PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH Ahmad Nasriadi
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH
Ahmad Nasriadi1, Intan Kemala Sari2 dan Eka Saputri3
Abstrak
Selama ini pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah, banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam memecahkan masalah matematika khususnya pada materi statistika. Siswa cenderung
malas dan kurang bersemangat ketika dihadapkan pada masalah-masalah matematika sehingga hasil
belajar siswa kurang optimal. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
pada materi statistika dengan menggunakan metode active learning lebih baik dari metode
konvensional dikelas X MAN Rukoh. Adapun yang menjadi populasi penelitian adalah siswa MAN
Rukoh dengan Sampel yang diambil adalah kelas X-IIS-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-IIS-3
sebagai kelas kontrol. Rancangan penelitian ini menggunakan Randomized Subject, Posttest Control
Group Design. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang diberikan kepada kedua kelas yang
diuji, data tersebut diolah dengan menggunakan analisis statistik uji-t. Berdasarkan rumus uji t dengan
taraf siknifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 49 dari tabel distribusi t diperoleh t (tabel) : t0,95(49)= 1,69,
Dan thitung= 2,44. sehingga thitung > t(tabel) yaitu 2,44 > 1,67, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode active learning lebih baik daripada hasil belajar
siswa menggunakan metode konvensional pada materi statistika di kelas X MAN Rukoh Kota Banda
Aceh. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi guru agar dapat di aplikasikan dalam
proses belajar mengajar matematika di kelas.
Kata kunci: Hasil Belajar, Active Learning dan Konvensional
1
Ahmad Nasriadi, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email: ahmad@stkipgetsempena.ac.id
Intan Kemala Sari, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email: intan@stkipgetsempena.ac.id
3
Eka Saputri, STKIP Bina Bangsa Getsempena
2
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||26
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
matematika sehingga tujuan pembelajaran yang
PENDAHULUAN
Dewasa ini mata pelajaran matematika
direncanakan akan tercapai.
masih menjadi momok bagi kebanyakan siswa,
Dalam
penentuan
atau
pemilihan
padahal matematika memiliki peran sangat
metode mengajar dipengaruhi oleh beberapa
besar dalam kehidupan mendatang. Matematika
faktor antara lain faktor tujuan, faktor situasi,
merupakan ilmu yang mencakup semua ilmu
faktor
pengetahuan dalam pendidikan, sedangkan
1999:16). Perlu diketahui juga bahwa baik atau
pendidikan
tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran
sangat
berpengaruh
untuk
murid
dan
faktor
guru
(Kislam,
kehidupan bangsa. Kualitas kehidupan bangsa
akan
sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran
kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat
pendidikan sangat penting untuk menciptakan
perkembangan siswa, kemampuan guru dalam
kehidupan
terbuka,
mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan
pembaruan
sumber-sumber belajar yang ada. Maka dari
yang
cerdas,
demokratis,
oleh
pendidikan
harus
karena
damai,
itu
selalu dilakukan
untuk
itulah
tergantung
memiliki
tujuan
pembelajarannya,
pengertian
secara
umum
meningkatkan kualitas pendidikan nasional
mengenai sifat-sifat berbagai metode baik
(Nurhadi, 2004 :1)
mengenai
Dalam
sangat
pembelajaran
dibutuhkan
metode
matematika
baru
kebaikan-kebaikan
maupun
kelemahan-kelemahannya.
untuk
Salah
satu
dengan
menggunakan
menanamkan konsep pada siswa, sehingga
metode pembelajaran yang berkembang saat ini
siswa
yaitu metode belajar aktif (Active Learning
dapat
mengaplikasikannya
dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam penyelenggaraan
methods),
pendidikan di sekolah, upaya meningkatkan
pembelajaran
kualitas pendidikan terus dilakukan. Metode
memanfaatkan peserta didik untuk lebih aktif
belajar dilakukan untuk mendorong siswa
bekerja bersama untuk mencapai sasaran
belajar atas kemauan dan kemampuan diri
belajar,
sendiri.
memaksimalkan proses belajar satu sama lain.
Akan
tetapi
dalam
pelajaran
matematika kita menyaksikan dan merasakan
metode
ini
yang
dan
adalah
membantu
memungkinkan
konsep
guru
siswa
Metode Active Learning menurut Zaini
bahwa masih banyak siswa yang kurang
(2008:14)
berminat dan termotivasi dalam mempelajari
pembelajaran yang mengajak peserta didik
matematika, sehingga hasil belajar matematika
untuk belajar secara aktif sehingga siswa dapat
masih jauh dari harapan.
mendominasi kegiaan pembelajaran serta dapat
merupakan
suatu
sistem
Oleh karena itu dalam membelajarkan
turut serta dalam semua proses pembelajaran
matematika kepada siswa, guru hendaknya
tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan
lebih memilih berbagai variasi pendekatan,
fisik.
metode, metode yang efektif dan efisien agar
Berdasarkan pengamatan peneliti saat
siswa termotivasi, aktif dan senang belajar
PPL di MAN Rukoh Banda Aceh yang
dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015,
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||27
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
proses belajar mengajar matematika di kelas X
lain “intelektual skill, cognitive metode, verbal
masih cenderung berlangsung satu arah dan
information, motor skill, dan attitude”.
masih banyak siswa yang merasa kesulitan
dalam
memecahkan
Hasil belajar juga didefinisikan sebagai
masalah-masalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
matematika khususnya pada materi statistika.
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
padahal Materi ini sangatlah penting, karena
Hasil belajar sering diwujudkan dalam bentuk
merupakan konsep dasar dalam kehidupan
perubahan perilaku dan perubahan pribadi
sehari-hari yang merujuk pada matematika.
seseorang
Apabila materi ini tidak dapat dikuasai dengan
berlangsung. Hasil belajar merupakan hasil
baik oleh siswa, maka siswa akan sulit untuk
kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan
menerima materi matematika lainnya. Selain
sebagai
itu,
pembelajaran yang dilakukan siswa (Sudjana,
konsep
statistika
juga
banyak
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
setelah
akibat
proses
dari
pembelajaran
perlakuan
atau
2011: 22).
misalnya dalam pengisisan rapor. Mengingat
Selanjutnya menurut Hamalik hasil
pentingnya materi statistika, maka materi
belajar (2003: 155) adalah sebagai terjadinya
statistika harus benar-benar dikuasai oleh siswa
perubahan tingkah laku pada diri seseorang
sebelum
yang dapat di amati dan di ukur bentuk
mempelajari
materi
selanjutnya.
Diharapkan nantinya metode Active Learning
pengetahuan,
ini dapat diterapkan pada materi yang sesuai
Suprijono (2012: 7) menjelaskan bahwa hasil
disaat mereka menjadi guru.
belajar adalah perubahan perilaku secara
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
sikap
dan
keterampilan.
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja.
judul “ Perbedaan hasil belajar siswa pada
Hasil belajar juga merupakan hasil dari
materi statistika dengan menggunakan metode
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
Active Learning di kelas X MAN Rukoh”.
pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan.
KAJIAN TEORI
Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan
1. Tinjauan Belajar dan Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Gagne dan
Brings dalam (Suprihatiningrum, 2013:37)
oleh para pakar pendidikan tidak terlihat secara
fragmentaris
atau
terpisah,
melainkan
komprehensif.
menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan
Berdasarkan dari definisi para ahli
kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa
tentang hasil belajar, penelitian ini mengacu
sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat
pada definisi hasil belajar yang dikemukakan
diamati melalui penampilan siswa (Leaner’s
oleh Sudjana (2011:22) yang menyatakan
performance). Dalam
pendidikan
bahwa hasil belajar adalah hasil kegiatan dari
terdapat bermacam-macam tipe hasil belajar
belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai
yang telah dikemukakan oleh mereka, antara
suatu akibat dari sebuah perlakuan atau
dunia
pembelajaran yang dilakukan siswa.
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||28
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
Yamin
2. Metode Active Learning
Pada
proses
pembelajaran
siswa
(2008:180)
metode Active
mengatakan
Learning adalah
bahwa
metode
diharapkan dapat terlibat serta berpartisipasi
pembelajaran
secara aktif. Hal tersebut karena dalam proses
pembelajaran didominasi oleh siswa dalam
pembelajaran
subjek
menemukan konsep atau memecahkan masalah
pembelajaran, bukan sebagai objek yang dapat
sedang dipelajari. Peran aktif siswa pada
diolah sekehendak hati oleh guru. Oleh karena
penerapan metode Active Learning ditujukan
itu, pada proses pembelajaran guru hendaknya
agar siswa dapat melakukan penyelidikan
dapat memberikan berbagai stimulus agar siswa
terhadap
dapat
proses
pembelajaran, mampu memecahkan masalah
pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat
secara mandiri, menyiapkan mental serta
digunakan
melatih ketrampilan fisik siswa.
siswa
berperan
aktif
guru
adalah
mengikuti
adalah
memilih
metode
pembelajaran berbasis aktifitas belajar siswa
seperti metode Active Learning.
Isjoni
bahwa metode
proses
berbagai
Sudjana
aktivitas
masalah
(2008:33)
dalam
menyebutkan
beberapa ciri yang harus nampak dalam proses
Berkaitan pengertian metode
Learning,
dimana
(2008:113)
Active
menjelaskan
Active Learning merupakan
pembelajaran
menggunakan
Learning sebagai berikut:
1. Situasi kelas menantang siswa melakukan
metode pembelajaran berbasis aktifitas belajar
kegiatan
siswa. Metode Active Learning menempatkan
terkendali.
siswa sebagai subjek belajar. Pada penerapan
metode Active
belajar
secara
bebas
tapi
2. Guru tidak mendominasi pembicaraan
metode Active Learning siswa dituntut untuk
tetapi
selalu
rangsangan berpikir kepada siswa untuk
berperan
serta
berpartisipasi
aktif
mengikuti semua proses pembelajaran baik
secara individu maupun kelompok. Siswa
merupakan
subjek belajar
banyak
memberikan
memecahkan masalah.
3. Guru menyediakan dan mengusahakan
pada
sumber belajar bagi siswa, bisa sumber
penerapan metode Active Learning peran guru
tertulis, sumber manusia, misalnya murid
tidak lebih hanya sebagai fasilitator serta patner
itu sendiri
siswa dalam belajar.
kepada murid lainnya, berbagai media
Metode Active
sehingga
lebih
menjelaskan permasalahan
Learning merupakan
yang diperlukan, alat bantu pengajaran,
suatu proses kegiatan pembelajaran dengan
termasuk guru sendiri sebagai sumber
menekankan keterlibatan baik intelektual dan
belajar.
emosional siswa secara aktif. Pada penerapan
metode
Active Learning siswa benar-benar
4. Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada
kegiatan
yang
sifatnya
bersama-sama
dapat berperan dan berpartisipasi aktif dalam
dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan
belajar yang dilakukan secara kelompok
pembelajaran dapat dicapai lebih baik. Siswa di
dalam bentuk diskusi dan ada pula
pandang sebagai objek dan sebagai subjek.
kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||29
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
masing-masing
siwa
secara
mandiri.
emosional,
sehingga
siswa
benar-benar
Penetapan kegiatan belajar tersebut diatur
berperan serta berpartisipasi aktif melakukan
oleh guru secara sistematik dan terencana.
kegiatan belajar. Dilihat dari subjek didik maka
5. Hubungan guru dengan siswa sifatnya
metodeActive
Learning merupakan
proses
harus mencerminkan hubungan manusiawi
kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka
bagaikan hubungan bapak anak, bukannya
belajar.
hubungan pimpinan dengan bawahan.
metode Active
Guru
metode pembelajaran yang menuntut keaktifan
menempatkan
pembimbing
diri
semua
sebagai
siswa
yang
Dilihat
optimal
dari
segi
guru
Learning merupakan
subjek
didik.
salah
maka
bagian
Metode Active
memerlukan bantuan manakala mereka
Learning adalah
satu
cara
metode
menghadapi persoalan belajar.
pembelajaran yang menuntut keaktifan dan
6. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat
partisipasi siswa seoptimal mungkin sehingga
dengan susunan yang mati, tapi sewaktu-
siswa mampu mengubah tingkah lakunya
waktu diubah sesuai dengan kebutuhan
secara lebih efektif dan efisien.
siswa.
3. Langkah Penerapan Metode Active
7. Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari
Learning
Penerapan
segi hasil yang dicapai siswa tapi juga
metode
Active
dilihat dan diukur dari segi proses belajar
Learning dilaksanakan dengan meminta seluruh
yang dilakukan siswa.
siswa berperan menjadi narasumber terhadap
8. Adanya keberanian siswa mengajukan
pendapatnya
melalui
pertanyaan
pernyataan
gagasannya,
baik
sesama temannya di kelas belajar. Isjoni
atau
(2008:114) menjelaskan sintaks pembelajaran
yang
menggunakan metode Active Learning sebagai
diajukan kepada guru maupun kepada
berikut:
siswa lainnya dalam pemecahan masalah
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi
siswa
belajar.
9. Guru senantiasa menghargai pendapat
siswa terlepas dari benar atau salah, dan
tidak
diperkenankan
membunuh
Fase 2: Menyajikan Informasi
Fase 3: Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok
atau
mengurangi atau menekan pendapat siswa
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
di depan siswa lainnya. Guru bahkan harus
mendorong siswa agar selalu mengajukan
Fase 5 : Evaluasi
pendapatnya secara bebas.
Fase 6 : Memberikan Penghargaan.
Berdasarkan pengertian serta ciri-ciri
4. Metode Konvensional
metode Active
Learning diketahui
bahwa
Salah satu model pembelajaran yang
metode Active
Learning merupakan
suatu
masih berlaku dan sangat banyak digunakan
proses kegiatan belajar mengajar dimana siswa
oleh
terlibat secara aktif baik intelektual maupun
konvensional.
ISSN 2355-007
guru
adalah
model
pembelajaran
Pembelajaran
konvesional.
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||30
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
Pembelajaran
beberapa
konvensional
pengertian
mempunyai
menurut
para
7.
baik
berdasarkan
motivasi
metode
8.
Interaksi di antara siswa kurang.
pembelajaran tradisional atau disebut
9.
Guru sering bertindak memperhatikan
adalah
juga dengan metode ceramah, karena
proses kelompok yang terjadi dalam
sejak dulu metode ini telah dipergunakan
kelompok-kelompok belajar.
sebagai alat komunikasi lisan antara guru
Namun
perlu
diketahui
bahwa
dengan anak didik dalam proses belajar
pengajaran model ini dipandang efektif atau
dan pembelajaran. Dalam pembelajaran
mempunyai keunggulan, terutama:
sejarah metode konvensional ditandai
1.
Berbagai informasi yang tidak mudah
ditemukan di tempat lain
dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan
2.
Menyampaikan informasi dengan cepat
latihan.
3.
Membangkitkan minat akan informasi
4.
Mengajari siswa yang cara belajar
Freire
(1999),
memberikan
istilah
terbaiknya dengan mendengarkan
terhadap pengajaran seperti itu sebagai
suatu penyelenggaraan pendidikan ber
“gaya
bank”
5.
penyelenggaraan
pendidikan hanya dipandang sebagai
Mudah digunakan dalam proses belajar
mengajar.
METODE PENELITIAN
suatu aktivitas pemberian informasi yang
Jenis penelitian ini adalah penelitian
harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib
eksperimen dengan menggunakan Randomized
diingat dan dihafal.
Subject, Posttest Control
Desain
5. Ciri-ciri Metode Konvensional
Secara umum, ciri-ciri pembelajaran
ini
adalah
eksperimen
(kelas)
Siswa adalah penerima informasi secara
diberikan
postest,
pasif,
tersebut
dimana
siswa
menerima
akan
satu
Design.
penelitian
menggunakan
yang
dua
dibagi
kelompok
menjadi
(kelas)
kelompok
diasumsinya
pembanding atau kelompok kontrol. Didalam
dari
desain
sesuai dengan standar.
diberikan
2.
Belajar secara individual.
metode Active Learning dan pada kelompok
3.
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.
(kelas) pembanding atau kelompok kontrol
4.
Perilaku dibangun atas kebiasaan.
diajarkan
5.
Kebenaran
pengetahuan bersifat final.
ISSN 2355-007
absolut
dan
kelompok
perlakuan
dengan
(kelas)
kelompok
informasi dan keterampilan yang dimiliki
bersifat
ini
lagi
akan
eksperimen
badan
satu
keduanya
dua
pengetahuan dari guru dan pengetahuan
sebagai
dan
Group
salah
dengan
kelompok
konvensional adalah:
1.
Perilaku
ekstrinsik.
Djamarah (1996), metode pembelajaran
konvensional
2.
Guru adalah penentu jalannya proses
pembelajaran.
ahli,
diantaranya:
1.
6.
dengan
metode
eksperimen
menggunakan
konvensional.
Sesudah diberikan perlakuan, kedua kelompok
(kelas) diberikan tes akhir (postest) untuk
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||31
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
mengukur hasil belajar siswa. Kemudian data
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
hasil belajar siswa tersebut dibandingkan
dan perlakuan sebagai berikut:
dengan menggunakan analisis dua rata-rata.
Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian
Kelas
Perlakuan
Post Test
Metode Active
Learning
X1
T1
Metode Konvensional
X2
T2
Keterangan:
Instrumen pengukuran berupa lembaran tes.
T1
= Pemberian Post-test pada kelas Active
Lembaran tes berbentuk soal tes yang terdiri
Learning
dari 4 soal essai yang mempunyai skor 100.
= Pemberian Post-test pada kelas
Adapun kisi-kisi dan bentuk soal
Metode Konvensional
digunakan dalam penelitan ini dapat dilihat
= Pembelajaran dengan menggunakan
pada lampiran.
T2
X1
Untuk
Metode Active Learning
X2
= Pembelajaran dengan menggunakan
penelitian
ini
peneliti
mengambil sampel adalah siswa kelas X-IIS-1
sebagai kelas eksperimen yang diajarkan
dengan metode Active Learning dan X-IIS-3
sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan
metode konvensional. Alasan pemilihan kedua
kelas
tersebut
sebagai
sampel
adalah
berdasarkan pertimbangan guru bidang studi
bahwa siswa kedua kelas tersebut mudah diajak
kerjasama, komunikatif dan kemampuan siswa
Instrumen dalam penelitian ini meliputi
pembelajaran
dan
instrumen
pengukuran. Instrumen pembelajaran terdiri
atas RPP dengan metode Active Learning, RPP
dengan Pembelajaran konvensional dan LKS.
ISSN 2355-007
yang
diperlukan, teknik pengumpulan data yang
merupakan pemberian soal- soal kepada siswa
yang terpilih sebagai sample. Tes berfungsi
untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa. setelah proses pembelajaran berlangsung
peneliti mengadakan tes akhir (post-test).
Bentuk tes yang dilakukan pada kedua kelas.
adalah sama yaitu berupa tes essay sebanyak 4
soal yang berbentuk essay dengan skor 100
dikerjakan dalam waktu 60 menit. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa. Untuk memperoleh data peneliti
tergolong heterogen.
instrumen
data
dilakukan adalah dengan menggunakan tes. Tes
Metode Konvensional
Dalam
mengumpulkan
yang
menyiapkan perangkat tes berupa soal-soal.
Penyusun butir soal mengacu pada indikator
yang telah ditetapkan.
Setelah data terkumpul melalui tes
hasil belajar, maka datanya diolah dengan
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||32
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
menggunakan analisis statistik uji – t sebagai
Disamping itu, jika dilihat dari hasil tes
alat pengujian hipotesis.
ternyata ada 5 orang siswa yang tidak mencapai
HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah
ketuntasan
(belum tuntas),
hal
ini
disebabkan karena kemampuan siswa yang
apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa
berbeda.
yang diperoleh dengan metode active learning
matematika di sekolah tidak terlepas dari
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
masalah yang terdapat di dalam nya. Hal ini
diperoleh dengan metode konvensional dan
dikemukakan oleh Ruseffendi (1984) bahwa
ditinjau dari hasil tes akhir kedua kelas
matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada
tersebut.
umumnya merupakan mata pelajaran yang
Berdasarkan hasil analisis data post-test
tidak
Berbicara
tentang
pembelajaran
disenangi dan dalam kenyataannya,
yang digunakan dengan perhitungan statistik
matematika masih merupakan bidang studi
yaitu menggunakan uji t, serta dilakukan
yang sulit
dengan
taraf
merupakan pelajaran yang menakutkan bagi
signifikan ∝= 0,05 dan derajat kebebasan (dk)
sebahagian besar siswa. Kemudian ditegaskan
=49 diperoleh thitung = 2,4446 dan ttabel= 1,68
juga oleh guru matematika di MAN Rukoh
sehingga thitung > ttabel yaitu 2,4446 > 1,68. Hal
bahwa matematika bukan lah tergolong bidang
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
studi yang mudah dipelajari bagi kebanyakan
hasil belajar siswa yang diperoleh dengan
siswa.
pengujian
hipotesis
pada
dipelajari
oleh siswa bahkan
metode active learning dibandingkan dengan
Hasil belajar matematika yang berupa
hasil belajar siswa yang diperoleh dengan
nilai atau skor dijenjang menengah pertama
metode konvensional pada materi statistikah.
maupun menengah atas selalu rendah bila
Hasil ini sejalan dengan pendapat isjoni
dibandingkan dengan bidang studi lain. Hasil
(2008:113) yang menyatakan bahwa metode
Penelitian peneliti menemukan bahwa banyak
active
learning
merupakan
metode
siswa
yang
belajar
matematika
sering
pembelajaran berbasis aktifitas belajar siswa.
mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal
Metode Active Learning menempatkan siswa
karena mereka belajar melalui hafalan bukan
sebagai subjek belajar. Pada penerapan metode
dengan pemahaman. Jika menggunakan metode
Active Learning siswa dituntut untuk selalu
Active learning pemahaman siswa akan materi
berperan serta berpartisipasi aktif mengikuti
yang disampaikan guru lebih cepat dimengerti
semua
dibandingkan dengan menggunakan metode
proses
pembelajaran
baik
secara
individu maupun kelompok. Siswa merupakan
konvensional.
penerapan
Selain dari hasil analisis data dengan
metode Active Learning peran guru tidak lebih
uji statistik yang menunjukkan kelebihan dari
hanya sebagai fasilitator serta patner siswa
metode Active Learning dibandingkan metode
dalam belajar.
konvensional.
subjek
belajar
sehingga
pada
Apabila
dilihat
dari
hasil
jawaban test kedua kelas tersebut terlihat
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||33
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
perbedaan cara penyelesaian nya. Terlihat jelas
bahwa
jawaban
yang
diperoleh
SIMPULAN DAN SARAN
dengan
1. Simpulan
pembelajaran metode Active Learning lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
jelas, lebih tepat, dan teratur cara penyelesaian
analisis data, peneliti dapat menyimpulkan
nya. Sebaliknya jawaban siswa yang diperoleh
bahwa:
dengan pembelajaran metode konvensional
1.
kurang tepat dan kurang teratur dalam cara
penyelesaian
nya.
Kemudian
kedua kelas tersebut, diperoleh t hitung >
dalam
berada
kita lihat dengan jelas kelebihannya yaitu
siswa
berperan
aktif
yaitu 2,44 > 1,68
t tabel
menerapkan metode Active Learning ini dapat
semua
Setelah dilihat hasil dari pengujian tes
pada
daerah
signifikansi
pembelajaran, pembelajaran sesuai dengan hal
= 0,05. Jadi dapat
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran ini tidak cepat membuat siswa
menggunakan metode
bosan.
di kelas X MAN Rukoh.
yang hanya beberapa siswa yang aktif itu pun
2.
tuntas),
mereka hanya mendengarkan penjelasan guru
dan
bermain
disebabkan
karena
memperhatikan
materi
yang
diajarkan guru.
dibelakang sehingga kurang efektif dalam
2. Saran
pembelajarannya.
penelitian
ini
ketidakseriusan siswa dalam menanggapi
cendrung menerima. Ketika gurunya menulis
Hasil
hal
kemampuan siswa yang berbeda dan
hanya sedikit yang mereka pikirkan mereka
berbicara,
Terdapat 5 orang siswa yang nilai nya
kurang dari apa yang diharapkan (belum
lainnya mungkin akan mudah bosan karena
yang
active learning
dan konvensional pada materi statistika
Berbeda dengan metode konvensional
ada
H0
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
apa yang perlu dicapai, dan juga dalam
siswanya
penolakan
sehingga Ha dapat diterima pada taraf
dalam
atas kemauan mereka sendiri sedangkan yang
ini berarti t
terhadap
belajar siswa diperoleh nilai
Adapun
hasil
yang positif
dengan menggunakan metode Active Learning
pada materi statistika semuanya menunjukkan
penulis
berikut:
1.
Bagi
guru
diharapkan
untuk
dapat
membekali diri dengan pengetahuan
tentang
bahwa
metode-metode
pembelajaran
yang sesuai untuk diajarkan di sekolah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
dan
diperoleh dengan metode active learning
menggunakan
media-media
pembelajaran secara kontinu kepada
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
siswa, terutama pada materi statistika.
diperoleh dengan metode konvensional pada
materi statistika di kelas X MAN Rukoh.
yang dapat
utarakan dari penelitian ini adalah sebagai
hasil yang efektif. Dengan demikian, dari
uraian di atas dapat kita simpulkan
saran
2.
Diharapkan kepada Dinas Pendidikan
atau pihak–pihak yang berkaitan lainnya
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||34
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
agar
kepada
memberikan
guru
untuk
nya
pada
bidang
studi
matematika.
meningkatkan
kualitas atau kemampuan guru dalam
3.
khusus
pelatihan-pelatihan
4.
Sangat diharapkan kepada siswa-siswi
pembelajaran.
untuk lebih serius dalam menanggapi dan
Diharapkan bagi peneliti lainnya yang
memahami materi yang diajarkan karena
berminat melakukan penelitian ini lebih
hal
lanjut agar dapat memodifikasi lagi
keefektifan
metode active learning sehingga dapat
proses
meningkatkan lagi hasil belajar siswa
matematika.
ISSN 2355-007
tersebut
dan
dapat
mempengaruhi
keoptimalan
pembelajaran
dalam
khususnya
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||35
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zein. 1996. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Freire, Paulo. 1999. Menggugat Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hudojo. 1998. Metode Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Isjoni dan Mohd. Arif. 2008. Model-Model
Pembelajaran Mutakhir (Perpaduan IndonesiaMalaysia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan
dan Jawaban. Malang: Grasindo.
Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suprijono, Agus. 2012. Metode dan Model-
Model Mengajar. Bandung: Alfabeta
Suprihatiningrum, Jamil. 2013 Metode Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Kislam,Syamsul. 1999. Program Perencanaan Pengajaran Matematika. Malang:IKIP
Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press
Zaini, Hisyam. 2008. Metode Pembelajaran
ISSN 2355-007
Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||36
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH
Ahmad Nasriadi1, Intan Kemala Sari2 dan Eka Saputri3
Abstrak
Selama ini pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah, banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam memecahkan masalah matematika khususnya pada materi statistika. Siswa cenderung
malas dan kurang bersemangat ketika dihadapkan pada masalah-masalah matematika sehingga hasil
belajar siswa kurang optimal. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
pada materi statistika dengan menggunakan metode active learning lebih baik dari metode
konvensional dikelas X MAN Rukoh. Adapun yang menjadi populasi penelitian adalah siswa MAN
Rukoh dengan Sampel yang diambil adalah kelas X-IIS-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-IIS-3
sebagai kelas kontrol. Rancangan penelitian ini menggunakan Randomized Subject, Posttest Control
Group Design. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang diberikan kepada kedua kelas yang
diuji, data tersebut diolah dengan menggunakan analisis statistik uji-t. Berdasarkan rumus uji t dengan
taraf siknifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 49 dari tabel distribusi t diperoleh t (tabel) : t0,95(49)= 1,69,
Dan thitung= 2,44. sehingga thitung > t(tabel) yaitu 2,44 > 1,67, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode active learning lebih baik daripada hasil belajar
siswa menggunakan metode konvensional pada materi statistika di kelas X MAN Rukoh Kota Banda
Aceh. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi guru agar dapat di aplikasikan dalam
proses belajar mengajar matematika di kelas.
Kata kunci: Hasil Belajar, Active Learning dan Konvensional
1
Ahmad Nasriadi, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email: ahmad@stkipgetsempena.ac.id
Intan Kemala Sari, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email: intan@stkipgetsempena.ac.id
3
Eka Saputri, STKIP Bina Bangsa Getsempena
2
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||26
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
matematika sehingga tujuan pembelajaran yang
PENDAHULUAN
Dewasa ini mata pelajaran matematika
direncanakan akan tercapai.
masih menjadi momok bagi kebanyakan siswa,
Dalam
penentuan
atau
pemilihan
padahal matematika memiliki peran sangat
metode mengajar dipengaruhi oleh beberapa
besar dalam kehidupan mendatang. Matematika
faktor antara lain faktor tujuan, faktor situasi,
merupakan ilmu yang mencakup semua ilmu
faktor
pengetahuan dalam pendidikan, sedangkan
1999:16). Perlu diketahui juga bahwa baik atau
pendidikan
tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran
sangat
berpengaruh
untuk
murid
dan
faktor
guru
(Kislam,
kehidupan bangsa. Kualitas kehidupan bangsa
akan
sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran
kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat
pendidikan sangat penting untuk menciptakan
perkembangan siswa, kemampuan guru dalam
kehidupan
terbuka,
mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan
pembaruan
sumber-sumber belajar yang ada. Maka dari
yang
cerdas,
demokratis,
oleh
pendidikan
harus
karena
damai,
itu
selalu dilakukan
untuk
itulah
tergantung
memiliki
tujuan
pembelajarannya,
pengertian
secara
umum
meningkatkan kualitas pendidikan nasional
mengenai sifat-sifat berbagai metode baik
(Nurhadi, 2004 :1)
mengenai
Dalam
sangat
pembelajaran
dibutuhkan
metode
matematika
baru
kebaikan-kebaikan
maupun
kelemahan-kelemahannya.
untuk
Salah
satu
dengan
menggunakan
menanamkan konsep pada siswa, sehingga
metode pembelajaran yang berkembang saat ini
siswa
yaitu metode belajar aktif (Active Learning
dapat
mengaplikasikannya
dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam penyelenggaraan
methods),
pendidikan di sekolah, upaya meningkatkan
pembelajaran
kualitas pendidikan terus dilakukan. Metode
memanfaatkan peserta didik untuk lebih aktif
belajar dilakukan untuk mendorong siswa
bekerja bersama untuk mencapai sasaran
belajar atas kemauan dan kemampuan diri
belajar,
sendiri.
memaksimalkan proses belajar satu sama lain.
Akan
tetapi
dalam
pelajaran
matematika kita menyaksikan dan merasakan
metode
ini
yang
dan
adalah
membantu
memungkinkan
konsep
guru
siswa
Metode Active Learning menurut Zaini
bahwa masih banyak siswa yang kurang
(2008:14)
berminat dan termotivasi dalam mempelajari
pembelajaran yang mengajak peserta didik
matematika, sehingga hasil belajar matematika
untuk belajar secara aktif sehingga siswa dapat
masih jauh dari harapan.
mendominasi kegiaan pembelajaran serta dapat
merupakan
suatu
sistem
Oleh karena itu dalam membelajarkan
turut serta dalam semua proses pembelajaran
matematika kepada siswa, guru hendaknya
tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan
lebih memilih berbagai variasi pendekatan,
fisik.
metode, metode yang efektif dan efisien agar
Berdasarkan pengamatan peneliti saat
siswa termotivasi, aktif dan senang belajar
PPL di MAN Rukoh Banda Aceh yang
dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015,
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||27
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
proses belajar mengajar matematika di kelas X
lain “intelektual skill, cognitive metode, verbal
masih cenderung berlangsung satu arah dan
information, motor skill, dan attitude”.
masih banyak siswa yang merasa kesulitan
dalam
memecahkan
Hasil belajar juga didefinisikan sebagai
masalah-masalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
matematika khususnya pada materi statistika.
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
padahal Materi ini sangatlah penting, karena
Hasil belajar sering diwujudkan dalam bentuk
merupakan konsep dasar dalam kehidupan
perubahan perilaku dan perubahan pribadi
sehari-hari yang merujuk pada matematika.
seseorang
Apabila materi ini tidak dapat dikuasai dengan
berlangsung. Hasil belajar merupakan hasil
baik oleh siswa, maka siswa akan sulit untuk
kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan
menerima materi matematika lainnya. Selain
sebagai
itu,
pembelajaran yang dilakukan siswa (Sudjana,
konsep
statistika
juga
banyak
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
setelah
akibat
proses
dari
pembelajaran
perlakuan
atau
2011: 22).
misalnya dalam pengisisan rapor. Mengingat
Selanjutnya menurut Hamalik hasil
pentingnya materi statistika, maka materi
belajar (2003: 155) adalah sebagai terjadinya
statistika harus benar-benar dikuasai oleh siswa
perubahan tingkah laku pada diri seseorang
sebelum
yang dapat di amati dan di ukur bentuk
mempelajari
materi
selanjutnya.
Diharapkan nantinya metode Active Learning
pengetahuan,
ini dapat diterapkan pada materi yang sesuai
Suprijono (2012: 7) menjelaskan bahwa hasil
disaat mereka menjadi guru.
belajar adalah perubahan perilaku secara
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
sikap
dan
keterampilan.
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja.
judul “ Perbedaan hasil belajar siswa pada
Hasil belajar juga merupakan hasil dari
materi statistika dengan menggunakan metode
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
Active Learning di kelas X MAN Rukoh”.
pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan.
KAJIAN TEORI
Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan
1. Tinjauan Belajar dan Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Gagne dan
Brings dalam (Suprihatiningrum, 2013:37)
oleh para pakar pendidikan tidak terlihat secara
fragmentaris
atau
terpisah,
melainkan
komprehensif.
menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan
Berdasarkan dari definisi para ahli
kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa
tentang hasil belajar, penelitian ini mengacu
sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat
pada definisi hasil belajar yang dikemukakan
diamati melalui penampilan siswa (Leaner’s
oleh Sudjana (2011:22) yang menyatakan
performance). Dalam
pendidikan
bahwa hasil belajar adalah hasil kegiatan dari
terdapat bermacam-macam tipe hasil belajar
belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai
yang telah dikemukakan oleh mereka, antara
suatu akibat dari sebuah perlakuan atau
dunia
pembelajaran yang dilakukan siswa.
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||28
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
Yamin
2. Metode Active Learning
Pada
proses
pembelajaran
siswa
(2008:180)
metode Active
mengatakan
Learning adalah
bahwa
metode
diharapkan dapat terlibat serta berpartisipasi
pembelajaran
secara aktif. Hal tersebut karena dalam proses
pembelajaran didominasi oleh siswa dalam
pembelajaran
subjek
menemukan konsep atau memecahkan masalah
pembelajaran, bukan sebagai objek yang dapat
sedang dipelajari. Peran aktif siswa pada
diolah sekehendak hati oleh guru. Oleh karena
penerapan metode Active Learning ditujukan
itu, pada proses pembelajaran guru hendaknya
agar siswa dapat melakukan penyelidikan
dapat memberikan berbagai stimulus agar siswa
terhadap
dapat
proses
pembelajaran, mampu memecahkan masalah
pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat
secara mandiri, menyiapkan mental serta
digunakan
melatih ketrampilan fisik siswa.
siswa
berperan
aktif
guru
adalah
mengikuti
adalah
memilih
metode
pembelajaran berbasis aktifitas belajar siswa
seperti metode Active Learning.
Isjoni
bahwa metode
proses
berbagai
Sudjana
aktivitas
masalah
(2008:33)
dalam
menyebutkan
beberapa ciri yang harus nampak dalam proses
Berkaitan pengertian metode
Learning,
dimana
(2008:113)
Active
menjelaskan
Active Learning merupakan
pembelajaran
menggunakan
Learning sebagai berikut:
1. Situasi kelas menantang siswa melakukan
metode pembelajaran berbasis aktifitas belajar
kegiatan
siswa. Metode Active Learning menempatkan
terkendali.
siswa sebagai subjek belajar. Pada penerapan
metode Active
belajar
secara
bebas
tapi
2. Guru tidak mendominasi pembicaraan
metode Active Learning siswa dituntut untuk
tetapi
selalu
rangsangan berpikir kepada siswa untuk
berperan
serta
berpartisipasi
aktif
mengikuti semua proses pembelajaran baik
secara individu maupun kelompok. Siswa
merupakan
subjek belajar
banyak
memberikan
memecahkan masalah.
3. Guru menyediakan dan mengusahakan
pada
sumber belajar bagi siswa, bisa sumber
penerapan metode Active Learning peran guru
tertulis, sumber manusia, misalnya murid
tidak lebih hanya sebagai fasilitator serta patner
itu sendiri
siswa dalam belajar.
kepada murid lainnya, berbagai media
Metode Active
sehingga
lebih
menjelaskan permasalahan
Learning merupakan
yang diperlukan, alat bantu pengajaran,
suatu proses kegiatan pembelajaran dengan
termasuk guru sendiri sebagai sumber
menekankan keterlibatan baik intelektual dan
belajar.
emosional siswa secara aktif. Pada penerapan
metode
Active Learning siswa benar-benar
4. Kegiatan belajar siswa bervariasi, ada
kegiatan
yang
sifatnya
bersama-sama
dapat berperan dan berpartisipasi aktif dalam
dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan
belajar yang dilakukan secara kelompok
pembelajaran dapat dicapai lebih baik. Siswa di
dalam bentuk diskusi dan ada pula
pandang sebagai objek dan sebagai subjek.
kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||29
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
masing-masing
siwa
secara
mandiri.
emosional,
sehingga
siswa
benar-benar
Penetapan kegiatan belajar tersebut diatur
berperan serta berpartisipasi aktif melakukan
oleh guru secara sistematik dan terencana.
kegiatan belajar. Dilihat dari subjek didik maka
5. Hubungan guru dengan siswa sifatnya
metodeActive
Learning merupakan
proses
harus mencerminkan hubungan manusiawi
kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka
bagaikan hubungan bapak anak, bukannya
belajar.
hubungan pimpinan dengan bawahan.
metode Active
Guru
metode pembelajaran yang menuntut keaktifan
menempatkan
pembimbing
diri
semua
sebagai
siswa
yang
Dilihat
optimal
dari
segi
guru
Learning merupakan
subjek
didik.
salah
maka
bagian
Metode Active
memerlukan bantuan manakala mereka
Learning adalah
satu
cara
metode
menghadapi persoalan belajar.
pembelajaran yang menuntut keaktifan dan
6. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat
partisipasi siswa seoptimal mungkin sehingga
dengan susunan yang mati, tapi sewaktu-
siswa mampu mengubah tingkah lakunya
waktu diubah sesuai dengan kebutuhan
secara lebih efektif dan efisien.
siswa.
3. Langkah Penerapan Metode Active
7. Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari
Learning
Penerapan
segi hasil yang dicapai siswa tapi juga
metode
Active
dilihat dan diukur dari segi proses belajar
Learning dilaksanakan dengan meminta seluruh
yang dilakukan siswa.
siswa berperan menjadi narasumber terhadap
8. Adanya keberanian siswa mengajukan
pendapatnya
melalui
pertanyaan
pernyataan
gagasannya,
baik
sesama temannya di kelas belajar. Isjoni
atau
(2008:114) menjelaskan sintaks pembelajaran
yang
menggunakan metode Active Learning sebagai
diajukan kepada guru maupun kepada
berikut:
siswa lainnya dalam pemecahan masalah
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi
siswa
belajar.
9. Guru senantiasa menghargai pendapat
siswa terlepas dari benar atau salah, dan
tidak
diperkenankan
membunuh
Fase 2: Menyajikan Informasi
Fase 3: Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok
atau
mengurangi atau menekan pendapat siswa
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
di depan siswa lainnya. Guru bahkan harus
mendorong siswa agar selalu mengajukan
Fase 5 : Evaluasi
pendapatnya secara bebas.
Fase 6 : Memberikan Penghargaan.
Berdasarkan pengertian serta ciri-ciri
4. Metode Konvensional
metode Active
Learning diketahui
bahwa
Salah satu model pembelajaran yang
metode Active
Learning merupakan
suatu
masih berlaku dan sangat banyak digunakan
proses kegiatan belajar mengajar dimana siswa
oleh
terlibat secara aktif baik intelektual maupun
konvensional.
ISSN 2355-007
guru
adalah
model
pembelajaran
Pembelajaran
konvesional.
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||30
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
Pembelajaran
beberapa
konvensional
pengertian
mempunyai
menurut
para
7.
baik
berdasarkan
motivasi
metode
8.
Interaksi di antara siswa kurang.
pembelajaran tradisional atau disebut
9.
Guru sering bertindak memperhatikan
adalah
juga dengan metode ceramah, karena
proses kelompok yang terjadi dalam
sejak dulu metode ini telah dipergunakan
kelompok-kelompok belajar.
sebagai alat komunikasi lisan antara guru
Namun
perlu
diketahui
bahwa
dengan anak didik dalam proses belajar
pengajaran model ini dipandang efektif atau
dan pembelajaran. Dalam pembelajaran
mempunyai keunggulan, terutama:
sejarah metode konvensional ditandai
1.
Berbagai informasi yang tidak mudah
ditemukan di tempat lain
dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan
2.
Menyampaikan informasi dengan cepat
latihan.
3.
Membangkitkan minat akan informasi
4.
Mengajari siswa yang cara belajar
Freire
(1999),
memberikan
istilah
terbaiknya dengan mendengarkan
terhadap pengajaran seperti itu sebagai
suatu penyelenggaraan pendidikan ber
“gaya
bank”
5.
penyelenggaraan
pendidikan hanya dipandang sebagai
Mudah digunakan dalam proses belajar
mengajar.
METODE PENELITIAN
suatu aktivitas pemberian informasi yang
Jenis penelitian ini adalah penelitian
harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib
eksperimen dengan menggunakan Randomized
diingat dan dihafal.
Subject, Posttest Control
Desain
5. Ciri-ciri Metode Konvensional
Secara umum, ciri-ciri pembelajaran
ini
adalah
eksperimen
(kelas)
Siswa adalah penerima informasi secara
diberikan
postest,
pasif,
tersebut
dimana
siswa
menerima
akan
satu
Design.
penelitian
menggunakan
yang
dua
dibagi
kelompok
menjadi
(kelas)
kelompok
diasumsinya
pembanding atau kelompok kontrol. Didalam
dari
desain
sesuai dengan standar.
diberikan
2.
Belajar secara individual.
metode Active Learning dan pada kelompok
3.
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.
(kelas) pembanding atau kelompok kontrol
4.
Perilaku dibangun atas kebiasaan.
diajarkan
5.
Kebenaran
pengetahuan bersifat final.
ISSN 2355-007
absolut
dan
kelompok
perlakuan
dengan
(kelas)
kelompok
informasi dan keterampilan yang dimiliki
bersifat
ini
lagi
akan
eksperimen
badan
satu
keduanya
dua
pengetahuan dari guru dan pengetahuan
sebagai
dan
Group
salah
dengan
kelompok
konvensional adalah:
1.
Perilaku
ekstrinsik.
Djamarah (1996), metode pembelajaran
konvensional
2.
Guru adalah penentu jalannya proses
pembelajaran.
ahli,
diantaranya:
1.
6.
dengan
metode
eksperimen
menggunakan
konvensional.
Sesudah diberikan perlakuan, kedua kelompok
(kelas) diberikan tes akhir (postest) untuk
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||31
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
mengukur hasil belajar siswa. Kemudian data
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
hasil belajar siswa tersebut dibandingkan
dan perlakuan sebagai berikut:
dengan menggunakan analisis dua rata-rata.
Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian
Kelas
Perlakuan
Post Test
Metode Active
Learning
X1
T1
Metode Konvensional
X2
T2
Keterangan:
Instrumen pengukuran berupa lembaran tes.
T1
= Pemberian Post-test pada kelas Active
Lembaran tes berbentuk soal tes yang terdiri
Learning
dari 4 soal essai yang mempunyai skor 100.
= Pemberian Post-test pada kelas
Adapun kisi-kisi dan bentuk soal
Metode Konvensional
digunakan dalam penelitan ini dapat dilihat
= Pembelajaran dengan menggunakan
pada lampiran.
T2
X1
Untuk
Metode Active Learning
X2
= Pembelajaran dengan menggunakan
penelitian
ini
peneliti
mengambil sampel adalah siswa kelas X-IIS-1
sebagai kelas eksperimen yang diajarkan
dengan metode Active Learning dan X-IIS-3
sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan
metode konvensional. Alasan pemilihan kedua
kelas
tersebut
sebagai
sampel
adalah
berdasarkan pertimbangan guru bidang studi
bahwa siswa kedua kelas tersebut mudah diajak
kerjasama, komunikatif dan kemampuan siswa
Instrumen dalam penelitian ini meliputi
pembelajaran
dan
instrumen
pengukuran. Instrumen pembelajaran terdiri
atas RPP dengan metode Active Learning, RPP
dengan Pembelajaran konvensional dan LKS.
ISSN 2355-007
yang
diperlukan, teknik pengumpulan data yang
merupakan pemberian soal- soal kepada siswa
yang terpilih sebagai sample. Tes berfungsi
untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa. setelah proses pembelajaran berlangsung
peneliti mengadakan tes akhir (post-test).
Bentuk tes yang dilakukan pada kedua kelas.
adalah sama yaitu berupa tes essay sebanyak 4
soal yang berbentuk essay dengan skor 100
dikerjakan dalam waktu 60 menit. Tes ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa. Untuk memperoleh data peneliti
tergolong heterogen.
instrumen
data
dilakukan adalah dengan menggunakan tes. Tes
Metode Konvensional
Dalam
mengumpulkan
yang
menyiapkan perangkat tes berupa soal-soal.
Penyusun butir soal mengacu pada indikator
yang telah ditetapkan.
Setelah data terkumpul melalui tes
hasil belajar, maka datanya diolah dengan
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||32
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
menggunakan analisis statistik uji – t sebagai
Disamping itu, jika dilihat dari hasil tes
alat pengujian hipotesis.
ternyata ada 5 orang siswa yang tidak mencapai
HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah
ketuntasan
(belum tuntas),
hal
ini
disebabkan karena kemampuan siswa yang
apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa
berbeda.
yang diperoleh dengan metode active learning
matematika di sekolah tidak terlepas dari
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
masalah yang terdapat di dalam nya. Hal ini
diperoleh dengan metode konvensional dan
dikemukakan oleh Ruseffendi (1984) bahwa
ditinjau dari hasil tes akhir kedua kelas
matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada
tersebut.
umumnya merupakan mata pelajaran yang
Berdasarkan hasil analisis data post-test
tidak
Berbicara
tentang
pembelajaran
disenangi dan dalam kenyataannya,
yang digunakan dengan perhitungan statistik
matematika masih merupakan bidang studi
yaitu menggunakan uji t, serta dilakukan
yang sulit
dengan
taraf
merupakan pelajaran yang menakutkan bagi
signifikan ∝= 0,05 dan derajat kebebasan (dk)
sebahagian besar siswa. Kemudian ditegaskan
=49 diperoleh thitung = 2,4446 dan ttabel= 1,68
juga oleh guru matematika di MAN Rukoh
sehingga thitung > ttabel yaitu 2,4446 > 1,68. Hal
bahwa matematika bukan lah tergolong bidang
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
studi yang mudah dipelajari bagi kebanyakan
hasil belajar siswa yang diperoleh dengan
siswa.
pengujian
hipotesis
pada
dipelajari
oleh siswa bahkan
metode active learning dibandingkan dengan
Hasil belajar matematika yang berupa
hasil belajar siswa yang diperoleh dengan
nilai atau skor dijenjang menengah pertama
metode konvensional pada materi statistikah.
maupun menengah atas selalu rendah bila
Hasil ini sejalan dengan pendapat isjoni
dibandingkan dengan bidang studi lain. Hasil
(2008:113) yang menyatakan bahwa metode
Penelitian peneliti menemukan bahwa banyak
active
learning
merupakan
metode
siswa
yang
belajar
matematika
sering
pembelajaran berbasis aktifitas belajar siswa.
mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal
Metode Active Learning menempatkan siswa
karena mereka belajar melalui hafalan bukan
sebagai subjek belajar. Pada penerapan metode
dengan pemahaman. Jika menggunakan metode
Active Learning siswa dituntut untuk selalu
Active learning pemahaman siswa akan materi
berperan serta berpartisipasi aktif mengikuti
yang disampaikan guru lebih cepat dimengerti
semua
dibandingkan dengan menggunakan metode
proses
pembelajaran
baik
secara
individu maupun kelompok. Siswa merupakan
konvensional.
penerapan
Selain dari hasil analisis data dengan
metode Active Learning peran guru tidak lebih
uji statistik yang menunjukkan kelebihan dari
hanya sebagai fasilitator serta patner siswa
metode Active Learning dibandingkan metode
dalam belajar.
konvensional.
subjek
belajar
sehingga
pada
Apabila
dilihat
dari
hasil
jawaban test kedua kelas tersebut terlihat
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||33
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
perbedaan cara penyelesaian nya. Terlihat jelas
bahwa
jawaban
yang
diperoleh
SIMPULAN DAN SARAN
dengan
1. Simpulan
pembelajaran metode Active Learning lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
jelas, lebih tepat, dan teratur cara penyelesaian
analisis data, peneliti dapat menyimpulkan
nya. Sebaliknya jawaban siswa yang diperoleh
bahwa:
dengan pembelajaran metode konvensional
1.
kurang tepat dan kurang teratur dalam cara
penyelesaian
nya.
Kemudian
kedua kelas tersebut, diperoleh t hitung >
dalam
berada
kita lihat dengan jelas kelebihannya yaitu
siswa
berperan
aktif
yaitu 2,44 > 1,68
t tabel
menerapkan metode Active Learning ini dapat
semua
Setelah dilihat hasil dari pengujian tes
pada
daerah
signifikansi
pembelajaran, pembelajaran sesuai dengan hal
= 0,05. Jadi dapat
hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran ini tidak cepat membuat siswa
menggunakan metode
bosan.
di kelas X MAN Rukoh.
yang hanya beberapa siswa yang aktif itu pun
2.
tuntas),
mereka hanya mendengarkan penjelasan guru
dan
bermain
disebabkan
karena
memperhatikan
materi
yang
diajarkan guru.
dibelakang sehingga kurang efektif dalam
2. Saran
pembelajarannya.
penelitian
ini
ketidakseriusan siswa dalam menanggapi
cendrung menerima. Ketika gurunya menulis
Hasil
hal
kemampuan siswa yang berbeda dan
hanya sedikit yang mereka pikirkan mereka
berbicara,
Terdapat 5 orang siswa yang nilai nya
kurang dari apa yang diharapkan (belum
lainnya mungkin akan mudah bosan karena
yang
active learning
dan konvensional pada materi statistika
Berbeda dengan metode konvensional
ada
H0
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
apa yang perlu dicapai, dan juga dalam
siswanya
penolakan
sehingga Ha dapat diterima pada taraf
dalam
atas kemauan mereka sendiri sedangkan yang
ini berarti t
terhadap
belajar siswa diperoleh nilai
Adapun
hasil
yang positif
dengan menggunakan metode Active Learning
pada materi statistika semuanya menunjukkan
penulis
berikut:
1.
Bagi
guru
diharapkan
untuk
dapat
membekali diri dengan pengetahuan
tentang
bahwa
metode-metode
pembelajaran
yang sesuai untuk diajarkan di sekolah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
dan
diperoleh dengan metode active learning
menggunakan
media-media
pembelajaran secara kontinu kepada
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
siswa, terutama pada materi statistika.
diperoleh dengan metode konvensional pada
materi statistika di kelas X MAN Rukoh.
yang dapat
utarakan dari penelitian ini adalah sebagai
hasil yang efektif. Dengan demikian, dari
uraian di atas dapat kita simpulkan
saran
2.
Diharapkan kepada Dinas Pendidikan
atau pihak–pihak yang berkaitan lainnya
ISSN 2355-007
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||34
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
agar
kepada
memberikan
guru
untuk
nya
pada
bidang
studi
matematika.
meningkatkan
kualitas atau kemampuan guru dalam
3.
khusus
pelatihan-pelatihan
4.
Sangat diharapkan kepada siswa-siswi
pembelajaran.
untuk lebih serius dalam menanggapi dan
Diharapkan bagi peneliti lainnya yang
memahami materi yang diajarkan karena
berminat melakukan penelitian ini lebih
hal
lanjut agar dapat memodifikasi lagi
keefektifan
metode active learning sehingga dapat
proses
meningkatkan lagi hasil belajar siswa
matematika.
ISSN 2355-007
tersebut
dan
dapat
mempengaruhi
keoptimalan
pembelajaran
dalam
khususnya
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||35
Ahmad Nasriadi, Intan Kemala Sari, dan Eka Saputri, Perbedaan Hasil Belajar...
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zein. 1996. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Freire, Paulo. 1999. Menggugat Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hudojo. 1998. Metode Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Isjoni dan Mohd. Arif. 2008. Model-Model
Pembelajaran Mutakhir (Perpaduan IndonesiaMalaysia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan
dan Jawaban. Malang: Grasindo.
Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suprijono, Agus. 2012. Metode dan Model-
Model Mengajar. Bandung: Alfabeta
Suprihatiningrum, Jamil. 2013 Metode Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Kislam,Syamsul. 1999. Program Perencanaan Pengajaran Matematika. Malang:IKIP
Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press
Zaini, Hisyam. 2008. Metode Pembelajaran
ISSN 2355-007
Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Volume 4. Nomor 1. April 2017 ||36