41 ANALISIS PENGARUH JENIS KELAMIN, IPK, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP TINGKAT FINANCIAL LITERACY PADA MAHASISWA S1 STIE PELITA INDONESIA PEKANBARU ANALYSIS OF EFFECT OF GENDER, GPA AND WORK EXPERIENCE ON EVEL OF FINANCIAL LITERACY OF UNDERGRADUATE STUDEN
ANALISIS PENGARUH JENIS KELAMIN, IPK, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP TINGKAT FINANCIAL LITERACY PADA MAHASISWA S1 STIE PELITA INDONESIA PEKANBARU
ANALYSIS OF EFFECT OF GENDER, GPA AND WORK EXPERIENCE ON EVEL OF
FINANCIAL LITERACY OF UNDERGRADUATE STUDENTS STIE PELITA INDONESIA PEKANBARU
1 Mimelientesa Irman 2 dan Fadrul
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia
1 2 Teshairman@ymail.com , Fadrulwf@gmail.com
ABSTRACT
Financial literacy is currently considered very important because financial literacy can be used as a way out of various economic difficulties, especially poverty. This study aims to examine the effect of sociodemographic factors, namely gender, work experience, age and GPA factors on the level of financial literacy in Pekanbaru City. To obtain the data needed, data collection in the form of a questionnaire is used. Respondents studied were 348 students from state universities (University of Riau and Syarif Hidayatullah State Islamic University) and Private Universities (Islamic Univ of Riau, Lancang Kuning University, Muhammadiyah Riau University and STIE Pelita Indonesia) which are in Pekanbaru City. The data analysis technique used in this study is descriptive analysis and binary logistics test. Based on the results of the Binier Logistics test showed that gender and age factors do not affect the financial literacy of Students. While the work experience factors influence the financial literacy of Students, meaning that students who have had work experience have gained a lot of financial knowledge from their work environment and are familiar with financial products. And the academic ability factor (GPA) influences the financial literacy of Students, meaning that students with GPA> 3.00 have higher financial literacy compared to GPA students <3.00.
Keywords: Gender, Work Experience, Age, Grade Point Average (GPA), Financial Literacy (Financial Knowledge, Financial Behavior, Financial Attitude)
ABSTRAK
Literasi keuangan saat ini dianggap sangat penting dikarenakan literasi keuangan dapat digunakan sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitas ekonomi, terutama kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh factor sosiodemografi yaitu faktor gender, pengalaman kerja, usia dan IPK terhadap tingkat literasi keuangan Kota Pekanbaru. Untuk memperoleh data yang di perlukan maka digunakan pengumpulan data berupa kuesioner, Responden yang diteliti adalah sebanyak 348 orang mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri ( Universitas Riau dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) dan Perguruan Tinggi Swasta (Univ Islam Riau, Univ Lancang Kuning, Univ Muhammadiyah Riau dan STIE Pelita Indonesia) yang berada di kota pekanbaru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif dan Uji Logistik Biner. Berdasarkan hasil uji Logistik Binier yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor gender dan usia tidak berpengaruh terhadap financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru. Sedangkan faktor pengalaman kerja berpengaruh terhadap financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru artinya mahasiswa yang sudah pernah memiliki pengalaman kerja banyak Literasi keuangan saat ini dianggap sangat penting dikarenakan literasi keuangan dapat digunakan sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitas ekonomi, terutama kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh factor sosiodemografi yaitu faktor gender, pengalaman kerja, usia dan IPK terhadap tingkat literasi keuangan Kota Pekanbaru. Untuk memperoleh data yang di perlukan maka digunakan pengumpulan data berupa kuesioner, Responden yang diteliti adalah sebanyak 348 orang mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri ( Universitas Riau dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) dan Perguruan Tinggi Swasta (Univ Islam Riau, Univ Lancang Kuning, Univ Muhammadiyah Riau dan STIE Pelita Indonesia) yang berada di kota pekanbaru. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif dan Uji Logistik Biner. Berdasarkan hasil uji Logistik Binier yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor gender dan usia tidak berpengaruh terhadap financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru. Sedangkan faktor pengalaman kerja berpengaruh terhadap financial literacy Mahasiswa Perguruan Tinggi Kota Pekanbaru artinya mahasiswa yang sudah pernah memiliki pengalaman kerja banyak
Kata kunci : Jenis kelamin, Pengalaman Kerja, Usia, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Financial Literacy (Financial Knowledge, Financial Behaviour, Financial Attitude)
PENDAHULUAN
dengan kemampuan Kecerdasan financial merupakan
bersama-sama
membaca dan matematik merupakan kunci salah satu aspek penting dalam kehidupan
untuk dapat menjadi konsumen yang saat ini. Kecerdasan financial adalah
cerdas, mengelola kredit dan mendanai kecerdasan dalam mengelola asset pribadi
pendidikan tinggi, saving dan investing. (Widayati,2012). Individu harus memiliki
Penelitian yang berkaitan dengan tingkat suatu pengetahuan dan keterampilan untuk
literasi keuangan di kalangan mahasiswa mengelola sumber keuangan pribadinya
khususnya di Indonesia masih jarang secara efektif demi kesejahteraannya.
dilakukan. Disini juga menjadi salah satu Selain menetapkan keputusan keuangan
dasar mengapa edukasi financialliteracy jangka pendek juga harus memikirkan
sangat diperlukan bukan hanya di kalangan keputusan keuangan jangka panjang
mahasiswa melainkan masyarakat luas. seperti
Pola hidup konsumtif yang tidak perencanaan pendidikan untuk anak-
sesuai dengan kemampuan pendapatan dan anaknya.
kondisi keuangan menyebabkan tagihan berkembang dalam beberapa tahun
yang membengkak akibat dari system terakhir dan mendapatkan perhatian yang
bunga berbunga. Tagihan-tagihan yang lebih, khususnya pada Negara-negara
membengkak dan kemampuan membayar maju. Istilah literasi keuangan adalah
yang rendah akhirnya mengakibatkan kemampuan seorang individu untuk
munculnya kredit macet. Tingginya kredit mengambil
macet tersebut juga merupakan salah satu pengaturan keuangan pribadinya.
indikasi rendahnya literasi keuangan Literasi keuangan juga merupakan
sebagian masyarakat kita, sebagaimana kebutuhan dasar bagi setiap orang agar
yang dinyatakan pada Cetak Biru Edukasi terhindar
Masyarakat di Bidang Perbankan ( 2007 ) Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi
dari masalah
keuangan.
bahwa “ baseline survey tingkat literasi dari pendapatan semata ( rendahnya
dan pemahaman masyarakat terhadap pendapatan ), kesulitan keuangan juga
produk keuangan dan perbankan tahun dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam
2006 memberikan kesimpulan bahwa pengelolaan keuangan ( miss management
edukasi kepada masyarakat dibidang ) seperti kesalahan penggunaan kredit, dan
perbankan sangat tidak adanya perencanaan keuangan.
Keterbatasan financial dapat menyebabkan Literasi keuangan juga merupakan stress, dan rendahnya kepercayaan diri,
kebutuhan dasar bagi setiap orang agar bahkan untuk sebagian keluarga kondisi
masalah keuangan. tersebut dapat berujung pada perceraian.
terhindar
dari
Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi Memiliki literasi keuangan, merupakan hal
dari pendapatan semata ( rendahnya vital untuk mendapatkan kehidupan yang
pendapatan ), kesulitan keuangan juga sejahtera, dan berkualitas. Lebih lanjut
dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam dijelaskan bahwa literasi keuangan
pengelolaan keuangan ( miss management
) seperti kesalahan penggunaan kredit, dan negeri kita dan atas dasar tersebut juga tidak adanya perencanaan keuangan.
wawasan atau cakupan pandangan Keterbatasan financial dapat menyebabkan
mahasiswa dalam mengelola keuangannya stress, dan rendahnya kepercayaan diri,
harus di tingkatkan.
bahkan untuk sebagian keluarga kondisi
Bestari (2012) tersebut dapat berujung pada perceraian.
Nidar
dan
bahwa perekonomian Memiliki literasi keuangan, merupakan hal
menjelaskan
nasional tidak akan berpengaruh pada vital untuk mendapatkan kehidupan yang
krisis keuangan global jika masyarakat sejahtera, dan berkualitas. Lebih lanjut
memahami system keuangan. Kesalah dijelaskan bahwa literasi keuangan
pahaman menyebabkan banyak orang bersama-sama
mengalami kerugian keuangan, sebagai membaca dan matematik merupakan kunci
dengan
kemampuan
akibat dari pengeluaran yang boros dan untuk dapat menjadi konsumen yang
bijaksana dalam cerdas, mengelola kredit dan mendanai
konsumsi,
tidak
penggunaan kartu kredit, dan menghitung pendidikan tinggi, saving dan investing.
perbedaan antara kredit konsumen dan Penelitian yang berkaitan dengan tingkat
pinjaman bank. Selain itu, kurangnya literasi keuangan di kalangan mahasiswa
tentang keuangan khususnya di Indonesia masih jarang
pengetahuan
menyebabkan seseorang sulit untuk dilakukan. Disini juga menjadi salah satu
melakukan investasi atau mengakses ke dasar mengapa edukasi financial literacy
pasar keuangan.
masa perkuliahanya, mahasiswa melainkan masyarakat luas.
sangat diperlukan bukan hanya di kalangan
Dalam
mahasiswa sekolah tinggi ilmu ekonomi Literasi keuangan juga saat ini
Pelita Indonesia mendapatkan materi- dianggap sangat penting dibandingkan
materi mengenai keuangan ataupun sebelumnya, hal ini dikarenakan literasi
ekonomi dikelas. Hal tersebut seharusnya keuangan dapat digunakan sebagai jalan
dapat memperkaya wawasan tentang keluar dari berbagai kesulitas ekonomi,
keuangan maupun ekonomi yang akhirnya terutama kemiskinan. Literasi keuangan
menambah pengetahuan keuangan atau sangat berkaitan dengan kesejahteraan
literasi keuangannya. Namun, pada seorang individu. Pengetahuan keuangan
kenyataannya beberapa mahasiswa masih dan keterampilan dalam mengelola
belum mampu memahami dan mengelola keuangan pribadi sangat penting dalam
keuangan pribadinya dengan baik. Bahkan kehidupan sehari-hari. Krishna, Rofaida
beberapa mahasiswa masih menganggap dan Sari (2010), menjelaskan bahwa
kegiatan keuangan seperti asuransi, literasi keuangan membantu individu agar
investasi di pasar modal adalah hal yang terhindar dari masalah keuangan.
tidak penting. Selain itu, beberapa Sebagaimana di jelaskan oleh
mahasiswa juga masih terjebak dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang
investasi yang mengatasnamakan MLM ( dikutip dari situs resmi ( www.ojk.go.id ),
Multi Level Marketing ). Hal ini dapat bahwa Indeks Literasi Keuangan di
disebabkan karena kurangnya kesadaran Kepulauan Riau menurut hasil survey
dan pengetahuan dan pemahaman tahun 2016 adalah sebesar 29.45% Oleh
keuangan yang baik.
karena itu, mahasiswa sangat berperan Penelitian ini tertuju kepada penting dalam meningkatkan indeks
mahasiswa/i S1 STIE Pelita Indonesia tersebut karena pentingnya literasi
Pekanbaru. Menurut Nababan dan Sadalia keuangan bukan hanya meningkatkan ilmu
(2012), menyatakan bahwa kemampuan pengetahuan
melainkan membangun seorang individu dalam hal keuangan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa
dalam di lihat dari kebiasaan seseorang disini juga merupakan calon atau benih
dalam mengambil keputusan hal keuangan yang akan melanjutkan perekonomian di
sehari-harinya. Berikut hasil pra-survey sehari-harinya. Berikut hasil pra-survey
menunjukan persentase hanya sebesar 40% berkaitan dengan personal finance :
dari mahasiswa, hal ini menunjukan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum
Tabel 1 Frekuensi Financial Behaviour
memikirkan kondisi keuangannya dimasa
Mahasiswa STIE PI
yang akan datang. Pernyataan terakhir
PERNYATAAN TENTANG
yaitu
keenam
berkaitan dengan
NO PERSONAL FINANCE BEHAVIOUR
pengeluaran, hanya sebesar 45% dari
1 Membayar tagihan tepat waktu (
mahasiswa
yang
disurvei yang
misalnya : listrik, pulsa pasca
dan mengatur
bayar, dan lain-lain) 2 Membuat anggaran pengeluaran
pengeluarannya dengan baik.
dan belanja ( harian, bulanan, dan
kurangnya tingkat
lain-lain)
pengetahuan mahasiswa akan pentingnya
3 Mencatat pengeluaran
literasi keuangan. Maka, BEI Perwakilan
4 Menyediakan dana untuk pengeluaran dana tak terduga (
Riau berusaha meningkatkan pengetahuan
emergency fund )
mahasiswa akan produk-produk investasi
5 Menabung secara periodik
dan manajemen keuangan pribadi dengan
6 Membandingkan harga antar
melakukan edukasi tentang financial
toko/swalayan /supermarket sebelum memutuskan untuk
literacy. Upaya pengembangan ini
melakukan pembelian
dilakukan dengan menanda-tangani MOU
( Memorandum of understanding ) dengan Sumber : Pra-survey kuesioner, 2017 .
beberapa perguruan tinggi di Kota Pekanbaru. Edukasi financial literacy ini
Hasil survei pada 20 mahasiswa/i ditujukan pada dua universitas negeri yaitu S1 STIE Pelita Indonesia menunjukan
Universitas Riau dan UIN Sultan Syarif hasil bahwa literasi keuangan mahasiswa
Kasim, dan empat universitas swasta yaitu yaitu hanya sebesar 40%. Ini berarti
Universitas Politeknik Caltex Riau, pengetahuan dan kemampuan seorang
Muhammadiyah Riau, mahasiswa mengambil keputusan dalam
Universitas
Universitas Lancang Kuning dan STIE hal keuangan masih dalam kategori
Pelita Indonesia (Market, 2016). rendah. Ini dapat dilihat dari, Pernyataan
Banyak peneliti yang dilakukan pertama
pada mahasiswa dan hasilnya menunjukan manajemen uang ( money management )
bahwa pengetahuan tentang literasi sebanyak 70% mahasiswa yang membayar
keuangan masih sangat rendah. Mahasiswa tagihan tepat waktu. Kemudian pernyataan
sebagai generasi muda sejak dini harus kedua yang berkaitan dengan pembuatan
memiliki pengetahuan di bidang personal anggaran, hanya sebesar 25% dari
finance karena pengetahuan tersebut akan mahasiswa yang membuat anggaran dalam
membantu mahasiswa dalam mengatur pengeluaran / belanja. Hasil persentase
keuangannya di masa depan. Wijayanti sebesar 20% juga menunjukan rendahnya
(2016) menjelaskan bahwa mahasiswa literasi keuangan mahasiswa pada
yang memiliki pengetahuan yang rendah pernyataan ketiga yaitu berkaitan dengan
akan membuat keputusan salah dalam pencatatan ( record ). Pernyataan ke-
keuangan mereka. Hal ini menunjukan empat bertujuan untuk melihat apakah
bahwa pengetahuan di bidang personal responden mengelola resikonya dengan
finance akan mempengaruhi mahasiswa menyediakan dana untuk pengeluaran dana
dalam mengambil keputusan yang baik. tak terduga, dalam pernyataan ini juga
Mereka juga mengkategorikan literasi hanya sebesar 40% dari mahasiswa yang
keuangan menjadi tiga kelompok, yaitu 1) melakukannya. Kemudia pada pernyataan
< 60% yang berarti individu memiliki ke-lima yang bertujuan untuk melihat
pengetahuan tentang keuangan yang pengetahuan tentang keuangan yang
belum pernah bekerja.
yang sedang dan 3) > 80% yang Tujuan pada penelitian ini adalah menunjukan bahwa individu memiliki
untuk menganalisis pengaruh jenis pengetahuan keuangan yang tinggi.
kelamin, ipk dan pengalaman kerja Wijayanti (2016) juga melakukan
terhadap tingkat financial literacy pada penelitian tentang literasi keuangan
mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia terhadap mahasiswa dan menemukan
Pekanbaru.
bahwa tingkat literasi keuangan berada
Pengertian Literasi Keuangan
dalam kategori yang rendah. Penelitian ini Financial literacy mempelajari juga menjelaskan bahwa laki-laki lebih
tentang angka-angka dalam laporan memahami literasi keuangan dibandingkan
keuangan, memahami bahasa bisnis, serta dengan perempuan. Hasil penelitian serupa
memahami arti dari sebuah bisnis itu juga dikemukakan oleh Haiyang Chen and
sendiri. Jadi, jika dilihat dari sisi bisnis Ronald P Volpe (2002). Hasil study
financial literacy atau disebut juga dengan penelitiannya juga menemukakan bahwa
kecerdasan secara financial merupakan mahasiswa berjenis kelamin laki-laki
suatu cara untuk membaca dan memahami memiliki
isi laporan keuangan dan mengajarkan keuangan
bagaimana seorang dibandingkan dengan perempuan.
entrepreneur dapat mengambil suata Nababan dan Sadalia (2013)
keputusan yang tepat dan bertindak secara melakukan penelitian tentang literasi
cerdas terhadap laporan keuangan. keuangan terhadap mahasiswa. Dalam
Literacy keuangan terjadi ketika penelitiannya menemukan bahwa tingkat
individu memiliki sekumpulan keahlian literasi keuangan mahasiswa masih berada
dan kemampuan yang membuat orang dalam kategori yang rendah. Penelitian ini
tersebut mampu memanfaatkan sumber juga menemukakan bahwa mahasiswa
daya yang ada untuk mencapai tujuan. yang memiliki IPK < 3 kemungkinan
Huston (2010), menyatakan bahwa memiliki tingkat literasi yang rendah
pengetahuan financial merupakan dimensi dibandingkan dengan mahasiswa yang
yang tidak terpisahkan dari literasi memiliki IPK >= 3. Hasil penelitian yang
belum dapat sama juga dilakukan oleh Septi Maulani
financial,
namun
menggambarkan literasi financial. Edukasi (2016).
Penelitiannya menemukakan keuangan yang dimaksud termaksud dalam mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi
mengelola asset keuangan pribadi. kemungkinan
Definisi financial literacy adalah keputusan dalam hal keuangan yang lebih
dapat
mengambilan
mencakup kemampuan seseorang untuk baik dibandingkan mahasiswa yang
membedakan pilihan keuangan, membahas memiliki IPK yang rendah. Selanjutnya
uang dan masalah keuangan tanpa merasa Alfin Shalahuddinta dan Susanti (2014)
ketidaknyamanan, merencanakan masa juga melakukan penelitian tentang literasi
depan dan menanggapi kompeten untuk keuangan terhadap mahasiswa. Dalam
peristiwa di ekonomi secara umum ( Sari, penelitiannya
2015). Kecerdasan financial adalah tingkat literasi keuangan mahasiswa juga
menemukakan
bahwa
kemampuan seseorang untuk mengelola masih dalam kategori yang rendah.
sumber daya baik didalam dirinya sendiri Penelitian ini juga menemukakan bahwa
dirinya untuk seorang mahasiswa yang memiliki paruh
maupun
diluar
memaksimalkan potensi dalam mengelola kerja dan sudah pernah bekerja memiliki
keuangannya.
kemampuan dalam pengaturan hal Menurut Studi Zahroh (2014) telah keuangan
mengidentifikasi bahwa keberhasilan keuangan dapat dilakukan jika ada mengidentifikasi bahwa keberhasilan keuangan dapat dilakukan jika ada
antara laki-laki dan perempuan. Jenis keuangan pribadi mahasiswa sangat
kelamin adalah suatu konsep biologis dan penting karena keterampilan pengelolaan
fisiologis yang membedakan antara laki- keuangan
laki dan perempuan yang tidak dapat pengalaman kegiatan keuangan yang nyata
mahasiswa
memberikan
ditukar karena keadaan alamiah manusia untuk masa depan. Ia juga menyatakan
yang sudah melekat pada diri manusia bahwa
sejak lahir (Amaliyah dan Witiastuti, pekerjaan paruh waktu lebih paham
tentang tabungan,
Wanita dan prima memiliki pengelolaan uang, kredit, asuransi dan
penganggaran,
kondisi-kondisi khusus yang berbeda, baik investasi daripada yang tidak memiliki
dari segi fisik biologis, maupun dari segi pekerjaan.
Perbedaan tersebut Kemudian mahasiswa perempuan
psikologisnya.
merupakan sumber dari perbedaan fungsi kemungkinan besar menyimpan anggaran
dan peran yang diemban oleh wanita dan yang
pria. Jika memperhatikan perbedaan peran perencanaan terlebih dahulu, menyimpan
dan fungsi yang diemban wanita dan pria, struk dan pembelanjaan dan nota ATM.
maka akan terlihat bahwa pergerakan atau Mahasiswa perempuan dinilai memiliki
perjalanan yang dilakukan oleh wanita pemikiran sebelumnya saat akan membeli
memiliki pola yang berbeda dengan sesuatu daripada mahasiswa laki-laki.
pergerakan atau perjalanan yang dilakukan Responden perempuan juga lebih cepat
oleh pria (Amaliyah dan Witiastuti, 2015). merasakan penyesalan saat membeli
Margaretha dan Pambudhi (2015) barang yang tidak dibutuhkan dan
jenis kelamin mengutang saat tidak mempunyai uang.
menyatakan
bahwa
mempengaruhi literasi keuangan. Nababan Beberapa penelitian juga menyatakan
dan sadalia (2012) menyatakan bahwa bahwa mahasiswa perempuan lebih baik
laki-laki cenderung memiliki literasi dalam mengelola keuangan daripada
keuangan personal yang lebih tinggi mahasiswa
dibandingkan perempuan. Laki-laki tidak mahasiswa perempuan lebih tekun untuk
laki-laki
dikarenakan
banyak mempertimbangkan variabel- memahami hal-hal yang berkaitan dengan
variabel yang berhubungan dengan pemahaman
keputusan investasinya, karena karakter perempuan juga dinilai lebih sering
keuangan.
Mahasiswa
laki-laki berbanding terbalik dengan membuat perencanaan keuangan lebih baik
perempuan yaitu sangat mandiri, tidak dalam jangka pendek maupun jangka
terlalu emosional, sangat logis, mudah panjang. Hal ini dikarenakan perempuan
membuat keputusan, sangat percaya diri, lebih merasa cemas dan takut akan
dan tidak terlalu membutuhkan rasa aman. permasalahan
Perempuan cenderung lebih berhati-hati menyebabkan mereka lebih berhati-hati
keuangan,
sehingga
dalam membuat keputusan keuangan. Ini (Rita dan Ningsih, 2010)
menunjukan bahwa laki-laki lebih berani
Jenis Kelamin
dalam mengambil keputusan mengenai Jenis kelamin (sex) adalah
dibandingkan perempuan perbedaan antara perempuan dan laki-laki
keuangan
(Christanti dan Mahastanti, 2011). secara biologis sejak seseorang lahir
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
(Hungu, 2007). Menurut Ariadi dkk. Siregar (2012) menyatakan bahwa (2015), jenis kelamin adalah perbedaan
prestasi belajar adalah hasil usaha dari biologis dan fisiologis yang dapat
semua kegiatan yang dilakukan oleh membedakan laki-laki dan perempuan.
mahasiswa, baik dari belajar, pengalaman Robb dan Sharpe (2009) mendefinisikan
dan latihan dari sesuatu kegiatan. Cara jenis kelamin adalah suatu konsep
untuk mengetahui hasil dari belajar ini untuk mengetahui hasil dari belajar ini
melalui tes hasil belajar dapat dinyatakan
Keterangan :
dalam bentuk nilai yang bersifat kuantitatif
: Jumlah dalam angka 0 sampai 4 atau A, B, C, D,
SKS : Bobot sks mata kuliah
E. Tingkatan nilai test ini diatur menurut N : Bobot nilai mata kuliah yang ranking dan diformulasikan dalam bentuk
bersangkutan
indeks prestasi (IP).
Indesk Prestasi (IP) yaitu indeks Bobot sks dan nilai (N) yang prestasi yang dihitung pada setiap akhir
diperhitungkan dalam indeks prestasi semester yang digunakan sebagai dasar
semesteran adalah dari seluruh mata kuliah untuk mengetahui keberhasilan belajar dari
yang ditempuh pada semester yang semua mata kuliah yang diikuti pada
bersangkutan, sedang dalam IP Kumulatif semester yang bersangkutan. Indeks
adalah dari seluruh mata kuliah yang Prestasi Kumulatif (IPK) yaitu indeks
pernah ditempuh sampai dengan semester prestasi yang dihitung pada akhir suatu
yang bersangkutan ( bila diulang maka program pendidikan lengkap atau pada
hanya diperhitungkan yang terakhir), serta akhir semester kedua dan seterusnya untuk
dalam IP akhir adalah dari seluruh mata seluruh mata kuliah yang di ambilnya,
kuliah yang telah dinyatakan lulus. Indeks yang dinyatakan dengan rentangan angka
prestasi menggunakan angka desimal 0,00 – 4,00 (Siregar, 2006).
dengan dua angka dibelakang koma ( Salam (2004) menyatakan bahwa
Departemen Agama Institute Agama Islam indeks prestasi adalah angka yang
Negeri Walisongo, 2009). menunjukan tingkat keberhasilan prestasi
Cude et al. (2006) menyatakan mahasiswa untuk satu semester menurut
bahwa mahasiswa yang memiliki indeks sistem kredit semester. Macam-macam
prestasi kumulatif yang lebih tinggi akan Indeks Prestasi menurut Departemen
memiliki keuangan yang kebih baik Agama Insitute Agama Islam NEgeri
dibandingkan dengan mahasiswa yang Walisongo (2009), yaitu :
memiliki indeks prestasi kumulatif yang Indeks Prestasi Semester (IP
rendah. Nababan dan Sadalia (2012) Semesteran), yaitu indeks prestasi yang
menemukan adanya dampak positif tingkat diperoleh dari penilaian hasil belajar
intelektual mahasiswa terhadap tingkat seluruh mata kuliah dalam satu semester.
literasi keuangan mahasiswa. Sabri et al. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK),
dalam Margaretha dan Pambudhi (2015), yaitu indeks prestasi yang diperoleh dari
menjelaskan bahwa mahasiswa yang penilaian hasil belajar seluruh mata kuliah
memiliki IPK yang lebih tinggi memiliki yang pernah ditempuh semenjak semester
permasalahan keuangan yang lebih sedikit pertama sampai dengan semester terakhir (
dibandingkan mahasiswa yang memiliki saat dilakukan perhitungan IPK ).
IPK yang lebih rendah. Habshick et al. Indeks Prestasi Akhir (IP akhir),
menyatakan bahwa IPK yaitu indeks prestasi yang diperoleh dari
berpengaruh positif dan tidak langsung penilaian hasil belajar dari seluruh mata
terhadap literasi keuangan seseorang. kuliah yang dilakukan pada akhir program.
Pengalaman Kerja
Indeks prestasi dihitung dari jumlah
secara umum perkalian antara sks dengan nilai (N) tiap-
Pekerjaan
didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif tiap mata kuliah (∑SKSN) dibagi jumlah
yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sks seluruh mata kuliah tersebut (∑SKS),
sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk perhitungan tersebut dapat dirumuskan
suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebagai berikut :
sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang (Anoraga,
2009). Dalam pembicaraan sehari-hari statusnya karena ikatan dengan perguruan istilah pekerjaan dianggap sama dengan
tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon profesi. Pekerjaan yang dijalani seseorang
intelektual atau cendekiawan muda dalam dalam kurun waktu yang lama disebut
suatu lapisan masyarakat yang sering kali sebagai karier. Seseorang mungkin bekerja
berbagai predikat pada beberapa perusahaan selama
syarat
dengan
(Ebtanastiti dan Muis, 2014). Menurut kariernya tapi tetap dengan pekerjaan yang
Bahasa Indonesia, sama. Menurut Brown, kerja merupakan
Kamus
Besar
mahasiswa adalah mereka yang sedang penggunaan proses mental dan fisik dalam
perguruan tinggi mencapai beberapa tujuan yang produktif.
belajar
di
(Poerwadarminta, 2005). Pekerjaan memungkinkan orang dapat
Mahasiswa adalah seseorang yang menyatakan diri secara objektif kedunia
sedang dalam proses menimba ilmu atapun ini, sehingga ia dan orang lain dapat
belajar dan terdaftar sedang menjalani memandang dan memahami keberadaan
pendidikan pada salah satu bentuk dirinya. Sedangkan menurut Dr. Smith,
perguruan tinggi yang terdiri dari tujuan dari bekerja adalah untuk hidup.
akademik, politeknik, sekolah tinggi, Dengan demikian, maka meraka yang
institut dan universitas (Hartaji, 2012). menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan
Seorang mahasiswa dikategorikan pada otak dengan sarana kebutuhan untuk hidup
tahap perkembangan usia 18 tahun sampai berarti bekerja.
25 tahun. Tahap ini digolongkan Pengalaman
sebagaimasa remaja akhir sampai dengan menunjukan jenis-jenis pekerjaan yang
kerja
seseorang
dewasa awal dan dilihat dari segi telah dilakukan seseorang dan memberikan
perkembangan, tugas perkembangan pada peluang besar bagi seseorang untuk
usia mahasiswa ini adlah pemantapan melakukan pekerjaan yang lebih baik.
pendirian hidup (Yusuf, 2012). Mahasiswa Semakin luas pengalaman kerja seseorang
dapat diartikan sebagai remaja atau dewasa semakin
yang secara resmi telah terdaftar untuk melakukan pekerjaan dan semakin
trampil seseorang
dalam
mengikut perkuliahan diperguruan tinggi sempurna pula pola berpikir dan sikap
dengan batas usia sekitar 18 tahun sampai dalam bertindak untuk mencapai tujuan
30 tahun.
yang telah ditetapkan (Abriyani, 2004).
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pengalaman kerja merupakan cara Kerangka pemikiran adalah suatu pembelajaran yang baik bagi seorang
penjelasan sementara terhadap suatu gejala individu untuk menjadikan seorang
yang menjadi objek permasalahan kita, individu tersebut memahami banyak hal
kerangka berpikir disusun dengan mengenai kondisi keuangan. Menurut
berdasarkan pada tinjauan pustaka dan Hogan et al (2012), mengatakan bahwa
hasil penelitian yang relevan dan terkait pengalaman kerja memiliki hubungan
yang digunakan untuk membuat hipotesis. dengan financial literacy karena ketika
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, dengan seseorang bekerja maka akan
yaitu Jenis Kelamin (X 1 ), IPK (X 2 ), meningkatkan
Pengalaman Kerja (X 3 ), serta variable kemampuannya
pengetahuan
secara
terikat yaitu Literasi Keuangan (Y). keuangan.
dalam
mengelola
Adapun model penelitian dalam penelitian
Mahasiswa
ini adalah sebagai berikut : Pengertian
mahasiswa dalam
Peraturan Pemerintah RI No. 3 Tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan tinggi tertentu. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
Jenis Instrumen Penelitian Kelamin (X 1 )
Untuk mengukur nilai variabel
yang
diteliti,
maka digunakanlah instrument penelitian. Instrument
Financial
penelitian yang digunakan bertujuan untuk
IPK (X
Literacy
dapat menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Dalam penelitian ini, instrument
(Y)
yang peneliti gunakan berupa angket.
Pengalaman
Dalam setiap pernyataan yang tercantum
Kerja (X
dalam angket, peneliti memberikan skala
pengukuran.
Gambar 1 Model Penelitian
Dengan kerangka pemikiran yang
ada maka dapat dirumuskan hipotesis
Teknik Analisis Data
sebagai berikut :
Analisis Deskriptif
H 1 : Jenis kelamin berpengaruh terhadap Analisis deskriptif ini digunakan tingkat literasi keuangan pada
untuk memberikan deskripsi tentang data mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia
penelitian yang Pekanbaru.
variabel –variabel
digunakan dalam penelitian ini.Data yang
H 2 : IPK berpengaruh terhadap tingkat dilihat adalah jumlah data, nilai minimum, literasi keuangan pada mahasiswa S1
nilai maksimum, dan nilai rata-rata. STIE Pelita Indonesia Pekanbaru.
Uji Regresi Logistik Binier
H 3 : Pengalaman Kerja berpengaruh Analisis regresi pada dasarnya terhadap tingkat literasi keuangan
adalah studi mengenai ketergantungan pada mahasiswa S1 STIE Pelita
variable dependen ( terikat ) dengan satu Indonesia Pekanbaru.
atau lebih variable independen ( variable bebas ), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata popukasi atau
METODE PENELITIAN
nilai
rata-rata
variable dependen
Populasi dan Sampel
berdasarskan nilai variable independen Populasi dalam penelitian ini
yang diketahui (Ghozali, 2011). Penelitian adalah mahasiswa S1 STIE Pelita
ini menggunakan analisis regresi dengan Indonesia Pekanbaru yang berjumlah
metode stepwise ( regression binary ebanyak 3840 orang. Dalam penelitian ini,
logistic ). Analisis regresi logistic biner penarikan sampel menggunakan metode
digunakan untuk menjelaskan hubungan aksidential dan menggunakan rumus
antara variable terikat yang berupa data slovin. Artinya dari populasi yang ada,
dikotomik (biner) dengan variable sampel yang akan diteliti yaitu berjumlah
bebasnya.
98 orang mahasiswa. Variabel yang dikotomi atau biner
Definisi Operasional Variabel
adalah variable yang mempunyai dua Dalam penelitian ini, digunakan
kategori saja. Variabel dependen dan dua variable yaitu variable bebas
variable independen dalam penelitian ini (Independent variable) yang merupakan
merupakan variable dummy. Tujuan variable yang mempengaruhi variabel lain,
analisis adalah variable jenis kelamin, terdiri dari Jenis Kelamin, IPK, dan
indeks prestasi kumulatif, dan pengalaman Pengalaman kerja. Ada juga variabel
bekerja yang mampu menpengaruhi terikat (Dependent Variable ) yang
tingkat literasi keuangan di kalangan merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
Pelita Indonesia variabel lain yaitu literasi keuangan.
mahasiswa STIE
Pekanbaru 2014-2016.
Teknik analisis penelitian ini tidak
Tabel 2 Analisis Deskriptif
memerlukan uji normalitas karena menurut Ghozali (2011) regresi logistic tidak
Keterangan
Frequency Percent Valid
memerlukan asumsi normalitas pada Percent
variable bebasnya. Gujarati (2003)
Perempuan
menyatakan bahwa regresi logistic
mengabaikan 100 heteroscedasity, artinya
Total
10 10.2 variable dependen tidak memerlukan 10.2
IPK
88 89.8 homoscedacity 89.8 untuk masing-masing
variable independennya. Teknik ini tidak
PK
Belum
memerlukan lagi uji normalitas pada
85.7 variable bebasnya (Ghozali, 2011). Tujuan 85.7 dari pengujian asumsi klasik yang meliputi
uji normalitas, multikolinearitas dan
heteroskedastisitas adalah agar model
Tinggi
analisis regresi yang dipakai dalam
Total
penelitian menghasilkan nilai parametric
yang sah.
Uji Logistik Binier
Pengujian hipotesis menggunakan Pengujian hipotesis dilakukan regresi logistic tidak memerlukan uji
multivariat yang asumsi klasik karena sebelum pengujian
dengan
analisis
menggunakan regresi logistik biner ( hipotesis dilakukan, langkah pertama yang
binary logistic regression ). Regresi harus dilakukan adalah menilai kelayakan
logistik biner digunakan untuk menguji mode regresi dan menilai model fit. Fungsi
hipotesis dalama penelitian ini karena dari menilai kelayakan model regresi dan
merupakan variabel menilai model fir merupakan penggantian
variabelnya
katagorikal yang mempunyai dua kategori dari uji asumsi klasik. Regresi logistic
(dummy variable ) sehingga tidak dapat tidak memiliki normalitas atas variable
diselesaikan dengan menggunakan regresi bebas yang digunakan dalam model.
berganda. Regresi logistik biner dalam Artinya, variable penjelasnya tidak harus
penelitian ini digunakan untuk menguji memilik distribusi normal linier maupun
pengaruh jenis kelamin, IPK, dan memiliki varian yang salam dalam setiap
pengalaman kerja. Pengujian dilakukan grup.
pada tingkat signifikansi (α ) sebesar 5% (0,05). Tingkat signifikansi menunjukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kekuatan
variabel
bebas dalam
Analisis Deskriptif
mempengaruhi variabel terikatnya. Analisis deskriptif adalah suatu
Pengujian kelayakan model regresi
metode analisis dimana data-data yang ada Pengujian kelayakan model regresi dikumpulkan
atau
dikelompokkan
pada penelitian ini menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test.
kemudian data-data tersebut dianalisis dan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit diinterprestasikan secara objektif. Variabel
Test menguji hipotesis nol bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
empiris cocok atau sesuai dengan model ( dari tiga variabel bebas, yaitu jenis
tidak ada perbedaan antara model dengan
data sehingga model dapat dikatakan fit). kerja (X 3 ) serta satu variabel terikat yaitu
kelamin (X 1 ), ipk (X 2 ) dan pengalaman
Nilai Hosmer and Le meshow’s Goodness of Fit Test Statistics yang bernilai sama
literasi keuangan (Y). Hasil analisis dengan atau kurang dari 0,05 makan statistik deskriptif ini disarikan dalam tabel hipotesis nol ditolak. Hal tersebut
berikut : menunjukan bahwa terdapat perbedaan berikut : menunjukan bahwa terdapat perbedaan
berikut :
model tidak baik karena model tidak dapat
Tabel 4 Iteration History
memprediksikan nilai observasinya. Jika
-2 Log
Coefficients / dinilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness
Iteratio
Likelihoo
Constant of Fit Test Statistics lebih besar dari 0,05
maka hipotesis nol tidak dapat ditolak
memprediksikan nilai observasinya atau
1.543 dapat dikatan model dapat diterima karena
1.561 sesuai dengan data observasinya (Ghozali,
1.561 2011). Pengujian menggunakan Hosmer
Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
dapat ditampilkan dalam tabel 3 berikut : Tabel 5 Iteration History a,b,c,d
Tabel 3 Pengujian Hosmer and
-2 Log
Coefficients
Lemeshow Test likeliho
Square -.336
df Sig.
Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017
Tabel 4.5 menunjukan bahwa 3.548
besarnya nilai statistik pada Hosmer and
Lemeshow Goodness of Fit yaitu sebesar
3,606dengan tingkat probabilitas 0,307
yang nilainya lebih besar dari 0,05 maka -.948 Ho diterima. Hal ini menyatakan bahwa
model yang dihipotesiskan fit dengan data Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 dan layak diujikan dalam regresi logistik.
Hasil output nilai statistik SPSS 19 Penelitian tidak menemukan perbedaan
pada tabel 4 dan tabel 5 diatas menunjukan yang nyata antara klasifikasi yang
adanya penurunan nilai -2 Log Likelihood. diprediksi dengan klasifikasu yang
Nilai -2 Log Likelihood awal ( tanpa diamati. Model dalam penelitian ini
variabel hanya konstanta saja ) adalah mampu
90,42. Setelah dimasukan 3 (tiga) variabel observasinya karena cocok dengan data
memprediksikan
nilai
bebas maka nilai -2 Log Likelihood turun observasinya.
menjadi 56,05. Penurunan yang terjadi
Pengujian Keseluruhan Model ( Overall
yaitu sebesar 34,37 ( 90,42 – 56,05 ).
Model Fit )
Selanjutnya dengan menghitung nilai df Pengujian Overall Model Fit
dan membandingkan nilai penurunan -2 dilakukan dengan cara membandingkan
Log Likelihood tersebut dengan angka nilai antara -2 Log Likelihood pada awal (
pada tabel c2 (sesuai df) maka akan Block Number = 0 ) dengan nilai -2 Log
data tidaknya Likelihood pada akhir ( Block Number =
diperoleh simpulan
perbaikan model fit dengan penambahan 1). Penuruan antara nilai -2 Log Likelihood
tiga variabel bebas kedalam mdoel. awal dengan nilai -2 Log Likelihood akhir
Perhitungan nilai df adalah sebagai berikut menunjukan
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,
= 98-1
2011). Perbandingan antara nilai -2 Log
Likelihood awal dengan nilai -2 Log
df2
= n-k
Likelihood pada langkah berikutnya
= 98-4
= 94 kemungkinan terjadinya gangguan kecil
df = df1-df2 dan umum digunakan. Tabel 4.9 = 97-94
menunjukan mengenai hasil pengujian =3
faktor-faktor yang Keterangan :
hipotesis
mempengaruhi tingkat literasi keuangan di Df = Degree of freedom
kalangan Mahasiswa S1 STIE Pelita N
= Jumlah sampel penelitian
Indonesia Pekanbaru.
K = Jumlah variabel dalam sampel
Tabel 7 Omnibus Tests of Model
Berdasarkan tabel c2 dengan df = 3
Coefficients
diperoleh angka 3.18. Nilai penurunan
Chi-
Df Sig. sebesar 34,37 , lebih besar dibandingkan
Step
Square
dengan nilai c2 pada tabel df = 3 sebesar
3.18. Perbandingan tersebut menunjukan
Step
bahwa jumlah penurunan -2 Log
3 .000 Likelihood adalah signifikan. Berdasarkan
Block
3 .000 uraian tersebut maka dapat disimpulkan
Model 34.374
Uji simultan dapat dilihat pada bahwa dengan adanaya penambahan
tabel Omnibus Test of Model Coefficients variabel independen jenis kelamin, IPK,
dimana jika nilai signifikansi < 0.05 maka dan pengalaman kerja dapat memperbaiki
secara bersama-sama variable bebas model fit.
berpengaruh terhadap variable terikat.
Nilai Nagelkerke R Square
Nilai Chi-square sebesar 34.374 dengan Nilai Nagelkerke R Square
nilai signifikansi 0.000. Hal ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh
menunjukan bahwa nilai signifikansi pada kemampuan model variabel bebas secara
tabel < 0.05. Artinya bahwa variabel Jenis bersamaan dalam menjelaskan variabel
Kelamin, IPK, dan Pengalaman Kerja terikatnya. Nilai Nagelkerke R Square
secara simultan berpengaruh terhadap merupakan modifikasi dari koefisien Cox
literasi keuangan.
& Snell R Square dan dapat
Tabel 8 Variables in the
diinterprestasikan seperti nilai R Square
Equation
pada regresi berganda (Ghozali, 2011). Nilai Nagelkerke R Square ditampilkan
Wal Df Sig. Exp( pada tabel berikut :
B S.E
d B)
Tabel 6 Model Summary
1.65 1 .19 .387 -2 Log
likelihoo Snell R
R Square IPK
d Square
3.57 18.6 1 .00 35.71 Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 5 .827 70 0 2
1 .48 .363 Nagelkerke R Square sebesar 0.491. Nilai tant
Tabel 6 menunjukan bahwa nilai Cons
tersebut menyatakan bahwa terdapat
kontribusi dari variable jenis kelamin, IPK
dan pengalaman kerja dalam memprediksi Sumber : Olahan Hasil Penelitian, 2017 tingkat literasi keuangan secara bersama-
Hasil pengujian menunjukan angka sama sebesar 49,1%. Sedangkan sisanya
konstanta sebesar -1.014 artinya jika sebesar 50,9% dipengaruhi oleh faktor-
variabel lain (jenis kelamin, IPK, dan faktor lain diluar model penelitian.
pengalaman kerja) nol, maka tingkat
Hasil Uji Hipotesis
literasi keuangan sebesar nilai konstanta. Pengujian ini dilakukan dengan
Berdasarkan tabel 4.10, persamaan regresi kebebasan sebesar 5% atau 0,05 agar Berdasarkan tabel 4.10, persamaan regresi kebebasan sebesar 5% atau 0,05 agar
literasi keuangan sebagai berikut :
terhadap tingkat
mahasiswa dan mahasiswa yang berjenis 1n(p/1-p)
kelamin laki-laki memiliki pengaturan + 0.418 IPK + 3.575 PK
– 1.014 – 0.948 JK
keuangan individu lebih baik jika Berdasarkan tabel diatas dapat
dibandingkan dengan perempuan. Hasil dilihat bahwa variabel Jenis kelamin (X1)
penelitian ini menolak hasil penelitian memiliki koefisien sebesar -0.948 dengan
yang dilakukan oleh Wijayanti (2013), tingkat signifikansi sebesar 0.198. Karena
bahwa Jenis kelamin memiliki pengaruh tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05
terhadap financial literacy seorang ini menunjukan bahwa variabel Jenis
mahasiswa.
kelamin tidak berpengaruh terhadap
Pengaruh IPK terhadap Literasi
tingkat literasi keuangan mahasiswa.
Keuangan
Pengujian menunjukan dilihat bahwa variabel IPK (X2) memiliki
Hasil Pengujian tabel diatas dapat
Hasil
bahwa IPK tidak berpengaruh terhadap koefisien sebesar 0.418 dengan tingkat
tingkat literasi keuangan Mahasiswa S1 signifikansi sebesar 0.720. Karena tingkat
Ekonomi, sehingga hipotesis kedua signifikansi lebih besar dari 0.05 ini
ditolak. Variabel IPK memiliki koefisien menunjukan bahwa variabel IPK tidak
positif. Ini menunjukan bahwa mahasiswa berpengaruh terhadap tingkat literasi
yang memiliki IPK > 3.00 memiliki keuangan mahasiswa.
tingkat literasi keuangan yang lebih baik Hasil pengujian tabel diatas dapat
dibandingkan dengan mahasiswa IPK dilihat bahwa variabel Pengalaman kerja
3.00. Hasil Penelitian ini menolak hasil (X3) memiliki koefisien sebesar 3.575
penelitian yang dilakukan oleh Nababan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000.
dan Sadalia (2012), Wijayanti (2016), Karena tingkat signifikansi lebih besar dari
Maulani (2016) dan Irman (2018) yang
0.05 ini menunjukan bahwa variabel menyatakan bahwa IPK berpengaruh Pengalaman kerja berpengaruh terhadap
terhadap tingkat literasi keuangan seorang tingkat literasi keuangan mahasiswa.
mahasiswa dan mahasiswa yang memiliki
Pengaruh Jenis kelamin terhadap
IPK <3.00 kemungkinan memiliki tingkat
Literasi Keuangan
yang rendah Hasil
literasi
keuangan
dibandingkan dengan mahasiswa yang bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh
pengujian
menunjukan
memiliki IPK > 3.00.
terhadap tingkat literasi keuangan
Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap
Mahasiswa S1 Ekonomi, sehingga
Literasi Keuangan
pengujian menunjukan mengindikasikan bahwa kemampuan dan
hipotesis pertama ditolak. Hal ini
Hasil
bahwa Pengalaman Kerja berpengaruh kecerdasan seseorang dalam mengelola
terhadap tingkat literasi keuangan di keuangan pribadinya tidak ditentukan oleh
kalangan Mahasiswa S1 Ekonomi, jenis kelaminnya. Dari hasil tersebut juga
sehingga hipotesis ketiga diterima. menunjukan bahwa Jenis kelamin akan
Variabel Pengalaman kerja memiliki berpengaruh negatif terhadap literasi
koefisien positif. Ini menunjukan bahwa keuangan, tetapi pada signifikansi yang
mahasiswa yang sudah pernah bekerja atau lebih tinggi. Jika tingkat signifikansinya
memiliki pengalaman kerja memiliki lebih tinggi maka mahasiswa yang berjenis
tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi kelamin laki-laki memiliki tingkat literasi
jika dibandingkan dengan mahasiswa yang keuangan yang lebih tinggi dibandingkan
belum pernah bekerja atau belum memiliki dengan mahasiswa perempuan. Hasil
pengalaman kerja sama sekali. penelitian ini sesuai dengan hasil
Hasil Pengujian ini sesuai dengan penelitian Irman (2018) yang menyatakan
hasil pengujian yang dilakukan oleh bahwa Jenis Kelamin tidak berpengaruh
Shalahudinta dan Susanti (2012) yaitu
Pengalaman Bekerja berpengaruh terhadap Berdasarkan hasil penelitian dan literasi keuangan dan mahasiswa yang
analisis data yang telah dilakukan, maka memiliki pengalaman kerja cenderung
saran-saran yang dapat diberikan adalah memiliki tingkat literasi keuangan yang
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih
melakukan penelitian dengan variabel mahasiswa yang belum pernah bekerja.
tinggi dibandingkan
dengan
yang lebih variatif seperti faktor tempat Menurut Shalahudinta dan Susanti (2014)
tinggal, angkatan, semester, jurusan, menyatakan bahwa Pengalaman Bekerja
pendidikan orang tua (ayah), pendidikan dapat memperkuat pengetahuan keuangan
orang tua (ibu), pendapatan orang tua, remaja yang beranjak dewasa. Ini juga
pendidikan keuangan di keluarga, termaksud dalam pembelajaran financial
pembelajaran diperguruan tinggi dan untuk memiliki rasa tanggung jawab dan
sebagainya. Penelitian selanjutnya juga keahlian mengelola keuangan yang lebih
diharapkan menggunakan metode survey baik. Hasil penelitian ini menolak hasil
lain yang lebih efisien seperti metode penelitian yang dilakukan oleh Nidar dan
survey online sebab survey yang Bestari (2012) yang mengungkapkan
digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa pengalaman bekerja tidak memiliki
metode manual yang membutuhkan waktu, pengaruh signifikan terhadap financial
tenaga dan biaya yang cukup banyak. literacy. Begitu pula dengan penelitian
Untuk masyarakat agardiingatkan yang dilakukan oleh Krishna (2010) dan
kembali kepada masyarakat bahwa Irman (2018).
pentingnya literasi keuangan dalam kehidupan. Karena tingkat
literasi
PENUTUP
keuangan seorang individu juga akan
Kesimpulan
kelangsungan Adapun kesimpulan yang dapat
mempengaruhi
perekonomian seorang individu tersebut. ditarik dari hasil penelitian yang telah
Tingkat literasi keuangan juga merupakan dilakukan menunjukan bahwa berdasarkan
salah satu aspek penting dalam uji analisis logistik binier yaitu faktor Jenis
pengambilan keputusan hal keuangan kelamin tidak berpengaruh terhadap
seorang individu.
tingkat literasi
Bagi Mahasiswa disarankan lebih mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia
keuangan
seorang
proaktif untuk belajar aspek-aspek Pekanbaru. Hasil yang sama juga
keuangan terutama aspek investasi dan menunjukan bahwa tingkat literasi
tabungan karena investasi dan tabungan keuangan seorang mahasiswa tidak
merupakan jenis pengalokasian dana yang dipengaruhi oleh faktor IPK (Indeks
paling memberikan manfaat dimasa depan. Prestasi Kumulatif). Berdasarkan hasil uji
Mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi logistik binier juga menunjukan bahwa
disebaiknya tidak hanya belajar konsep faktor Pengalaman kerja berpengaruh
menabung dan investasi saja tetapi juga positif terhadap tingkat literasi keuangan
belajar secara praktik. Hal ini akan mahasiswa S1 STIE Pelita Indonesia
meningkatkan intelektualitas mahasiswa Pekanbaru, ini artinya bahwa mahasiswa
terhadap aspek-aspek keuangan. yang sudah memiliki pengalaman bekerja atau sudah bekerja memiliki tingkat literasi
DAFTAR PUSTAKA
keuangan yang lebih tinggi jika di Abriyani, Puspaningsih, 2004. Faktor- bandingkan dengan tingkat literasi
faktor yang berpengaruh Terhadap keuangan mahasiswa yang sama sekali
Kepuasan Kerja Dan Kinerja tidak memiliki tingkat literasi keuangan
Manajer Perusahaan Manufaktur seorang mahasiswa.
Jurnal Akuntansi dan Auditing
Saran