupakan salah satu rasio likuiditas
yang mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Hasil rasio tersebut dapat negatif apabila aktiva lancar lebih kecil dari kewajiban lancar.
Jika dikaitkan dengan indikator - indikator tersebut di atas,'maka indikator yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah
indikator-indikator internal seperti, ketidakcukupan kas, utang dagang membengkat
utilisasi modal (harta kekayaan) menurun, penambahan utang yang tidak terkendali.
Rasio Laba yang ditahan/ Total asset
Rasio ini merupakan rasio profitabilitias yang mendeteksi atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu. Retained earnings
di sini
adalah laba ditahan. Menurut Mulyono (1994) dalam Fakhrurozie Q0A7)
57
JRAK, Februari 2AL0
retained earning/total assets rasio profitabilitas yang dapat mendeteksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntunganyatgditinjau dari kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba dibandingkan dengan kecepatan perputaran operating assets
sebagai ukuran efisiensi usaha. Rasio ini mengatur akumulasi laba selama perusahaan
beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin larna
perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancax akumulasi laba ditahan. Hal
tersebut menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada umumnya akan
menunjukkan hasil rasio tersebut yang rendah, kecuali yang labanya sangat besax pada
masa awal berdirinya.
Rasio Laba sebelum bunga
Supardi (2003) dalam Fakhrurozie (2007) rasio ini merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio
Earning Before Interest and Tax di sisni adalah operating income. Rasio ini merupakan
kontributor terbesar dari model tersebut. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan
dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan
diarttaranya adalah, piutang dagang meningkat, kerugian dalam beberapa kwartal,
persediaan meningkat, penjualan menurun, terlambaffrya hasil penagihan piutang,
kredibilitas perusahaan berkurang seria kesediaan memberi kredit p4da konsumen yang
tak dapat membayarpada waktu yang telah ditetapkan.
Rasio Nilai pasar saham./Nilai buku saham
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan
jaminan kepada setiap hutangnya melalui modarnya sendiri Adnan, (2001) dalam
Fakhrurozie (2007), rasio market value equity di sini adalah closirug price tahunan dikali
dengan total share tahunan. Modal yang dimaksud di sini adalah gabungan nilai pasar
dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar daxr
hutangjangka panjang.
Rasio penju abnl Totsl asset
Menurut M. Akhyar Adnan (2001) dalam Fakhruro zie (2007),rasio ini merupakan rasio
yang mendeteksi kemampuan dana perusahaanyangtertanam dalam keseluruhan aktiva
yang berputax dalam satu periode tertrentu. Rasio ini mengukur kemamprrrn manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. sales yang dipakai pada
perusahaan perbankan adalah revenue.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham
Menurut Kasmir (2002) dalam Ardiani eo07), beberapa rasio keuangan yang yang
dianggap penting adalah:
a.
Rasio likuiditas
pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
52
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank. Dalam raslo
ini terdiri dari beberapa jenis rasio yaitu: Banking ratio, Asset ta loan ratio,
Loan to deposit ratio, Quick ratio, Investing policy ratio, Investment portofolio
ratio, cash ratio, Investment risk ratio, Liquidity risk rasio, Credit risk ratio,
Deposit risk ratio.
Rasio Solvabilitas
b.
ini
bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam menjalankan
aktivitasnya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu: capital adequaty
ratio, primary ratio, risk assets ratio, secondary risk ratio, capital risk, capital
Rasio
ratio.
Rasio Rentabilitas
c.
Rasio
ini
bertujuan untuk mengukur efektifitas bank dalam mencapai
tujuannya. Dalam rasio ini terdiri dari: net profit margin, gros profit margin,
leverage multiplier, ROE, ROA, net income on total assets, interest margin on
loan, assets utilization, rate return on loan, interest expense ratio, dan
sebagainya.
Penelitian Terdahulu
Upaya untuk monghitung pengmuh risiko kredit terhadap perubahan harga saham
pada perusahaan perbankan dapat juga menggunakan model dari Alman Z-scote yang
berupa fungsi diskriminan. Rasio-rasio yang digunakan sebagai alat analisis dalam
fimgsi diskriminan adalah rasio likuiditas dalam hal ini terdiri atas working capital/total
assets, rasio profitabilitas terdiri dariretained earnings/total asssets dan earning before
interest and tax/total assets, serCa rasio rentabilitas yaitu terdiri dari market value of
equity/book value of debt dan saleshotal assets, setelah fungsi diskriminan diketahui
tahap berikutnya adalah menggunakan frrngsi tersebut untuk memprediksi risiko kredit
baik dari debitur yang tidak memenuhi kewajibannya mauprm debitur yang memenuhi
kewajibanya (kegagalan bayar), sehingga dengan adanya firngsi diskriminan dapat
mengetahui perusahaan perbankan yang mengalami tingkat risiko kredit yang tinggi
atau sebaliknya, adanya kegagalan bayar dari debitur mengakibatkan kebangkrutan
ataupgn risiko terhadap perbankan, timbulnya kebangkrutan tidak hanya dipengaruhi
oleh risiko gagalbayar tetapi dapat juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti inforrnasi
perusahaan, kebijakan pemerintah, risiko geografis, risiko inflasi dan faktor luar
Iainnya.
Irwin (1998) dan Sutoyo (2000) dalam Setyogroho (2000) mengemukakan
rregara ekonomi maju dan berkembang tata-tata jumlah aktiva
produktif bank umum yang disalurkan dalam kredit berkism sekitar 60-70%. Sedangkan
di Indonesia sesuai laporan tahunan Bank Indonesia tahun 199611997 asset produktif
perbankan nasional mencapai 81,7yo yang disalurkan kembali ke masayarakat dalam
bahwa
di banyak
bentuk kredit.
53
JRAK, Februari
20L0
Banyak penelitian menunjukkan adartya sejumlah variabel keuangan yang
berpengaruh terhadap harga saham. studi pada Dhaka stock Exchange Mobarek dan
Mollah (2005) dalam Santoso Q009), yang melibatkan data dari 123 perusahaan non
jasa keuangan pada periode lg88-lgg7, memrnjukkan variabel ukuran perusahaan,
volume perusahaan, tingkat aliran kas masuk ke perusahaan, tingkat keuntungan
(earning yield) mempunyai pengaruh yang signifrkan padaharga saharn (share return).
Beta dalam model CAPM bukanlah satu-satunya indikator risiko sebuah saharn, namun
sejumlah penelitian menunjukkan bahwa deviasi dari model CAPM yang linear pada
trade-off antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return) yang disebabkan oleh
variabel-variabel yang telah disebutkan diatas. Walaupun hasil penelitian di sejumlah
tempat menunjukkan hasil berbeda, namun hal itu lebih disebabkan persepsi akan
pengembalian investasi yang tidak sarna diantara para investor, disamping adanya
pengaruh mikro pasar yang berbeda.
Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini variabel independen adalah risiko kredit sedangkan untuk variabel
dependen merupakan perubahan harga sahanr, alasan memakai perubahan harga saham
karena data yarry didapatkan lebih riil, disamping itu kgrena bagi investor informasi
perubahan harga saham lebih bernilai dibanding harga saham. Investor cenderung
melihat harga sahamnya naik atau turun bukan besarnya harga saham saat ini. Adanya
perubahan harga saham dapat menarik investor unhrk menananrkan saharnnya di
perbankan, oleh karena itu investor lebih tertarik jika saham perbankan mengalami
perubahan harga saham dari waktu ke waktu dan sebagai salah satu pertimbangan bagi
investor untuk menanamkan saham, dengan cara jika investor ingin menanamkan
sahamnya maka terlebih dahulu membandingkan data sekarang dengan data yang
kemarin secara relatif. Berdasarkan uraian diatas maka disusun hipotesis penelitian:
Hr : Risiko kredit berpengaruh negatif terhadap perubahanharga saham.
METODA PENELITIAN
Populasi, Sampel dan Metoda Sampling
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yattg go public di Indonesia. Dalam
penelitian ini metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
yaitu sampel yang dipilih dari populasi sesuai yang dikehendaki oleh penulis akan
dijadikan sampel penelitian dengan kriteria:
1. Perusahaan perbankan yang tr;rdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
zoo32007
2. Tersedia data secara lengkap pada periode penelitian pada tahun 2003-2007.
Berdasarkan kriteria seperti tersebut diatas, terdapat 20 perusahaan perbankan yang
memenuhi persyaratan untuk menjadi sampel dalam penelitian.
Pemgaruh Resiko fueditTedradap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi
Muftini
il
Definisi Variabel dan Pengukurannya
Variabel Independen
Variabel independe,n dalam penelitian ini adalah nilai rasio keuangan Altrnan Z'score.
persamaan sebagai
Untuk menghitung rasio keuangan dmi Altnan Z-score
berikut
:
Z:1,2X1+ 1,4X2+ 3,3X3+ 0,6)Q+
1,0X5
Keterangan:
Z
X1
Xz
Xj
Xa:
X5:
: Overall score
:Working CapitallTotal Assets
Retained Earnings/Total Assets
:Earnings Before Interest and TmeslTotal Assets
Marlret Yalue Equity/Book Yalue of Total Liabilities
:
Sales/Total Assets
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian
ini
adalah perubahan hmga saham yang diukur
dengan menggunakan retuft, sahatlrt. Return ini merupakan selisih harga sekarang dan
sebelumnya secara relatif. Untuk mengukur return saham dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
&:
P,-P,-r
T,
Keterangan:
&
P,
P.-r
:
Retum saham
/
ke t-l
: Harga saham periode ke
:
Harga saham periode
Uji Ilipotesis
Regresi sederhana digunakan untuk menganalisis pengaruh risiko laedit ba*denganZscore terhadap perubahan harga saham. Rumus yang digunakan adalah diadopsi dari
Algifari (2000) dalam Fakhruro zie (2007), sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
y_a+bx
Keterangan:
Y
a
b
x
: Perubahan Harga Saham
(Variabel Dependen)
Konstarfia
: Koefisien Variabel Independen
: Nilai Z-Score (Variabel Independen)
:
55
JRAK, Februari
2010
ANALISIS
Gambaran I)ata
Sampel dalarn penelitian dari tahun 2003 sanrpai dengan ta}rrxr 2007 ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indones ia yangberjumlah 20 bank.
Gambaran data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel di bawah
ini:
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel
Risiko kredit
Prbhn Hargasaham
Minimum
Mmimum
1.27
- 0.79
Mean
9.55
1.3535
24.00
0.6196
Sumber: Data Sekunder Diolah
Dari Tabel
I
diatas, rnenunjukkan bahwa risiko kredit terendah dari indushi
perbankan di Indonesia sebesar -1,27 dan tertinggi memiliki risiko 9,55 sedang rata-rata
risiko kredit adalah 1,3535. perubahan harga saham indushi perbankan turun sebesar
0,79Yo dan naik maksimum 24o/o. Rata-rata perubahan harga saham perbankan selama
perioda penelitian nail 6l,96\0.
Uji llipotesis
Hasil pengolahan data dengan menggunakan
SPSS
hasil:
for
Windows versi 15,0. diperoleh
Tabel 2
Hasil Regresi
Variabel
Koefisien
t-hitung
sig.
Konstanta
0.733
2.105
0.007
Z-Score
-0.243
-0.974
0.098
Berdasarkan hasil regresi diatas dapat diketahui bahwa nilaiZ-score berpengaruh
terhadap perubahan harga saham pada alfa 10olo. Persamaan regresi tersebut kernudian
dilakukan uji asumsi ldasik. Setelah dilakukan uji asumsi klasik ternyata tidak ada
pelanggaran asumsi klasik kecuali norrnalitas error terrr. Oleh karena itu dilakukan
perbaikan model dengan regresi WLS dengan menggunakan error term sebagai factor
penimbang. Setelah dilalokan perbaikan model diperoleh hasil seperti dalam Tabel 3 di
bawah ini:
Tabel 3
Pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
56
Ilasil Regresi Levene WLS
Koefisien
Variabel
Risiko Kredit
-2.538
t-Statistik
sie.
-3.t12
0.00s
Dari Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa risiko kredit berpengaruh negative
terhadap perubahan harga saham pada alfa 1%. tingkat alfu 1%. Apabila risiko kredit
meningkat, maka akan menurunkan harga saharn. Hal ini menunjukkan bahwa investor
cukup peka dengan risiko laedit perbankan. Investor akan mempertimbangkan risiko
kredit yang dihadapi oleh perbankan sebelum melakukan transaksi saham sektor
pertankan. Risiko kredit yang tinggi akan direspon dengan menjual saham yang telah
dimilikinya sehingga hal ini akan menyebabkan penurunan harga saham. Penelitian ini
mendukung penelitian Nasution (2004) hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh
risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar terhadap return sahal;;r sebagai
cerminan respon investor terhadap risiko kredit.
Puta (2009), dalam artikelnya yang berjudul pertumbuhan tingkat return saham
berpendapat bahwa semakin besar jurrlah laedit yang diberikan oleh bank maka akan
semakin rendah tingkat likuiditas bank yang bersangkutan, namun dilain pihak semakin
besar jumlah kredit yang diberikan diharapkan bank akan mendapatkan return yang
tinggi pula. Hal tersebut akan mempengaruhi penilaian investor dalam mengambil
keputusan investasinya sehingga secara bersamaan akan mempengaruhi permintaan dan
perawaran saham di pasar modal yang mempengaruhi harga saham dan berdampak
pada pertumbuhan tingkat return saham bank. Penelitian ini mendukung juga penelitian
penulis.
Penelitian ini mendukung penelitian Barros (2009) dalam artikelnya yaitu jenis
risiko di dalam bisnis perbankan, bila suatu bank tidak dapat mengelola risiko usahanya
dengan baik maka para pemegang saham akan menderita kerugian yang besar pula
karena terjadinya penurunan nilai investasi yang telah ditanamkan kepada bank tersebut,
atau kemungkinan berkurangnya dividen yang akan diterima akibat turunnya
keuntungan bank tersebut
Risiko kredit yang terdapat pada bank jika tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan kerugian bank yang kemudian mengurangi posisi modal, menurunnya
posisi modal akan menurunkan risiko kecukupan modal yang kemudian berimbas pada
kesehatan
ban!
menurunnya kepercayaan masyarakat, dan kemudian
menimbulkan biaya dana yang semakin tinggi. Lukman (2000) dalam Simanjuntak
(2008) menyatakan sebelum aktivitas pemberian kredit dan investasi dilakukan maka
pihak bank harus melakukan prioritas-prioritas yang wajib dilatrukan. Prioritas tersebut
adalah primary reserve yaitu sumber utama bagi likuiditas bank maupun penarikan
dana masyarakat yang di simpan pada bank maupun penarikan (pencairan) kredit sesuai
dengan kesepakatan yang dibuat oleh pihak bank dan debitur kredit.
57
JRAK, Februari
2010
cadangan primer juga digunakan untuk penyelesaian kliring antar bank dan
kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus segera dibayar. Prioritas kedua adalah
cadangan sekunder, tujuan utama cadangan sekunder adalah sebagai cadangan
pengganti (pelengkap) bagi cadarryan primer. Tujuan dari cadangan primer tidak
mencukupi dan memenuhi likuiditas jangka pendek yang tidak dapat diperkirakan dari
deposan. Keuntungan lain dari secondary reserve ini adalah karena terdiri dari suratsurat berharga jangka pendek seperti sertifftat bank Indonesia (SBI), surat berharga
pasar rxrng (SBPU), dan sertifikat deposito yang mudah diperjualbelikan guna
memenuhi kebutuhan likuiditas yang tidak semuanya dapat diperkirakan.
Dengan adarrya kedua dana cadangan tersebut maka bank lebih memilih
altematif yang tepat dalam memenuhi fungsinya sebagai lembaga perantara/intermediasi
bagi masyarakat yaitu mampu mengembalikan/memberikan kewajibannya dalam
memberikan suku bunga simpan dan pemberian kredit terhadap masyarakat. Selain itu
darru cadangan (primer dan sekunder) merupakan sebagian laba bank yang disisihkan
dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup
kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari. Dana cadangan ini dapat digunakan
dalam menghadapi risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat bank tidak
dapat menarik kembali sebagian atau seluruh aktiva produktifrrya yaitu berupa
pemberian kredit oleh bank. Sehingga dengan tersedianya dana cadangan tersebut maka
pihak bank dapat menggunakan dana tersebut sebagai altematif untuk memperkecil
risiko tinggi baik risiko
risiko kredit yang terjadi pada bank yang diteliti.
Dalam aktivitas pemberian kredit, bank dapat menggrmakan dana pihak I atau II.
Ketika bank memilih menggunakan dana dari modal sendiri (dana pihak I) sebagai
alterratif pemberian kredit maka bank akan terhindax dari kerugian atas penarikan dana
jangka pendek yang tak terduga yang dilakukan oleh pihak ketiga. Karena kerugian
pasax maupun
yang mungkin terjadi akibat risiko kredit (gagal bayar dari masyarakat) dapat
ditanggung oleh pihak bank tanpa dengan dana bank sendiri, dengan kata lain tidak
mengorbankan dana masyarakat (dana pihak III) sebagai penanggung jawab atas
kemungkinan terjadinya risiko kredit. Sehingga ketika bank menggunakan modal
sendiri maka kepercayaan masyarakat akan reputasi bank akan tetap bemilai tinggi dan
fungsinya sebagai lembaga perantara (lembaga intermediasi) berjalan dengan baik.
Ketika bank memilih dana pihak
II
(pinjaman dari luar) sebagai altematif
pemberian kredit, maka dalam hal ini bank juga mempertimbangkan besar bunga kredit
yang ditawarkan ketika melakukan pinjaman dari luar (pihak II) lebih kecil dari suku
bunga kredit yang ditawarkan kepada masyarakat dan sebaliknya suku bunga kredit
yang diberikan kepada penerimaan kredit lebih besar dari suku bunga pinjam yang harus
dibayarkan pihak bank kepada pihak It. Simanjuntak (200g).
Rendahnya suku bunga diskonto, akan menguntungkan bagi pihak bank yang
memilih altematif dana pihak II (pinjaman dari luar) sebagai aktivitas pemberian kredit.
Dimana tingkat suku bunga diskonto yang ada pada saat int (5.25%) lebih kecil dari
beban suku bunga kredit (13-14%) yang akan diterima oleh bank atas pemberian kredit
Pemgaruh Resiko KreditTerhadap Perubahan...,Quiteria Qosta Ximenes Belo & Umi Murtini
58
terhadap peminjam (debitur). Dengan kata lain spread (+8%o) yang terima oleh bank
menjadi lebih besar ketika bank memakai dana pihak II (pinjaman dari bank) jika
dibandingkan bank msmilih atau menggunakan dana pihak. Sedangkan ketika bank
memilih dana pihak III dalam pemberian kredit maka bank harus memenuhi suku bunga
simpan sebesar (8-9%\ dan jika dibandingkan dengan suku bunga kredit yang diterima
oleh bank (13-14%) maka spread yang diterima oleh bank hanya sebesar (+6%).
Dengan demikian penggunaan dana pihak II menjadi lebih menguntungkan/aman
aktivitas pemberian kredit terhadap masyarakat Adam (2009) dalam Simanjuntak
(2008).
Dalam penelitiau ini bank dianjurkan untuk lebih bijak dalam memilih sumber
dana yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan usahanya baik dalam pemberian kredit
maupun kegiatan investasi lainnya. Hal ini penting dilakukan karena kegiatan usaha
bank yang kompleks dalam memperoleh keuntungan.
Dampak dari krisis global yang terjadi dirasakan oleh investor pada sektor
perbankan. Sebagai contoh investor yang menginvestaikan dananya di saham BBRI
(Bank Rakyat Indonesia Tbk) pada tansaksi 14 Oktober 2008 capital gain yang
diperoleh sebesar Rp 400 per lembar saham, namun pada transaksi tanggal 15 Oktober
2008 besarnya capital lose yang di tanggung oleh investor Rp350. Hal ini menunjukkan
bahwa harga saham sangat berfluktuatifpada saat krisis berlangsung, sehingga investor
lebih mengutamakan capital gain yang akan di peroleh tanpa mempertimbangkan lama
kepemilikan saham. Investor cenderung memperhitungkan disposition effect dengarr
melihat apakah posisi menguntungkan ketika mau menjual saham (winning investment
position) dan menggunakan analisis teknikal dalam mengambil keputusan investasi.
Pengaruh Z-Score Terhadap Ilarga Saham.
Dari hasil perhitungan Altrnan Z-score tahun 2003 sampai dengan tahm 2OO7
diperoleh sebagian besar nilai Z-score masih di bawah 1,81 yang berarti bank-bank
tersebut masuk dalam kategori perusahaan yang berpotensi tidak sehat sehingga
mengakibatkan tingkat risiko kredit yang tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan teori Altman yang menyatakan bahwa jika
suatu
perusahaan menghasilkan Z-score lebih rendah dari 1,81 maka akan ditempatkan pada
wilayah atau posisi yang memiliki risiko kredit yang tinggi. Dengan tingginya risiko
kredit (gagal bayar) maka dalam hal ini bank lebih hati-hati dalam mengelola dana yang
tersedia. Dengan kata lain pengelolaan data yang baik penting untuk diperhatikan
dalam pemberian lcedit oleh bank. Dalam hal ini maka bank dituntut untuk bijaksana
dalam menggunakan sumber dana yang lebih tepat dalam penempatan dana pada kredit.
penelitian Beaver dalam Akhyar (2001) dan
Hasil penelitian ini
Fakhrurozie (2007),yang menyatakan bahwa para investor mengakui dan menyesuaikan
posisi yang baru dari perusahaan yang mengalami kebangkrutan yang selanjutnya rasio
kouangan tersebut memberikan informasi ke dalam harga saham. Mas'ud (2003) dalam
5g
JRAK, Februari
2010
Fakhrurszie Q007),juga memberikan gambaran bahwa rasio keuangan mempengaruhi
harga saharn, tetapi hanya sedikit dan untuk waktu tidak yang lama.
Apriliana (2005) dalam Fakhrurozie Qo07), menunjukan bahwa potensi
kebangkrutan Altrnan z-score berpengaruh terhadap harga saham, dan tentang
hubungan kebangkrutan Altman Z-score lerhadap harga saham diperoleh korelasi
sebesar 0,181 atau l9,llyo, juga diperoleh pengaruh rasio keuangan model Altman
terhadap harga saham pada perusahaan properti dar. real estate sebesar 29,34yo. Dari
kedua penelitian tersebut juga mendukung hasil penelitian ini.
SIMPULANDAl\ SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa variabel risiko kredit berpengaruh negatif terhadap
perubahan harga saham. Dalam bisnis perbankan ketika ingin mencapai return yang
tinggi maka harus berhadapan dengan risiko tinggi. Dengan demikian risiko kredit yang
terdapat pada bank jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan kerugian
bank yang kemudian mengtuangi posisi modal, menurunnya posisi modal akan
risiko kecukupan modal yang kemudian berimbas pada menurunnya
kesehatan bank, menurunnya kepercayaan masyarakat, dan kemudian menimbulkan
biaya dana yang semakin tinggi.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Penelitian ini memakai fungsi diskriminan pertama yang diestimasi oleh penelitian
Altrnan Z-score. Karena metoda ini merupakan salah satu metoda yang mengukur rasio
keuangan dalam perbankan akrbat gagal bayar dari debitur yang mengakibatkan risiko
laedit. Disarankan peneliti berikutnya tidak langsung menggunakan koefisien Altrnan
Z-score tapi dibuat dulu analisis diskriminan baru diregresikan
Ali, M. H,
DAFTARPUSTAKA
2006, Manojemen Risika, strategi perbankan Dan Dunio (Jsaho
Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Ardiani,
Barros,
A,
2007, Analisis Pengaruh Kinerja keuangan Terhadap perubahan Harga
Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta (BEJ), skripsi st
Alruntansi, Tidak dipublilwsikan (Jniversitas Nagefi Semarang.
Y,
2009, Jenis Risiko Didalam Bisnis
perbankan.
http://www.yadiebaroos.conr/2009/09/jenis-risiko-didalam-bisnisperbankan.
Pemgaruh Resiko KreditTerlradap Perubahan...,Quiteria Qosta Xmenes Belo & Umi
Mufini
60
hfrrl? Zx :3bc722ab&acd4ad4, diakses pada hari Saturday, September
12,
2009, Yogyakarta.
Edrabra, 2009, Mengapa Diperlukan Manajemen Risiko Kredil.
http:/ledratna.wordpress.com/2008/03/17lmeneapa-diperlukan-manajemenrisiko-*rediU. Diakses tanggal 17 maret 2008.
Fakhrurozie, 2007, Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank Dengan Metode Alfrnan ZScore Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta,
Skripsi Sl Alatntansi, Tidak dipublikasikon (Jniversitas Negeri Semarang.
George C, Anders S,Hideto M, dan Vincent D,2}O6,Credit Derivatives, A primer on
Credit Rislq Modeling, and Inshuments Penerbit Wharton University of
Pennsylvania. New JerseY 07458.
Ghozali, I,2}O6,Aplikasi Analisis Multivariate dengan progmm SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Hanafi, M,20}6,Manajemen Risiko. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN Yogtakarta.
Jogiyanto,H,M, 1998, Teori Poriofolio dan Analisis Investasi. Edisi
I,
BPFE
Yogtakarta.
Latif, A,2009, Bunga Kredit Tinggi, Risiko Atau Inefisien. Sumber: Harian Seputar
Indonesia"
Nasution, D,2004, Analisa Korelasi Risiko Kredit Dan Risiko Pasar Terhadap Return
Saham Pada Bank-Bank Di Indonesia" Tesis Magister Alantansi, Falailtas
Ekonomi Univ ers itas Indone s ia.
2009,
Putrq
Pertumbuhan Tingkat
Retun
http://putracenter.com/taElperhrmbuhan-tingkat-retun-saham.
Sep.23, 2009, Yogyakarta.
Riyanto,
B,
Saham.
diakses pada
tr995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat, BPFE
Yogtakarta.
Santoso; S, 2009, Pengaruh book-Value @V), Earning Per Share (EPS) Dan Debt
Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham: Studi Kasus Dengan Data Panel
Di Indonesia , Jurnal Riset Alailtansi dan Keuangan, Yol. 5, I , 2-4.
Sebayang, R, 2009, Likuiditas Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split, Stcripsi Sl Tidak
diryblikasikan Falailtas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana. Yogtakarta.
67
JRAK, Februari
2010
Setyogroho, B, 2000, Analisis Risiko Kredit Dengan Metoda Credit Risk Scorfng. Studi Kasus
Pada Debitur Bank X. Tesis 32 Tidak dipublikasikan (Jniversitas Indonesia
Sigit, S, 1999, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial Bisnis Manajemen. Fakulns
Elronomi Universitas Sarjana Wi oya Tamonsiswa Yogtakarta.
E, E, 2008,
Pengaruh Riisiko Kredit Dan Risiko Pasar Terhadap
Kebijakan Pendanaan Studi Empiris Sektor Perbankan Di Indonesia Skripsi Sl
Tidak dipublikasikan Universitqs Kristen Duta Wacana. Yogtakarta.
Simanjuntak,
Supranto, 1,1992, Statistik Teori Dan AphkasirAirlangga, Jakarto.
M, 2004, Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Kredit Dan Jaminan
Kredit Studi Kasus Pada PD BPR Bank Pasar Bantul. Slcripsi Sl Tidak
dipub I ikas ikan U nivers itas Kris ten Duta ll/acana. Yogtakarta.
Weston dan Brigham (2001), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham.
Veronicha,
http:/iv,rww.idonbiu.com/2009/05/faktor-faktor-yans-memoengaruhi
harsa.html.
diaksespadaMei 62009.
..........,2003, Indonesia Capital Markets Directory, F.CFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2004, Indonesia Capital Markets Directoryo ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2005, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition,
'. .
......
Jakaxta
..,2006, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2007, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta
..........,2008, Indonesia Capital Markets Directory, ECFIN, Fifteenth Edition, Jakarta