11.Hukum Asuransi dan Pengakutan 12.Hukum Kepailitan - KULIAH ASPEK HUKUM BISNIS_MATERI UTS

2. Hukum Dagang

3. Hukum Perseroan dan badan Usaha

Mishbahul Munir

4. Hukum Ketenagakerjaan

[email protected]

[email protected]

5. Hukum Perjanjian

11.Hukum Asuransi dan

6. Hukum Pajak

Pengakutan

7. Hukum Perbankan

12.Hukum Kepailitan

8. Hukum Persaingan Usaha

13.Hukum Surat Berharga

9. Hukum Perlindungan

14.Alternatif Penyelesaian

Konsumen

Sengketa

10. HaKI

Apa Hukum itu?

Hukum adalah

Pengantar

 Peraturan yang tertulis mapun tidak

tertulis,

ASPEK HUKUM BISNIS

 mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat,  bersifat mengikat dan memaksa  apabila dilanggar ada sanksi yang

tegas.

Apa Bisnis itu? Apa Tujuan Hukum ?

Bisnis adalah

 Kepastian hukum

 Kegiatan usaha  ditujukan untuk mencapai

 Kemanfaatan

keuntungan,

 Keadilan

 baik itu di bidang:

a. Produksi

b. Distribusi/Pemasaran; dan

c. Perdagangan

Apa Ekonomi itu ? Hukum Bisnis

Ekonomi berasal dari istilah

“oikos”

Hukum Bisnis adalah

= rumah tangga, dan

“nomos” = mengatur Peraturan-peraturan yang mengatur kegiatan bisnis agar bisnis

Ekonomi artinya mengatur rumah

dijalankan secara adil

tangga agar tercapai kesejahteraan dalam hidup.

04/11/2011

Sumber-Sumber Hukum

Hukum Ekonomi

Bisnis/Ekonomi

Hukum Ekonomi adalah 1. Peraturan Perundang-undangan

hukum yang mengatur

2. Perjanjian/Kontrak

distribusi/pembagian sumber-

3. Traktat

sumber daya agar tercapai

4. Yurisprudensi

kesejahteraan yang berkeadilan.

5. Kebiasaan-Kebiasaan dalam Bisnis

6. Doktrin

Manusia --------- Kepentingan --------- Manusia

Interaksi

Harmonis Bisnis Konflik

Hukum/Tata Nilai

Istilah

Hukum Dagang

 Hukum Dagang  Hukum Ekonomi  Hukum dan Ekonomi  Hukum Ekonomi Pembangunan

Istilah Hukum Dagang

 Hukum Ekonomi dan Teknologi

Hubungan KUH Perdata Dengan KUHD

 Hukum Bisnis

Evolusi Hukum Dagang Menuju Hukum Ekonomi Politik Hukum Ekonomi Indonesia Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi UU Yang Mengatur Dalam Bidang Ekonomi

Hubungan KUH Perdata Dengan KUHD

Hk Dagang

 Hukum Perdata  Hk yg mengatur tingkah laku manusia yg turut melakukan perdagangan dlm usahanya

Hk yg mengatur hub hk antara perseorangan atau

memperoleh keuntungan.

badan hk yg satu dg yg lain dlm segala usahanya utk memenuhi kebutuhanya yg diselenggarakan sesuai

dg hematnya sendiri.

Atau

 Hukum Perikatan

Suatu hub hk yg terletak dlm bidang hk harta  Hk yg mengatur hub hk antara manusia2 dan kekayaan antara dua pihak yg masing masing berdiri

badan hk satu sama lainnya dlm lapangan sendiri yg menyebabkan pihak yg satu thd pihak yg

perdagangan.

lain berhak atas suatu prestasi,prestasi mana adl menjadi kewajiban pihak terakhir thd pihak I.

Hubungan KUH Perdata Dengan KUHD

• Berdasarkan Pasal 1 KUHD dapat • Dengan demikian, hukum dagang adalah diketahui kedudukan KUH Dagang

bagian yang tidak terpisahkan dari hukum terhadap KUH Perdata, di mana KUH

perikatan, karena hukum perikatan adalah Dagang merupakan hukum yang khusus

(Lex Specialis), sedangkan KUH Perdata hukum yang terdapat dalam masyarakat merupakan hukum yang bersifat umum

umum maupun dalam perdagangan. (Lex Generalis), • S ehingga berlaku suatu asas “Lex Specialis

Derogat Legi Generalis” yang artinya hukum yang khusus dapat mengesampingkan hukum yang umum.

 Pembagian Hukum Privat (Sipil) ke dalam Hukum  Kenyataan-kenyataan lain yang membuktikan bahwa Perdata dan Hukum Dagang sebenarnya bukanlah

pembagian itu bukan pembagian asasi ialah: pembagian yang asasi, tetapi pembagian yang

a. perjanjian jual beli yang merupakan perjanjian berdasarkan sejarah dari Hukum Dagang.

terpenting dalam bidang perdagangan tidaklah  Bahwa pembagian tersebut bukan bersifat asasi,

ditetapkan dalam KUHD, tetapi diatur dalam KUH dapatlah kita lihat dalam ketentuan yang tercantum

Per;

dalam Pasal I KUHD yang menyatakan, bahwa b. perjanjian pertanggungan (asuransi) yang sangat peraturan-peraturan KUH Per dapat juga dijalankan

penting juga bagi soal keperdataan ditetapkan dalam

dalam penyelesaian soal-soal yang disinggung

KUHD.

dalam KUHD terkecuali dalam penye-lesaian soal- soal yang semata-mata diadakan oleh KUHD itu.

Mengenai istilah Hukum Dagang, apakah sekarang ini masih tepat digunakan, ada yang berpendapat bahwa

 Dengan undang-undang inilah (yang mulai berlaku 1 istilah itu tidak tepat lagi.

Januari 1935) dilenyapkan pengertian-pengertian menurut KUHD tentang pedagang, perbuatan, dan

 Pendapat ini didasarkan pada Wet (UU Belanda) perikatan dagang yang sebelum berlakunya Wet tanggal 2 Juli 1934 yang menghapuskan seluruh Bab I

tersebut merupakan hukum pedagang.

dari Kitab I KUHD yang memuat Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 mengenai "pedagang dan perbuatan

 Akan tetapi dalam undang-undang ini tidak dimuat dagang" dan menggantikannya dengan istilah-istilah

penjelasan resmi tentang istilah "perusahaan" dan perusahaan dan perbuatan-perbuatan perusahaan.

"perbuatan-perbuatan perusahaan", sehingga hal tersebut harus diserahkan kepada dunia keilmuan dan

yurisprudensi.

Pengertian Perniagaan

Pasa14 KUHD (lama) kemudian lebih merinci lagi beberapa kegiatan termasuk dalam kategori  Secara historis, hukum dagang adalah

perbuatan perniagaan, yaitu:

hukum perdata khusus bagi pedagang.''-

1. perusahaan komisi;

Menurut Pasal 2 KUHD (lama), pedagang

2. pemiagaan wesel;

adalah mereka yang melakukan perbuatan 3. pedagang, bankir, Casir, makelar dan yang sejenis; perniagaan sebagai pekerjaannya sehari-

hari. Kemudian oleh Pasal 3 KUHD (lama) 4. pembangunan, perbaikan, - dan perlengkapan kapal disebutkan lagi bahwa perbuatan

untuk pelayaran laut

perniagaan pada umumnya adalah perbuatan pembelian barang-barang untuk dijual kembali.

5. ekspedisi dan pengangkutan barang;  Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 tersebut telah 6. jual-beli perlengkapan dan keperluan kapal;

dicabut oleh Stb.1938-276 yang mulai berlaku 7. rederij, carter kapal, bordemerij, dan perjanjian lain

sejak tanggal 17 Juli 1936.

tentang perniagaan taut;  Ketentuan ini juga mengganti istilah perbuatan 8. mempekerjakan nahkoda dan anak buah kapal untuk

perniagaan menjadi perusahaan

keperluan kapal niaga;

9. perantara (makelar) taut, cargadoor, convoilopers, pembantu-pembantu pengusaha perniagaan, dan lain- lain.

10. perusahaan asuransi

Pengertian Perusahaan

Sebelum tahun 1938 Hukum Dagang

 Berbeda dengan istilah perbuatan perniagaan yang terdapat

hanya mengikat kepada para pedagang

pada Pasal 2 sampai 5 KUHD (lama) yang secara rinci

saja yang melakukan perbuatan dagang,

menjelaskan perbuatan perniagaan tersebut, istilah perusahaan

tetapi sejak tahun 1938 pengertian

dan menjalankan perusahaan yang dianut KUHD sekarang tidak ada perinciannya.

Perbuatan Dagang, dirubah menjadi

Perbuatan Perusahaan yang artinya

 Menurut H.M.N. Purwosutjipto, hal ini memang disengaja oleh

pembentuk undang agar pengertian perusahaan berkembang

menjadi lebih luas sehingga berlaku bagi

baik dengan langkah dalam lalu lintas perusahaan sendiri

setiap pengusaha (perusahaan).

 Makna tersebut diserahkan kepada dunia ilmiah dan yurisprudensi. Dalam perkembangannya, definisi otentik perusahaan dapat pula ditemukan di dalam beberapa undang- undang.

1. Menurut Molengraaf, perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara 4. Pasal 1 Butir 2 UU No. 8 Tahun 1997 mendefinisikan

perusahaan sebagai bentuk usaha yang melakukan terus menerus, bertindak ke luar untuk

kegiatan secara tetap dan terus menerus

mendapatkan penghasilan, dengan cara

dengan tujuan memperoleh keuntungan dan

memperniagakan barang-barang atau atau laba baik yang diselenggarakan oleh orang mengadakan perjanjian perdagangan.

perseorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia

Evolusi Hukum Dagang Menuju

 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai perusahaan jika

Hukum Ekonomi

memenuhi unsur-unsur di bawah ini:  KUHD tidak bisa mengikuti perkembangan ekonomi yang semakin kompleks dan

l. Bentuk usaha, baik yang dijalankan secara orang

unpredictable.

perseorangan atau badan uasaha;  Perkembangan hukum perdagangan 2. Melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus;

internasional dalam WTO yang belum dan

terakomodasi.

3. Tujuannya adalah untuk mencari keuntungan atau  Muncul istilah Hukum Ekonomi, Yg bersifat laba.

Interdisipliner, Multidisipliner dan Transnasional

Eksistensi Hukum Ekonomi Harapan Dunia Bisnis Pada Hukum

 Seminar on Indonesian Legal Development tanggal 1 Juli 1970 di New York (sponsor Internasional Legal Center):

 Menciptakan kepastian dan Stabilitas

Perlunya peningkatan pengetahuan hukum ekonomi bagi kebanyakan pejabat dan para ahli hukum Indonesia.

 Mendukung Efisiensi dan Produktivitas

(DOUGLASS NORTH)

 1978. Simposium Hukum Ekonomi Nasional-BPHN

 1979/1980 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi (Prof.

 Responsif (NONET DAN SELZNICK)

Subekti SH)

 Mengadung daya Prediktibiltas

 1980/1981 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi

 Penyelesaian Sengketa secara Efektif, Efisien dan

(Mr.Nugroho/Drs.Sumantoro)

Menghasilkan Putusan Yang bisa diterima semua

 1981-1985 BPHN Mengkaji Hukum Ekonomi (Dr. Sumantoro).

Pihak (ADAM SMITH)

 Substansi Hukum Sesuai Dengan Yang Diinginkan

 Di UI, Pusat Studi Hukum Dagang diganti Pusat Studi

Hukum dan Ekonomi (1977)-Ch.Himawan.

Ekonomi Pasar dan Mendatangkan Efisiensi dan Kedailan (MAX WEBER)

Politik Hukum Ekonomi Indonesia Beberapa Undang-undang dalam Bidang Ekonomi

Mengacu Pasal 33 UUD 1945

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama bdr atas asas kekeluargaan.  ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM KEBERADAAN

LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEWADAHI PARA PELAKU

2. Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan yg menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

BISNIS DLM MENJALANKAN AKTIFITASNYA .

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yg terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 1. UU NO.25 TAHUN 1992 Tentang PERKOPERASIAN 4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

2. UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIAN ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,

3. UU N0.40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATAS berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional 4. (hasil

UU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN

amandemen keempat). 5. UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

6. UU No.16 Tahun 2001 Tentang YAYASAN (diperbarui UU No.28 Th undang-undang (hasil amandemen keempat).

2004) 7. 8. UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) UU. No.21 Tahun 2008 Tentang PERBANKAN SYARIAH

ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM DALAM MENGATUR

14. UU No.29 Tahun 2000 Tentang PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN PERILAKU PELAKU BISNIS DALAM MENJALANKAN AKTIFITAS

15. UU No. 30 Tahun 2000 Tentang RAHASIA DAGANG 1. UU No.3 Tahun 1982 Tentang WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

16. UU No. 31 Tahun 2000 Tentang DESAIN INDUSTRI

2. UU No. 5 Tahun 1984 Tentang PERINDUSTRIAN 17. UU No.32 Tahun 2000 Tentang DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU. 3. UU NO. Tahun 1992 Tentang PENERBANGAN

18. UU No. 14 Tahun 2001 Tentang PATEN

4. UU No.8 Tahun 1995 Tentang PASAR MODAL

19. UU No. 15 tahun 2001 Tentang MEREK 20. UU No.19 Tahun2002 Tentang HAK CIPTA

21. UU No. 22 Tahun 2001 Tentang MINYAK DAN GAS BUMI 6. UU No. 24 Tahun 1997 Tentang PENYIARAN

5. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

22. UU No.15 Tahun 2002 Tentang TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG 7. UU No.32 Tahun 1997 Tentang PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

23. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang KEUANGAN NEGARA

8. UU No.21 Tahun 2003 Tentang PENGESAHAN KONVENSI ILO NO.81

UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT.

MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DLM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

9. UU No.8 Tahun 1999 Tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN 25. UU No.19 Tahun 2004 Tentang KEHUTANAN (UU No.41/1999-Perpu 10. UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI

No.1/2004-judicial review di MK larangan penambangan di hutan lindung TUKAR

tdk dikabulkan)

11. UU No.18 Tahun 1999 Tentang JASA KONSTRUKSI 26. UU No. 24 Tahun 2004 Tentang LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN 12. UU No.9 Tahun 1999 Tentang PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN

27. UU No.37 Tahun 2004 Tentang KEPAILITAN DAN PENUNDAAN BERJANGKA KOMODITI.

KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (No. 4 Tahun 1998) 13. UU No. 36 Tahun 1999 Tentang TELEKOMUNIKASI

PENYELESAIAN SENGKETA ATURAN YANG MENGATUR KEBERADAAN MEKANISME

28. UU No. 17 Tahun 2006 Tentang KEPABEANAN 29. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang PENANAMAN MODAL

1. UU No. 5 Tahun 2004 Tentang MAHKAMAH 30. UU No. 39 Tahun 2007 Tentang CUKAI

AGUNG

31. UU NO..19 Tahun 2008 Tentang SURAT BERHARGA 2. UU No. 48 tahun 2009 Tentang KEKUASAAN SYARIAH NEGARA

KEHAKIMAN

32. UU. No.1 TH 2009 Tentang Penerbangan 3. UU No.30 Tahun 1999 Tentang ARBITRASE DAN 33. UU.No.4 TH 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA Batubara

34. UU.No.5 TH 2009 Tentang Pengesahan United Nations UU No.2 Tahun 2004 Tentang PENYELESAIAN

Convention Againts Transnational Organized Crime PERSELISIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 35. UU.No.9 TH 2009 Tentang BHP (dicabut)

5. UU No.14 Tahun 2002 Tentang PENGADILAN PAJAK.\ 6. UU NO.3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua

UU No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.

Aturan Internasional Hukum Ekonomi  WTO (The World Trade Organization)

1 Januari 1995 – UU No.7 Tahun 1994  GATS (General Agreement Trade Services)  TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual

Property Rights)  TRIMs (Trade Related Investment Measures)  Indonesia Harus Menyesuaikan semua peraturan

perundang-undangannya pada ketentuan2 tersebut

Perusahaan

Definisi

 HUKUM BADAN Kegiatan dalam ekonomi

 Terus menerus

USAHA

 Terang terangan  Dalam kedudukan tertentu  Dengan maksud mencari keuntungan

Karakteristik Perusahaan & Badan Usaha

Kategori Badan Usaha

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

KARAKTERISTIK BADAN USAHA

Perusahaan ialah suatu daya ikhtiar atau pekerjaan yang teratur yang dilaksanakan sebagai mata pengejawantahan organisasi perusahaan yang Badan usaha merupakan perwujudan atau pencaharian sehari-hari

 Badan usaha dilihat dari tujuan

memberikan bentuk cara kerja, wadah kerja, dan

bentuk/besar-kecilnya tanggung jawab pengurus/para anggotanya

dibentuknya:

selanjutnya dilemparkan ke pasaran (oleh badan Perusahaan menghasilkan barang jasa yang Badan usaha menghasilkan laba yang didapat dari

hasil pemasaran barang jasa yang dihasilkan oleh usaha yang bersangkutan)

1. Badan usaha yang komersil, yaitu;

Suatu perusahaan tidak selalu pasti berwujud suatu Suatu badan usaha pastilah merupakan badan usaha, karena mungkin saja perusahaan itu

perusahaan

Maatschap, Vennotschap onder Firma

perwujudan dari suatu perusahaan yang teroganisir

hanya oleh seorang pelaksana (yang hanya dibantu tidak berwujud organisasi, melainkan dijalankan

(Firma), Commanditaire Vennotschap

oleh seorang atau beberapa pembantunya) Secara kongrit perusahaan itu tampak misalnya Badan usaha itu wujudnya abstrak, karena pada

(CV), Koperasi, Perseroan Terbatas

sebagai toko, bengkel, restoran, bioskop, hotel, dan hakekatnya merupakan organisasi dari suatu sebagainya

(PT).

untuk dibedakan hanyalah bentuk hukum yang perusahaan. Yang dapat diketahui oleh umum tertulis didepan namanya, missal: Firma, CV, PT,

2. Badan usaha yang non komersil, yaitu;

kongkrit dari suatu badan usaha itu sebenarnya dan sebagainya, sedangkan yang terlihat secara

Yayasan, Perkumpulan.

adalah perusahaannya

Perbedaan Badan Hukum & Non Badan Hukum

Kategori Badan Usaha

KARAKTERISTIK BADAN HUKUM KARAKTERISTIK NON BADAN HUKUM

Adalah suatu badan yang diakui oleh

Adalah suatu badan yang tidak diakui oleh

 Badan usaha dilihat dari bentuk

peraturan Perundang-undangan memiliki hak-

peraturan Perundang-undangan memiliki

hak dan kewajiban-kewajiban sebagaimana

hak-hak dan kewajiban-kewajiban

hukumnya:

manusia

sebagaimana manusia, namun pengaturannya ada didalam BW, KUHD, dan

1. Badan usaha yang Badan Hukum,

hukum kebiasaan

Yang menjadi subjek hukumnya disini ialah

Yang menjadi subjek hukum disini ialah

seperti: Perkumpulan, PT, Yayasan,

badan usaha itu sendiri, karena ia telah

orang-orang yang menjadi pengurusnya,

Koperasi. bukan badan usaha itu sendiri, karena ia

menjadi badan hukum yang juga termasuk

subjek hukum disamping manusia

bukanlah badan hukum sehingga tidak dapat

2. menjadi subjek hukum Badan Usaha yang Non Badan Hukum,

Atas nama perusahaan dapat melakukan

Yang dapat melakukan perbuatan hukum

seperti: Maatschap, Firma, CV. (digugat dan menggugat) hanyalah orang-

perbuatan hukum (bisa digugat dan

menggugat)

orang yang menjadi pengurus

Harta perusahaan bersatu dengan harta

Harta kekayaan perusahaan terpisah dengan

harta kekayaan pribadi para

pribadi para pengurus/anggota, sehingga

tanggung jawabnya penuh secara tanggung

pengurus/anggotanya, sehingga tanggung

jawabnya hanya sebatas harta

renteng hingga harta pribadi

perusahaannya saja

Unsur-unsur badan hukum

MATRIKS KARAKTERISTIK

◦ Perkumpulan orang (organisasi)

MAATSCHAP, FIRMA, CV,

◦ Dapat melakukan perbuatan hukum

KOPERASI, YAYASAN &

(rechtshandeling) dalam hubungan-hubungan PERSEROAN TERBATAS (PT) hukum (rechtsbetrekking) ◦ Mempunyai harta kekayaan sendiri

PENDIRIAN BADAN USAHA

◦ Mempunyai pengurus ◦ Mempunyai hak dan kewajiban ◦ Dapat menggugat dan digugat didepan

Kepengurusan badan Usaha

Pengadilan

PERSEROAN TERBATAS (PT)

Pengertian PT (Pasal 1 angka 1 UU Unsur-unsur didalam PT, yaitu:

◦ Badan hukum

Nomor 40 Tahun 2007):

◦ Persekutuan Modal

 Adalah badan hukum yang merupakan

persekutuan modal, didirikan berdasarkan ◦ Dasar pendiriannya adalah perjanjian perjanjian, melakukan kegiatan usaha

◦ Adanya modal dasar

dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi

◦ Adanya saham

dalam saham dan memenuhi persyaratan

yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Karakteristik PT

ORGAN PT Pendirian PT

I. MATRIKS KARAKTERISTIK MAATSCHAP, FIRMA, CV, KOPERASI, YAYASAN & PERSEROAN TERBATAS (PT)

DASAR BADAN USAHA

HUKUM MAATSCHAP/

 Persekutuan lahir dari

 Hubungan Internal Dalam Maatschap:

Bukan Berbentuk

Bab VIII bagian 1

PERSEKUTUAN

(satu) Buku III suatu perjanjian

Persekutuan adalah

perjanjian

Yang dimaksud dengan hubungan

Badan Hukum

BW, Pasal 1618 dengan mana dua

 Kewajiban untuk memasukan

internal adalah bagaimana hubungan

BW sampai orang atau lebih

sesuatu ke dalam persekutuan

sesama diantara para sekutu yang

dengan Pasal mengikatkan diri

Kewajiban dalam memasukan

satu dengan sekutu yang lain, terkait

1652 BW untuk memasukan

sesuatu kedalam persekutuan

dengan pembagian diantara para

sangat terkait dengan sekutu atas segala untung, rugi, dan

sesuatu dalam

“Inbreng” (pemasukan) yang

beban atau utang

persekutuan, dengan

dapat dilakukan dalam bentuk:  Hubungan Eksternal Dalam

maksud untuk

- Benda; baik benda bergerak

Yang dimaksud dengan hubungan

keuntungan yang

atau tidak bergerak, baik

eksternal adalah bagaimana hubungan

terjadi karenanya

yang berwujud maupun tidak

para sekutu sebagai satu kesatuan

berwujud.

berhadapan dengan pihak ketiga.

- Keahlian

Namun pada asasnya hubungan

 Persekutuan didirikan untuk

persekutuan semata-semata untuk

mencari keuntungan

hubungan internal diantara para

 Keuntungan yang diharapkan

sekutu tanpa berpengaruh ke luar

diperoleh dari: penggunaan,

secara eksternal. Perbuatan sekutu

pemanfaatan, pengelolaan

dengan pihak ketiga secara eksternal

harta persekutuan, dan

dipandang semata-mata sebagai

keahlian yang dijanjikan untuk

perbuatan pribadi dari sekutu pelaku

dimasukan dalam persekutuan

dan tidak menimbulkan ikatan antara

 Keuntungan dibagi kepada

pihak ketiga dengan sekutu pelaku

seluruh sekutu yang ada di

tersebut dalam persekutuan  Berakhirnya Persekutuan Pasal 1646 BW mengatur tentang

berakhirnya Persekutuan/Maatschap, yaitu: - Lewat waktu yang telah dijanjikan - Musnahnya barang dari pokok

persekutuan - Atas kehendak dari masing-masing

sekutu - Sekutu meninggal/dibawah

pengampuan

FIRMA

Adalah bentuk

Diatur Dalam persekutuan yang

 Dalam bentuk

 Firma merupakan bentuk khusus dari

Bukan Berbentuk

Pasal 15 – 35 didirikan untuk

persekutuan/Maatschap

Maatschap

Badan Hukum

Kitab Undang menjalankan suatu

 Menjalankan suatu

 Sesuai dengan ketentuan dalam

Undang Hukum perusahaan dibawah  Dibawah satu nama bersama

perusahaan bersama

unsur-unsur disamping, maka segala

Dagang (KUHD) satu nama bersama

ketentuan dalam

Persekutuan/Maatschap berlaku juga pada firma

 Tiap-tiap persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta yang demikian tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga

 Firma menggunakan nama bersama dalam persekutuan, dengan digunakannya nama bersama tersebut setiap sekutu dalam Firma menyatakan kehendaknya untuk terikat secara tanggung-menanggung

COMANDITAIRE

Adalah suatu

 Didirikan atas dasar perjanjian  Didalam CV ada terdapat unsur Firma,

Bukan Berbentuk

Diatur Dalam

VENNOTSCHAP

persekutuan dapat

 Dalam bentuk persekutuan

sehingga merupakan bentuk khusus

Badan Hukum

Pasal 19 – 35

(CV)

juga dalam waktu

KUHD yang sama berwujud

 Ada unsur Firma didalamnya

dari Firma

dengan sekutu-sekutu yang

 Dalam CV ada 2 kelompok sekutu,

persekutuan dengan

memakai nama bersama

yaitu:

firma terhadap

 Persekutuan secara

- Sekutu Komplementer/Sekutu

sekutu-sekutu yang

peminjaman uang bagi si

Kerja/Sekutu Aktif, yang

memakai nama

pelepas uang

bertanggung jawab penuh sampai

bersama dan

harta kekayaan pribadi. Dalam hal

persekutuan secara

inilah bentuk Firma ada dalam CV ,

peminjaman uang

sehingga berlaku juga Pasal 18

bagi si pelepas uang

KUHD - Sekutu Komanditer/Sekutu

Diam/Sekutu Pasif, yang hanya bertanggung jawab tidak lebih dari bagiannya (inbrengnya) dalam CV

 Sekutu Komanditer/Sekutu Diam/Sekutu Pasif dalam CV hanya bertanggung jawab sebatas pemasukan (inbreng)/modal yang ia masukan

 Manakala dalam CV ada lebih dari  Manakala dalam CV ada lebih dari

PERKUMPULAN Suatu perhimpunan

Diatur Dalam orang-orang baik

 Didirikan atas dasar perjanjian  Bentuk perkumpulan yang diatur dalam  Ada yang

berbentuk Badan Pasal 1653 – yang diakui oleh

 Suatu

BW (KUHPerdata) tersebut merupakan

1665 BW kekuasaan umum,

Perhimpunan/Perkumpulan

perkumpulan yang berbadan hukum

Hukum, seperti:

(KUHPerdata) maupun untuk suatu

orang

 Perkumpulan dipandang sebagai

- Partai Politik

 Diakui oleh kekuasaan

orang, sehingga Perkumpulan

- Organisasi

maksud tertentu

Kemahasiswaan yang tidak

umum/masyarakat

berkuasa melakukan tindakan-tindakan

 Bekerja atas suatu maksud

Perdata (berkuasa melakukan tindakan

(HMI, GMNI,

PMII,KAMMI)

dengan undang-

 Pekerjaan yang dilakukan

 Pengurus bertindak untuk dan atas

- Organisasi

undang atau

tidak bertentangan dengan

nama perkumpulan bukan atas nama

Keagamaan

kesusilaan yang

(Muhammadiyah baik.

undang-undang atau

anggota dari perkumpulan tersebut

kesusilaan yang baik

(dalam hal ini perkumpulan merupakan

, NU)

subyek hukum)

 Ada yang tidak

 Anggota perkumpulan tidak

berbentuk Badan

bertanggung jawab secara pribadi

Hukum, seperti:

untuk tindakan-tindakan atas nama

- Perkumpulan

perkumpulan

Hobi Sepeda Motor

- Perkumpulan Arisan

KOPERASI

Undang-Undang badan usaha yang

Koperasi adalah

 Berbentuk Badan Usaha yang  Koperasi bertujuan memajukan

Berbentuk Badan

Nomor 25 Tahun beranggotakan

berbadan hukum

kesejahteraan anggota pada

Hukum

1992 tentang orang-seorang atau

 Beranggotakan Orang-

khususnya dan masyarakat pada

Perkoperasian badan hukum

Seorang/Badan Hukum

umumnya serta ikut membangun

Koperasi

tatanan perekonomian nasional dalam

Koperasi dengan

 Melandaskan Kegiatannya

rangka mewujudkan masyarakat yang

melandaskan

Berdasarkan Prinsip Koperasi

maju, adil, dan makmur berlandaskan

kegiatannya

 Sebuah Gerakan Ekonomi

Pancasila dan Undang-Undang Dasar

berdasarkan prinsip

Rakyat

Koperasi sekaligus

 Asas Kekeluargaan

 Bentuk Koperasi ada 2, yaitu:

sebagai gerakan

- Koperasi Primer: adalah Koperasi

ekonomi rakyat yang

yang didirikan oleh dan

berdasar atas asas

beranggotakan orang-seorang, yang beranggotakan orang-seorang, yang

anggotanya minimal sebanyak 20 orang

- Koperasi Sekunder: adalah Koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan Koperasi, yang anggotanya minimal 3 buah Koperasi Primer

 Perangkat Organisasi Koperasi Adalah:

a. Rapat Anggota

b. Pengurus

c. Pengawas  Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari:

a. Simpanan pokok

b. Simpanan wajib

c. Dana cadangan

d. Hibah  Modal pinjaman dapat berasal dari:

a. Anggota

b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya

c. Bank dan lembaga

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

e. Sumber lain yang sah

PERSEROAN

Adalah badan

 Badan usaha yang berbentuk

a. Pertanggungjawaban yang timbul

Berbentuk Badan

Undang Undang

TERBATAS (PT)

Nomor 40 Tahun berdasarkan

hukum yang didirikan

badan hukum

semata-mata dibebankan kepada

Hukum

2007 Tentang perjanjian,

 Dasar pendiriannya adalah

harta kekayaan yang terhimpun dalam

Perseroan melakukan kegiatan

perjanjian

asosiasi. Ini merupakan prinsip yang

Terbatas usaha dengan modal  Adanya saham

 Adanya modal dasar

melekat pada badan hukum

 Sifat mobilitas atas hak penyertaan

dasar yang

(saham)

seluruhnya terbagi

b. PT sebagai wadah asosiasi modal

dalam saham, dan

sedemikian rupa agar modal yang

memenuhi

telah dikumpulkan tidak mudah untuk

persyaratan yang

keluar, walaupun telah bergantinya

ditetapkan undang-

orang (kepemilikan) dari modal itu

undang ini serta

c. Prinsip pengurusan melalui suatu c. Prinsip pengurusan melalui suatu

organ, yaitu:

pelaksanaannya

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

b. Komisaris

c. Direksi

d. Kedudukan diantara ketiga organ tersebut adalah sama, karena masing-masing memiliki kewenangan dan fungsi yang berbeda dan dijamin oleh undang-undang

PROSES PENDIRIAN BADAN USAHA

Perjanjian yang dilakukan minimal

- Tidak Tertulis (cukup kata

- Untuk yang badan hukum wajib

- Untuk yang badan hukum

2 orang atau lebih

sepakat dari para pihak)

didaftarkan

diumumkan di berita

- Tertulis (Akta otentik maupun

- Yang tidak berbadan hukum tidak

negara

dibawah tangan)

didaftarkan

- Yang tidak berbadan hukum tidak diumumkan

MAATSCHAP

Perjanjian yang dilakukan minimal Boleh tidak tertulis (lisan) & boleh

2 orang atau lebih

tertulis (akta otentik / dibawah

Tidak Perlu

Tidak Perlu

tangan

FIRMA

Perjanjian yang dilakukan minimal Harus tertulis dengan akta otentik

Harus didaftarkan (Pasal 23 KUHD)

Wajib diumumkan (Pasal 28

2 orang atau lebih

(Pasal 22 KUHD)

KUHD) dan diumumkan dalam Berita Negara

CV CV merupakan bentuk khusus dari Firma dan pengaturannya dalam satu titel dengan Firma (Bagian Pertama, Buku II KUHD), sehingga seluruh

ketentuan pendirian Firma berlaku juga bagi CV

KOPERASI

- Didirikan minimal 20 orang

Harus tertulis dalam bentuk akta

Wajib didaftarkan ke Menteri untuk

Diumumkan dalam Berita

atau lebih (Koperasi Primer,

pendirian (Pasal 7 ayat (1), UU No

mendapat pengesahan sebagai

Negara (Pasal 10 ayat (3) UU

Pasal 6 ayat (1)

25 Thn 1992)

badan hukum (Pasal 9 – 11, UU No

No 25 Thn 1992)

- Didirikan minimal 3 Koperasi

25 Thn 1992)

(Koperasi Sekunder, Pasal 6 ayat (2)

Karakteristik Kepengurusan Pada Maatschap, Firma, CV & Koperasi

BENTUK

BENTUK

BADAN USAHA

KEPENGURUSAN

Pasal 1639 ayat (1)

Pada azasnya sekutu dianggap secara bertimbal-balik telah memberikan kuasa kepada sekutu lainnya untuk melakukan pengurusan.

Apa yang telah dilakukan oleh masing-masing sekutu mengikat sekutu lainnya yang tidak ikut melakukan perbuatan, sekalipun perbuatan itu dilakukan oleh si sekutu pelaku tanpa persetujuan sekutu lainnya, dengan tidak mengurangi hak sekutu lainnya untuk mengajukan ketidaksetujuannya, tetapi selama perbuatan tersebut masih belum dilakukan.

Pasal 17 KUHD:

MAATSCHAP,

Bahwa setiap sekutu berhak untuk bertindak, untuk mengeluarkan dan menerima uang atas nama persekutuan,

FIRMA

sepanjang sekutu yang bersangkutan tidak diperkecualikan

& CV

Hal diatas berlaku pula bagi Firma & CV, namun bagi CV hanya berlaku bagi sekutu aktif saja, Bagaimana jika sekutu yang tidak melakukan pengurusan tetap menjalankan kepengurusan? Dalam hal ini perbuatan yang dilakukan sekutu tersebut tidak batal, perbuatannya sah, hanya saja jika sampai menimbulkan kewajiban bagi persekutuan, maka persekutuan tidak bertanggung jawab. kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan.

Pasal 21 KUHD:

Dalam hal sekutu diam pada CV, apa bila sekutu diam melakukan pengurusan, maka sekutu diam akan kehilangan kekebalan tanggung jawabnya yang terbatas. Sekutu diam dapat dimintai tanggung jawabnya secara pribadi untuk seluruh kewajiban persekutuan. (dalam artian sekutu diam berubah statusnya menjadi sekutu aktif)

Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari:

KOPERASI

a. Rapat Anggota

b. Pengurus

c. Pengawas

Alur Proses Pendirian PT

PENDIRIAN

PENDAFTARAN

PENGUMUMAN

 Masih terdiri dari

 Sudah terdiri dari

 Sudah berbadan

kumpulan pemilik

pemilik modal dan

hukum PT dan

sudah memiliki  Belum berbentuk

modal

para pengurus

unsur : Saham,

(Direksi)

PT, sehingga belum

 Belum berbentuk

RUPS, Komisaris,

berbentuk badan

PT dan belum

dan Direksi

hukum

dikenal adanya

 Berlaku segala

 Belum dikenal

unsur : Saham,

ketentuan di

adanya : saham,

dalam UU No 40 RUPS, Komisaris,

RUPS, Komisaris

Thn 2007

dan Direksi

dan Direksi

 Pengurus

 Pertanggung

 Pertanggung

melakukan proses

jawaban sudah

jawaban dengan

pendaftaran

melekat pada PT

pihak ke tiga

 Pertanggung

itu sendiri

dilakukan oleh

jawaban dengan

 Harus diumumkan

pemilik modal

didalam secara tanggung

pihak ketiga

dilakukan oleh

Tambahan Berita

renteng (berlaku

pengurus

Negara

prinsip Maatschap)

Karakteristik PT

Pertanggungjawaban yang timbul semata-mata

dibebankan kepada harta kekayaan yang terhimpun dalam asosiasi

 Prinsip yang melekat pada badan hukum  Secara ekonomis merupakan faktor penting

sebagai umpan pendorong untuk kesedian

menanam modal dalam PT

Sifat mobilitas atas hak penyertaan dalam

bentuk saham

 PT sebagai wadah asosiasi modal sedemikian rupa agar modal yang telah

dikumpulkan tidak mudah untuk keluar, walaupun telah bergantinya orang (kepemilikan) dari modal itu bertolak

belakang dengan prinsip pada: Perkumpulan, Maatschap, Firma, dan CV

Tiga  Sebagai sebuah asosiasi modal tentunya Karakteristik pemegang sahamnya akan banyak,

Dominan PT sehingga tidak menutup kemungkinan ada yang keluar dan meninggal. Jika ini terjadi

maka akan mengganggu stabilitas modal karena harus dilakukan pembaruan lagi

didalam PT. dengan adanya saham maka jika ada pemegang saham yang tidak ingin melanjutkan penyertaannya (karena ingin

menjual sahamnya/meninggal), maka cukup mengalihkannya (melalui jual beli/

pewarisan) kepada pihak lain

Organ PT

Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. (Pasal 1 angka 2)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Pasal 75 – 91)

 Adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang

ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar. (Pasal 1 angka 4)

 RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam Undang- Undang ini dan/atau anggaran dasar. (Pasal 75 (1)

ORGAN PT Komisaris (Pasal 108 – 121)

 Adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. (Pasal 1 angka 6)

 Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai

Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. (Pasal 108 (1)

 Pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. (Pasal 108 (2)

Direksi (Pasal 92 – 107)

 Adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan,

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. (Pasal 1 angka 5)

 Direksi menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. (Pasal

Sistem Hukum Perjanjian

Perjanjian/ Dalam KUH Perdata

sistem terbuka

Kontrak

21 Oktober 2011 [email protected]

1 21 Oktober 2011 [email protected] 2

 Sistem terbuka artinya memberikan

kebebasan kepada para pihak (dalam

 Perjanjian/Contract

hal menentukan isi, bentuk, serta macam perjanjian) untuk

hubungan hukum antara dua orang atau

mengadakan perjanjian akan tetapi

lebih yang mengikatkan diri berdasarkan

isinya selain tidak bertentangan

kesepakatan untuk menimbulkan akibat

dengan perundang-undangan,

hukum. Akibat hukum itu berupa hak dan

kesusilaan, dan ketertiban umum,

kewajiban secara timbal balik antara para

juga harus memenuhi syarat sahnya

pihak.

perjanjian

21 Oktober 2011 [email protected]

3 21 Oktober 2011

[email protected]

Subjek Hukum Perjanjian

Syarat Sahnya Perjanjian

 Subjek Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban, ◦ Manusia

Pasal 1320 KUH Perdata

◦ Badan hukum 1. Sepakat mereka yang mengikatkan  Kemampuan dalam membuat perjanjian dengan

dirinya;

menafsirkan Pasal 1330 KUHPerdata secara “a contrario”

2. Kecakapan untuk membuat suatu  Digolongkan orang-orang yang cakap (“bekwaamheid”)

perjanjian;

adalah: 3. ◦ Suatu hal tertentu; Orang-orang yang sudah dewasa ◦ Mereka yang tidak di bawah pengampuan

4. Suatu sebab yang halal. ◦ Istri ? Psl 31 UU 1/1974

21 Oktober 2011 [email protected]

(1) Kesepakatan

 Syarat pertama dan kedua di atas

– Persesuaian kehendak

dinamakan syarat subjektif; Jika tidak – Sepakat; pertemuan antara penawaran terpenuhi, maka perjanjian dapat

dengan penerimaan/kedua kehendak dibatalkan: Voidable / vernietigbaarheid

bertemau

ex. Secara diam; pelelangan, barang  Syarat ketiga dan keempat merupakan

dietalase

syarat obyektif; Jika tidak terpenuhi, maka Perjanjian batal demi hukum: Void/ nietig

– Jika terpenuhi, terjadinya perjanjian

Kata sepakat

2. Kekhilafan/kesesatan (Dwaling);

berhubungan dengan

CACAT KEHENDAK (1321 KUHPdt)

Pasal 1322 KUHPdt

(1) Kekhilafan, (2) Paksaan, (3) Penipuan

a) Oneigenlijke dwaling (kekilafaan tidak sesungguhnya):

1. Paksaan/kekerasan/ancaman (dwang); – memaksa menandatangani perjanjian

– kekeliruan/salah paham – dengan cacat kehendak perjanjian telah

ex. salah tulis, salah terima, salah terjadi, tapi tidak sah

paham

– dapat dimintakan pembatalan – tidak melahirkan perjanjian

b) Eigenlijke dwaling (kekhilafan sesungguhnya);

3. Penipuan/bedrog

– menimbulkan/melahirkan

perjanjian;

Pasal 1328 KUHPerdata

– sehingga ada akibat hukumnya, ex. Beli mobil baru, tapi diberi mobil

yang sudah dipakai

– dapat dimintakan pembatalan

– tuntutan kekhilafan; error in persona,

Beda Kekhilafan dan Penipuan ?

error in substansia Dalam penipuan ada usaha keras dari – kekhilafan yang dapat dituntut

salah satu pihak untuk memberi adalah kekhilafan yang terjadi pada

gambaran yang keliru

saat perjanjian dilaksanakan

(2) Kecakapan

– Kemampuan/bekwaamheid; mampu

– Perjanjian/kontrak dibuat oleh

membuat perjanjian obligatoir

orang yang di bawah umur

– Kewenangan/bevoegdheid; wenang untuk melakukan perbuatan hukum

– Orangmempunyai kewenangn hukum

– Apa akibatnya ?

(tidak berarti dapat melakukan perbuatan hukum)

Dapat dibatalkan atau batal

a) mampu; melakukan perjanjian oblgatoir

demi hukum

b) tidak mampu; belum cukup umur, istri, dibawah pengampuan

(3) Hal tertentu

Syaratnya

2. Halal

3. Dimungkinkan yang tidak mungkin?

1. Dapat ditentukan/dipastikan/ditetapkan

4. Keseluruhan yang dapat dinilai

Jual beli suatu barang, scr individual/jenisnya;

dengan uang

ex. beli lemari (model dan ukurannya)  barangnya dikemudian hari

(4) Sebab yang Halal Asas-Asas Perjanjian

– Pasal 1337 KUHPdt; Sebab yang dilarang

 Asas kebebasan berkontrak

– Argumentum a contrario

 Asas konsensualisme  Asas pacta sunt servanda

 Asas itikad baik

(1) Asas Kebasan Berkontrak (2) Asas konsensualisme

― Setiap orang bebas untuk mengadakan atau

◦ Kesepakatan para pihak yang membuat

tidak mengadakan

perjanjian, yang ditandai dengan apa yang siapapun juga;

perjanjian

dengan

dikehendaki pihak yang satu juga bentuk dan syarat-syarat perjanjian dan

― Bebas untuk menentukan sendiri isi,

dikehendaki oleh pihak lainnya

bebas untuk menundukkan diri kepada ketentuan hukum mana perjanjian yang kita

◦ Perjanjian lahir, terjadi, timbul, berlaku

buat itu; sejak saat tercapainya kata sepakat ― Dengan kata lain, kita diperbolehkan membuat

diantara para pihak tanpa perlu adanya undang-undang bagi kita sendiri. Pasal-pasal Hukum Perjanjian hanya berlaku, apabila kita

formalitas tertentu

tidak mengadakan sendiri aturan-aturan dalam perjanjian yang kita buat.

(3) Asas Pacta Sunt Servanda

(4) Asas itikat baik

 Asas ini dapat disimpulkan dari kata “berlaku

sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya “ dalam Ps 1338 Ayat (1)

Asas itikat baik = te goeder trouw = in

KUHPerdata.

good faith

 Para pihak harus mematuhi dan menghormati  Diatur di dalam Pasal 1338 Ayat (3) perjanjian yang dibuatnya

KUHPerdata: perjanjian harus dilaksanakan  Hal ini dikuatkan oleh Ps 1338 Ayat (2):

dengan itikad baik

“perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena

 Asas ini ada 2 unsurq : subyektif dan alasan-alasan

dinyatakan cukup untuk itu ”.

Kontrak Standar

KARAKTERISTIK KONTRAK STANDAR

 adalah perjanjian yang isinya telah 1. dibuat agar suatu industri atau bisnis

ditetapkan terlebih dahulu secara

dapat melayani transaksi tertentu tertulis berupa formulir-formulir

secara efisien, khususnya untuk digunakan dalam akti- vitas

yang digandakan dalam jumlah tidak transaksional yang diperkirakan akan terbatas, untuk ditawarkan kepada

berfrekuensi tinggi;

para konsumen tanpa 2. dimaksudkan untuk memberikan memperhatikan perbedaan kondisi

pelayanan yang cepat bagi para konsumen (Johannes Gunawan)

penggunanya, tetapi juga mampu memberikan kepastian hukum bagi

pembuatnya;

KARAKTERISTIK UTAMA

Klausula Eksonerasi

KONTRAK STANDAR

3. demi pelayanan cepat, ditetapkan adalah klausula yang dibuat untuk terlebih dahulu secara tertulis dan

membebaskan tanggung jawab dipersiapkan untuk dapat

kreditur dari resiko-resiko yang digandakan dan ditawarkan dalam

sebenarnya/secara yuridik jumlah sesuai kebutuhan; merupakan tanggung jawabnya. 4. isi persyaratan distandarisir atau

dirumuskan terlebih dahulu secara  Klausula eksonerasi berbeda dengan sepihak;

force majeur

5. dibuat untuk ditawarkan kepada  Hal ini tidak diperkenankan oleh UU publik secara massal.

TRANSAKSI ELEKTRONIK

PENGATURAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

 Pengertian:

TERJADI POLEMIK:

Transaksi elektronik adalah hubungan hukum yang dilakukan melalui komputer, jaringan komputer atau

media elektronik lainnya.

 Tidak perlu diatur

Transaksinya secara maya, sehingga sesuatu yang

 Hubungan hukum:

maya/tidak nyata tidak perlu diatur.

adalah hubungan yang menimbulkan akibat hukum yaitu hak dan kewajiban.

 Perlu diatur

Meskipun transaksinya maya, tetapi pelaku, aktivitas

 Komputer:

dan akibatnya di dunia nyata.

adalah alat pemroses data elektronik, magnetik, optikal, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika,

 Sama dengan hukum di dunia nyata

aritmatika, dan penyimpanan.

 Pengaturan khusus

E-COMMERCE Mekanisme E-Commerce

 Kegiatan bisnis yang melibatkan manufactur, konsumen, service provider dan pedagang perantara dengan menggunakan jaringan komputer (internet).

Karakteristik E-Commerce:

 Transaksi tanpa batas  Transaksi anonim  Produk barang tak berwujud

PARA PIHAK E-COMMERCE

Mekanisme E-Commerce

 E-customer dan e-merchant bertemu dalam dunia

 E-Merchant

maya melalui server yang disewa dari Internet Server Provider (ISP) oleh e-merchant.

 E-Customer

 Internet Service Provider

 Transaksi melalui e-commerce disertai term of use dan

 Issuer Bank

sales term condition atau klausula standar, yang pada umumnya e-merchant telah meletakkan klausula

 Acquirer Bank

kesepakatan pada website-nya, sedangkan e-customer

 Jasa Pengiriman

jika berminat tinggal memilih tombol accept atau menerima.

 Penerimaan e-customer melalui mekanisme

memerintahkan “clik” tersebut sebagai perwujudan dari

 Prosedurnya

e-customer

kepada issuing customer bank untuk dan atas kesepakatan yang tentunya mengikat pihak e-

nama e-customer melakukan pembayaran atas merchant.

harga barang kepada aquiring merchant bank yang ditujukan kepada e-merchant.

 Pada saat kedua belah pihak mencapai

kesepakatan, kemudian

 Setelah proses pembayaran selesai kemudian pembayaran, yang melibatkan dua bank

diikuti

dengan

diikuti dengan proses pemenuhan prestasi perantara yaitu aquiring mercant bank dan

oleh pihak e-merchant berupa pengiriman barang sesuai dengan kesepakatan mengenai

issuing customer bank. saat penyerahan dan spesifikasi barang.

 Pembayaran

◦ Memenuhi prestasi  ◦ Penyerahan

Menggunakan credit card ◦ Benda berwujud: pengiriman dan penyerahan ◦ Mekanismenya

nyata

 Cardholder memerintahkan issuer bank untuk Benda tak berwujud: dengan download membayar;

 Issuer bank membayar kepada aquier bank;

 Perlindungan Konsumen

 Aquier bank membayar kepada merchant;  Merchant mengirim barang ke cardholder;

◦ Berdasarkan wanprestasi

 Issuer bank menagih kepada cardholder; ◦ Berdasarkan perbuatan melawan hukum

 UU Perlindungan Konsumen Cardholder membayar ke issuer bank.

Dasar Hukum

 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan  UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial

Hukum Ketenagakerjaan

 UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan

Kerja  UU No.7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor

Dasar Hukum

Ketenagakerjaan di Perusahaan

Hubungan Kerja (pengusaha-pekerja, PKWT, PKWTT) Perlindungan Hukum

 UU No.21 Tahun 2000 Tentang Serikat

Pengupahan

Pekerja/Serikat Buruh

Kerja Kontrak/ Outsourcing Perselisihan, PHK

Hubungan Kerja  Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

Definisi lain

 Pengusaha adalah

hubungan antara pengusaha dengan

a.orang perseorangan, persekutuan, atau badan

pekerja/buruh berdasarkan

hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

perjanjian kerja, yang mempunyai

b.orang perseorangan, persekutuan, atau badan

unsur pekerjaan, upah, dan perintah

hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c.orang perseorangan, persekutuan, atau badan

hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Perjanjian Kerja

1. Perjanjian kerja untuk waktu antara pekerja/buruh dengan

Perjanjian kerja adalah perjanjian

tertentu

pengusaha atau pemberi kerja yang

2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak

Kategori Pekerjaan PKWT: Jangka Waktu PKWT

 PKWT dapat diperpanjang atau diperbaharui  Pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya

 Diadakan paling lama 2 tahun dan hanya boleh  Pekerjaan yg diperkirakan selesainya tidak lebih dari 3

diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling tahun

lama 1 tahun  Pembaharuan perjanjian bisa diadakan setelah

 Pekerjaan yg bersifat musiman tenggang waktu 30 hari sejak berakhirnya  Pekerjaan yg berhubungan dgn produk baru, kegiatan

perjanjian semula untuk jangka waktu paling baru, atau produk tambahan yg masih dlm percobaan

lama 2 tahun

atau penjajagan

Perlindungan Pekerja Anak Perlindungan pekerja perempuan;

Larangan mempekerjakan anak;

1. Usia anak adl kurang dari 16 tahun.

 Dilarang mempekerjakan pekerja/buruh

2. Pekerjaaan terburuk, yang membahayakaan

perempuan dibawah 18 th antara pukul

anak

3. Dapat dikecualikan anak berumur 13 - 15 th,

 Pekerja/buruh yg sedang hamil pada pukul

mllk pekerjaan ringan, tdk mengganggu

23.00-07.00

perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan

Pengusaha hrs menyediakan angkutan antar

sosial, syarat: atas ijin orang tua, maks 3 jam

jemput

sehari, lingkungan kerja hrs dipisahkan dgn

pekerja dewasa, dapat upah sesuai dgn

 Pengusaha hrs menjaga kesusilaan dan

ketentuan.

keamanan tempat kerja

Pekerja/buruh perempuan selain berhak

Perlindungan Keamanan Kerja

waktu istirahat yg sama dgn Mengatur dan memelihara ruang, alat dan

perkakas, ditempat melakukan pekerjaan,  Cuti hamil, 1,5 bulan sebelum dan 1,5

sehingga buruh/pekerja terlindungi dari

Tujuan pengaturan keamanan kerja adl mempertinggi produktifitas kerja

Perlindungan Kesehatan Kerja

buruh/pekerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat

Tujuannya:

UU no.13 th 2003 pasal 86 diatur mengenai

1. Melindungi kepentingan buruh dari hak buruh untuk memperoleh perlindungan

eksploitasi tenaga buruh oleh majikan; atas:

2. Buruh melakukan pekerjaan yg layak bagi

1. Keselamatan dan kesehatan kerja

kemanusiaan;

2. Moral dan kesusilaan

3. Buruh dpt melakukan pekerjaan yg tidak

3. Perlakuan yg sesuai dgn harkat dan martabat

membahayakan jiwanya.

manusia dan nilai-nilai agama

Pengusaha wajib menyediakan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

fasilitas kesejahteraan seperti;

 Fasilitas kesehatan

Memberikan fasilitas jamsostek (pekerja

 Fasilitas ibadah

dan keluarga)

 Fasilitas olahraga  Pelayanan keluarga berencana  Tempat penitipan anak  Perumahan  Fasilitas rekreasi

Upah

Buruh dapat menumbuhkan usaha-usaha Hak pekerja/buruh yg diterima dan dinyatakan produktif di perusahaan seperti koperasi

dalam bentuk uang sebagai imbalan dari karyawan.

pengusaha atau pemberi kerja kepada

Penghidupan yang layak

Prinsip Pengupahan

Jumlah penerimaan atau pendapatan  Hak menerima upah timbul karena hubungan pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya sehingga

kerja

mampu memenuhi kebutuhan hidup buruh dan keluarganya secara wajar (makanan, minuman,

 Tidak boleh diskriminasi

sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan,

 NO WORK NO PAY

rekreasi, jaminan hari tua).  Komponen upah; upah pokok dan tunjangan

tetap

Ada 43 Komponen, PANGAN, SANDANG,  Tuntutan pembayaran upah daluwarsa dalam 2 PAPAN, FASILITAS LAINNYA

tahun sejak timbulnya hak.

Buruh tidak bekerja tidak mendapatkan upah. Pengusaha tidak wajib membayar upah kecuali:

 Buruh sakit shg tdk dpt bekerja. 

Buruh wanita sakit pada hari I dan II masa haidnya shg tdk dpt melakukan pekerjaan.

Upah berdasarkan bentuknya:

 Buruh menikah, menikahkan, menghitankan, nmembaptiskan anaknya, istri melahirkan atau keguguran, suami/istri/anak atau

 Upah berupa uang

menantu/orang tua/mertua/anggota dlm 1 rumah meninggal dunia.

 Upah berupa barang (termasuk pengobatan,

perumahan, pengangkutan dsb)

 Buruh menjalankan kewajiban negara.

 Buruh menjalankan ibadah agamanya.

(Ps 12 PP 8/1981 Maks 25 %)

 Pengusaha tidak mempekerjakan. 

Buruh melaksanakan hak istirahat.

 Buruh melaksanakan kegiatan serikat pekerja. 

Buruh malaksanakan tugas pendidikan perusahaan.

Outsourcing

 Perjanjian kerja yang dibuat antara

Pekerja Kontrak pengusaha dengan tenaga kerja, dimana

Pihak-pihak dalam Outsourcing

Jenis Pekerjaan yang di- outsourcing-kan

 Pekerja outsourcing

 Bukan Pekerjaan pokok, tetapi

 Perusahaan Penyedia Jasa outsourcing  Perusahaan Pengguna Jasa outsourcing

pekerjaan penunjang

Jenis PHK

Pemutusan Hubungan Kerja

 PHK dari Pengusaha

Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yg mengakibatkan

 PHK atas Permohonan pekerja berakhirnya hak dan kewajiban antara

 PHK putus deemi hukum

pekerja/buruh dan pengusaha/majikan  PHK oleh lembaga peradilaan

◦ Perselisihan ◦ Permohonan

PHK dilarang: (UU 13/2003) Majikan dapat melakukan PHK setelah ijin

1. Sakit tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut 2. Memenuhi kewajiban negara

Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan

3. Menjalankan ibadah agamanya

Industrial

4. Buruh menikah

Perhitungan pesangon:

Hak pekerja apabila terkena

PHK:

1. Masa kerja < 1 th, 1 bulan upah 2. Masa kerja 1 th tapi < 2 th, 2 bulan upah

1. Uang pesangon; dan atau

3. 2 th tapi < 3 th, 3 bulan upah

2. 4. Uang penghargaan masa kerja 3 th tapi < 4 th, 4 bulan upah

5. 4 th tapi < 5 th, 5 bulan upah

3. Uang penggantian hak yg seharusnya

6. 5 th tapi < 6 th, 6 bulan upah

diterima

7. 6 th tapi < 7 th, 7 bulan upah

8. 7 th tapi < 8 th, 8 bulan upah 9. 8 th atau lebih, 9 bulan upah

Uang penggantian hak yg seharusnya

Perhitungan uang penghargaan masa

kerja:

diterima meliputi: