Analisis Anggaran Pendapatan Belanja Dae
ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH TERHADAP REALISASI TATA KELOLA ANGGARAN PEMBANGUNAN DI SEKTOR PENDIDIKAN PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
NOVIA ANDRIANA MAGISTER ILMU EKONOMI
NAMA PEMBIMBING UTAMA Prof. Dr. Pudjihardjo, SE., MS.
NAMA PEMBIMBING II Dr. Susilo, SE., MS.
Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
ABSTRACT
Novia Andriana: Postgraduate Economics Faculty of Brawijaya University, Februari 11th 2011. Analysis of Local Income Expenditure Budgeting toward Arrangement System Realitation of Development Budgeting in Jombang Regency Government Education Sector. Supervisor: M. Pudjihardjo, co-supervisor: Susilo.
This research specifically analyzes how: (1) the consistency between local income expenditure budgeting with arrangement system realitation of development budgeting in jombang regency government education sector that see from financial aspect, (2) efficiency and effectivity degree arrangement system realitation of development budgeting education sector that was allocated from local income expenditure budgeting that see from budgeting realitation, expenditure estimate and education sector expenditure realitation of Jombang regency government.
Location of case study in Jombang regency in 2004 until 2008 year periode. The measurement analysis use balance score card method financial aspect also efficiency and effectivity degree value for money. The result of this research shows that: (1) there is consistency between local income expenditure budgeting with arrangement system realitation of development budgeting in jombang regency government education sector that see from financial aspect, (2) arrangement system of education sector development budgeting that was allocated from local income expenditure budgeting that see from budgeting realitation, expenditure estimate and education sector expenditure realitation of Jombang regency government was efficient with the result that more than 90% and effectivity degree 100% by knowing the realitation outcome achievement.
Keywords: efficiency and effectivity, local income expenditure budgeting,
education sector development budgeting, education budgeting
regulation arrangement.
ABSTRAK
Novia Andriana: Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 11 Februari 2011. Analisis Anggaran Pendapatan Belanja Daerah terhadap Realisasi Tata Kelola Anggaran Pembangunan di Sektor Pendidikan Pemerintah Kabupaten Jombang. Ketua Pembimbing: Pudjihardjo, Komisi Pembimbing: Susilo.
Penelitian ini secara spesifik menganalisis bagaimana: (1) konsistensi antara Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan realisasi tata kelola anggaran pembangunan di sektor pendidikan pemerintah Kabupaten Jombang yang dilihat dari aspek finansial, (2) tingkat efisiensi dan efektivitas tata kelola anggaran pembangunan di sektor pendidikan yang teralokasi dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang dilihat dari realisasi anggaran, rencana belanja dan realisasi belanja sektor pendidikan pemerintah Kabupaten Jombang.
Lokasi studi kasus di Kabupaten Jombang pada periode tahun 2004 sampai tahun 2008. Analisis pengukurannya menggunakan metode Balance Score Card aspak finansial dan Value For Money tingkat efisiensi dan efektivitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terjadi konsistensi antara Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan realisasi tata kelola anggaran pembangunan di sektor pendidikan pemerintah Kabupaten Jombang yang dilihat dari aspek finansial, (2) tata kelola anggaran pembangunan di sektor pendidikan yang teralokasi dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang dilihat dari realisasi anggaran, rencana belanja dan realisasi belanja sektor pendidikan pemerintah Kabupaten Jombang dikatakan efisien dengan nilai lebih dari 90% dan tingkat efektifitas 100% dengan memperhatikan outcome yang dicapai.
Kata kunci: Efisiensi dan efektivitas, APBD, Anggaran pembangunan sektor pendidikan, Tata kelola anggaran pendidikan.
BAB I keterampilan dan pendidikannya. Lebih PENDAHULUAN
jauh sumber daya manusia tidak hanya jumlah
penduduk dan tingkat
1.1 Latar Belakang kekerampilannya, namun juga meliputi Di Negara Indonesia, pembangunan
pandangan hidup mereka, kebudayaan, suatu negara sangat berpengaruh pada
penilaian mereka potensi daerah dengan sumber daya yang
sikap-sikap
atau
terhadap pekerjaan, akses mereka untuk berbeda-beda.
informasi, dan besar pemberdayaan ekonomi daerah sangat
kecilnya keinginan untuk memperbaiki penting sekali untuk ditingkatkan guna
diri secara kreatif dan otonom. Selanjutnya menunjang
tingkat kecakapan administratif juga nasional. Dalam konteks ini, peran
peningkatan
ekonomi
merupakan komponen sumber daya kebijakan pemerintah yang efektif dan
manusia yang penting karena hal tersebut efisien sangatlah penting diperlukan baik
seringkali menentukan dan ketetapan kebijakan ekonomi untuk daerah maupun
waktu pemerintah dalam memperbaiki kebijakan ekonomi untuk pemerintah
struktur produksi secara keseluruhan.” pusat.
Selanjutnya UNDP dalam laporannya Sukses tidaknya pembangunan suatu
tentang Pembangunan Sumber Daya negara pada umumnya dan daerah pada
Manusia (Human Resouces Development) khususnya dalam menghadapi persaingan
tahun 2000 menyatakan bahwa ”Manusia di era globalisasi, sangat dipengaruhi
kekayaan bangsa yang kuantitas dan kualitas dari sumber daya
adalah
Tujuan utama dari yang dimilikinya, baik Sumber Daya Alam
sesungguhnya.
adalah menciptakan (Natural Resources) berupa tanah yang
pembangunan
lingkungan yang memungkinkan bagi subur, kandungan mineral berharga, dan
rakyatnya untuk menikmati umur yang bahan mentah bernilai ekonomis maupun
dan menjalankan Sumber Daya Manusia (Human Resources)
panjang,
sehat
kehidupan yang produktif”. Pernyataan berupa jumlah penduduk serta tingkat
tersebut memberikan penekanan bahwa keterampilan atau pendidikannya.
pembangunan berpusat kepada manusia, Namun perlu diketahui bersama,
yang menempatkan manusia sebagai bahwa kemajuan suatu negara tidak
tujuan akhir dari pembangunan, dan sepenuhnya bergantung kepada sumber
bukan sebagai alat pembangunan. daya alam. Contoh nyata dapat dilihat dari
Pembangunan membutuhkan suatu kemajuan dari negara-negara yang secara
dinamika kehidupan potensial miskin sumber daya alamnya
perubahan
masyarakat. Dinamika perubahan tersebut seperti Jepang dan Korea, tetapi karena
harus berkembang terus menerus menuju usaha peningkatan kualitas sumber daya
ke keadaan yang lebih baik dan maju. manusianya hebat maka kemajuan negara
mencapai suatu perubahan tersebut cukup pesat, sebaliknya negara-
Untuk
dinamika tersebut diperlukan pendidikan. negara yang potensial sumber daya
Pendidikan yang dimaksud menyangkut alamnya (misalnya beberapa negara di
kuantitas dan kualitas pendidikan dan Asia
kesempatan masyarakat untuk mengakses mementingkan sumber daya manusianya,
pendidikan tersebut. tingkat kemajuan negaranya kalah dengan
merupakan sebuah Jepang dan negara maju lainnya.
Pendidikan
investasi sumber daya yang sangat Menyangkut sumber daya manusia,
bermanfaat. MC Mahon dalam Nurkholis Todaro (2003) mengatakan :
(2002) menyebutkan : “Sumber daya manusia (Human Resources)
“Pendidikan adalah sebagai investasi –
jumlah penduduk
serta
tingkat
sumber daya manusia yang memberi sumber daya manusia yang memberi
pendidikan dan Manfaat non-meneter dari pendidikan
menyelenggarakan
memperluas akses masyarakat terhadap adalah diperolehnya kondisi kerja yang
pendidikan yang berkualitas. Pemerintah lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi
penyelenggaraan pendidikan konsumsi, kepuasan menikmati masa
dalam
tersebut telah mendapat dukungan berupa pensiun dan manfaat hidup yang lebih
persetujuan Majelis lama
adanya
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang kesehatan.
karena peningkatan
gizi dan
anggaran pendidikan manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan
minimal 20% dari APBN dan APBD. Hal pendapatan
ini sesuai dengan penjelasan pasal 167 UU menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu
No. 32 tahun 2004 yang menyatakan dibandingkan dengan pendapatan lulusan
bahwa pemerintah daerah diwajibkan pendidikan dibawahnya.”
melakukan peningkatan pelayanan dasar Investasi
pendidikan, dengan ketentuan sekurang- merupakan investasi jangka panjang.
pendidikan
sebenarnya
kurangnya 20%. Berkaitan dengan alokasi Nurkholis (2002), menyebutkan tiga alasan
pendidikan seperti yang pendidikan merupakan investasi jangka
anggaran
tercantum dalam undang-undang tersebut panjang. Ketiga alasan tersebut adalah,
di atas, berarti akan menghabiskan pertama, pendidikan merupakan alat
seperlima dari Anggaran Pendapatan dan perkembangan ekonomi bukan sekedar
Belanja Daerah (APBD). pertumbuhan
Alasan bidang pendidikan mendapat memberikan nilai balik yang tinggi; ketiga,
ekonomi;
kedua,
alokasi besar antara lain dalam Rencana memiliki banyak fungsi seperti sosial-
Pembangunan Jangka Menengah Nasional kemanusiaan,
2005-2009 disebutkan bahwa : kependidikan. Keluaran dari pendidikan
“Kualitas sumber daya manusia Indonesia tersebut adalah sumber daya manusia
masih rendah. Pembangunan pendidikan yang berkualitas.
belum sepenuhnya mampu memenuhi Untuk membiayai sebuah Investasi,
hak-hak dasar warga negara. Pada tahun maka
2003 rata-rata lama sekolah penduduk pembangunan bidang pendidikan dan
dibutuhkan
perencanaan
berusia 15 tahun ke atas baru mencapai 7,1 sumber dana. Menurut teori perencanaan
tahun dan proporsi penduduk berusia 10 pembangunan bidang pendidikan yang
tahun ke atas yang berpendidikan SLTP ke dikemukakan Coombs dalam Sa’ud (2005)
atas masih 36,2 persen. Sementara itu adalah penggunaan analisa yang rasional
angka buta aksara penduduk berusia 15 dan
tahun ke tas masih sekitar 10,12 persen. pembangunan pendidikan dengan tujuan
sistematis terhadap
proses
Pada saat yang sama Angka Partisipasi agar
Sekolah (APS) penduduk 7-12 tahun sudah menanggapi kebutuhan dan tujuan murid-
pendidikan lebih
efisien
dan
mencapai 94,4 persen, namun APS murid
penduduk usia 13 – 15 tahun baru perencanaan pendidikan menurut Beeby
dan masyarakat.
Sedangkan
mencapai 81,0 persen dan APS penduduk (Soenarya, 2000), suatu kegiatan jauh
usia 16-18 tahun baru mencapai 50,97 melihat kedepan dalam menentukan
persen. Tantangan tersebut semakin berat kebijaksanaan, prioritas dan pembiayaan
disparitas tingkat sistem pendidikan sesuai dengan realitas
dengan
adanya
pendidikan antar kelompok masyarakat ekonomi dan sosial suatu negara.
yang cukup tinggi seperti antara antara Dalam konteks nasional, Pendidikan
penduduk kaya dan penduduk miskin, merupakan salah satu hak dasar warga
antara penduduk laki-laki dan penduduk negara Indonesia. Untuk itu Pemerintah
antara penduduk di mempunyai
perempuan,
kewajiban
dalam dalam
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Perencanaan
tentang perimbangan keuangan antara anggaran menjadi sangat penting untuk
dan
pengalokasian
pemerintah pusat dan daerah. Tujuan membiayai program pemerintah guna
pokok dari UU No. 22 Tahun 1999 jo UU menaikkan
No. 32 Tahun 2004 adalah untuk pendidikan. Dimana pendidikan yang baik
mewujudkan landasan hukum yang kuat memerlukan anggaran yang cukup untuk
bagi penyelenggaraan otonomi daerah meningkatkan Sumber Daya Manusia di
dengan memberikan keleluasaan kepada Indonesia
daerah untuk menjadikan daerah otonom Kabupaten Jombang pada khususnya
pada umumnya
dan
di
yang mandiri dalam rangka menegakkan sesuai dengan ruang lingkup penelitian
sistem pemerintahan Negara Kesatuan ini.
Republik Indonesia sesuai dengan UUD Sejak
1945. Sedangkan tujuan pokok dari UU Daerah pada tahun 2001, salah satu isu
diberlakukannya
Otonomi
No. 25 Tahun 1999 jo UU No. 33 Tahun yang
2004 adalah upaya untuk memberdayakan bergesernya
menyertai reformasi
adalah
meningkatkan kemampuan menjadi
perekonomian daerah, menciptakan sistem penyelenggaran
daerah yang adil, Desentralisasi pada dasarnya merupakan
rasional, transparan, transfer dari kekuasaan dan tanggung
proporsional,
parsitipatif, bertanggung jawab, dan jawab untuk fungsi-fungsi publik dari
sistem perimbangan pemerintah pusat kepada pemerintahan di
mewujudkan
keuangan yang baik antara pemerintah bawahnya (daerah Propinsi dan daerah
pusat dan daerah (Sidik dalam Tambunan, Kabupaten/Kota).
2001). Maka berdasarkan Undang-undang dikemukakan oleh Koswara (2001) dalam
Seperti
yang
tersebut, pemerintah baik pusat maupun Nurcholis (2005), PBB memberikan batasan
daerah merupakan satu kesatuan yang tak tentang desentralisasi sebagai berikut:
dipisahkan dalam upaya ”Decentralization refers to the transfer of
dapat
pemerintahan dan authority away front the national capital
penyelenggaraan
pelayanan masyarakat. Misi utama kedua wheter bv deconcentation (i.e.delegation) to
undang-undang tersebut tidak hanya field office or by devolution to local
keinginan untuk melimpahkan keuangan authorities or local bodies”
pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke Sedangkan menurut Rondinelli (1983)
Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih dalam Nurcholis (2005) merumuskan:
penting adalah peningkatan efisiensi “Decentralization
pengelolaan sumber daya keuangan dalam planning,
is
the transfer
of
ad- rangka peningkatan kesejahteraan dan ministrative authority from the central
decision making,
or
pelayanan kepada masyarakat (publik), government to its field organizations, local
memudahkan masyarakat untuk untuk administrative units, semi-autonomous
memantau dan mengontrol penggunaan and
dana yang bersumber dari APBD, selain government,
parastatal organization,
local
untuk menciptakan persaingan yang sehat organization”
or non
government
antar daerah dan mendorong timbulnya Perubahan kebijakan pemerintahan
pada intinya adalah tersebut terwujud dengan keluarnya
inovasi
yang
penyelenggaraan pemerintahan daerah Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang
secara partisipatif.
kemudian digantikan Undang-Undang
dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
Sejalan
bidang pendidikan daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun
tersebut,
bahwa
termasuk
yang
didesentralisasikan.
Pelimpahan kewenangan
Kabupaten Jombang sebagai pendidikan, dari pemerintah pusat ke
daerah otonom memiliki kewenangan pemerintah daerah atau kabupaten pada
untuk mengatur dan mengelola daerahnya hakekatnya merupakan pemberdayaan
sendiri. Dengan adanya otonomi daerah semua lembaga pendidikan yang ada di
membawa konsekuensi kepada Kabupaten daerah.
Jombang harus memenuhi kewajibannya berperan
Hal dimaksud
agar dapat
menyelenggarakan kegiatan kontribusi
secara aktif
memberikan
untuk
pendidikan serta berkewajiban untuk pendidikan. Jika selama ini pengelolaan
meningkatkan
kualitas
mendanai kegiatan pendidikan. sekolah sebagai lembaga pendidikan
Selanjutnya tentang alasan peneliti tersentralisir dan semuanya ditentukan
untuk memilih studi kasus Pemerintah dari pusat, maka pada era otonomi daerah
Jombang adalah bahwa diberikan kewenangan seluas-luasnya bagi
Kabupaten
Jombang merupakan lembaga pendidikan, untuk mengelola
Kabupaten
kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang berdasarkan aspirasi maupun kebutuhan
sudah mampu menyelenggaran APBD masyarakat sekitarnya. Namun tetap
Jika dilihat dari berada
yang
mandiri.
ekonominya sejak nasional.
dalam koridor
pendidikan
pertumbuhan
diberlakukan otonomi daerah, Kabupaten APBD
Jombang terus mengalami peningkatan, dokumen rencana kinerja dari aspek
tahun 2000 sebesar 2%, tahun 2001 sebesar finansial, dimana anggaran itulah yang
3,33%, tahun 2002 sebesar 3,97%, tahun akan
2003 sebesar 4,91%, tahun 2004 sebesar sebagai
digunakan pemerintah
daerah
5,10% kemudian tahun 2005 sebesar 5,15%. pembangunan
dasar untuk
melakukan
Dari data tersebut dapat diketahui secara indikator
daerahnya.
Sedangkan
umum bahwa perekonomian telah berada pembangunannya
kinerja
kegiatan
pada track record yang benar dan terus kuantitatif
adalah
ukuran
momentum menggambarkan tingkat pencapaian suatu
stabilitasnya. Bahkan ketika inflasi pada kegiatan yang telah ditetapkan yang
tahun melonjak sebesar 15,40 % akibat dikategorikan dalam masukan (input),
kenaikan harga BBM kita masih mampu keluaran (output), hasil (outcomes), manfaat
tumbuh dengan kecepatan yang sama (benefit) dan dampak (impacts) kegiatan
dengan tahun sebelumnya, atau tepatnya pembangunan daerah tersebut. Indikator-
lebih cepat sedikit. Double digit inflation. indikator tersebut secara langsung atau
atau inflasi dua digit terbukti tidak terlalu tidak langsung dapat mengindikasikan
mencemaskan sepanjang faktor-faktor non sejauh mana keberhasilan pencapaian
ekonomi, seperti stabilitas social politik sasaran. Dalam hubungan ini, penetapan
terjaga dengan baik. indikator kinerja kegiatan merupakan
pembangunan di proses
Pelaksanaan
Jombang didasari oleh seleksi, dan konsultasi tentang indikator
pertumbuhan yang di kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran
paradigma
mengandung unsur keberhasilan
dalamnya
juga
masyarakat dan program instansi. Dari berbagai indikator
pemeratan. Kemudian mengenai data tersbut, dapat diketahuilah sejauh mana
OTODA rata-rata tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran
APBD,
setelah
jumlahnya surplus dengan bantuan DAU yang direncanakan dengan realisasinya
dan DAK yang relatif tidak terlalu besar terhadap pembangunan daerah.
dibanding kabupaten lain di Jawa Timur. Kabupaten Jombang adalah salah satu
Namun pada dasarnya surplus atau Kabupaten yang berada di Propinsi Jawa
defisit anggaran bukanlah tolok ukur satu- defisit anggaran bukanlah tolok ukur satu-
Otonomi Daerah, banyak suatu perencanaan anggaran itu dapat
Sebelum
program-program pembangunan bidang memaksimalkan
pendidikan yang belum terlaksana dengan pembangunan daerah atau tidak. Tetapi
realisasi
program
baik karena keterbatasan dana dari bagaimana pemerintah daerah dapat
pemerintah yang selalu tersentralisir di bertindak secara efisien serta bertanggung
pemerintah pusat. Banyak sarana dan jawab atas anggaran pembangunan serta
prasarana sekolah yang tidak memadai, rencana kerja yang baik dengan berbagai
rusak, dan lain indikator kinerja yang sesuai.
gedung
sekolah
sebagainya. Masih banyak guru yang Secara khusus, mengapa penelitian ini
maksimal hanya mempunyai jenjang dirasa perlu dilakukan, bahwasanya ada
pendidikan sampai D2. beberapa persoalan yang terjadi di
Kondisi permasalahan pendidikan Kabupaten Jombang berkaitan dengan
lainnya adalah keterbatasan dana APBD realisasi
dan manajemen pengelolaan keuangan pembangunan
tata kelola
anggaran
pemerintah daerah untuk prioritas sektor Kabupaten
sektor
pendidikan.
pendidikan guna meningkatkan kualitas menyelenggarakan
Jombang
dalam
sumber daya manusia. Sumber dana menghadapi permasalahan pendidikan
pendidikan
pembangunan pendidikan adalah berasal menyangkut
sedangkan sumber pendidikan, kualitas pendidikan, tenaga
penerimaan terbanyak masih berasal dari pendidik serta keperluan sekolah lainnya.
DAU dan DAK.
Di Kabupaten Jombang, lima tahun direalisasikan di beberapa kabupaten/kota terakhir,
di Jawa Timur. Sebagai perbandingan, direalisasikan setelah dikurangi gaji guru
anggaran pendidikan
yang
berikut data realisasi anggaran di beberapa jumlahnya masih kurang dari 10%, ini juga
Kabupaten/Kota di Jawa Timur: setara dengan anggaran pendidikan yang
Tabel 1.1 Rata-rata Realisasi Anggaran Pendidikan di Beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur
% dari Total Blj APBD Daerah
(-) DAK Kab. Tuban
DAK
5.7 Kab. Lamongan
4.6 Kab. Sidoarjo
4.3 Kab. Situbondo
6.1 Kab. Pasuruan
6.9 Kab. Jombang
2.6 Kab. Banyuwangi
3.5 Kab. Pacitan
4.0 Kota Gresik
2.8 Kota Madiun
3.4 Kota Kediri
8.0 Kota Surabaya
4.0 Sumber : Seknas FITRA, data diolah dari dokumen APBD
2,6%. Nilai ini sangat kecil dibandingkan Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
Kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Kabupaten
Jumlah DAK yang diterima Kabupaten anggaran pendidikan dari total belanja
Jombang
mengalokasikan
Jombang relatif sedang. Padahal menurut APBD dikurangi DAK pendidikan sebesar
prinsip fiscal gap, jika kapasitas fiskal suatu prinsip fiscal gap, jika kapasitas fiskal suatu
mencoba untuk menganalisis efisiensi dan penting dari pemabahasan ini bahwa
efektivitas APBD sebagai sumber dana meskipun persentase anggaran dari APBD
pembangunan sektor pendidikan terhadap untuk sektor pendidikan kecil, namun
kelola anggaran mampu atau tidak untuk menyeleseikan
realisasi
tata
pembangunan sektor pendidikan dari permasalahan pendidikan di Kabupaten
Kabupaten berdasarkan Jombang.
Pemerintah
prinsip anggaran berbasis kinerja. Maka Namun jika dilihat dari nilai IPM
secara spesifik, judul penelitian ini adalah Kabupaten Jombang dibanding IPM di
Anggaran Pendapatan beberapa Kabupaten lain besarnya masih
”Analisis
Belanja Daerah terhadap Realisasi Tata urutan ke 7 sebesar 71,85 dari 29
Kelola Anggaran Pembangunan di Sektor kabupaten di Jawa Timur. Nilai IPM
Pemerintah Kabupaten Kabupaten Jombang ini, besarnya masih di
Pendidikan
Jombang.”
atas IPM nasional dan IPM Propinsi Jawa
1.2 Rumusan Masalah Timur.
latar belakang dan Tabel 1.3
Dengan
permasalahan di atas, maka rumusan IPM Kabupaten/Kota di Jawa Timur masalahnya adalah: No
Wilayah
IPM
konsistensi antara Nasional
1. Bagaimana
71.17 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Propinsi Jawa Timur
dengan realisasi tata kelola anggaran Kabupaten Kota
1 Kabupaten Pacitan
70.91 pembangunan di sektor pendidikan 2 Kabupaten Trenggalek
72.15 pemerintah Kabupaten Jombang pada 3 Kabupaten
tahun 2004-2008 yang dilihat dari
Tulungagung aspek finansial. 4 Kabupaten Blitar
72.74 2. Bagaimana tingkat efisiensi dan 5 Kabupaten Kediri
tata kelola anggaran 6 Kabupaten Sidoarjo
70.85 efektivitas
75.35 pembangunan di sektor pendidikan 7 Kabupaten Mojokerto
teralokasi dari Anggaran 8 Kabupaten Jombang
72.51 yang
71.85 Pendapatan Belanja Daerah yang 9 Kabupaten Magetan
realisasi anggaran, 10 Kabupaten Gresik
71.79 dilihat
dari
73.49 rencana belanja dan realisasi belanja
Sumber: BPS Jawa Timur
pendidikan pemerintah Dari tabel di atas dapat diketahui
sektor
Kabupaten Jombang pada tahun 2004- bahwa Indeks Pembangunan Manusia
1.3 Tujuan Penelitian dibanding Kabupaten Lain di Jawa Timur
Kabupaten Jombang
relatif
tinggi
Tujuan penelitian ini adalah sebagai dengan anggaran APBD yang relatif kecil
berikut:
dibanding Kabupaten/Kota lain di Jawa
1 Untuk menganalisis konsistensi antara Timur. Padahal IPM merupakan gambaran
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dari kualitas sumber daya manusia suatu
dengan realisasi tata kelola anggaran daerah.
pembangunan di sektor pendidikan dialokasikan untuk meningkatkan kualitas
Tetapi anggaran
yang
pemerintah Kabupaten Jombang pada sumber daya manusia (pendidikan) kecil.
tahun 2004-2008 yang dilihat dari Ada
aspek finansial. pembangunan sektor pendidikan disini.
ketimpangan
dalam
anggaran
2 Untuk menganalisis tingkat efisiensi
dalam pembangunan dan efektivitas tata kelola anggaran
berpartisipasi
ekonomi di wilayahnya. pembangunan di sektor pendidikan
Penelitian ini juga digunakan sebagai yang
referensi dalam proses Pendapatan Belanja Daerah yang
pengembangan ilmu, terutama dalam hal dilihat dari realisasi anggaran, rencana
ini adalah untuk pengembangan ilmu belanja dan realisasi belanja sektor
ekonomi publik dan keuangan daerah. pendidikan pemerintah Kabupaten
1.4.2 Manfaat praktis Jombang pada tahun 2004-2008.
1. Bagi mahasiswa dan masyarakat,
2.1 Manfaat Penelitian sebagai referensi dalam pembuatan karya
dan pengembangan Penelitian
tulis
ini diharapkan
dapat
penelitian selanjutnya serta sebagai memberikan manfaat baik bagi penulis
maupun bagi pihak lain: upaya mendorong mahasiswa peka dan kritis terhadap permasalahan
1.4.1 Manfaat Pengetahuan yang terjadi seperti ini dan juga ingin Manfaat dari segi pengetahuan adalah
dapat mengetahui apakah optimalisasi menumbuhkan rasa peduli bagi perencanaan
Anggaran
Pendapatan
masyarakat tentang adanya masalah yang disampaikan dari penelitian ini.
Bagi pemerintah, sebagai input dalam Kabupaten Jombang, yang dapat dijadikan
Belanja Daerah sesuai dengan realisasi
pembangunan sektor
kebijakan ekonomi
yang menyangkut masukan dalam melakukan kebijakan dan kebijakan keuangan daerah di sektor pengalokasian dana yang benar, serta
khususnya
kajian bagi masyarakat luas untuk ikut
pendidikan.
BAB II berhubungan dalam memilih salah satu TINJAUAN PUSTAKA
dari beberapa alternatif tentang tujuan yang
ingin
dicapai oleh sebuah
2.1 Landasan Teori organisasi/perusahaan. Kemudian memilih
2.1.1 Perencanaan Pembangunan Daerah strategi dan metode untuk mencapai
2.1.1.1 Perencanaan
tujuan tersebut.
Abe (2005) menjelaskan perencanaan adalah susunan (rumusan) sistematik
2.1.1.2 Pembangunan dan Pembangunan mengenai langkah-langkah yang akan
Ekonomi
sederhana terminologi pertimbangan-pertimbangan
dilakukan dimasa
pembangunan kerap diartikan sebagai seksama atas potensi-potensi, faktor-faktor
yang
proses perubahan ke arah keadaan yang internal
lebih baik. Pengertian pembangunan berkepentingan dalam mencapai tujuan
dan pihak-pihak
yang
menurut Kartasasmita (1997) adalah suatu tertentu.
proses yang berkesinambungan dari Nawawi
peningkatan pendapatan riil perkapita sebagai berikut “Perencanaan adalah
mengemukakan
peningkatan jumlah dan proses pemilihan dan penetapan tujuan,
melalui
produktivitas sumber daya. Dengan strategi, metode, anggaran, dan standar
definisi ini pembangunan dapat dimaknai (tolok ukur) keberhasilan suatu kegiatan”.
sebagai kegiatan nyata dan berencana Pengertian
meningkatkan taraf hidup perencanaan merupakan proses atau
ini menunjukkan
bahwa
untuk
Menurut Irawan dan rangkaian beberapa kegiatan yang saling
masyarakat.
Suparmoko
(1990), mengartikan (1990), mengartikan
pembelajaran agar peserta didik secara suatu bangsa yang seringkali diukur
aktif mengembangkan potensi dirinya dengan tinggi rendahnya pendapatan per
kekuatan spiritual kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi
untuk
memiliki
pengendalian diri, disamping
keagamaan,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, nasional riil, juga untuk meningkatkan
menaikkan
pendapatan
keterampilan yang diperlukan produktivitas.
serta
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
2.1.2.2 Perencanaan Pendidikan Berdasarkan UU No 25 tahun 2004
2.1.1.3 Perencanaan Pembangunan
Pembangunan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Perencanaan
Pendidikan menurut Coombs dalam Sa’ud Nasional,
(2005) adalah penggunaan analisa yang disebutkan
Perencanaan
Pembangunan
rasional dan sistematis terhadap proses sehingga
pembangunan pendidikan dengan tujuan pembangunan nasional. Dalam undang-
membentuk
sistem
lebih efisien dan undang tersebut yang dimaksud dengan
agar pendidikan
menanggapi kebutuhan dan tujuan murid- Sistem
murid dan masyarakat. Nasional adalah satu kesatuan tata cara
Perencanaan
Pembangunan
Sedangkan perencanaan pendidikan perencanaan
menurut Beeby (Soenarya, 2000), suatu menghasilkan
pembangunan
untuk
kegiatan jauh melihat kedepan dalam pembangunan dalam jangka panjang,
rencana-rencana
menentukan kebijaksanaan, prioritas dan jangka menengah, dan tahunan yang
pembiayaan sistem pendidikan sesuai dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
dengan realitas ekonomi dan sosial suatu negara dan masyarakat di tingkat Pusat
negara.
dan Daerah.
2.1.3 Manfaat dan Biaya Pendidikan
2.1.1.4 Perencanaan Pembangunan
2.1.3.1 Manfaat Pendidikan Daerah
Ada dua konsep dasar manfaat dari Perencanaan pembangunan daerah
pendidikan yang diperoleh seseorang, merupakan
kepentingan lokal dalam memenuhi
1. Pendidikan seringkali diasumsikan kebutuhan daerah itu sendiri. Mendukung
sebagai faktor terpenting penentu pendapat
ekonomi dan kesuksesan sosial mengemukakan
merupakan proses menyusun langkah-
2. Pendidikan juga sangat berkaitan erat langkah
dengan pendapatan dan keberhasilan. pemerintah
yang diselenggarakan
oleh
2.1.3.2 Biaya Pendidikan menjawab kebutuhan masyarakat untuk
Ada dua konsep dasar biaya dari mencapai suatu tujuan tertentu.
pendidikan, yaitu:
2.1.2 Konsep Perencanaan
1. Pengeluaran pendidikan terdiri dari Pembangunan Bidang Pendidikan
pengeluaran dasar saat ini seperti
gaji guru dan Di dalam Undang-undang Nomor 20
2.1.2.1 Pendidikan
pembayaran
pengeluaran untuk periode yang akan tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
datang (biasanya disebut anggaran Nasional,
capital). Pengeluaran untuk bangunan dimaksud dengan pendidikan adalah:
baru dan peralatan, perbaikan dan “usaha sadar dan terencana untuk
renovasi
bangunan, dan lain bangunan, dan lain
kepada level pemerintahan yang lebih
2. Pada saat yang sama, biaya yang
sektor privat untuk dikeluarkan saat ini tidak hanya
rendah,
atau
fungsi-fungsi publik. merupakan pengeluaran langsung
menjalankan
desentralisasi menurut tetapi semua
Pengertian
biaya kesempatan Rondinelli dalam Adnan (2001) adalah (contohnya: biaya sosial pendidikan
tanggungjawab dalam sekolah
transfer
perencanaan, manajemen dan alokasi pengeluaran langsung oleh sekolah
sumber-sumber dari pemerintah pusat, atau pelajar).
unit yang berada di bawah level pemerintah, otoritas atau korporasi publik
2.1.4 Otonomi Daerah semi otonomi, otoritas regional atau
2.1.4.1 Konsep Otonomi Daerah fungsional dalam wilayah yang luas atau Otonomi daerah merupakan suatu lembaga privat non pemerintah dan
perwujudan pelaksanaan desentralisasi
organisasi nirlaba.
dan merupakan penerapan konsep teori
2.1.5.2 Hubungan Keuangan Pusat dan “areal division of power” yang membagi
Daerah
kekuasaan secara vertikal, yaitu daerah Menurut Supriyono (2003) hubungan dibawahnya.
keuangan pusat dan daerah menyangkut Konsep desentralisasi
pengelolaan pendapatan (revenue) dan otonomi daerah merupakan konsekuensi
atau
(expenditure) untuk dari bentuk Negara Kesatuan
penggunaannya
kepentingan pengeluran rutin maupun Republik Indonesia, dimana konsep
pembangunan daerah dalam rangka tersebut merupakan sistem perencanaan
memberikan pelayanan publik yang dan pelaksanaan pembangunan yang
berkualitas, responsible dan akuntable. akomodatif
Prinsip pada pembagian sumber keuangan tanggung jawab masyarakat daerah.
menurut Supriyono (2003) adalah money
2.1.4.2 Tinjauan Otonomi Daerah follow functions yang tercermin dalam Berlakunya UU No. 22 Tahun 1999
tentang perimbangan dan UU No. 25 Tahun 1999 merupakan
undang-undang
keuangan pusat daerah. Prinsip money titik awal berjalannya otonomi daerah
follow function menurut Bahl dalam (reformasi pemerintahan daerah dan
Saragih (2003), setiap penyerahan atau reformasi pengelolaan keuangan daerah di
wewenang pemerintahan Indonesia). Kedua UU ini telah membawa
pelimpahan
membawa konsekuensi pada anggaran perubahan mendasar pada pola hubungan
yang diperlukan untuk melaksanakan antar pemerintahan dengan keuangan
kewenangan tersebut. antara pusat dan daerah. Dan seiring
2.1.6 Keuangan Daerah dengan waktu, pemerintah mengeluarkan
Keuangan daerah adalah alat fiskal UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
pemerintah daerah, merupakan bagian daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang
integral dari keuangan negara dalam perimbangan keuangan antara pemerintah
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi, pusat dan pemerintah daerah.
memeratakan hasil pembangunan dan
2.1.5 Desentralisasi dan Hubungan menciptakan stabilitas ekonomi. Peranan Keuangan Pusat dan Daerah
keuangan daerah semakin penting, selain
2.1.5.1 Desentralisasi karena keterbatasan dana yang dapat Desentralisasi dapat dimaknai sebagai
dialihkan ke daerah berupa subsidi dan suatu bentuk transfer kewenangan dan
bantuan, tetapi juga karena semakin bantuan, tetapi juga karena semakin
Tahap ratifikasi (approval/ratification), (c) makin meningkat akan dapat mendukung
Tahap implementasi (implementation) dan pelaksanaan otonomi daerah.
Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting
2.1.7 Anggaran Pendapatan dan Belanja
and evaluation).
Daerah
2.1.7.5 Kemampuan APBD
2.1.7.1 Definisi Anggaran Dalam konteks desentralisasi, apabila Anggaran
daerah melaksanakan diartikan sebagai rencana keuangan yang
fungsinya secara efektif, dan diberikan mencerminkan pilihan kebijakan suatu
kebebasan dalam pengambilan keputusan institusi atau lembaga tertentu untuk
penyediaan pelayanan di sektor publik, suatu periode di masa yang akan datang.
maka mereka harus didukung sumber- Anggaran
sumber keuangan yang memadai baik pernyataan
juga dipahami
sebagai
yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, penerimaan
Bagi Hasil Pajak dan Bukan pajak, maupun belanja modal, bersama dengan
dan belanja
operasional
Pinjaman, maupun Subsidi/Bantuan dari rencana untuk tahun yang akan datang
Pemerintah Pusat.
(Tony Byrne dalam Rinusu, 2003).
2.1.8 Arti Penting Partisipasi
2.1.7.2 Fungsi Anggaran Arti penting partisipasi pada intinya Menurut Mardiasmo (2002) anggaran
terletak pada fungsinya. Fungsi pertama sektor publik mempunyai beberapa fungsi
adalah sebagai sarana swaedukasi kepada utama, yaitu pertama, sebagai alat
masyarakat mengenai berbagai persoalan perencanaan;
publik. Dalam fungsi ini, partisipasi pengendalian,
tidak akan mengancam kebijakan fiskal, keempat, sebagai alat
stabilitas politik dan seharusnya berjalan politik, kelima, sebagai alat koordinasi dan
di semua jenjang pemerintahan. Fungsi komunikasi,
lain dari partisipasi adalah sebagai sarana penilaian kinerja, ketujuh, sebagai alat
menampilkan keseimbangan motivasi, dan kedelapan, sebagai alat
untuk
antara masyarakat dan menciptakan ruang publik.
kekuasaan
pemerintah sehingga kepentingan dan
2.1.7.3 Struktur Anggaran pengetahuan masyarakat dapat terserap Struktur APBD merupakan satu
dalam agenda pemerintahan. kesatuan yang terdiri atas pendapatan
Arti penting partisipasi dapat juga daerah, belanja daerah, pembiayaan dan
manfaatnya dalam transfer.
dilihat
dari
Berdasarkan Undang-undang meningkatkan kualitas keputusan yang Nomor 17 Tahun 2003 dan Standar
didasarkan pada Akuntansi Pemerintahan, struktur APBD
dibuat
karena
kepentingan dan pengetahuan riil yang merupakan satu kesatuan yang terdiri atas
ada di dalam masyarakat. Partisipasi juga (1) anggaran pendapatan, (2) anggaran
bermanfaat dalam membangun komitmen belanja, (3) transfer, dan (4) pembiayaan.
masyarakat untuk membantu penerapan
2.1.7.4 Proses Anggaran suatu keputusan yang telah dibuat. Proses
2.1.9 Anggaran Kinerja penganggaran dalam pemerintahan pada
atau
tahap-tahap
PP 105/2000 Penjelasan Pasal 8 : dasarnya tidak berbeda antara sektor
Anggaran dengan pendekatan kinerja swasta dan sektor publik. menurut
adalah suatu sistem anggaran yang Mardiasmo (2002) siklus anggaran terdiri
mengutamakan upaya pencapaian hasil dari beberapa tahap, yaitu (a) Tahap mengutamakan upaya pencapaian hasil dari beberapa tahap, yaitu (a) Tahap
melalui penelitian berjudul Perencanaan PP 58/2005, Ps 1 (35)
Bidang Pendidikan Kinerja adalah keluaran/hasil dari
Pembangunan
Kemampuan APBD kegiatan/program yang akan atau telah
Berdasarkan
Tapanuli Utara. Hasil dicapai sehubungan dengan penggunaan
Kabupaten
menunjukkan bahwa anggaran dengan kuantitas dan kualitas
penelitian
pembangunan bidang yang teruku
perencanaan
pendidikan di Kabupaten Tapanuli Utara
melalui berbagai Dokumen rencana kinerja memuat
2.1.10 Komponen Rencana Kinerja
dilaksanakan
antara lain pendekatan informasi tentang sasaran yang ingin
pendekatan,
pendekatan politik, dicapai dalam tahun yang bersangkutan,
teknokratik,
pendekatan partisipatif, pendekatan atas indikator
bawah dan pendekatan bawah atas. pencapaiannya. Selain itu, dimuat pula
Mochammad Zeki Arifudin (2005) keterangan yang antara lain menjelaskan
melalui penelitian berjudul Perencanaan keterkaitan dengan sasaran, kebijakan
Bidang Pendidikan dengan programnya, serta keterkaitan
Pembangunan
Kemampuan Keuangan dengan
berdasarkan
(Kajian Perencanaan dilaksanakan oleh instansi/sektor lain
Pembangunan Pendidikan Dasar Di Kota (Yuwono, 2005).
Depok, Jawa Barat).
2.1.11 Efisiensi Hasil penelitiannya menunjukkan Efisiensi (daya guna) mempunyai
bahwa perencanaan pembangunan bidang pengertian yang berhubungan erat dengan
pendidikan di Kota Depok, didasarkan konsep
pada dokumen Rencana Strategis Kota efisiensi dilakukan dengan menggunakan
produktivitas.
Pengukuran
Depok. Dalam APBD Kota Depok, Dana perbandingan
masih memberikan dihasilkan terhadap input yang digunakan
kontribusi yang paling besar. Alokasi (cost of output). Proses kegiatan operasional
pendidikan belum dapat dapat dikatakan efisien apabila suatu
Anggaran
ketentuan perundang- produk atau hasil kerja tertentu dapat
memenuhi
undangan, sekurang-kurangnya 20% dari dicapai dengan penggunaan sumber daya
total APBD diluar gaji dan pendidikan dan
dana yang serendah-rendahnya
kedinasan.
(spending well). Jadi pada dasarnya ada Nur Fatoni (2005) melalui penelitian pengertian yang serupa antara efisiensi
Pengaruh Partisipasi dengan ekonomi karena kedua-duanya
berjudul
Masyarakat Dalam Proses Penyusunan menghendaki
terhadap Efektivitas penurunan biaya (cost reduction). Efisiensi
Penggunaan Dana Anggaran (Studi pada diukur dengan rasio antara output dan
Desa Ragajaya Kecamatan Bojonggede input.
Kabupaten Bogor Tahun 2002-2005). Hasil penelitian ini mengidikasikan terdapat
signifikan antara Ada beberapa peneliti yang sudah
2.2 Penelitian Terdahulu
pengaruh
yang
keterlibatan, kontribusi, tanggung jawab melakukan
terhadap efektivitas perencanaan pembangunan daerah bidang
dana anggaran. pendidikan dan penyusunan anggaran:
penggunaan
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Asas Desentralisasi dalam Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
UU 32 Th 2004 dan UU 33 Th 2004
Otonomi Daerah
Kebijakan Fiskal Kabupaten Jombang Sektor Pendidikan
Teori Perencanaan Pembangunan Daerah Teori Anggaran
RPJMD APBD
Teori Perencanaan Pembangunan Bidang
Pendidikan
Partisipasi
Dinas Masyarakat Pendidikan
RENSTRA
Teori Anggaran Berbasis Kinerja
Realisasi Tata Kelola Anggaran Pembangunan Sektor Pendidikan
Teori Efisiensi dan Efektivitas
Tingkat efisiensi dan efektivitas tata kelola anggaran pembangunan di sektor pendidikan yang teralokasi dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang
dilihat dari realisasi anggaran, rencana belanja dan realisasi belanja sektor pendidikan Pemerintah Kabupaten Jombang
3.2 Hipotesa masyarakat dapat terserap dalam
1. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah agenda pemerintahan. diduga cenderung konsisten dengan
3. APBD merupakan suatu rencana realisasi
keuangan tahunan daerah yang pembangunan di sektor pendidikan
ditetapkan berdasarkan Peraturan pemerintah Kabupaten Jombang pada
Daerah tentang APBD. tahun 2004-2008 yang dilihat dari
4. RENSTRA Pendidikan merupakan aspek finansial.
suatu proses yang berorientasi pada
2. Tata kelola anggaran pembangunan hasil yang ingin dicapai selama kurun di sektor pendidikan yang teralokasi
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) dari Anggaran Pendapatan Belanja
secara sistematis dan Daerah yang dilihat dari realisasi
tahun
berkesinambungan dengan anggaran,
memperhatikan potensi, peluang dan realisasi belanja sektor pendidikan
kendala yang ada atau mungkin pemerintah Kabupaten Jombang pada
timbul.
tahun 2004-2008 diduga cenderung
tata kelola anggaran efektif dan efisien.
5. Realisasi
pembangunan di sektor pendidikan
3.3 Definisi Operasional Variabel merupakan perwujudan dari rencana Penelitian
strategik dalam tata kelola anggaran Ada beberapa variabel yang akan
pembangunan sektor pendidikan, menjadi pertimbangan dalam mengukur
yang termuat dalam Rencana Kinerja efisiensi Anggaran Pendapatan Belanja
Tahunan Dinas Pendidikan. Daerah terhadap realisasi tata kelola
6. Efisiensi (daya guna) mempunyai anggaran
pengertian yang berhubungan erat pendidikan
konsep produktivitas. Jombang. Dalam penelitian ini, variabel-
Efisiensi diukur dengan rasio antara variabel yang digunakan terdiri atas:
output dan input.
1. RAPBD adalah Rencana Anggaran
7. Efektivitas (hasil guna) adalah ukuran Pendapatan Belanja Daerah.
berhasil tidaknya suatu organisasi
2. Partisipasi masyarakat merupakan mencapai tujuannya. Apabila suatu sarana
organisasi berhasil mencapai tujuan, keseimbangan
untuk
menampilkan
maka organisasi tersebut dikatakan masyarakat dan pemerintah sehingga
kekuasaan
antara
berjalan dengan efektif. kepentingan
dan
pengetahuan
efektivitas anggaran METODE PENELITIAN
pendapatan belanja daerah terhadap realisasi
tata
kelola anggaran
3.1 Jenis Penelitian pembangunan di sektor pendidikan Jenis penelitian yang digunakan
Pemerintah Kabupaten Jombang tersebut. dalam penelitian ini berbentuk deskriptif
Penelitian ini menggunakan batasan kuantitatif.
temporal tahun 2004-2008, dimana jangka
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
tersebut adalah masa Secara
waktu
kebijakan otonomi dilakukan dalam wilayah Kabupaten
Jombang. Penelitian ini dibatasi pada
3.3 Jenis Data dan Sumber Data Perspektif finansial ini melihat kinerja Data yang digunakan di sini adalah
pandang profitabilitas data sekunder dengan data yang bersifat
dari
sudut
ketercapaian target keuangan, sehingga kuantitatif maupun kualitatif. Sumber data
didasarkan atas sales growth, return of utama dalam penelitian ini diperoleh dari:
investment , operating income dan cash flow
2. Dinas Pendidikan
(quinlivan, 2000 dalam Mardiasmo, 2006). Kabupaten Jombang
Nasional
2). Efektivitas
3. Badan Perencanaan Pembangunan
tingkat output dari Daerah Kabupaten Jombang
Mengukur
organisasi sektor publik terhadap target-
4. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
sektor publik. Jombang
targetpendapatan
Pengukuran
tingkat efektivitas
5. Biro Pusat Statistik (BPS) Propinsi
data-data realisasi Jawa Timur.
memerlukan
pendapatan dan anggaran atau target
3.4 Metode Pengumpulan Data
Berikut formula untuk Data dalam penelitian ini diperoleh
pendapatan.
mengukur tingkat efisiensi: dari berbagai sumber dengan melakukan
Tingkat efektivitas: studi kepustakaan dan pengamatan di lapangan.
Data yang
diperoleh
disesuaikan dengan
jangka
waktu
penelitian, yaitu tahun 2004 sampai 2008.
3.5 Analisis Data
Kriteria efektivitas:
Jika diperoleh nilai kurang dari 100% analisis pengukuran kinerja. Analisis ini
Dalam penelitian ini menggunakan
(x<100%) berarti efektif digunakan
Jika diperoleh nilai sama dengan efisiensi APBD tersebut terhadap realisasi
untuk
mengidentifikasi
100% (x=100%) berarti efektivitas tata kelola anggaran pembangunan di
berimbang
sektor pendidikan Pemerintah Kabupaten
Jika diperoleh nilai lebih dari 100% Jombang pada tahun 2004-2008. Ada dua
(x>100%) berarti tidak efektif tahap, yaitu:
Efektivitas (hasil guna) adalah ukuran 1). Balanced Scorecard Aspek Finansial
keberhasilan suatu organisasi dalam usaha Balanced Scorecard Model ini pada
mencapai tujuan organisasi yang telah awalnya
Efektivitas merupakan memperluas area pengukuran kinerja
outcome dan output. organisasi swasta yang profit oriented.
perbandingan
merupakan dampak suatu Pendekatan
Outcome
kegiatan terhadap berdasarkan aspek finansial dan non
ini mengukur
masyarakat sedangkan output merupakan finansial yang dibagi dalam empat
hasil yang dicapai dari suatu program perspektif, yaitu perspektif finansial,
aktivitas dan kebijakan. Untuk mengukur perspektif pelanggan, perspektif proses
tingkat efektivitas dalam pengelolaan internal, dan perspektif inovasi dan
keuangan dengan melihat perbandingan pembelajaran.
anggaran pendapatan dengan realisasinya Namun dalam penelitian ini, saya
dan persentase tingkat pencapaiannya menggunakan satu perspektif saja yaitu
(Mardiasmo, 2006).
perspektif finansial karena perspektif
3). Efisiensi
tersebut lebih spesifik dan relevan untuk Efisiensi diukur dengan rasio antara menjawab rumusan masalah pertama yang
output dan input. Rasio efisiensi tidak dikemukakan di atas.
dinyatakan dalam bentuk absolut tetapi dinyatakan dalam bentuk absolut tetapi
lalu, dan seterusnya.
Mengukur tingkat
input
dari
Kriteria efisiensi adalah: organisasi sektor publik terhadap tingkat
Jika diperoleh nilai kurang dari 100% outputnya sektor publik. Pengukuran (x<100%) berarti efisien tingkat efisiensi memerlukan data-data
Jika diperoleh nilai sama dengan realisasi
biaya untuk
memperoleh
(x=100%) berarti efisiensi pendapatan dan data realisasi pendapatan.
berimbang
Berikut formula untuk mengukur tingkat
Jika diperoleh nilai lebih dari 100% efisiensi: (x>100%) berarti tidak efisien
Pengukuran
efisiensi (efficiency).
BAB V Tabel 5.1 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
PDRB Per kapita
5.1 Gambaran Umum Kabupaten
Jumlah (ribu rupiah) Jombang
5.1.1 Pemerintahan Daerah
7.810,07 Jombang terbagi menjadi 21 Kecamatan
8.289,58 yang terdiri dari 302 desa dan 4 kelurahan
9.636,52 serta meliputi 1.258 dusun.
Sumber: BAPPEDA Kab.Jombang
5.1.2 Penduduk dan Tenaga Kerja
Artinya, dibanding tahun sebelumnya Jombang
Jumlah penduduk
Kabupaten
telah tumbuh 5,15 %, dengan inflasi (harga mengalami peningkatan sebanyak 18.610
produsen) sebesar 15,40 %. Angka-angka jiwa, berdasarkan hasil registrasi jumlah
itu paling tidak merupakan tanda akan penduduk Kabupaten Jombang akhir
perlunya mempertahankan momentum tahun 2005 sebesar 1.165.720 jiwa, terjadi
yang ada untuk mencapai sustainable kenaikan 4.652 jiwa atau 0,40 persen
development atau pembangunan yang dibanding
tahun sebelumnya
yang
berkelanjutan.
mencapai 1.161.068 jiwa, sedangkan pada
5.1.4 Pertumbuhan Ekonomi tahun 2007 mencapai 174.050 jiwa dengan
Usaha pemulihan ekonomi pasca rata-rata pertumbuhan sebesar 0,43% per
nampaknya cukup tahun. Sedangkan tingkat kepadatan
krisis
menggembirakan, hal ini terbukti dengan penduduknya meningkat sebesar 1,5%.
angka pertumbuhan ekonomi yang terus
5.1.3 PDRB Sektoral meningkat selama lima tahun terakhir. Besaran PDRB per kapita atas dasar
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten harga berlaku adalah sebagaimana pada
Jombang semakin cepat selama 2000 - 2004 tabel berikut:
yaitu
berturut-turut 3,33% (2001) kemudian 3,97%, 4,91%, 5,40% (2004)
sedangkan untuk tahun 2004 sampai 2008 kenaikannya tidak terlalu besar, sempat turun sedikit dari tahun 2007 ke 2008, sedangkan untuk tahun 2004 sampai 2008 kenaikannya tidak terlalu besar, sempat turun sedikit dari tahun 2007 ke 2008,
dengan kecepatan yang sama dengan baik. Berikut ini datanya:
tahun sebelumnya, atau tepatnya lebih cepat sedikit.
Tabel 5.2
5.2 Deskripsi Data Laju Pertumbuhan Ekonomi
5.2.1 Perkembangan Penerimaan APBD Roda
pemerintahan dan Tahun
pembangunan di daerah tidak akan 2004
Jumlah (%)
kalau tidak ada 2005
dana/anggaran pendapatan dan belanja 2006
yang cukup memadai. Sesuai dengan 2007
syarat pembangunan yang berkelanjutan, 2008
maka pemerintah daerah akan senantiasa
Sumber: BAPPEDA Kab.Jombang
meningkatkan anggaran pendapatan dan belanja daerahnya.
Secara umum bahwa perekonomian Pendapatan daerah selama tahun Kabupaten Jombang telah berada pada
2004-2008 mengalami peningkatan yang track record yang benar dan terus
cukup signifikan. Perkembangan realisasi mempertahankan