BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - ANALISA HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN DALAM HUBUNGAN KONTRAKTUAL (TRANSAKSI JUAL BELI) (Studi Kasus Putusan Nomor : 124/PID/2016/PT.BTN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai subjek hukum yang hidup secara berkelompok dalam suatu

  komunitas tertentu dalam suatu wilayah tertentu disebut masyrakat, dalam kehidupannya di dasari adanya suatu interaksi satu sama lainnya. Masyarakat sesuai kodratnya tidak bisa hidup sendiri, tetapi adanya saling berhubungan. Dalam kehidupan bermasyrakat, manusia hidup dipenuhi dengan berbagai kepentingan dan kebutuhan, antara kebutuhan satu dengan kebutuhan yang lain tidak saling berlainan, tetapi terkadang saling bertentangan. Agar sikap dan perbuatannya tidak merugikan kepentingan dan hak orang lain, maka hukum memberikan rambu-rambu berupa batasan-batasan tertentu sehingga manusia tidak sebebas-bebasnya berbuat dan bertingkah laku dalam rangka mencapai dan memenuhi kepentingannya itu. Sebab jika tidak ada aturan yang jelas,akan menimbulkan benturan kepentingan yang dapat mengakibatkan ketidakaturan dalam kehidupan bermasyarakat.

  Indonesia sebagai negara yang berdasarkan atas hukum sehingga kegiatan manusia atau masyarakat yang merupakan aktivitas hidupnya harus berdasarkan pada peraturan yang ada dan norma – norma yang berlaku dalam masyrakat. Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia karena hukum merupakan aturan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupannya. Dalam negara hukum,hukum merupakan tiang utama dalam menggerakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Salah satu ciri utama dari suatu negara hukum terletak pada kecenderungannya untuk menilai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyrakat atas dasar peraturan-peraturan hukum. Artinya bahwa sebuah negara dengan konsep hukum selalu mengatur setiap tindakan dan tingkah laku masyarakat berdasarkan atas undang-undang yang berlaku untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup, agar sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pancasila dan Undang

  • – undang Dasar 1945 yaitu setiap warga negara berhak atas rasa aman dan bebas dari segala bentuk kejahatan.

  Masalah kejahatan dan pelanggaran merupakan suatu fenomena yang kompleks dan rawan serta senantiasa menarik untuk dibicarakan. Salah satu kejahatan yang marak dalam kehidupan masyarakat adalah tindak pidana penipuan. Pada zaman sekarang tingkat tindak pidana penipuan selalu meningkat dan yang terjadi pada umumnya tindak pidana penipuan tersebut selalu dilakukan dengan cara membujuk dan menggerakan seseorang untuk menyerahkan barang dan perbuatan tersebut dapat menimbulkan kepercayaan atau pengakuan yang sebenarnya bohong, atas gambaran peristiwa yang sebenarnya di buat-buat sedemikian rupa sehingga kepalsuan itu dapat mengelabui orang yang biasanya berhati-hati. Dalam penipuan sering kali dipakai istilah-istilah yang hampir serupa, akan tetapi maksud yang berlainan. Modus tindak pidana penipuan dalam masyrakat banyak sekali corak ragam serta caranya, diantaranya penipuan dengan kesempatan,keadaan,alat,akal pikiran, dan tidak sedikit pula dengan menggunakan tipu muslihat.Korban tindak pidana penipuan seringkali enggan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada aparat yang berwajib yaitu aparat kepolisian, dan juga aparat penegak hukum juga sedikit kesulitan untuk memproses tindak pidana penipuan tersebut dikarenakan kesulitaannya dalam hal pembuktian yang menyatakan bahwa tindakan tersebut adalah tindak pidana penipuan.

  Tindak pidana penipuan yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah tindak penipuan dalam jual beli tanah hal ini dikarenakan tanah merupakan hal yang sangat di butuhkan dalam menunjang kehidupan, tanah merupakan dasar bagi suatu pembangunan untuk membangun tempat tinggal guna kelangsungan kehidupan maupun sebagai lahan untuk mendirikan gedung-gedung perkantoran sebagai aktifitas bisnis . Tanah sudah menjadi sumber bagi segala kepentingan hidup manusia dan menjadi bahan komoditas yang umumnya berada dan dikuasai serta dimiliki oleh orang perorangan. Permasalahan tanah ini terkadang juga menimbulkan kejahatan terhadap tanah yang kerap kali dapat menimbulkan perselisihan antar perorangan. Hal ini lebih disebabkan oleh karena ketersediaan tanah yang ada dan terbatas jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan manusia yang semakin hari semakin tinggi nilai pemenuhan akan penggunaan tanah tersebut. Hal ini menimbulkan terjadinya ketimpangan sosial/ ketidakseimbangan di dalam pemenuhannya sehingga kejahatan terhadap tanah dapat sering terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

  Kejahatan dalam hal jual beli tanah diantara penipuan dan penggelapan. Dewasa ini banyak sekali terjadi tindak pidana penipuan dengan berbagai macam bentuk danperkembangannya yang menunjuk pada semakin tingginya tingkat intelektualitas dari kejahatan penipuan yang semakin kompleks. Perbuatan penipuan itu selalu ada bahkan cenderung meningkat dan berkembang di dalam masyarakat seiring kemajuan ekonomi, padahal perbuatan penipuan tersebut dipandang dari sudut manapun sangat tercela, karena dapat menimbulkan rasa saling tidak percaya dan akibatnya merusak tata kehidupan masyarakat.

  Kejahatan penipuan (bedrog) merupakan salah satu kejahatan yang mempunyai objek terhadap harta benda. Didalam KUHP tindak pidana ini diatur dalam bab XXV dan terbentang antara pasal 378 s/d 395. Title asli bab ini adalh bedrog yang oleh banyaj ahli diterjemahkan sebagai penipuan,atau ada juga meyebutnya dengan perbuatan curang. Perkataan penipuan itu sendiri mempunyai dua pengertian, yakni :

  1) Penipuan dalam arti luas, yaitu semua kejahatan yang dirumuskan dalam BabXXV KUHP.

  2) Penipuan dalam arti sempit,ialah bentuk penipuan yang dirumuskan dalam pasal 378 KUHP (bentuk pokoknya) dan 379 (bentuk

  1 khususnya), atau yang disebut dengan Oplichting .

  Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) buku ke IIbagian

  XXV berjudul “Bedrog” yang berarti penipuan dalam arti luas, karena sesungguhnya dalam bab ini diatur sejumlah perbuatan-perbuatan yang di tujukan terhadap harta benda yang mana oleh si pelaku telah dipergunakan perbuatan- perbuatan yang bersifat menipu atau tipu muslihat.Sedangkan penipuan dalam 1 Adami Chazawi,Kejahatan Terhadap Harta Benda,(Malang : Media Nusantara

  Creative,Tahun 2016),hlm.115 bentuk pokok diatur di pasal pertama dari judul itu, yaitu Pasal 378 KUHP yang berbunyi

  2

  : ”Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

  Berdasarkan rumusan tersebut, unsur-unsur dalam perbuatan penipuan adalah: 1.

  Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri dengan melawan hukum;

  2. Menggerakkan orang untuk menyerahkan barang sesuatu atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang;

  3. Dengan menggunakan salah satu upaya atau cara penipuan (memakai nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kebohongan)

  Unsur poin ke 3 di atas yaitu mengenai upaya/cara penipuan adalah unsur

utama untuk menentukan apakah perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai

penipuan.

  Memiliki suatu benda oleh seseorang dilakukan dengan cara melawan hukum dengan penipuan, yaitu dengan perbuatan yang tidak sah: memakai nama palsu, tipu muslihat, atau rangkaian kebohongan. Seorang yang melakukan penipun, dengan kata-kata bohongnya itu, menyebabkan orang lain menyerahkan suatu benda kepadanya. Tanpa adanya kebohongan tersebut, belum tentu orang yang bersangkutan akan menyerahkan benda itu secara sukarela. Demikian halnya 2 Indonesia,Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,psl.378 yang akan dibahas dalam penelitian ini terkait penipuan dalam jual beli tanah. Pada hakikatnya Perkara jual-beli yang disertai perjanjian antara kedua pihak

  

merupakan wilayah hukum perdata. Namun sering kita dengar kasus perjanjian

jual-beli berubah menjadi perkara penipuan. Kasus perjanjian jual-beli berubah

menjadi perkara penipuan terjadi jika pada sebuah perjanjian utang-piutang atau

jual-beli, diketahui apakah ada niat untuk melakukan kejahatan dengan

menggunakan nama palsu, tipu daya atau rangkaian kebohongan, sebelum

dibuatnya perjanjian. Jika sejak awal sudah ada pemalsuan nama maka perkara

perjanjian hutang piutang atau jual-beli tersebut masuk ke ranah hukum pidana.

  Berkaitan dengan uraian tersebut diatas, adapun contoh kasus terkait dengan tindak pidana penipuan sebagaimana Penulis teliti yaitu terjadinya tindak pidana penipuan dalam jual beli tanah dalam putusan nomor : 124/PID/2016/PT.BTNyaitu penipuan dalam jual beli tanah dengan terdakwa Mustofa (Terdakwa I), Kasirin (Terdakwa II), dan Pio Hizkia Wehantaouw (Terdakwa III) dan Korbannya adalah Muljono Sutedjo dan Jasin Sutedjo.

  Penipuan jual beli tanah garapan ini berlokasi di Kampung Ranca Gede Rt. 002 Rw. 003 Desa Situgadung Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang, dengan luas tanah 16 hektare, yang mana setelah terjadi kesepatan jual beli tanah dan proses jual beli berlangsung serta penjual sudah menerima uang dari pembeli di dapatkan fakta bahwa sertifikat tanah tersebut tidak bisa dilakukan proses balik nama atas nama pembeli di karenakan di atas tanah tersebut telah terbit sertifikat Hak Guna Bangunan No.2/Situgadung atas nama PT.BSD tetapi oleh para

  

terdakwa, korban dalam hal ini pembeli tidak diberitahu bahwa tanah tersebut

  

telah bersertifikat HGB atas nama PT. BSD dan para terdakwa masih melanjutkan

transaksi jual beli sehingga tercapai kesepakatan jual beli.Akibat dari perbuatan

para terdakwa korban mengalami kerugian sebesar RP. 9.030.000.000,- (Sembilan

milyar tiga puluh juta rupiah). Karena korban merasa dirugikan, maka meminta

  kembali uang pembayaran tanah tersebut. Namun berdasarkan keterangan penjual uang hasil penjualan tanah tersebut telah di pakai terdakwa dan terdakwa tidak ada itikad baik untuk mengembalikan uang korban. Karena hal tesebut korban melaporkan kepada pihak yang berwajib dan berlanjut ke pengadilan, dalam putusan tingkat pertama Pengadilan Negeri Banten dengan putusan Nomor 1395/Pid.B/2016/PN.Tng memberikan putusan kepada terdakwa dalam kasus tersebut, berupa putusan bahwa terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penipuan yang dilakukan secara bersama-sama, atas putusan tersebut kejaksaan menyatakan banding di karenakan lamanya pidana penjara yang di jatuhkan kurang memenuhi rasa keadilan dan tidak menjadi efek jera terhadap terdakwa. oleh karena ituberangkat dari latar belakang tersebut, maka dalam penulisan hukum dalam bentuk skripsi penulis memilih judul penulisan hukum

  “ ANALISA HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA

PENIPUAN DALAM HUBUNGAN KONTRAKTUAL ATAU TRANSAKSI

JUAL BELI

  

(Studi Kasus Putusan No. 124/PID/2016/PT.BTN)”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimanakah transaksi jual beli tanah dapat menjadi tindak pidana

  penipuan?

  2. Apakah Putusan Nomor 124/PID/2016/PT BTN mengelaborasi asas

  kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan?

  3. Apakah hakim Pengadilan Tinggi Banten dalam putusan perkara

  Nomor 124/PID/2016/PT BTN telah menerapkan hukum dengan tepat?

C. Tujuan Penilitian

  Tujuan utama yang hendak dicapai dalam penelitian ini dan diharapkan dapat mencapai sasaran pokok adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui bagaimanakah transaksi jual beli tanah dapat menjadi tindak pidana penipuan .

  2. Untuk mengetahui apakah Putusan Nomor 124/PID/2016/PT BTN

  mengelaborasi asas kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatan

  3. Untuk menegtahui apakah hakim Pengadilan Tinggi Tangerang dalam

  putusan perkara nomor 124/PID/2016/PT BTN telah menerapkan hukum dengan tepat.

D. Manfaat Penelitian

  Melalui penulisan ini diharapkan dapat diperoleh manfaat serta kegunaan baik dari segi teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut :

  1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya hukum pidana dan juga yang memiliki minat melakukan penelitian tentang tindak pidana penipuan yang dilakukan secara bersama-sama dalam hubungan kontraktual.

  2. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap pembangunan dibidang hukum dan kesadaran hukum masyarakat pada umumnya.

E. Definisi Operasional

  Untuk memahami pembahasan,serta untuk mencegah adanya kesalahan terhadap isi tulisan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan definisi operasional yang terkait dengan judul tulisan. Adapun definisi operasional atau Istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Tindak Pidana adalah Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana

  3 tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.

  Tindak Pidana yang dimaksud dalam hal ini adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik yag disebut dalam KUHPmaupun peraturan PerundangUndangan lainnya.

  2. Penipuan menurut KUHP adalah dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara melawan hukum, baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat, maupun dengan karangan perkataan- perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana

  

4

  penjara paling lama empat taun

  3. Dilakukan secara bersama-sama (Penyertaan) Penyertaan dalam tindak pidana adalah sesuai ketentuan Pasal 55 ayat

  5

  ke (1) KUHP yaitu : “Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:

  1) mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukandan yang turut serta melakukan perbuatan:

  2) mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan,ancaman atau penyesatan,atau dengan memberi kesempatan,sarana atau keterangan,sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan. 3

  ” 4 Moeljatno,Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rieneka Cipta,Tahun 2018), hal 59 5 Indonesia,KitabUndang-undang Hukum Pidana,Op.cit,Psl.378

  Ibid , Psl. 55 ayat (1)

  4. Jual Beli Tanah Jual-beli adalah suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang,sedang pihak yang lain (si pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan

  6

  hak milik tersebut. Sedangkan Pengertian Jual Beli Tanah Menurut

  Pasal 1457 KUHPdtJual beli Tanah adalah suatu perjanjian dimana pihak yang mempunyai tanah yang disebut “Penjual”, berjanji dan mengikatkan diri untuk menyerahkan haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain, yang disebut “Pembeli”. Sedangkan pihak pembeli berjanji dan mengikatkan untuk membayar harga yang telah disetujui yang dijual belikan menurut ketentuan Hukum Barat ini

  7 .

  adalah apa yang disebut “tanah-tanah hak barat”

  5. Putusan Pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam siding pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara

  8 yang diatur dalam Undang-undang ini.

F. Metode Penelitian

  M enurut Soerjono Soekamto bahwa “ Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berdasarkan pada metode sistematika dan pemikiran tertentu 6 7 Prof.Soebekti,Aneka Perjanjian,(Bandung: Citra Aditya Bakti, Tahun 2014),hlm.1 8 Indonesia, Kitab Undang-undang Hukum Perdata,Psl. 1457 R.Soenarto Soerodibroto, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, (Jakarta:

  Rajagrafindo Persada,Tahun:2014) hlm.360 Pasal1 angka 11 b yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu 9 Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha dengan jalan membuat analisis”. semaksimal mungkin untuk mendapatkan data-data, atau fakta-fakta, serta keterangan-keterangan dari sumber yang dapat dipercaya, dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Adapun yang dimaksud dengan metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang berdasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau 10 beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan membuat analisis , sehingga untuk memperoleh data guna mengetahui lebih jelas suatu permasalahan yang sedang dihadapi dan atau terjadi dilapangan dapat dirumuskan kesimpulan dan diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi secara sistematik, faktual dan relevan. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Pendekatan

  Karena dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Perundang- undangan (Statute-Approach) dan pendekatan konsep (Conceptual

  approach ). Pendekatan perundang-undangan adalah suatu pendekatan

  yang meneliti berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus

  11

  tema sentral penelitian . Sedangkan pendekatan konsep yaitu

  9 10 Soerjono Soekamto,Pengantar Penelitian Hukum. (Jakarta: Universitas Indonesia, 2008), Hal. 43

Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif. (Jakarta: Bayumedia,2006),

11 Hal.295.

  Ibid

  12 berkenaan dengan konsep-konsep yuridis yang berisi peraturan .

  Dalam penelitian ini peraturan yang dimaksud adalah peraturan yang mengatur tentangtindak pidana penipuan Namun demikian, peneliti juga melakukan studi kepustakaan tidak saja terhadap bahan Perundang-undangan, tetapi juga disertai teori-teori dan pendapat para ahli hukum.

  2. Tipe Penilitian

  Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analitis dalam arti menguraikan perkara perihal tindak pidana penipuan secara keseluruhan mulai dari deskripsi perkara sampai tinjauanhukum, kemudian dilakukan analisis.

  3. Sumber dan Jenis Data a.

  Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dasar berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku pustaka yang ruang lingkupnya sangat luas melipuyi data informasi, penelaah dokumen seperti Putusan Nomor 1395/Pid.B/2016/PN.Tng dan Putusan Nomor 124/PID/2016/PT BTN tentang Tindak Pidana Penipuan yang dilakukan secara bersama-sama dalam jual beli tanah dan bahan kepustakaan seperti buu-buku literature dan arsip yang berkaitan dengan 12 masalah yang dibahas.

  Ibid., hal.306. b.

  Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah berupa sumber data sekunder adalah bahan-bahan kepustakaan yang dapat berupa dokumen, buku-buku,laporan,arsip, literature yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, adapun bahan hukum yang digunakan adalah yaitu diantaranya sebagai berikut : 1)

  Bahan Hukum Primer yaitu hukum atau bahan pustaka yangmempunyai kekuatan hukum mengikat secara yuridis, antara lain: undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, Undang- undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,Putusan Pengadilan Negeri Banten Nomor 1395/Pid.B/2016/PN.Tng dan Putusan Pengadilan Tinggi Banten Nomor 124/PID/2016/PT BTN

  2) Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, makalah, modul, pendapat ahli hukum, artikel, jurnal, internet, yang berkaitan dengan apa yang diteliti

  3) Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, antara lain Kamus hukum ,Ensiklopedia hukum dan bahan dari media internet yang reevan dengan penelitian ini.

  4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan prosedur pengumpulan bahan hukum sebagai berikut: a.

  Penelitian kepustakaan (library research) untuk mendapatkan data sekunder yaitu melalui penelusuran literarur dengan tujuan untuk memperoleh bahan-bahan hukum.

  b.

  Membaca bahan hukum primer,sekunder dan tersier, berupa peraturan,perundang-undangan, hasil penelitian, buku-buku, jurnal,artikel,dan berita-berita dalm surat kabar atau majalah, ensiklopedia dan kamus

  5. Metode Pengolahan dan Analisa Bahan Hukum

  Pengolahan Bahan Hukum dalam metode penelitian merupakan suatu sistem atau cara untuk memperoleh data, yang berguna mengetahu lebih jelas suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam penulisan skripsi ini pengolahan bahan hukum dilakukan secara dedukitf yaitu dengan cara menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi di lapangan. Dari data-data yang telah terkumpul tersebut, kemudian penulis menganalisa data secara kualitatif yaitu memusatkan perhatianya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan keseluruhan data yang diperoleh, dirangkum, diteliti, dan dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh sehungga dapat menghasilkan data yang akurat kemudian dijabarkan dengan kalimat-

  13 kalimat .

G. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab guna memperjelas maksud dan tujuan masalah yang diteliti, maka berikut urutan dan tata letak masing-masing bab :

  BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab yang memberikan ilustrasi guna memberikan

  informasi yang bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

  BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA DAN PEMIDANAAN Bab ini beisi tinjaun umum tentang Tindak Pidana dan Pemidanaan.

13 Burhan Ashofa, Metode Penelitan hukum, (Jakarta : Rineka Cipta,1998).Hal.20-21.

  

BAB III TINDAK PIDANA PENIPUAN DALAM TRANSAKSI

JUAL BELI (HUBUNGAN KONTRAKTUAL) Bab ini berisi tentang Tindak Pidana yang terjadi dalam Hubungan Kontraktual atau dalam Transaki Jual Beli. BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA KASUS Pada Bab ini penulis akan menganalisis secara yuridis dan

  membahas serta menjawab semua perumusan masalah yaitu mengenai bagaimana jual beli dapat menjadi pidana dan analisa Kasus terkait pertimbangan hakim dalam penerpan hukum (asas Keadilan,Kepastian dan Kemnafaatan Hukum) dan penjatuhan pidana pada putusun.

  BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan dan

  saran dari hasil penulisan yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang telah diidentifikasikan.

Dokumen yang terkait

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UEU Undergraduate 10895 BAB I.Image.Marked

0 0 12

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA ORANGTUA YANG MEMPUNYAI ANAK REMAJA DI KOMPLEK XXX GEBANG RAYA, PERIUK, TANGERANG

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING, CAPITAL) TERHADAP RETURN SAHAM TAHUN 2014-2016

0 1 16

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KESADARAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN PAJAK, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI WILAYAH KELURAHAN KEBON JERUK

0 1 23

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN UTANG, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Perusahaan Property, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017)

0 0 9

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN, PADA SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTA

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), TOTAL ASSET TURN OVER (TATO), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2017)

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - TANGGUNG JAWAB PENJUAL ATAS JUAL BELI TANAH BERDASARKAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 416/PDT.G/2015/PN.SMG)

0 0 13

Nomor : 135Pdt.G2014PN.Jmr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

0 0 63

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDIKASI GEOGRAFIS YANG TELAH DIDAFTARKAN SEBAGAI MEREK (Analisis Kasus Kopi Toraja yang didaftarkan Sebagai Merek “Toarco Toraja Coffee” Oleh PT Toarco Jaya

1 1 22