LECTIVE : DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN ONLINE

  

LECTIVE : DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN

ONLINE

1 Galih Wasis Wicaksono 1.

  Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Kontak Person:

  

Galih Wasis Wicaksono

Perum. Dika Residence, Jl. Dahlia, Kav. 12, Ds. Sumbersekar

Malang

Telp: 082142582102, E-mail: galih.w.w@umm.ac.id

  

Abstrak

Perangkat pembelajaran merupakan wujud persiapan dosen sebelum memulai proses pembelajaran.

  

Beragam masalah muncul dalam kegiatan menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana

Pembelajaran Semester (RPS) atau yang lebih umum dikenal dengan silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Masalah pertama, tidak semua dosen memiliki kompetensi

pedagogik. Masalah kedua, dosen membutuhkan template metode

  • – metode pembelajaran. Mengatasi

    permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan melalui tahapan analisis kebutuhan, desain sistem,

    implementasi dan pengujian sistem. Sehingga dihasilkan desain perangkat pembelajaran berbasis

    online yang dinamakan lective . Berbagai fitur yang tersedia dalam lective antara

    lain mensinergikan RPS dan RPP dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Standar

    Nasional Pendidikan Tinggi. Lective juga menyediakan berbagai metode pembelajaran, berbagai

    metode penilaian dan template aktivitas pembelajaran berdasarkan metode
  • – metode pembelajaran berbasis student centered learning.

  Kata kunci: Silabus, RPP, perancangan, lective, online

Pendahuluan

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat dinamis menuntut perubahan kurikulum yang adaptif dan relevan, sehingga bisa disesuaikan dengan tuntutan dunia kerja. Perubahan kurikulum tentu saja diikuti dengan perubahan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perancangan perangkat pembelajaran menuntut dosen memiliki kemampuan pedagogik.

  Mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN menuntut pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menentukan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang Pendidikan Tinggi sebagai tolok ukur yang menyandingkan kurikulum pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja, serta menyamaratakan mutu serta kualitas pendidikan tinggi diseluruh Indonesia melalui Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Oleh karena itu, dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No.49/2014 telah mensyaratkan RPS sebagai perangkat pembelajaran harus memiliki capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada matakuliah, kemampuan akhir yang diharapkan pada setiap tahap pembelajaran yang relevan dengan SNPT, serta pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.

  Merancang perangkat pembelajaran RPS dan RPP untuk mengakomodir kebutuhan seperti yang disyaratkan dalam Permendikbud No. 49/2014 tentu saja memerlukan kemampuan pedagogik dosen. Hanya saja bagi dosen yang tidak memiliki latar belakang ilmu kependidikan diperlukan tools untuk merancang RPS dan RPP. Mengacu pada kebutuhan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem perancangan perangkat pembelajaran berbasis online yang dinamakan Lective untuk memfasilitasi dosen merangcang RPS dan RPP dengan baik dan benar.

  Penelitian

  • – penelitian yang telah mengkaji perancangan perangkat pembelajaran pada umumnya meneliti pengembangan konten seperti [1], [2], [3] dan [4]. Penelitian pengembangan perangkat lunak yang relevan dengan perangkat pembelajaran seperti silabus atau RPS diantaranya telah menelaah syllabus management system [5], ekstraksi pengetahuan yang bersumber dari silabus [6] dan klasifikasi silabus [7]. Berdasarkan tinjauan pustaka, rancangan perangkat pembelajaran

  I - 75 berbasis online belum pernah diteliti sebelumnya. Selain itu, kontribusi penelitian ini diantaranya meneliti integrasi KKNI dan SNPT kedalam RPS melalui sistem Lective. Lective juga menyediakan

  

template RPS dengan fitur metode pembelajaran berbasis student centered learning (SCL), serta

template RPS untuk metode, teknik serta instrumen penilaian.

Metode Penelitian Analisis Kebutuhan Sistem

  RPS merupakan wujud persiapan atau perencanaan yang dilakukan oleh Dosen, sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan [8]. Agar RPS yang dirancang melalui Lective sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Permendikbud No.49/2014, maka RPS harus memuat: a.

  Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu.

  b.

  Capaian pembelajaran (learning outcomes) mata kuliah. Untuk merumuskan capaian pembelajaran yang spesifik, dapat diterapkan taksonomi dalam merumuskan capaian pembelajaran mata kuliah. Salah satu jenis taksonomi yang dapat digunakan misalnya taksonomi bloom [9]. Rumusan capaian pembelajaran dalam Lective dapat mengakomodir ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

  c.

  Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan. Lective memfasilitasi perumusan kemampuan akhir yang direncanakan berkorelasi langsung dengan SNPT.

  d.

  Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai.

  e.

  Metode pembelajaran yang berbasis SCL difasilitasi dengan disediakannya template didalam Lective.

  f.

  Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran.

  g.

  Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester.

  Fungsionalitas Lective merancang RPS juga harus dilengkapi dengan fitur – fitur penunjang. Untuk itu, Lective juga memiliki fasilitas diantaranya : a.

  Lective memiliki fitur manajemen matakuliah, RPS dan RPP.

  b.

  Dokumen RPS dan RPP dapat diubah kedalam format dokumen lainnya.

Rancangan Sistem

  Proses perancangan RPS dimulai dari Dosen mengisi identitas mata kuliah. Dosen kemudian mendesain capaian pembelajaran matakuliah yang sudah dilengkapi dengan fitur taksonomi bloom. Kegiatan tersebut membantu Dosen mendefinisikan capaian pembelajaran untuk ranah kognitif, afektif atau psikomotorik [9]. Proses selanjutnya Dosen mengisi kemampuan akhir yang direncanakan di setiap pertemuan, dengan terlebih dahulu memilih SNPT sebagai standar acuan. Ilustrasi setiap proses dapat dilihat pada Gambar 1. Proses terakhir dalam peracncangan RPS ialah merinci setiap aktivitas pembelajaran untuk setiap pertemuan. Diawali saat Dosen mengidentifikasi indikator keberhasilan kegiatan belajar disetiap pertemuan, tolok ukurnya dapat dijabarkan melalui teknik dan instrument penilaiannya. Kemudian dosen juga menjabarkan materi pokok yang akan disampaikan disetiap pertemuan beserta sumber belajar / referensi yang digunakan, serta memilih bentuk dan metode pembelajaran.

  Sistem Lective menyediakan berbagai template sebagai contoh sekaligus panduan bagi Dosen. Berbagai template teknik, jenis dan instrument penilaian yang disediakan Lective dapat digunakan Dosen dalam kegiatan belajar. Selain penilaiannya, template lainnya yang disediakan ialah template bentuk dan metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran yang dipilih secara otomatis, Lective akan memberikan contoh kegiatan/pengalaman belajar yang dapat dilakukan di kelas. Fitur pendukung lainnya yang dimiliki sistem Lective ialah cetak dokumen RPS hasil rancangan.

  Rancangan Lective untuk desain RPP diilustrasikan pada gambar 2 menunjukkan bahwa aktivitas Dosen dalam desain RPP sangat bergantung dengan aktivitas desain RPS sebelumnya. Oleh karena itu, detail kegiatan disetiap pertemuan yang dirancang melalui RPP hanya dapat dilakukan apabila tahapan – tahapan perancangan RPS telah dilaksanakan. Desain RPP diawali dengan definisi tujuan pembelajaran untuk setiap pertemuan, yakni dengan mengidentifikasi audience, behavior,

  

condition, degree dan character. Tahapan selanjutnya ialah mendefinisikan kegiatan awal, kegiatan

  inti serta kegiatan akhir. Di setiap aktivitas merumuskan kegiatan pembelajaran, Dosen difasilitasi untuk mendefinisikan media pembelajaran yang digunakan.

  I - 76 SENTRA

  Gambar 1 Flowchart RPS Gambar 2 Flowchart RPP

Implementasi

  Implemetasi pengembangan Lective dalam penelitian ini menggunakan pendekatan terstruktur, yakni sistem dibangun berdasarkan proses – proses secara umum kemudian dispesifikasi sesuai dengan fungsi - fungsi dalam diagram alir pada gambar 1 dan 2. Bahasa pemrograman yang digunakan PHP dan menggunakan basisdata MySQL.

Pengujian Sistem

  Guna mengetahui korelasi antara kebutuhan sistem, rancangan sistem, implementasi dengan hasil penelitian, serta untuk menilai tingkat keberhasilan pengembangan sistem, maka pengujian sistem pada penelitian ini menggunakan pengujian fungsional. Tujuan pengujian fungsional ialah menguji apakah sistem dapat digunakan oleh pengguna sistem sesuai dengan rancangan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Hasil pengembangan sistem Lective dapat dilihat salah satunya dari aspek struktur website yang telah diimplementasikan. Website Lective terdiri dari dua interface, seperti diilustrasikan pada gambar

  3. Beranda sebagai sistem yang dapat diakses oleh semua pengunjung website tanpa harus melakukan login. Interface lain ialah dashboard, hanya dapat diakses oleh Dosen yang memiliki hak akses. Proses utama perancangan RPS dan RPP dilaksanakan di dashboard.

Desain RPS

  Berdasarkan analisis kebutuhan dan rancangan sistem, sebelum mendesain RPS Dosen diharuskan menginputkan identitas matakuliah, dapat dilihat pada Gambar 4. Item yang perlu diinputkan meliputi nama matakuliah, jenjang, bobot SKS, jam saji, kode MK, bobot penilaian UTS, UAS dan setiap pertemuan, semester, fakultas dan program studi. Proses selanjutnya ialah mendefinisikan capaian pembelajaran. Pada form input capaian pembelajaran telah dilengkapi dengan

  I - 77 taksonomi bloom, sehingga Dosen dapat mendefinisikan capaian pembelajaran untuk ranah kognitif, afektif atau psikomotorik.

  Gambar 3 Sitemap sistem Lective Gambar 4 Input identitas matakuliah

  Proses selanjutnya pada Gambar 5, Dosen menginputkan kemampuan akhir yang direncanakan di setiap pertemuan. Gambar 6. Merupakan proses terakhir dalam peracncangan RPS Dosen dapat menginputkan indikator, teknik dan instrument penilaiannya, serta menginputkan materi pokok disetiap pertemuan beserta sumber belajar / referensi yang digunakan, serta memilih bentuk dan metode pembelajaran. Template teknik dan instrumen penilaian yang disediakan dalam Lective diantaranya, untuk instrument penilaian meliputi: 1)Penilaian hasil. 2)Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus. 3)Penilaian proses dan 4)Penilaian sikap. Teknik penilaian mengacu pada Permendikbud No.49/2014 yang difasilitasi sistem Lective terdiri atas: observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, angket dan lain - lain. Template metode dan bentuk pembelajaran juga telah disediakan dalam sistem Lective. Untuk bentuk pembelajaran meliputi: 1)Kuliah. 2)responsi dan tutorial. 3)seminar. 4)praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan. Bentuk dan metode pembelajaran yang disediakan didalam Lective sudah relevan dengan metode – metode pembelajaran SCL.

  Gambar 5 Kemampuan akhir yang direncanakan Gambar 6 Item RPS

Desain RPP

  Desain RPP menggunakan lective dapat dilakukan apabila tahapan – tahapan perancangan RPS telah dilaksanakan. Sebab dalam Lective, item

  • – item di RPS berkorelasi dengan item RPP. Desain RPP diawali dengan definisi tujuan pembelajaran untuk setiap pertemuan seperti ilustrasi pada Gambar 7. Pada proses ini dilakukan identifikasi audience, behavior, condition, degree dan character yang diharapkan selama dan setelah aktivitas pembelajaran. Tahapan selanjutnya ialah menjabarkan 3 kegiatan pembelajaran, dimulai dari kegiatan awal meliputi aktivitas apersespi, pemberian motivasi dan pemberian acuan seperti pada Gambar 8. Tahapan selanjutnya adalah menginputkan kegiatan inti yang meliputi aktivitas observing, questioning, experimenting, associating dan communicating. Tahapan terakhir yaitu menginputkan kegiatan akhir. Setiap merumuskan kegiatan pembelajaran, Dosen difasilitasi untuk mendefinisikan media pembelajaran yang digunakan.

  I - 78 SENTRA

  Gambar 8 Form item kegiatan awal RPP Gambar 7 Form tujuan pembelajaran

Hasil Pengujian

  Pengujian fungsional sistem Lective menggunakan tools untuk website tester yang tersedia di websitSemua fitur yang telah diuji meliputi: 1)Beranda. 2)Halaman Kontak. 3)Halaman Tentang. 4)Halaman Matakuliah. 5)Halaman Error (404). 6)Identitas Matakuliah. 7)Capaian Pembelajaran. 8)Kemampuan Akhir yang Direncanakan. 9)Item RPS. 10)Preview RPS. 11)Tujuan Pembelajaran dan 12)Item RPP. Hasil pengujian seperti pada Gambar 9 menunjukkan semua fitur berfungsi dengan baik. Akan tetapi jika pengujian dilakukan terhadap seluruh elemen Lective, terdapat bug didalam sistem Lective yang tidak dapat diakses oleh tools testomato. Namun, hal tersebut tidak memiliki dampak terhadap kinerja sistem.

  

Gambar 9 Hasil pengujian testomato

Kesimpulan

  RPS dan RPP sebagai guideline dosen dalam kegiatan belajar dan mengajar bukanlah perangkat pembelajaran yang dapat dibuat dengan sembarangan. RPS dan RPP harus mencantumkan KKNI dan SNPT sesuai Permendikbud No. 49/2014. Hal tersebut menuntut kemampuan pedagogik dosen sebagai penyusunnya. Namun, disisi lain kegiatan penyusunan RPS dan RPP ini menjadi permasalahan tersendiri untuk dosen yang tidak memiliki latar belakang ilmu kependidikan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memfasilitasi perancangan RPS dan RPP dengan baik dan benar. Caranya, melalui pembuatan dan pengembangan Lective sebagai tools perancangan RPS dan RPP berbasis online sesuai dengan Permendikbud No.49/2014.

  Hasil penelitian berupa produk Lective yang di dalamnya memuat fitu-fitur sebagai berikut: 1)Identitas mata kuliah. 2)Learning outcomes dengan penerapan taksonomi bloom. 3)Kemampuan akhir yang direncanakan, berkorelasi langsung dengan SNPT. 4)Teknik dan instrument penilaian.

  I - 79

  5)Metode pembelajaran berbasis SCL. 6)Alokasi waktu. 7)Pengalaman belajar. Selain fitur ini, terdapat fitur penunjang yaitu Dokumen RPS dan RPP yang dapat diubah kedalam format dokumen lainnya.

  Hasil pengujian menggunakan website tester menunjukkan semua fungsionalitas fitur berfungsi dengan baik. Akan tetapi jika pengujian dilakukan terhadap seluruh elemen Lective, terdapat bug didalam sistem Lective yang tidak dapat diakses oleh tools testomato. Namun, hal tersebut tidak berdampak bagi kinerja sistem

Referensi

  [1] Prayito M. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Humanistik Berbasis Konstruktivisme Berbantuan E-Learning Materi Segitiga Kelas VII. AKSIOMA. 2011; 2(2).

  [2] Suheriyanto S, Basuki I. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Media Komputer

  Virtual dan Video dalam Model Pembelajaran Langsung (Studi pada Mata Diklat Instalasi Sistem Operasi Jaringan di SMKN 2 Tarakan). Pendidikan Vokasi: Teori Dan Praktik. 2014; 2(1). [3]

  Erawan L, Suharnawi S. Rancangan Silabus Mata Kuliah Web Berfilosofi Web Standards Curriculum W3C (Studi Kasus Kurikulum Prodi Sistem Informasi Udinus). Techno. Com. 2014; 13(1) 21-30.

  [4] Amirudin A. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Dimensi Belajar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kewirausahaan pada Mahasiswa FKIP Universitas Syiah Kuala.

  Tesis. Malang: Pascasarjana Univ. Negeri Malang; 2015. [5]

  Chelvarayan A, Jayothisa C. M, Hashim H, Lajis K.N, Syllabus Management System for Academics Practicing Knowledge. Journal of Organizational Knowledge Management. 2011; 2011:1-11.

  [6] Biletskiy Y, Brown A, & Ranganathan G. Information extraction from syllabi for academic e-

  Advising. Expert Systems with Applications. 2009; 36:4508 –4516. [7]

  Otaa S, Mimaa H. Machine Learning-based Syllabus Classification toward Automatic Organization of Issue-oriented Interdisciplinary Curricula. Pacific Association for Computational Linguistics . 2011; 27:241 – 247.

  [8] Brown, G. Pengajaran Mikro, Program Keterampilan Mengajar. Surabaya: Airlangga University Press. 1990.

  [9] Bloom B.S, dkk. Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1. Cognitive Domain. New York: David McKay. 1956.

  I - 80 SENTRA